Anda di halaman 1dari 49

MODUL 9 –10

PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA di SD
1. Imania Putri Yanuastri (857839154)
2. Iskawati (857839541)
3. Ruth Susanti (857839068)
KELOMPOK 5 4. Venalia Dewi Pramita (857839043)
5. Y. Prian Budi Purwanto (857841286)
MODUL 9 MODUL 10

KB. 1 KB. 1
Pembelajaran Bahasa Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Fokus Indonesia di SD
Menulis

KB. 2 KB. 2
Model Pembelajaran Bahasa Model Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Fokus Indonesia dengan Fokus
Menulis Menyimak
MODUL 9

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


DENGAN FOKUS MENULIS
01
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS
MENULIS
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Fokus Menulis

Kemampuan menulis bukanlah kemampuan


yang diperoleh secara otomatis. Kemampuan itu
juga bukan dibawa sejak lahir, melainkan
diperoleh melalui tindak pelajaran.

Seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran


menulis pun belum tentu memiliki kompetensi
menulis yang andal tanpa banyak latihan
menulis.
Rangkaian pembelajaran menulis pada Pembelajaran menulis pada siswa
siswa kelas 1 semester 1 di SD : tinggi di SD :
1. Diperkenalkan dengan bentuk huruf-huruf
2. Huruf-huruf dibentuk oleh garis-garis, 1. Siswa sudah menguasai teknik
sehingga siswa diperkenalkan dan dilatih menulis kata
untuk membuat garis putus-putus  garis
lurus  garis lengkung lingkaran 
2. Siswa berlatih merangkaikan kata-
garis pembentuk lingkaran kata menjadi kalimat
3. Siswa membuat/menulis huruf-huruf atau 3. Setelah dapat membuat kalimat,
alfabet latin dan merangkaikannya menjadi
siswa akan merangkaikan kalimat-
kata-kata
4. Biasakan siswa menulis dengan sikap kalimat menjadi sebuah paragraf, dan
benar  memegang dan menggunakan paragraf-paragraf disusun menjadi
alat tulis (merupakan kompetensi dasar
sebuah wacana.
menulis yang harus dikembangkan guru)
Menurut Pappas (dalam Nurchasanah, 1994) dalam
pengajaran Bahasa terpadu (termasuk menulis)
dilandasi beberapa prinsip sebagai berikut.
1) Anak-anak adalah pembelajar yang konstruktif.
2) Bahasa adalah sistem makna yang
dikomunikasikan dalam kehidupan sosial.
3) Anak-anak pada dasarnya sudah mempunyai
pengetahuan.
Aplikasi ketiga prinsip di atas dalam pengajaran menulis :
a. Siswa perlu dihadapkan dengan dunia nyata yang ada di
lingkungan sosialnya.
b. Siswa perlu dilatih untuk berinteraksi dengan kehidupan sosial
mereka.
c. Siswa perlu diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan
kehidupan nyata, berbekal pengetahuan yang sudah dimiliki.
d. Siswa diharapkan dapat menemukan masalah yang akan
dituliskan dan lingkungan sosial mereka sendiri, dapat
mengembangkan masalah dengan kreativitas mereka sendiri.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan
Tujuan pengajaran menulis
fokus menulis adalah pembelajaran
terpadu adalah siswa dapat
bahasa Indonesia yang dipusatkan atau
berkomunikasi dalam bahasa tulis bertumpu kepada latihan menulis.
sesuai dengan konteks Fokus pembelajaran bahasa Indonesia
pemakaian bahasa yang wajar. pada kelas rendah adalah penguasaan
Peran guru sangat besar  guru menulis huruf-huruf dan merangkaikan
harus mampu menciptakan huruf-huruf menjadi kata, serta
situasi belajar yang merangkaikan kata-kata menjadi kalimat
sederhana
memungkinkan siswa aktif untuk
Fokus pembelajaran bahasa Indonesia
berkomunikasi dengan
pada kelas tinggi adalah latihan
menggunakan bahasa tulis. berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa tulis secara jelas.
B. Tujuan Pembelajaran Menulis 4) menulis huruf, kata, dan kalimat
di SD Kelas Rendah sederhana dengan huruf lepas,
Hasil belajar atau tujuan 5) menulis beberapa kalimat
pembelajaran menulis pada sederhana (terdiri atas 3 – 5
siswa kelas 1 SD : kalimat),
1) bersikap yang benar dalam 6) menulis kalimat yang didiktekan
menulis garis putus-putus, garis
guru menggunakan huruf
lurus, garis lengkung, lingkaran,
sambung dan menuliskannya
garis pembentuk huruf,
dengan benar, dan
2) menjiplak dan menebalkan
7) menulis rapi kalimat dengan
(gambar, lingkaran, bentul lurus)
3) menyalin (huruf, kata, kalimat, huruf sambung.
angka arab, kalimat atau
beberapa kalimat),
Hasil belajar atau tujuan pembelajaran menulis
pada siswa kelas 2 SD :
1) menuliskan pengalaman menggunakan kalimat
sederhana dengan huruf sambung,
2) menuliskan kalimat yang didiktekan guru dalam
huruf sambung dengan benar (penggunaan ejaan
dan tanda baca),
3) melengkapi cerita dengan kata yang tepat,
4) menulis karangan pendek tentang kegiatan anggota
keluarga, dan
5) menulis cerita sederhana tentang kesukaan dan
ketidaksukaan.
C. Tujuan Pembelajaran Menulis KELAS 4 :
di SD Kelas Tinggi 1. Memahami isi percakapan dan melengkapi
percakapan.
2. Menulis deskripsi tentang benda di sekitar
KELAS 3 : atau seseorang dengan bahasa yang runtut.
1. Menulis karangan dari pikiran sendiri 3. Mengisi formulir dengan benar.
menggunakan pilihan kata dan 4. Memahami isi cerita dan melengkapi cerita.
kalimat. 5. Menulis surat untuk teman sebaya tentang
2. Menulis karangan berdasarkan pengalaman atau cita-cita.
rangkaian gambar seri menggunakan 6. Menyusun paragraf dengan bahan yang
kalimat yang makin kompleks. tersedia.
3. Membuat ringkasan dari teks narasi 7. Menulis cerita berdasarkan pengalaman.
cerita dalam beberapa kalimat 8. Menulis pengumuman dengan bahasa
menggunakan kata-kata sendiri. komunikatif.
4. Menulis petunjuk membuat mainan 9. Menulis cerita rekaan berdasarkan
dan menjelaskan cara memainkannya. pengalaman.
10.Membuat pantun sederhana.
KELAS 5 : KELAS 6 :
1. Menulis karangan berdasarkan gambar seri 1. Mengisi daftar riwayat hidup dengan
yang diacak. benar.
2. Menulis karangan dengan bahan yang 2. Menyusun naskah pidato/sambutan
tersedia.
dengan bahasa komunikatif.
3. Menyusun karangan dengan menggunakan
kerangka karangan.
3. Menyampaikan informasi dalam bentuk
4. Menulis kartu pos dengan benar. iklan dengan bahasa komunikatif.
5. Menulis surat pribadi untuk berbagai 4. Menulis wesel pos dengan benar.
keperluan. 5. Membuat ringkasan dari teks yang dibaca
6. Menyusun laporan melalui tahapan yang atau didengar.
benar. 6. Menyusun rangkuman dari berbagai teks
7. Menulis secara ringkas isi buku pengetahuan
bacaan yang memiliki kesamaan tema.
dan cerita dengan kata-kata sendiri.
8. Menulis kejadian penting dalam buku harian
7. Menulis surat resmi dengan
dengan ragam bahasa yang sesuai. memerhatikan pilihan kata.
9. Menuangkan ide/gagasan dalam bentuk 8. Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa.
poster sederhana dengan bahasa yang 9. Menyusun percakapan berdasarkan
komunikatif ilustrasi gambar.
10. Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi.
02
MODEL PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS
MENULIS
A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENULIS
KELAS STANDAR KOMPETENSI
1 Mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf
sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru, dan menulis rapi menggunakan huruf
sambung
2 Mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf sambung, menulis
kalimat yang didiktekan guru, menulis melengkapi cerita, menulis rapi menggunakan
huruf sambung, dan menuliskan pengalaman tentang kesukaan dan ketidaksukaan.
3 Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan melalui
menulis karangan dari pikiran sendiri, menyusun ringkasan bacaan, menulis karangan
berdasarkan rangkaian gambar seri, dan menulis petunjuk.
4 Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam
berbagai ragam tulisan melalui melengkapi percakapan, menulis deskripsi, mengisi
formulir sederhana, melanjutkan cerita narasi, menulis surat, menyusun paragraf, dan
menulis pengumuman serta menulis cerita rekaan dan melanjutkan pantun.
5 Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam
berbagai ragam tulisan melalui menyusun karangan, menulis surat pribadi, meringkas
buku bacaan, membuat poster, dan menuis catatan harian serta menulis prosa
sederhana dan puisi.
6 Mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagsan, pendapat, dan perasaan dalam
berbagai ragam tulisan melalui mengisi formulir sedarhana, menyusun naskah
sambutan/pidato, menulis iklan sederhana, menyusun ringkasan, menyusun
rangkuman, dan menulis surat resmi serta memarafrasekan puisi dan menyusun
percakapan.
Perbedaan metode pembelajaran dengan teknik pembelajaran

Metode Pembelajaran Teknik Pembelajaran


Mengacu pada prosedur untuk Upaya guru, usaha-usaha guru, atau
mencapai suatu tujuan yang telah cara-cara yang digunakan guru untuk
ditetapkan mencapai tujuan langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas pada saat itu
Kata kunci : penyajian bahan Kata kunci : cara-cara yang digunakan
guru
Terdiri atas :
1. Pemilihan bahan
2. Urutan bahan
3. Penyajuan bahan
4. Pengulangan bahan
Syafi’i (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis
permulaan menjadi dua tahap :
1. Tahap prapenulisan  tujuannya adalah melatih siswa untuk membiasakan diri
bersikap yang baik dan tepat dalam menulis, misalnya sikap duduk yang benar,
pengaturan jarak mata dengan tangan yang tepat pada waktu menulis, cara
membuka buku yang tepat, dan belajar membuat berbagai macam garis yang
memungkinkan siswa untuk bisa menulis dengan rapi.
2. Tahap Penulisan  untuk melatih siswa menulis yang sesungguhnya.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap penulisan :
a. Menjiplak e. Melengkapi
b. Menyalin f. Menulis halus
c. Menatap g. Dikte
d. Menyusun h. Mengarang
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986), beberapa teknik dalam pembelajaran menulis :

No Teknik Penjelasan
1 Menyusun kalimat Dapat dilakukan dengan cara :
a. Menjawab pertanyaan  Siapa namamu?
b. Melengkapi kalimat  Ibu kota Jawa Barat adalah ... .
c. Memperbaiki susunan kalimat  Baju membeli ayah.  Ayah
membeli baju.
d. Memperluas kalimat  Ibu menjahit.  Ibu menjahit pakaian.
e. Substitusi
f. Transformasi
2 Memperkenalkan karangan Menggunakan teknik baca dan tulis, atau simak dan tulis
3 Meniru model Guru menyiapkan contoh karangan yang dipakai sebagai model oleh siswa
untuk menyusun karangan.
4 Karangan bersama Diawali dengan pengamatan, kemudian menyusun kalimat hingga menjadi
karangan.
5 Mengisi
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986), beberapa teknik dalam pembelajaran menulis :

No Teknik Penjelasan
6 Menyusun kembali Suatu karangan yang dikacaukan urutan kalimatnya, kemudian siswa
mengurutkan kembali menjadi karangan yang urut dan benar.
7 Menyelesaikan cerita Siswa diberi sebuah cerita yang belum selesai dan siswa akan menyelesaikan
cerita tersebut menjadi cerita yang utuh.
8 Menjawab pertanyaan Siswa diberi pertanyaan dan kalimat-kalimat jawaban siswa dapat disusun
sebuah cerita tentang alam sekitar
9 Meringkas bacaan Siswa diberi bacaan berupa cerita pendek atau wacana. Siswa diminta
membaca kemudian meringkasnya.
10 Parafrase Guru memberikan karangan puisi yang harus diubah oleh siswa dalam bentuk
prosa atau sebaliknya.
11 Reka cerita gambar Siswa mengamati gambar tunggal atau gambar berseri, kemudian diminta
untuk menuliskan sebuah cerita yang berhubungaan dengan gambar yang
diamati.
12 Memerikan Siswa mengamati sesuatu kemudian diminta untuk menggambarkan atau
memerikan apa saja yang diamati dalam bentuk tulisan.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986), beberapa teknik dalam pembelajaran menulis :

No Teknik Penjelasan
13 Mengembangkan kata kunci Siswa diberikan beberapa kata kunci lalu akan disusun dan dikembangkan
menjadi sebuah karangan.
14 Mengembangkan kalimat Mengembangkan kalimat menjadi sebuah karangan.
topik
15 Mengembangkan judul Siswa diberi judul kemudian akan dikembangkan dalam kalimat-kalimat topik
dan paragraf yang saling berhubungan.
16 Mengembangkan peribahasa Siswa mendapatkan sebuah peribahasa yang sudah dimengerti, kemudian
akan menulis karangan singkat berdasarkan peribahasa tersebut.
17 Menulis surat Menulis surat secara terpimpin dan secara bebas.
18 Menyusun dialog Contoh : Siswa menyusun suatu dialog antara ayah, ibu, dan adik tentang
rencana rekreasi saat liburan mendatang.
19 Menyusun wacana Siswa bebas menentukan juudul, menjabarkan judul menjadi kalimat topik,
melengkapi kalimat topik dengan kalimat pengembang sehingga tersusun
paragraf.
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
MENULIS DI SD KELAS RENDAH
 Silabus berarti ikhtisar suatu pelajaran. Silabus merupakan
seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta
penilaiannya.
 Sebelum mengajar, guru harus merencanakan pembelajarannya
dengan menyusun Rencana Pembelajaran untuk suatu mata
pelajaran.
 Supaya guru dapat menyusun suatu rencana pembelajaran, guru
harus memahami ketentuan-ketentuan dalam kurikulum yang
berlaku.
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
MENULIS DI SD KELAS TINGGI

Komponen Rencana Pembelajaran


1. Mata pelajaran a) Apersepsi
2. Satuan pendidikan b) Bagian Inti
3. Kelas/semester c) Bahan dan Sumber Belajar
4. Waktu d) Penilaian
5. Kompetensi Dasar
6. Hasil Belajar
7. Indikator Hasil Belajar
8. Langkah Pembelajaran
MODUL 10

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


DENGAN FOKUS MENYIMAK
01
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI SD
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN

Kimble (dalam Hergenhahn, 1982)


mengemukakan bahwa perubahan
tingkah laku siswa setelah
melaksanakan pembelajaran adalah
tingkah laku yang relatif permanen,
tingkah laku yang diakibatkan oleh
adaya penguatan (reinforcement)
praktis.
Beberapa detail hakikat pembelajaran tersebut
dikemukakan sebagai berikut.
1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku
2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen
3. Perubahan tingkah laku tidak dapat berubah
menjadi pengalaman
4. Perubahan tingkah laku disebabkan
pengalaman/latihan praktis
5. Pengalaman/latihan harus selalu ditajamkan,
terutama pada tanggapan yang memerlukan adanya
reward.
Pembelajaran dapat membuat seseorang
memiliki pengalaman dan tingkah laku
sesuai dengan pengalaman yang
diterimanya.
Oleh sebab itu, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (BI)
sebagai B2 bagi siswa SD perlu diberikan kesempatan kepada
siswa untuk berlatih menggunakan bahasa agar apa yang
dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa
Indonesia.
B. PEMBELAJARAN BAHASA

Pembelajaran adalah sebuah


Sistematis karena dalam
pelaksanaannya terdapat tatanan dan
aktivitas yang sistemik, sistematis tahapan yang bersifat procedural dan
dan terencana. berhubungan secara kronologis-kausatif.

Terencana karena dalam


Sistemik karena di dalamnya pembelajaran terlihat jelas dan tegas
terdapat seprangkat subsistem yang adanya dasar, arah/tujuan, dan sasaran
saling berkaitan dan berinterkasi yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan
secara fungsional untuk mencapai pembelajaran perlu perencanaan yang
tujuan pembelajaran yang telah dipersiapkan dan evaluasi sebagai tindak
ditetapkan. lanjut untuk mengetahui berhasil
tidaknya pembelajaran tersebut.
C. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD

 Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesian


diperoleh dengan dua cara, yaitu pemerolehan secara formal dan
nonformal.
 Menurut kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran
Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulis sebagai alat untuk
mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai
aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya
sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89).
Untuk kelas I dan II (kelas rendah), pembelajaran Bahasa
Indonesia menekankan pada aspek peningkatan
kemampuan membaca dan menulis
permulaan, sedangkan untuk III-VI (kelas tinggi)
menekankan pada peningkatan kemampuan
berkomunikasi lisan dan tulis.
Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditentukan kurikulum.
D. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK
1. Teori Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan yang paling
banyak dilakukan manusia. Kegiatan menyimak
dalam kurikulum 2004 disebut dengan istilah
mendengarkan, tidak bisa dilepaskan dengan
kegiatan berbicara karena sebagai suatu jalinan
komunikasi. Antara menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis memiliki
hubungan dalam jalinan keterampilan
berbahasa.
a. Hakikat menyimak
Mendengar, mendengarkan, Menurut Kamidjan (2001:4)
menyimak merupakan kegiatan menyimak adalah suatu proses
aktif reseptif, sedang berbicara mendengarkan lambang-
kegiatan aktif produktif yang lambang bahasa lisan dengan
melibatkan unsur kejiwaan dan
sungguh-sungguh penuh
metakognitif seseorang. Jika dilihat
perhatian, pemahaman,
dari segi tingkat pemaknaan,
mendengarkan lebih tinggi
apresiatif yang dapat disertai
daripada mendengar, dan dengan pemahaman makna
menyimak lebih tinggi daripada komunikasi yang disampaikan
mendengarkan. secara nonverbal.
Dalam menyimak, perlu diperhatikan
aspek kinestetik dan suprasegmental :
1. Tekanan atau keras lembutnya suara,
2. Jeda atau panjang pendeknya suara,
3. Nada atau tinggi rendahnya suara,
4. Intonasi atau naik turunnya suara,
5. Ritme atau irama dalam suara.
b. Jenis-jenis Menyimak
1. Menyimak ekstensif, yaitu proses menyimak yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan radio, televisi, percakapan
orang di angkot, pasar, kotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta
api, dan sebagainya.
Jenis-jenis menyimak ekstensif :
a. Menyimak Sosial
b. Menyimak Sekunder
c. Menyimak Estetika
d. Menyimak Pasif
b. Jenis-jenis Menyimak

2. Menyimak intensif, merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan


dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang
tinggi untuk memahami makna yang dikehendaki.
 Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman.
 Memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi.
 Pada dasarnya adalah memahami bahasa formal.
 Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan.
Reproduksi  mengungkapkan kembali sesuatu
yang telah dipahami. Fungsi reproduksi :
mengukur kemampuan integratif antara
menyimak dan berbicara,
mengukur kemampuan integratif antara
menyimak dengan menulis atau mengarang,
mengetahui kemampuan daya serap
seseorang,
mengetahui tingkat pemahaman seseorang
tentang bahan yang telah disimak.
c. Unsur-unsur menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan Teknik menyimak efektif
yang cukup kompleks karena sangat
bergantung kepada berbagai unsur Syarat-syarat menyimak
dasar dan unsur tambahan yang efektif :
mendukung. Unsur dasar adalah unsur
pokok yang menyebabkan timbulnya menyimak dengan
komunikasi dalam menyimak. Setiap berkonsentrasi,
unsur merupakan satu kesatuan yang menelaah materi simakan,
tak terpisahkan dengan unsur yang lain.
menyimak dengan kritis
Unsur-unsur dasar menyimak adalah membuat catatan
pembicara, penyimak, bahan simakan,
dan bahasa lisan yang digunakan.
e. Teknik peningkatan daya simak
teknik loci
teknik penggabungan
teknik fonetik
teknik akronim
teknik pengelompokan
kategorial
teknik pemenggalan
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus
Menyimak
Aspek keterampilan berbahasa (kompetensi dasar) yang
menjadi fokus harus mendapatkan penekanan dalam
pembelajaran. Misalnya, kita memilih menyimak sebagai fokus
pembelajaran materi yang di sampaikan dengan teknik-teknik
menyimak, yaitu kegiatan dimulai dengan kegiatan siswa
menyimak dan hasil menyimak menjadi tujuan mencapai hasil
belajar. Tujuan pembelajaran menyimak di SD adalah untuk
mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta,
mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan
memperbaiki kemampuan bicara.
02
MODEL PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MENYIMAK
A. MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI
UNTUK FOKUS MENYIMAK 4) Dalam menyusun bahan ajar, yang perlu
1) Di dalam kurikulum 2004, yakni kurikulum diperhatikan adalah (a) siswa, (b)
berbasis kompetensi (KBK), bahwa standar pendekatan, (c) tema, (d) media, (e)
kompetensi “mendengarkan” (menyimak lingkungan, kompetensi dasar
lisan) terdiri atas mendengarkan berita, kebahasaan, dan (f) sarana.
pengumuman, perintah, bunyi atau 5) Syarat utama untuk memilih teks yang
suara,penjelasan,laporan, dialog atau diperdengarkan adalah menarik minat
percakapan. dan dekat dengan kebutuhan siswa. Hal
2) Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan yang diperhatikan dalam hal ini sebagai
fokus menyimak adalah pembelajaran berikut.
bahasa yang menekankan aspek menyimak Keluasan bahan ajar.
sebagai pusat kegiatan aktivitas belajar Keterbatasan waktu.
siswa. Perbedaan karakteristik siswa.
3) Bahan menyimak tidak selalu dari buku Perkembangan ilmu, teknologi, dan seni.
pelajaran, tetapi diambilkan dari semua
sumber belajar yang tersedia di sekitar siswa.
B. METODE ATAU TEKNIK 2) Metode dalam pembelajaran :
PEMBELAJARAN MENYIMAK (lihat Modul 3)
Simak – Ulang Ucap
1) Guru yang profesional, Simak – Tulis
selain dapat menyusun Simak – Terka
Simak – Cerita
bahan ajar dan juga
Simak – Jawab
menguasainya, dituntut Simak – Baca
terampil dalam Simak – Rangkum
Simak – Lengkapi
menyampaikan materi itu Simak – Kerjakan
kepada siswa. Simak – Lakukan
Simak – Bisik Berantai
Simak – Sanggah
Simak – Temukan Benda/Objek, dan sebagainya
C. MENYUSUN MODEL PERENCANAAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS MENYIMAK 5) Salah satu siswa ditunjuk untuk memilih
nama burung atau binatang yang
Alternatif kegiatan untuk kelas rendah disebutkan guru. Siswa yang lain
1) Tanya jawab tentang nama-nama menirukan menyebutkan/mengucapkan
burung dan binatang peliharaan serta nama burung/binantang yang dimaksud.
menirukan bunyi masing-masing. 6) Gambar-gambar ditempelkan pada papan
2) Guru memperlihatkan gambar burung panel atau papan tulis, kemudian ditulis
dan binatang peliharaan. namanya dan dibaca bersama-sama.
3) Siswa secara bergilir ditanya tentang 7) Siswa berlatih menulis nama-nama
nama binatang-binatang tersebut. burung/binatang di papan tulis sesia yang
4) Siswa secara bergilir mengelompokkan ditunjuk guru.
gambar burung dan gambar binatang. 8) Guru dan siswa mengulang membaca
gambar bersama-sama dan meminta siswa
untuk mempelajari di rumah.
TERIMA
KASIH

AKU CINTA BAHASA


INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai