Anda di halaman 1dari 78

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan yang sangat diinginkan
oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah dan
masyarakat pendidikan telah melakukan berbagai upaya pada berbagai jenjang
persekolahan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan secara nasional yang
memuat berbagai mata pelajaran termasuk ilmu pengetahuan alam.
Pencapaian  hasil belajar pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam
didasarkan  pada  pemberdayaan  peserta  didik  untuk membangun   
kemampuan,    bekerja    ilmiah,    dan    pengetahuan    sendiri yang  difasilitasi
oleh guru dengan berorientasi kepada tujuan kurikuler Mata Pelajaran tersebut.
Salah satu tujuan kurikuler pendidikan di Sekolah Dasar adalah
Mengembangkan   keterampilan   proses   untuk   menyelidiki   alam sekitar, 
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Proses pembelajarannya   menekankan   pada   pemberian  pengalaman
langsung  untuk  mengembangkan  kompetensi  agar    menjelajahi dan 
memahami  alam  sekitar  secara  ilmiah.  Ilmu pengetahuan alam sebagai
proses/metode meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis
untuk memperoleh produk-produk  ilmu  pengetahuan  ilmiah,  misalnya 
observasi, pengukuran,  merumuskan  dan  menguji  hipotesis,  mengumpulkan 
data,bereksperimen, dan prediksi.
Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran pengetahuan
alam mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber
daya yang unggul, handal semenjak usia dini (SD). Hal yang menjadi hambatan
selama ini dalam pembelajaran ilmu pengetahua alam adalah kurang dikemasnya
pembelajaran pengetahuan alam dengan metode yang menarik, menantang dan
menyenangkan. Seringkali guru menyampaikan materi pengetahuan alam dengan
2

apa adanya (konvensional), sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan


kurang menarik minat para siswa yang pada gilirannya prestasi belajar siswa
kurang memuaskan. Di sisi lain juga ada kecenderungan bahwa aktivitas siswa
dalam pembelajaran pengetahuan alam masih rendah.
1. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi diatas, kondisi yang ada saat ini adalah
a. Pembelajaran pengetahuan alam di kelas masih berjalan monoton.
b. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.
c. Belum ada kolaborasi antara siswa dan guru.
d. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
e. Rendahnya kualitas pembelajaran pengetahuan alam.
f. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran pengetahuan alam.
2. Analisis Masalah
Ada beberapa hal yang mengakibatkan rendahnya kualitas
pembelajaran baik prestasi siswa maupun aktivitas belajar, antara lain :
a. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat
kepada orang lain.
b. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri.
c. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman
yang lain.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions). Dengan model pembelajaran
ini diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
pengetahuan alam meningkat.
Bertitik tolak dari rincian permasalahan di atas, dilakukankanlah
tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan dirumuskanlah
masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan
3

tipe STAD pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang


Perkembangbiakan Mahluk Hidup di Kelas VI SD Bakti Parit Tiga”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, permasalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan pembelajaran model kooperatif dengan tipe STAD
agar dapat meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam tentang Perkembangbiakan Mahluk Hidup di Kelas VI
SD Bakti Parit Tiga ?
2. Apakah penggunaan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD agar dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang Perkembangbiakan Mahluk Hidup di Kelas VI SD Bakti Parit
Tiga?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam tentang Perkembangbiakan Mahluk Hidup di Kelas VI SD Bakti
Parit Tiga.
2. Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang Perkembangbiakan Mahluk Hidup di Kelas VI SD Bakti Parit
Tiga.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan latar tujuan penelitian di atas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian, yaitu:
4

1. Bagi Siswa
Bagi siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari
hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini adalah:
a. Proses belajar mengajar pengetahuan alam tidak lagi monoton
b. Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat tidak konvensional, tetapi
bersifat variatif.
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok
meningkat.
d. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran
meningkat.
e. Kualitas pembelajaran pengetahuan alam meningkat.
f. Hasil belajar pengetahuan alam meningkat.
2. Bagi Guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah:
a. Memberikan tambahan pengalaman tentang cara menemukan kelemahan
dalam pembelajaran melalui refleksi.
b. Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan.
c. Sebagai acuan dalam mendapatkan cara yang efektif dalam penyajian
pelajaran.
3. Bagi Sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap kemajuan sekolah, yang antara lain tercermin pada:
a. Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa penelitian yang
dilakukan dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran
b. Mempertinggi mutu belajar mengajar.
5

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif


Ada beberapa strategi belajar kooperatif yang bisa diterapkan dalam
proses belajar mengajar di kelas, yang sudah dikembangkan dan diteliti secara
ekstensif. Setiap metode memiliki landasan teoritik berdasarkan perspektif
filosofis dan psikologis (behavioristik, kognitif, dan sosial) yang berbeda.
Menurut Khanifatul (2013 : 19) cooperative learning adalah strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses kerja sama dalam suatu kelompok
untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Dan
Hartono (2013 : 100) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah bentuk
pengajaran yang membagi siswa dalam beberapa kelompok yang bekerja sama
antara satu siswa dengan lainnya untuk memecahkan masalah.
Dalam bukunya Cooperative Learning, Huda (2011 : 29), pembelajaran
kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh
satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi
secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap
pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Sedangkan Isjoni
(2009 : 62) pembelajaran kooperatif diartikan sebagai suatu motif kerjasama,
yang setiap individunya dihadapkan pada prsposisi dan pilihan yang harus diikuti
apakah memilih bekerja bersama-sama, berkompetisi, atau individualistik.
Strategi belajar kooperatif STAD (Student Teams-Achievement Division)
yang berlandaskan psikologi behavioristik merupakan kelompok belajar yang
beranggotakan empat orang siswa berkemampuan campur
B. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional
Proses pembelajaran tradisional lebih cenderung berpusat pada guru,
sehingga sering disebut kegiatan belajar-mengajar. Pada umumnya pembelajaran
tradisional menggunakan cara-cara sederhana, yaitu dengan ceramah.
6

Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran secara terus menerus justru


dapat membuat peserta didik menjadi bosan, sehingga materi yang disampaikan
guru tidak dapat diserap oleh siswa secara optimal.
Untuk mengatasi kekurangan dari pada metode ceramah,
diperkenalkanlah suatu model pembelajaran kelompok atau sering disebut
dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang berfokus pada pemberdayaan kelompok kecil siswa untuk
melakukan kerjasama secara optimal sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9) perbedaan antara belajar kooperatif
dengan belajar tradisional dapat dilihat pada tabel berikut.
Belajar Kooperatif Belajar Tradisional
tergantung memiliki beragam model Hanya memiliki satu model, yaitu
dan teknik beberapa siswa bergabung dalam satu
kelompok
Memiliki struktur, jumlah dan teknik Memiliki satu cara, yaitu
tertentu menyelesaikan tugas tertentu bersama-
sama
Mengaktifkan semua anggota Menimbulkan gejala ketergantungan
kelompok untuk berperan serta dalam antara anggota kelompok
menyelesaikan tugas tertentu
Belajar kooperatif menggalang potensi Sangat tergantung dari niat baik setiap
sosialisasi diantara anggotanya anggota kelompok.

C. Pentingnya pembelajaran IPA secara kooperatif


IPA sebagai materi ajar di sekolah memiliki dua dimensi, yaitu sebagai
produk dan proses ilmiah, yang penekannya lebih pada dimensi proses ilmiah.
Berkenaan dengan hal ini, maka proses pembelajaran IPA lebih ditekankan pada
pelaksanaan eksperimen di laboratorium dan di alam bebas (lingkungan sekitar
siswa). Menurut Rustaman, et.al. (2011 : 1.39) belajar dengan penekanan proses
7

IPA lebih memberi bekal kemampuan kepada siswa seperti melakukan


pengamatan, inferensi bersksperimen, inkuiri merupakan pusat atau inti
pembelajaran IPA.
Dalam buku Materi dan Pembelajaran IPA SD yang ditulis Sutarno, et.al.
(2009 : 9.3) keterampilan proses IPA, antara lain observasi, inferensi,
merumuskan masalah, melakukan prediksi dan membuat hipotesis, erancang
penyelidikan, melakukan interpretasi dan komunikasi ilmiah.
Pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya mementingkan penguasaan
siswa terhadap fakta, konsep dan teori-teori IPA (sebagai produk), tetapi yang
lebih penting adalah siswa mengerti terhadap proses bagaimana fakta, konsep
dan teori-teori tersebut ditemukan. Dengan kata lain bahwa siswa harus
mendapat pengalaman langsung dan bahkan jika memungkinkan menemukan
sendiri proses tersebut melalui pendekatan proses mentalnya secara aktif.
Pelibatan keterampilan proses sebagai upaya mental tersebut bertumpu
pada aktivitas mengamati, mengukur, memprediksi, mengklasifikasikan,
mengkomunikasikan, dan menginferensi (sebagai keterampilan proses dasar).
Dengan demikian, maka hasil belajar yang menyangkut dua dimensi IPA dapat
tercapai secara maksimal.
Sumber belajar yang dikenal baik oleh siswa (tersedia di lingkungan
sekitar siswa, relevan, dan praktis), juga merupakan prasyarat pendukung.
Pencapaian hasil belajar maksimal memerlukan lingkungan pembelajaran yang
menggabungkan bentuk pengalaman sosial, budaya, fisik, dan psikologi.
Pandangan ini secara implisit memiliki makna bahwa perkembangan kognitif dan
kemampuan untuk menggunakan pikiran dalam mengendalikan perilaku diri
memerlukan syarat berupa penuntasan sistem-sistem dalam komunikasi budaya.
Jadi secara tidak langsung siswa belajar keterampilan yang ada
hubungannya dengan kerja, seperti: bagaimana mendengarkan, merespon,
menyatakan setuju/tidak setuju, mengklarifikasi, memberikan dorongan kepada
teman, dan mengevaluasi. Selanjutnya belajar menggunakan sistem tersebut
untuk menyesuaikannya dengan proses-proses berpikir diri sendiri.
8

Dalam lingkungan belajar tersebut juga terkandung aspek-aspek normatif


perkembangan, di mana arah perkembangan tersebut dipedomani oleh
pengajaran konsep-konsep ilmiah, yang mengarahkan bagaimana siswa berpikir
dan bagaimana siswa mampu memandang lingkungan sosialnya.
Implikasi dari pandangan ini bahwa proses pembelajaran IPA dapat
berlangsung efektif melalui peer collaboration, yang pengejawantahannya dapat
dilakukan dengan strategi belajar kooperatif.
Belajar kooperatif dapat memperbaiki perolehan belajar dan retensi isi
pelajaran. Di samping itu juga, dapat meningkatkan keterampilan-keterampilan
interpersonal dan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik Pentingnya unsur
saling ketergantungan antar anggota kelompok sebagai kunci kesuksesan belajar
dalam kelompok-kelompok kecil (kooperatif). Bahwa anggota kelompok harus
memiliki suatu kepentingan bersama untuk pemahaman dan penguasaan materi
pelajaran.
Strategi belajar kooperatif dapat mendorong/memperbaiki: penghargaan
diri, saling mendukung untuk berprestasi, internal locus of control, kecintaan
terhadap kelas dan teman, keseriusan dalam tugas (time on-task), dan hubungan
atau interaksi antar individu yang berbeda.

D. STAD
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan
memberi petunjuk kepada pengajar di dalam kelas dalam setting pengajaran.
Menurut Hasanah (2013 : 103) model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
1. Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran yang melibatkan “kompetisi” antar kelompok. Menurut
Huda (2011 : 116) siswa dikelompokkan secara beragam, dilanjutkan dengan
9

siswa mempelajari materi bersama dengan teman sekelompoknya, kemudian


mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis.
Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh
kelompok mereka. Jadi setiap anggota berusaha memperoleh nilai maksimal
dalam kuis. Jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi.
2. Karakteristik Pembelajaran STAD
Menurut Hartono (2013 : 105) secara akademik strategi kooperatif
mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa untuk memecahkan
masalah serta menajari siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan sosial.
Karakteristik mendasar pembelajaran kooperatif STAD, antara lain :
a. Pembelajaran secara tim.
b. Berlandaskan manajemen kooperatif.
c. Hasrat bekerja sama
d. Keterampilan bekerja sama.
3. Langkah-Langkah Pembelajaran STAD
Dalam bukunya Pembelajaran Kooperatif, Isjoni (2009 : 74) pada
proses bembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan
yang meliputi :
a. Tahap penyajian materi.
b. Tahap kegiatan kelompok.
c. Tahap tes individual.
d. Tahap perhitungan skor perkembangan individu.
e. Tahap pemberian penghargaan kelompok.
Dalam implementasinya di kelas, antara lain :
1) Pembelajaran dibuka dengan menyajikan informasi akademik oleh guru
berupa informasi verbal atau teks.
2) Presentasi oleh guru dapat dilakukan melalui presentasi audio-visual dan
dibarengi dengan diskusi kelas. Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi
kelompok-kelompok heterogen yang beranggotakan 4 atau 5 orang.
10

Heterogenitas kelompok dicirikan oleh perbedaan kemampuan akademik


(prestasi belajar), jenis kelamin, ras/suku/etnis.
3) Dalam kelompok yang heterogen tersebut, masing-masing siswa harus
memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelompok dan saling membantu
satu sama lainnya untuk mencapai tujuan kelompok atau memahami
materi ajar.
4) Kegiatan siswa dalam kelompok meliputi tutorial, diskusi kelompok, kuis
(saling memberi pertanyaan), membandingkan jawaban, dan mengoreksi
miskonsepsi/kesalahan konsep rekan satu kelompok. Pelaksanaan
kegiatan tersebut diarahkan oleh guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran.
5) Setelah satu atau dua kali periode presentasi yang dilakukan oleh guru
dan satu atau dua periode kegiatan/latihan kelompok, setiap siswa secara
individual diberikan tes (kuis) untuk mengetahui perkembangan
belajarnya. Dari hasil kuis ini, setiap siswa akan memiliki skor
peningkatan individual, yang juga mencerminkan seberapa besar siswa
berkontribusi pada skor kelompok (pencapaian tujuan kelompok). Skor
peningkatan individual tersebut merupakan skor perkembangan, yang
didasarkan pada seberapa jauh skor tersebut meningkat, melampaui rata-
rata skor sebelumnya dari pelaksanaan kuis yang sama (tidak didasarkan
pada skor mutlak siswa).
6) Setelah pelaksanaan kuis ini juga, dengan mengacu pada beberapa
kriteria, atau lembar penilaian singkat, atau dengan cara lain, setiap
kelompok (bisa juga anggota tim) diberikan pengakuan atau penghargaan
berupa sertifikat.
7) Guru sebaiknya mengumumkan kelompok yang mendapatkan skor
tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tertinggi, dan/atau
siswa yang memperoleh skor sempurna pada kuis-kuis tersebut.
11

4. Kelebihan Pembelajaran STAD


Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9) pembelajaran kooperatif mempunyai
manfaat, antara lain.
a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan
teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif
dapat membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang
rasa, serta mampunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir,
belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti
pemahaman yang rumit, pelaksanaan kajian proyek, dan latihan
pemecahan masalah.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khsus untuk
menerapkannya.
5. Kelemahan Pembelajaran STAD
Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9-3.10) pembelajaran kooperatif mempunyai
keterbatasan, antara lain :
a. Memerlukan waktu yang cukup tinggi setiap siswa untuk bekerja dalam
tim.
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
c. Model kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan
materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan
misi belajar kooperatif.
d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji barbagai
teknik pelaksanaan belajar kooperatif.
12

E. Hakikat Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA


1. Hakikat Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks pada semua orang dan
terjadi seumur hidup yaitu sejak masih bayi hingga mati. Tanda-tanda
terjadinya pembelajaran bagi seseorang adalah terjadinya perubahan tingkah
laku dari tidak tahu menjadi lebih tahu, dan dari tidak bisa menjadi bisa baik
dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Menurut Hamalik (2013 :
30) bukti bahwa sesorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur
motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris
adalah unsur jasmaniah.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-
aspek tersebut, antara lain :
a. Pengetahuan.
b. Pengertian.
c. Kebiasaan.
d. Keterampilan
e. Apresiasi, dsb.
2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan
tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang
terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan
menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas
materi pembelajaran. Menurut Anitah, et.al. (2011 : 2.13) aktivitas yang
ditempuh siswa dalam belajar harus sistematis dan sistemik sesuai dengan
tingkatan atau fase perkembangan siswa sehingga proses belajar dapat
berhasil.
13

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VI (Enam) dengan jumlah 22
peserta didik (Laki-laki =13, Perempuan = 9) Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Bakti Parittiga, Kecamatan Parittiga
Kabupaten Bangka Barat.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 September 2013 s.d. 01
Oktober 2013, tahun pelajaran 2013/2014.
Tabel. 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Hari/Tanggal Tindakan Jam Ke- Pokok Bahasan

Selasa, 10 September 2013 Pra Siklus 3-4 Perkembangbiakan


Mahluk Hidup
Selasa, 17 September 2013 Siklus I 3-4 Perkembangbiakan
Mahluk Hidup
Selasa, 24 September 2013 Siklus II 3-4 Perkembangbiakan
Mahluk Hidup
Selasa, 01 Oktober 2013 Siklus III 3-4 Perkembangbiakan
Mahluk Hidup

4. Pihak yang Membantu


Peneltian Tindakan Kelas (PTK) dibantu oleh supervisor 2 untuk
mengamati proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
lembar pengamatan dan supervisor 1 yang bertugas membimbing
pelaksanaan PKP mahasiswa di kelas bimbingan PKP, serta kepala SD Bakti
Parittiga.
14

B. Desain Prosedur Pebaikan Pembelajaran


Berdasarkan identifikasi masalah di atas rencana perbaikan pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan dalam 3 (tiga) siklus dimana pada setiap
siklus terdiri dari perencanaan pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. menurut
Suharjono (2009 : 26), Dalam pelaksanaannya dengan sistem spiral melalui 4
(empat) tahap, dimulai dari perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observe) dan refleksi.Setiap siklus digambarkan pada alur
perencanaan seperti di bawah ini :
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Mendiskusikan materi pelajaran.
2) Membimbing peserta didik.
c. Observasi
Observasi dibantu oleh teman sejawat. Pengamatan dilakukan terhadap
aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Hasil evaluasi setelah pembelajaran pra siklus
2. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan membuat segala sesuatu
yang diperlukan seperti: Perangkat Perbaikan Pembelajaran (RPP), dan
beberapa instrument pendukung seperti: tes, observasi. Dalam
perencanaan tindakan ini peneliti akan membuat skenario pembelajaran
yang dituangkan dalam RPP.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru Kelas VI (enam) SD
Bakti Parittiga Kabupaten Bangka Barat. Hal ini dilakukan karena
15

peneliti ingin mengetahui perkembangan  siswa mengenai bagaimana


hasil belajar  dan aktivitas dengan model pembelajaran STAD pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Perkembangbiakan Mahluk
Hidup.
c. Observasi
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinyu
dan dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara terus-menerus, baik
dalam proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Proses
pengamatan terutama ditujukan pada perkembangan pemahaman siswa
dengan acuan respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan, pemahaman
dan atau kemungkinan siswa berpartisipasi dalam diskusi-diskusi atau
pemecahan masalah.
d. Refleksi
Peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan
hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar
pada siklus selanjutnya hambatan yang dihadapi berkurang.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1) Lebih intensif membimbing siswa untuk belajar baik secara individu
maupun membimbing siswa secara berkelompok.
2) Mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik sehingga siswa lebih
antusias untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan.
3) Membuat perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lebih
mudah dipahami peserta didik.
.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru Kelas VI (enam) SD
Bakti Parittiga Kabupaten Bangka Barat. Hal ini dilakukan karena
peneliti ingin mengetahui perkembangan  siswa mengenai bagaimana
16

hasil belajar  dan aktivitas dengan model pembelajaran STAD pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Perkembangbiakan Mahluk
Hidup.
c. Observasi
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinyu
dan dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara terus-menerus, baik
dalam proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Proses
pengamatan terutama ditujukan pada perkembangan pemahaman siswa
dengan acuan respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan, pemahaman
dan atau kemungkinan siswa berpartisipasi dalam diskusi-diskusi atau
pemecahan masalah.
d. Refleksi
Peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan
hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar
pada siklus selanjutnya hambatan yang dihadapi berkurang.
4. Siklus III
a. Perencanaan
1) Memberikan semangat dan dorongan untuk belajar secara
berkelompok lebih aktif lagi.
2) Lebih intensif memberikan bimbingan pada peserta didik baik secara
individu maupun berkelompok.
3) Memberikan penghargaan.
4) Membuat perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lebih
mudah dipahami peserta didik.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru Kelas VI (enam) SD
Bakti Parittiga Kabupaten Bangka Barat. Hal ini dilakukan karena
peneliti ingin mengetahui perkembangan  siswa mengenai bagaimana
hasil belajar  dan aktivitas dengan model pembelajaran STAD pada mata
17

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Perkembangbiakan Mahluk


Hidup.
c. Observasi
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinyu
dan dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara terus-menerus, baik
dalam proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Proses
pengamatan terutama ditujukan pada perkembangan pemahaman siswa
dengan acuan respon siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan, pemahaman
dan atau kemungkinan siswa berpartisipasi dalam diskusi-diskusi atau
pemecahan masalah.
d. Refleksi
Peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan
hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar
pada siklus selanjutnya hambatan yang dihadapi berkurang.
C. Teknik Analisis Data
1. Data Penelitian
Data penelitian ini diambil dalam situasi nyata di kelas bersama
keseluruhan unsur-unsurnya. Data dalam penelitian tindakan kelas
memungkinkan guru untuk mengkonstruksi tindakan terkait atau
memperbaiki tindakan yang telah dilakukan.
2. Analisis Data Penelitian
Analisis data penelitian tindakan kelas dilakukan melalui refleksi
pada setiap tahapan siklus tindakan. Dengan melakukan refleksi, guru
sebagai peneliti memiliki wawasan yang sifatnya mendalam dan otentik yang
sangat membantu dalam menafsirkan atau pemaknaan hasilnya.
Menurut Asrori (2007 : 52) untuk menghindari atau memperkecil
subjektifitas dalam analisis dan refleksi serta pemaknaan hasilnya itu, guru
perlu berdiskusi dengan supervisor agar dapat menafsirkan dari sudut
pandang yang berbeda.
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Mengenai kondisi awal pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
Bakti Parittiga materi Perkembangbiakan Mahluk Hidup menunjukkan yaitu. (1)
pembelajaran pengetahuan alam di kelas masih berjalan monoton; (2) belum
ditemukan strategi pembelajaran yang tepat; (3) belum ada kolaborasi antara
siswa dan guru; (4) metode yang digunakan bersifat konvensional (5) rendahnya
kualitas pembelajaran pengetahuan alam, dan (6) rendahnya prestasi siswa untuk
mata pelajaran pengetahuan alam.
Dari pelaksanaan tindakan kelas hasilnya adalah sebagai berikut.
1. Nilai Rata-Rata
Hasil evaluasi belajar selama siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut.
Tabel. 4.1 Nilai Rata-Rata
No Tindakan Nilai Rata-Rata Keterangan
1. Pra Siklus 59,09% Belum Tercapai
2. Siklus 1 70,91% Belum Tercapai
3. Siklus 2 74,09% Belum Tercapai
4. Siklus 3 85,45% Terlampaui

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa hasil evaluasi nilai rata-rata
proses belajar mengajar di awal pembelajaran sebesar 59,09%. Selama siklus
1 menunjukkan peningkatan sebesar 70,91%. Hasil evaluasi nilai rata-rata
dalam proses belajar mengajar selama siklus kedua sebesar 74,09% dan nilai
rata-rata dalam proses belajar mengajar selama siklus ketiga menunjukkan
peningkatan sebesar 85,45 %.
19

Perolehan skor Nilai Rata-Rata selama siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.
90.00% 0.8545
0.74090000000
80.00% 0001
70.91%
70.00%
0.5909
60.00%
Ketercapain (%)

50.00% Pra Siklus


40.00% Siklus 1
Siklus 2
30.00%
Siklus 3
20.00%
10.00%
0.00%
Grafik 4.1 Nilai Rata-Rata

2. Ketercapaian KKM
Perolehan skor Ketercapaian KKM 75 selama siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut.
120.00%

100.00% 95.45%

80.00% 77.27%
63.64%
Persentase

50.00%
60.00% 50.00%
≥ 75
40.00% 36.36% ≤ 75
22.75%
20.00%
4.55%
0.00%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Grafik 4.2 Ketercapaian KKM

Hasil evaluasi tingkat ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75


pada awal pembelajaran masih rendah dengan perolehan persentase sebesar
27,73%. Di siklus pertama ketercapaian siswa meningkat sebesar 50,00%.
Ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75 pada siklus kedua mengalami
peningkatan dengan perolehan persentase sebesar 63,64%. tingkat
20

ketercapaian siswa siklus ketiga mengalami peningkatan dengan perolehan


persentase sebesar 95,45%.
3. Aktivitas Siswa
Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi dan tingkat ketercapaian diikuti
pula aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sudah mengarah pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD selama siklus 1, siklus 2, dan siklus 3
dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut.
120.00%

100.00%
100.00%

80.00% 72.73%
Persentasi

59.09%
60.00% 50.00%
50.00% Aktif
40.91% Pasif
40.00%
27.27%
20.00%

0.00%
0.00%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Grafik 4.3 Aktivitas Siswa

Grafik 4.3 diatas menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada


awal pembelajaran menunjukan aktivitas yang sangat rendah, hanya 50,00%
siswa aktif. Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
tergolong rendah dengan perolehan skor 59,09% siswa aktif. Pada siklus
kedua aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong sedang
dengan perolehan skor 72,73% siswa aktif. Siswa merasa termotivasi untuk
bertanya dan menanggapi pertanyaan yang diberikan guru ataupun
pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta didik lainnya. Suasana
pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan. Hasil observasi aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong tinggi dengan perolehan
skor 100% siswa aktif.
21

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Siklus 1
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan membuat segala sesuatu yang
diperlukan seperti: Perangkat Perbaikan Pembelajaran (RPP), dan beberapa
instrument pendukung seperti: tes, observasi. Dalam perencanaan tindakan
ini peneliti akan membuat skenario pembelajaran yang dituangkan dalam
RPP.
b. Pelaksanaan
Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal
ini disebabkan :
1) Pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan dengan cara belajar
secara kelompok, peserta didik belum terbiasa belajar dengan kondisi
demikian.
2) Pemahaman peserta didik terhadap langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe STAD masih rendah.
Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut diatas
antara lain.
1) Memberikan motivasi dan dorongan pada siswa agar aktif bekerja dalam
kelompok.
2) Memberikan bimbingan secara langsung pada peserta didik baik secara
individu maupun secara berkelompok.
Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dan supervisor 2 dapat
disimpulkan :
1) Peserta didik mulai memahami pola pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2) Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah dapat
dilakukan peserta didik dengan baik.
3) Kondisi pembelajaran sudah mulai kondusif dengan meningkatnya
aktivitas siswa.
22

c. Observasi
1) Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam proses belajar mengajar selama siklus
pertama menunjukkan peningkatan sebesar 70,91 atau 70,91%.
2) Hasil evaluasi tingkat ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75 pada
siklus pertama masih rendah dengan perolehan persentase sebesar
50,00%.
3) Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong
rendah dengan perolehan skor 59,09% siswa aktif.
d. Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah
sebagai berikut.
1) Suasana pembelajaran belum mengarah pada pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Dilihat dari perolehan skor aktivitas siswa hanya
59,09% aktif.
2) Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata sebesar 70,91% dan tingkat
ketercapaian ketuntasan sebesar 50,00.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah
dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat
dibuat perencanaan sebagai berikut :
1) Lebih intensif membimbing siswa untuk belajar baik secara individu
maupun membimbing siswa secara berkelompok.
2) Mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik sehingga siswa lebih
antusias untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan.

Siklus 2
Siklus kedua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi yang digambarkan sebagai berikut.
a. Perencanaan
1) Lebih intensif membimbing siswa untuk belajar baik secara individu
maupun membimbing siswa secara berkelompok.
23

2) Mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik sehingga siswa lebih


antusias untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan.
3) Membuat perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lebih
mudah dipahami peserta didik.
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pembelajaran menunjukkan kepada pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Tugas yang diberikan guru kepada peserta didik mampu
dikerjakan dengan baik. Peserta didik saling membantu untuk memahami
materi pelajaran yang diberikan melalui diskusi dan Tanya jawab.
2) Peserta didik termotivasi untuk bertanya mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
3) Pembelajaran yang menyenangkan sudah mulai tercipta.
c. Observasi
1) Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam proses belajar mengajar selama siklus
kedua menunjukkan peningkatan sebesar 74,09 atau 74,09%.
2) Hasil evaluasi tingkat ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75 pada
siklus kedua mengalami peningkatan dengan perolehan persentase
sebesar 63,64%.
3) Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong
sedang dengan perolehan skor 72,73% siswa aktif.
d. Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai
berikut.
1) Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi sebesar 74,09% diikuti pula tingkat
ketercapaian KKM 75 sebesar 63,64%.
2) Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sudah mengarah pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa mampu bekerja sama dalam
kelompok dan memahami tugas yang diberikan guru. Siswa sudah mulai
mampu berpartisipasi dalam kelompok dan tapat waktu menyelesaikan
tugas yang diberikan. Aktivitas siswa yang aktif sebesar 72,73%.
24

Siklus 3
a. Perencanaan
1) Memberikan semangat dan dorongan untuk belajar secara berkelompok
lebih aktif lagi.
2) Lebih intensif memberikan bimbingan pada peserta didik baik secara
individu maupun berkelompok.
3) Memberikan penghargaan.
4) Membuat perangkat pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lebih
mudah dipahami peserta didik.
b. Pelaksanaan
1) Suasana pembelajaran sudah lebih mengarah kepada pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Tugas yang diberikan guru kepada peserta didik
mampu dikerjakan dengan lebih baik lagi. Peserta didik dalam kelompok
menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang
telah diberikan baik melalui Tanya jawab maupun diskusi. Mereka
kelihatan lebih antusias mengikuti proses belajar mengajar.
2) Siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan
yang diberikan guru ataupun pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta
didik lainnya.
3) Suasana pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.
c. Observasi
1) Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam proses belajar mengajar selama siklus
ketiga menunjukkan peningkatan sebesar 85,45 atau 85,45 %.
2) Hasil evaluasi tingkat ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75 pada
siklus ketiga mengalami peningkatan dengan perolehan persentase
sebesar 95,45%.
3) Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong
tinggi dengan perolehan skor 100% siswa aktif.
25

d. Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus ketiga ini adalah sebagai
berikut.
1) Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi belajar siswa menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 85,45% dan tuntas secara
klasikal, dan diikuti pula peningkatan ketercapaian peserta didik terhadap
KKM 75 yang telah ditetapkan guru menjadi 95,45%.
2) Meningkatnya aktivitas siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini
berdasarkan observasi 72,73% pada siklus kedua meningkat menjadi
100% pada siklus ketiga.
3) Meningkatnya aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar di
kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI
SD Bakti Parittiga materi Perkembangbiakan Mahluk Hidup pada
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam didukung oleh meningkatnya aktivitas
guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran
yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe STAD.
26

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAKLANJUT

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan


hasil belajar siswa berupa nilai rata-rata yang pada siklus 1 hanya rata-rata
70,91% menjadi 74,09% pada siklus kedua dan 85,45% pada siklus ketiga.
2. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa berupa tingkat ketercapaian KKM 75 yang pada siklus 1
hanya rata-rata 50,00% menjadi 63,64% pada siklus kedua dan 95,45% pada
siklus ketiga.
3. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas siswa.

B. Saran Tindak Lanjut


1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran
kooperatif tipe STAD sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran
Pengetahuan Alam untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan peserta didik maka
diharapkan kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan baik untuk mata
pelajaran pengetahuan alam maupun pelajaran lainnya.
27

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri W., et.al. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka

Asrori, Mohammad. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :


CV Wacana Prima

Hamalik, Oemar. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit


PT. Bumi Aksara

Hasanah, Aan. (2013). Pengembangan Profesi Guru.Bandung : Penerbit


CV Pustaka Setia

Hartono, Rudi. (2013). Ragam Model mengajar yang Mudah Diterima Murid.
Jogjakarta : Penerbit DIVA Press

Huda, Miftahul. (2011). Cooperatif Learning; Metode, Teknik, Struktur dan Model
Penerapan. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif; Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi


Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar

Khanifatul. (2013). Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta : Penerbit Ar-Ruzz Media

Rustaman, Nuryani., et.al. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta :
Penerbit Universitas Terbuka

Suharjono. (2009). Penelitian Tindakan Kelas & Tindakan Sekolah. Jakarta:


Penerbit Cakrawala Indonesia.

Sutarno, Nono., et.al. (2009). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Penerbit
Universitas Terbuka
28

Lampiran 1

Kesediaan Sebagai Supervisor 2 dalam


Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ-Pangkalpinang
Di Pangkalpinang.
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:

Nama : HAYANI, S.Pd.SD


NIY : 920720032
Tempat Mengajar : SD Bakti Parit Tiga
Alamat Sekolah : Parit Tiga Kecamatan Parit Tiga
Telepon/HP : -

Menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk mendampingi dalam pelaksanaan


PKP atas nama:
Nama : MAS’UD HD
NIM : 821217957
Program Studi : S1-PGSD
Tempat Mengajar : SD Bakti Parit Tiga
Alamat Sekolah : Parit Tiga Kecamatan Parit Tiga
Telepon/HP : -
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Parittiga, 01 Oktober 2013.
Mengetahui, Supervisor 2,
Kepala Sekolah

NYOMAN SARWO HAYANI, S.Pd.SD


NIY. 760601003 NIY. 920720032
29

Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : MAS’UD HD
NIM : 821217957
UPBJJ-UT : Pangkalpinang
Menyatakan bahwa:
Nama : HAYANI, S.Pd.SD
Tempat Mengajar : SD Bakti Parit Tiga
Guru Mata Pelajaran : Guru Kelas
Adalah Supervisor 2 yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Parittiga, 01 Oktober 2013


Menyetujui,
Supervisor 2 Mahasiswa

HAYANI, S.Pd.SD MAS’UD HD


NIY. 920720032 NIM. 821217957
30

Lampiran 3

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD BAKTI PARIT TIGA
Jalan Parit Tiga, Kecamatan Parit Tiga, Bangka Barat Kode Pos 33363

SURAT KETERANGAN
Nomor: 800/ /Dikpora/03/2013

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Bakti Parit Tiga.
Nama : NYOMAN SARWO
NIY : 760601003
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Bakti Parit Tiga
Alamat : Parit Tiga Kec. Parit Tiga 33363
menyatakan bahwa :
Nama : MAS’UD HD
NIM : 821217957

Jabatan : Guru
Unit Kerja : SD Bakti Parit Tiga
Alamat : Parit Tiga Kec. Parit Tiga 33363
Telah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tanggal 10
September 2013 s.d. 01 Oktober 2013.
Demikianlah surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Parittiga, 01 Oktober 2013
Kepala Sekolah,

NYOMAN SARWO
NIY. 760601003
31

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI GURU

Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup

No ASPEK YANG DI KEGIATAN


OBSERVASI Siklus I Siklus II Suklus III
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Memulai Pelajaran √ √ √
2 Memotivasi siswa dalam
√ √ √
pembelajaran
Pengolaan kelas selama
3 √ √ √
pembelajaran
4 Menguasai materi √ √ √
5 Melibatkan siswa dalam
√ √ √
pembelajaran
6 Memanfaatkan lingkungan
√ √ √
dalam pembelajaran
7 Melaksanakan pembelajaran
√ √ √
sesuai dengan tujuan
8 Menggunakana alat peraga
√ √ √
yang sesuai
9 Melaksanakan pembelajaran
√ √ √
dengan urutan yang logis
10 Melaksanakan pembelajaran
√ √ √
secara individu/kelompok
11 Pengelola waktu secara efisien √ √ √
12 Memberi umpan balik √ √ √
32

Lampiran 5

EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA

Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup

Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


No Nama Siswa Sebelum
tindakan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Dimas Aji Saputra 60 80 60 80
2 Nur Aisyah 40 50 80 80
3 M. Rizky 60 70 70 80
4 Revi 80 80 80 100
5 Hendi G 40 50 60 90
6 Jecky chan 60 60 80 90
7 Gio 40 70 80 80
8 Tio 60 80 80 80
9 Rendi 80 80 80 80
10 M. Pahri 50 70 60 90
11 Michael 60 70 80 80
12 Nadia 40 50 50 70
13 Angel Mabinsaw 80 80 80 90
14 Martha 60 80 70 80
15 Yusen 60 80 80 80
16 Kiki 60 80 80 80
17 Safira 60 80 80 100
18 Olivia 80 80 90 100
19 Chiko 40 50 60 90
20 Angelina 60 70 70 100
21 Hendi 50 60 60 80
22 Hendrik 80 90 100 80
Rata-Rata 59.09 70.91 74.09 85.45
Ketercapaian 75% 22.73 50.00 63.64 95.45
Belum Tercapai 75% 77.27 50.00 36.36 4.55
33

Lampiran 6

AKTIVITAS SISWA

Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup

Aktivitas Belajar Siswa


Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
NO NAMA SISWA
Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif
1 Andar Ristiawan √ - √ - √ √ -
2 Alika Novitasari √ - √ - √ √ -
3 Djoko √ - √ - √ √ -
4 Ewin √ - √ - √ √ -
5 Hendri Setiawan - √ - √ √ √ -
6 Intan Apriliya √ - √ - √ √ -
7 Julfan Santuri - √ - √ √ √ -
8 Khesi Sri Rahayu √ - √ - √ - √ -
9 Lia Yunita - √ - √ - √ √ -
10 Lidia Natalia √ - √ - √ - √ -
11 M. Ali fahrezi √ - √ - √ - √ -
12 M. Ghofur √ - √ - √ - √ -
13 Perdi L √ - √ - - √ √ -
14 Puja Meliana √ - √ - - √ √ -
15 Riska Kartika - √ - √ - √ √ -
16 Randi Yulianto - √ - √ - √ √ -
17 Rahmat Tomi - √ √ - - - √ -
18 Rini Utami - √ √ - √ - √ -
19 Rico Chandra - √ √ - √ - √ -
20 Silviana - √ - √ √ - √ -
21 Septiana - √ √ - √ - √ -
22 Tegar Maulana - √ - √ √ - √ -
Jumlah Siswa 11 11 13 7 16 8 22 0
Persentase 50,00% 50,00% 59,09% 40,91% 72,73% 27,27% 100% 0%
34

Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup
Waktu : 2 x 35 menit
Metode : Ceramah

A. Standar Kompetensi :
2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup

B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

C. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat memberikan alasan terjadinya perkembangbiakan generatif.
2. Siswa dapat menyebutkan dua cara pembuahan pada hewan.
3. Siswa dapat menjelaskan dua cara pembuahan pada hewan.
4. Siswa dapat memberikan 3 (tiga) contoh hewan yang cara pembuahan pada hewan
secara eksternal.
5. Siswa dapat memberikan 2 (dua) contoh hewan yang cara pembuahan pada hewan
secara internal.

Karakter siswa yang diharapkan : Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

D. Materi Essensial
Perkembangbiakan hewan.
Perkembangbiakan secara kawin terjadi karena adanya pembuahan
sel telur oleh sel sperma. Sel sperma dihasilkan hewan jantan. Adapun
sel telur dihasilkan hewan betina. Berdasarkan caranya, pembuahan pada
hewan dibedakan menjadi dua. Pertama, pembuahan di luar tubuh. Kedua,
pembuahan di dalam tubuh.
35

a. Pembuahan di Luar Tubuh (Fertilisasi Eksternal) Pembuahan di luar


tubuh terjadi karena penggabungan sel telur dan sperma terjadi di
luar tubuh induknya. Contohnya, pada ikan dan katak. Gambar 2.6
memperlihatkan pembuahan di luar.

b. Pembuahan di dalam Tubuh ( Fertilisasi Internal) Pembuahan di dalam


tubuh artinya penggabungan sel telur dan sel sperma terjadi di dalam
tubuh induknya. Pembuahan di dalam tubuh terutama terjadi pada
kelompok reptilia (hewan melata), unggas, dan mamalia (hewan
menyusui).

E. Media Belajar
1. SULISTYANTO, Heri
Ilmu pengetahuan alam 6: untuk sd dan mi kelas VI/Heri Sulistyanto,
Edy Wiyono ; Robin Ginting.— Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
2. IBAYATI, Yayat
Ilmu Pengetahuan Alam: SD/MI Kelas VI/oleh Yayat Ibayati, Sri Anggraeni,
Lilis. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. ROSITAWATY, S
Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk Kelas VI Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. –
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
36

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Pendahuluan (5 menit)
Apersepsi dan Motivasi :
o Menyampaikan Tujuan Pembelajaran: dan kompetensi yang diharapkan
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Siswa memberikan alasan terjadinya perkembangbiakan generatif.
b. Siswa menyebutkan dua cara pembuahan pada hewan.
c. Siswa menjelaskan dua cara pembuahan pada hewan.
d. Siswa memberikan 3 (tiga) contoh hewan yang cara pembuahan
pada hewan secara internal..
e. Siswa memberikan 2 (dua) contoh hewan yang cara pembuahan pada
hewan secara internal..
f. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
g. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
b. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
c. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
d. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
37

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran.
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Karakter Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/
Bangsa Pencapaian
Penilaian Instrumen Soal
Kompetensi
o Kerja keras : Perilaku yang o Mengidentifikasi Tugas Uraian
menunjukkan upaya sungguh- berbagai cara Individu Objektif
sungguh dalam mengatasi hewan Dan
berkembang kelompok Tugas
berbagai hambatan belajar dan
biak.
tugas,serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
o Kreatif : Berpikir dan
melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah
dimiliki
o Mandiri : Sikap dan perilaku
yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
o Rasa ingin tahu : Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya
38

untuk mengetahui lebih


mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar

Soal
1. Berikan alasan terjadinya perkembangbiakan generatif.
2. Sebutkan dua cara pembuahan pada hewan.
3. Jelaskan dua cara pembuahan pada hewan.
4. Berikan 2 (dua) contoh hewan yang cara pembuahan pada hewan secara eksternal.
5. Berikan 3 (tiga) contoh hewan yang cara pembuahan pada hewan secara internal..
Kunci Jawaban

No Kunci Jawaban Skor


1 Perkembangbiakan secara kawin terjadi karena adanya pembuahan 10
sel telur oleh sel sperma.
2 Berdasarkan caranya, pembuahan pada hewan dibedakan menjadi 20
dua. Pertama, pembuahan di luar tubuh. Kedua, pembuahan di dalam
tubuh.
3 Pembuahan di luar tubuh terjadi karena penggabungan sel telur 20
dan sperma terjadi di luar tubuh induknya dan Pembuahan di
dalam tubuh artinya penggabungan sel telur dan sel sperma terjadi
di dalam tubuh induknya.
4 Contohnya, pada ikan dan katak 20
5 reptilia (hewan melata), unggas, dan mamalia (hewan menyusui). 30

Jumlah 100

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
39

* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

 LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Parittiga, 10 September 2013


Menyetujui,
Kepala Sekolah Mahasiswa

NYOMAN SARWO MAS'UD HD


NIY. 760601003 NIM. 821217957
Mengetahui,
Supervisor 1,

SYAMSILAHUDDIN NORMAN, S.Pd


40

NIP. 197206111998021002

Lampiran 8
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup
Waktu : 2 x 35 menit
Metode : STAD

A. Standar Kompetensi :
2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup

B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

C. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan dua tipe perkembangbiakan pada hewan.
2. Siswa dapat menyebutkan sel kelamin pada hewan betina.
3. Siswa dapat memberikan 3 (tiga) contoh hewan yang berkembangbiak
dengan cara hewan bertelur (ovipar).
4. Siswa dapat menjelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan ovivar.
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian hewan ovivar.

Karakter siswa yang diharapkan : Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

D. Materi Essensial
Perkembangbiakan hewan.
Apakah hewan dapat berkembang biak? Apakah perkembangbiakan
hewan sama dengan manusia? Hewan memiliki dua tipe perkembangbiakan,
yaitu secara kawin (generatif) dan secara tidak kawin (vegetatif). Untuk
lebih jelasnya pelajarilah uraian berikut ini.
41

Pernahkah kamu melihat isi telur ayam? Isi telur ayam merupakan
hasil pembuahan antara sel kelamin betina dan sel kelamin jantan. Ayam.
betina akan menghasilkan sel kelamin betina disebut sel telur, ayam jantan
akan menghasilkan sel kelamin jantan disebut sel sperma. Pertemuan sel
telur dan sperma terjadi melalui perkawinan antara hewan betina dan
jantan. Setelah itu akan terjadi pembuahan dan terbentuklah zigot.
Ayam jantan membuahi sel telur saat sel telur masih ada di dalam tubuh
ayam betina. Pada hewan ini, zigot dilindungi oleh cangkang kemudian
dikeluarkan dari tubuh induknya yang disebut telur. Telur kemudian
dierami sampai menetas.
Embrio ayam 1 Setelah 6 hari
hari

(a) (b)
Setelah 8 hari Setelah 10 hari

(c) (d)
Setelah 15 hari Setelah 21 hari, telur menetas

(e) (f)
Gambar 2.5 Pertumbuhan zigot dalam telur menjadi anak ayam

Telur hewan yang dilindungi oleh cangkang, contohnya, telur bebek,


telur ayam, dan telur burung puyuh. Setiap makhluk hidup mempunyai
kemampuan memperbanyak jenisnya, begitu pula hewan. Pada hewan
bertelur,pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh
induknya. Embrio itu dibungkus dan dilindungi oleh cangkang. Embrio di
dalam telur ini dilengkapi dengan kuning telur (yolk).
Kuning telur digunakan sebagai cadangan makanan untuk
perkembangan embrio. Jika embrio telah tumbuh sempurna, telur akan
menetas dan keluarlah individu baru. Hewan yang berkembang biak
42

secara bertelur disebut ovipar. Ayam dan burung merupakan contoh hewan
bertelur.
Contoh hewan reptil yang bertelur ialah penyu (Gambar 2.6).

Gambar 2.6 Penyu bertelur di pantai.

Hewan yang telah dewasa akan membentuk sel-sel kelamin. Hewan


jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan hewan
betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur/ovum.
Ovipar adalah hewan yang meletakan telur di luar tubuh induk
betinanya. Hewan bertelur atau ovipar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Janin tumbuh di luar tubuh induk betina tetapi di dalam telur
bercangkang.
2. Janin memperoleh makanan dari cadangan makanan yang tersimpan
dalam telur.
3. Janin tumbuh relatif cepat.
4. Bentuk tubuh anak umumya sama dengan bentuk tubuh induknya.
5. Tidak mempunyai daun telinga.
6. Tidak mempuyai kelenjar susu.
7. Tidak menyusui anaknya

E. Media Belajar
1. SULISTYANTO, Heri
Ilmu pengetahuan alam 6: untuk sd dan mi kelas VI/Heri Sulistyanto,
Edy Wiyono ; Robin Ginting.— Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
43

2. IBAYATI, Yayat
Ilmu Pengetahuan Alam: SD/MI Kelas VI/oleh Yayat Ibayati, Sri Anggraeni,
Lilis. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. ROSITAWATY, S
Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk Kelas VI Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. –
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Pendahuluan (5 menit)
Apersepsi dan Motivasi :
o Menyampaikan Tujuan Pembelajaran: dan kompetensi yang diharapkan

2. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Siswa menyebutkan dua tipe perkembangbiakan pada hewan.
b. Siswa menyebutkan sel kelamin pada hewan betina.
c. Siswa memberikan 3 (tiga) contoh hewan yang berkembangbiak
dengan cara hewan bertelur (ovipar).
d. Siswa menjelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan ovivar.
e. Siswa menjelaskan pengertian hewan ovivar.
f. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
g. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
44

b. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan


masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
c. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
d. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup (15 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran.
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Karakter Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/
Bangsa Pencapaian
Penilaian Instrumen Soal
Kompetensi
o Kerja keras : Perilaku yang o Mengidentifikasi Tugas Uraian
menunjukkan upaya sungguh- berbagai cara Individu Objektif
sungguh dalam mengatasi hewan Dan
berkembang kelompok Tugas
berbagai hambatan belajar dan
biak.
tugas,serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
45

o Kreatif : Berpikir dan


melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah
dimiliki
o Mandiri : Sikap dan perilaku
yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
o Rasa ingin tahu : Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar
Soal
1. Sebutkan dua tipe perkembangbiakan pada hewan.
2. Sebutkan sel kelamin pada hewan betina.
3. 3 (tiga) contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara hewan bertelur
(ovipar).
4. Jelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan ovivar.
5. Jelaskan pengertian hewan ovivar.
Kunci Jawaban

No Kunci Jawaban Skor


1 Hewan memiliki dua tipe perkembangbiakan, yaitu secara kawin 20
(generatif) dan secara tidak kawin (vegetatif)
2 sel kelamin betina disebut sel telur 10
3 telur bebek, telur ayam, dan telur burung puyuh. 30
4 Hewan bertelur atau ovipar memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 30
1) Janin tumbuh di luar tubuh induk betina tetapi di dalam telur
bercangkang.
2) Janin memperoleh makanan dari cadangan makanan yang
tersimpan dalam telur.
3) Janin tumbuh relatif cepat.
4) Bentuk tubuh anak umumya sama dengan bentuk tubuh
induknya.
5) Tidak mempunyai daun telinga.
46

6) Tidak mempuyai kelenjar susu.


7) Tidak menyusui anaknya
5 Ovipar adalah hewan yang meletakan telur di luar tubuh induk 10
betinanya
Jumlah 100
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

 LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

CATATAN :
47

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.


Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Parittiga, 17 September 2013


Menyetujui,
Kepala Sekolah Mahasiswa

NYOMAN SARWO MAS'UD HD


NIY. 760601003 NIM. 821217957
Mengetahui,
Supervisor 1,

SYAMSILAHUDDIN NORMAN, S.Pd


NIP. 197206111998021002
48

Lampiran 9

PERENCANAAN PTK

SIKLUS I

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


1. Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam proses belajar mengajar selama siklus
pertama menunjukkan peningkatan sebesar 70,91 atau 70,91%.
2. Hasil evaluasi tingkat ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75 pada
siklus pertama masih rendah dengan perolehan persentase sebesar 50,00%.
3. Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong
rendah dengan perolehan skor 59,09% siswa aktif.
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi diatas, kondisi yang ada saat ini adalah
1. Pembelajaran pengetahuan alam di kelas masih berjalan monoton.
2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.
3. Belum ada kolaborasi antara siswa dan guru.
4. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
5. Rendahnya kualitas pembelajaran pengetahuan alam.
6. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran pengetahuan alam.
C. Analisis Masalah
Ada beberapa hal yang mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran baik
prestasi siswa maupun aktivitas belajar, antara lain :
1. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada
orang lain.
2. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri.
3. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang
lain.
49

D. Alternatif Pemecahan Masalah


Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions). Dengan model pembelajaran ini
diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran pengetahuan
alam meningkat.

Menyetujui, Parittiga, 17 September 2013


Kepala Sekolah Supervisor 2

NYOMAN SARWO HAYANI, S.Pd.


NIY. 760601003 NIY. 920720032
50

Lampiran 10
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup
Waktu : 2 x 35 menit
Metode : STAD

A. Standar Kompetensi :
2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup

B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

C. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan pengertian Pembuahan.
2. Siswa dapat menyebutkan sel kelamin pada hewan jantan.
3. Siswa dapat memberikan 4 (empat) contoh hewan yang berkembangbiak
dengan cara melahirkan (vivipar).
4. Siswa dapat menjelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan melahirkan (vivipar).
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian hewan melahirkan (vivipar).

Karakter siswa yang diharapkan : Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

D. Materi Essensial
Perkembangbiakan hewan.
Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan memperbanyak
jenisnya, begitu pula hewan. Hewan yang telah dewasa akan membentuk sel-
sel kelamin. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau
sperma, sedangkan hewan betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau
sel telur/ovum.
51

Perkembangbiakan generatif pada hewan diawali dengan perkawinan


atau pembuahan. Pembuahan adalah peleburan antara ovum dengan sperma
setelah terjadi pembuahan terbentuklah zigot. Zigot adalah sel telur yang
telah dibuahi. Selanjutnya zigot tumbuh menjadi janin, kemudian janin
tumbuh menjadi anak atau individu baru. Berdasarkan tempat pertumbuhan
janinnya, maka hewan dikelompokkan menjadi hewan melahirkan (vivipar),
hewan bertelur (ovipar) dan hewan bertelur-melahirkan (ovovivipar).
Vivipar adalah hewan yang melahirkan anaknya. Hewan melahirkan atau
vivipar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Janin tumbuh di dalam rahim induk betina (masa kehamilan).
2. Janin memperoleh makanan dari induknya dengan perantaraan tali pusat
atau plasenta.
3. Pertumbuhan janin relatif lambat.
4. Bentuk tubuh anak yang lahir sama dengan bentuk tubuh induk.
5. Mempunyai daun telinga.
6. Induk betina menyusui anaknya.
Hewan menyusui anaknya disebut mamalia. Contoh hewan
melahirkan antara lain kambing, gajah, kucing, singa, tikus, kerbau,
kelelewar, sapi, kuda, beruang, paus, lumba-lumba, dan sebagainya. Pada
hewan yang melahirkan anak, sel telur dibuahi oleh sperma di dalam
tubuh induknya. Pertumbuhan dan per- kembangan embrio terjadi di
dalam tubuh induknya. Embrio akan berada di dalam tubuh induknya sampai
waktunya dilahirkan. Hewan yang berkembang biak secara melahirkan
disebut vivipar.
52

Gambar 2.7 Singa dan anak singa

Pernahkah kamu melihat hewan yang melahirkan? Hewan jantan


akan membuahi sel telur dalam tubuh hewan betina. Zigot hasil
pembuahan ini akan tumbuh menjadi janin. Janin tumbuh di dalam tubuh
induknya. Saat ini hewan dikatakan hamil. Makin lama perut hewan
makin besar. Setelah janin membentuk
anak hewan dengan sempurna, induk hewan akan melahirkan.
Setelah melahirkan, induk hewan akan menyusui anaknya.

Sumber: Dokumentasi

Gambar 2.8 Contoh hewan yang menyusui anaknya

Lamanya hamil tiap jenis hewan berbeda-beda. Untuk gajah 12 bulan,


sedangkan kelinci 30 hari. Hewan yang berkembang biak dengan cara
melahirkan disebut vivipar. Coba berikan contoh hewan lainnya yang
melahirkan.
53

E. Media Belajar
1. SULISTYANTO, Heri
Ilmu pengetahuan alam 6: untuk sd dan mi kelas VI/Heri Sulistyanto,
Edy Wiyono ; Robin Ginting.— Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
2. IBAYATI, Yayat
Ilmu Pengetahuan Alam: SD/MI Kelas VI/oleh Yayat Ibayati, Sri Anggraeni,
Lilis. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. ROSITAWATY, S
Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk Kelas VI Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. –
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Pendahuluan (5 menit)
Apersepsi dan Motivasi :
o Menyampaikan Tujuan Pembelajaran: dan kompetensi yang diharapkan

2. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Siswa dapat menyebutkan pengertian Pembuahan.
b. Siswa dapat menyebutkan sel kelamin pada hewan jantan.
c. Siswa dapat memberikan 3 (tiga) contoh hewan yang
berkembangbiak dengan cara melahirkan (vivipar).
d. Siswa dapat menjelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan melahirkan
(vivipar).
e. Siswa dapat menjelaskan pengertian hewan melahirkan (vivipar).
f. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
g. memfasilitasi peserta didik melakukan diskusi.
Elaborasi
54

Dalam kegiatan elaborasi, guru:


a. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
b. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
c. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
d. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup (15 menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran.
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Karakter Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/
Bangsa Pencapaian
Penilaian Instrumen Soal
Kompetensi
o Kerja keras : Perilaku yang o Mengidentifikasi Tugas Uraian
55

menunjukkan upaya sungguh- berbagai cara Individu Objektif


sungguh dalam mengatasi hewan Dan
berbagai hambatan belajar dan berkembang kelompok Tugas
biak.
tugas,serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
o Kreatif : Berpikir dan
melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah
dimiliki
o Mandiri : Sikap dan perilaku
yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
o Rasa ingin tahu : Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar
Soal
1. Sebutkan pengertian Pembuahan.
2. Sebutkan sel kelamin pada hewan jantan.
3. Berikan 4 (empat) contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara
melahirkan (vivipar).
4. Jelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan melahirkan (vivipar).
5. Jelaskan pengertian hewan melahirkan (vivipar).
Kunci Jawaban
No Kunci Jawaban Skor
1 Pembuahan adalah peleburan antara ovum dengan sperma setelah terjadi 10
pembuahan terbentuklah zigot
2 sel kelamin jantan disebut sel sperma 10
3 Contoh hewan melahirkan antara lain kambing, gajah, kucing, singa, 40
tikus, kerbau, kelelewar, sapi, kuda, beruang, paus, lumba-lumba, dan
sebagainya
4 Hewan melahirkan atau vivipar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 30
1) Janin tumbuh di dalam rahim induk betina (masa kehamilan).
2) Janin memperoleh makanan dari induknya dengan perantaraan
56

tali pusat atau plasenta.


3) Pertumbuhan janin relatif lambat.
4) Bentuk tubuh anak yang lahir sama dengan bentuk tubuh induk.
5) Mempunyai daun telinga.
5 Hewan yang berkembang biak secara melahirkan disebut vivipar. 10
Jumlah 100

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Parittiga, 24 September 2013
Menyetujui,
Kepala Sekolah Mahasiswa
57

NYOMAN SARWO MAS'UD HD


NIY. 760601003 NIM. 821217957
Mengetahui,
Supervisor 1,

SYAMSILAHUDDIN NORMAN, S.Pd


NIP. 197206111998021002

LEMBAR KEGIATAN SISWA


Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup
Waktu : 2 x 35 menit
Metode : STAD
giatan 2.2
Menentukan Cara Perkembangbiakan Hewan

Tugas 1

1. Perhatikan gambar beberapa hewan berikut ini.

2. Bagaimana cara berkembang biak hewan-hewan tersebut? Salin tabel berikut ini
dan beri tanda pada kolom yang sesuai.

Tabel Hewan dan cara berkembang biaknya

Cara Berkembang Biak


58

No. Nama Hewan Bertelur Melahirkan

1. Kucing .... ....

2. .... .... ....

3. .... .... ....

4. .... .... ....

Carilah perbedaan khusus dari hewan yang berkembang biak

dengan bertelur dan melahirkan.

Lampiran 11

PERENCANAAN PTK

SIKLUS II

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


1. Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam proses belajar mengajar selama siklus
kedua menunjukkan peningkatan sebesar 74,09 atau 74,09%.
2. Hasil evaluasi tingkat ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75 pada
siklus kedua mengalami peningkatan dengan perolehan persentase sebesar
63,64%.
3. Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong
sedang dengan perolehan skor 72,73% siswa aktif.
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi diatas, kondisi yang ada saat ini adalah
1. Pembelajaran pengetahuan alam di kelas masih berjalan monoton.
2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.
3. Belum ada kolaborasi antara siswa dan guru.
4. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
5. Rendahnya kualitas pembelajaran pengetahuan alam.
6. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran pengetahuan alam.
C. Analisis Masalah
59

Ada beberapa hal yang mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran baik


prestasi siswa maupun aktivitas belajar, antara lain :
1. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada
orang lain.
2. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri.
3. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang
lain.

D. Alternatif Pemecahan Masalah


Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions). Dengan model pembelajaran ini
diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran pengetahuan
alam meningkat.

Menyetujui, Parittiga, 24 September 2013


Kepala Sekolah Supervisor 2

NYOMAN SARWO HAYANI, S.Pd.


NIY. 760601003 NIY. 920720032
60

Lampiran 12
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III

Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup
Waktu : 2 x 35 menit
Metode : STAD

A. Standar Kompetensi :
2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup

B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

C. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengelompokkan hewan berdasarkan tempat pertumbuhan
janinnya.
2. Siswa dapat menjelaskan proses pembuahan pada hewan ovovivivar.
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian hewan ovovivivar .
4. Siswa dapat memberikan 4 (empat) contoh hewan yang berkembangbiak
dengan cara hewan ovovivivar.
5. Siswa dapat menjelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan hewan ovovivivar.
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Rasa ingin tahu.

D. Materi Essensial
Perkembangbiakan hewan.
Zigot adalah sel telur yang telah dibuahi. Selanjutnya zigot tumbuh menjadi
janin, kemudian janin tumbuh menjadi anak atau individu baru. Berdasarkan
tempat pertumbuhan janinnya, maka hewan dikelompokkan menjadi hewan
melahirkan (vivipar), hewan bertelur (ovipar) dan hewan bertelur-
melahirkan (ovovivipar).
Apakah kamu pernah melihat buaya melahirkan?
61

Anak buaya tumbuh di dalam telur semasa


telur masih ada di perut induknya. Kemudian
telur dikeluarkan, menetas, dan keluar
anaknya. Hewan demikian berkembang biak
dengan bertelur dan melahirkan. Contoh
lainnya hewan yang berkembang
biak dengan bertelur dan melahirkan yaitu ular dan
kadal.

Selain hewan ovipar dan vivipar, ada juga hewan yang dapat bertelur-
melahirkan. Hewan demikian disebut dengan ovovivipar. Pada hewan
tersebut, setelah terjadi pembuahan, telur terus berkembang di dalam tubuh
induk. Makanan yang dibutuhkan embrio tidak berasal dari induk. Akan tetapi,
makanan berasal dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur.
Setelah tiba waktunya dilahirkan, anaknya akan keluar dari tubuh induknya.
Contoh hewan ovovivipar adalah paus.
(Gambar 2.9), ikan pari, dan beberapa jenis ular

Kadal sebenarnya merupakan hewan bertelur, tetapi telurnya menetas di


dalam tubuh induk betina kemudian anaknya keluar dari tubuh induk betina.
Hewan yang demikian disebut hewan bertelur-melahirkan atau ovovivipar.
Hewan lainnya yang termasuk ovovivipar, antara lain, beberapa jenis ular
dan ikan hiu. Ciri-ciri ovovivipar sama dengan ciri-ciri ovipar.
Hewan ovovivivar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Janin tumbuh di luar tubuh induk betina tetapi di dalam telur
bercangkang.
2. Janin memperoleh makanan dari cadangan makanan yang tersimpan
dalam telur.
3. Janin tumbuh relatif cepat.
62

4. Bentuk tubuh anak umumya sama dengan bentuk tubuh induknya.


5. Tidak mempunyai daun telinga.
6. Tidak mempuyai kelenjar susu.
7. Tidak menyusui anaknya
E. Media Belajar
1. SULISTYANTO, Heri
Ilmu pengetahuan alam 6: untuk sd dan mi kelas VI/Heri Sulistyanto,
Edy Wiyono ; Robin Ginting.— Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
2. IBAYATI, Yayat
Ilmu Pengetahuan Alam: SD/MI Kelas VI/oleh Yayat Ibayati, Sri Anggraeni,
Lilis. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
3. ROSITAWATY, S
Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk Kelas VI Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam. –
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa


1. Pendahuluan (5 menit)
Apersepsi dan Motivasi :
o Menyampaikan Tujuan Pembelajaran: dan kompetensi yang diharapkan

2. Kegiatan Inti (50 menit)


Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Siswa mengelompokkan hewan berdasarkan tempat pertumbuhan
janinnya.
b. Siswa menjelaskan proses pembuahan pada hewan ovovivivar.
c. Siswa menjelaskan pengertian hewan ovovivivar .
d. Siswa memberikan 4 (empat) contoh hewan yang berkembangbiak
dengan cara hewan ovovivivar.
e. Siswa menjelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan hewan ovovivivar.
f. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
63

pembelajaran; dan
g. memfasilitasi peserta didik melakukan diskusi.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
b. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
c. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
d. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran.
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.
64

G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Karakter Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/
Bangsa Pencapaian
Penilaian Instrumen Soal
Kompetensi
o Kerja keras : Perilaku yang o Mengidentifikasi Tugas Uraian
menunjukkan upaya sungguh- berbagai cara Individu Objektif
sungguh dalam mengatasi hewan Dan
berkembang kelompok Tugas
berbagai hambatan belajar dan
biak.
tugas,serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
o Kreatif : Berpikir dan
melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah
dimiliki
o Mandiri : Sikap dan perilaku
yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
o Rasa ingin tahu : Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar
Soal
1. Kelompokkan hewan berdasarkan tempat pertumbuhan janinnya.
2. Jelaskan proses pembuahan pada hewan ovovivivar.
3. Jelaskan pengertian hewan ovovivivar .
4. Berikan 4 (empat) contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara hewan
ovovivivar.
5. Jelaskan 3 (tiga) ciri-ciri hewan hewan ovovivivar.
Kunci Jawaban
No Kunci Jawaban Skor
1 Berdasarkan tempat pertumbuhan janinnya, maka hewan dikelompokkan 20
menjadi hewan melahirkan (vivipar), hewan bertelur (ovipar) dan hewan
bertelur-melahirkan (ovovivipar).
2 Pada hewan tersebut, setelah terjadi pembuahan, telur terus berkembang di 20
dalam tubuh induk. Makanan yang dibutuhkan embrio tidak berasal dari induk.
65

Akan tetapi, makanan berasal dari cadangan makanan yang terdapat di dalam
telur. Setelah tiba waktunya dilahirkan, anaknya akan keluar dari tubuh
induknya
3 hewan bertelur-melahirkan atau ovovivipar 10
4 ikan pari, dan beberapa jenis ular 20
5 Hewan ovovivivar memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 30
a. Janin tumbuh di luar tubuh induk betina tetapi di dalam telur
bercangkang.
b. Janin memperoleh makanan dari cadangan makanan yang
tersimpan dalam telur.
c. Janin tumbuh relatif cepat.
d. Bentuk tubuh anak umumya sama dengan bentuk tubuh induknya.
e. Tidak mempunyai daun telinga.
f. Tidak mempuyai kelenjar susu.
g. Tidak menyusui anaknya

Jumlah 100

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1
 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1
66

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Parittiga, 01 Oktober 2013


Menyetujui,
Kepala Sekolah Mahasiswa

NYOMAN SARWO MAS'UD HD


NIY. 760601003 NIM. 821217957
Mengetahui,
Supervisor 1,

SYAMSILAHUDDIN NORMAN, S.Pd


NIP. 197206111998021002
67

Kegiatan 2.2LEMBAR KEGIATAN SISWA


Sekolah : SD BAKTI PARIT TIGA
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI / 1
Materi Pokok : Perkembangbiakan makhluk hidup
Waktu : 2 x 35 menit
Metode : STAD

Ayo Kerjakan 2.2

Pembuahan di dalam tubuh dapat terjadi melalui ovipar, vivipar, dan

ovovivipar. Salin dan isilah tabel berikut ini. Termasuk kelompok ovipar,

vivipar, atau ovovivipar hewan dalam tabel tersebut? Diskusikan bersama teman
sekelompokmu dan kerjakan pada buku latihan masing-masing.

Tabel Pengelompokan Hewan Berdasarkan Cara Berkembang biak

No Nama Hewan Ovipar Vivipar Ovovivipar

1. Gajah ...  ...


2. Ular ... ... ...
3. Elang ... ... ...
4. Kucing ... ... ...
5. Ikan hiu ... ... ...
6. Penyu ... ... ...
7. Ayam ... ... ...
8. Kambing ... ... ...
9. Ikan pari ... ... ...
10. Kanguru ... ... ...
68

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU-PKP 1


(APKG-PKP 1)
LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa MAS'UD HD Mata Pelajaran/Tema IPA


NIM 821217957 Waktu (jam) 2 x35 menit
SD Bakti Parit
Tempat Mengajar Hari, Tanggal Selasa, 1 Oktober 2013
Tiga
Kelas VI UPBJJ-UT Pangkal Pinang

PETUNJUK

Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan mahasiswa
ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut
dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini:

1 2 3 4 5

1. Menentukan bahan perbaikan


pembelajaran dan merumuskan
tujuan/indikator perbaikan
pembelajaran
1.1 Menggunakan bahan perbaikan
pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang
diperbaiki
1.2 Merumuskan tujuan khusus/
indikator perbaikan pembelajaran

Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasi-


kan materi, media (alat bantu pembe-
lajaran)
2.1 Mengembangkan dan mengorga-
nisasikan materi pembelajaran

2.2 Menentukan dan mengembangkan


alat bantu perbaikan pembelajaran
2.3 Memilih sumber belajar
69

Rata-rata butir 2 = B

3. Merencanakan skenario perbaikan


pembelajaran
3.1 Menentukan jenis kegiatan
perbaikan pembelajaran

3.2 Menyusun langkah-langkah


perbaikan pembelajaran

3.3 Menentukan alokasi waktu


perbaikan pembelajaran

3.4 Menentukan cara-cara memotivasi


Siswa

3.5 Menyiapkan pertanyaan

Rata-rata butir 3 = C

4. Merancang pengelolaan kelas


perbaikan pembelajaran
4.1 Menentukan penataan ruang dan
fasilitas belajar

4.2 Menentukan cara-cara pengorgani


sasian siswa agar siswa dapat
berpartisipasi dalam perbaikan
pembelajaran
Rata-rata butir 4 = D

5. Merencanakan prosedur, jenis, dan


menyiapkan alat penilaian perbaikan
pembelajaran
5.1 Menentukan prosedur dan jenis
Penilaian

5.2 Membuat alat-alat penilaian dan


kunci jawaban

Rata-rata butir 5 = E
70

6. Tampilan dokumen rencana perbaikan


pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian

6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata butir 6 = F

NILAI APKG 1 = R

R = A+B+C+D+E+F

R=

Menyetujui, Parittiga, 01 Oktober 2013


Kepala Sekolah Supervisor 2

NYOMAN SARWO HAYANI, S.Pd.SD


NIY. 760601003 NIY. 920720032
71

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU-PKP 2


(APKG-PKP 2)
LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa MAS'UD HD Mata Pelajaran/Tema IPA


NIM 821217957 Waktu (jam) 2 x35 menit
SD Bakti Parit
Tempat Mengajar Hari, Tanggal Selasa, 1 Oktober 2013
Tiga
Kelas VI UPBJJ-UT Pangkal Pinang

PETUNJUK
1. Amati dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung
2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
serta dampaknya pada diri siswa
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian
berikut
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
pembelajaran, pilihlah salah satu butit penilaian yang sesuai dengan mata
pelajaran yang sedang diajarkan
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru

1. Mengelola ruang dan fasilitas 1 2 3 4 5


pembelajaran
1.1 Menata fasilitas dan sumber
Belajar

1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas

Rata-rata butir 1 = A

2. Melaksanakan kegiatan perbaikan


72

pembelajaran
2.1 Memulai pembelajaran

2.2 Melaksanakan pembelajaran yang


sesuai dengan tujuan, siswa, situasi
dan lingkungan
2.3 Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi dan
lingkungan
2.4 Melaksanakan pembelajaran dalam
urutan yang logis

2.5 Melaksanakan perbaikan pembe-


lajaran secara individual, kelompok
dan klasikal
2.6 Mengelola waktu pembelajaran
secara efisien

Rata-rata butir 2 = B

3. Mengelola interaksi kelas


3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan
yang berkaitan dengan isi pembe-
jaran
3.2 Menangani pertanyaan dan respon
Siswa

3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan


isyarat, dan gerakan badan

3.4 Memicu dan memelihara keterlibat-


an siswa

3.5 Memantapkan penguasaan materi


pembelajaran

Rata-rata butir 3 = C
4. Bersikap terbuka dan luwes serta mem
bantu mengembangkan sikap positif
siswa terhadap belajar
4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes,
terbuka, penuh pengertian, dan
sabar kepada siswa
4.2 Menunjukkan kegairahan dalam
Mengajar
73

4.3 Mengembangkan hubungan antar


pribadi yang sehat dan serasi

4.4 Membantu siswa menyadari


kelebihan dan kekurangannya

4.5 Membantu siswa menumbuhkan


kepercayaan diri

Rata-rata butir 4 = D

5. Mendemonstrasikan kemampuan
khusus dalam perbaikan pembelajaran
mata pelajaran tertentu
c. IPA
5.1 Membimbing siswa membuktikan
konsep IPA melalui pengalaman
langsung terhadap objek yang
dipelajari
5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa
melalui pengalaman belajar dengan
berbagai kegiatan
5.3 Menggunakan istilah yang tepat
pada setiap langkah pembelajaran

5.4 Terampil dalam melakukan


percobaan IPA serta tepat dalam
memilih alat peraga IPA
5.5 Menerapkan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari

5.6 Menampilkan penguasaan IPA

Rata-rata butir 5c = E

6. Melaksanakan penilaian proses dan


hasil belajar
6.1 Melaksanakan penilaian selama
proses pembelajaran

6.2 Melaksanakan penilaian akhir


Pembelajaran
74

Rata-rata butir 6 = F

7. Kesan umum pelaksanaan


pembelajaran
7.1 Keefektifan proses pembelajaran

7.2 Penggunaan bahasa Indonesia


Lisan

7.3 Peka terhadap kesalahan


berbahasa siswa

7.4 Penampilan guru dalam


pembelajaran

Rata-rata butir 7 = G

NILAI APKG 2 = R

R = A+B+C+D+E+F+G

R=

Menyetujui, Parittiga, 01 Oktober 2013


Kepala Sekolah Supervisor 2

NYOMAN SARWO HAYANI, S.Pd.SD


NIY. 760601003 NIY. 920720032

Lampiran 13

PERENCANAAN PTK

SIKLUS III
75

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


1. Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam proses belajar mengajar selama siklus
ketiga menunjukkan peningkatan sebesar 85,45 atau 85,45 %.
2. Hasil evaluasi tingkat ketercapaian siswa terhadap KKM sebesar 75 pada
siklus ketiga mengalami peningkatan dengan perolehan persentase sebesar
95,45%.
3. Hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergolong
tinggi dengan perolehan skor 100% siswa aktif.
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi diatas, kondisi yang ada saat ini adalah
1. Pembelajaran pengetahuan alam di kelas masih berjalan monoton.
2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.
3. Belum ada kolaborasi antara siswa dan guru.
4. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
5. Rendahnya kualitas pembelajaran pengetahuan alam.
6. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran pengetahuan alam.
C. Analisis Masalah
Ada beberapa hal yang mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran baik
prestasi siswa maupun aktivitas belajar, antara lain :
1. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada
orang lain.
2. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri.
3. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang
lain.

D. Alternatif Pemecahan Masalah


Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tipe
STAD (Student Teams Achievement Divisions). Dengan model pembelajaran ini
76

diharapkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran pengetahuan


alam meningkat.

Menyetujui, Parittiga, 01 Oktober 2013


Kepala Sekolah Supervisor 2

NYOMAN SARWO HAYANI, S.Pd.


NIY. 760601003 NIY. 920720032
77

Lampiran 14
Jurnal Pembimbingan Supervisor 2 PKP

NIM/Nama Mahasiswa : 821217957/ Mas’ud HD


Mengajar di Kelas : VI (enam)
Sekolah : SD Bakti Parit Tiga
Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Lanjut
Mahasiswa Supervisor 2
1. Selasa, 25 Juni Tata cara penyusunan Ikuti tata aturan Perbaiki, refleksi
2012 laporan PKP, Judul, penulisan penelitian terhadap
Halaman Identifikasi, dan tindakan kelas pembelajaran
Halaman Pengesahan
2. Sabtu, 29 Juni 2013 Kata Pengantar, Bab I Identifikasi masalah, Perbaiki, refleksi
Latar Belakang, Rumusan analisis masalah, terhadap
Masalah, Tujuan dan alternatif dan prioritas pembelajaran
Manfaat Penelitian pemecahan masalah
kurang sejalan
3. Rabu, 24 Juli 2013 Kajian Pustaka - Sesuaikan dengan Sesuaikan
pustaka yang ada di penulisan dengan
modul/buku refrensi kata kunci dari
judul penelitian
4. Rabu, 21 Agustus Pelaksanaan Perbaikan - Alat penilaian harus Perbaiki alat
2013 Pembelajaran (Bab III) disesuaikan dengan penilaian dan
Subyek Penelitian, indikator lembar
Deskripsi Persiklus - Lembar pengamatan pengamatan
Pelakasanaan dan Refleksi harus disesuaikan
dengan fokus
masalah
78

5. Senin, 2 September Bab IV Hasil Penelitian - Deskrisikan data Buat data tentang
2013 dan Pembahasan hasil penelitian yang rencana,
diolah persiklus pelaksanaan dan
pengamatan
6. Selasa, 10 Saran dan Tindak Lanjut - Simpulan sesuai Temuan dianalisis
September 2013 Daftar Pustaka dengan tujuan secara jelas
penelitian dan
temuan
7. Rabu, 18 Lampiran-Lampiran, Surat - Buat sistematis dan Sesuaikan
September 2013 Pernyataan lengkap kegiatan guru
Surat Keterangan, RP/RPP dengan aktivitas
Persiklus siswa dan waktu
yang tersedia
8. Kamis, 26 Cek Akhir - Kesesuaian isi Sesuaikan dengan
September 2013 Revisi akhir laporan format PKP

Parittiga, 30 Oktober 2013.

Mengetahui, Supervisor 2,
Supervisor 1,

Syamsilahuddin Norman, S.Pd. Hayani, S.Pd.SD.


NIP. 197206111998021002 NIY. 920720032

Anda mungkin juga menyukai