Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : L I S N AW A T I

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 822846502

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4002/PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Kode/Nama UPBJJ : 83/UPBJJ-UT KENDARI

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Santrok dan Yussen membaginya atas lima Fase yaitu:

1. Fase pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan
dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu
organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu
lebih kurang sembilan bulan.

2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan.
Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan
psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi. Di
samping itu bayi dilatih pula untuk mengetahui waktu dan tempat untuk buang air besar dan
buang air kecil dengan istilah “toilet training”. Adapun caranya ialah dengan melatih mereka
untuk buang air kecil sebelum tidur dan buang air kecil pula segera setelah bangun. Hal ini akan
menghindari anak “mengompol”.

3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi
sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajar
melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilanketerampilan yang berkaitan
dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk
bermain sendiri ataupun dengan temannya. Pada fase ini kanak-kanak berusaha pula berlatih
untuk terampil berbicara, sehingga akan didapati mereka melakukan monolog atau berbicara
sendiri yang seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain. Memasuki kelas satu sekolah
dasar menandai berakhirnya fase ini.

4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-
kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anakanak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal mereka
mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah
perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

5. Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanakkanak ke
masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur
18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahanperubahan fisik yang sangat cepat,
perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual
seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan perubahan
suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri.
Pemikirannya lebih logis, abstrak, dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar
keluarga. Awal masa remaja pada anak laki-laki dimulai dengan “mimpi” yang dalam kehidupan
nyata ditandai dengan ngompol.

2. Empat teori mengenai perkembangan kognitif/Konstruktivisme:

1. Teori Piaget Jean Piaget mengklasifi‐ kasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat
tahap: Tahap sensory‐motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0‐2
tahun, Tahap ini diidentikkan dengan kegiatan motorik dan persepsi yang masih sederhana.
Tahap pre‐operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2‐7 tahun.
Tahap ini diidentikkan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat
memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Tahap pre‐operational,
yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2‐7 tahun. Tahap ini diidentikkan
dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah dapat memperoleh
pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Tahap concrete‐operational, yang
terjadi pada usia 7‐11 tahun. Tahap ini dicirikan dengan anak sudah mulai menggunakan aturan‐
aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual
pasif. Tahap formal‐operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11‐
15 tahun. Ciri pokok tahap yang terahir ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis
dengan menggunakan pola pikir "kemungkinan". Dalam teori perkem‐ bangan kognitif ini Piaget
juga menekankan pentingnya penyeimbangan (equilibrasi) agar seseorang dapat terus
mengembangkan dan menambah pengetahuan sekaligus menjaga stabilitas mentalnya.
Equilibrasi ini dapat dimaknai sebagai sebuah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi
sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya. Proses
perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui
asimilasi dan akomodasi.

2. Teori Vygotsky Teori Vygotsky beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugastugas itu masih
berada dalam jangkauan kemampuannya (zone of proximal development), yaitu perkembangan
kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky juga
menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap: tahap pertama terjadi pada saat
berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya dilakukan secara individual yang di
dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa
maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan
pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang.

3. Teori Palov merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu.
Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan
aspekaspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-
refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

4. Teori Bandura Bandura, sebagai seorang behavioristik, percaya bahwa perkembangan kognitif
saja tidak cukup menjelaskan perilaku pada anak. Ia yakin, proses meniru juga berpengaruh
terhadap perkembangan mereka. Namun Bandura juga merasakan bahwa kemampuan kognitif
juga mempengaruhi proses belajar. Menurut Bandura, manusia bukanlah makhluk yang sekadar
meniru apapun yang ia lihat; manusia bisa memilih perilaku apa yang ia pilih dan mana yang ia
buang.

3. Aspek Intelektual: Sebagai salah satu aspek perkembangan anak usia dini, kemampuan
berbahasa dapat menjadi indicator seluruh perkembangan anak. Pasalnya, melalui kemampuan
berbahasa dapat pula dideteksi keterlambatan atau kelainan pada system lain, seperti
kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.

Aspek Emosional: Aspek perkembangan anak usia dini ini sesungguhnya telah dimulai sejak bayi
dilahirkan. Dari segi emosional misalnya, dapat diliat dari berbagai contoh sikap bayi, misalnya
tersenyum atau menghentak hentakan kaki saat ia sengang. Atau, menangis untuk
mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak puasnya. Pada masa pertumbuhan, anak
cenderung mengungkapkan emosinya dengan gerakan otot, seperti, melempar, membanting,
ataupun memukul barang. Namun dengan bertambahnya usia, reaksi emosional umumnya akan
berubah menjadi verbal alias pengucapan perasaan atau kata-kata tertentu.

4. Tahapan-tahapan persahabatan Anak SD: Berawal dari perkenalan dengan teman pertamanya,
yakni di usia 3-7 tahunan. Anak tidak memperdulikan keadaan temannya, yang terpenting ada
teman untuk berkomunikasi, Di usia ini lebih memikirkan apa yang diinginkannya yang bersifat
fisik. Kemudian pada usia 4 tahun lebih bias memahami manakah yang di rasa teman baik atau
bukan. Pada tahap ini, jika temannya dianggap tidak baik atau telah mengganggunya maka akan
di jauhi, itu merupakan emosi sesaat dan bisa hilang lagi. Selanjutnya di usia 6 tahun keatas,
anak telah menunjukkan rasa belas kasihannya ( tertarik) dan juga sifat membiarkan ( menolak).
Pada masa ini, anak makin merapatkan persahabatanmya dan menjaganya dari perpisahan
seakan-akan persahabatan terjaga selama-lamanya dan tidak akan tergantikan. Kemudian usia
9-10 tahunan, anak mulai menampakkan sikap memberi jika temannya membutuhkan sesuatu
dan menolongnya jika temannya kesulitan. Masa akhir yakni 11-12, hampir mendekati usia
remaja, ia suka mencoba hal-hal baru dan ingin untuk dihargai seseorang serta mulai berani
mengambil resiko yang akan ditanggungnya

Anda mungkin juga menyukai