Anda di halaman 1dari 26

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET SISWA KELAS IV SDN


2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2020/2021

OLEH
sarimeliya22@gmail.com
MELIYA SARI
856996662

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatkan hasil belajar matematika


menggunakan media konkret pada siswa kelas IV SD N 2 Kedamaian
Bandar Lampung tahun pelajaran 2020 / 2021. Penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IV SD N 2 Kedamaian Bandar Lampung yang berjumlah 22 siswa
yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: tes dan non
tes. Tes dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes formatif dan Non
Tes dalam penelitian ini berupa observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan
media konkret pada siswa kelas IV SD N 2 Kedamaian Bandar Lampung
tahun pelajaran 2020 / 2021. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
nilai siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan. Nilai rata-rata dari
prasiklus yaitu sebesar 60,22, siklus I yaitu sebesar 64,09 dan pada siklus
II yaitu sebesar 75,22. Di lihat dari persentase ketuntasan pada prasiklus
mencapai 60%, siklus I mencapai 68% dan pada siklus II mencapai 90%.
Hasil akhir pada siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dan
persentase ketuntasan siswa sudah mencapai KKM. Berdasarkan hasil
data tersebut dapat kita simpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung tahun
pelajaran 2020 / 2021.

Kata Kunci: hasil belajar, matematika, dan media konkret.

1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Melihat betapa besar peran matematika dalam kehidupan manusia, bahkan
masa depan suatu bangsa. Pentingnya pelajaran matematika pada jenjang
SD perlu perhatian yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa. Keberhasilan tidak lepas dari kualitas

1
pengajaran yang diberikan guru. Apalagi kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa hasil belajar matematika selalu berada di tingkat
bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hampir sebagian
siswa beranggapan bahwa, matematika adalah mata pelajaran yang sulit,
siswa cenderung lebih menyukai mata pelajaran lain dibandingkan mata
pelajaran matematika. Pada dasarnya mata pelajaran matemlatika adalah
pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari. tetapi siswa tetap
menganggap matematika adalah pelajaran yang menakutkan, karena selalu
menghitung hal - hal yang tidak terlihat, banyak sekali rumus dan konsep
yang sulit untuk dimengerti. Dalam proses pembelajaran dikelas masih
banyak siswa yang diam dan pasif, hal tersebut bisa saja disebabkan oleh
beberpa faktor diantaranya yaitu, Bisa karena siswa belum memahami
materi, siswa sedang sakit, takut kepada gurunya, atau siswa tidak
senang dengan pelajaran tersebut sehinga akhirnya siswa tidak mau
bertanya dan memilih untuk diam.

Selain itu siswa cenderulng merasa cepat bosan saat menerima


pembelajaran matematika, karena siswa hanya mendengarkan dan
menyimak materi yang disampaikan guru. Pembelajarannya masih
berpusat pada guru (Teacher Center) sehingga guru lebih mendominasi
dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran guru cenderung menggunakan
metode ceramah, selalu mencatat, serta latihan – latihan soal secara
individu. Kurang nya penggunaan media pada pembelajaran matematika,
membuat hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika rendah. Dapat
dilihat dari hasil tes pra siklus menunjukkan rendahnya hasil belajar
matematika. Di kegiatan tes pra siklus menunjukkan hanya 9 siswa saja
yang mencapai KKM dari 22 siswa. Sedangkan yang belum tuntas
sebanyak 13 siswa dan nilai rata – rata nya yaitu 60,22. Terlihat bahwa
masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Maka dari itu Jika hal ini
di biarkan, jelas akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa
selanjutnya.

2
Untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya media yang
dapat menjadi perantara agar komunikasi antara siswa dengan guru
berlangsung maksimal. Dengan penggunaan media dalam proses
pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa selain itu dengan menggunakan media dalam pembelajaran
menjadikan mata pelajaran Matematika yang tadinya ditakuti oleh siswa
menjadi lebih menarik dan materi yang disampaikan lebih mudah dipahami
oleh siswa sehingga mempertinggi daya serap belajar, dan lebih
memudahkan guru dalam mengajarkan mata pelajaran Matematika. Salah
satunya dengan menggunakan media konkret, media ini sangat bermanfaat
bagi siswa. Media konkret adalah media yang nyata dapat dilihat dan
disentuh. Media yang digunakan bisa berasal dari lingkungan - lingkungan
sekitar siswa dan barang-barang bekas yang memang masih bisa
digunakan. Misalnya contoh media berupa bekas kotak sabun, bekas kotak
pepsoden, mainan rubik. Benda – benda tersebut dapat kita gunakan pada
materi bangun ruang. Dengan menggunakan media konkret siswa akan
lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh guru, dapat membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan media konkret
sangat membantu guru dalam penyampaian materi serta sebagai
pendukung agar materi pembelajaran semakin jelas.

Guru sebaiknya mampu menjadi fasilitator yang baik, kreatif dan inovatif.
Guru harus menguasai materi yang akan disampaikan, menggunakan
metode dan media yang tepat, memahami karakteristik anak, serta
mampu mengkondisikan kelas dengan baik. Sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan memperoleh hasil belajar sesuai
yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNKAAN MEDIA
KONKRET SISWA KELAS IV SDN 2 KEDAMAIAN TAHUN
PELAJARAN 2020/2021”.
1. Identifikasi Masalah

3
Uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas IV SDN 2 kedamaian beranggapan bahwa mata
pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang
menakutkan.
2. Pembelajaran yang disajikan sangat membosankan, karena
kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran matematika
kelas IV SDN 2 Kedamaian
3. Siswa kelas IV SDN 2 Kedamaian kurang aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran
4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Kedamaian pada
materi bangun ruang
2. Analisis Masalah
Setelah diadakan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, maka
ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak berhasil dalam
pembelajaran, diantaranya:l
1. Guru terlalu cepat dan monoton dalam memberikan pembelajaran
2. Guru kurang menggunakan media dalam menyampaikan materi.
3. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran dikelas.
3. Alternatif dan Prioritas pemecahan masalah
Berdasarkan analisis masalah, maka peneliti membuat alternatif
pemecahan masalah atau tindakan perbaikan. Alternatif yang perlu
dilakukan adalah menggunakan media konkret saat proses pembelajaran
untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 2 Kedamaian Bandar Lampung. Guru melibakan siswa saat
proses pembelajaran dengan menggunakan media konkret sehingga rasa
keingin tahuan siswa bertambah dan membuat siswa lebih aktif serta
penyampaian yang diberikan guru tidak monoton. Membagi siswa
menjadi beberapa kelompok untuk bekerja sama membahas tugas yang
diberikan guru.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Apakah menggunakan media konkret dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa Kelas IV SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan
hasil belalllljar matematika dengan menggunakan media konkret pada
siswa Kelas IV SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2020/2021.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan hasil belajar siswa tentang bangun ruang.
b. Sebagai persyaratan mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) PDGK 4501 pada program S 1 PGSD.

D. Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi baik
teoritis maupun praktis pada pengembangan pengetahuan khususnya di
sekolah dasar, Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini
antara lain :
1. Bagi Siswa
a. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media
konkret siswa dapat memahami materi dengan mudah
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata
pelajaran matematika materi bangun ruang.
2. Bagi Guru
a. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru
untuk mengembangkan potensinya dalam pembelajaran

5
matematika sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan.
b. Guru dapat menggunakan media konkret dalam proses
pembelajaran agar pembelajaran tidak membosankan.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (KBM) di SDN 2
Kedamaian
b. Sebagai upaya memperbaiki prestasi sekolah
c. Sebagai acuan atau referensi jika akan melakukan kegiatan
sejenis.

II. Kajian Pustaka


A. Hakikat belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Whitaker (dalam Soemanto, 1990)
berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku
melalui latihan dan pengalaman. Pendapat tersebut menekankan pada
melalui latihan dan pengalaman, seseorang akan memperoleh hasil berupa
perubahan tingkah laku. Belajar disini juga dianggap sebagai suatu proses.
Dari pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
terjadi pada diri seseorang melalui latihan dan pengalamannya sendiri
dalam berinteraksi dilingkungannya.

2. Pengertian Hasil Belajar


Jenis-jenis hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
(Tabrani Rusyan (1992: 21-23). Sedangkan Menurut Suprijono
(Suprijono, 2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dismpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya berupa aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor . Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran.  Proses penilaian tehadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.

B. Media Konkret
1. Pengertian Media konkret
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2010:7). (Arsyad 2013:5) secara
implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara
fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang antara
lain buku, tape recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, konkrit yaitu nyata, benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat,
dapat disentuh,dsb). Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media
adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang
sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sebagai
obyek nyata, media konkret merupakan alat bantu yang bisa memberikan
pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, media konkret
banyak digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu
memperkenalkan subjek baru. Media konkret mampu memberikan arti
nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak
yaitu dengan kata-kata atau hanya visual.

Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa media konkret adalah media
nyata yang dapat diamati dan disentuh langsung serta dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima,

7
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sehingga proses pembelajaran berjalan efektif. Dengan penggunaan media
dalam proses pembelajaran Matematika dapat menjadikan mata pelajaran
Matematika yang dari dulu ditakuti oleh peserta didik menjadi lebih
menarik dan materi yang disampaikan lebih mudah dipahami peserta didik
sehingga mempertinggi daya serap belajar, tentunya lebih memudahkan
guru dalam mengajarkan mata pelajaran matematika.

2. Fungsi Media Konkret


Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang dapat
memudahkan pemahaman siswa terhadap konsep Matematika yang sedang
dipelajari.
Levie Lentz (dalam Azhar Arsyad 2013:16) mengemukakan empat fungsi
media pengajaran, yaitu:
a. Fungsi Atensi, yaitu menarik perhatian peserta didik untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang ditampilkan
b. Fungsi Afektif, yaitu media dapat menggugah emosi dan sikap peserta
didik, dan peserta didik dapat menikmati pembelajaran
c. Fungsi Kognitif, yaitu media memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung di
dalamnya
d. Fungsi Kompensatoris, yaitu media mengakomodasi peserta didik
yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks/verbal.
Mulyani Sumantri, (2004:178) mengemukakan Fungsi media konkret
antara lain:
a. Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif;
b. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar;
c. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit dan konsep yang abstrak
sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme;
d. lMengembangkan motivasi belajar siswa;
e. Mempertinggi mutu pembelajaran.

8
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi media
konkret bagi guru yaitu sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan
pembelajaran serta dapat mempermudah guru dalam menyampaikan
materi yang diajarkan agar siswa menjadi lebih aktif sehingga
pembelajaran menjadi efektif. Saat menggunakan media konkret membuat
Guru lebih percaya diri dalam mengajar dan dapat meningkatkan kualitas
mengajar guru.

3. Kelebihan dan kelemahan media konkret


Menurut Moedjiono Daryanto, 2013: 29, kelebihan media konkret, yaitu
a. Memberikan pengalaman secara langsung.
b. Penyajian secara konkret dan menghindari verbalisme
c. Dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupuan cara
kerjanya.
d. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas
e. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara
Kelemahan benda konkret menurut Moedjiono Daryanto, 2013:29, yaitu:
a. Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar.
b. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar.
c. Perawatannya rumit.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dari kelebihan
tersebut sangat banyak manfaatnya, salah satunya media konkret lebih
memotivasi dan mendorong siswa untuk memusatkan perhatiannya pada
saat proses pembelajaran. sedangkan dilihat dari sisi Kelemahan
sebaiknya penggunaan media konkret hendaknya menggunakan media
yang ada di lingkungan sekitar sekolah atau dekat dengan aktivitas
kehidupan sehari-hari sehingga dengan mudah bisa dibawa ke dalam
kelas untuk digunakan dalam mendukung kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan Media konkret dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa.

C. Pembelajaran Matematika

9
1. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu dari bidang studi yang diajarkan di SD.
Matematika adalah ilmu yang bernalar Mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali
siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerja sama (BSNP).
James (Ruseffendi, 1992: 27) juga mengidentifikasi matematika sebagai
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-
konsep yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang
banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis dan
geometri.
Sri Subarinah (2006: 1) berpendapat bahwa matematika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan
ada di dalamnya. Bahwa belajar matematika pada hakikatnya adalah
belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan
strukturnya.
Berdasarkan definisi dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu pengetahuan tentang logika yang mempelajari
struktur abstrak yang tersusun dalam suatu sistem dan diatur secara
logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep - konsep yang
saling berhubungan satu sama lain.

2. Pengertian Pembelajaran Matematika


Pembelajaran menurut La Iru dan Arihi (2012) berarti proses, cara,
perbuatan mempelajari, dan perbuatan menjadikan orang atau mahkluk
hidup belajar. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran
(Oemar Hamalik, 2010: 57). Pembelajaran matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan
rumus, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupn sehari-hari (Jarmita, 2015:45).

10
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu proses dan perbuatan menjadikan seseorang
belajar serta dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam
menghitung dan menggunakan rumus matematika agar mencapai tujuan
pembelajaran.

III. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran


A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 2 Kedamaian
Bandar Lampung tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah 22 anak yang
terdiri 12 siswa laki-laki, dan 10 siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian direncanakan di kelas IV SDN 2 Kedamaian Bandar
Lampung yang beralamad jl putri balau gg mangga kecamatan Kedamaian
Bandar Lampung. SD tersebut merupakan tempat penulis bertugas
mengajar sebagai guru kelas IV.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun pelajalran
2020/2021
Table 3.1
Jadawal Pelaksanaan Penelitian
No Hari Tanggal Jam ke Keterangan
1. Kamis 29 April 2021 1-2 Prasiklus
2. Senin 3 Mei 2021 1-2 Siklus 1
3. Senin 10 Mei 2021 1-2 Siklus 2

B.   Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini dilakukan menggunakan desain Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2014:16) secara garis besar

11
terdapat empat tahapan yang dilalui dalam melaksanakan penelitian
tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Beberapa rancangan yang di siapakan oleh peneliti yaitu:
1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat
sesuai indikator yang telah ditetapkan serta penggunaan
media konkret dalam pembelajaran matematika
2. Menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran
(media konkret).
3. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja
siswa
4. Meyiapkan lembar observasi yang akan digunakan peneliti utuk
mengamati proses pembelajaran dan aktivitas siswa di kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dimaksudkan untuk memperbaiki proses
pembelajaran, Berikut ini tahap – tahap pelaksanaan tindakan antara
lain:
a. Melaksanakan tindakan seperti langkah-langkah pembelajaran,
sesuai dengan silabus dan RPP yang sudah disusun pada tahap
perencanaan
b. Menerapkan penggunaan media konkret dalam
pembelajaran matematika.
c. Mengadakan evaluasi belajar terkait dengan meningkatkan
hasil belajar siswa
d. Menggunakan lembar observasi penelitian yang telah dibuat
sebagai alat pengukur untuk melihat dan merekam atau
mencatat aktivitas siswa ketika penggunaan media konkret
digunakan dalam kegiatan pembelajaran
c. Observasi
Tahap observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas dengan
menggunakan media konkret

12
b. Pengamatan terhadap penerapan penggunaan media konkret
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses
pembelajaran yang terjadi dan mengkaji hasil belajar siswa.
Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara guru dan observer untuk
mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan
tindakan berikutnya.

2. Perencanaan Tahap Penelitian


a. Siklus I
1) Perencanaanl
a) Identifikasi masalah dan perumusan masalah.
b) Menyusun RPP materi sifat dan jaring – jaring kubus dan balok
c) Menyiapakan sumber belajar dan media.
d) Menerapkan penggunaan media konkret dalam pembelajaran
matematika.
e) Menyususn lembar observasi.
f) Menyiapkan tes formatif.
2) Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan dalam perbaikan pembelajaran sebagai
berikut:
a. Pendahuluan (10 menit)
Orientasi:
 Guru melakukan pembukaan dengan mengucapkan
salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
 Guru menanyakan keadaan siswa dan mengabsen
kehadiran siswa
 Menyanyikan lagu nasioanal.
Apersepsi:
 Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi
guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.
Pemberian Acuan:

13
 Memberi tahu materi pelajaran yang akan dicapai pada
pertemuaan saat ini
 Memberitahu tentang kompetensi inti, kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti ( 35 menit )
Eksplorasi:

Mengamati
 Mengamati benda benda yang diperlihatkan oleh
guru
 Peserta didik membaca tentang tentang pengertian
bangun ruang, sisi, rusuk dan titik sudut
 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
macam – macam bangun ruang, sifat-sifat bangun
ruang, dan jaring – jaring bangun ruang.
Menanya
 Peserta didik memberikan tanggapan hasil
penjelasan guru tentang pengertian bangun ruang,
sifat-sifat bangun ruang, sisi, rusuk dan titik sudut,
dan jaring – jaring bangun ruang.
Elaborasi:
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
 Guru membagikan lembar Kerja siswa ke tiap
kelompok.
 Siswa mendiskusikan dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru
 Guru berkeliling memberikan bimbingan kepada
kelompok yang memerlukan.
 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
Konfirmasi:

14
 Guru memberikan arahan dan masukan terhadap hasil
kerja kelompok siswa.
c. Penutup ( 25 menit )
 Siswa dan guru bersama – sama menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dilakukan.
 Gurum emberikan refleksi mengenai materi yang sudah
dipelajari
 Melakukan evaluasi dengan mengerjakan soal tes
 Guru memberikan tindak lanjut berupa PR, untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai materi
yang telah dipelajari.
 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapakan
syukur dan memberikan salam.
3) Pengamatan
a) Observer mengamati jalannya pembelajaran.
b) Observer mencatat semua hasil temuan pada saat proses
pembelajaran, melalui lembar observasi untuk mengamati
keterampilan guru serta aktifitas siswa dalam pembelajaran
c) Peneliti dan pengamat berdiskusi tentang temuan dalam proses
pembelajaran dan mengambil kesimpulan sebagai hasil refleksi
4) Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat
dan berkonsultasi dengan pembimbing untuk mencatat semua
temuan dalam perbaikan pembelajaran, yang meliputi:
a) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada
siklus I.
b) Mengevaluasi secara umum proses dan hasil pembelajaran
siklus I.
c) Membuat daftar permasalahan yang muncul pada siklus I.
d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus
selanjutnya.
b. Siklus II

15
1) Perencanaan
a) Hasil refleksi siklus I sebagai dasar perencanaan pada siklus
II.
b) Mengecek kembali lembar observasi, sebagai panduan bagi
observer dalam mengobservasi pelaksanaan perbaikan
pembelajaran.
c) Menyusun RPP materi sifat dan jaring – jaring kubus dan
balok
d) Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran.
e) Menerapkan penggunaan media konkret dalam
pembelajaran matematika.
f) Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer
dalam mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
g) Menyiapkan tes formatif 
2)   Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan dalam perbaikan pembelajaran sebagai
berikut:
a. Pendahuluan (10 menit)
Orientasi:
 Guru melakukan pembukaan dengan mengucapkan
salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin do’a
 Guru menanyakanl keadaan siswa dan mengabsen
kehadiran siswa
 Menyanyikan lagu nasioanal.
Apersepsi:
 Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi
guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.
Pemberian Acuan:
 Memberi tahu materi pelajaran yang akan dicapai pada
pertemuaan saat ini
 Memberitahu tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, dan tujuan pembelajaran.

16
b. Kegiatan Inti ( 35 menit )
Eksplorasi:
Mengamati
 Mengamati contoh benda berbentuk kubus dan balok
yang diperlihatkan oleh guru
 Peserta didik membaca tentang tentang pengertian
bangun ruang, sisi, rusuk dan titik sudut
 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
macam – macam bangun ruang, sifat-sifat bangun
ruang, dan jaring – jaring bangun ruang

Menanya
 Peserta didik memberikan tanggapan hasil
penjelasan guru tentang pengertian bangun ruang,
sifat-sifat bangun ruang, sisi, rusuk dan titik sudut,
dan jaring – jaring bangun.
Elaborasi
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
 Guru membagikan lembar Kerja siswa ke tiap
kelompok.
 Siswa mendiskusikan dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru
 Guru berkeliling memberikan bimbingan kepada
kelompok yang memerlukan.
 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
Konfirmasi
Guru memberikan arahan dan masukan terhadap hasil
diskusi kelompok siswa.
c. Penutup ( 25 menit )

17
 Siswa bertanya jawab dengan guru untuk
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dilakukan.
 Guru memberikan refleksi mengenai materi yang sudah
dipelajari
 Melakukan evaluasi dengan mengerjakan soal tes
 Guru memberikan tindak lanjut berupa PR, untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai materi
yang telah dipelajari.
 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapakan
syukur dan memberikan salam

3) Pengamatan
a) Observer mencatat semua temuan pada soal proses
pembelajaran
b) Observer mencatat semua temuan pada saat proses
pembelajaran, melalui lembar observasi untuk mengamati
keterampilan guru serta aktifitas siswa dalam pembelajaran.
c) Peneliti dan pengamat berdiskusi tentang temuan dalam
proses pembelajaran dan mengambil kesimpulan sebagai
hasil refleksi.
4) Refleksi
a) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada
siklus II.
b) Mengevalluasi secara umum proses dan hasil pembelajaran
siklus II.
c) Merencanakan perbaikan pembelajaran untuk
mempertahankan mutu secara berkelanjutan.
d) Membuat simpulan dan laporan.

C. Teknik Analisis Data     

18
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat
kuantitatif dan kaulitatif. Peneliti memperoleh data melalui pengamatan atau
observasi, dokumentasi dan tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa.Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif dalam bentuk tes. Analisis
tingkat keberhasilan atau ketuntasan belajar siswa setelah pembelajaran
berlangsung  pada  setiap siklusnya. Data kualitatif berupa data hasil
observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, dan angket dalam
pembelajaran. Data kualitatif dalam penelitian  berupa data hasil observasi
keterampilan guru dan aktivitas diorganisasikan ke dalam kategori sangat
baik, baik, cukup, dan kurang sesuai dengan skor yang telah ditetapkan.

IV. Hasil dan Pembahasan


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Deskripsi data prasikulus
Berikut ini adalah data awal hasil belajar siswa kelas IV SDN 2
Kedamaian Bandar Lampung yang diperoleh saat peneliti melakukan
prasiklus yaitu dengan memberikan tes awal kepada seluruh siswa dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Tabel 4.1 hasil belajar prasiklus siswa kelas IV
SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung
No Nama Hasil Tes Siswa
Nilai Tuntas Tidak tuntas
1. Adira Puspita Sari 70 
2. Ahmad Risky 50 
3. Andreansyah l 45 
4. Farrel 60 
5. Farel Dwi Aditya 70 
6. Fauzan Adi Putra 40 
7. Indra Jaya Kusuma 80 
8. M,.Alif Araihan 80 
9. M. Dimas A.S 85 
10. M. Khairul A 75 
11. M. Padil A 70 
12. M. Ravi Isnaini 30 
13. Nabila A.Z 90 
14. Nadine Aulia C 60 
15. Nur Intan 55 
16 Pinkan Rahmadani 35 
17. Rahma Claudia Q 40 

19
18. Regina Devita P 55 
18. Ridho Aprilino 70 
20. Resa Marzahra 60 
21. Vania Larisa H 55 
22. Zahra Nazila 50 
Jumlah 1325 9 13
Rata – rata 60,22 0,40 0,60
Persentase 40% 60%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa nilai tertinggi yaitu 90 dan nilai
terendah 30. Hasil rata – rata tes siswa yang diperoleh yaitu 60,22. Dari
22 siswa terdapat 9 siswa yang sudah tuntas, dan 13 siswa lainnya
dinyatakan belum tunas. Maka dapat dilihat dari rata – rata nilai siswa
masih belum mencapai kkm. Berdasarkan persentase lebih banyak siswa
yang belum tuntas yaitu 60%, dibandingkan siswa yang sudah tuntas
hanya 40%. Untuk itu perlu dilakukan tindakan agar para siswa
mendapatkan hasil minimal KKM yaitu 65. Berdasarkan hasil tes
prasiklus di atas peneliti akan melakukan tindakan dalam proses
pembelajaran matematika yaitu kegiatan pembelajaran matematika
menggunakan media konkret yang akan diterapkan disiklus I dan siklus
II.
2. Deskripsi Data Siklus I
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus I adalah hasil tes individu
pada pembelajaran matematika materi sifat – sifat dan jaring – jaring
bangun ruang kubus dan balok. Soal tes disiklus 1 berbentuk soal pilihan
ganda dan pengerjaannya secara individu. Jumlah siswa yang mengikuti
tes siklus I adalah 22 siswa.
Berikut ini hasil belajar Ranah Kognitif di siklus 1:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif di siklus 1
No Nama Hasil Tes Siswa
Nilai Tuntas Tidak tuntas
1. Adira Puspita Sari 70 
2. Ahmad Risky 45 
3. Andreansyah 40 
4. Farrel 70 
5. Farel Dwi Aditya 75 
6. Fauzan Adi Putra 45 
7. Indra Jaya Kusuma 80 

20
8. M. Alif Araihan 70 
9. M. Dimas A.S 80 
10. M. Khairul A 75 
11. M. Fadil A 70 
12. M. Rafi Isnaini 40 
13. Nabila A.Z 90 
14. Nadine Aulia C 70 
15. Nur Intan 70 
16 Pinkan R 40 
17. Rahma Claudia Q 45 
18. Regina Devita P 70 
18. Ridho Aprilino 70 
20. Resa Marzahra 70 
21. Vania Larisa H 75 
22. Zahra Nazila 50 
Jumlah 1410 15 7
Rata – rata 64,09 0,68 0,31
Persentase 68% 31%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil belajar siswa di siklus 1


menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yaitu 64,09 dengan nilai
tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Hasil nilai rata – rata seluruh siswa
belum mencapai kkm yaitu 65, masih ada 7 siswa yang belum tuntas dan
hanya 15 siswa yang sudah tuntas. Berdasarkan persentase, hasil tes
mengalami peningkatan dari prasiklus sebelumnya dimana siswa yang
tuntas yaitu 68% dan siswa yang belum tuntas mengalami penurunan yaitu
31% yang mana hasil tes prasiklus sebelumnya mengalami peningkatan..
Untuk itu peneliti melakukan perbaiakan di siklus 2 agar hasil belajar
semua siswa dapat tuntas sehingga mencapai kkm.
3. Deskripsi Data Siklus II
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II adalah hasil tes individu
pada pembelajaran matematika materi sifat – sifat dan jaring – jaring
bangun ruang kubus dan balok. Soal tes disiklus 1I berbentuk soal pilihan
ganda dan pengerjaannya secara individu. Jumlah siswa yang mengikuti
tes siklus II adalah 22 siswa. Berikut ini hasil belajar Ranah Kognitif di
siklus 1I:
Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif di siklus 1I
No lNama Hasil Tes Siswa
Nilai Tuntas Tidak tuntas
1. Adira Puspita Sari 80 

21
2. Ahmad Risky 75 
3. Andreansyah 70 
4. Farrel 75 
5. Farel Dwi Aditya 75 
6. Fauzan Adi Putra 70 
7. Indra Jaya Kusuma 80 
8. M. Alif Araihan 70 
9. M. Dimas A.S 85 
10. M Khairul a 80 
11. M. Padil A 75 
12. M. Ravi Isnaini 60 
13. Nabila A.Z 95 
14. Nadine Aulia C 70 
15. Nur Intan 75 
16 Pinkan R 75 
17. Rahma Qlaudia q 50 

18. Regina Devita P 75 


18. Ridho Aprilino 75 
20. Resa Marzahra 80 
21. Vania Larisa H 85 
22. Zahra Nazila 80
Jumlah 1600 1715 1655 20 2
Rata – rata 75,22 0,90 0,09
Persentase 90% 0,9%

Berdasarkan tabel di atas, hasil tes siklus II menunjukkan nilai tertinggi


siswa yaitu 95, nilai terendah siswa yaitu 50. Nilai rata – rata seluruh siswa
yaiyu 75,22 hasil tersebut sudah diatas kkm, ada 20 siswa sudah
naendapatkan nilai diatas kkm dan 2 siswa masih belum mencapai kkm.
Berdasarkan persentase ketuntasan siswa, mengamlami kenaikan yang
signifikan yaitu 90% sedangkan berdasarkan persentase siswa yang tidak
tuntas mengalami penurunan yang drastis yaitu 0,9% sehingga
pembelajaran matematika menggunakan media konkret bisa dikatakan
berhasil karena terjadi peningkatan hasil belajar siswa..

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Data kondisi awal siswa kelas IV berjumlah 22 siswa, data tersebut diperoleh
dari pelaksanaan tes pra siklus. Hasil dari pelaksanaan pra siklus diketahui
bahwa nilai tertinggi 90, nilai terendah 30 dan nilai rata-rata 60,22. Terdiri
dari 9 siswa atau 40% yang sudah tuntas dan 13 siswa atau 60 % yang belum
tuntas. Berdasarkan data awal dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang

22
belum memahami materi, dan pembelajaran yang masih terpusat pada guru,
untuk itu peneliti akan melakukan tidakan agar para siswa mendapatkan nilai
yang baik, minimal sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Tindakan dapat dilakukan dengan menggunakan media konkret dalam
pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus I diperoleh
hasil belajar ranah kognitif siswa yaitu nilai rata – rata siswa 64,09, sebanyak
15 siswa atau 68% yang tuntas dan 7 siswa atau 31% yang belum tuntas, pada
siklus I ada peningkatan yang cukup dibandingkan pada hasil tes pra siklus,
walaupun pada siklus I nilai rata – rata siswa belum mencapai KKM.
Selanjutnya Pada siklus II diperoleh hasil belajar ranah kognitif siswa yaitu
nilai rata – rata siswa 75,22 banyak 20 siswa atau 90% yang tuntas dan 2
siswa atau 0,9% yang belum tuntas. Dilihat dari hasil nilai rata – rata siswa
mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu 90% siswa sudah memperoleh
nilai diatas KKM, dan mengalami penurunan pada siswa yang belum tuntas
yaitu hanya 0,9%. Perbaikan – perbaikan yang dilakukan peneliti
memperolehkan hasil dimana terdapat peningkat hasil belajar di sikulus I dan
siklus II.
Berdasarkan hasil data tersebut maka penggunaan media konkret pada
pembelajaran matematika memberikan peningkatan hasil belajar siswa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Selain itu dengan penggunaan media
konket dapat menumbuhkan keaktifan siswa dan menghilangkan rasa
kebosanan siswa saat belajar.

V. Simpulan dan Saran Tindak Lanjut


A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di
kelas IV SD N 2 Kedamaian, dapat dismpulkan bahwa penggunaan media
konkret dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 2
Kedamaian. Berikut ini adalah hasil peningkatan nilai belajar siswa kelas IV
SDN 2 Kedamaian:

23
1. Pada tahap pra siklus, hasil evaluasi menunjukkan nilai rata-rata
siswa 60,22 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30, sebanyak 9
siswa yang tuntas dan 13 siswa yang belum tuntas
2. Pada siklus I, dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
media konkret. Nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 64,09, dan
mengalami peningkatan dan penurunan terhadap jumlah siswa yang
tuntas dan belum tuntas. Sebanyak 15 siswa tuntas dan 7 siswa yang
belum tuntas.
3. Pada siklus II, pembelajaran menggunakan media konkret semakin
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi meningkat
dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang meningkat menjadi 75,22
dan jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan yaitu 20 siswa dan
jumlah siswa yang belum tuntas mengalami penurunan yaitu 2 siswa.

B. Saran
Peran media sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Setiap media
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk itu
pergunakanlah media sebaik mungkin.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
memberikan saran bagi:

1. Bagi Kepala Sekolah


Kepada kepala sekolah disarankan untuk memotivasi guru - guru dalam
menggunakan media saat proses pembelajaran. Penggunaan media
konkret sangatlah bermanfaat dalam proses pembelajaran. Selain itu,
kepala sekolah menyiapkan dana yang cukup untuk pengadaan media
tersebut sehingga dapat memfasilitasi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
2. Bagi Guru
Seorang guru hendaknya mendampingi dan membimbing saat kegiatan
pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa. Guru disarankan
dalam proses pembelajaran matematika khusus nya materi bangun ruang

24
agar dapat menggunakan media konkret yang bervariasi dalam kegiatan
pembelajaran. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media
konkret bermanfaat bagi guru dan siswa, bagi siswa, siswa tidak merasa
jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran serta memudahkan siswa
dalam menerima materi yang disampaikan. Bagi guru, dapat
mempermudah guru dalam penyampaian materi.
3. Bagi Siswa
Dalam proses pembelajaram siswa harus lebih memperhatikan materi
yang diberikan guru, agar mampu mengerjakan tugas – tugas yang
diberikan guru dan siswa harus lebih percaya diri dalam bertanya,
menjawab, maupun memberi tanggapan pada saat pembelajaran

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. .


Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran.Jakarta :Rajawali Pers.
Daryanto, D. (2013). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Jarmita, Nida dan Hazami, 2013. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui
Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada Materi
Perkalian. Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. 13, No. 2, 212-222.
La Iru dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Mulyani Sumantri, Media Pembelajaran, Bandung: Bumi aksara.
Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Sadiman, Arief (2010). Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta :Rajawali Pers.
Slameto.(2003). Belajar Dan Factor- Factor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka cipta.
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas

25
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi
Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tabrani Rusyan. (1992). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remadja Karya CV

26

Anda mungkin juga menyukai