Bahasa Indonesia
Nama Kelompok 2: di SD
1. Ayu Oktaviani W. : 855873398
2. Habibur Rohman : 855873753 Modul 9
3. Hendro Cahyono : 855873785
4. Hidayatus Sholikah : 855873857
5. Huna Hikmatut T. : 855873889
Modul 9
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS MENULIS
Setelah kita menentukan materi pembelajaran untuk ketrampilan menulis, selanjutnya kita
menentukan metode dan teknik pembelajarannya. Metode pengacu kepada suatu prosedur untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Teknik mengandung makna upaya guru, usaha guru
atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Oleh karena dalam metode mengandung makna
penyajian bahan dan teknik mengandung makna cara-cara yang digunakan guru maka penggunaan
kata metode dan teknik disamakan.
Syafi'ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap,
yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap penulisan.
● Tahap prapenulisan bertujuan melatih siswa untuk membiasakan diri bersikap
yang baik dan tepat dalam menulis, misalnya sikap duduk yang benar, pengaturan
jarak mata dengan tanganyang tepat pada waktu menulis, cara membuka buku
yang tepat, dan belajar membuatberbagai macam garis yang memungkinkan
siswa untuk bisa menulis dengan tepat.
● Tahap penulisan merupakan kelanjutan dari tahap prapenulisan yang bertujuan
melatih siswa untuk dapat menulis dengan sesungguhnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan alternatif model pembelajaran menulis sebagai
berikut.
1) Menjiplak, yang dapat dibagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat,(c) menjiplak wacana
sederhana. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana.
2) Menyalin ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf lepas, dan (b) kata,
kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf latin atau sebaliknya.
3) Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa dapat membahasakan objek yang
diamati, objek itu dapat berupa (a) gambar, yaitu gambar kata dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.
4) Menyusun, kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf menjadi kata, dilanjutkan
dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi wacana.
5) Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat sebagian katanya dihilangkan dan bisa juga
melengkapi bagian kalimat yang dihilangkan dalam wacana.
6) Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
7) Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada siswa agar mereka menuliskan
apa yang mereka dengar,
8) Mengarang, yang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpabantuan gambar.
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) ada beberapa teknik dalam pembelajaran
menulis, seperti berikut ini.
1) Menyusun Kalimat
Menurut Slager yang dikutip oleh Tarigan, menyusun atau membangun kalimat dapat
dilakukan dengan berbagai cara berikut ini.
a) Menjawab pertanyaan
Contoh:
Guru bertanya: Siapa namamu?
Siswa menjawab : Budi/Nama saya Budi
Guru bertanya: Di mana rumahmu?
Siswa menjawab : Di Jalan Tamrin No. 3
b) Melengkapi kalimat
Contoh:
Guru: Sempurnakan kalimat berikut!
Pilih kata yang tepat di lajur kanan!
1)Ibu kota Jawa Barat adalah A. Bandung
2)Kebun Raya terletak di B. Semarang
3) Taman Mini berada di C. Jakarta
4) Kota pahlawan adalah D. Bogor
E. Surabaya
Siswa: mengisi kalimat di atas dengan jalan menulis nama kota yang tepat.
c) Memperbaiki susunan kalimat
Guru: Ubahlah susunan kalimat berikut ini supaya tepat!
Contoh: Saya di Jalan Melati No. 10 bertempat tinggal.
Saya bertempat tinggal di Jalan Melati No.10.
d) Memperluas kalimat
Guru menyebutkan sebuah kalimat model. Kemudian, siswa memperluas kalimat model dengan
kata/frase yang sudah ditentukan guru.
Contoh: Kalimat model "Ibu menjahit“
Kata untuk memperluas kalimat "pakaian“
Siswa: Ibu menjahit pakaian.
e) Substitusi
Guru memberikan kalimat model, kemudian menyebutkan kata lain yang dapat menduduki
posisi jabatan tertentu. Setelah itu guru memberi contoh penggantian kata tersebut
Contoh: Ayah membeli buku.
sepatu: Ayah membeli sepatu
f) Transformasi
Guru memberikan sebuah kalimat model. Siswa mengubah bentuk kalimat model dan
menuliskannya.
Contoh:
Guru : Ibu memasak nasi
Siswa: Ibu memasak apa?
Guru : Halimah pergi ke sekolah.
Siswa: Siapa pergi ke sekolah?
Guru : Ana membaca buku itu.
Siswa: Baca buku itu!
Guru : Adik menangis.
Siswa: Jangan menangis!
2. Memperkenalkan Karangan
Dalam memperkenalkan karangan ini dapat ditempuh dengan dua cara teknik yaitu (1) baca
dan tulis, atau (2) simak dan tulis.
3. Meniru Model
Dalam teknik guru menyiapkan contoh karangan yang dipakai sebagai model oleh siswa untuk
menyusun karangan. Struktur karangan memang sama, tetapi berbeda dalam isi.
4. Karangan Bersama
Pelaksanaan teknik ini dimulai dengan pengamatan yang dilakukan oleh siswa bersama guru.
Misalnya, mengamati kebun sekolah. Setelah itu siswa ditugasi menyusun sebuah kalimat yang
berhubungan dengan hasil pengamatannya terhadap kebun sekolah. Kemudian, kalimat-kalimat
dari siswa tadi disusun bersama-sama dan dengan bantuan guru diperbaiki sehingga menjadi
sebuah karangan.
5. Mengisi
Teknik ini dipraktikkan dengan cara guru menyiapkan sebuah karangan yang kata kelima dari
setiap kalimat pembangun cerita itu dihilangkan. Kemudian, karangan ini diberikan kepada
siswa untuk disempurnakan atau diisi titik-titik dengan sebuah kata sehingga menjadi karangan
yang utuh kembali.
6. Menyusun Kembali
Suatu karangan yang telah dikacaukan urutan kalimatnya, kemudian diberikankepada siswa
untuk mengurutkan kembali menjadi sebuah karangan dengan urutankalimat yang benar.
7. Menyelesaikan Cerita
Siswa diberi sebuah cerita yang belum selesai dan ditugasi menyelesaikan cerita tersebut
menjadi cerita yang utuh.
8. Menjawab Pertanyaan
Siswa diberi pertanyaan dan dan kalimat-kalimat jawaban siswa tersebut dapat disusun sebuah
cerita apakah tentang alam sekitarnya, kesenangannya, dan sebagainya.
9. Meringkas Bacaan
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan siswa diberi suatu bacaan yang berupa ceritapendek atau
sebuah wacana. Siswa disuruh membaca/mempelajari bacaan tersebut,kemudian disuruh
meringkasnya.
10. Parafrase
Dalam pengajaran menulis dapat juga digunakan teknik parafrase dengan jalanguru memberi
karangan puisi yang harus diubah oleh siswa dalam bentuk prosa atausebaliknya.
11. Reka Cerita Gambar
Teknik ini bertujuan untuk melatih mengembangkan imajinasi siswa. Dengan melihat gambar
tunggal atau gambar berseri siswa disuruh menuliskan sebuah cerita yang ada hubungannya
dengan gambar yang diamatinya
12. Memerikan
Teknik ini dilakukan dengan jalan siswa disuruh mengamati sesuatu, apakah kelasnya,
lingkungan sekolah, orang yang berjualan di sekolah atau yang lain, kemudian disuruh
menggambarkan atau memerikan apa-apa yang diamatinya itu dalam bentuk tulisan1
13. Mengembangkan Kata Kunci
Pelaksanaan teknik ini dengan jalan siswa diberi beberapa kata kunci, kemudian dia disuruh
mengembangkan kata-kata itu menjadi sebuah karangan.
14. Mengembangkan Kalimat Topik
Kalau dalam teknik mengembangkan kata kunci yang dikembangkan menjadi sebuah karangan
adalah kata-kata yang kita berikan kepada siswa, dalam teknik mengembangkan kalimat topik
ini yang dikembangkan adalah sebuah kalimat yang kita berikan kepada siswa, Kalimat topik ini
sifatnya masih umum dan luas yang harus dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas.
15. Mengembangkan Judul
Latihan menulis berikutnya yang lebih sulit adalah penerapan teknik mengembangkan judul.
Siswa kita beri judul yang terdiri dari beberapa kata yang harus dikembangkan menjadi
beberapa kalimat topik, kalimat-kalimat topik ini harus dikembangkan menjadi sebuah paragraf,
dan paragraf-paragraf tersebut harus berhubungan satu sama lainnya yang membentuk suatu
cerita yang utuh dan padu.
16. Mengembangkan Peribahasa
Teknik ini dilaksanakan dengan jalan pemberian sebuah peribahasa yang sudah dikenal dan
dipahami maknanya oleh siswa. Kemudian, siswa ditugasi menulis karangan singkat
berdasarkan peribahasa tersebut.
17. Menulis Surat
Menulis surat merupakan pekerjaan mengarang yang sering dilakukan orang. Dalam pembelajaran
menulis surat ada dua cara/teknik yang bisa diberikan kepada siswa. Cara pertama adalah menulis
surat secara terpimpin, artinya siswa menulis surat berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan,
sedangkan cara kedua adalah menulis surat secara bebas. Dengan sendirinya untuk pertama kali
guru memberi contoh sebuah surat, kemudian siswa disuruh menulis balasan surat tersebut. Pada
kesempatan yang lain siswa ditugasi menulis surat izin tidak masuk sekolah karena ada acara
keluarga atau ada keperluan yang lain.
18. Menyusun Dialog
Teknik menyusun atau mengembangkan dialog atau percakapan dapat digunakan untuk
pembelajaran menulis karena dialog sudah dikenal oleh setiap siswa. Misalnya,guru menyuruh
siswa menyusun suatu dialog antara ayah, ibu, dan adik tentang rencana rekreasi pada waktu
liburan semesteran yang akan datang.
19. Menyusun Wacana
Teknik menyusun wacana dalam pembelajaran menulis merupakan teknik pembelajaran menulis
secara bebas. Siswa bebas dalam menentukan judul, bebas dalam menjabarkan judul menjadi
kalimat topik, bebas melengkapi kalimat topik dengan kalimat pengembang sehingga tersusun
paragraf.
Setelah Anda dapat menentukan materi dan metode/teknik dalam pembelajaranmenulis, Anda
diharapkan dapat menyusun perencanaan pembelajaran menulis baik di kelas rendah SD
maupun di kelas tinggi.
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MENULIS DI SD KELAS RENDAH
Sebelum mengajar di depan kelas tetunya guru harus membuat persiapan tertulis
disebut Model Satuan Pembelajaran disingkat MSP yang disusun untuk beberapa kali
pertemuan. Persiapan mengajar satu kali pertemuan diambil dari MSP disebut
Rencana Pengajaran disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP (Garis-garis Besar
Program Pengajaran) Kurikulum 2004 yang disebut Silabus. Contoh silabus :
apersepsi (contoh : salam pembuka, menanyakan kehadiran, pengalaman yang baru
dialami), bagian inti ( contoh : mengingat inti permasalahan kemudian menuliskan
dengan huruf tegak bersambung), sumber belajar (contoh : buku paket atau buatan
guru), dan penilaian.
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MENULIS DI SD KELAS TINGGI