Anda di halaman 1dari 3

Peta Konsep Modul 9

Nama : Nindi Alvia Nurhasanah

NIM : 857327335

Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus di SD Biasa

Identifikasi dan Asesmen Anak Tindak Lanjut Pelayanan Bagi ABK


Berkebutuhan Khusus

a. Mengidentifikasi jenis layanan


a. Identifikasi ABK
pendidikan yang dibutuhkan
b. Asesmen
ABK
b. Mengembangkan program
layanan pendidikan
c. Pelaksanaan program
d. Penilaian program pelayanan
pendidikan
Rangkuman Modul 9

Wawasan tentang Pendidikan Khusus yang dimiliki oleh guru di SD biasa merupakan modal utama dalam melayani atau
mendidik ABK di SD biasa. Untuk melayani atau mendidik ABK yang ada di sekolah biasa, dua langkah pertama yang harus
dilakukan oleh guru adalah identifikasi dan asesmen. Kedua langkah ini dapat dikerjakan guru, jika wawasan Pendidikan Khusus yang
dimiliki cukup mantap dan guru mau menerapkan pengetahuan tersebut.

Identifikasi adalah proses untuk menemukan adanya gejala kelainan pada siswa, yang berujung pada adanya dugaan bahwa
seorang anak yang menyandnag kelainan. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti obeservasi, wawancara dan tes
sederhana. Keberhasilan identifikasi bergantung dari banyak factor, antara lain mantapnya pengetahuan guru tentang karakteristik
perilaku ABK dari berbagai jenis, serta kepekaan guru terhadap munculnya gejala kelainan. Jika hasil identifikasi menunjukan bahwa
seorang menyandang kelainan, hasil ini harus dilanjutkan dengan asesmen.

Asesmen adalah salah satu proses yang sistematis untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku anak yang berkaitan
dengan pendidikan, yang hasilnya akan digunakan untuk penempatan dan mengembangkan program pendidikan untuk anak tersebut.
Asesmen biasanya bersifat sangat formal dan ketat, melibatkan satu tim yang terdiri dari beberapa pendidik dan para ahli dari bidang
kelainan terkait. Instrument yang digunakan pada umunya berupa tes, baik yang bersifat formal maupun informal.

Asesmen mempunyai 5 kode etik (tanpa kecerobohan, tanpa jalan pintas, objektif dalam member skor, anggota tim tidak
diwakili dan tidak diskriminatif.) yang wajib ditaati oleh para guru professional yang melakukan asesmen. Kode ettik ini perlu untuk
menjaga kevalidan hasil asesmen karena akan digunakan untuk penempatan dan merancang program bagi anak.

Tindak lanjut hasil asesmen adalah pengembangan program yang diawali dengan penetapan jenis layanan pendidikan yang
dibutuhkan siswa. Penetapan jenis layanan pendidikan dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

1. Menetapkan kemampuan ideal yang harus dikuasai siswa


2. Mendeskripsikan kemampuan nyata yang dikuasai berdasarkan hasil asesmen
3. Membandingkan kemampuan nyata
4. Mendeskripsikan kesenjangan antara kemampuan ideal dengan kemampuan nyata.
Deskripsi kesenjangan merupakan kebutuhan layanan pendidikan yang kemudian dikembangkan dalam bentuk program
pengajaran individual (PPI). PPI membuat identitas siswa secara jelas, lengkap dengan maslaah dan kemampuan yang dikuasai, serta
dilengkapi dengan komponen rancangan pembelajaran, yaitu tujuan, materi, kegiatan dan penilian.

Bagi anak-anak tertentu yang tidak mungkin ditangani oleh guru, perlu dilakukan tindakan refeal, yaitu merujuk atau mengirim
siswa ke ahli lain untuk asesmen dan pelayanan program. Pelaksanaan program dilakukan dengan terlebih dahulu menyiapkan
berbagai hal yang diperlukan seperti jadwal, materi dan media, serta lembar observasi. Peniaian program dilakukan selama layanan
pendidikan diberikan dan pada akhir program. Hasil penilain pada proses digunakan untuk mengkaji ulang seluruh komponen
program. Kolaborasi dengan anggota tim dilakukan sejak perencanaan sampai dengan penilaian program.

Anda mungkin juga menyukai