Anda di halaman 1dari 104

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN BILANGAN DENGAN DUA ANGKA


MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET
PADA SISWA KELAS II UPTD SDN BUMIJAYA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2022/2023

OLEH :
SUNDARI YURNI
NIM 857012149

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ—UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Nama Mahasiswa : SUNDARI YURNI

NIM : 857012149

Program Studi : S1 - PGSD

Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 siklus

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1,Hari Rabu, 23 Oktober 2022

Siklus 2,Hari Rabu, 2 November 2022

Masalah yang menjadi fokus perbaikan :

a. Rendahnya hasil belajar siswa kelas III UPTD SDN Bumijaya pada mata
pelajaran Matematika

b. Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran

c. Kurangnya pemahaman siswa pada pelajaran Matematika

Mengetahui Kotabumi, November 2022


Supervisor Mahasiswa

M. ZAIDIR YULIANTO, M.Pd SUNDARI YURNI


NIP. 196210091983031006 NIM. 857012149
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan 15437
Telepon: (021) 7490941, 7434290 (Sekretaris Rektor),
Faksimile: (021) 7490147 (Bagian Umum), 012 – 7434290 ( Sekertaris
Rektor) Laman: www.ut.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Kotabumi, November 2022


Yang membuat pernyataan,

SUNDARI YURNI
NIM. 857012149

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnaya-Nya
sehingga penulis dapat menyusun laporan pemantapan kemampuan propesional
ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Nilai
Pemantapan Ketrampilan Profesional S-1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka.
Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis sudah selayaknya untuk
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
diantaranya:
1. Dra. Sri Ismulyaty, M.Si, sebagai Ketua UPBJJ Universitas Bandar Lampung
2. Ibu Nurlailywaty, S.Ip, sebagai pengelola UPBJJ-UT Pokjar Kotabumi
Selatan.
3. M. Zaidir Yulianto, M.Pd, sebagai Pembimbing dalam penyusunan laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional ini.
4. Kepala UPTD SDN Bumijaya beserta rekan-rekan guru yang telah memberi
dorongan dan dukungan selama pelaksanaan kegiatan PKP ini.
5. Teman – teman kuliah dan semua pihak yang telah membantu dan memotivasi
untuk terselesaikan laporan ini.
6. Keluarga Besarku yang tak henti – hentinya memberi motivasi untuk
terselesainya laporan ini.

Disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
berbagai faktor, diantaranya kemampuan dan keterbukaan penulis. Namun dengan
usaha yang maksimal dan semangat yang tinggi penulis berharap semoga laporan
ini mendapat nilai yang memuaskan.
Kotabumi, November 2022

SUNDARI YURNI
NIM. 857012149

iv
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................. i

Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat.................................................................... iii

Kata Pengantar ................................................................................................. iv

Daftar isi .......................................................................................................... v

Daftar Tabel ..................................................................................................... vii

Daftar Lampiran ............................................................................................... viii

Abstrak ............................................................................................................. ix

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1. Identifikasi Masalah............................................................................ 3

2. Analisis Masalah ................................................................................ 3

3. Alternatif dan Pemecahan Masalah .................................................... 3

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.................................................. 5

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran............................................... 5

v
II . KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar................................................................................................. 7

B. Pembelajaran Matematika............................................................................ 10

C. Media Pembelajaran .................................................................................... 13

D. Media Benda Konkret.................................................................................. 15

E. Materi Perkalian........................................................................................... 20

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 24

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.................................................... 25

C. Teknik Analisis Data ................................................................................... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.................................... 34

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.............................. 42

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan .................................................................................................... 46

B. Saran Tindak Lanjut .................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ...................................... 24
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Tes siswa Kondisi awal ......................................... 34
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Siklus I ................................................. 37
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Siklus I ………………………………. 40
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil dan Ketuntasan Hasil Tes Siswa Kondisi awal,
Siswa Siklus I dan Siklus II …………………………………………. 41

vii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN BILANGAN DENGAN DUA ANGKA
MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET
SISWA KELAS II UPTD SDN BUMIJAYA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

ABSTRAK

SUNDARI YURNI
NIM. 857012149
E-mail : sundarisundari885@gmail.com

Penelitian bertujuan meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian


bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret. Jenis penelitian
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek sebanyak 20 siswa. Teknik
pengumpulan data dengan teknik observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar meningkat pada
setiap siklusnya. Pada kondisi awal sebesar 46,50, meningkat menjadi 57,00
pada siklus pertama dan 68,00 pada siklus kedua, sehingga telah memenuhi
KKM=60. Penjelasan ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa (30,00%) pada kondisi
awal, menjadi 10 siswa (50,00%) pada siklus pertama dan siklus kedua
meningkat sebanyak 18 siswa (90,00%) sehingga memenuhi kriteria keberhasilan
yaitu minimal 85% siswa dinyatakan tuntas. Semua indikator dan kriteria
keberhasilan telah tercapai pada siklus kedua, sehingga proses perbaikan
pembelajaran dinyatakan selesai pada siklus kedua.

Kata Kunci: Hasil belajar, perkalian, media benda konkret

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan serangkaian


perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan.
Menurut Suherman (2018:41), pembelajaran pada hakikatnya merupakan
proses komunikasi antara siswa dengan pendidik dalam rangka perubahan
sikap. Pembelajaran juga dilakukan untuk saling berkomunikasi dan bertukar
pikiran antara guru dan siswa yang berkaitan tentang materi yang akan
diajarkan.

Pembelajaran matematika sangatlah pentin menggunakan media, karena


dengan menggunakan media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar, dan juga
membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan apa yang dipelajari. Penggunaan media dalam pembelajaran juga harus
sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Media dalam pembelajaran sangat
banyak, maka perlu melakukan pengelompokan terhadap berbagai media
pendidikan yang ada. Pengelompokan ini secara praktis dimaksudkan agar
memudahkan kita sebagai pengguna dalam memahami prinsip penggunaan,
perawatan, dan pemilihan media dalam proses pembelajaran. Setiap media
mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuannya, cara
pembuatannya, maupun cara pemakaiannya. Sebelum menggunakan media
dalam pembelajaran, guru harus memahami karakteristik, jenis serta
pengelompokan dari media yang akan digunakan. Dengan demikian, guru
harus meyakinkan dirinya bahwa media yang akan digunakan tersebut dapat
memberikan nilai positif terhadap kualitas pembelajaran yang akan dilakukan.

1
Menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali
menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya
bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih
menunjukan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan hasil
konkret dari materi pembelajaran matematika yang disampaikan, sehingga hal
tersebut berakibat langsung pada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil
yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama
guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa
dan guru sering kali beranggapan bahwa mereka mengajar hanya
menyampaikan materi kepada siswa tanpa mengetahui kondisi siswa serta
mengabaikan peran media pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran matematika perlu dirancang sebaik mungkin guna


mengkoordinasi peserta didik untuk siap belajar, menerima pelajaran dengan
bertanya dan menggali pengetahuan yang akan dipelajari. Sehingga guru pada
saat pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah tingkat MI/SD
mampu mengaplikasikan media benda konkret pada saat pembelajaran
matematika berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran matematika di kelas II


UPTD SDN Bumijaya, diperoleh penjelasan bahwa Kriteria Ketuntasan
Minimal pelajaran matematika di UPTD SDN Bumijaya adalah 60. Namun
kenyataannya dari hasil evaluasi belajar siswa sangatlah memprihatinkan.
Setelah melaksanakan evaluasi pelajaran matematika materi perkalian bilangan
dengan dua angka diperoleh hasil 6 siswa atau 30% sudah mengalami
ketuntasan sedang 17 siswa atau 80% masih di bawah KKM dengan perolehan
nilai tertinggi 70 dan terrendah 30 dan perolehan rata-rata secara klasikal
sebesar 46,50.

2
1. Identifikasi Masalah

a. Pembelajaran matematika belum menggunakan menggunakan media


pembelajaran yang tepat, sehingga tidak merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa untuk belajar
b. Penggunaan media dalam pembelajaran belum sesuai dengan materi yang akan
diajarkan.
c. Guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa
dan guru sering kali beranggapan bahwa mereka mengajar hanya
menyampaikan materi kepada siswa tanpa mengetahui kondisi siswa serta
mengabaikan peran media pembelajaran.

2. Analisis Masalah

a. Kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam


proses belajar siswa.
b. Guru dalam menjelaskan tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
c. Guru belum melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting diberikan


kepada peserta didik mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga
perguruan tinggi tujuannya untuk memahami betapa pentingnya Matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar matematika pentingnya
menekankan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik
akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam
menemukan pola (pattern) dan hubungan atau keterkaitan (relation).
Perubahan dalam proses belajar ini, merupakan usaha luar biasa untuk selalu
meningkatkan mutu pembelajaran matematika (Muhsetyo, 2007:16).
Dengan menggunakan media benda konkret para siswa lebih mudah
memahami hal-hal konkret yang ada di lingkungannya. Dengan menggunakan

3
alat-alat peraga seperti: gelas, kue, buah-buahan, kertas Matematika dan lain
sebagainya ternyata sangat membantu siswa memahami konteks permasalahan
yang ada. Dengan membawa alat peraga tersebut siswa merasa bahwa aplikasi
matematika begitu dekat di dalam keseharian mereka. Alat-alat peraga tersebut
ternyata menyederhanakan konsep-konsep yang sulit menjadi mudah dipahami.
Penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran siswa dapat
melihat, meraba, mengungkapkan dengan memikirkan secara langsung obyek
yang sedang mereka pelajari (Ibrahim, 2012:122). Sehingga konsep abstrak
yang baru dipahami oleh peserta didik akan teringat dalam benak peserta didik
apabila peserta didik tersebut belajar melalui berbuat, bukan hanya melalui
mengingat-ingat tentang fakta materi yang diajarkan oleh guru matematika.
Penggunaan media benda konkret sangat diperlukan untuk mempermudah
pemahaman siswa kelas II terhadap materi pelajaran matematika. Oleh karena
itu penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang hasil dari penggunaan media
benda konkret dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas II.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan sebelumnya, maka peneliti


mengambil prioritas pemecahan masalah yaitu : “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Materi Perkalian Bilangan Dengan Dua Angka
Menggunakan Media Benda Konkret Pada Siswa Kelas II UPTD SDN
Bumijaya Tahun Pelajaran 2022/2023”.
B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat


disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah proses belajar siswa pada pembelajaran matematika perkalian
bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret kelas II SDN
Bumijaya Tahun Pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika
materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda
konkret pada siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya Tahun pelajaran 2022/2023?

4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran


matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media
benda konkret pada siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya tahun pelajaran
2022/2023.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan


manfaat sebagai berikut:
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pemilihan pengembangan media
pembelajaran khususnya media benda konkret. Memberikan informasi tentang
penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran matematika pada kelas
II di UPTD SDN Bumijaya tahun pelajaran 2022/2023 dan sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya mencapai tujuan khususnya penggunaan media
benda konkret.

a. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman belajar dan meningkatkan pemahaman konsep
perkalian bilangan dengan dua angka siswa melalui penggunaan media benda
konkret.
2) Penggunaan media benda konkret dapat merangsang kemampuan berfikir
siswa dalam pemecahan masalah, meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi
siswa, dan dapat menumbuhkan sikap kerja sama antar siswa

b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih pendekatan dan tipe
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan pada siswa.

5
2) Sebagai alternatif pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
dan aktivitas siswa serta upaya mengurangi dominasi guru dalam proses
pembelajaran.
3) Meningkatkan profesionalisme guru dalam menentukan pendekatan
pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik mata pelajaran, dan karakteristik
siswa.

c. Bagi Sekolah
1) Memberi informasi apakah penggunaan media benda konkret dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya.
2) Dapat memberi sumbangan pemikiran kepada pengelola sekolah dalam
rangka perbaikan model pembelajaran yang bervariasi.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam Nana Sudjana, (2011: 34) Hasil Belajar


‘adalah kapabilitas pada kemampuan yang diperoleh dari proses belajar’.
Hasil Belajar dapat dikategorikan dalam lima macam yaitu:
1) Informasi Verbal, yaitu kemampuan seseorang untuk menerangkan
pikirannya dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
2) Keterampilan Intelektual, yaitu kemampuan yang dimiliki menghubungkan
konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian, pemecahan suatu
masalah.
3) Strategi Kognitif, yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan
mengarahkan aktivitas mentahnya sendiri dalam memecahkan persoalan
yang dihadapinya.
4) Sikap, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan
dengan menerima dan menolak sesuatu obyek berdasarkan pengertian atas
obyek itu.
5) Ketrampilan Motorik, yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan
serangkaian gerakan jasmani dan anggota badan secara terpadu dan
terkoordinasi.

Subino, (2012: 13) menjelaskan bahwa “hasil belajar adalah meliputi


pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperoleh dari proses
belajar mengajar di sekolah”. Bloom dalam Rudi Susilana (2016:102)
mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan 6 tingkatan yaitu:
1) pengetahuan; 2) pemahaman; 3) Aplikasi; 4) Analisa; 5) Sintesa; dan 6)
evaluasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara
keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif, maupun

7
psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana
sampai pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan
pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

Hasil belajar meliputi tiga aspek penilaian, yaitu aspek kognitif,


afektif dan psikomotor. Hasil belajar pada aspek kognitif yang dimaksud
adalah kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah
dipelajari dan kemampuan intelektual yang diukur dalam prestasi belajar.
Pengumpulan data aspek kognitif ini dilakukan melalui tes tertulis setelah
pembelajaran (postes). Hasil belajar pada aspek afektif yang dimaksud
meliputi sikap dan nilai siswa dalam pembelajaran IPA, seperti kerjasama
dalam diskusi dan percobaan, kejujuran dalam pengambilan data, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Adapun Bloom yang banyak mmendapat pengaruh dari Carrol dalam
”Model of School Learning”-nya berusaha untuk mengatakan sejumlah
kecil variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Thesis Central
Model. Bloom menyatakan bahwa variasi dalam ”Cognitive Entry
Behaviours” dan ”Afektif Entry Characteristics” dan kualitas pengajaran
menentukan hasil belajar, Bloom yakin bahwa variabel kualitas pengajaran
yang tercermin dalam penyajian bahan petunjuk latihan tes (tes formatif),
proses balikan dan perbaikan penguatan partisipasi siswa harus sesuai
dengan kebutuhan siswa, (Bloom,dalam Rudi Susilana, 2016:102).

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-
faktor yang berada diluar diri siswa. Yang tergolong faktor internal ialah:
a. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang
diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh dan
sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang
meliputi:
1) Faktor intelektual terdiri atas:

8
a) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.
b) Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.
2) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu
seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri,
penyesuaian diri, emosional dan sebagainya.
c. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis, yang tergolong faktor
eksternal ialah:
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Faktor lingkungan keluarga
b) Faktor lingkungan sekolah
c) Faktor lingkungan masyarakat
d) Faktor kelompok
2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi,
kesenian dan sebagainya.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan
sebagainya.
4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak
langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang.
Karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar
yaitu motivasi berprestasi, intelegensi dan kecemasan.
a. Karakteristik Perilaku Belajar
Menurut Abin Syamsuddin (2011: 158). Ciri perubahan yang merupakan perilaku
belajar diantaranya:
1. Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan
itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya dan bukan secara kebetulan.

2. Bahwa perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan
(normative) atau criteria keberhasilan (criteria of success) baik dipandang
dari segi siswa (tingkat abilititas dan bakat khususnya, tugas
perkembangan dan sebagainya) maupun dari segi guru
b. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

9
Agar kita dapat mencapai keberhasilan belajar yang maksimal, kita harus
memahami factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Menurut
Thursan Hakim, (2014: 11) “faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal”.
1) Faktor Internal, terdiri dari:
a) Faktor Biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan
fisik atau jasmani individu yang bersangkutan, diantaranya kondisi fisik
yang normal, kondisi kesehatan fisik.
b) Faktor Psikologis, yaitu meliputi segala hal yang berkaitan dengan
kondisi mental seseorang, diantaranya intelegensi, kemauan, bakat dan
daya ingat.
2) Faktor Eksternal terdiri dari: faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, faktor waktu.

B. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu mathein atau manthenien


yang berarti mempelajari (Wahyudi dan Budiono, 2012:1). Matematika
menurut Kline dalam Abdurrahman (2003:252) merupakan ”bahasa simbolis
dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan cara bernalar induktif”. Sejalan dengan hal itu, Susanto (2015:189)
mengemukakan ”bahwa matematika merupakan cara berpikir logis yang
dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang
telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut”. Sementara itu, Paling
dalam Wahyudi dan Budiono (2012:6) mengemukakan bahwa matematika
merupakan ”cara yang digunakan untuk menemukan jawaban tentang masalah
pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran”. Seperti pengertian matematika
yang ditegaskan oleh Subarinah dalam Wahyudi dan Kriswandani (2013:9)

10
bahwa matematika merupakan ”sebuah sistem matematika yang dapat
digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata”.

