Anda di halaman 1dari 6

Nama : Renita Putri Andriane

NIM : 857443937
Kelas : A
PDGK 4204
Tugas Tutorial 1

1. Jelaskan fungsi umum dan fungsi khusus bahasa!


Secara umum, bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal mengacu pada
peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri manusia sebagai
makhluk individu. Dengan bahasa, manusia menyatakan keinginan, cita-cita, kesetujuan dan
ketidaksetujuan, serta rasa suka dan tidak suka. Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa
sebagai alat komunikasi dan berinteraksi antarindividu atau antarkelompok sosial. Dengan
menggunakan bahasa mereka saling menyapa, saling mempengaruhi, saling bermusyawarah, dan
bekerja sama.
Secara khusus, Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) mengidentifikasi fungsi-
fungsi bahasa antara lain sebagai berikut:

1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, sikap atau
perasaan pemakainya.
2. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau pikiran/pendapat
orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan atau perintah.
3. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga hubungan
sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan.
4. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan
atau budaya.
5. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh informasi, seperti
pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal.
6. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa estetis
(indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
7. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan
pemakainya, seperti “saya ingin …..”
2. Jelaskan empat teori yang menonjol dalam pemerolehan bahasa kedua!
Ellis (1986) mengidentifikasi beberapa teori dalam pemerolehan B2. Berikut empat teori yang
menonjol:

1) Model Akulturasi
Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru. Dalam
pemerolehan B2, akulturasi dipandang penting karena bahasa sebagai ungkapan budaya serta
berhubungan dengan saling menilai antara masyarakat BI dengan B2. Akulturasi ditentukan
oleh jarak sosial dan jarak psikologis antara pembelajar (B1) dengan budaya bahasa sasaran
(B2). Jarak sosial adalah pengaruh faktor-faktor pembelajar sebagai anggota masyarakat yang
harus berhubungan dengan masyarakat 'pemilik' B2. Sementara itu, jarak psikologis adalah
pengaruh faktor afeksi pembelajar sebagai pribadi pembelajar.

2) Teori Akomodasi
Teori akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam
berinteraksi sangat menentukan pemerolehan B2. Faktor-faktor berikut mempermudah dan
mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam mempelajari B2, antara lain sebagai berikut:
a) Anggapan pembelajar B2 bahwa dirinya merupakan bagian dari (amasyarakat B2.
b) Tidak memandang rendah kelompok masyarakat B2.
c) Persepsi pembelajar tentang pentingnya etnolinguistik.
d) Terbuka dan tidak ketat dalam mempersepsikan batas kelompok B1 dengan B2.
e) Pembelajar B1 mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya dengan kelompok sosial
lainnya.

3) Teori Wacana
Teori wacana menekankan pentingnya pembelajar B2 menemukan makna bahasa
melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi. Melalui kesertaannya dalam komunikasi,
pembelajar dapat mengembangkan kaidah gramatika dan penggunaan bahasanya.
Teori wacana memiliki sejumlah prinsip utama berikut:
a) Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan sintaksis.
b) Penutur asli akan menyesuaikan tuturannya untuk mencapai makna yang disepakati
bersama penutur nonasli.
c) Strategi percakapan yang ditempuh untuk mencapai makna yang disepakati dan masukan
mempengaruhi pemerolehan B2.

Menurut teori wacana interaksi sosial sangat penting karena dapat memberikan data
terbaik bagi pembelajar untuk dapat diolah oleh otak. Melalui data tersebut disusunlah suatu
model masukan yang pantas dan terkait.

4) Teori Neurofungsional
Teori ini menyatakan adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf. Dua daerah
dalam otak, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri, menentukan pemerolehan B2.
Belahan otak kanan berkaitan dengan proses menyeluruh dan berfungsi untuk merekam dan
memproses ujaran yang berpola. Sementara belahan otak kiri berkaitan dengan penggunaan
bahasa secara kreatif yang meliputi pemrosesan secara sintaktik dan semantik, serta pengendali
aktivitas berbicara dan menulis. Dalam kaitannya dengan pemerolehan B2, fokus teori ini
berkenaan dengan perbedaan usia (pada usia kritis otak berada pada kesiapan sempurna untuk
belajar bahasa), fosilisasi (aspek bahasa yang telah terkuasai bertahun-tahun hingga usia dewasa
menjadi unsur kompetensi yang otomatis dan memfosil atau menetap secara permanen), ujaran
terpola, dan pola latihan di kelas dalam mempelajari B2.

3. Jelaskan empat metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia!
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat beberapa
metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, empat diantaranya yaitu:

a. Direct Method
Direct Method atau Metode Langsung ialah metode pengajaran bahasa yang di dalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa yang diajarkan. Dari
pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya selama pembelajaran
berlangsung.
Pada tahap permulaan tidak banyak diajarkan tata bahasa. Kata-kata diajarkan dengan
cara langsung menghubungkan dengan benda-benda, situasi-situasi, dan gerak yang
digambarkan oleh kata-kata itu. Sejak awal pembelajaran, siswa dibiasakan mendengarkan pola-
pola nama, dan intonasi bahasa yang dipelajari dan didorong untuk menggunakannya sebanyak
mungkin. Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa sasaran dalam hal ini
bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa kedua, secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi
dalam bahasa kedua tersebut.

b. Natural Method
Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode
yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar,
atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.
Metode Murni atau Metode Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini:
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah diketahui siswa
sebelumnya.
2) Makna sesuatu kata diajarkan dengan cara inferensi/menarik kesimpulan dari beberapa
contoh yang diberikan.
3) Kamus dipergunakan untuk mengingat kata-kata yang dilupakan atau mencari makna kata-
kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5) Penyajian pelajaran mengikuti urutan: mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca,
dan menulis, kemudian baru diajarkan tata bahasa.
c. Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an
baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk
memberi pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan
dalam studi mereka.
Langkah-langkah penyajian metode ini menurut Rivers (dalam Subyakto-N, 1988: 17-
18), seperti berikut ini:
a) Pemberian kosakata dan istilah-istilah yang dianggap sukar oleh guru bagi siswanya. Ini
diberikan dengan definisi dan contoh-contoh dalam kalimat.
b) Penyajian bacaan dalam kelas yang dibaca secara diam (silent reading) selama kurang-lebih
10-15 menit. (Untuk menghemat waktu, bacaan dapat juga diberikan untuk
dibaca/dipersiapkan di rumah).
c) Diskusi mengenai isi bacaan yang dapat berupa tanya-jawab dengan menggunakan bahasa
sasaran.
d) Pembicaraan/keterangan tentang tata bahasa dapat dilakukan secara singkat, kalau hal ini
memang dirasa perlu oleh guru.
e) Pembicaraan tentang kosakata yang relevan dengan jalan memberikan daftar kosakata yang
disiapkan sebelumnya.
f) Pemberian tugas, seperti mengarang, membuat denah, skema, diagram, dan sebagainya
(yang berkaitan dengan topik bacaan).

d. Eclectic method
Dalam metode ini, guru bebas memilih metode yang mana yang paling cocok dengan
situasi kelas yang akan diajar. Guru dapat mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan
jalan memasukkan metode yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada metode
pengajaran bahasa yang baik, yang ada adalah guru bahasa yang baik.
Eclectic artinya 'memilih secara bebas'. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini yang dimaksud adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/
mencampur antara metode yang satu dengan lainnya yang dianggap cocok, dan diperkirakan
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Eclectic Method
diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode Campuran.

4. Jelaskan fungsi kurikulum bagi guru!


Fungsi kurikulum bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar. Kurikulum bagi guru sebagai pedoman guru untuk menjalankan tugasnya sehari-
hari dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa serta sebagai pedoman
mengevaluasi perkembangan siswa.
5. Jelaskan syarat isi buku teks yang baik!

Dalam penyusunan isi buku teks yang baik, harus memenuhi syarat-syarat yang menurut W. F.
Mackey (dalam Hanafi, 1981) didasarkan pada prinsip-prinsip antara lain seleksi, gradasi, presentasi,
dan repetisi.

1) Seleksi
Dalam seleksi ini yang perlu dipertimbangkan adalah hal-hal, seperti berikut ini:
a. Tujuan pengajaran bahasa, level bahasa yang diajarkan, dan jumlah waktu belajar.
b. Tipe bahasa yang akan diajarkan yang meliputi dialek, register, style, dan media.
c. Jumlah materi yang akan disajikan.
d. Pilihan butir-butir yang akan diajarkan yang mencakup fonetik, tata bahasa, kosakata, dan
makna kata.
e. Kriteria yang dipakai melandasi pilihan.

2) Gradasi Bahan Pelajaran


Gradasi bahan pelajaran mempersoalkan tataan yang dipandang paling baik untuk menyajikan
bahan pelajaran yang telah dipilih atau diseleksi.
Gradasi ini tampak, seperti berikut ini:
a. Pengelompokan yang mencakup: (1) pengelompokan yang berdasarkan sistem, yaitu
pengelompokan fonetis, gramatikal, leksikal, dan (2) pengelompokan bunyi-bunyi bahasa
menjadi kata, kata menjadi frasa, frasa menjadi kalimat, kalimat menjadi konteks.
b. Pengurutan atau sekuensi yang juga mencakup sekuensi berdasarkan sistem di satu pihak
dan berdasarkan struktur di pihak lain.

3) Presentasi Bahan
Presentasi bahan mempersoalkan pengomunikasian bahan kepada siswa. Presentasi bahan
pelajaran tampak pada uraian berikut ini:
a. Penahapan bahan pelajaran, baik jumlah maupun satuan-satuannya.
b. Pendemonstrasian bahan pelajaran yang mungkin secara lisan ataukah secara tertulis.
c. Prosedur yang ditempuh dalam menyajikan isi pelajaran yang terdiri dari ragam-ragam
prosedur, yaitu eksplanasi, translasi, otentik atau peragaan (dengan benda, gerak atau
situasi), gambar, dan konteks.

4) Repetisi Bahan Pelajaran


Repetisi bahan pelajaran mempersoalkan hal-hal yang patut dilakukan guru di dalam kelas,
menyajikan bahan pelajaran yang telah tertata dalam buku pelajaran (telah diseleksi, degradasi,
dan dipresentasikan). Repetisi ini menyangkut perilaku guru dalam mengajar, dan siswa dalam
belajar, yaitu perilaku yang berhubungan dengan pembinaan keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis atau mengarang.
Sedangkan, menurut Tarigan (1986) dalam penyusunan buku teks tersebut digunakan dua
patokan. Patokan pertama bersifat umum yang berlaku bagi setiap buku teks. Patokan kedua
bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu saja, misalnya buku teks Matematika,
Biologi, dan Bahasa Indonesia. Patokan umum biasanya bersumber dari kurikulum, sedangkan
patokan khusus bersumber dari karakteristik setiap mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai