Anda di halaman 1dari 19

Pendidikan

Bahasa Indonesia
Nama Kelompok 2: di SD
1. Ayu Oktaviani W. : 855873398
2. Habibur Rohman : 855873753 Modul 9
3. Hendro Cahyono : 855873785
4. Hidayatus Sholikah : 855873857
5. Huna Hikmatut T. : 855873889
Modul 9
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS MENULIS

Here is where your presentation begins


KB 1 Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA Aplikasi ketiga prinsip tersebut dalam
INDONESIA DENGAN FOKUS MENULIS pengajaran menulis, siswa perlu
Kemampuan menulis bukanlah kemampuan dihadapkan dengan dunia nyata yang ada
yang diperoleh secara otomatis. Kemampuan di lingkungan sosialnya, dilatih untuk
itu bukan dibawa sejak lahir, melainkan
berinteraksi dengan kehidupan social, diberi
diperoleh melalui tindak pembelajaran.
Seseorang yang telah mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan
pembelajaran menulis pun belum tentu kehidupan nyata dengan bekal
memiliki kompetensi menulis yang andal tanpa pengetahuan yang sudah mereka
banyak latihan menulis. miliki.Tujuan pengajaran menulis terpadu
Menurut Pappas (dalam Nurchasanah, adalah agar siswa dapat berkomunikasi
1994) dalam pengajaran bahasa terpadu dalam bahasa tulis sesuai dengan konteks
(termasuk menulis) dilandasi oleh beberapa
pemakaian bahasa yang wajar. Jadi, yang
prinsip sebagai berikut :
Anak-anak adalah pembelajar yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa
konstruktif. Indonesia dengan focus menulis adalah
Bahasa adalah system makna yang pembelajaran bahasa Indonesia yang
dikomunikasikan dalam kehidupan social. dipusatkan atau bertumpu pada kegiatan
Anak-anak pada dasarnya sudah latihan menulis.
mempunyai pengetahuan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS RENDAH

Tujuan pembelajaran menulis yang ingin dicapai di kelas 1 SD adalah


(a) bersikap dengan benar menulis garis putus-putus, garis lurus, garis lengkung,
lingkaran, garis pembentuk huruf;
(b) menjiplak dan menebalkan;
(c) menyalin;
(d) menulis huruf , kata, dan kalimat sederhana dengan huruf lepas;
(e) menulis kalimat sederhana dengan huruf sambung;
(f) menulis kalimat yang didiktekan guru menggunakan huruf sambung dan
menuliskannya dengan benar; dan
(g) menulis rapi kalimat dengan huruf sambung.
Tujuan pembelajaran menulis yang ingin dicapai di kelas 2 SD adalah :
(a) menuliskan pengalaman,
(b) menuliskan kalimat yang didikte guru huruf tegak bersambung,
(c) melengkapi cerita dengan kata yang tepat,
(d) menulis karangan pendek.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS TINGGI
Kelas 3 Kelas 4
 Menulis karangan dari pikiran  Memahami isi percakapan dan melengkapi
sendiri dengan menggunakan percakapan.
pilihan kata dankalimat yang  Menulis deskripsi tentang benda di sekitar atau
tepat. seseorang dengan bahasa yangruntut.
 Menulis karangan berdasarkan  Mengisi formulir dengan benar.
 Memahami isi cerita dan melengkapi cerita.
rangkaian gambar seri
 Menulis surat untuk teman sebaya tentang
menggunakan kalimatyang
pengalaman atau cita-cita denganbahasa yang
makin kompleks. komunikatif.
 Membuat ringkasan dari teks  Menyusun paragraf dengan bahan yang tersedia.
narasi cerita dalam beberapa  Menulis cerita berdasarkan pengalaman.
kalimat menggunakankata-kata  Menulis pengumuman dengan bahasa yang
sendiri. komunikatif.
 Menulis petunjuk membuat  Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman
mainan dan menjelaskan cara dengan bahasa yang runtut danmenggunakan
memainkannya. EYD yang tepat.
 Membuat pantun sederhana.
Kelas 5 Kelas 6
 Menulis karangan berdasarkan gambar seri yang
diacak. • Mengisi daftar riwayat hidup dengan benar.
 Menulis karangan dengan bahan yang tersedia. • Menyusun naskah pidato/sambutan dengan
 Menyusun karangan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan santun.
kerangka karangan. • Menyampaikan informasi dalam bentuk iklan
 Menulis kartu pos dengan benar. dengan bahasa yangkomunikatif.
 Menulis surat pribadi untuk berbagai keperluan • Menulis wesel pos dengan benar.
untuk berbagai tujuan dengankalimat yang efektif. • Membuat ringkasan dari teks yang dibaca
 Menyusun laporan melalui tahapan yang benar.
 Menulis secara ringkas isi buku pengetahuan dari
atau yang didengar.
• Menyusun rangkuman dari berbagai teks
cerita dalam beberapa kalimatdengan kata-kata
sendiri. bacaan yang memiliki kesamaan tema.
 Menulis kejadian penting dalam buku harian • Menulis surat resmi dengan memperhatikan
dengan ragambahasayang sesuai. pilihan kata sesuai dengan yangdituju.
 Menuangkan ide/gagasan dalam bentuk poster • Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa
sederhana dengan bahasa yangkomunikatif. dengan tetap mempertahankan maknapuisi,
 Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa • Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi
sederhana. gambar.
 Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi.
Kegiatan Belajar 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENULIS

A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN


FOKUS MENULIS
Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Adapun hasil belajar yang
diharapkan adalah mengungkapkan pikiran sendiri dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat.
Berikut ini adalah materi pembelajaran menulis di SD:
Kelas 1:
Mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf
sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru, dan menulis rapi menggunakan huruf
sambung.
Kelas 2:
Mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf sambung,
menulis kalimat yang didiktekan guru, menulis melengkapi cerita, menulis rapi
menggunakan huruf sambung, dan menuliskan pengalaman tentang kesukaan dan
ketidaksukaan.
Kelas 3:
Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan,pendapat, dan perasaan melalui
menulis karangan dari pikiran sendiri, menyusun ringkasan bacaan, menulis karangan
berdasarkan rangkaian gambar seri, dan menulis petunjuk
Kelas 4:
Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam
tulisan melalui melengkapi percakapan, menulis deskripsi, mengisi formulir sederhana, melanjutkan
cerita narasi, menulis surat, menyusun paragraf, dan menulis pengumuman serta menulis cerita rekaan
dan melanjutkan pantun.
Kelas 5:
Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam
tulisan melalui menyusun karangan, menulis surat pribadi, meringkas buku bacaan, membuat poster,
dan menulis catatan dalam buku harian serta menulis prosa sederhana dan puisi.
Kelas 6:
Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan,pendapat, dan perasaan ke dalam berbagai
ragam tulisan melalui mengisi formulir sederhana, menyusun naskah sambutan/pidato, menulis iklan
sederhana, menyusun ringkasan, menyusun rangkuman, dan menulis surat resmi serta
memparafrasekan puisi dan menyusun percakapan.

Setelah kita menentukan materi pembelajaran untuk ketrampilan menulis, selanjutnya kita
menentukan metode dan teknik pembelajarannya. Metode pengacu kepada suatu prosedur untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Teknik mengandung makna upaya guru, usaha guru
atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Oleh karena dalam metode mengandung makna
penyajian bahan dan teknik mengandung makna cara-cara yang digunakan guru maka penggunaan
kata metode dan teknik disamakan.
Syafi'ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap,
yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap penulisan.
● Tahap prapenulisan bertujuan melatih siswa untuk membiasakan diri bersikap
yang baik dan tepat dalam menulis, misalnya sikap duduk yang benar, pengaturan
jarak mata dengan tanganyang tepat pada waktu menulis, cara membuka buku
yang tepat, dan belajar membuatberbagai macam garis yang memungkinkan
siswa untuk bisa menulis dengan tepat.
● Tahap penulisan merupakan kelanjutan dari tahap prapenulisan yang bertujuan
melatih siswa untuk dapat menulis dengan sesungguhnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan alternatif model pembelajaran menulis sebagai
berikut.
1) Menjiplak, yang dapat dibagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat,(c) menjiplak wacana
sederhana. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana.
2) Menyalin ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf lepas, dan (b) kata,
kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf latin atau sebaliknya.
3) Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa dapat membahasakan objek yang
diamati, objek itu dapat berupa (a) gambar, yaitu gambar kata dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.
4) Menyusun, kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf menjadi kata, dilanjutkan
dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi wacana.
5) Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat sebagian katanya dihilangkan dan bisa juga
melengkapi bagian kalimat yang dihilangkan dalam wacana.
6) Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
7) Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada siswa agar mereka menuliskan
apa yang mereka dengar,
8) Mengarang, yang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpabantuan gambar.
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada beberapa teknik dalam pembelajaran
menulis, seperti berikut ini.
1) Menyusun Kalimat
Menurut Slager yang dikutip oleh Tarigan, menyusun atau membangun kalimat dapat
dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.
a) Menjawab pertanyaan
Contoh:
Guru bertanya: Siapa namamu?
Siswa menjawab : Budi/Nama saya Budi
Guru bertanya: Di mana rumahmu?
Siswa menjawab : Di Jalan Tamrin No. 3
b) Melengkapi kalimat
Contoh:
Guru: Sempurnakan kalimat berikut!
Pilih kata yang tepat di lajur kanan!
1)Ibu kota Jawa Barat adalah A. Bandung
2)Kebun Raya terletak di B. Semarang
3) Taman Mini berada di C. Jakarta
4) Kota pahlawan adalah D. Bogor
E. Surabaya
Siswa: mengisi kalimat di atas dengan jalan menulis nama kota yang tepat.
c) Memperbaiki susunan kalimat
Guru: Ubahlah susunan kalimat berikut ini supaya tepat!
Contoh: Saya di Jalan Melati No. 10 bertempat tinggal.
Saya bertempat tinggal di Jalan Melati No.10.
d) Memperluas kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat model. Kemudian, siswa memperluas kalimat model dengan
kata/frase yang sudah ditentukan guru.
Contoh: Kalimat model "Ibu menjahit“
Kata untuk memperluas kalimat "pakaian“
Siswa: Ibu menjahit pakaian.
e) Substitusi
Guru memberikan kalimat model, kemudian menyebutkan kata lain yang dapat menduduki
posisi jabatan tertentu. Setelah itu guru memberi contoh penggantian kata tersebut
Contoh: Ayah membeli buku.
sepatu: Ayah membeli sepatu
f) Transformasi
Guru memberikan sebuah kalimat model. Siswa mengubah bentuk kalimat model dan
menuliskannya.
Contoh:
Guru : Ibu memasak nasi
Siswa: Ibu memasak apa?
Guru : Halimah pergi ke sekolah.
Siswa: Siapa pergi ke sekolah?
Guru : Ana membaca buku itu.
Siswa: Baca buku itu!
Guru : Adik menangis.
Siswa: Jangan menangis!
2. Memperkenalkan Karangan
Dalam memperkenalkan karangan ini dapat ditempuh dengan dua cara teknik yaitu (1) baca
dan tulis, atau (2) simak dan tulis.
3. Meniru Model
Dalam teknik guru menyiapkan contoh karangan yang dipakai sebagai model oleh siswa untuk
menyusun karangan. Struktur karangan memang sama, tetapi berbeda dalam isi.
4. Karangan Bersama
Pelaksanaan teknik ini dimulai dengan pengamatan yang dilakukan oleh siswa bersama guru.
Misalnya, mengamati kebun sekolah. Setelah itu siswa ditugasi menyusun sebuah kalimat yang
berhubungan dengan hasil pengamatannya terhadap kebun sekolah. Kemudian, kalimat-kalimat
dari siswa tadi disusun bersama-sama dan dengan bantuan guru diperbaiki sehingga menjadi
sebuah karangan.
5. Mengisi
Teknik ini dipraktikkan dengan cara guru menyiapkan sebuah karangan yang kata kelima dari
setiap kalimat pembangun cerita itu dihilangkan. Kemudian, karangan ini diberikan kepada
siswa untuk disempurnakan atau diisi titik-titik dengan sebuah kata sehingga menjadi karangan
yang utuh kembali.
6. Menyusun Kembali
Suatu karangan yang telah dikacaukan urutan kalimatnya, kemudian diberikankepada siswa
untuk mengurutkan kembali menjadi sebuah karangan dengan urutankalimat yang benar.
7. Menyelesaikan Cerita
Siswa diberi sebuah cerita yang belum selesai dan ditugasi menyelesaikan cerita tersebut
menjadi cerita yang utuh.
8. Menjawab Pertanyaan
Siswa diberi pertanyaan dan dan kalimat-kalimat jawaban siswa tersebut dapat disusun sebuah
cerita apakah tentang alam sekitarnya, kesenangannya, dan sebagainya.
9. Meringkas Bacaan
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan siswa diberi suatu bacaan yang berupa ceritapendek atau
sebuah wacana. Siswa disuruh membaca/mempelajari bacaan tersebut,kemudian disuruh
meringkasnya.
10. Parafrase
Dalam pengajaran menulis dapat juga digunakan teknik parafrase dengan jalanguru memberi
karangan puisi yang harus diubah oleh siswa dalam bentuk prosa atausebaliknya.
11. Reka Cerita Gambar
Teknik ini bertujuan untuk melatih mengembangkan imajinasi siswa. Dengan melihat gambar
tunggal atau gambar berseri siswa disuruh menuliskan sebuah cerita yang ada hubungannya
dengan gambar yang diamatinya
12. Memerikan
Teknik ini dilakukan dengan jalan siswa disuruh mengamati sesuatu, apakah kelasnya,
lingkungan sekolah, orang yang berjualan di sekolah atau yang lain, kemudian disuruh
menggambarkan atau memerikan apa-apa yang diamatinya itu dalam bentuk tulisan1
13. Mengembangkan Kata Kunci
Pelaksanaan teknik ini dengan jalan siswa diberi beberapa kata kunci, kemudian dia disuruh
mengembangkan kata-kata itu menjadi sebuah karangan.
14. Mengembangkan Kalimat Topik
Kalau dalam teknik mengembangkan kata kunci yang dikembangkan menjadi sebuah karangan
adalah kata-kata yang kita berikan kepada siswa, dalam teknik mengembangkan kalimat topik
ini yang dikembangkan adalah sebuah kalimat yang kita berikan kepada siswa, Kalimat topik ini
sifatnya masih umum dan luas yang harus dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.
15. Mengembangkan Judul
Latihan menulis berikutnya yang lebih sulit adalah penerapan teknik mengembangkan judul.
Siswa kita beri judul yang terdiri dari beberapa kata yang harus dikembangkan menjadi
beberapa kalimat topik, kalimat-kalimat topik ini harus dikembangkan menjadi sebuah paragraf,
dan paragraf-paragraf tersebut harus berhubungan satu sama lainnya yang membentuk suatu
cerita yang utuh dan padu.
16. Mengembangkan Peribahasa
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan pemberian sebuah peribahasa yang sudah dikenal dan
dipahami maknanya oleh siswa. Kemudian, siswa ditugasi menulis karangan singkat
berdasarkan peribahasa tersebut.
17. Menulis Surat
Menulis surat merupakan pekerjaan mengarang yang sering dilakukan orang. Dalam pembelajaran
menulis surat ada dua cara/teknik yang bisa diberikan kepada siswa. Cara pertama adalah menulis
surat secara terpimpin, artinya siswa menulis surat berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan,
sedangkan cara kedua adalah menulis surat secara bebas. Dengan sendirinya untuk pertama kali
guru memberi contoh sebuah surat, kemudian siswa disuruh menulis balasan surat tersebut. Pada
kesempatan yang lain siswa ditugasi menulis surat izin tidak masuk sekolah karena ada acara
keluarga atau ada keperluan yang lain.
18. Menyusun Dialog
Teknik menyusun atau mengembangkan dialog atau percakapan dapat digunakan untuk
pembelajaran menulis karena dialog sudah dikenal oleh setiap siswa. Misalnya,guru menyuruh
siswa menyusun suatu dialog antara ayah, ibu, dan adik tentang rencana rekreasi pada waktu
liburan semesteran yang akan datang.
19. Menyusun Wacana
Teknik menyusun wacana dalam pembelajaran menulis merupakan teknik pembelajaran menulis
secara bebas. Siswa bebas dalam menentukan judul, bebas dalam menjabarkan judul menjadi
kalimat topik, bebas melengkapi kalimat topik dengan kalimat pengembang sehingga tersusun
paragraf.

Setelah Anda dapat menentukan materi dan metode/teknik dalam pembelajaranmenulis, Anda
diharapkan dapat menyusun perencanaan pembelajaran menulis baik di kelas rendah SD
maupun di kelas tinggi.
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MENULIS DI SD KELAS RENDAH

Sebelum mengajar di depan kelas tetunya guru harus membuat persiapan tertulis
disebut Model Satuan Pembelajaran disingkat MSP yang disusun untuk beberapa kali
pertemuan. Persiapan mengajar satu kali pertemuan diambil dari MSP disebut
Rencana Pengajaran disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP (Garis-garis Besar
Program Pengajaran) Kurikulum 2004 yang disebut Silabus. Contoh silabus :
apersepsi (contoh : salam pembuka, menanyakan kehadiran, pengalaman yang baru
dialami), bagian inti ( contoh : mengingat inti permasalahan kemudian menuliskan
dengan huruf tegak bersambung), sumber belajar (contoh : buku paket atau buatan
guru), dan penilaian.
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MENULIS DI SD KELAS TINGGI

Pada hakikatnya model pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus menulis di


kelas tinggi sama dengan model pembelajaran di kelas rendah, yang berbeda hanya
kompetensi yang ingin dikembangkan yang menyangkut pula materi
pembelajarannya. Contoh silabus : apersepsi (contoh : salam pembuka, menanyakan
kehadiran, pengalaman yang baru dialami), bagian inti ( contoh : mengingat inti
permasalahan kemudian menuliskan dengan huruf tegak bersambung), sumber
belajar (contoh : buku paket atau buatan guru), dan penilaian.

Anda mungkin juga menyukai