TUGAS 2
PDGK4204
No. Soal
1. Padukan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek sastra di kelas tinggi (kelas 6 SD).
2. Penyusunan buku teks didasarkan pada pinsip berikut: (a) prinsip seleksi, (b) seleksi gradasi ,
dan (c) prinsip repetisi, dan (d) prinsip repetisi W. F. Mackey (dalam Hanafi, 1981). Uraikan
dengan singkat dan jelas empat prinsip penyusunan buku teks tersebut dengan kalimatnya Anda
sendiri.
3. Untuk keterampilan menulis di kelas 1 (kelas rendah), kurikulum 2004 menerapkan standar
kompetensi sebagai berikut. Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri
dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru, dan menulis
rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan ke dalam tujuh buah
kompetensi dasar. Uraikan dengan jelas tujuh buah kompetensi dasar yang dimaksud dengan
standar masing-masing hasil belajar dan indikatornya.
4. Dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk matapelajaran Bahasa Indonesia, Anda boleh
menggunakan tiga teknik, yaitu: (a) teknik membaca sekilas (skimming), teknik membaca
memindai scanning), dan (3) teknik SQ3R. Coba Anda uraikan dengan singkat dan jelas strategi
membaca cepat yang efektif dengan menggunakan teknik SQ3R.
5. Uraikan enam macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka.
JAWAB :
1. Mampu memahami ragam teks bacaan dengan berbagai cara membaca untuk mendapatkan
informasi tertentu melalui membacakan tata tertip/ pengumuman, membaca cepat, membaca
intensif dan ekstensif, membaca sekilas, dan membaca memindai teks- teks khusus dan
membacakan novel.
- Prinsip seleksi
Dalam seleksi ini yang perlu dipertimbangkan adalah hal- hal, seperti berikut ini.
a. Tujuan pengajaran Bahasa, level Bahasa yang diajarkan, dan junlah waktu belajar.
b. Tipe Bahasa yang akan diajarkan yang meliputi dialek, register dan media.
c. Jumlah materi yang akan disajikan.
d. Pilihan butir- butir yang akan diajarkan yang mencakup fonetik, tata Bahasa, kosakata,
dan makna kata.
e. Kriteria yang dipakai melandasi pilihan
- Presentasi bahan
Presen bahan mempersoalkan pengomunikasian bahan kepada siswa. Presentasi bahan
pelajaran tampak pada uraian berikut:
a. Penahapan bahan pelajaran, baik jumlah maupun satuanya.
b. Pendemontrasian bahan pelajaran yang mungkin secara lisan ataukah secara tertulis.
c. Prosedur yang ditempuh dalam penyajian isi pelajaran yang terdiri dari ragam prosedur,
yaitu eksplanasi, translasi,, otentik atau peragaman gambar atau konteks.
3.Uraikan tujuh buah kompetensi dasar dengan standar masing- masing indikatornya.
Menulis huruf, kata, dan kalimat 1. Menulis huruf, kata, dan kalimat
sederhana dengan huruf lepas sederhana.
2. Menulis huruf kata, dan kalimat sederhana
dengan benar dan dapat dibaca orang lain.
3. Membuat label untuk benda- benda dalam
kelas.
4. Melengkapi kalimat yang belum selesai
berdasarkan gambar.
5. Menuliskan nama diri, umur, tempat
tinggal.
Menulis beberapa kalimat sederhana 1. Menulis pikiran dan pengalaman dengan
(terdiri atas 3-5 kata) dengan huruf huruf sambung dengan rapi yang mudah
sambung. dibaca orang lain.
Menulis kalimat yang didiktekan guru 1. Menulis kalimat secara benar dan tepat
menggunakan huruf sambung dan mengikuti apa yang didiktekan guru.
menuliskanya dengan benar. 2. Menulis dengan menggunakan huruf
sambung.
Menulis rapi kalimat dengan huruf Menulis kalimat dengan huruf sambung yang
sambung rapi dan dapat dibaca orang lain
4. Uraikan dengan singkat dan jelas strategi membaca cepat yang efektif dengan menggunakan Teknik
SQ3R.
5. Enam macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka.
a. Pengajaran Membaca Permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan Sekolah Dasar.
Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan
mengasosiasikan huruf dengan bunyi- bunyi Bahasa yang diwakilinya, membina Gerakan mata
membaca dari kiri kekanan, membaca kata- kata dan kalimat sederhana.
b. Pengajaran Membaca Nyaring
Pelajaran membaca nyaring ini disatu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan dari
pengajaran permulaan, dan dipihak lain dipandang juga sebagai pengajaran membaca tersendiri
yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring.
c. Pengajaran Membaca dalam Hati
Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan
mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi bagianya.
d. Pengajaran Membaca Pemahaman
Dalam prakteknya, pengajaran membaca pemahaman hamper tidak berbeda dengan pengajaran
membaca dalam hati.
e. Pengajaran Membaca Bahasa
Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran Bahasa. Guru
memanfaatanya untuk membina kemampuan Bahasa siswa.
f. Pengajaran Membaca Teknik
Pengajaran membaca Teknik memusatkan perhatinya kepada pemvina- Pembina kemampuan
sisiwa menguasai Teknik- Teknik membaca yang dipandang patut. Dalam pelaksanaanya
pengajaran membaca Teknik sering kali berimpit dari pengajaran membaca nyaring, dan
dengan membaca pengajaran permulaan.
1 dari 1