I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain suatu hasil keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru di
dalam kelas ialah menggunakan media pembelajaran sebab kegiatan beajar mengajar
pada hakekatnya adalah komunikasi, dalam proses komunikasi ini guru berperan sebagai
komunikator yang akan menyampaikan pesan kepada siswa, agar pesan itu dapat diterima
dengan baik oleh siswa, maka perlu suatu alat yaitu media pembelajaran.
Pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan harus dimiliki oleh seorang
guru. Dr. Oemar Hamalk (1989), mengemukakan bahwa media pendidikan adalah alat,
metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
dengan nilai hasil belajar. Namun demikian, kenyataan yang muncul dilapangan
berdasarkan analisis dan refleksi hasil tes formatif materi tentang sifat-sifat bangun ruang
terhadap materi pelajaran tersebut. Terbukti hanya 7 orang dari 22 siswa yang mencapai
terhadap materi tersebut dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran, penelitian ini juga
(PDGK 4501) pada program studi S-I PGSD FKIP Universitas Terbuka
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka yang menjadi fokus perbaikan untuk mata
tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media alat peraga ? ”
C. Tujuan Perbaikan
kemapuan untuk :
2. Mengunakan media atau alat peraga yang tepat untuk menyampaikan proses
3. Meningkatkan aktivitas siswa dan pemahaman bangun ruang dengan penerapan media
D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi siswa
- Meningkatkan taraf penguasaan terhadap matri
- Dapat meningkatkan minat dan motivasi serta penguasaan materi pelajaran, sehingga
2. Bagi Guru,
3. Bagi Sekolah
- Memperkaya teknik pembelajaran dan peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan
pendidikan di Sekolah.
Matematika (dari bahasa Yunani :mathem atika) secara umum ditentukan sebagai
kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang, tak resminya seorang dapat
menggunakan logika simbolik dan notasi Matematika, pandangan lain tergambar dalam
filosofi Matematika.
Struktur spesifik yang diselidiki oleh matematikus sering mempunyai asal dari ilmu
pengetahuan alam, sangat umum di fisika, tetapi mathematikus juga mengeaskan dan
menyelidiki struktur untuk sebab hanya dalam ilmu pasti, karena struktur mungkin
menyediakan, untuk kajian, generalisasi pemersatu bagi beberapa sub-bidang, atau alat
Dalam topik pembahasan Matematika, terdapat satu topik yang paling mendasar,
yaitu bagun ruang. Bangun ruang adalah subuah bagunan yang memiliki sisi, rusuk dan titik
sudut. Sisi adalah bidang atau permukaan yang membatasi bangun ruang. Rusuk adalah
garis yang merupakan pertemuan dari dua sisi bangun ruang. Titik sudut adalah titik
1. Pengertian
belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu
a. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat dengan mudah pemahaman
d. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
a. Mengamati :
pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan ini tidak sama dengan kegiatan melihat.
b. Kemampuan Menghitung :
kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa dalam
c. Kemampuan Mengukur :
d. Kemampuan Mengklasifikasi :
Pengelompokkan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan
pengetahuan.
Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang
termasuk dalam kemampuan ini adalah : fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan
waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap dan
yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan
ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang
beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja
ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui
eksperimen
C. Media Pembelajaran
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu,
Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang - dengan,
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang
fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik dalam mengikuti pelajaran sehingga
mendorong pencapaian proses belajar pada diri peserta didik. Sebagai kelengkapannya
……………………
……………………
……………………
……………………
…
Pelaksanaan
Keterangan:
Perencanaan. Uraikan langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta
empirisyang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan scenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkatperangkat
pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi dan
instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.
Pelaksanaan. Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang
telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan
sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan
sintaks model pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut
hendaknya dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran
yang akan dihasilkan.
Observasi/Evaluasi. Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang
terjadi sebagai akibat tindakan yang dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat
mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi
antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan
tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering
obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi yang utuh akan
mencerminkan proses tindakan yang berlangsung. Untuk memperoleh data yang lebih
akurat, observasi sering dilengkapi dengan perekaman dengan tape atau video. Evaluasi
biasanya dilakukan untuk mengukur obyek produk, misalnya kualitas proses pembelajaran,
sikap siswa, kompetensi praktikal, atau tanggapan siswa. Untuk itu, uraikan evaluasi yang
dilakukan, jenisnya dan tujuannya, dan untuk mengukur apa evaluasi itu dilakukan.
Refleksi. Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya
baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan
untuk memformulasikan kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahaman dan
atau hambatan-hambatan yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara
optimal, dan respon siswa. Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah
untuk melakukan adaptasi terhadap strategi/pendekatan/metode/model pembelajaran yang
diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang lebih
spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.
III. PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Lokasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V (lima) SD Negeri
dari tanggal 3 sampai dengan 17 Maret 2011 dengan rincian sebagai berikut :
1. Lokasi
4. Karakteristik
Karakteristik siswa Kelas V (lima) SD Negeri Sukareja adalah sebagai berikut : jumlah
siswa 22 orang, siswa laki-laki 12 orang dan jumlah siswa perempuan 10 orang.
Sedangkan latar belakang siswa berasal dari keluarga dengan tingkat kehidupan yang
beragam, 40% pekerjaan orang tua siswa Swasta, 30% pekerjaan orang tua siswa buruh
dan Petani, 20% pekerjaan orang tua siswa pedagang dan tukang bangunan, dan 10%
B. Deskripsi Per-Siklus
1. Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan
penguasaan siswa tentang Sifat-sifat bagun ruang sederhana dengan menggunakan media
alat peraga dilaksanakan dalam dua Siklus pembelajaran yang meliputi kegiatan
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada setiap Siklus perbaikan, penulis
2. Hasil Perbaikan
1. Siklus I
Tujuan Perbaikan
Siswa mau menunjukan satu persatu bangun ruang dan menyebutkan nama bangun
ruang tersebut.
Siswa mampu menjawab pertanyaan guru tentang sifat-sifat bangun tabung, balok, kubus,
pembelajaran.
a. Siswa bersama-sama guru membuat rangkuman bangun ruang dan sifat-sifat bangun
ruang.
2. Siklus II
Tujuan Perbaikan
Mengaplikasikan pemahaman siswa tentang bangun ruang
Menyebutkan jumlah Rusuk, sisi dan titik sudut pada bangun ruang balok, kubus, dan
Kerucut
e. Memotifasi siswa melalui Tanya jawab dan peragaan tentang bangun ruang
f. Apersepsi melalui Tanya jawab tentang nama bangun yang sudah dipelajari
segitiga.
a. Guru mendemonstrasikan macam-macam bangun ruang dengan alat perga yang terbuat
b. Menunjukan jumlah rusuk, sisi dan titik sudut dengan peragaan langsung
c. Memberikan tugas PR
d. Menutup pelajaran
Grafik 1
Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus I (pertama)
Berdasarkan tabel 1 dan Grafik 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD
Negeri Sukareja pada Siklus I (pertama) mencapai rata-rata 56,82 dengan rincian dari 20
siswa, yang nilanya tuntas hanya 2 siswa yang mendapat nilai 80, dan ada 4 siswa lagi
mendapat nilai 70, kemudian yang tidak tuntas ada 5 siswa mendapat nilai 60, ada 8 siswa
mendapat nilai 50, ada 2 orang mendapat nilai 40, dan ada 1 siswa mendapat nilai 30, jadi
persentase ketuntasan siswa 27,27%, sehingga dapat dikatagorikan buruk.
Tabel 2
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II (kedua)
Grafik 2
Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus II (kedua)
Berdasarkan tabel 2 dan Grafik 2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD
Negeri Sukareja pada Siklus II (kedua) mencapai rata-rata 80,45 dengan rincian dari 20
siswa, yang nilanya tuntas hanya 2 siswa yang mendapat nilai 100, dan ada 6 siswa lagi
mendapat nilai 90, dan ada 7 siswa lagi mendapat nilai 80, serta ada 5 siswa lagi yang
mendapat nilai 70,masih ada juga nilai tidak tuntas namum hanya 2 siswa mendapat nilai
60, jadi secara keseluruhan dari hasil pembelajaran siklus II (kedua) presentase
ketuntasan siswa mencapai 90,90 %, sehingga dapat di katagorikan sangat baik.
Grafik 3
Rata-rata Nilai Tes dan Presentase Tuntas
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Dari diagram kelihatan pada Siklus I (pertama) nilai rata-rata 56,82, dan Persentase
Tuntas 27,27% dengan katagori buruk, dan pada Siklus II (kedua) nilai rata-rata 80,45, dan
Persentase Tuntas mencapai 90,90%, sehingga dapat dikatagorikan sangat baik.
B. Pembahasan
Dalam pembahasan tentunya mengacu pada hasil analisis di atas, sehingga dapat
diuraikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Siswa memiliki masalah dalam hal motivasi dan keaktifan dalam belajar Matematika karena
sistem pembelajaran yang konvensional dan tidak maksimalnya penggunaan media belajar
yang menarik.
2. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis melakukan upaya perbaikan dengan
mengggunakan alat peraga. Upaya ini dilakukan dalam dua Siklus bersama teman sejawat
yang berperan sebagai observer.
3. Pendekatan yang dilakukan ialah pada materi sifat-sidat bangun ruang sederhana, yang
dalam pelaksanaannya penulis berusaha memanfaatkan alat peraga untuk meningkatkan
motivasi dan keaktian siswa, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal.
C. Refleksi
Berdasarkan lembar observasi masih terjadi kelemahan-kelemahan mendasar pada
saat perbaikan pembelajaran Siklus I (pertama), antara lain :
a. Contoh yang disajikan guru masih kurang.
b. Sistematika penyajian perlu diperbaiki. Pada saat tahap pengenalan konsep mestinya
peneliti menggunakan pengetahuan siswa yang dikuasai tentang Sifat-sifat bagun ruang
sederhana dengan menggunakan media alat peraga.
c. Sebagian siswa masih belum memahami penjelasan guru. Sedangkan arah kekuatan
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada Siklus II (kedua) yaitu meliputi :
1. Pembelajaran inkuiri berimbas positif terhadap perubahan aktifitas dalam kreatifitas siswa.
2. Alat peraga cukup komunikatif dalam menyampaikan pesan pembelajaran.
Selain hal tersebut agar kemampuan siswa individual dapat diukur, pada penugasan
kelompok ada perintah untuk pengerjaan secara individual dalam naungan kelompok.
Sedangkan pada Siklus II (kedua) berdasarkan hasil observasi (terlampir) yang dilakukan
rekan sejawat dan supervisor, didapati kekuatan-kekuatan perbaikan pembelajaran Siklus II
(kedua) antara lain :
a) Penjelasan guru menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
b) Contoh dan latihan disampaikan relevan dengan pendekatan pembelajaran yang
digunakan.
c) Sistematika penyajian terurut dengan baik.
Sebagai tindaklanjut dari Siklus I (pertama) apabila masih kurang berhasil sebagai
penyelesaian berikutnya akan tindaklanjuti melalui Siklus II (kedua). Dalam pelaksanaan
kegiatan perbaikan pembelajaran pada Siklus II (kedua) tentunya melalui konsultasi dengan
teman sejawat dan bimbingan supervisor
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil perbaikan mengenai “pengerjaan hitung bilangan bulat
dalam pemecahan masalah bagi siswa Kelas V SD Negeri Sukareja, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar Matematika pada
siswa Kelas V SD Negeri Sukareja. Hal ini diketahui dari peningkatan rata-rata nilai hasil
belajar pada Siklus I (pertama) ke Siklus II (kedua) sebesar 63,63%. Peningkatan skor
siswa diasumsikan merupakan akibat dari perlakuan yang lebih diberikan penekanan
kepada siswa dengan menggunakan pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan
masalah..
Jawaban atas pertanyaan penulisan yang diajukan pada rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
a. Hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja dalam materi sifat-sifat bangun ruang
sederhana pada mata pelajaran Matematika pada Siklus I (pertama) sangat tidak
memuaskan, dengan rata-rata nilai, 56,82.
b. Perbedaan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja dalam materi sifat-sifat bangun
ruang sederhana pada mata pelajaran Matematika sebelum perbaikan pembelajaran dan
setelah perbaikan pembelajaran cukup signifikan, yaitu rata-rata sebesar 80,45.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan
penggunaan media alat peraga tentang sifat-sifat bagun ruang sederhana pada pelajaran
Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja, maka
penulis memiliki beberapa saran tindak lanjut, yaitu berupa :
a. Pemilihan dan penggunaan alat peraga yang sesuai berkontribusi positif dalam perbaikan
pembelajaran, karena itu disarankan kepada teman sejawat agar senantiasa untuk
melakukan perbaikan setiap pembelajaran, misalnya : pemilihan alat dan media yang
sesuai.
b. Disarankan teman sejawat berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas.
c. Untuk lebih meningkatkan penguasaan tuntutan guru yang profesional, perlu dilakukan
penyegaran melalui Kelompok kerja Guru (KKG) dalam upaya berbagi pendapat dan tukar
pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA