Anda di halaman 1dari 24

LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA DI SD

PDGK4107 MODUL 2
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : EKOSISTEM

1. PERCOBAAN 1 : EKOSISTEM DARAT

A. Tujuan
Membandingkan komponen – komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan
buatan.
B. Alat Dan Bahan
1. Alat-alat tulis
2. Kamera / Handphone (HP)
3. Lingkungan sekitar (Sawah dan Kebun)

C. Landasan Teori
Semua organisme yang hidup di alam harus berinteraksi secara baik dengan
lingkungannya (alam). Organisme hidup dalam sebuah sistem yang ditopang oleh
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara
komponen biotik dengan komponen abiotik. Komponen biotik terdiri dari makhluk hidup
yang hidup di ekosistem tersebut. Sedangkan komponen abiotik meliputi udara, air, dan
tanah. Ekosistem juga dibagi menjadi 2 yaitu ekosistem alami dan buatan.

D. Cara Kerja
1) Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
2) Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan
jenis/warna tanah
3) Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
4) Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
5) Mencatat hewan yang ada, baik yang tetap maupun yang singgah, termasuk hewan-
hewan yang berukuran kecil
6) Mencatat data pada lembar kerja
7) Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua sistem tersebut.

E. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1.
Komponen abiotik ekosistem darat alami

No. Komponen abiotik Kondisi / keadaan

1 Suhu Sejuk
2 Cahaya Terang
3 Angin Semilir
4 Tanah Subur
Gambar pada tabel 2.2 .
Komponen biotik ekosistem darat alami

Pohon Pepaya Pohon Mangga Pohon Bambu Benalu


Rumput

Kupu – Kupu Bunglon Ayam Serangga Semut


Tabel 2.2.
Komponen biotik ekosistem darat alami

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai

1 Rumput Kupu-kupu Cacing


2 Pohon Pepaya Bunglon Jamur
3 Pohon Mangga Ayam
4 Pohon Bambu Serangga
5 Benalu Semut

Tabel 2.3.
Komponen abiotik ekosistem darat buatan

No. Komponen abiotik Kondisi/Keadaan

1 Angin Semilir
2 Tanah Basah
3 Air Keruh
4 Cahaya Terang

5 Suhu Panas

Gambar pada tabel 2.4.


Komponen biotik ekosistem darat buatan

Rumput Teki Terong Jagung


Padi Singkong
Burung Ular Belalang Katak Tikus

Tabel 2.4.
Komponen biotik ekosistem darat buatan

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai

1 Padi Burung Cacing


2 Rumput teki Ular Bakteri
3 Terong Belalang Jamur
4 Jagung Katak
5 Singkong Ulat
6 Tikus

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel, terjadi interaksi antara ekosistem biotik
darat alami dan ekosistem darat buatan. Tanaman yang berada pada ekosistem darat alami
(kebun) yaitu yaitu rumput, pohon pepaya, pohon mangga, pohon bambu, dan benalu.
Sedangkan jenis hewannya terdapat kupu – kupu, bunglon, ayam, serangga, dan semut.
Dengan komponen abiotik suhu yang sejuk, cahaya yang terang, angin yang semilir, dan
memiliki tanah yang subur.
Selanjutnya, untuk hasil pengamatan pada tabel ekosistem biotik darat buatan (sawah)
terdapat beberapa jenis tanaman, yaitu padi, rumput teki, terong, jagung, dan singkong.
Dengan komponen abiotik darat buatan yaitu angin yang semilir, tanah yang basah, air
yang keruh, cahaya yang cukup, dan memiliki suhu yang panas. Pada kedua ekosistem
tersebut terdapat rantai makanan bagi makhluk hidup yang terdapat di dalamnya.

G. Kesimpulan
Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik yang terjadi
pada alam seperti pada kebun merupakan ekosistem darat alami. Hal ini sama sekali tidak
ada campur tangan manusia. Sedangkan pertumbuhan komponen biotiknya tidak
dikendalikan oleh manusia. Hubungan timbal balik antar komponen biotik dan komponen
abiotik yang terjadi di sawah merupakan ekosistem buatan, dimana terdapat unsur campur
tangan manusia diantaranya adalah dalam menentukan jenis komponen biotik dan jumlah
populasi komponen biotiknya.
Ekosistem darat alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, ada air,
tanah dan udaranya. Hanya berbeda pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami
tidak dikendalikan jumlah populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun ekosistem darat
alami lebih lengkap dibandingkan ekosistem darat buatan.

H. Jawaban Pertanyaan
Soal :
1. Menurut pendapat Anda, ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen
biotik lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
 Menurut pendapat saya, komponen biotik pada ekosistem darat alami lebih banyak
dibandingkan dengan ekosistem darat buatan. Karena Ekosistem darat alami
jumlah populasi, dan jenis makhluk hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia.

I. Daftar Pustaka
1. Modul praktikum IPA di SD
2. Macam-Macam Ekosistem, dari yang Alami Hingga Buatan - kumparan.com
3. Contoh Dan Pengertian Ekosistem Alami (Ekosistem Darat Dan Perairan) -
RumusHitung.Com
4. Laporan ekosistem darat, buatan, perairan

J. Kesulitan Yang Dialami


Kesulitan yang dialami dalam kegiatan praktikum ini adalah kelompok kami tinggal
di daerah perkotaan, sehingga harus pergi ke desa terlebih dahulu untuk menemukan
kebun dan sawah. Pengambilan foto sesuai dengan tumbuhan dan hewan yang kami pilih
juga sulit ditangkap oleh kamera.
K. Foto/Video Praktikum

Tahap Persiapan Deskripsi

Sebelum melakukan pengamatan, kita


terlebih dahulu mencari kebun atau
sawah ke desa. Selanjutnya
menyiapkan alat – alat tulis yang
diperlukan untuk mencatatat hasil
pengamatan.

Tahap Proses Deskripsi

Pada tahap proses, kami mengamati


tumbuhan dan hewan yang berada di
darat alami dan darat buatan.
Selanjutnya menulis hasil pengamatan
pada buku catatan sesuai dengan apa
yang ada di kebun dan sawah.

Tahap Akhir Praktikum Deskripsi

Pada tahap akhir praktikum, membuat


laporan sesuai dengan hasil catatan
yang telah ditulis.
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA DI SD
PDGK4107 MODUL 2
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : EKOSISTEM

2. PERCOBAAN 2 : EKOSISTEM PERAIRAN

A. Tujuan
Mengamati komponen-komponen yang terdapat dalam ekosistem perairan sungai.

B. Alat dan Bahan


1. Alat-alat tulis
2. Kamera / Handphone (HP)
3. Lingkungan sekitar (Sungai)

C. Landasan Teori
Ekosistem merupakan hubungan timbale balik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik. Ekosistem dibagi menjadi 2 :
 Ekosistem Darat, yaitu hubungan timbal balik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik yang terjadi di lingkungan darat. Contoh : Kebun, Sawah, dan lain-
lain.
 Ekosistem Perairan, yaitu hubungan timbal balik antara komponen abiotik dengan
komponen biotik yang terjadi di perairan. Contoh : Kolam, Sungai, dan lain-lain.
Kedua Ekosistem tersebut ada yang alami dan ada juga yang buatan.

D. Cara Kerja
1. Menentukan satu ekosistem alam yang ada di sekitar tempat tinggal
2. Menentukan lokasi pengamatan
3. Mengamati komponen biotik dan abiotik yang ada di perairan alam
4. Mencatat komponen – komponen biotik dan abiotik yang ada pada lokasi
pengamatan
5. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan
E. Hasil Pengamatan

Tabel 2.5.
Komponen abiotik ekosistem perairan

No. Komponen abiotik Kondisi / keadaan

1 Air Keruh
2 Udara Sejuk
3 Cahaya Terang
4 Cuaca Cerah

Gambar pada tabel 2.6 .


Komponen biotik ekosistem perairan

Apu – Apu Ganggang Kangkung Krangkong


Lumut
Tabel 2.6.
Komponen biotik ekosistem perairan

No. Jenis Tumbuhan Jenis Hewan Pengurai

1 Lumut Ikan Bakteri


2 Apu-apu Udang Mikrobia
3 Ganggang Serangga
4 Kangkung Katak
5 Krangkong Ular

F. Pembahasan
Pada ekosistem perairan yang diamati yaitu sungai. Terdapat komponen abiotik yaitu
air yang keruh, udara yang sejuk, cahaya yang terang, dan cuaca yang cerah. Sedangkan
komponen biotiknya terdapat beberapa jenis tumbuhan antara lain : lumut, apu – apu,
ganggang, kangkung dan krangkong. Untuk jenis hewan terdapat beberapa jenis ikan,
udang, serangga air, katak, dan ular. Dalam komponen biotik tumbuhan dan hewan dapat
terjadi rantai makanan.

G. Kesimpulan
Pengamatan yang dilakukan pada ekosistem perairan yaitu sungai dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu terdapat jaring – jaring makanan yang terjadi antara hewan dan
tumbuhan yang ada di sungai.

H. Jawaban Pertanyaan
Soal :
1. Jelaskan menurut pendapat Anda perbedaan apa yang tampak jelas antara ekosistem
darat pada percobaan 1 dengan ekosistem perairan ini!
 Menurut pendapat saya, komponen abiotik utama ekosistem darat adalah tanah,
sedangkan komponen abiotik yang utama pada ekosistem perairan adalah air.
Penyusun komponen biotik pada ekosistem darat adalah makhluk hidup yang
hanya bisa bertahan hidup di daratan, sedangkan penyusun komponen biotik pada
ekosistem perairan merupakan makhluk hidup yang hidupnya di air dan ada pula
makhluk hidup yang dapat hidup di darat dan di air, yaitu hewan amfibi.
I. Daftar Pustaka
1. Modul praktikum IPA di SD
2. Rantai Makanan Ekosistem Sungai - MateriIPA.com
3. Ekosistem Sungai : Pengertian, Ciri-ciri, Komponen, Manfaatnya -
IlmuGeografi.com
4. Ekosistem Perairan - Pengertian, Macam, Ciri dan Permasalahan
5. Contoh Dan Pengertian Ekosistem Alami (Ekosistem Darat Dan Perairan) -
RumusHitung.Com

J. Kesulitan yang Dialami


Kesulitan yang dialami dalam kegiatan pengamatan ekosistem perairan yaitu ketika
mencari sungai yang terdapat airnya.sebab, lokasi pengamatan terdapat di Ds. Sumberejo,
kec. Grogol kab. Kediri. Pada desa tersebut, beberapa sungai mengalami kekeringan,
sehingga saya harus mencari sungai lain yang terdapat airnya. Sedangkan untuk
dokumentasi hewan sulit di dapatkan karena air yang keruh membuat hewan yang
terdapat di sungai tidak terlalu terlihat sehingga tidak bisa didokumentasikan.

K. Foto/Video Praktikum

Tahap Persiapan Deskripsi

Sebelum melakukan pengamatan,


menyiapkan alat – alat tulis terlebih
dahulu, serta membawa Handphone
untuk mendokumentasikan ekosistem
perairan.

Tahap Proses Deskripsi

Pada tahap proses, mengamati


keadaan sekitar. Mula dari keadaan
air, cahaya, angin, dan memastikan
cuaca memungkinkan untuk
melakukan pengamatan. Selanjutnya,
mengamati hewan dan tumbuhan
yang ada di sungai. Serta mencatat
hasil pengamatan.

Tahap Akhir Praktikum Deskripsi

Pada tahap akhir, membuat


kesimpulan dan mulai mengerjakan
laporan berdasarkan hasil pengamatan
yang ada.
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA DI SD
PDGK4107 MODUL 2
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

KEGIATAN PRAKTIKUM 1 : EKOSISTEM

3. PERCOBAAN 3 : Rantai Makanan, Jaring-Jaring Makanan Dan Piramida Ekologi

       A. Tujuan
Menentukan rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi dalam
ekosistem darat dan ekosistem perairan.

 B.  Atal dan Bahan


1) Alat tulis
2) Lingkungan sekitar

C. Cara Kerja
Ekosistem darat:
1)      Memperhatikan data pada tabel 2.2 dan 2.4. kemudian membuat bagan rantai
makanan
2)      Menentukan jenis hewan pertama sebagai konsumen
3)      Membuat bagan rantai makanan
4)      Membuat jaring-jaring makanan
5)      Mengelompokkan komponen biotiknya menurut tingkat trofiknya
6)      Membuat bagan piramida ekologi
Ekosistem perairan :
1)      Membuat bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan berdasarkan tabel.2.6
2)      Mengelompokkan komponen biotik ke dalam tingkat trofik
3)      Membuat bagan piramida ekologi
4)      Membuat kesimpulan mengenai rantai makanan

D. Dasar Teori
Rantai makanan berasal dari organisme autrotofik, yaitu berupa tumbuh-tumbuhan.
Organisme yang memakan tumbuhan disebut Herbivora (konsumen sekunder), yang
memakan herbivora disebut karnivora (konsumen sekunder) dan yang memakan konsumen
sekunder adalah konsumen tersier.
Tingkatan organisme dalam rantai makanan disebut tingkat trofik. Tingkat trofik
pertama yaitu produsen (tumbuhan). Kumpulan dari beberapa rantai makanan disebut dengan
jaring-jaring makanan. Dengan kata lain rantai makanan yang saling menjalin dengan
kompleks
.
E.  Hasil Pengamatan

1)      Ekosistem Darat

Rantai makanan 1 :
Padi Tikus Ular Pengurai

Rantai Makanan 2 :
Padi Ulat Burung Pengurai

Rantai Makanan 3 :
Padi Belalang Katak Ular Pengurai

Gambar 2.1
Bagan jaring-jaring pakanan pada ekosistem darat

Tabel 2.7
Tingkat trofik komponen biotik pada ekosistem darat
No. Tingkat Trofik Pengurai

1 2 3 4
1 Padi Cacing
2 Rumput Teki Bakteri
3 Belalang Jamur
4 Ulat
5 Tikus
6 Ayam
7 Katak
8 Burung
9 Ular
Gambar 2.3
Bagan Piramida Ekologi pada Ekosistem Darat

2)      Ekosistem Perairan

Rantai makanan 1 :
Lumut Ikan Ular Pengurai

Rantai makanan 2 :
Apu-apu Serannga air Katak Ular Pengurai

Rantai makanan 3 :
Kangkung Serangga air Ikan Ular
Pengurai

Gambar 2.4
Bagan Jaring-jaring Makanan pada Ekosistem Perairan

Tabel 2.8
Tabel Tingkat Trofik biotik pada Ekosistem Perairan

No. Tingkat Trofik Pengurai


1 2 3 4
1 Lumut Bakteri
2 Apu-apu Mikroba
3 Kangkung
4 Ikan
5 Serangga air
6 Katak
7 Ular

Gambar 2.6
Bagan piramida ekologi pada ekosistem perairan

F . Pembahasan
Dalam Ekosistem ada rantai makanan yaitu hubungan makan dan dimakan antara
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Sebuah Ekosistem akan seimbang dan terjaga
kelestariannya apabila jumlah produsen lebih banyak dibandingkan dengan konsumen tingkat
1, konsumen tingkat 1 harus lebih banyak dibandingkan dengan konsumen tingkat 2 dan
seterusnya. Struktur trofik tertinggi dari pengamatan di atas adalah Ular pada ekosistem darat
maupun ekosistem perairan.

G.   Kesimpulan
Rantai makanan, jaring-jaring makanan ,dan piramida makanan merupakan satu
kesatuan berturut-turut yang tidak dapat di pisahkan. Dimana Rantai makanan adalah bagian
dari jaring-jaring makanan. Terbentuknya piramida ekologi karena adanya jaring- jarring
makanan.
H. Jawaban Pertanyaan
 Pertanyaan
a) Komponen apakah yang sama-sama terdapat pada ekosistem darat maupun ekosistem
perairan? Jelaskan !
b) Ditinjau dari data yang diperoleh, pada ekosistem mana lebih banyak jenis komponen
biotiknya? Mengapa demikian ?

 Jawaban
a)  Komponen yang sama yang terdapat dalam ekosistem darat dan perairan adalah
komponen abiotik, yaitu air, tanah dan udara. Hanya saja pada ekosistem darat jumlah
komponen airnya lebih sedikit dibandingkan ekosistem perairan.
b) Ekosistem darat dan ekosistem perairan yang paling banyak komponen biotiknya adalah
ekosistem darat, karena jenis Makhluk hidupnya lebih kompleks.

I. Daftar Pustaka
 Modul Praktikum IPA di SD
 Sumardi,yosaphat,dkk(2009).KonsepDasar IPA Di SD. Modul 5.Jakarta: Universitas
Terbuka.
 Ichan,M.dkk.(2001). IlmukesehatandanGizi.Jakarta :Universitas Terbuka.
 Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga. Jakarta
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA DI SD
PDGK4107 MODUL 2
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : PENCEMARAN LINGKUNGAN

PERCOBAAN 1 : PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR


BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA)
A. TUJUAN
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah ( allium cepa)

B. DASAR TEORI
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/ atau
komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi pencemaran air, udara, tanah,
logam berat, dan suara. Salah satu pencemaran air adalah penggunaan deterjen. Sedangkan
deterjen sendiri adalah pembersih sintetis yang terbuat dari bahan- bahan turunan minyak
bumi, yang terdiri dari bahan kimia yang dapat memberikan dampak negatif.

C. ALAT DAN BAHAN


 Sendok detergen
 Gelas plastik
 Pengaduk
 Mistar dengan skala mm
 Kertas label
 Air bersih
 Bawang merah
 Detergen serbuk

D. CARA KERJA
 Menyediakan deterjen serbuk 100%, pengenceran 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1%, serta
control berupa air PDAM
 Cara menyediakan larutan
a. Melarutkan 1 gram deterjen bubuk dalam air PDAM hingga 1000ml, kemudian
diberi label 100%
b. Mengambil 500ml larutan deterjen 100%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000ml.
beri label 50%
c.  Mengambil 500ml larutan deterjen 50%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000ml.
beri label 25%
d.  Mengambil 500ml larutan deterjen 25%, lalu tambahkan air PDAM hingga 1000ml.
beri label 12,5%
e.  Mengambil 500ml larutan deterjen 12,5%, lalu tambahkan air PDAM hingga
1000ml. beri label 6,25%
f.  Mengambil 500ml larutan deterjen 6,25%, lalu tambahkan air PDAM hingga
1000ml. beri label 3,10%
 Menyediakan bawang merah kemudian kupas kulit epidermis serta bagian akar
primordial
 Mengisi tabung reaksi dengan larutan deterjen hingga penuh
 Meletakkan bawang merah dengan calon akar primordial menyentuh larutan deterjen
 Meletakkan bawang merah yang lain pada tabung control ( tabung yang berisi air
PDAM)
 Mengamati pertumbuhan akarnya setiap 24 jam, dan menambah larutan hingga penuh
jika berkurang
 Mengangkat bawang merah setelah 72 jam dan hitung panjang akarnya. Tuliskan
hasilnya pada lembar kerja
 Menghitung hambatan pertumbuhan setiap konsentrasi larutan dengan menggunakan
rumus
 Membuat grafik hambatan pertumbuhan

E. DATA HASIL

Tabel 2.9
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah
No. Konsentrasi Rata-rata panjang akar IG (%)
1 Kontrol 1,5 0
2 3,1 % 0,9 40
3 6,25 % 0,7 53
4 12,5 % 0,7 53
5 25 % 0,5 67
6 50 % 0,5 67
7 100 % 0,5 67

Grafik 2.1
Grafik hambatan pertumbuhan akar bawang merah
F. PENGOLAHAN DATA / PEMBAHASAN
Pada hari pertama pertumbuhan akar bawang merah terjadi pada larutan 0 kontrol
yang mengalami pertumbuhan akar 1cm. Sedangkan pada larutan bawang merah yang lain
mulai mengalami pertumbuhan akar pada hari kedua sepangjang 0,5 cm pada larutan
konsentrasi 100%, 50%, 25%. Pada larutan 12,5% dan 6,25% megalami pertumbuhan akar
0,7 cm. Dan pada larutan 3,1% mengalami pertumbuhan 0,9 cm.

G.  KESIMPULAN
Bawang merah tidak akan tumbuh dengan baik apabila disirami dengan larutan
detergen. Bawang merah yang diberi air biasa hasilnya akan lebih baik dan akarnya lebih
cepat tumbuh dibandingkan dengan bawang merah yang diberi larutan detergen.

H. JAWABAN PERTANYAAN
 Pertanyaan :
Berapa konsentrasi larutan detergen minimum yang menghentikan proses
pertumbuhan akarnya?
 Jawaban :
Konsentrasi larutan deterjen minimum yang menghentikan proses pertumbuhan akar
bawang merah adalah 3,1%
I. DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum IPA di SD

J. KESULITAN YANG DIALAMI


Pada praktikum ini kesulitan yang dialami adalah pada saat pencampuran air detergen
menjadi larutan konsentrasi pada praktikum pertumbuhan akar bawang merah.

K. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM


Tahap Persiapan Deskripsi
Sebelum melakukan pengamatan, kita
terlebih dahulu menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam
praktikum

Tahap Proses Deskripsi


Tahap proses, kami menyiapkan atau
membuat larutan detergen yang akan
kita gunakan sebagai media percobaan.
Selanjutnya memasukkan bawang
merah pada wadah yang sudah diberi
label. Kemudian menulis hasil
pengamatan pada hari pertama dan
kedua

Tahap Akhir Praktikum Deskripsi


Menyusun laporan sesuai dengan hasil
catatan yang diperoleh selama
pengamatan
LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA DI SD
PDGK4107 MODUL 2
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : PENCEMARAN LINGKUNGAN

PERCOBAAN 2 : PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERKECAMBAHAN

A. TUJUAN
  Mengamati pengaruh detergen terhadap perkecambahan kacang hijau.

B. DASAR TEORI
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,
deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air.

C. ALAT DAN BAHAN


 Sendok teh 1 buah
 Kacang hijau
 Gelas ukur
 Kertas saring/tissue secukupnya
 Kertas hvs untuk menuup
 Mistar dengan skala mm 1 buah
 Ketas untuk label secukupnya
 Gelas plastik
 Air bersih
 Detergen serbuk 1 gram

D. CARA KERJA
   Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%, serta control air
ledeng. Lalu simpan cairan dengan gelas kimia beri label.
Label I = 100 %
Label II = 50 %
Label III = 25 %
Label IV = 12,5 %
Label V = 6, 25 %
Label VI = 3,1 %

 Cara menyediakan larutan dapat dilihat pada percobaan 1


 Menyediakan 6 gelas kimia lain, beri label control, I,II,III,IV,V, dan VI masing-
masing diberi lingkaran kertas saring/kertas tissue.
 Memasukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang yang
mengapung.
 Mengambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir dalam larutan II,10 butir
dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10 butir dalam larutan V, 10 butir dalam
larutan VI dan 10 butir dalam larutan control
 Mengatur kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai.
 Mengisi gelas kimia yang telah diisi kacang hijau dengan larutan berlabel sama.
 Menutup kelima gelas dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya masuk.
 Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Ukur panjang akar dengan
mistar. Kacang hijau yang tidak tumbuh akar dianggap memiliki panjang akar = 0
mm.
 Membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam dan
48 jam.

E. DATA HASIL
Tabel 2.10
Hasil Pengamatan pengaruh detergen terhadap pertumbuhan
Konsentrasi larutan deterjen
No. Hari ke-1 (24)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 0 0 4 5 0 4
2 0 0 0 5 3 4 3
3 0 0 0 6 4,5 5 4
4 2 0,5 3 4 4 3 4
5 3 5 0 5 4 6 5
6 3 5 2 4 5 4 4
7 3 1 4 5 3 4 4
8 3 1 5 5 4 3 4
9 3 0,5 4 3 5 4 0
10 3 4 3 5 3 4 4
Jumlah 20 17 21 46 36,5 37 36
Rata-
2,0 1,7 2,1 4,6 3,65 3,7 3,6
rata
Konsentrasi larutan deterjen
No. Hari ke-2 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 0 4 5 6 2 5
2 0 0,5 0 5 4 4 5
3 0 2 0,5 6 3 5 5
4 3 0,5 3 4 5 3 5
5 2 5 0 5 5 6 5
6 3 5 3 4 5 4 4
7 3 2 5 5 4 5 5
8 2 2 5 5 4 4 5
9 3 2 5 3 6 4 0
10 4 5 5 5 4 4 4
Jumlah 20 24 30,5 47 41 41 43
Rata-
2,0 2,4 3,05 4,7 4,1 4,1 4,3
rata

Grafik 2.2
Grafik rata- rata pertumbuhan kecambah perkonsentrasi pada 24 jam

F. PENGOLAHAN DATA/ PEMBAHASAN


Pada hari pertama. Semua kacang hijau mengalami pertumbuhan, hanya beberapa kacang
hijau tidak mengalami pertumbuhan. Pada gelas kontrol yang berisikan kacang hijau dengan
perlakuan larutan detergen 0% (air ledeng) setiap harinya, pada hari hari pertama tingginya
menvapai 3,6 mm. Pada hari ke2 tingginya mencapai 4,3 mm. Pada biji kacang hijau yang
selama 2 hari tidak mengalami pertumbuhan dikategorikan mati.

G. KESIMPULAN
Kacang hijau tidak akan tumbuh dengan baik bila disirami dengan air detergen (larutran
detergen). (BIJI) kacang hijau yang diberi air biasa hasilnya akan lebih baik dibandingkan
dengan (biji) kacang hijau yang diberi larutan detergen. Oleh karena itu, pemberian air
terhadap tanaman khususnya kacang hijau perlu diperhatikan. Bila air terkontaminasi
detergen dalam kadar berapapun akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan kacang hijau.

H. JAWABAN PERTANYAAN
 Pertanyaan
1. Apa fungsi larutan 0 (kontrol)?
2. Apa kesimpulan Anda bila pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati ?
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah ?
 Jawaban
1.  Fungsi larutan 0 (kontrol)? Sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan
deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang paling
baik dalam pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen dan juga untuk
mengetahui akar kacang hijau berkembang atau tidak.
2.  Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau
tersebut bukan bibit unggul (mandul).
3. Untuk mengurangi intensitas cahaya. Karena intensitas cahaya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.

I. DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum IPA di SD

J . KESULITAN YANG DIALAMI


Pada praktikum ini kesulitan yang dialami adalah pada saat pencampuran air detergen
menjadi larutan konsentrasi pada praktikum pertumbuhan akar kacang hijau.

K. FOTO/ VIDEO PRAKTIKUM

Tahap Persiapan Deskripsi


Sebelum melakukan pengamatan, kita
terlebih dahulu menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam
praktikum

Tahap Proses Deskripsi


Tahap proses, kami menyiapkan atau
membuat larutan detergen yang akan
kita gunakan sebagai media percobaan.
Selanjutnya memasukkan kacang hijau
pada wadah yang sudah diberi label.
Kemudian menulis hasil pengamatan
pada hari pertama dan kedua

Tahap Akhir Praktikum Deskripsi


Menyusun laporan sesuai dengan hasil
catatan yang diperoleh selama
pengamatan

Anda mungkin juga menyukai