Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN PKP – PSD PDGK 4501

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA


PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STAD DI KELAS V
SD NEGERI 056641 PALUH SIPAT TAHUN PEMBELAJARAN 2022

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Nama : PITRIA USMAN

NIM : 856058212

Program Studi : 119 / PGSD

Pokjar : LANGKAT

Masa Registrasi : 2021.2

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH MEDAN
POKJAR KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA TAHUN
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATE-MATIKA

Nama Mahasiswa : Pitria Usman

Nim. : 856058212

Program studi. : S1 PGSD

Tempat Mengajar. : SDN 056641 Paluh Sipat

Jumlah Siklus pembelajaran. : 2 Siklus

Hari dan Tanggal Pelaksanaan. :

Siklus 1 Hari Rabu 20 April 2022

Siklus ll Hari Rabu 26 April 2022

Masalah Yang Merupakan Perbaikan

1. Bagaimanakah hasil pembelajaran matematika Siswa SDN


056641 Paluh Sipat menggunakan alat bangun datar berwarna ?

2. Bagaimanakah Hasil Pembelajaran Mate-matika Siswa SDN


056641 Paluh Sipat Dengan Metode kooperatif Stad.

Menyetujui, P.Berandan Juni 2022


Supervisor 1, Mahasiswa

Dra.Edi Azwar M.PD Pitria Usman


NIP: Nim : 856058212
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan peraktek


pemantapan Kemampuan profesional ( PKP) yang saya susun sebagai
syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP Pada program S1 PGSD
Universitas Terbuka UT seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian- bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang


saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam subernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya
ilmiah

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan


PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian
-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan
gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.

Langkat 28 April 2022

Yang membuat Pernyataan

Pitria Usman
Nim : 856058212
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin , penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Pengasih dan Penyayang atas Rahmad-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang
berjudul:

PEMBELAJARAN MATE-MATIKA PADA


PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STAD DI KELAS V
SD NEGERI 056641 PALUH SIPAT TAHUN PEMBELAJARAN 2022

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih


dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dorongan sehingga laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional ini dapat terselesaikan meskipun sedang dalam
kondisi pandemi global virus Corona (COVID-19).
Mata kuliah Pemantapan Kemampuan ProfesIonal (PKP) ini tidak
terlaksanan dengan sempurna dikarenakan sedang dalam pandemi global
virus Corona, namun bukan menjadi kendala untuk dapat menyelesaikan
laporan (PKP) ini. Data yang penulis ambil yaitu data sebelum terjadinya
pandemi virus dan proses penelitian dilakukan dengan video kemudian
dilakukan refleksi oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan laporan (PKP)
ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Kordinator UPBJJ UT Pokjar Pangkalan Berandan (Langkat) Bapak


Syaiful Anwar Nasution
Iv

2. Bapak Dra.Edi Azwar M. Pd, selaku supervisor yang telah

membimbing dan membantu dalam pelaksanaan penyusunan laporan

perbaikan pembelajaran mata kuliah PKP.

3. Ibu Asniah S.Pd, selaku Kepala SDN 056641 / Paluh Sipat Kecamatan
Babalan

Kabupaten Langkat pangkalan berandan

4. Orang tua yang telah memberikan semangat dan doa’nya kepada


penulis.

5. Rekan-rekan mahasiswa UT yang telah memberikan support kepada


penulis

Hanya kepada Allah jua-lah segalanya dikembalikan, teriring do’a


semoga

bantuan dari berbagai pihak dimaksud dijadikan amal shaleh yang mendapat

pahala berlipat ganda di sisinya, Aamiin.

Penulis berkeyakinan bahwa laporan (PKP) ini masih sangat perlu


disempurnakan, oleh karenanya semua kritik dan saran yang konstruktif akan
diterima dengan terbuka untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga laporan
(PKP) ini dapat memenuhi fungsinya, dan bermanfaat.

Langkat, Juni 2020


Penulis,

Pitria Usman
V
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA
PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STAD DI KELAS V
SD NEGERI 056641 PALUH SIPAT TAHUN PEMBELAJARAN 2022

Oleh :
PITRIA USMAN
NIM : 856058212
aqilafitriawan27@gmail.com

ABSTRAK
Kegagalan dalam belajar sering dihadapi siswa yang tidak memiliki
dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan
membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran
yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk
menemukan konsep Matematika.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah
dengan menggunakan metode pembelajaran menggunakan alat peraga
model bangun datar berwarna dan model pembelajaran Students Teams
Achivement Devisions ( STAD ) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang sifat-sifat bangun datar oleh siswa kelas V SDN
056641Paluh Sipat Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat .
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran
menggunakan alat peraga model bangun datar berwarna dan model
pembelajaran Students Teams Achivement Devisions ( STAD ) dapat
meningkatkan hasil belajar matematika tentang sifat-sifat bangun datar yaitu
persegi, persegi panjang dan segituga oleh siswa kelas V SDN 056641 Paluh
Sipat Kecamatan Babalan ,Kabupaten Langkat.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research ) sebanyak
dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah
siswa kelas V SDN 056641 Paluh Sipat Kecamatan Babalan , Kabupaten
Langkat.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa obesrvasi awal pra siklus
hanya ratarata nilai 55, pada siklus I dan meningkat menjadi rata-rata 66,33,
kemuadian meningkat lagi pada siklus ke II dengan rata rata nilai yaitu 79
dengan KKM Ideal 70. Sedangkan prestasi belajar siswa mengalam
peningkatan dari siklus I dan II yaitu, 26,66% kemudian pada siklus pertama
setelah diberikan perbaikan pembelajaran meningkat menjadi 46,66% dan
selanjutnya ketuntasan belajar meningkat lagi pada siklus kedua menjadi
86,66%.
Kesimpulan penelitian adalah metode menggunakan alat peraga model
bangun datar berwarna dan model pembelajaran Students Teams
Achivement Devisions ( STAD ) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
V SDN 056641 Paluh Sipat Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat.

Kata kunci : Hasil Belajar, Media Alat Peraga, dan STAD

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………............... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ……………………........,....... iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR GRAFIK xi
DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
1. Identifikasi Masalah ………………………………………… 3
2. Analisis Masalah ……………………………………………. 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah …… 4
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Belajar ............................................................6
B. Pembelajaran Matematika SD .………………………...……....7
C. Pengertian Bangun Datar ………..……………………………... 8
D. Sifat-sifat Bangun Datar ………………………….…………….. 9
1. Persegi Panjang ............................................................10
2. Segitiga ..........................................................................11
3. Persegi ............................................................................13
vii
E. Evaluasi Pelajaran Matematika ....................................14
F. Alat Peraga .....................................................................15
G. MetodeStudent Teams Achievement Divisions (STAD)
1. Pengertian ............................................................................... 19
2. Komponen Utama Pembelajaran STAD ................................ 20
3. Kelebihan Metode Pembelajaran STAD ............................... 21
4. Kekurangan Metode Pembelajaran STAD ............................ 21
5. Langkah-Langkah Pembelajaran STAD ................................ 22
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat,Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu ... 23
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Jenis Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................... 25
2. Prosedur Perbaikan PTK ............................................................. 26
3. Teknik Analisis Data ................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran …………….. 30
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ………… 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan …………………………………………………………. 49
B. Saran Tindak Lanjut ……………………………………………... 50
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................51
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

No. Tabel Uraian Hal.


23
Tabel.3.1 Jadwal Perbaikan Persiklus Mata Pelajaran
Matematika 24
Tabel 3.2
Daftar siswa kelas V SDN 056641 Paluh Sipat 30
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Peneliti 31
Tabel 4.4
Hasil Penelitian Siklus I 36
Tabel 4.5
Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus I 37
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Peneliti 38
Tabel 4.7
Hasil Tes Formatif Siklus II 42
Tabel 4.8
Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus II 43
Tabel 4.9
Hasil Nilai Perbaikan Siklus I 44
Tabel
46
4.10 Hasil Nilai Perbaikan Siklus II
47

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.


Gambar

Gambar.
3.1 Diagram Prosedur Pelaksanaan Perbaikan PTK 25
Gambar. Diagram Proses Perencanaan 32
4.1
x
DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Uraian Hal.

Grafik. 4.2 Grafik Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus


38
I
Grafik. 4.3 44
Grafik Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus
II
xi
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp. Uraian


Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran. 1
Lampiran. 2 Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran. 3 Rekap hasil pengamatan siklus I
Lampiran. 4
Rekap hasil pengamatan siklus II
Lampiran. 5
Foto Dokumentasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar
Biasa, termasuk dalam bidang pendidikan. Seolah seluruh jenjang pendidikan
‘dipaksa’ bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba drastis untuk
Melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu
Bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Problematika
dunia Pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar
Maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan.
Pendidikan adalah salah satu aspek dijadikan sebagai wadah untuk
Membentuk karakter anak bangsa. Dengan sebab itu, dalam proses
pendidikan Seorang pendidik harus mampu menguasai berbagai media
pembelajaran Karena kondisi selalu berubah-rubah. Lebih-lebih pada saat
sekarang ini Pandemi Covid-19 melanda dunia, berbagai sektor mengalami
perubahan dan Dituntut untuk menyesuaikan dengan keadaan. Termasuk
juga lembaga Pendidikan juga harus mentransformasikan media
pembelajaran di masa Pandemi Covid-19.
Terkait dengan hal tersebut, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
2

didik.
Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan menuntut seorang guru
untuk menyiapkan diri secara profesional yang selalu berpegang pada tujuan
pengajaran, metode mengajar, alat dan media pengajaran serta evaluasi
belajar. Selain itu guru memegang peranan penting atas keberhasilan siswa
dalam menyerap pengetahuan yang diberikan. Oleh karena itu diadakan
penelitian dalam bentuk tes formatif dan tes sumatif. Kegiatan ini diarahkan
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi pada akhir pembelajaran.

Materi pelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan mata


pelajaran yang dianggap paling sulit oleh siswa sehingga berakibat pada
rendahnya hasil belajar mata pelajaran tersebut. Padahal matematika
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan bagi siswa sejak Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Jumlah jam mata pelajaran
matematika cukup banyak dibandingkan dengan mata pelajaran

IPA dan IPS. 1


Materi pelajaran Matematika di kelas V Sekolah Dasar secara garis besar
dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu bilangan, geometri dan
pengukuran. Materi bilangan, peserta didik dituntut mampu melakukan
operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah. Sedangkan materi pembelajaran geometri dan
pengukuran, peserta didik dituntut mampu menghitung waktu, panjang,
berat, luas, keliling, dan sifat-sifat bangun datar.

Banyak materi pembelajaran yang belum dapat dicapai secara tuntas.


Konsep materi pelajaran bangun datar belum dikuasai secara mendalam.
Peserta didik merasa bingung dalam membedakan sifat-sifat bangun datar,
dalam hal ini bangun persegi, persegi panjang, dan segitiga. Dari hasil
evaluasi sebelumnya, ada 11 anak yang memperoleh nilai kurang dari 70, ada
4 anak yang memperoleh nilai 70-75 dengan KKM Matematika kelas V yaitu
59.

Di samping itu, guru kurang bervariasi dalam menyampaikan materi


3

pelajaran tentang bangun datar. Sering terjadi anggapan oleh guru bahwa
materi yang diajarkan sangat mudah sehingga penyajian materi pelajaran
bangun datar cukup hanya dengan cerita. Peserta didik hanya sebagai
pendengar. Peserta didik pasif, kurang tertarik terhadap materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru.Sehingga materi pembelajaran yang
disampaikan terkesan secara abstrak.

Upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap pokok bahasan


memahami konsep sifat-sifat bangun datar antara lain melalui penggunaan
alat peraga. Kombinasi antara alat peraga Model Bangun Datar dan metode
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Students Teams
Achivement Devision (STAD) merupakan upaya konkritisasi dari bentuk
abstrak bangun datar. Dengan alat bantu model bangun datar tersebut,
peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dari guru sesuai dengan
perkembangan daya nalarnya.

Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat


meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
matematika yang dipelajarinya dengan mudah. Konsep matematika seperti
bangun datar akan mudah dimengerti anak didik pada saat pembelajaran
berlangsung. Sifat alat peraga itu sendiri membantu memperjelas konsep-
konsep abstrak agar menjadi konkret.

Alat peraga akan merangsang minat siswa sekaligus mempercepat


proses pemahaman siswa ketika mendapati hal-hal yang abstrak dan yang
sulit dimengerti anak. Kebaikan alat peraga bagi pembelajaran juga membuat
anak lebih bersemangat karena tidak merasakan kejenuhan. Pembelajaran
dengan alat peraga mudah dicerna anak didik dibandingkan dengan
pembelajaran yang bersifat verbalistik ditambah dengan metode STAD yang
semakin menguatkan pemahaman siswa tentang konsep bangun datar.
4

a. Identifikasi

Permasalahan pembelajaran matematika yang dapat teridentifikasi di SD


Negeri 056641 Paluh Sipat Kecamatan Babalan ,Kabupaten Langkat adalah
sebagai berikut.

1. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.


2. Materi bangun datar khususnya bangun persegi, persegi panjang, dan
segitiga sukar untuk dipahami oleh siswa dalam waktu relatif singkat atau
hanya beberapa kali pertemuan pembelajaran saja.

3. Dalam pembelajaran tidak menggunakan media sama sekali atau tidak


menggunakan media yang tepat sehingga tidak membantu meningkatkan
pemahaman siswa yang masih berada pada tahap berpikir konkret.

4. Rendahnya minat siswa untuk belajar matematika karena siswa kurang


dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
5. Kelengkapan media pembelajaran yang ada di sekolah masih sangat
terbatas.
6. Kegiatan pembelajaran masih berlangsung secara konvensional.

b. Analisis masalah

Berdasarkan kenyataan yang diperoleh di lapangan, baik melalui data


dokumentasi maupun melalui pengamatan memberikan indikasi bahwa
perbaikan belajar matematika di kelas V SD Negeri 056641 Paluh Sipat,
masih relatif rendah sehingga masih perlu ditingkatkan lagi. Jika
dihubungkan kenyataan tersebut dengan konsep maupun teori yang relevan,
ada beberapa hal yang memungkinkan siswa tidak dapat memahami
pelajaran matematika dengan baik, diantaranya adalah :
1. Konsep matematika yang bersifat abstrak,
2. Penggunaan media yang tidak tepat, dan
3. Pembelajaran yang tidak menggunakan media konkret yang bisa
membantu siswa memahami konsep matematika itu sendiri.
4. Kurang melibatkan secara aktif siswa dalam pembelajaran matematika
5

khusus nya materi bangun datar.

c. .Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil analisis masalah yang di temukan maka penulis


mencari solusi yang dapat dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran,
dalam hal ini alternatifnya sebagai beriku

1.Menggunakan metode yang dapat menambah semangat siswa dalam


belajar

2.Menggunakan media dan alat peraga yang sesuai dengan materi


pelajaran

3.Guru memberikan motivasi dan menumbuhkan minat siswa

4.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan


memberikan cukup waktu.

5.Dari beberapa alternative pemecahan masalah diatas maka penulis


menggunakan metode yang sesuaidengan karakteristik siswa maupun
materi pembelajaran yang ada.Sebagai priorotas pemecahan masalah
tersebut penulis menggunakan metode kooperatif Stad untuk perbaikan
pembelajaran siswa.

Oleh sebab itu penulis akan melakukan penelitian di SD Negeri 056641


Paluh. Sipat Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. Peneliti mengangkat
judul :
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA
PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR DENGAN
MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STAD DI KELAS V
SD NEGERI 056641 PALUH SIPAT TAHUN PEMBELAJARAN 2022

B. Rumusan Masalah
Atas dasar permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang di
atas, masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbaikan pembelajaran matematika siswa SD Negeri


6

056641 Paluh Sipat menggunakan alat peraga Model Bangun Datar


Berwarna ?

2. Bagaimanakah perbaikan pembelajaran matematika siswa SD Negeri


056641 dengan metodeStudents Teams Achivement Devisions (STAD) ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang pembelajaran bangun datar khususnya bangun
persegi, persegi panjang, dan segitiga dengan metode Students Teams
Achivement Devisions (STAD) yang menggunakan alat bantu bertujuan
sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perbaikan belajar siswa dengan menggunakan


Alat Peraga Bangun Datar (APBD) berwarna diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman tentang konsep sifat-sifat bangun datar
khususnya siswa kelas IV SD Negeri 056641 Paluh Sipat.
2. Untuk mendeskripsikan perbaikan belajar siswa dengan menggunakan
metode Students Teams Achivement Devisions (STAD) diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas IV SD Negeri 056641
Paluh Sipat.

D. Manfaat
Dari perbaikan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa
pihak,sebagai berikut:

1. Bagi guru / peneliti


a. Guru mampu mengajar dengan menggunakan metode Alat Peraga
Bangun Datar dan metode STAD sehingga proses dan hasil dari
pembelajaran mengalami peningkatan.
b. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada guru
bagaimana
mengembangkan model dan menggunakan alat-alat peraga dalam
7

pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan


matematika siswa.
c. Sebagai wahana dalam peningkatan profesionalitas guru karena
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
d. Sebagai wahana penumbuhan rasa percaya diri bagi guru.
2. Bagi siswa
a. Memberikan kemudahan bagi siswa dalam proses pembelajaran untuk
dapat memahami materi bangun datar khususnya pada bangun persegi,
persegi panajang, dan segitiga.
b. Memberikan semangat, motivasi serta daya tarik untuk belajar
matematika.
3. Bagi sekolah
a. Memiliki guru yang profesional dalam mengelola pembelajaran di
depan kelas.
b. Menjadi bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Memberikan inspirasi kepada guru-guru lainnya yang ada di sekolah
untuk melakukan perbaikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa secara umum.
d. Sekolah dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan seseorang

untuk menghadapi perubahan zaman yang selalu berubah dinamis dan

penuh pesaingan. Denganbelajar seseorang dapat menghadapi

perkembangan zaman yang begitu pesat. Belajar merupakan suatu proses

perubahan sikap dan perilaku yang berdasarkan pengetahuan pendapat

tersebut dikemukanan oleh (Slameto, 2010).

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan

merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaanya aktif.

Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain,

akan tetapi oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Guru

tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat

diamati guru adalah manifestaasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat

adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut. (Sri Anitah,

2019).

Belajar adalah mengalami; dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi

antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

lingkungan sosial. Contoh lingkungan fisik adalah buku, alat peraga, dan

alam sekitar. Contoh lingkungan sosial yaitu guru, siswa dan kepala

sekolah. Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan melalui

pengalaman tidak langsung. Belajar dengan melalui pengalaman langsung


9

perbaikannya akan lebih baik karena siswa akan lebih memahami,

danmenguasai pelajaran tersebut (Sri Anitah, 2019).

6
Dari uraian yang mengacu pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses usaha perubahan tingkah laku yang

melibatkan jiwa dan raga sehingga perbaikan perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang dilakukan oleh seseorang

individu melalui latihan dan pengalaman dalam interaksinya dengan

lingkungan yang dinamakan perbaikan belajar

B. Pembelajaran Matematika SD

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman

belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan

matematika yang dipelajari.

Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi

adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai

dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan

intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif

peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari,

dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis (Gatot

Muhsetyo, 2019)

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda
10

disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan

penalaran. Istilah ”matematika” (dari Yunani: mathematikos ialah ilmu

pasti, dari kata mathema atau mathesis yang berarti ajaran, pengetahuan,

atau ilmu pengetahuan). Matematika adalah salah satu pengetahuan

tertua, terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang (Djamus Widagdo,

2019).

Matematika adalah suatu pelajaran yang disusun secara teratur dalam

urutan yang logis, dalam arti bahwa suatu topik matematika akan

merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Tentang urutan matematika

yang logis ini, (Suprayekti, 2003) menjelaskan bahwa “di dalam

matematika bila konsep A dan konsep B

mendasari konsep C, maka konsep C tidak mungkin dipelajari sebelum


konsep A dan konsep B dipelajari terlebih dahulu”. Demikian pula konsep
D baru bisa
dipelajari apabila konsep C sudah dipahami, demikian seterusnya.

(Rohman, 2000) menyatakan bahwa “program matematika supaya

diberikan secara bertahap

agar si anak secara bertahap dapat mengkonsolidasikan konsep-konsep

melalui kegiatan praktis maupun teoritis”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika di SD adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk

mencapai kondisi belajar bagi peserta didik pada pelajaran matematika,

sehingga pola pikir peserta didik dapat mengalami perubahan sesuai

dengan tahapan atau perkembangan berpikir peserta didik di SD terkait


11

dengan pelajaran matematika yang sedang dipelajari.

C. Pengertian Bangun Datar

Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh

garisgaris lurus atau lengkung (Karso, 2000). Bangun datar dapat

didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua demensi

yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal

(Soewito,ddk 2001).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun

datar merupakan bangun dua demensi yang hanya memiliki panjang dan

lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung.

Bangun datar di kelas V SD terdiri atas persegi panjang, persegi, dan

segitiga (Soewito, dkk 2001). Uraian lebih lanjut tentang sifat-sifat bangun

datar didefinisikan sebagai berikut:

1. Persegi mempunyai 4 buah sisi yang sama panjang dan mempunyai


4 buah sudut yang sama besar yaitu sudut siku-siku.

2. Persegi panjang mempunyai dua pasang sisi yang berhadapan sama


panjang dan sejajar, dan mempunyai 4 buah sudut yang sama besar
yaitu sudut sikusiku.

