HAKIKAT BELAJAR
A. PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah system lambing yang bermakna, arbiter,
konvensional dan produktif yang dipergunakan oleh setiap individu dan
anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengidentifikasi
diri. Dan pada dasarnya konsep bahasa memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Bahasa adalah sebuah sistem
Bahasa terdiri dari sejumlah unsur yang saling terkait dan tertata
secara berurutan serta memiliki makna.Unsur-unsur bahasa diatur
seperti pola yang berulang. Sebagai sebuah system bahasa bersifat
sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa dapat diuraikan atas
satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang
dapat diramalkan. Sedangkan Sistemis artinya bahasa terdiri dari
sejumlah sub system yang satu sama lain saling terkait dan
membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna.
Bahasa terdiri dari tiga sub system yaitu subsistem fonologi
(bunyi bahasa), subsistem gramatika (morfologi, sintaksis, dan
wacana) serta subsistem leksikon (perbendaharaan kata). Dimana
ketiganya itu akan menghasilkan dunia bunyi dan dunia makna yang
membentuk sistem bahasa.
2. Bahasa merupakan Sistem Lambang yang Arbiter (Mana Suka) dan
Konvensional
Bahasa merupakan sistem simbol baik berupa bunyi dan atau
tulisan yang digunakan dan disepakati oleh suatu kelompok sosial.
Simbol merupakan sistem maka untuk memahami harus dipelajari.
Ada beberapa kata yang bersifat onomatopoe yang artinya
penamaan suatu obyek berdasarkan ciri bunyi atau ciri lain yang
dimiliki, misalnya cicak, tokek, gemerincing, kokok. Jadi penamaan
sesuatu (benda, sifat atau peristiwa) semata-mata hanya karena
kesepakatan sosial masyarakat penggunanya, sehingga bahasa bersifat
konvensional atau kesepakatan.
3. Bahasa bersifat produktif
Bahasa dapat membentuk ribuan kata, kalimat atau wacana
dengan segala variasinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
penggunanya. Oleh karena itu bahasa bersifat produktif.
4. Bahasa memiliki fungsi dan variasi
Dengan menggunakan bahasa kita bisa mengekspresikan
pikiran, perasaan dan nilai-nilai yang dianut sehingga dapat dipahami
dan juga memahami orang lain. Sehingga bahasa berfungsi sebagai
alat komunikasi.
Bahasa digunakan untuk berbagai kebutuhan dan tujuan dalam
konteks yang berbeda. Keragaman itu terjadi karena perbedaan
kelompok atau setiap individu pemakainya. Misalnya kelompok guru,
dokter, orang yang tinggal di kota atau di desa, dan lain-lain.
Perbedaan pengguna bahasa yang disebut variasi atau ragam bahasa.
Sebagai produk kebudayaan bahasa juga merupakan simbol
kelompok yang mencerminkan identitas masyarakat penggunanya.
Ciri bahasa orang per orang ini disebut idiolek.
B. FUNGSI BAHASA
Bahasa memiliki dua fungsi yaitu fungsi personal dan fungsi sosial.
Fungsi personal mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai
makhluk individu. Sedangkan fungsi sosial mengacu pada peranan
bahasa sebagai alat komunikasi dan berinteraksi antar individu atau antar
kelompok sosial.
C. RAGAM BAHASA
Dalam penggunaannya bahasa memiliki wujud yang bervariasi.
Variasi atau ragam bahasa dapat dikelompokkan berdasarkan pemakai
dan pemakaiannya. Berdasarkan pemakai, ragam bahasa dapat dilihat
dari segi:
a. Asal daerah penutur, yang melahirkan dialek geografis.
b. Kelompok sosial, yang melahirkan dialek atau ragam sosial
dengan segala variannya.
c. Sikap berbahasa, yang melahirkan ragam resmi dan tak resmi
atau keseharian.
Sedangkan dari pemakaiannya ragam bahasa dilihat dari sudut :
a. Bidang perbincangan, yang melahirkan ragam ilmiah, ragam
sastra, ragam jurnalistik, dan lain-lain.
b. Media berbahasa, yang memunculkan ragam lisan dan tulis.
c. Situasi berbahasa, yang memunculkan ragam baku dan tak baku.
HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA
A. KONSEP BELAJAR
Belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara tetap
melalui pengalaman, pengamatan, dan bahasa, yang dilakukan secara aktif.
Hasil belajar atau perubahan tingkah laku itu berkaitan dengan
pengetahuan, sikap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan
apa yang telah dipahami atau dikuasai sebelumnya. Tugas guru dalam
pembelajaran adalah menciptakan kegiatan dan lingkungan belajar yang
dapat merangsang dan mendorong keterlibatan siswa secara aktif. Sesibuk
apapun guru kalau siswa tidak mengalami proses belajar maka
pembelajaran sebenarnya tidak pernah terjadi. Dalam perspektif ini, siswa
adalah subjek belajar, sedangkan guru lebih berperabn sebagai fasilitator,
motivator, desainer, dan organisator.
B. BELAJAR BAHASA
Dalam kaitannya dengan belajar bahasa di sekolah, guru perlu
memahami bahwa sebelum masuk ke sekolah, siswa telah belajar bahasa
melalui komunitasnya. Mereka belajar bahasa ( menyimak, berbicara,
bahkan mungkin membaca dan menulis) bukan demi bahasa itu sendiri,
melainkan karena didorong oleh kebutuhannya untuk memahami dan
dipahami. Anak-anak itu belajar melalui pengamatan, eksperimen, dan
interaksi langsung dalam situasi yang nyata dengan keluarga, teman
sebaya, masyarakat, media, dan lingkungannya. Dengan “strategi” belajar
yang dilakukannya, mereka dengan sangat cepat menguasai kemampuan
berbahasa layaknya orang dewasa. Pola belajar bahsa yang mereka
lakukan adalah sebagai berikut.
1. Semua Komponen, Sistem, dan Keterampilan Bahasa Dipelajari secara
Terpadu.
Ketika anak belajar berbicara maka sekaligus belajar menyimak
dan tanpa disadari mereka mempelajari komponen dan aturan bahasa
seperti bunyi bahasa. Satuan bahasa, kosakata serta pragmatic yang
memungkinkan penggunaan ragam bahasa sesuai dengan fungsi dan
tujuan berbahasa.
2. Belajar Bahasa Dilakukan secara Alami dan Langsung dalam Konteks
yang Otentik.
Anak-anak belajar bahasa melalui pengalaman langsung dalam
kegiatan berbahasa (immersion). Mereka memahami berdasarkan
simpulan sendiri yang secara tidak sadar dilakukanya berdasarkan
pengalaman bahasa yang dilaluinya seperti dalam kegiatan berbahasa
dan interaksi dengan keluarga, pengasuh, teman bermain, dan
lingkunganya dalam kontek nyata, alami dan tidak dibuat-buat (
otentik ). Komunitas dimana anak tumbuh dan berkembang akan
mempengaruhi pula corak bahasa yang dikuasai.
3. Belajar Bahasa Dilakukan secara Bertahap, Sesuai dengan
Kebutuhannya.
Anak belajar bahasa secara bertahap, tahapan itu terjadi seiring
dengan kebutuhan anak dalam berkomunikasi serta pertumbuhan fisik,
intelektual, dan sosial mereka. Mereka belajar bahasa dari yang
sederhana menuju yang rumit. Jika masukan bahasa yang mereka
terima terlalu sulit maka mereka akan mengabaikannya.
4. Belajar Bahasa Dilakukan melalui Strategi Uji-coba (Trial-Error) dan
Strategi Lainnya.
Anak meniru perilaku berbahasa secara kreatif melalui strategi
ujicoba anak mengolah dan menerapkan secara langsung. Jika respon
baik maka dapat berlanjut dengan kreasi bahasa lainnya, sebaliknya
apabila tidak pas maka akan dihentikan dan memperbaikinya. Anak
belajar bahasa agar dapat mengekspresikan pikiran dan prasaan tentang
dirinya serta agar dapat berinteraksi dengan lingkunganya. Bahasa
dipelajari karena fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang memiliki
peran personal dan sosial.
C. PEMBELAJARAN BAHASA
Saudara, Halliday ( 1979, dalam Goodman, dkk., 1987)
menyatakan ada tiga tipe belajar yang melibatkan bahasa, yaitu :
1. Belajar Bahasa
Mempelajari bahasa dapat dengan fokus pada kemampuan
berkomunikasi. Berkomunikasi melibatkan dua hal yaitu, 1).
Menyampaikan pesan secara lisan / tertulis, 2). Memahami,
menafsirkan menerima pesan baik lisan/tertulis.
2. Melajar melalui Bahasa
Bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari sesuatu, seperti
Matematika, IPA, Sejarah, dan Kewarganegaraan. Seseorang
menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
3. Belajar tentang Bahasa
Tujuan belajar bahasa Indonesia bagi siswa SD adalah membekali
kemampuan berkomunikasi untuk berbagai tujuan dalam konteks yang
berbeda. Pembelajaran bahasa Indonesia berfokus pada penguasaan
berbahasa untuk diterapkan dalam berbagai keperluan dan situasi
seperti belajar, berfikir, berekspresi, bersosialisasi dan berapresiasi
agar dapat berkomunikasi dengan baik maka siswa perlu menguasai
kaidah bahasa dengan baik pula.
Ketiga tipe dipelajari anak secara bersamaan dan saling terkait,
siswa belajar kemampuan berbahasa, kemampuan tentang bahasa, dan
pemahaman tentang ‘’dunia” terjadi secara simultan. Dan belajar untuk
mempelajari berbagai mata pelajaran maka seyogyanya pembelajaran
bahasa dilakukan secara terpadu baik antara aspek bahasa atau antara
bahasa dengan matapelajaran lainnya.
Kemampuan berbahasa diklasifikasikan menjadi empat
macam:
1. Kemampuan Menyimak atau Mendengarkan
2. Kemampuan Berbicara
3. Kemampuan Membaca
4. Kemampuan Menulis
a. Direct Method
Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang
didalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu
bahasa yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu
atau bahasa pertamanya sebelum pembelajaran berlangsung.
Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar
semua aspek bahasa yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula,
tetapi apabila mengajar bahasa inggris maka pelajaran disajikan dalam bahasa
inggris. Hal ini, yaitu pembelajaran bahasa Indonesia di SD, dengan
menggunakan Metode Langsung tidak begitu menyulitkan guru karena di
jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah biasa menggunakan
bahasa Indonesia. Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa
secara sasaran dalam hal ini bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa ke dua
secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua tersebut.
Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu
bagi siswa dan bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk
mampu berbahasa (lisan) dengan tepat, memberikan situasi yang
menyenangkan, dan mendorong siswa untuk belajar bahasa, sendangan bagi
guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar berbahasa tanpa
menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.
b. Natural Method
Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah
metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-
benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-
hari. Metode Murni atau Metode Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti
berikut ini.
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah
diketahui siswa sebelumnya.
2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik
kesimpulan dari beberapa contoh yang diberikan.
3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau
mencari makna kata-kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak),
Berbicara, Membaca, dan menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.
c. Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada
tahun 1929-an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi.
Tujuannya ialah antara lain, untuk memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan
dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam study mereka.
Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di
SD dengan jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat
kemampuan siswa. Metode ini cocok diterapkan di SD kelas Tinggi.
d. Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada
satupun metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang
ada, di samping ada keuntungan/ keunggulan/ kebaikan, juga ada kerugian/
kelemahan/ kejelasannya. Itulah sebabnya maka guru bebas memilih metode
yang mana paling cocok dengan situasi kelas yang akan diajarkan. Guru dapat
mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan memasukan
metode yang lain.
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan
metode pengajaran bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau
mengombinasi/mencapur antar metode yang satu dengan lainya yang dianggap
cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas dalam
bahasa Indonesia Metode Campuran.
3. TEKNIK
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis
karena masih ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu adalah teknik yang mengandung
makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas. Dengan
demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat
implementasional.
Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga
mengandung makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya
dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita pada komponen satuan
pelajaran yang berbunyi Metode Teknik.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga
kita jumpai pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi,
1989:56-63).
a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses
belajar-mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah
menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah
satu fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaitu pemberi
informasi pada siswa-siswanya.
Teknik ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan
mendengarjan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah
yang didengarnya, kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri.
Dapat juga Teknik Ceramah ini dirangkaikan dengan teknik yang lain,
misalnya Teknik Tanya-Jawab, jika memang telah direncanakan setelah
ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru didengarnya.
b. Teknik Tanya-jawab
Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang
telah kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa
terhadap ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan
guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka
baca. Jika Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu membuka
pelajaran, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk
menjajaki sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita
diberikan.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk
melatih keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu
menetapkan peran-peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam
permainan simulasi, misalnya ada yang berperan (berpura-pura) sebagai kepala
desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang
bersengketa soal air, dan sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh
masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus
memerankan seseorang tokoh tertentu dalanm permainan tersebut maka Teknik
Bermain Peran.
B. JENIS- JENIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA
Sejak diberlakukannya Kurikulum 1984 dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif, CBSA, dan
pendekatan keterampilan proses (PKP). Setelah diberlakukan Kurikulum
1994 pendekatan dalam pembelajaran bahasa harus diterapkan guru selain
ketiga pendekatan di atas ditambah dengan pendekatan tematik, dan
integratif.
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Itulah
sebabnya sejak diberlakukan Kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa
digunakan pendekatan kamunikatif. Dalam pembelajaran bahasa dengan
pendekatan komunikatif, yang ditekankan adalah mengembangkan
kompetensi komunikasi siswa untuk mendukung performasi komunikasi
siswa.
Sekarang, di pembelajaran sudah harus ditinggalkan jauh-jauh system
DDCH, yaitu Duduk, Dengar, Catat dan Hapal, seperti yang dikemukakan
oleh Conny Semiawan (1985), tetapi harus diganti dengan Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA). Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, kita sebaiknya
membuat pelajaran itu menantang, merangsang daya cipta untuk menemukan,
serta mengesankan.
Jika sudah menerapkan prinsip-prinsip dalam pembelajaran, tentunya
dalam diri siswa akan terjadi proses dalam pembelajaran tersebut. Jadi, yang
penting di sini kita sebagai guru harus mengusahakan supaya materi yang
disajikan kepada siswa dapat dicerna, dipahami, ditemukan oleh siswa. Untuk
itu semua perlu adanya proses di dalam diri siswa. Itulah sebabnya di
samping pendekatan CBSA kita harus dapat menerapkan Pendekatan
Keterampilan Proses (PKP)
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERPADU DI SD