Matematika adalah ilmu yang dinyatakan melalui angka-angka ataupun


simbol-simbol (Wahyudi dan Budiono, 2012:5). Sementara itu, Wahyudi dan
Kriswandani (2013:11) mengutarakan bahwa ”matematika merupakan ilmu
dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain”. Dari
berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu
yang mempelajari angka ataupun simbol-simbol yang digunakan untuk
perhitungan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika berdiri sebagai ilmu
matematika dan matematika sekolah. Ilmu matematika memiliki cakupan
bilangan, bangun, simbol, aturan-aturan yang berhubungan dengannya dan juga
meneliti bangun, susunan, kuantitas, dan pengertian-pengertian terkait
(Soemoenar dkk. 2014:1.6). Sedangkan matematika yang diajarkan di tingkat
sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah disebut sebagai matematika
sekolah (Depdikbud dalam Wahyudi dan Kriswandani, 2013:11). Dengan
demikian ilmu matematika memiliki cakupan yang lebih luas daripada
matematika sekolah dan matematika sekolah adalah bagian dari ilmu
matematika.

Menurut Soemoenar dkk. (2014:1.11) matematika sekolah ”terdiri atas


bagian-bagian matematika yang terpilih guna menumbuhkembangkan
kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi siswa”. Matematika
merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai setiap manusia terutama oleh siswa
karena matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia
(Wahyudi dan Budiono, 2012:7). Alasan perlunya siswa belajar matematika
menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2003:253) adalah: Karena matematika
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola
hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya. Sejalan dengan hal itu, menurut Wahyudi dan

11
Kriswandani (2013:11) ”matematika SD digunakan untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif
serta kemampuan bekerjasama”. Bidang studi matematika yang diajarkan di
SD menurut Abdurrahman (2003:253) ”mencakup tiga cabang, yaitu
aritmetika, aljabar, dan geometri”.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika SD adalah ilmu
matematika sederhana yang diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar dengan
tujuan meningkatkan segi kognitif, sikap dan keterampilan siswa SD.

b. Pembelajaran Matematika SD

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng dalam Uno (2017:2)


adalah ”upaya untuk membelajarkan siswa”. Sedangkan menurut Ibrahim dan
Syaodih (2010:30) ”pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa
dalam proses belajar-mengajar”. Sementara itu, Aisyah dalam Wahyudi dan
Kriswandani (2013:13) mengemukakan bahwa ”pembelajaran berpusat pada
kegiatan siswa belajar dan bukan berpusat pada kegiatan guru mengajar”. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Dananjaya (2012:27) bahwa ”pembelajaran
merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya”.
Dengan demikian pembelajaran menuntut guru untuk mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran. Demikian juga dalam pembelajaran matematika,
seperti yang disebutkan oleh Wahyudi dan Kriswandani (2013:13)
”pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk
berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika”. Sejalan dengan hal
itu, Susanto (2015:188) mengemukakan bahwa ”pembelajaran matematika
bukan hanya sebagai transfer of knowledge, yang mengandung makna bahwa
siswa merupakan objek dari belajar, namun hendaknya siswa menjadi subjek
dalam belajar”.
Ada dua objek pembelajaran matematika sekolah menurut Soemoenar dkk.
(2014:1.11) yaitu: Objek langsung pembelajaran matematika sekolah dan
objek tidak langsung pembelajaran matematika di sekolah. Objek langsung
pembelajaran matematika sekolah adalah Fakta, Konsep, Prinsip dan

12
Keterampilan. Objek tidak langsung matematika sekolah diantaranya adalah
disiplin diri, kemahiran matematika, apresiasi terhadap masalah matematika,
dan berpikir secara matematika yaitu logis, rasional dan eksak.

Dari uraian tersebut jelas bahwa pembelajaran matematika SD yang


dirancang oleh guru tidak hanya berorientasi pada segi kognitif namun juga
segi sikap dan keterampilan siswa. Namun pembelajaran matematika di SD
dalam kenyataannya sering berpusat pada guru sehingga siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru, menghafal rumus yang sudah jadi, berlatih
mengerjakan soal dengan rumus yang ada tanpa memahami makna dan tujuan
pembelajaran matematika (Wahyudi dan Budiono, 2012:8).

C. Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2006: 3), Kata media berasal dari kata latin medius yang
secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau, “pengantar”. Dalam bahasa
arab, media adalah (wassail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.istilah “media“ bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan
dengan kata teknologi yang berasal dari kata latin “tekne’ bahas inggris “art”
dan “logos” bahas indonesia “ilmu”. Menurut Boove (dalam Hujar Sanaky,
2009: 3), media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan. Penggunaan media dalam proses pembelajaran cukup penting, hal ini
dapat membantu para siswa dalam mengembangkan imajinasi dan daya pikir.
Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajran adalah alat, metode, dan
tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.
Menurut Gerlach dan Ely 1971 (Azhar Arsyad, 2006: 3), media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap. Dalam pengertiian ini, guru, buku tek, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai media alat-alat grafis,

13
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Menurut Sudarwan Danim (1994 : 7),
media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau perlengkapan yang
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa
atau peserta didik. Alat bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan
komunikasi adalah sistem penyampaiannya.

Gagne dan Briggs (Azhar Arsad, 2006: 4), secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape
recorder, kaset, vidio camera, vidio recorder, film, slide ( gambar bingkai ),
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah
komponen sumber belajar atau bahan fisik yang mengandung materi
instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Romiszowski ( Basuki dan Farida, 2001 : 12 ) media ialah


pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan ( yang dapat berupa
orang atau benda ) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar,
penerima pesan ialah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan
siswa melalui indra mereka. Siswa dirangsang oleh media itu untuk
menggunakan indranya untuk menerima informasi. Gagne (Arif S. Sadiman
dkk, 1986 : 6 ), menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya dalam belajar. Sementara
itu Brings (Arif S. Sadiman dkk, 1986 : 6 ), berpendapat bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh contohnya.
Yusufhadi Miarso dkk (1994: 201), memberikan batasan bahwa media
merupakan semua bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses
penyampaian informasi. Media merupakan sebuah perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima, misalnya: tv, film, foto, radio,
rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan
sejenisnya merupakan sebuah media komunikasi. Apabila media media

14
tersebut membawa pesan atau informasi yang bertujuan untuk insrtuksional
pendidikan maka media itu dapat dikatakan sebagai media pembelajaran,
walaupun pada hakikatnya media tersebut tidak secara khusus direncanakan
untuk keperluan pembelajaran. Media-media di atas hanyalah hasil teknologi
yang merupakan sarana untuk menyampaikan informasi yang dapat digunakan
untuk keperluan pembelajaran.

Jadi media pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang yang


penting dalam proses peningkatan kualitas pembelajaran. Hal tersabut
disebabkan adanya perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan yang
menurut efisiensi dan evektivitas dalam pembelajaran. Untuk mencapai
tingkat efisiensi dan evektivitas yang memadai, salah satu usaha yang perlu
dilakukan adalah mengurangi system penyampaian bahan pelajaran yang
bersifat varbalistik dengan mengembangkan media pembelajaran sebagai alat
bantu ,ataupun sumber belajar.

D. Media Benda Konkret

a. Pengertian Media Benda Konkret

Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 119), menyatakan bahwa


“media benda konkret adalah objek yang sesungguhnya yang akan
memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari
berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan
tertentu.

” Pengertian media benda konkret juga dapat diartikan alat peraga seperti
yang dikemukakan oleh Subari (1994:95), bahwa “alat peraga adalah alat
yang digunakan oleh pengajar untuk mewujudkan atau mendemonstrasikan
bahan pengajaran guna memberikan pengertian atau gambaran yang sangat
jelas tentang pelajaran yang diberikan.” Selanjutnya Subari juga menjelaskan
bahwa ditinjau dari sifatnya alat peraga dibedakan menjadi tiga, yaitu: alat-

15
alat peraga yang asli, alat-alat peraga dari benda pengganti, alat-alat yang
terbuat dari benda abstrak. Berdasarkan tiga macam alat peraga yang
disebutkan, masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda.
Pengertian yang berkaitan dengan media benda konkret yaitu alat peraga yang
asli, dimana menurut Subari “alat-alat peraga yang asli maksudnya adalah
benda-benda yang digunakan untuk alat peraga itu benda yang sebenarnya.”

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan


bahwa Benda Konkret ini merupakan benda yang sebenarnya, benda/media
yang membantu pengalaman nyata peserta didik. Media benda konkret
memiliki fungsi selain untuk memberi pengalaman nyata dalam kehidupan
siswa juga berfungsi untuk menarik minat belajar siswa.

b. Penggunaan Media Benda Konkret

Penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam


kegiatan belajar itu terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-
kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami maknanya. Penggunaan
media benda konkret dalam pembelajaran tentu memiliki tujuan agar
pembelajaran yang dilaksanakan mencapai target atau standar ketuntasan
yang telah ditetapkan, seperti yang dikemukakan oleh Mulyani Sumantri dan
Johar Permana (2001: 153), tujuan dari penggunaan media yaitu untuk
membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta
didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara
cepat, dan akurat.
Secara khusus media pengajaran digunakan mempunyai tujuan dalam
pengajaran seperti yang dikemukakan oleh Mulyani Sumantri dan Johar
Permana (2001: 153), penggunaan media pengajaran digunakan dengan
tujuan sebagai berikut: memberikan kemudahan kepada peserta didik,
memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi, menumbuhkan
sikap dan keterampilan, menciptakan situasi belajar yang tidak dapat
dilupakan peserta didik.

16
Selanjutnya Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 156),
mengungkapkan prinsip-prinsip dalam pemilihan media yang akan digunakan
dalam pembelajaran, diantaranya: media harus sesuai dengan tujuan
pengajaran, media harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik,
media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, media harus sesuai
dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat,
dan media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan penggunaan media


benda konkret dalam pembelajaran siswa SD sangat membantu kelancaran
dan penyampaian materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik dan dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan yang lebih tahan
lama, karena peserta didik mendapatkan pengalaman secara nyata dan
langsung. Seperti yang disampaikan oleh Silberman (2002:3) dengan
menambah media dalam pembelajaran, ingatan akan meningkat dari 14 %
hingga 38%.

b. Manfaat Media Benda Konkret

Penggunaan media konkret dalam proses pembelajaran membawa dampak


yang sangat luas terhadap pola pembelajaran tingkat sekolah dasar. Sebagian
besar materi pembelajaran di SD bersifat imajinatif baik rasional maupun
tidak, baik yang menyangkut saintifik dan non sains.
Hal tersebut berbeda dengan pola pembelajaran sekolah kejuruan yang
mutlak harus menampilkan media asli ke dalam ruang belajar. Akan tetapi
dengan luasnya bidang pembelajaran di SD yang meliputi IPA, IPS,
Matematika, Bahasa hingga keterampilan sehingga menyulitkan kita apabila
semua pembelajaran harus dilengkapi dengan media asli. Sehingga timbul
gagasan untuk memanipulasi benda asli agar menjadi media yang mendekati
asli. Hal tersebut akan memudahkan siswa untuk membangun struktur
konsepnya di otak.
Secara rinci berikut manfaat dari media konkret :

17
1. Memudahkan siswa dalam membangun struktur kognitif dalam
membentuk konsep.
1) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran agar sesuai dengan
program yang sudah ditetapkan.
2) Mengefektifkan proses pembelajaran
3) Meningkatkan interaksi komponen pembelajaran
Seperti yang dikutip oleh Arsyad (2006:25), merinci manfaat media pendidikan
sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena
itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar
hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membant perkembangan
kemampuan berbahaya.
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan
membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak.

Manfaat media pembelajaran menurut Purnamawati dan Eldarni (2001: 4) yaitu:


1) Membuat konkret konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
peredaran darah;
2) Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan
belajar;
3) Menampilkan objek yang terlalu besar, misalkan pasar, candi;
4) Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang;
5) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat;
6) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya;
7) Membangkitkan motivasi belajar;

18
8) Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar;
9) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan;
10) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan ruang);
11) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat
media pembelajaran benda konkret yaitu:
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis;
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra;
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar;
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya;
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.

c. Keunggulan dan Kelemahan Media Benda Konkret

Keunggulan media pembelajaran menurut Harjanto (1997: 245) yaitu:


a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya);
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra;
c) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif siswa;
d) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 176), kelemahan media
benda konkrit antara lain: memerlukan tambahan anggaran biaya pendidikan,
memerlukan ruang dan tempat yang memadai jika media tersebut berukuran besar,
apabila media yang diperlukan sulit didapat ditempat tersebut, maka akan
menghambat proses pembelajaran, baik guru atau siswa harus mampu

19
menggunakan media pembelajaran tersebut. Namun dari kelemahan penggunaan
media benda konkret tersebut diatas, tidak akan mengurangi manfaat atau
memberikan dampak kerugian yang begitu besar terhadap proses pembelajaran.

E. Materi Perkalian

Definisi Perkalian

Perkalian merupakan topik bahasan yang penting karena perkalian sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Perkalian adalah penjumlahan berulang (Heruman,
2013: 22). Perkalian dapat dikatakan sebagai salah satu operasi hitung bilangan.
Operasi hitung bilangan meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Menurut Haryono, dkk (2014: 4) perkalian adalah penjumlahan
berulang dari bilangan yang sama pada setiap sukunya. Definisi perkalian : jika a
dan b bilangan, maka a x b = b + b + b + ... atau ab adalah penjumlahan berulang
yang mempunyai a suku dan tiap-tiap suku adalah b, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebelum mempelajari pembelajaran perkalian, siswa harus terlebih dahulu
menguasai penjumlahan. Perkalian dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
dan perkalian berguna alam memecahkan permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Perkalian berguna dalam pemecahan masalah dalam
kehidupan, sehingga dalam pembelajaran perkalian bisa dimulai dari situasi dalam
kehidupan sehari-hari (Runtukahu, 2014: 114).
Pembelajaran perkalian dibagi menjadi dua yaitu perkalian dasar atau perkalian
dua bilangan satu angka dan perkalian lanjut atau perkalian yang melibatkan lebih
dari bilangan 2 angka (Haryono, dkk. 2014: 59). Perkalian dasar atau perkalian
dua bilangan satu angka, contoh Nadia menghitung pensil yang terdapat dalam 11
kotak, masing-masing kotak berisi 7 pensil, maka kalimat matematikanya adalah
11 x 7 = 77 pensil. Perkalian lanjut atau perkalian lebih dari bilangan 2 angka,
contoh 10 x 16 = 160.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan


penjumlahan berulang sehingga syarat utama supaya bisa menguasai perkalian

20
adalah dengan menguasai penjumlahan terlebih dahulu. Pembelajaran perkalian
dapat dimulai dengan memperlajari dan mengaitkan pembelajaran dengan
permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Perkalian Bilangan Cacah

Bilangan merupakan bagian dari matematika. Bilangan adalah bagian dalam


sistem matematika yang bersifat abstrak dan dapat ditambah, dikurang, dikali, dan
dibagi (Haryono, dkk. 2014: 1). Bilangan berkaitan dengan operasi hitung
bilangan yang bersifat abstrak. Bilangan merupakan konsep matematika yang
digunakan dalam pemecahan masalah dan pengukuran (Haryono, dkk. 2014: 49).
Bilangan dibagi menjadi beberapa, yaitu bilangan kompleks, bilangan imajiner,
bilangan riil, bilangan irasional, bilangan rasional, bilangan pecahan, bilangan
bulat, bilangan cacah, bilangan asli, bilangan nol, bilangan ganjil, bilangan genap,
bilangan prima, dan bilangan komposit.
Bilangan cacah didefinisikan sebagai gabungan bilangan asli dengan bilangan 0
(nol), bilangan asli adalah himpunan A = (1,2,3,..) jadi bilangan cacah dapat di
definisikan sebagai himpunan C = (0,1,2,3,4,....). Materi bilangan Terdapat 4
operasi hitung bilangan cacah yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Sifat-sifat perkalian pada bilangan cacah yaitu:
1) Sifat Komutatif atau Pertukaran
Sifat komutatif didefinisikan untuk semua bilangan cacah a dan b berlaku a x
b = b x a yang artinya hasil dari suatu perkalian tidak berubah apabila pengali
dan yang dikalikan ditukar, contohnya 6 x 7 = 42 dan 7 x 6 = 42.
2) Sifat Asosiatif atau Pengelompokan
Sifat asosiatif memiliki contoh yakni menggunakan tiga bilangan cacah
kemudian dua bilangan pertama dikalikan terlebih dahulu kemudian dikalikan
dengan bilangan ketiga. Hasil kali bilangan pertama kedua atau ketiga yang
dikalikan terlebih dahulu kemudian dikalikan lagi dengan bilangan pertama
atau kedua misalkan (4 x 2) x 3 = 4 x (2 x 3). Apabila dua bilangan pertama
atau dua bilangan terakhir dikalikan terlebih dahulu dan hasilnya sama, maka
bisa diartikan bahwa perkalian bilangan cacah memenuhi sifat asosiatif.