3. Segitiga memiliki berbagai jenis, yaitu segitiga sebarang, segitiga

sama kaki, segitiga sama sisi,dan segitiga siku-siku. Segitiga

sebarang mempunyai 3 buah sisi yang panjangnya tidak sama dan

mempunyai 3 buah sudut yang tidak sama besar. Segitiga sama kaki

mempunyai 2 buah sisi yang sama panjang dan mempunyai 2 buah


12

sudut yang sama besar. Segitiga sama sisi mempunyai 3 buah sisi

yang sama panjang dan 3 buah sudut yang sama besar. Segitiga siku

-siku mempunyai 1 buah sudut siku-siku, mempunyai 2 buah sisi

yang saling tegak lurus, dan mempunyai 1 sisi miring.

D. Sifat-Sifat Bangun Datar


Bangun datar adalah bangun dua dimensi yang beraturan dan

merupakan bagian dari geometri, dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk

bangun datar persegi panjang, segitiga dan persegi.

1. Persegi Panjang
a. Definisi persegi panjang dan unsur-unsurnya

Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh

dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan

pasangannya, dan meiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah

sudut siku-siku. Sifat-sifat yang terdapat dalam persegi panjang, antara

lain sebagai berikut.

 Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang

 Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku (90°)

 Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan saling

membagi dua sama panjang

 Mempunyai dua simetri lipat sehingga persegi panjang

mempunyai dua sumbu simetri

 Mempunyai 2 simetri putar tingkat dua.

 Dapat menempati bingkainya dengan 4 cara


13

 Mempunyai empat sisi dan empat titik sudut

 Mempunyai dua pasang sisi yang sejajar

 Empat buah sudut besarnya masing-masing 900.

2. Segitiga

a. Definisi segi tiga dan unsur – unsurnya


Segitiga adalah suatu bentuk yang dibuat dari tiga sisi yang
berupa garis lurus dan tiga sudut.

Sifat-sifat segitiga antara lain : sisi, sudut, alas, tinggi.

• Sisi dan sudut segitiga

Pada Segitiga ABC di atas, garis AB, BC, dan CA disebut sisi
segitiga. Sudutnya ada 3 pula, yaitu < BAC, <ABC, <BCA.
14

• Alas dan tinggi segitiga


Pada dasarnya dalam suatu segitiga semua sisinya bisa
menjadi alas, tergantung dari mana orang memandang.

Tinggi segitiga adalah garis yang tegak lurus dengan alas


yang menghubungkan alas dan salah satu titik di luar alas.
b. Jenis – jenis segitiga
Ditinjau dari sisinya:

1) Segitiga sama kaki (segitiga dengan dua sisi sama panjang)

2) Segitiga sama sisi (segitiga dengan ketiga sisi sama panjang)

3) Segitiga sembarang (segitiga dengan tiga sisi tidak ada yang


sama
panjang)
15

Ditinjau dari sudutnya:

1) Segitiga lancip (ketiga sudutnya lancip/kurang dari 900)

2) Segitiga siku-siku (salah satu sudutnya 900 / siku-siku)

3) Segitiga tumpul (salah satu sudutnya tumpul / lebih dari 900)

3. Persegi

Persegi merupakan bangun segi empat yang sisi-sisinya sama


besar. Contohnya adalah papan catur.
16

A B

C
D

 Sifat:

1. Memiliki 4 buah sumbu simetri dan simetri putar tingkat 4


2. Dapat menempati bingkainya dengan 8 cara
3. Keempat sisinya sama panjang (AB = BC = CD = AD)
4. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar (AB // CD dan BC // AD)

5. Tiap-tiap sudutnya sama besar


6. Diagonal-diagonalnya sama panjang (BD = AC)
7. Diagonal-diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan
membagi dua sama panjang (AO = OC = BO = OD).

E. Evaluasi Pelajaran Matematika


Evaluasi pembelajaran matematika secara umum sama dengan

evaluasi mata pelajaran lainnya baik jenis evaluasi maupun bentuk-bentuk

soalnya. Evaluasi matematika di Sekolah Dasar merupakan salah satu

cara atau kegiatan pembelajaran untuk mengetahui kemajuan belajar

siswa dan pen-capaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi

pelajaran matematika perbaikan belajar siswa diukur dari proses


17

pengerjaan dan diukur dari kebenaran dalam jawaban yang diberikan.

Dengan demikian bagaimana proses pengerja-annya dan bagaimana

Perbaikan jawabannya.

Dalam hal kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

matematika menurut Learner, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

a) Memutuskan apa yang akan diukur.


b) Memilih atau mengembangkan suatu herarki keterampilan.
c) Memutuskan di mana memulai.
d) Memilih atau mengembangkan instrumen.
e) Melaksanakan tes.
f) Mengadministrasikan tes.
g) Mencatat kekeliruan dan gaya kinerja.
h) Menganalisis temuan dan meringkaskan hasil.
i) Memperkirakan alasan kekeliruan dan menentukan bidang yang
akan
diperiksa.
j) Memeriksa.
k) Melengkapi catatan dan rumusan tujuan-tujuan pembelajaran
khusus (Mulyono, 1999).

Ranah yang diungkapkan dalam evaluasi pembelajaran matematika

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga ranah tersebut dievaluasi

dengan tes perbaikan belajar yang menggunakan berbagai ragam bentuk

soal tes sesuai dengan materi yang akan diukur kemajuan dan

perkembangan nya.
18

F. Alat Peraga

Alat peraga disebut juga alat bantu pelajaran. Alat peraga yang diguna-

kan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, maka pembelajaran menjadi

lebih berkualitas. Menurut (Didi Suryadi, 2000) menyatakan bahwa

keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan.

Media merupakan jamak dari kata medium adalah suatu saluruh untuk

komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “antara”. Istilah ini

kepada sesuatu yang membawa

informasi ke penerima tercetak, komputer dan instruktur. Yang demikian

ini dipandang sebagai media ketika mereka membawa pesan dengan

suatu maksud pembelajaran.

Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran antara lain; (1)

media non projektif antara lain fotografi, diagram, sajian dan model-model,

(2) media projektif antara lain slide, filmstrif, transparansi, dan komputer

proyektor, (3) media dengar seperti radio kaset, (4) media gerak seperti

vidio dan film, (5) komputer, multimedia, (6) serta media yang digunakan

untuk belajar jarak jauh (Siskandar, 2001).

Alat peraga sebagai media pembelajaran dapat menjadikan materi

pelajaran yang disampaikan lebih konkret sehingga mudah dicerna siswa.

Alat peraga menambah konkretnya materi pelajaran yang disampaikan

guru sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi

kehidup-an siswa. Karena itulah guru matematika yang dalam

pembelajaran meng-gunakan alat peraga akan memperoleh keuntungan

sebagai berikut.
19

1. Siswa dan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar lebih

termotivasi. Baik siswa maupun guru, terutama siswa menjadi tumbuh

minatnya terhadap pelajaran yang sedang diajarkan.

2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan

karena itu lebih dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada

tingkattingkat yang lebih rendah.

3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di

alam sekitar akan lebih dapat dipahami.

Alat peraga dapat disebut pula alat bantu dalam pembelajaran. Dalam

praktik kegiatan pendidikan, alat peraga sering pula disebut dengan media

pembelajaran.

Oleh karena itu dalam hal ini peneliti tidak akan memper-soalkan
penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media memiliki arti
“perantara” atau “pengantar” atau peraga (Depag RI,2004).
Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu:

a. guru sebagai pengendali siswa;

b. guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran;

c. guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya dalam


pembelajaran; dan

d. guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia atau guru

bermedia ( Darhim, 2003).

Media dan alat peraga memiliki perbedaan yaitu sebagaimana

digambarkan dalam diagram berikut.


20

Skema 1: Model Pembelajaran yang dilakukan guru (Nana Sujana,


2001).

Model pembelajaran yang tampak pada skema di atas menunjukkan

keragaman bahwa ada guru yang menggunakan media dan ada guru yang

menggunakan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran. Ada empat pola

guru dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.

a. Guru sebagai pengendali siswa, disini tugas guru adalah melakukan

manajemen kelas dan mengukur kemajuan balajar siswa secara

bertahap dan berkelanjutan.

b. Guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Pembelajaran

yang dilakukan guru sedapat mungkin diupayakan menggunakan alat

peraga, hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran yang disampaikan

dapat dimengerti dan mudah dicerna oleh siswa sehingga tujuan

pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

c. Guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya dalam

pembelajaran artinya baik guru maupun media pembelajaran yang lain


21

dijadikan sumber

belajar.

d. Guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia (guru


bermedia).

Meskipun ada perbedaan, pada prinsipnya media dan alat peraga me-

rupakan perantara dalam kegiatan pembelajaran. Kaitannya dengan

pembel-ajaran matematika maka alat peraga yang dapat digunakan dalam

pembelajar-an sesuai dengan materi yang akan diberikan pada saat itu. Di

antaranya alat peraga dalam kegiatan pembelajaran menentukan volume

kubus bangun ruang adalah sebagai berikut.

Alat yang digunakan dalam pembelajaran Matematika pada rencana

perbaikan ini adalah Model Bangun Datar Berwarna yang terbuat dari

karton atau kertas berwarna, warna menarik untuk membantu anak berfikir

konkret tentang suatu konsep yaitu bangun datar.

G. Mode PembelajaranStudent Teams Achievement Divisions (STAD)


1. Pengertian

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana dan

paling mudah dipahami. Menurut Slavin (dalam Eggen dan Don, 2012)

mengatakan bahwa “STAD” merupakan sebuah strategi pembelajaran

kooperatif yang memberi tim berkembang majemuk latihan untuk

mempelajari konsep dan keahlian. Guru yang menggunakan STAD

menyajikan informasi akademis baru kepada siswa setiap minggu atau

secara reguler, baik melalui presentasi verbal atau teks. Siswa di kelas

tertentu dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim belajar dari kedua
22

gender (laki-laki dan perempuan), dari berbagai rasial atau etnis dan

dengan prestasi rendah, rata-rata, dan tinggi.

Anggota tim menggunakan alat belajar lain untuk menguasai berbagai

materi akademis dan kemudian saling membantu untuk mempelajari

berbagai materi melalui tutoring, saling memberikan kuis, atau

melaksanakan diskusi tim. Secara individual, siswa diberi kuis mingguan

atau dua minggu tentang berbagai materi akademis. Kuis-kuis diskor dan

masing-masing individu diberi skor kemajuan untuk mengetahui

perkembangan siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki ciri utama yaitu

memotivasi siswa dalam satu kelompok untuk saling memberi semangat,

saling bekerja sama dan saling membantu untuk menuntaskan informasi

atau keterampilan yang sedang dipelajari untuk menghadapi kuis individu.

Pembelajaran kooperatif ini juga menekankan adanya sebuah

penghargaan sehingga siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan

perbaikan belajar.

2. Komponen-komponen Utama dalam Model Pembelajaran STAD

Terdapat lima komponen utama dalam pembelajaran STAD antara lain

sebagai berikut :

1. Presentasi Kelas

Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari pengajaran biasa hanya

pada presentasi tersebut harus jelas-jelas memfokuskan pada unit STAD.

Dengan cara ini, siswa menyadari bahwa mereka harus sungguh-sungguh

memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena dengan begitu akan


23

membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik, dan skor kuis mereka

menentukan skor timnya.

2. Kerja Tim

Tim atau kelompok tersusun dari 4-5 siswa yang mewakili

heterogenitas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, dan suku. Fungsi

utama tim adalah menyiapkan anggotanya agar berhasil menghadapi kuis.

Kerja tim tersebut merupakan ciri terpenting STAD. Tim tersebut

menyediakan dukungan teman sebaya untuk kinerja akademik yang

memiliki pengaruh berarti pada pembelajaran, serta tim menunjukkan

saling peduli dan hormat, hal itulah yang memiliki pengaruh berarti pada

perbaikan- perbaikan belajar.

3. Kuis

Dalam mengerjakan kuis siswa tidak dibenarkan saling membantu

selama kuis berlangsung. Hal ini menjamin agar siswa secara individual

bertanggung jawab untuk memahami bahan ajar tersebut.

4. Skor

Perbaikan Individual Setiap siswa dapat menyumbang poin maksimum

kepada timnya dalam sistem penskoran, namun tidak seorang siswa pun

dapat melakukan seperti itu tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja

masa lalu. Setiap siswa diberikan sebuah skor dasar, yang dihitung dari

kinerja rata-rata siswa pada kuis serupa sebelumnya. Kemudian siswa

memperoleh poin untuk timnya didasarkan pada berapa banyak skor kuis

mereka melampaui skor dasar mereka.

5. Pemberian Penghargaan
24

Guru dapat memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan lain


kepada kelompok siswa yang Perbaikannya mencapai kriteria yang sudah
ditentukan oleh guru.

3. Kelebihan Metode Pembelajaran STAD

Kelebihan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah


sebagai berikut:

1. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis


dan kerjasama kelompok.
2. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa
yang berasal dari ras yang berbeda.
3. Menerapkan bimbingan oleh teman.
4. Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai ilmiah.

4. Kelemahan Model Pembelajaran STAD

Kelemahan penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah:

1. Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan


perlakuan
seperti ini.
2. Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam
pengelolaan kelas, akan tetapi usaha yang terus menerus akan dapat
terampil menerapkan metode ini.

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran STAD

Berikut ini langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD:

1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari

tiga sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat

heterogen meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal


25

bahasa Indonesia, motivasi belajar, jenis kelamin, ataupun latar

belakang etnis yang berbeda.

2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam

menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data,

pemberian contoh. Tujuan presentasi adalah untuk mengenalkan

konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.

3. Pemahaman konsep dilakukan dengan cara siswa diberitugas-

tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut

secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada

temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok.

atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para

siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi

juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu

bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai

semua anggota kelompok memahami materi pelajaran

tersebut.
4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya

tidak boleh menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu

konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan

dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.

5. Perbaikan tes kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-

ratasebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat

keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya.


26

Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.

6. Setelah itu memberikan penghargaan kepada kelompok yang

terbaik presentasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu.

Penghargaan dapat berupa hadiah, pujian, tambahan nilai dan lain-

lain
23

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
1. Tempat atau Lokasi Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian, dan penelitian ini bertempat di SD Negeri
056641 Paluh Sipat Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat
Berikut ini adalah profil SDN 056641 Paluh Sipat
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN 056641 Paluh Sipat
NPSN : 10200811
Nomor Identitas Sekolah : 341/BAP-
S/M/XI/Jbi/2017
Alamat : Pangkalan Berandan
Desa : teluk meku dusun 7 p.
Sipat
Kecamatan : Babalan
Kabupaten : Langkat
Provinsi : Sumatera Utara
Status Sekolah : Negeri
Tahun Berdiri : 1982
Lokasi Sekolah
- Jarak ke pusat : 30 km
Kecamatan
- Jarak ke pusat Kabupaten : 60 km
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan
sebanyak dua siklus dengan jadual pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
24

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


Mata
No Siklus Tanggal Waktu
Pelajaran
1 Matematika Siklus I 22 April 2022 08.15 -09.25
2 Matematika Siklus II 26 April 2022 08.15 -09.25

3. Mata Pelajaran Yang Diteliti


Mata pelajaran yang diteliti adalah Matematika kelas empat
pada sub bahasan sifat-sifat bangun datar.
4. Karakteristik Siswa
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas V SD Negeri 056641
Paluh Sipat Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun
Pelajaran 2022 / 2023.
Tabel 3.2
Daftar Siswa kelas V SDN 056641 Paluh Sipat
Jenis Kelamin
No Nama Murid
Laki-Laki Perempuan
1 Joko Sahrian Laki-Laki

2 Shofiana Azizah Perempuan

3 Agus Efendi Laki-Laki

4 Aprilia Tri Anggraini Perempuan

5 Muhammad Ainur Laki-Laki


Rofiq
6 Ria Miftahul Janah Perempuan

7 Ayu Nofyati Perempuan

8 Rizki Afrizal Laki-Laki

9 Arga Andi Amnass Laki-Laki


25

10 Sesa Silviana Perempuan

11 Novita Dewi Arini Perempuan

12 Hafidz Alfaqih Laki-Laki

13 Latifatul Hikmah Perempuan

14 Lisnawati Perempuan

15 Hayatun Toyibah Perempuan

Jumlah 6 9

Berdasarkan tabel diatas, dari jumlah 15 siswa itu yang lakilaki


berjumlah 6 orang siswa sedangkan yang perempuan 9 orang siswa.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Jenis Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Rencana perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran
Matematika di kelas IV SDN 056641 Paluh Sipat ini memakai prinsip
penelitian tindakan kelas (PTK). Yang memiliki empat tahap tindakan,
yang dirumuskan Lewin (Kemmis dan Mc taggart. 1992) yaitu Planning
(Rencana) action (tindakan), Observation ( Pengamatan) dan Reflection
(Refleksi). Untuk memperjelas fasefase dalam penelitian tindakan, dan
bagaimana pelaksanaanya.
Perbaikan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar bagan 3.1 di bawah ini:
26

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Perbaikan PTK


2. Prosedur Perbaikan PTK
Prosedur perbaikan penelitian ini sesuai dengan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu terdiri dari dua siklus. Masing-
masing siklus meliputi :
a. Tahap perencanaan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap pengamatan (obeservasi) dan
d. Tahap refleksi
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan temuan pada studi pendahuluan dan perbaikan
diskusi dengan supervisor, penulis merencanakan langkah-langkah
yang akan dilaksanakan di kelas dalam pembelajaran Matematika
dengan menggunakan Metode Alat Peraga Bangun Datar Berawarna
27

dan metode Students Teams Achivement Devisions ( STAD ).


Secara
operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menganalisis Masalah
2. Pemecahan masalah
3. Menentukan Kompetensi Dasar
4. Menentukan Standar Kompetensi
5. Menentukan Indikator
6. Menentukan Tujuan Perbaikan
7. Menentukan Materi
8. Menentukan Metode9. Membuat Lembar Observasi

b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Perencanaan yang
telah dirumuskan yaitu pada siklus I metode yang digunakan untuk
perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga bagun datar
berwarna.
Pada Siklus I menggunakan alat peraga bangun datar, alat
tersebut terbuat dari karton yang dibentuk bangun datar dalam
peragaan disini bentuknya yaitu persegi, persegi panjang dan
segitiga.
Alat peraga tersebut selain dibentuk sesuai dengan aslinya juga
ditambahkan kertas berwarna supaya lebih menarik dalam peragaan
kepada siswa. Alat peraga didesain menarik harapan nya mudah-
mudahan siswa menjadi semakin lebih mudah dalam memahami
sifat-sifat bangun datar yang semula hanya gambaran abstrak saja
setelah adanya peragaan menggunakan alat peraga bangun datar ini
menjadi lebih konkrit dalam memahami konsep bangun datar.
Pada siklus ke II peneliti melakukan perbaikan menggunakan
metode Students Teams Achivement Devisions (STAD). Metode
28

STAD ini dianggap penting untuk mendukung dan meningkatkan


belajar siswa. Setelah masing-masing siswa memahami konsep
bangun datar secara konkrit pada siklus II dengan menggunakan
metode STAD diharapkan perbaikanl pembelajaran siswa akan
menjadi semakin.
Setiap langkah yang telah direncanakan diamati dan
dikumpulkan data-datanya, baik data aktifitas selama proses
pembelajaran maupun data perbaikan pembelajaran. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas, dan
perbaikan pembelajaran dari siklus satu ke siklus berikutnya.
c. Tahap Pengamatan (observasi)
Pengamatan (Observasi) merupakan salah satu teknik
pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari
suatu sistem. Pada tahap pengamatan (Observasi) sebenarnya
bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu mengamati
aktivitas proses pembelajaran, dan perbaikan pembelajaran. Dalam
mengamati proses pembelajaran, peneliti dibantu
oleh supervisor.

d. Tahap Refleksi
Hasil observasi yang dilaksanakan bersama-sama supervisor,
kemudian didiskusikan. Berbagai masalah yang muncul selama
pelaksanaan tindakan diidentifikasi dan dianalisis. Perbaikan
identifikasi dan analisis masalah dicari dan ditentukan solusinya
untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
29

BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian Dan Pembahasan Perbaikan Pembelajaran


Sesuai dengan jadwal perbaikan penelitian pada Bab III di atas,
perbaikan penelitian dilaksanakan mula mula melakukan observasi
siklus l kemudian dilanjutkan dengan siklus ll ,yaitu:
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1.Kegiatan Awal (10 menit)

 Memberi salam, kemudian ber do’a dipimpin ketua kelas


 Mengabsen kehadiran siswa agar siswa fokus dalam belajar
 Mengkondisikan siswa untuk memulai pelajaran
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sifat bangun datar
 Guru menanyakan“sebutkan jenis-jenis bangun datar apa saja?
 Guru Bertanya“apa sifat dari persegi ?
 Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan Inti (50 menit )

 Guru memberikan penjelasan tentang sifat-sifat bangun datar


sederhana yang meliputi : segitiga, persegi,dan persegi panjang.
 Guru memperagakan menggunakan Alat Peraga Bangun Datar
(APBD), menunjukan mana segitiga, mana persegi dan persegi
panjang (Penerapan Alat Peraga Pembelajaran).
 Guru sambil menjelaskan dan memperagakan menggunakan
alat peraga “ini nama nya persegi, mempunyai empat sisi yang

sama panjang, memiliki sudut sembilan puluh derajat”.


 Guru menjelaskan “ini nama nya segitiga bentuk nya lancip ke
atas, segitiga ini ada bermacam-macam, ada segitiga sama
sisi, ada segitiga siku-siku ada segitiga sama kaki. Ciri-ciri
segitiga sama sisi yaitu mempunyai sisi yang sama dan
30

sudutnya empat puluh lima derajat”.


 Guru menjelaskan “nah kalau yang ini persegi panjang, bagian
yang ini nama nya sisi panjang, yang ini nama nya lebar. Sifat
persegi panjang yaitu selalu memiliki sisi panjang dan lebar
serta sudutnya sembilan puluh derajat”
 Setelah guru menjelaskan,setiap siswa diminta
memperagakan
dengan menggunakan alat bagun datar di depan kelas satu persatu.
 Siswa mengamati detail sifat-sifat bangun datar mulai dari
bentuk, sudut dan ciri-cirinya serta memahaminya.
 Setelah memperagakan satu-persatu secara langsung siswa
diminta untuk menuliskan tentang sifat-sifat bangun datar dan
nama bangun datar sesuai dengan yang telah diperagakan.
 Selanjutnya siswa belajar menjawab soal evaluasi individu
sesuai dengan apa yang telah di peragakan menggunakan alat
bangun datar dari kertas berwarna.
 Setelah waktunya habis, guru meminta masing-masing siswa
untuk melaporkan hasil kerjanya masing-masing.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)


 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
 Guru melakukan penilaian hasil belajar
 Guru menginstruksikan siswa untuk mengerjakan soal evaluasi secara
individu.
c. Pengamatan (Observasi)
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan

pengamatan secara langsung mengenal fenomena-fenomena

dan gejala psikis maupun psikologi dengan pencatatan. Format

yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku


31

yang digambarkan akan terjadi (Suharsimi Arikunto, 2006). Menurut

Supardi (2008) bahwa : “Observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran.”

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) secara

langsung mengenal fenomena-fenomena dan gejala psikis maupun

psikologi dengan pencatatan untuk memotret seberapa jauh efek

tidakan telah mencapai sasaran.

1. Hasil observasi supervisor terhadap penyampaian materi peneliti


tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Nilai Perbaikan Observasi Aktivitas Peneliti
Mata Pelajaran Matematika
Kemunculan
No Aspek Yang Dinilai Komentar
Ada Tidak
Kegiatan Awal
a. Apersepsi  Cukup Baik
1
b. Menyimpulkan Tujuan  Cukup Baik

Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi  Cukup
b. Penggunaan Media Alat  Cukup
2.
Peraga
c. Mengadakan Tanya Jawab  Cukup Baik
d. Penggunaan Waktu  Kurang
3.
Kegiatan Akhir
32

a. Simpulan Tes Formatif  Cukup Baik


b. Tes Formatif  Cukup Baik
c. Tindak Lanjut  Cukup Baik
Berdasarkan tabel aktivitas peneliti di atas yang diperoleh dari
supervisor menunjukkan aktivitas yang cukup baik pada siklus 1.

2. Perbaikan Skor berupa skor dari tes pembelajaran

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif I. Adapun data perbaikan penelitian

pada siklus I adalah sebagai berikut.


33

Tabel 4.4
Nilai Perbaikan Penelitian Siklus I

Ketuntasan Belajar
No Nama Murid Nilai
Tuntas Tidak
1 Joko Sahrian 55 Tidak Tuntas

2 Shofiana Azizah 55 Tidak Tuntas

3 Agus Efendi 55 Tidak Tuntas

4 Aprilia Tri Anggraini 90 Tuntas

5 Muhammad Ainur Rofiq 55 Tidak Tuntas

6 Ria Miftahul Janah 70 Tuntas

7 Ayu Nofyati 50 Tidak Tuntas

8 Rizki Afrizal 70 Tuntas

9 Arga Andi Amnass 100 Tuntas

10 Sesa Silviana 80 Tuntas

11 Novita Dewi Arini 80 Tuntas

12 Hafidz Alfaqih 55 Tidak Tuntas

13 Latifatul Hikmah 50 Tidak Tuntas

14 Lisnawati 80 Tuntas

15 Hayatun Toyibah 50 Tidak Tuntas

Jumlah 995

Rata-Rata Skor Tercapai 66,33

Skor Maksimal Ideal 1500

KKM Matematika 59
Keterangan:
34

Jumlah siswa yang tuntas :7


Jumlah siswa yang belum tuntas :8
Persentase ketuntasan : 46,66%
Klasikal :Belum tuntas

Data perbaikan evaluasi pembelajaran siklus 1 disajikan pada tabel berikut


ini.
Tabel 4.5
Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Persentase Kriteria


1 < 65 8 53,33% tidak tuntas
2 65 – 74 2 13,33% tuntas
3 75 - 84 3 20% tuntas
4 ≥ 85 2 13,33% tuntas
Rata-rata
Jumlah 15 100%
46,66%
Tingkat perbandingan perolehan perbaikan evaluasi masing-
masing rentang, lebih jelas disajikan grafik berikut:
35

. Grafik 4.2
Rentang Nilai Perbaikan Evaluasi Pembelajaran Siklus I
9
8
7
6
<65
5
65-74
4
3 75-84

2 >85
1
0
Rentang Nilai

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan


menerapkan metode pembelajaran menggunakan alat peraga
Bangun Datar Berwarna pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar siswa adalah 66,33 dan ketuntasan belajar mencapai 46,66%
atau ada 7 siswa dari 15 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa
belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
hanya sebesar 46,66% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 85%.

d. Refleksi
Refleksi Perbaikan pada siklus I ini belum menunjukkan hasil
yang memuaskan, hal itu dapat dilihat dari tabel hasil tes formatif
siswa yang hanya mencapai ketuntasan belajar 46,66% dan secara
klasikal belum tuntas pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi
pada proses pembelajaran siklus I maka perlu diadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus kedua
36

yaitu:
1. Guru harus pandai mengkondisikan kelas ke dalam
suasana kelas yang kondusif.
2. Guru harus pandaimenciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
3. Guru harus menggunakan metode yang menarik tepat dan
sesuai dengan materi.
4. Pengaturan waktu harus tepat.

b. Siklus II
a. Perencanaan
1. Menentukan Standar Kompetensi
Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana
2. Menentukan Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut
sifat atau unsurnya.
3. Menentukan Indikator
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar ( Segitiga, persegi,
persegi panjang )
4. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Setiap siswa diharapkan dapat menyebutkan sifat-sifat
bangun datar sederhana secara detail.
Dengan metodeStudents Teams Achivement Devisions
( STAD ) yang digunakan ini diharapkan lebih meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika siswa khususnya pada
materi bangun datar.
5. Materi Ajar : Sifat-sifat bangun datar sederhana
6. Metode Pengajaran: Students Teams Achivement Devisions
(STAD)
37

b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal (10 menit )
 Memberi salam
 Mengabsen untuk membuat siswa fokus belajar  Guru
mengkondisikan siswa untuk memulai pelajaran  Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru mengaitkan pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang
akan
diajarkan ( apersepsi )
“Bagaimana anak anak sudah paham tentang sifat-sifat
bangun datar yang diajarkan minggu kemarin?” Siswa
menjawab “sudah pak”
 Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan inti (50 menit)


 Guru membagi kelompok kecil menjadi 3 kelompok yang
terdiri tiap kelompok 5 orang anggota (Penerapan Metode
Students Teams Achivement Devisions (STAD).
 Setelah kelompok terbentuk, dan siap untuk berdiskusi.
 Guru memberikan penjelasan secara lebih detail tentang
sifat-sifat bangun datar sederhana yang meliputi : segitiga,
persegi,dan persegi panjang.
 Setelah guru menjelaskan, setiap kelompok dibagikan alat
peraga bangun datar berwarna warna warni yang berbentuk
bangun datar.
 Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan LKS dan
melaporkan hasil kerja masing-masing kelompok dengan
waktu yang telah ditentukan.
38

 Guru memberikan pendampingan terhadap kelompok yang


terdapat siswa yang masih kurang paham agar dapat
mengikuti kerja kelompok secara baik.
 Berdasarkan LKS tersebut siswa belajar menjawab soal dan
memecahkan masalah dengan alat bantu yang sudah
dibagikan oleh guru.
 Setelah waktunya habis, guru meminta masing-masing
kelompok untuk melaporkan hasil kerjanya masing-masing.

3. Kegiatan akhir : (10 menit)


 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah
dibahas
 Guru mengistruksikan siswa untuk mengerjakan soal
evaluasi
secara individu
c. Pengamatan (Observasi)
Metode observasi adalah metode pengumpulan data
dengan pengamatan secara langsung mengenal fenomena-
fenomena dan
gejala psikis maupun psikologi dengan pencatatan.

1. Nilai Perbaikan observasi supervisor pada siklus 2


terhadap penyampaian materi peneliti tertera pada tabel di
bawah ini:

Tabel 4.6
Penilaian Observasi Aktivitas Peneliti
Mata Pelajaran Matematika
39

Kemunculan
No Aspek Yang Dinilai Komentar
Ada Tidak
Kegiatan Awal
a. Apersepsi  Baik
1
b. Menyimpulkan Tujuan  Baik

Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi  Baik
b. Penggunaan Media Alat  Baik
2.
Peraga
c. Mengadakan Tanya Jawab  Baik
d. Penggunaan Waktu  Baik

Kegiatan Akhir

3. a. Simpulan Tes Formatif  Baik


b. Tes Formatif  Baik
c. Tindak Lanjut  Baik

Berdasarkan tabel aktivitas peneliti di atas, selama proses


pembelajaran perbaikan siklus 2 sudah menunjukkan hasil yang baik.

2. Nilai Perbaikan skor dari pembelajaran


Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 2
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalah tes formatif II. Adapun hasil penelitian pada siklus II adalah
sebagai berikut:
40

Tabel 4.7
Nilai Perbaikan Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
Ketuntasan Belajar
No Nama Murid Nilai
Tuntas Tidak
1 Joko Sahrian 80 Tuntas

2 Shofiana Azizah 70 Tuntas

3 Agus Efendi 90 Tuntas

4 Aprilia Tri Anggraini 95 Tuntas

5 Muhammad Ainur Rofiq 85 Tuntas

6 Ria Miftahul Janah 70 Tuntas

7 Ayu Nofyati 65 Tuntas

8 Rizki Afrizal 50 Tidak Tuntaas

9 Arga Andi Amnass 80 Tuntas

10 Sesa Silviana 80 Tuntas

11 Novita Dewi Arini 95 Tuntas


12 Hafidz Alfaqih 80 Tuntas

13 Latifatul Hikmah 55 Tidak Tuntas

14 Lisnawati 100 Tuntas


15 Hayatun Toyibah 90 Tuntas

Jumlah 1185

Rata-Rata Skor Tercapai 79

Skor Maksimal Ideal 1500


41

KKM Matematika 59
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 13
Jumlah siswa yang belum tuntas :2
Persentase ketuntasan : 86,66%
Klasikal : Tuntas

Tabel 4.8 Rentang Hasil Evaluasi Pembelajaran Siklus 2


No Rentang Nilai Jumlah Persentase Kriteria
1 < 65 2 13,33% tidak
tuntas
2 65 – 74 2 13,33% Tuntas
3 75 - 84 6 40% Tuntas
4 ≥ 85 5 33,33% Tuntas
Rata-rata
Jumlah 15 100%
86,66%
Tingkat perbandingan perolehan hasil evaluasi masing-masing
rentang, lebih jelas ditunjukkan grafik berikut ini.

Grafik 4.3 Rentang Hasil Penilaian Tes Formatif


Mata Pelajaran Matematika Siklus 2
7

5
<65
4
65-74
3
75-84
2 >85
1

0
Rentang Nilai
42

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan


menerapkan metode pembelajaran STAD diperoleh nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus II adalah 79 dan dari 15 siswa, 13 siswa telah
mencapai ketuntasan belajar dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai
sebesar 86,66%.
Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus
I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh
adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode
pembelajaranStudents Teams Achivement Devisions ( STAD ).
d. Refleksi
Hasil refleksi pada siklus II ini sudah menunjukan hasil yang
memuaskan, dilihat dari hasil nilai siswa yang mendapatkan nilai 100
ada 1 siswa, nilai 95 ada 2 siswa dan nilai 80 ada 4 siswa semuanya itu
sudah diatas KKM. Hal ini menunjukkan hasil yang baik, baik dari segi
materi pelajaran, metode dan media yang digunakan, penggunaan
waktu, serta suasana
kelas. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pembahasan Siklus I
Setelah merefleksi kegiatan pembelajaran pada siswa di SDN
056641 Paluh sipat, maka penulis mencoba melakukan perbaikan
dibantu oleh supervisor, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan (observasi) dan mererefleksi kembali dari kegiatan
tersebut. Nilai Perbaikan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan
siklus 1 ini adalah sebagai berikut :
43

Tabel 4.9
Hasil Nilai Perbaikan Siklus 1
Ketuntasan Belajar
No Nama Murid Nilai
Tuntas Tidak
1 Joko Sahrian 55 Tidak Tuntas

2 Shofiana Azizah 55 Tidak Tuntas

3 Agus Efendi 55 Tidak Tuntas

4 Aprilia Tri Anggraini 90 Tuntas

5 Muhammad Ainur Rofiq 55 Tidak Tuntas

6 Ria Miftahul Janah 70 Tuntas

7 Ayu Nofyati 50 Tidak Tuntas

8 Rizki Afrizal 70 Tuntas

9 Arga Andi Amnass 100 Tuntas

10 Sesa Silviana 80 Tuntas

11 Novita Dewi Arini 80 Tuntas

12 Hafidz Alfaqih 55 Tidak Tuntas

13 Latifatul Hikmah 50 Tidak Tuntas

14 Lisnawati 80 Tuntas

15 Hayatun Toyibah 50 Tidak Tuntas

Jumlah 995

Rata-Rata Skor Tercapai 66,33

Skor Maksimal Ideal 1500

KKM Matematika 59

Berdasarkan data di atas, penulis masih merasa kurang puas


44

dikarenakan masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM


yaitu dari 15 siswa yang belum tuntas ada 8 siswa atau 53,33 % di
bawah KKM. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya:
1. Guru kurang pandai mengkondisikan kelas ke dalam suasana
kelas yang Kondusif.
2. Metode yang digunakan belum maksimal.
3. Guru kurang pandai menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
4. Guru kurang maksimal menggunakan alat peraga yang menarik
sesuai dengan materi.
5. Pengaturan waktu yang kurang tepat.

2. Pembahasan Siklus II
Berdasarkan dari perbaikan siklus 1 penulis mencoba melakukan
perbaikan pada siklus 2 dibantu oleh supervisor.Nilai yang diperoleh
dari kegiatan perbaikan siklus 2 ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10
Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
Ketuntasan Belajar
No Nama Murid Nilai
Tuntas Tidak
1 Joko Sahrian 80 Tuntas

2 Shofiana Azizah 70 Tuntas

3 Agus Efendi 90 Tuntas

4 Aprilia Tri Anggraini 95 Tuntas

5 Muhammad Ainur Rofiq 85 Tuntas

6 Ria Miftahul Janah 70 Tuntas


45

7 Ayu Nofyati 65 Tuntas

8 Rizki Afrizal 50 Tidak Tuntaas

9 Arga Andi Amnass 80 Tuntas

10 Sesa Silviana 80 Tuntas

11 Novita Dewi Arini 95 Tuntas

12 Hafidz Alfaqih 80 Tuntas

13 Latifatul Hikmah 55 Tidak Tuntas

14 Lisnawati 100 Tuntas

15 Hayatun Toyibah 90 Tuntas

Jumlah 1185

Rata-Rata Skor Tercapai 79

Skor Maksimal Ideal 1500

KKM Matematika 59

Perbaikan pembelajaran siswa pada tes formatif disiklus 2 ini


mengalami perubahan yang cukup signifikan, meskipun perubahan nilai
siswa tidak terlalu tinggi tapi mereka telah mendapatkan perbaikan
tuntas, dan perubahan ini adalah merupakan suatu perbaikan bagi
peneliti.
Tingkat ketuntasan siswa dalam belajar berdasarkan Perbaikan
penelitian pada siklus II sudah mencapai 86,66 % atau dari 15 siswa, 13
siswa nilainya diatas ≥ 70 dan 2 siswa masih dibawah nilai ≤ 60. Pada
siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Kondisi
pembelajaran seperti ini hendaknya dipertahankan dan lebih
ditingkatkan untuk kedepannya.
1

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan
selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis
data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode alat peraga bangun datar berwarna
memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
Kelas V SDN 056641 Paluh Sipat, Kecamatan Babalan Kabupaten
Langkat . Tahun Pelajaran 2022/2023 yang ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar siswa dari obesrvasi awal pra siklus
hanya rata-rata nilai 55, pada siklus I dan meningkat menjadi rata-
rata 66,33, kemuadian meningkat lagi pada siklus ke II dengan rata
rata nilai yaitu 79 dengan KKM Ideal 70.
2. Penerapan metode Students Teams Achivement Devisions
( STAD ) mempunyai pengaruh positif, dalam meningkatkan
aktifitas belajar guru dan siswa Kelas IV SDN 056641 Paluh Sipat
Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat Tahun Pelajaran 2022 /
2023 yang ditunjukkan dengan l pengamatan aktifitas guru dalam
pembelajaran yang meningkat dari persentase ketuntasan belajar
di awal observasi yaitu 26,66% kemudian pada siklus pertama
setelah diberikan perbaikan pembelajaran meningkat menjadi
46,66% dan selanjutnya ketuntasan belajar meningkat lagi pada
siklus kedua menjadi 86,66%.
49
502

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan penelitian sebagaimana seperti yang
telah dijelaskan diatas, maka pada pembahasan ini akan disampaikan
saran sebagai berikut:
1. Hendaknya seorang guru menerapkan metode alat peraga bangun
datar berwarna dan juga metode Students Teams Achivement
Devisions (STAD ) yang mengajak siswa aktif untuk menemukan
sendiri ciri-ciri bangun datar dan ciri-cirinya secara detail, guru
bertugas hanya mengarahkan saja, jadi di sini siswa dan guru sama-
sama aktif.
2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya
lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran,
walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat
menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan
keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian lain dengan pembahasan yang lebih detail
sehingga dari waktu ke waktu metode pembelajaran Students
Teams Achivement Devisions (STAD) ini lebih bisa menjadi
sempurna sehingga dapat dipergunakan sebagai metode alternatif
pengganti dari metode yang telah usang yang tidak produktif.
4. Kerja sama yang baik antara guru, siswa dan sekolah akan dapat
menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran.
513

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri, dkk. 2007.Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:


Universitas Terbuka.
Aries, Erna Febri dan Haryono, Ari Dwi, 2012. Penelitian Tindakan Kelas :
Teori dan Aplikasinya . Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Azwar, 2011.Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Didi Suryadi. 2000.Alat Peraga dan Media Pengajaran Matematika. Jakarta:


Ditjen Dikdasmen Depdikbud-Karunika UT.
Eggon dan Don, 2012. Pendidikan Matematika I . Jakarta: Universitas
Terbuka

(http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar). Diakses tanggal 7 Mei 2020

(http://id.wikipedia.org/wiki/persegi_panjang). Diakses tanggal 7 Mei 2020

(http://id.wikipedia.org/wiki/Segi_tiga). Diakses tanggal 7 Mei 2020

(Http://id.wikipedia.org/wiki/matematika). Diakses tanggal 7 Mei 2020

(http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/pengertian-belajar.html) .
Diakses
tanggal 7 Mei 2020

(http://www.muttaqinhasyim.wordpress.com/tujuan-pembelajaran-
matematika)
2009. Diakses tanggal 7 Mei 2020
Karso, dkk. 2009.Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka

Kusni. 2003.Geometri Dasar . Semarang : UNNES

Muhsetyo, Gatot, 2019.Pembelajaran Matematika SD . Jakarta:


Universitas Terbuka

Rahardi Aristo. 2003.Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.


524

Rohman Natawijaya 2000,Pengajaran Remedial , Jakarta: Depdikbud.


Sudjana, Nana. 1990.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar .
Bandung:Remaja
Rosdakarya
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen
Pendidikan

Soewito, dkk. 2001. Pendidikan Matematika Untuk SD. Jakarta :


Departeman

Pendidikan dan kebudayaan.

Siskandar, Mohamad Rahmad, 2001. Pembelajaran Matematika I. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Winarno Surahmad, 1981. Metodologi Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.

Widogdo, Djamus. 2019.Strategi Pembelajaran di SD . Jakarta:


Universitas Terbuka.
5

LAMPIRAN
6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) SIKLUS 1

Sekolah : SDN 056641 Paluh Sipat


Kelas / Semester : V /2
Tema : Sifat-Sifat Bangun Datar
Sub Tema : Pekerjaan Disekitarku
Pembelajaran :4
Muatan Pelajaran : Matematika
Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana
B. KOMPETENSI DASAR
4.2 Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifatnya

C. INDIKATOR
1. Menyebutkan sifat-sifat Sifat-sifat bangun datar ( Segitiga, persegi, persegi,
panjang )
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menyebutkan sifat bangun datar sederhana.
2. Membedakan sifat-sifat antar bangun datar sederhana.
3. Mengidentifikasi bangun datar sederhana.
4. Siswa dapat menuliskan sifat bangun segitiga
5. Siswa dapat menyebutkan sifat bangun persegi panjang

E. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Tujuan perbaikan bagi siswa
- Setiap siswa diharapkan dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar
sederhana.
- Dengan metode menggunakan alat peraga kertas berwarna yang digunakan
ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
siswa khususnya pada materi bangun datar.
F. MATERI
7

Sifat-sifat bangun datar


Sifat-sifat Persegi

Bangun datar persegi memiliki sifat sebagai berikut.


a. Memiliki empat ruas garis: AB, DC, AD dan BC.
b. Keempat ruas garis itu sama panjang.
c. Memiliki empat buah sudut sama besar (90o).

Sifat-Sifat Persegi Panjang

Persegi panjang memiliki sifat-sifat sebagai


berikut. a. Memiliki 4 ruas garis: AB , DC, AD dan
BC.
b. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran panjang dan lebar.
d. Memiliki empat buah sudut sama besar (90o).

Sifat-Sifat Segitiga Sama Kaki

Bangun segitiga sama kaki memiliki sifat-sifat sebagai


8

berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC


b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut lancip.
e. Semua sudutnya sama besar.
Sifat-Sifat Segitiga Sama Sisi

Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai


berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Ketiga (semua) ruas garis sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o).

Sifat-Sifat Segitiga Siku-siku

Bangun segitiga siku-siku memiliki sifat sebagai


berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC dan BC
b. Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi)
c. Memiliki ukuran, alas, dan tinggi.
d. Memiliki dua buah sudut lancip
e. Memiliki satu buah sudut siku-siku (90o)

G. PENDEKATAN & METODE


Model :Cooperatif Lerarning
Pendekatan : Pembelajaran Realistik
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, dan
Ceramah
9

Media : Alat Peraga Bangun Datar


Berwarna

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Ke giatan Alokasi


Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak siswa 10
berdoa bersama. Menit
2. Guru mengabsensi kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tema beserta tujuan
pembelajaran hari ini.
4. Guru mengajak siswa mengingat kembali
pelajaran kemarin.
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan
memusatkan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran.
Kegiatan 1.Guru memberikan penjelasan tentang sifat-sifat 50
Inti menit
10

bangun datar sederhana yang meliputi : segitiga,


persegi,dan persegi panjang.
2.Guru memperagakan menggunakan Alat Peraga
Bangun Datar (APBD), menunjukan mana
segitiga, mana persegi dan persegi panjang
(Penerapan Alat Peraga Pembelajaran).
3.Guru sambil menjelaskan dan memperagakan
menggunakan alat peraga “anak-anak ini nama
nya persegi, mempunyai empat sisi yang sama

panjang, memiliki sudut sembilan puluh derajat”.


4.Guru menjelaskan “ini anak-anak nama nya
segitiga bentuk nya lancip ke atas, segitiga ini
ada bermacammacam, ada segitiga sama sisi,
ada segitiga siku-siku ada segitiga sama kaki.
Ciri-ciri segitiga sama sisi yaitu mempunyai sisi
yang sama dan sudutnya empat puluh lima
derajat”.
5.Guru menjelaskan “nah kalau yang ini persegi
panjang, bagian yang ini nama nya sisi panjang,
yang ini nama nya lebar. Sifat persegi panjang
yaitu selalu memiliki sisi panjang dan lebar serta
sudutnya sembilan puluh derajat”
6.Sambil memperagakan, guru mengamati siswa
bagaimana respon terhadap alat peraga bangun
datar.
11

7.Setelah guru menjelaskan, setiap siswa diminta


memperagakan dengan menggunakan alat bagun
datar di depan kelas satu persatu.
8.Siswa mengamati detail sifat-sifat bangun datar
mulai dari bentuk, sudut dan ciri-cirinya serta
memahaminya.
9.Selanjutnya siswa belajar menjawab soal evaluasi
individu sesuai dengan apa yang telah di
peragakan menggunakan alat bangun datar dari
kertas berwarna.
10. Setelah waktunya habis, guru meminta
masingmasing siswa untuk melaporkan hasil
kerjanya masingmasing.
Kegiatan 1. Guru menyampaikan pesan dan penguatan 10
Penutup kepada siswa. Menit
2. Guru mengajak siswa berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing lalu menutup
pembelajaran.

I. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku siswa
2. Buku paket Terampil Berhitung Matematika (KTSP 2006) Tim Bina Karya
Guru, penerbit Erlangga
3. Alat bantu model bangun datar warna-warni

J. PENILAIAN
1. Penilaian pengetahuan: siswa menjawab lembar kerja LKS yang diberikan
oleh guru.
Tabel penilaian terlampir

Keterangan:

• Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor yang diperoleh siswa dari
kriteria.

• Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi.

No Nilai Taraf keberhasilan


12

1 85-100 A (Sangat Baik)


2 70-84 B ( Baik)
3 55-69 C (Cukup)
4 40-54 D (Kurang)
5 <39 E (Sangat Kurang)

Soal evaluasi ( individu )


Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar !
1. Di bawah ini yang termasuk salah satu sifat segitiga
sebarang adalah ….
a. mempunyai 2 buah sisi yang sama panjang
b. mempunyai 2 buah sudut yang sama besar
c. mempunyai 3 buah sudut yang sama besar
d. mempunyai 3 buah sisi yang tidak sama panjang

2. Mempunyai 2 buah sisi yang saling tegak lurus dan


memiliki 1 sisi miring, merupakan sifat-sifat yang
dimiliki oleh bangun datar ….
a. Segitiga siku-siku c. segitiga sebarang
b. Segitiga sama kaki d. segitiga sama sisi

3. Gambar di samping
merupakan bangun
datar ….
a. segitiga sama kaki
b. segitiga sama sisi
c. segitiga siku-siku
d. segitiga sebarang

4. Gambar di samping memiliki sudut siku-siku


sebanyak . . . buah
a. 2 c. 3
b. 4 d. 5

5. Nama bangun datar yang memiliki 4 sudut siku-siku


13

dan 4 sisi sama panjang adalah


….
a. persegi panjang c. persegi b. segitiga d. segitiga siku-siku

6. Gambar bangun datar di samping adalah ….

a. segitiga lancip c. segitiga siku-siku


b. segitiga sembarang d. segitiga sama sisi

7 . Nama Bagun datar pada dambar di bawah ini adalah....

adalah . . . .
a . lingkaran c. segitiga
b . persegi c . persegi panjang

7. Bangun datar yang mempunyai 2 pasang sisi yang


berhadapan sama panjang dansejajar adalah ….
a. persegi panjang c. segitiga sebarang
b. persegi d. segitiga siku-siku

8. Berapa jumlah sudut siku-siku pada bangun datar


segitiga siku-siku . . . .
a. 4 c. 2
b. 3. d. 1

9. Berapa jumlah sisi yang sama panjang pada bangun


datar persegi . . . .
a. 3 c. 1
14

b. 4 d. 2

Kunci Jawaban. :

1. D
2. A
3. B
4. B
5. C
6. C
7. B
8. A
9. D
10.B

Mengetahui. Paluh Sipat,20,April 2022


Kepala sekolah. Peneliti, Mahasiswa

Hj.ASNIAH S,PD. PITRIA USMAN


NIP,19630804 198504 2001. NIM, 856058212
15

l Observasi Aktivitas Guru Mata


Pelajaran Matematika

Tujuan Perbaikan : Penerapan Metode Alat Peraga Bangun Datar Berwarna


Pada Pelajaran Matematika Sifat-Sifat Bangun Datar
Skor
No. Indikator Aktivitas Guru Penilaian
TT
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan
mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
 Guru mengecek kesiapan d
dengan mengisi lembar √
kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
Guru menyampaikan
 tujuan pembelajaran. √
Kegiatan Inti  Guru menyampaikan materi √
tentang
 Sifat-sifat bangun datar √
Guru menyampaikan materi
tentang sifat persegi, persegi √
 panjang dan segitiga.
Guru melakukan Peragaan Alat

 Bangun Datar Berwarna
tentang materi sifat-sifat
 bangun datar. √
Guru memandu siswa untu
memperagaakan ke depan kelas
Guru bersama siswa bersama √
16

sama memperagakan alat


peraga bangun datar berwarna.
Penutup  Siswa bersama guru membuat √
rangkuman materi tentang sifat
sifat bangun datar
 Guru memberi penguatan dan √
pemantapan tentang sifat-sifat
bangun datar.
 Siswa mengerjakan Soal √
untuk evaluasi

Nilai Observasi Aktivitas Guru


Mata Pelajaran Matematika
No Aspek Yang Dinilai Kemunculan Komentar

Ada Tidak

1 Kegiatan Awal

a. Apersepsi  Cukup Baik

b. Menyimpulkan Tujuan  Cukup Baik

2. Kegiatan Inti

a. Penguasaan Materi  Cukup

b. Penggunaan Media Alat  Cukup


Peraga
c. Mengadakan Tanya Jawab  Cukup Baik

d. Penggunaan Waktu  Kurang


17

3.

Kegiatan Akhir

a. Simpulan Tes Formatif  Cukup Baik

b. Tes Formatif  Cukup Baik

c. Tindak Lanjut  Cukup Baik

 Refleksi

Nilai Penelitian Siklus I


Ketuntasan Belajar
No Nama Murid Nilai
Tuntas Tidak
1 Joko Sahrian 55 Tidak Tuntas

2 Shofiana Azizah 55 Tidak Tuntas

3 Agus Efendi 55 Tidak Tuntas

4 Aprilia Tri Anggraini 90 Tuntas

5 Muhammad Ainur Rofiq 55 Tidak Tuntas

6 Ria Miftahul Janah 70 Tuntas

7 Ayu Nofyati 50 Tidak Tuntas

8 Rizki Afrizal 70 Tuntas

9 Arga Andi Amnass 100 Tuntas

10 Sesa Silviana 80 Tuntas

11 Novita Dewi Arini 80 Tuntas

12 Hafidz Alfaqih 55 Tidak Tuntas

13 Latifatul Hikmah 50 Tidak Tuntas

14 Lisnawati 80 Tuntas

15 Hayatun Toyibah 50 Tidak Tuntas

Jumlah 995

Rata-Rata Skor Tercapai 66,33


18

Skor Maksimal Ideal 1500

KKM Matematika 59

Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas :7
Jumlah siswa yang belum tuntas :8
Persentase ketuntasan : 46,66%
Klasikal :Belum tuntas
Hasil refleksi pada siklus I ini belum menunjukkan perbaikan yang
memuaskan, hal itu dapat dilihat dari tabel tes formatif siswa yang hanya
mencapai ketuntasan belajar 46,66% dan secara klasikal belum tuntas
pembelajaran. Berdasarkan refleksi pada proses pembelajaran siklus I maka
perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua yaitu:
1. Guru harus pandai mengkondisikan kelas ke dalam suasana kelas yang
kondusif.
2. Guru harus pandaimenciptakan suasana belajar yang menyenangkan
danbersama sama misalnya menggunakan kerja kelompok
3. Guru harus lebih mantap dalam menggunakan metode yang menarik tepat
dan sesuai dengan materi misalnya metode (STAD).
4. Pengaturan waktu harus tepat.
19

Foto Kegiatan Siklus I

Foto 1: Mahasiwa menjelaskan materi bangun datar

Foto 2: Mahasiswa memberikan penjelasan materi sifat-sifat bangun datar


20

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(RPP) SIKLUS II

Sekolah : SDN 056641 Paluh


Sipat
Kelas / Semester : IV /2
: Sifat-Sifat Bangun
Tema
Datar
Sub Tema : Pekerjaan Disekitarku

Pembelajaran :4

Muatan Pelajaran : Matematika

Alokasi waktu : 2 x 35 menit


A. STANDAR KOMPETENSI

1. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana

B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya.

C. INDIKATOR
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar ( Segitiga, persegi, persegi
panjang )

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menyebutkan sifat bangun datar sederhana.
2. Membedakan sifat-sifat antar bangun datar sederhana.
3. Mengidentifikasi bangun datar sederhana secara detail
4. Siswa dapat menuliskan sifat bangun segitiga
5. Siswa dapat menyebutkan sifat bangun persegi panjang

E. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Tujuan perbaikan bagi siswa


- Setiap siswa diharapkan dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar
sederhana secara detail.
- Dengan metodeStudents Teams Achivement Devisions ( STAD ) yang
digunakan ini diharapkan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran
21

matematika siswa khususnya pada materi bangun datar.


F. MATERI AJAR
Sifat-sifat bangun datar Sifat-
Sifat Persegi

Bangun datar persegi memiliki sifat sebagai berikut.


a. Memiliki empat ruas garis: AB, DC, AD dan BC.
b. Keempat ruas garis itu sama panjang.
c. Memiliki empat buah sudut sama besar (90o).
Sifat-Sifat Persegi Panjang

Persegi panjang memiliki sifat-sifat sebagai


berikut. a. Memiliki 4 ruas garis: AB , DC, AD dan
BC.
b. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran panjang dan lebar.
d. Memiliki empat buah sudut sama besar (90o).

Sifat-Sifat Segitiga Sama Kaki

Bangun segitiga sama kaki memiliki sifat-sifat sebagai


berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
22

b. Dua ruas garis kaki sama panjang, AC dan BC.


c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut lancip.
e. Semua sudutnya sama besar.
Sifat-Sifat Segitiga Sama Sisi

Bangun segitiga sama sisi memiliki sifat-sifat sebagai


berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC, dan BC
b. Ketiga (semua) ruas garis sama panjang.
c. Memiliki dua macam ukuran alas dan tinggi.
d. Memiliki tiga buah sudut sama besar (60o).
Sifat-Sifat Segitiga Siku-siku

Bangun segitiga siku-siku memiliki sifat sebagai


berikut. a. Memiliki 3 ruas garis: AB, AC dan BC
b. Memiliki garis tegak lurus pada alas (tinggi)
c. Memiliki ukuran, alas, dan tinggi.
d. Memiliki dua buah sudut lancip
e. Memiliki satu buah sudut siku-siku (90o)

G. PENDEKATAN & METODE


Model :Cooperatif Lerarning
Pendekatan : Pembelajaran Realistik
Metode : Students Teams Achivement Devisions
(STAD)
Media : Alat Peraga Bangun Datar Berwarna
23

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam, kemudian ber do’a dipimpin 10
ketua kelas Menit
2. Mengabsen kehadiran siswa agar siswa fokus
dalam belajar
3. Mengkondisikan siswa untuk memulai
pelajaran

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


sifat bangun datar
5. Guru menanyakan“sebutkan jenis-jenis
bangun datar apa saja?
6. Hayo masih ada yang ingat anak-anak anak?”
7. Siswa menjawab“masih pak, bangun datar itu
ada
persegi, persegi panjang, segitiga dan banyak
lagi pak”.
8. Guru Bertanya“apa sifat dari persegi ?
9. Siswa menjawab“ persegi mempunyai sama
sisi dan keempat sudut nya membentuk sudut
sembilan puluh derajat pak”
10. Guru menyampaikan materi
yang akan diajarkan.
Kegiatan 1. Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat 50
Inti menit
24

bangun datar
2. Setelah guru mejelaskan materi kemudian
guru memberikan instruksi supaya siswa
membentuk kelompok
3. Kelompok kecil yang dibentuk terdiri tiap
kelompok 4-5 orang anggota (Penerapan
MetodeStudents Teams Achivement
Devisions (STAD).
4. Setelah kelompok terbentuk, dan siap untuk
berdiskusi.

5. Setiap kelompok dibagikan alat peraga


bangun datar berwarna warna warni yang
berbentuk
bangun datar.
6. Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan
LKS dan melaporkan hasil kerja masing-
masing kelompok dengan waktu yang telah
ditentukan.

7. Guru memberikan pendampingan


terhadap
kelompok yang terdapat siswa yang masih
kurang paham agar dapat mengikuti kerja
kelompok
secara baik.
8. Berdasarkan LKS tersebut siswa belajar
menjawab soal dan memecahkan masalah
dengan alat bantu yang sudah dibagikan oleh
guru.
9. Setelah waktunya habis, guru meminta
masingmasing kelompok untuk melaporkan
hasil kerjanya masing-masing.
25

Kegiatan Guru menyampaikan pesan dan penguatan 10


Penutup kepada siswa. Menit

Guru mengajak siswa berdoa menurut agama


dan kepercayaan masing-masing lalu
menutup pembelajaran.

I.SUMBER DAN MEDIA


 Buku Buku paket Terampil Berhitung Matematika (KTSP 2006) Tim
Bina
Karya Guru, penerbit Erlangga
 Buku LKS
 Alat bantu model bangun datar warna-warni
J. PENILAIAN
1. Penilaian Pengetahuan : siswa menjawab lembar kerja LKS yang
diberikan oleh guru.
Tabel penilaian terlampir

Keterangan:

• Jumlah skor yang diperoleh siswa adalah jumlah skor yang diperoleh siswa
dari
kriteria.

• Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria dengan skor tertinggi.
No Nilai Taraf keberhasilan
1 85-100 A (Sangat Baik)
2 70-84 B ( Baik)
3 55-69 C (Cukup)
4 40-54 D (Kurang)
5 <39 E (Sangat Kurang)

Soal Tes Siklus Ke II

1. Tuliskan 3 sifat bangun segitiga sama kaki!(skor 3)


2. Sebutkan 3 macam segitiga menurut besar sudutnya!(skor 3)
3. Tuliskan 4 sifat bangun persegi!(4 skor)
26

4. Gambar di samping berbentuk segitiga sama sisi ABC.(skor 4).


Tentukan :
a. Panjang AB
b. Panjang BC
c. Besar sudut
CAB
d. Besar sudut ABC
5. Tuliskan 2 sifat bangun persegi panjang!(skor 2)

Kunci Jawaban Tes Siklus II

1. Sifat-sifat bangun segitiga sama kaki yaitu:


mempunyai 3 sisi, mempunyai 3 titik sudut, mempunyai 2 sisi yang sama
panjang
mempunyai 2 sudut yang sama besar
2 . Macam- macam segitiga menurut besar sudutnya yaitu :
segitiga lancip, segitiga siku-siku, segitiga tumpul
3. Sifat- sifat bangun Persegi yaitu:
a. Mempunyai 4 sisi yang sama panjang
b. Mempunyai 4 sudut siku-siku
c. Mempunyai 4 simetri lipat dan 4 simetri putar
d. Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang
4. a. Panjang AB 10cm
b. Panjang BC 10 cm
c. Besar sudut CAB 60 derajat
d. Besar sudut ABC 60 derajat
5. Dua pasang sisi yang sejajar yaitu :

sisi AB sejajar sisi CD, sisi AC sejajar sisi BD


1

Diketahui Paluh Sipat, 20 April


2022
Kepala sekolah. Peneliti,
Mahasiswa

Hj. ASNIAH, S,PD PITRIA USMAN


NIP, 19630804 198504 2001. NIM, 856058212
2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Mata Pelajaran Matematika


Tujuan Perbaikan : Penerapan Metode Alat Peraga Bangun Datar Berwarna
Pada Pelajaran Matematika Sifat-Sifat Bangun Datar
Skor
No. Indikator Aktivitas Guru Penilaian
TT
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan
mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
 Guru mengecek kesiapan d
dengan mengisi lembar √
kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
Guru menyampaikan
 tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti  Guru membagi kelompok

 Guru menyampaikan materi √


tentang
 Sifat-sifat bangun datar √
Guru menyampaikan materi
tentang sifat persegi, persegi
 panjang dan segitiga secara √
detail.
Guru melakukan Penerapan

MetodeStudents Teams
 Achivement Devisions (STAD) √
tentang materi sifat-sifat
 bangun datar. √
Guru membagikan alat peraga
 kepada siswa √
Guru memandu siswa untu
mendiskusikan secara
kelompok Guru bersama siswa
bersama sama mendiskusikan
bangun datar.
3

Penutup  Siswa bersama guru membuat √


rangkuman materi tentang sifat
sifat bangun datar
 Guru memberi penguatan dan √
pemantapan tentang sifat-sifat
bangun datar.
 Siswa mengerjakan Soal √
untuk evaluasi

Nilai Perbaikan Observasi Aktivitas Peneliti Mata Pelajaran Matematika

No Aspek Yang Dinilai Kemunculan Komentar

Ada Tidak

1 Kegiatan Awal

a. Apersepsi  Baik

b. Menyimpulkan Tujuan  Baik

2. Kegiatan Inti

a. Penguasaan Materi  Baik

b. Penggunaan Media Alat  Baik


Peraga
c. Penguasaan metode  Baik
pembelajaran STAD

c. Mengadakan Tanya Jawab  Baik

d. Penggunaan Waktu  Baik

3.

Kegiatan Akhir
4

a. Simpulan Tes Formatif  Baik

b. Tes Formatif  Baik

c. Tindak Lanjut  Baik

 Refleksi

Nilai Perbaikan Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

Ketuntasan Belajar
No Nama Murid Nilai
Tuntas Tidak
1 Joko Sahrian 80 Tuntas

2 Shofiana Azizah 70 Tuntas

3 Agus Efendi 90 Tuntas

4 Aprilia Tri Anggraini 95 Tuntas

5 Muhammad Ainur Rofiq 85 Tuntas

6 Ria Miftahul Janah 70 Tuntas

7 Ayu Nofyati 65 Tuntas

8 Rizki Afrizal 50 Tidak Tuntaas

9 Arga Andi Amnass 80 Tuntas

10 Sesa Silviana 80 Tuntas

11 Novita Dewi Arini 95 Tuntas

12 Hafidz Alfaqih 80 Tuntas

13 Latifatul Hikmah 55 Tidak Tuntas

14 Lisnawati 100 Tuntas

15 Hayatun Toyibah 90 Tuntas

Jumlah 1185

Rata-Rata Skor Tercapai 79


5

Skor Maksimal Ideal 1500

KKM Matematika 59
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 13
Jumlah siswa yang belum tuntas :2
Persentase ketuntasan : 86,66%
Klasikal : Tuntas

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan


metode pembelajaran STAD diperoleh nilai rata-rata perbaikan belajar
siswa pada siklus II adalah 79 dan dari 15 siswa, 13 siswa telah mencapai
ketuntasan belajar dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka
secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,66%.
Perbaikan pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus I. Adanya peningkatan Perbaikan belajar pada siklus II ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran Students Teams Achivement
Devisions ( STAD )
Perbaikan pembelajaran siswa pada tes formatif disiklus 2 ini
mengalami perubahan yang cukup signifikan, meskipun perubahan nilai
siswa tidak terlalu tinggi tapi mereka telah mendapatkan perbaikan, dan
perubahan ini adalah merupakan suatu keberhasilan bagi peneliti.
6

Foto Kegiatan Siklus II


Foto 1: Tampak mahasiswa sedang melakukan penjelasan materi bangun
datar

Foto 2: Tampak mahasiswa peneliti sedang menuliskan materi bangun datar

Anda mungkin juga menyukai