KODE DOKUMEN:
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
GPMP-ETS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
NAMA :
NIM :
KELAS :
3. aspek
perkembangan anak memberikan pengaruh terhadap aspek kecerdasan
majemuk. Oleh karena itu, dalam mengembangkan kecerdasan
majemuk harus memperhatikan bidang pengembangannya yaitu aspek
perkembangan anak usia dini. Aspek perkembangan anak saling
berkaitan terhadap aspek perkembangan yang lain. Apabila salah satu
aspek perkembangan terganggu maka akan mempengaruhi aspek
perkembangan yang lain, sehingga dapat berpengaruh terhadap
pengembangan kecerdasan anak. Misalnya, anak sulit untuk
berkomunikasi karena ia cedal sehingga dapat mempengaruhi
perkembangan yang lain seperti perkembangan sosial emosial. Anak
17. Stimulasi Kecerdasan Linguistik
18. Kecerdasan linguistik ini juga perlu distimulasi lho. Stimulasi ini bahkan perlu diberikan pada anak usia dini, khususnya anak usia 4-5
tahun. Pada anak dengan rentang usia ini, umumnya telah memiliki banyak kosakata, mampu mengembangkan keterampilan bicara
melalui dengan baik menggunakan kalimat atau percakapan sederhana, mampu mengungkapkan keinginannya serta memberikan
sejumlah informasi dan menggunakan berbagai bentuk pertanyaan sederhana. [1]
19. Di sisi lain, anak-anak berada dalam fase menyukai permainan. Sebagaimana yang kita ketahui, fungsi bermain dan berinteraksi memiliki
peranan penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Tak hanya itu, anak-anak dapat mengembangkan sikap disiplin, moral,
kreativitas, perkembangan fisik, dan termasuk juga mengembangkan kemampuan berbahasanya. [3]
20. Hmmm, ternyata kegiatan bermain bisa menstimulasi kecerdasan linguistik, ya. Kalau begitu, aktivitas bermain itu perlu dikaitkan dengan
kegiatan membaca, dong, supaya kecerdasan linguistik buah hati kita dapat berkembang.
21. Nah, ternyata kita bisa menerapkan beberapa teknik membacakan cerita berikut:
22. 1), membacakan cerita langsung dari buku cerita
23. 2) bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
24. 3) menceritakan dongeng
25. 4) bercerita dengan menggunakan papan beralas flanel
26. 5) bercerita dengan menggunakan media boneka
27. 6) dramatisasi suatu cerita
28. 7) bercerita sambil memainkan jari-jari tangan. [3]
29. Oh iya, manfaat bercerita ternyata cukup banyak. Pertama, kita dapat mengembangkan kemampuan berbicara dan memperkaya kosakata
anak. Kedua, melalui bercerita kita mengenalkan beberapa bentuk emosi dan ekspresi kepada anak seperti marah, sedih, gembira, kesal
dan lucu. Ketiga, kegiatan bercerita ini dapat menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak, memperkuat daya ingat serta membuka
cakrawala pemikiran anak. Keempat, bercerita juga dapat menumbuhkan empati dalam diri anak. Kelima, kegiatan ini menjadi langkah
awal menumbuhkan minat baca anak. Keenam, bercerita merupakan cara paling baik untuk mendidik tanpa kekerasan, menanamkan nilai
moral dan etika juga kebenaran, serta melatih kedisiplinan. Ketujuh, melalui bercerita, hubungan personal dan ikatan batin orang tua
(termasuk guru) dengan anak dapat terjalin dan ditingkatkan. [3]
30. Seorang ahli bernama Weaver membuat pernyataan read is the process of bringing meaning to a text in order to get meaning from it. Artinya,
belajar membaca merupakan sebuah proses seorang anak membaca rangkaian tulisan (dalam hal ini huruf, kata, dan kalimat) dalam
rangka mendapatkan makna dari tulisan tersebut. Oleh sebab itu, setelah kegiatan membaca ajak anak untuk berdiskusi ya. Dengan
mendiskusikan hasil membacanya, anak akan semakin terlatih menyampaikan pendapatnya. Dengan demikian, kecerdasan linguistiknya
akan semakin ditingkatkan.
31. Kita juga bisa menstimulasi kecerdasan linguistik dengan menciptakan ruang bermain yang dilengkapi dengan tulisan dalam berbagai
ukuran. Anak-anak distimulasi juga dengan poster-poster bergambar yang ditempel di dinding. Diharapkan dengan demikian anak dapat
belajar membaca melalui lingkungan bermainnya.
32. Permainan untuk Menstimulasi Kecerdasan Linguistik
33. Tak hanya dengan menciptakan ruang bermain yang demikian, kita dapat menggunakan permainan kartu kata bergambar. Permainan ini
didasari oleh metode membaca permulaan global yang dikemukakan Decroly, yang mengajarkan anak untuk mengenal makna yang
terkandung dalam sebuah bacaan (gambar).
34. Metode global yaitu mengajak anak untuk menguasai kata dan kalimat. Anak diajarkan membaca dari satuan yang lebih besar ke satuan
yang lebih kecil, misalnya dari kata ke suku kata, suku kata ke huruf. Hal ini sesuai dengan metode yang digunakan Montessori dalam
mengajarkan anak membaca anak melalui metode sintesa yaitu mengajarkan anak mengenal huruf terlebih dahulu, kemudian mengenal
suku kata lalu mengenal kata. [4] Kita dapat mulainya dengan pertanyaan terkait hal yang disukai oleh anak, misalnya main. Kita bisa
mengatakan pada anak bahwa kata main dimulai dengan huruf m dan menunjukkan huruf tersebut sebagai bahan identifikasi visual.
35. Selain itu, kita bisa menggunakan wayang yang dibuat bersama anak. Kita bisa mengajak anak mencari gambar, baik dari internet
maupun dari koran/ majalah bekas. Gambar tersebut kemudian ditempel pada kertas yang tebal dan dipotong sesuai dengan bentuknya.
Tambahkan lidi atau tusuk sate di belakang gambar sehingga gambar tersebut menyerupai wayang. Jangan lupa, ajak anak menceritakan
sesuatu dari tokoh wayang yang sudah dibuat itu.
36. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik adalah salah satu dari sembilan kecerdasan yang dimiliki
manusia. Kecerdasan ini terkait dengan empat keterampilan bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan berbicara. Kecerdasan ini
dapat distimulasi salah satunya dengan bercerita. Kegiatan bercerita dapat dilakukan dengan membacakan buku, mengajak anak untuk
menceritakan sesuatu, atau bercerita dengan menggunakan alat peraga. Selain itu, kita juga dapat menstimulasi anak dengan berbagai
permainan seperti permainan kartu bergambar dan menempelkan berbagai poster huruf dan kata di ruang bermain anak.
6. Senang akan membaca dan menulis khususnya membaca, Mereka yang memiliki kecerdasan spasial
senang menerjemahkan sebauah alur dengan imajinasi mereka sendiri. (baca juga: Kecerdasan
Interpersonal)
7. Senang memperhatikan hal yang berbentuk visual layaknya gambar, lukisan foto atau grafik dan juga map 2
maupun 3 dimensi. Selain itu mereka senang menafsirkan hal yang tersirat pada objek tersebut.
8. Rasa penasaran yang tinggi akan hal-hal yang seringkali dianggap bahaya atau menantang. Selama hal
tersebut bisa memenuhi rasa penasarannya terutama kepuasan mata dan pikiran. (baca juga: Teori-teori
Motivasi)
9. Sangat mudah menilai hanya dengan melihat pola dari sesuatu benda ataupun peristiwa, hal ini sangat
jarang dimiliki oleh orang lain kecuali mereka yang memiliki kecerdasan visual-spasial. (baca juga: Jenis
Emosi)
10. Individu yang memiliki kecerdasan spasial bisa atau senang menggambarkan hal yang mereka imajinasikan
atau mereka gambarkan, seperti melukis atau menggambar dan jenis lainnya.
11.