21
Contoh:
2. x 6 x 4 = (2 x 6) x 4 = 12 x 4 = 48 atau
2 x 6 x 4 = 2 x (6 x 4) = 2 x 24 = 48
3) Sifat Distributif atau Penyebaran
Sifat distributif didefinisikan apabila setiap bilangan cacah a, b, c berlaku
sifat a x (b + c) = (a x b ) + ( a x c), misalkan 4 x (2 x 3) = (4 x 2) + (4 x 3)
maka diartikan bahwa himpunan bilangan cacah perkalian terhadap
penjumlahan bersifat distributif.
4) Sifat Tertutup Sifat tertutup dalam perkalian bilangan cacah adalah apabila
ada dua bilangan cacah atau lebih dikalikan maka hasilnya bilangan cacah
juga misalnya 3 x 2 = 6 dan 7 x 3 = 21, angka 6 dan 21 adalah bilangan
cacah.

5) Sifat Identitas
Bilangan 1 adalah elemen identitas perkalian sehingga bilangan cacah a
berlaku 1 x a = a dan a x 1 = a sedangkan bilangan 0 (nol) berkalu 0 x a = 0
dan a x 0 = 0 misalkan 3 x 1 = 3 dan 5 x 0 = 0.

Sifat-sifat perkalian bilangan cacah yang digunakan di kelas II sekolah dasar


adalah sifat komutatif dan sifat identitas. Sifat perkalian selain sifat komutatif dan
sifat identitas belum dapat diajarkan di kelas II karena sifat yang lain tergolong
sulit untuk siswa kelas II sekolah dasar. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa bilangan cacah merupakan bilangan positif. Bilangan cacah
dapat dikalikan sesuai dengan sifat sifat yang ada dalam perkalian bilangan cacah.
Perkalian bilangan cacah dapat digunakan dalam pemecahan masalah di
kehidupan sehari-hari.

22
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu

Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya Semester 1
Tahun Pelajaran 2022/2023 di mana dalam kelas terdiri dari 20 siswa dengan
penjelasan siswa laki-laki sebanyak 11 siswa dan perempuan sebanyak 9 siswa.
Penelitian dilaksanakan di UPTD SDN Bumijaya yang beralamatkan di jalan
Bumirestu Kelurahan Bumijaya Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung
Utara.Pelaksanaan penelitian dari bulan September sampai bulan November
selama 3 (tiga) bulan dengan perincian jadwal secara lengkap sebagaimana Tabel
3.1

Tabel 1.
Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Minggu Ke
No Kegiatan September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Persiapan

1 Perencanaan √ √

II. Pelaksanaan

1 Proses pembelajaran √ √ √ √

2 Evaluasi √ √

3 Analisis Data √

4 Penyusunan Hasil √

III. Laporan

1 Pelaporan Hasil √ √

23
Dalam pengumpulan data tersebut, peneliti dibantu oleh teman sejawat dengan
identitas dan tugas sebagai berikut:
Nama : ELIANAWATI,S.Pd
NIP : 197005162008012014
Pekerjaan : GURU

Tugas : 1. Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajara


mulai siklus pertama samp dengan selesai.
2. Memberikan masukan tentang kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran.
3. Ikut merencanakan perbaikan pembelajaran

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

a. Jenis dan Sumber Data

Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi, 
proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh siswa.
Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah,
menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal,
proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang
keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif.

1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang
diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data
kualitatif menjadi data kuantitatif.

24
2) Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang
dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk,
pandai, dan sebagainya.

Sumber data dalam PTK dapat berasal dari subjek peneliti maupun dari luar
subjek peneliti. Sumber data dari subjek peneliti merupakan sumber data primer
(misalnya nilai ulangan harian). Sumber data dari luar subjek peneliti merupakan
sumber data sekunder (misalnya data hasil pengamatan yang dilakukan oleh
teman sejawat)

2. Teknik Pengumpulan Data


Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka teknik
pengumpulan data yang digunakan:
a. Kajian Dokumen
Kajian dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada. Kajian
dokumen atau studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2006: 221).
Dokumen tersebut meliputi data-data yang berkaitan dengan kelas yang menjadi
subjek tindakan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, buku atau
materi pelajaran, hasil pekerjaan siswa sebelumnya dan nilai yang yang diberikan
guru.
b. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2005:158).
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan
perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa. Pengamatan
dilakukan sebelum, selama, dan sesudah penelitian tindakan kelas berlangsung.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: secara partisipatif dan
nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat
ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

25
Dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak
ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut serta
dalam kegiatan (Sukmadinata, 2006: 220). Mulyanto (2006: 23) juga
mengungkapkan ”Pengamatan partisipatif yaitu pengamatan yang dilakukan
pengamat, selama proses pengamatan pengamat ikut serta dalam kegiatan yang
diamati”. Dalam penelitian jenis observasi yang digunakan adalah observasi
partisipatif sehingga peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran (tindakan).

c. Tes
Tes (test) adalah suatu alat penilaian yang digunakan untuk mengukur
kemampuan prestasi seseorang (Mulyanto, 2006: 11). Pemberian tes dimaksudkan
untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pemberian tindakan. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh
diperlukan perbandingan antara prestasi belajar sebelum dilakukan tindakan dan
prestasi belajar setelah dilakukan tindakan. Prestasi belajar sebelum dilakukan
tindakan dinilai berdasarkan dokumen atau arsip dari guru. Sedangkan prestasi
setelah dilakukan tidakan adalah dengan memberikan tes kepada siswa. Tes yang
digunakan dalam bentuk tertulis dan diberikan setiap akhir siklus penelitian.

3. Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian adalah Penelitian Tindakan


Kelas (PTK). Arikunto (2010: 2) mengungkapkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata ”penelitian”,
“tindakan”, dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam
rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam
pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode / siklus kegiatan.
Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan
tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama.

26
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action
Research.

Pelaksanaan untuk setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari empat
tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi dan interpretasi, dan tahap analisis dn refleksi. Dan setelah tahap
keempat, yaitu tahap analisis dan refleksi akan berlanjut ke tahap pertama lagi,
yaitu tahap perencanaan. Dari tahap terakhir ditemukan kekurangan atau masalah
yang muncul untuk kemudian diperbaiki dan diterapkan pada siklus berikutnya.
Siklus dalam PTK diawali dengan perencanaan tindakan, penerapan tindakan,
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan melakukan
refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan diharapkan tercapai
(Arikunto, 2010: 34).

Gambar 3.1 Alur Siklus PTK (Arikunto, 2010: 37)

Penelitian dengan penggunaan media benda konkret dilakukan dengan prosedur


yang sistematik. Prosedur penelitian tersebut dirinci mulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, hingga analisis dan refleksi yang

27
bersifat daur ulang atau siklus tindakan. Dalam penelitian dirancang dalam dua
siklus.
Siklus I

a. Perencanaan
1) Menetapkan waktu penelitian.
2) Menyusun skenario pembelajaran (RPP) dengan menerapkan pengguanaan
media pembelajaran berupa benda-benda konkrit.
3) Mempersiapkan bahan ajar, sumber belajar, media pembelajaran yang akan
digunakan.
4) Mempersiapkan lembar observasi guru, observasi aktivitas siswa, dan soal tes
formatif akhir siklus dalam pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran benda benda konkrit.

b. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan merupakan pelaksanaan dari kegiatan proses
pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu menerapkan penggunaan media konkret.
Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertugas
membantu mengamatu proses pembelajaran baik aktivitas guru maupun siswa.
Kegiatan disesuaikan dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu
sebagai berikut:

1) Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru mengkondisikan peserta didik agar siap untuk melalui pembelajaran
c) Guru dan peserta didik bersama – sama berdo’a
d) Guru menyecek kehadiran peserta didik
e) Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pelajaran
f) Guru memberikan motivasi agar peserta didik bersemangat untuk memulai
pembelajaran
g) Guru menyampaikan materi pokok pembelajaran

28
h) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari proses
pembelajaran yang berlangsung.

2) Kegiatan Inti
a) Guru membagikan siswa kedalam beberapa kelompok secara heterogen.
b) Guru menyiapkan benda konkret yang akan digunakan dalam pembelajaran.
c) Guru menjelaskan materi pembelajaran yang didukung dengan media konkret
yang telah disediakan.
d) Guru mengajak siswa untuk mengamati media konkret yang digunakan.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan
terhadap benda konkret yang telah disediakan.
f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
bersama kelompok.
g) Guru memilih secara acak dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil
dari pengamatan kelompok kedepan kelas.

3) Kegiatan Penutup.
a) Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang berlangsung
apa saja yang telah dipelajari pada hari ini.
b) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat tentang
pembelajaran pada hari ini.
d) Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa.

c. Observasi
Pada proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi
(pengamatan), dengan cara mengamati jalannya proses pembelajaran dengan
penggunaan media konkret. Dalam penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
pengamatan aktivitas belajar siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan juga
aktivitas guru dalam menerapkannya yaitu dengan menggunakan lembar
observasi.

29
d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi langkah yang dilakukan peneliti adalah mengkaji
bagaimana proses pembelajaran, dengan melihat aktivitas guru, serta bagaimana
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan adanya penggunaan media
konkret. Untuk melihat ketercapaian dari hal tersebut dilihat dalam ketercapaian
indikator pada siklus I, kemudian mengkaji kekurangan serta membuat daftar
permasalahan yang ada pada siklus I. Kemudian membuat suatu perencanaan
perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Hal ini dapat dilihat pada
perubahan siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan juga
keterlaksanaan proses pembelajaran oleh guru dengan menganalisis hasil
obeservasi sehingga dapat menyimpulkan apa yang perlu perbaikan dan juga
dapat melihat target mana yang sudah tercapai. Sehingga menjadi perbaikan di
siklus berikutnya.

2. Siklus II
Tahapan pada siklus II seperti pada siklus I, yaitu terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Yang
membedakan adalah pada siklus II dilakukan beberapa perbaikan pada
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut merupakan
hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Dengan demikian, siklus II tetap
mengacu pada siklus sebelumnya.

C. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.
Data yang diperoleh dari hasil observasi, dan dokumentasi dianalisis ke dalam
bentuk deskripsi. Analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif
berlangsung. Teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi
yang digunakan dan data yang telah diperoleh (Sukmadinata: 2006, 114)
Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Hal ini sesuai deugan
permasalahan vang akan dikaji dari tujuan penelitian. Tahap pertama
menggunakan teknik analisis deskriptif prosentase. Tahap kedua dengan

30
membandingkan antara hasil rekapitulasi nilai siklus I dengan rekapitulasi siklus
II. Analisis data terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan menggunakan
indikator sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

Data Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitaif, sedangkan skala nilai yang
digunakan adalah rentang nilai 10 sampai dengan 100. Menurut Arikunto
(2010:45) analisis data dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
Perolehan nilai setiap siswa melalui tes hasil belajar secara tertulis diolah dengan
rumus sebagai berikut :
a. Ketuntasan Belajar Klasikal
b
a= x 100 %
c
Keterangan :
A = Ketuntasan
B = Jumlah Siswa Tuntas (siswa mendapat nilai di atas 60)
C = Jumlah Seluruh Siswa

b. Nilai rata-rata

X=
∑X
n
Keterangan :
X = Nilai Rata-rata
∑X = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
n = Jumlah Seluruh Siswa

Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan kriteria


sebagai berikut :
1. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat penguasaan
materi 70% ke atas atau pencapaian nilai di atas KKM minimal sebesar 60.

31
2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil jika jumlah siswa
yang tuntas telah mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa.
3. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan aktivitas siswa) dinyatakan
berhasil jika 85% lebih dari jumlah siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Data awal diperoleh dari proses belajar mengajar sehari-hari di kelas.


Peneliti mengetahui bahwa pembelajaran matematika materi perkalian bilangan
dengan dua angka dirasa sulit bagi siswa. Hal ini menyebabkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika khususnya materi perkalian bilangan
dengan dua angka masih belum mencapai KKM. Kesulitan tersebut salah
satunya dikarenakan guru jarang menggunakan media dan metode
pembelajaran yang variatif. Selain itu, guru jarang menggunakan media dan
metode pembelajaran yang memotivasi siswa untuk menyukai pembelajaran
matematika. Metode yang digunakan biasanya hanya ceramah dan tanya
jawab, kurang bervariasi dan menarik siswa untuk mengikuti pembelajaran
matematika. Rencana tindakan yang akan peneliti lakukan adalah dengan
penggunaan media benda konkret.

Penelitian ini berlangsung selama dua siklus di mana pada masing-masing


siklus dilaksanakan dalam 2 pertemuan dan diakhirnya dengan pelaksanaan
kegiatan tes akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Pada
setiap siklus, penulis melaksanakan beberapa tahap penelitian, yaitu membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi awal yang
telah dilaksanakan sebelumnya, menyiapkan materi serta media pembelajaran
yang akan digunakan, lalu melaksanakan penelitian. Observasi terhadap.
Pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas II UPTD SDN Bumijaya pada
pembelajaran matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka pada
kondisi awal sebagai berikut :

33
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Siswa pada Kondisi Awal

Kondisi Awal
No Kategori
Jumlah %
1 Tuntas 6 30
2 Belum Tuntas 14 70
3 Jumlah 20 100

Nilai terendah 30

Nilai tertinggi 70

Rata – rata 46,5

Ketuntasan 30

Dari penjelasan Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa masih
rendah karena hanya ada 6 siswa atau 30% yang dinyatakan tuntas berdasarkan
hasil belajarnya dan 14 siswa atau 70% dinyatakan belum tuntas. Perolehan nilai
rata-rata hasil belajar secara klasikal menunjukkan angka 46,5. Untuk mengatasi
hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan penggunaan media benda
konkret dilakukan dengan prosedur yang sistematik. Prosedur penelitian tersebut
dirinci mulai dari perencanaan, pelaksanaan Tindaka dan evaluasi, hingga analisis
dan refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus tindakan.

Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Rencana tindakan pembelajaran pada tindakan pertama yaitu berisi tentang
kegiatan materi yang akan dibahas yakni tentang materi perkalian bilangan
dengan dua angka melalui penggunaan media benda konkret. Tahap
perencanaan siklus, peneliti melakukan persiapan yang perlu dilakukan pada
saat pelaksanaan siklusI. Persiapan-persiapan itu terdiri dari atas membuat

34
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kemudian menyediakan bahan ajar,
menetapkan sumber belajar, membuat lembar observasi siswa dan guru, dan
membuat LKS dan soal-soal tes akhir siklus.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus I sistematikanya
adalah sama seperti RPP yang disusun oleh guru dalam melaksanakan tugas
sehari-hari,
RPP memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, kemudian metode pembelajaran dan
media pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan I
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah melanjutkan materi tentang
perkalian bilangan dengan dua angka dengan menggunakan media benda konkret
menggunakan kelereng. Sesuai dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan,
kegiatan awal yang dilakukan yakni melakukan pemeriksanaan kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran, absensi siswa, penyampaian apersepsi. Guru
melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dibahas pada
pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru
mulai menyampaikan materi pelajaran dengan bertanya jawab tentang perkalian
bilangan dengan dua angka serta menghubungkannya dengan materi yang akan
dibahas hari ini. Siswa memperhatikan lembar kerja siswa yang diperlihatkan oleh
guru, kemudian guru membentuk 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6
siswa. Setiap kelompok diberikan lembar kerja siswa yang berisikan perkalian
bilangan dengan dua angka. Setiap kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa
yang diberikan oleh guru yang berisikan soal tentang perkalian bilangan dengan
dua angka dengan menggunakan biji kelereng. Setelah selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja mereka. Siswa diajak untuk berpikir secara logis
tentang penyelesaian soal tentang perkalian bilangan dengan dua angka
menggunakan biji kelereng secara benar. Guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya tentang kesulitan sebelum siswa mengerjakan soal evaluasi.
Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 10 nomor soal yaitu

35
berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui peningkatan daya serap siswa
terhadap materi pembelajaran.

Pada siklus ini dengan menerapkan penggunaan media benda konkret pada
pembelajaran matematika materi perkalian dengan dua bilangan dalam tahap
pelaksanaan sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Tes Siswa pada Siklus I

Kondisi Awal
No Kategori
Jumlah %
1 Tuntas 10 50
2 Belum Tuntas 10 50

Jumlah 20 100

Nilai terendah 40

Nilai tertinggi 80

Rata – rata 57

Ketuntasan 50

Persentase penguasaan siswa terhadap materi perkalian bilangan dengan dua


angka mengalami peningkatan. Data diperoleh dengan memberikan tes pada siswa
setelah siswa mendapatkan tindakan pada proses belajar mengajarnya. Dari tes
tersebut diperoleh persentase siswa yang tuntas dari kelas tersebut sebesar 50%
atau sebanyak 10 siswa mendapat nilai di atas nilai ketuntasan yaitu 60. Hal ini
menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai batasan
minimal sebesar 85% dari jumlah siswa dinyatakan tuntas dengan perolehan nilai

36
rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 57 dari batasan KKM=60. Perolehan
nilai-nilai di atas menunjukkan bahwa proses perbaikan pembelajaran pada siklus
pertama belum memenuhi kriteria keberhasilan.

c. Refleksi
Pemberian tindakan penelitian dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
untuk kelas II UPTD SDN Bumijaya pada siklus I dapat dikatakan cukup baik.
Terdapat beberapa kekurangan yang dapat diidentifikasi peneliti.
Berdasarkan hasil Observasi tindakan pada siklus I tersebut, peneliti dapat
melakukan analisis sebagai berikut :
1) Masih terdapat beberapa siswa yang belum dapat menjalin kerja sama yang
baik dengan dalam kelompok. Hal ini mungkin dikarena belum terbiasa dan masih
belum mengerti akan tujuan model pembelajaran yang diterapkan. Pengaruhnya
adalah hasil pekerjaan kelompok belum teroptimalkan dan memerlukan waktu
lama. Sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang diberikan. Selain itu
terdapat pula siswa belum bisa menggunakan media benda konret secara optimal
sehingga daya serap siswa masih rendah.
2) Saat presentasi siswa tidak berani untuk maju ke depan. Guru harus menunjuk
karena tidak ada yang dengan senang hati untuk maju ke depan.
3) Saat pengerjaan masih banyak siswa dan pasangan siswa yang minta
bimbingan. Sehingga guru kewalahan dalam menangani siswa yang bertanya.
Penyampaian materi sepertinya kurang begitu jelas dan kurang dapat dipahami
siswa.

Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun pada tindakan kedua
(siklus II) sistematikanya sama dengan (RPP) yang disusun pada siklus
sebelumnya, namun demikian berdasarkan hasil refleksi tindakan
pembelajaran siklus I maka perlu dilakukan perbaikan pada RPP siklus II.

37
Perbaikan proses pembelajaran tersebut berkenaan dengan : penggunaan media
benda konkret yang harus lebih optimal, selain itu cara membimbing,
memotivasi dan memberikan perhatian pada seluruh siswa sehingga diharapkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat dari pelaksanaan siklus I dan
memenuhi kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran. Pembagian
waktu pembelajaran yang direncanakan pada siklus II meliputi pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Tindakan pembelajaran siklus II berisi kegiatan
pembelajaran matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka dengan
menggunakan media benda konkret.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah melanjutkan materi tentang


perkalian bilangan dengan dua angka dengan menggunakan media benda konkret
menggunakan manik-manik. Sesuai dengan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan, kegiatan awal yang dilakukan yakni melakukan pemeriksanaan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, absensi siswa, penyampaian apersepsi.
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dibahas
pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
guru mulai menyampaikan materi pelajaran dengan bertanya jawab tentang
perkalian bilangan dengan dua angka serta menghubungkannya dengan materi
yang akan dibahas hari ini. Siswa memperhatikan lembar kerja siswa yang
diperlihatkan oleh guru, kemudian guru membentuk 6 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok diberikan lembar kerja siswa yang berisikan
perkalian bilangan dengan dua angka. Setiap kelompok menyelesaikan lembar
kerja sisaw yang diberikan oleh guru yang berisikan soal tentang perkalian
bilangan dengan dua angka dengan menggunakan manik-manik. Setelah selesai,
setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. Siswa diajak untuk
berpikir secara logis tentang penyelesaian soal tentang perkalian bilangan dengan
dua angka menggunakan manik-manik secara benar. Guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan sebelum siswa mengerjakan
soal evaluasi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 10

38
nomor soal yaitu berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui peningkatan daya
serap siswa terhadap materi pembelajaran.
Adapun evaluasi dengan melaksanakan tes formatif yang dilaksanakan pada
pertemuan kedua Siklus II.

Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Tes Siswa pada Siklus II

Kondisi Awal
No Kategori
Jumlah %
1 Tuntas 18 90
2 Belum Tuntas 2 10
3 Jumlah 20 100

Nilai terendah 50

Nilai tertinggi 90

Rata – rata 68

Ketuntasan 90

Persentase penguasaan siswa terhadap materi perkalian bilangan dengan dua


angka di siklus II mengalami peningkatan sebesar 90% atau 18 siswa dari 20
siswa sehingga telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu minimal 85% dari
jumlah siswa dinyatakan tuntas belajarnya.

c. Refleksi

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses yang selalu berjalan alamiah dan
tak bisa dipaksakan untuk dapat sama pada setiap pelaksanaanya. Sehingga
kekurangan atau kelemahan dapat muncul pada setiap pelaksanaanya. Bila
kekurangan telah dapat diatasi maka akan muncul kekurangan yang lain seiring

39
dengan perubahan faktor-faktor yang menyertai pelaksanaan pembelajaran. Pada
siklus II muncul kekurangan, yaitu jumlah kelompok siswa yang dapat
menunjukkan pekerjaannya di depan kelas masih terbatas. Hal ini dikarenakan
terbatasnya soal yang diberikan pada siswa. Sehingga hanya dibutuhkan beberapa
kelompok saja yang presentasi. Untuk selanjutnya soal latihan bisa dikembangkan
dan akan lebih banyak siswa yang dapat menunjukkan eksistensinya dalam
presentasi. Namun perlu diingat bahwa pada dasarnya hambatan pada siklus I
telah dapat diatasi dengan cukup baik. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan
pada setiap indikator pencapaian yang telah ditetapkan. Peningkatan yang baik
terlihat dari skor yang diperoleh siswa dari peran mereka dalam tugas kelompok.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan dapat diperoleh rata-rata persentase
aktivitas belajar siswa sebesar 35,00%. Kemudian pada siklus I penelitian ini,
rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dapat meningkat menjadi 60,00%.
Peningkatan juga masih terus terjadi pada siklus II, yaitu menjadi 95,00%. Dan
dengan penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan penguasaan materi
siswa untuk mata pelajaran matematika. Hal ini terlihat dari perbandingan hasil
belajar siswa sebelum pemberian tindakan dengan setelah pemberian tindakan
pada siklus I dan siklus II. Dari sebelum pemberian tindakan, dimana
pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, dari 20 siswa, hanya 30%
atau 6 siswa yang dinyatakan tuntas untuk mata pelajaran matematika. Rata-rata
dari nilai ulangan siswa adalah 46,5. Kemudian peningkatan yang baik dicapai
setelah diberikannya tindakan dengan penggunaan media benda konkret. Dimana
dari hasil tes yang diberikan persentase ketuntasan siswa mencapai 50,% atau 10
siswa dengan rata-rata nilai 57. Kemudian peningkatan masih terjadi pada siklus
II, yaitu ketuntasan siswa sebagai tanda tingkat pengusaan siswa terhadap materi
matematika sebesar 90% atau 18 siswa. Rata-rata untuk nilai siswa pun meningkat
menjadi 68.

Tabel 5
Rekapitulasi Hasil dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II

40
Siswa Belum
Siswa Tuntas
Nilai Tuntas
No Uraian
Rata-2 Frekuens
Frekuensi % %
i
1 Awal 46,50 6 30 14 70
2 Siklus I 57 10 50 10 50
3 Siklus II 68 18 90 2 10

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penggunaan media benda konkret dapat memberikan manfaat yang positif kepada
siswa dan juga guru. Peningkatan mutu pembelajaran yang tercermin dari
peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai dengan penerapan model
pembelajaran ini. Karena penggunaan media benda konkret ternyata tidak hanya
menggunakan satu kemampuan, tetapi mengaitkan empat kemampuan, yaitu
mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Selain itu dengan
menggunakan pasangan-pasangan kelompok belajar dapat mengajarkan kepada
siswa untuk saling berbagi pandangan atau pendapat dan menerima perbedaan.
Dan berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
matematika yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
matematika.

Media konkret merupakan benda nyata yang dapat dilihat dirasakan secara
langsung. Media konkret sangat tepat digunakan dalam pembelajaran karena
siswa pada usia siswa kelas II adalah siswa yang memiliki karakteristik
operasional konkret atau nyata. Untuk itu penggunaan media konkrit dirasa sangat
tepat digunakan, penggunaan media konkret digunkan pada saat pembelajaran di
laksanakan di kelas yaitu pada pembelajaran matematika materi perkalian
bilangan dengan dua angka. Penggunaan media konkret, langkah pertama yang
dilakukan oleh guru adalah guru membagikan siswa kedalam beberapa kelompok
secara heterogen, kemudian guru menyiapkan media benda konkret yang akan
digunakan dalam pembelajaran, langkah selanjutnya guru menjelaskan materi

41
pembelajaran yang didukung dengan media konkret yang telah disediakan, guru
mengajak siswa untuk mengamati media konkret yang digunakan, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan terhadap
benda konkret yang telah disediakan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas bersama
kelompok dan guru memilih secara acak dari setiap siklus untuk menyampaikan
hasil dari pengamatan didepan kelas.

Hal tersebut selaran dengan pernyataan (Maharani (2017) yang menyebutkan


bahwa media konkret memiliki fungsi selain untuk memberi pengalaman nyata
dalam kehidupan siswa juga berfungsi untuk menarik minat belajar bagi siswa,
dan pernyataan Indriyani et al., (2019) yang menyebtukan bahwa penggunaan
media benda konkret dalam pembelajaran juga sangat membantu kelancaran dan
penyampaian materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dan
dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan yang lebih tahan lama, karena
peserta didik mendapatkan pengalaman secara nyata dan langsung.

Keterlaksanaan langkah penggunaan media konkret tersebut memperlihatkan


bahwa adanya persiapan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran,
yaitu dimulai dari tahap perancangan hingga tahap percobaan pada pembelajaran.
Hasil yang diperoleh setelah diberikannya tindakan juga terlihat meningkat karena
guru telah melakukan persiapan seperangkat alat pembelajaran yang menjadi
tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru. Proses pembelajaran yang baik
dilatarbelakangi oleh kompetensi pedagogik guru yang baik. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Moh. Rudini (2022:482) yang menyebutkan bahwa guru
berperan dalam meningkatkan keberhasilan mutu pendidikan. Oleh sebab itu guru
harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Seorang dianggap
profesional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh
pada etika kerja, bebas dari tekanan pihak luar, produktif, efektif, efisien dan
inovatif serta didasarkan pada prinsip-prisip pelayanan prima atas dasar unsur-
unsur ilmu, kewenangan profesional serta kode etik yang regulative

42
Kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran serta penguasaannya
terhadap bahan ajar tidak cukup. Kemampuan guru dalam menguasai kelas yang
diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap perencanaan
kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks perencanaan
berikutnya, atau kebijakan perlakuan terhadap siswa terkait dengan konsep hasil
belajar tuntas. Hal ini sejalan dengan pernyataan Purwanto (2017:46) yang
menyebutkan bahwa konsep ketuntasan hasil belajar perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Pada temuan penelitian, ada temuan penelitian yaitu pembelajaran matematika


dengan menerapkan penggunaan media benda konkret membuat siswa merasa
senang dan tidak jenuh karena ketika tiba saat berpasangan, siswa berlomba-
lomba mengungkapkan pendapat dan pemikirannya sendiri yang kemudian
dihimpun menjadi satu solusi. Hal ini diperkuat pada penelitian terdahulu bahwa
siswa menyatakan senang dan pembelajaran matematika tidak berlangsung
membosankan. Banyak pengalaman baru yang yang mereka dapat dari
penggunaan media benda konkret ini.

Hal ini didukung oleh pendapat Daryanto dalam Inesa (2018:174), menyatakan
bahwa penggunaan media benda konkret membantu para siswa untuk
mengembangkan aktivitas konsep dan materi pelajaran, mengembangkan
kemampuan untuk berbagi informasi dan menarik kesimpulan, serta
mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari suatu
materi pelajaran. Melalui penggunaan media benda konkret, guru dan siswa juga
dapat memperdalam pengetahuan mengenai perkalian bilangan dengan dua angka
dengan menghadapkan siswa kepada permasalahan yang untuk dipikirkan,
dipelajari dan didiskusikan dalam proses belajar mengajar. Cara ini lebih
bermakna disebabkan para siswa dapat bekerja secara kolaboratif untuk mencapai
sebuah tujuan bersama, selain itu siswa akan mudah mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat
bagi kehidupan di luar sekolah (Trianto, 2017:42).

43
Selain itu penggunaan media benda konkret juga dapat meningkatkan kinerja
siswa tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sangat sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan
berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-
tugas akademik (Arends, 2018:5)

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


dengan menggunakan media benda konkret pada pembelajaran matematika
materi perkalian bilangan dengan dua angka pada siswa kelas II UPTD SDN
Bumijaya semester 1 tahun pelajaran 2022/2023 terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret dapat memunculkan
siswa aktif dalam belajar, seperti siswa yang aktif bertanya, mengemukakan
pendapat, dan berani tampil dalam kelompoknya. Siswa juga merasa senang
dan berkesan positif dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Siswa Kelas II UPTD SDN Bumijaya memberikan respons positif terhadap
penggunaan media benda konkret pada mata pelajaran matematika. Hal ini
terbukti dari hasil penelitian yang diperoleh dari nilai hasil belajar dan
ketuntasan belajar yang meningkat pada setiap siklusnya. Nilai hasil belajar
meningkat pada setiap siklusnya. Pada kondisi awal sebesar 46,50, meningkat
menjadi 57,00 pada siklus pertama dan 68,00 pada siklus kedua, sehingga
telah memenuhi KKM=60. Penjelasan ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa
(30,00%) pada kondisi awal, menjadi 10 siswa (50,00%) pada siklus pertama
dan siklus kedua meningkat sebanyak 18 siswa (90,00%) sehingga memenuhi
kriteria keberhasilan yaitu minimal 85% siswa dinyatakan tuntas.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan dapat dikemukakan saran
yang bermanfaat bagi peneliti, guru dan sekolah sebagai berikut :
1. Agar penggunaan benda konkret sebagai media dan sumber belajar berhasil
baik, hendaknya dipersiapkan secara saksama, mulai dari mendesain, alokasi

45
waktu yang digunakan, sampai strategi pelaksanaannya. Persiapan ini bertujuan
agar penggunaan media dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa merasa fun,
santai, dan jauh dari kebosanan.

2. Sesuai dengan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada para pengajar


pelajaran Matematika khususnya untuk memanfaatkan berbagai media, model,
dan teknik pembelajaran. Dalam hal ini menggunakan media benda konkret untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

46
DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo.
Persada: Jakarta.

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arsyad,v. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dananjaya, Utomo, 2012. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa.


Cendekia

Danim, Sudarwan. 1994. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Hakim, Thursan. 2014. Belajar Secara Efektif. Jakara : Puspa Swara.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Harjanto.1997. Perencanaan Pengajaran. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineka


Cipta

Haryono, A. D., dkk. 2014. Matematika Dasar untuk PGSD. Malang : Aditya
Media Publishing.

Heruman, 2013. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya

47
Ibrahim dan Suparni, 2012. Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya,
Yogyakarta: SUKA Press UIN Sunan Kalijaga

Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka


Cipta.

LAMPIRAN

48
SURAT PERNYATAAN SEBAGAI SUPERVISOR 2

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SUNDARI YURNI

NIM : 857012149

UPBJJ-UT : 20 / Bandar Lampung

Menyatakan bahwa:

Nama : ELIANAWATI,S.Pd

Tempat Mengajar : UPTD SDN BUMIJAYA

Guru Kelas : III (Tiga)

Adalah supervisor 2 yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP )

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Kotabumi, 18 Agustus 2022


Supervisor 2, Mahasiswa

49
ELIANAWATI, S.Pd SUNDARI YURNI
NIP. 197005162008012014 NIM. 857012149

KESEDIAAN SEBAGAI SUPERVISOR 2 DALAM PENYELENGGARAAN


PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

Kepada
Kepala UPBJJ Bandar Lampung
Di – LAMPUNG

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :


Nama : SUTIMAN,S.Pd
NIP : 196210091983031006
Tempat Mengajar : UPTD SDN Bumijaya
Alamat Sekolah : Jl. Bumirestu kelurahan Bumijaya Kec.Abung
Timur
Menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk membimbing dalam
pelaksanaan PKP diatas :

Nama : SUNDARI YURNI

NIM : 857012149

Program Studi : S1 PGSD

Tempat Mengajar : UPTD SDN Bumijaya

Alamat Sekolah : Jl. Bumirestu kelurahan Bumijaya Kec.Abung


Timur

Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Kotabumi, 18 Agustus 2022

50
Kepala Sekolah Supervisor 2

SUTIMAN, S.Pd ELIANAWATI, S.Pd


NIP. 196210091983031006 NIP. 197005162008012014
PERENCANAAN PTK
(IDENTIFIKASI MASALAH, ANALISIS MASALAH,
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH, RUMUSAN MASALAH)

Fakta / Data pembelajaran yang terjadi di kelas:


Hasil belajar siswa di kelas II UPTD SDN Bumijaya belum mencapai KKM yang
telah ditetapkan

Identifikasi Masalah
a. Pembelajaran matematika belum menggunakan menggunakan media
pembelajaran yang tepat, sehingga tidak merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa untuk belajar
a. Penggunaan media dalam pembelajaran belum sesuai dengan materi yang akan
diajarkan.
b. Guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa
dan guru sering kali beranggapan bahwa mereka mengajar hanya
menyampaikan materi kepada siswa tanpa mengetahui kondisi siswa serta
mengabaikan peran media pembelajaran.

Analisis Masalah
a. Kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam
proses belajar siswa.
b. Guru dalam menjelaskan tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
c. Guru belum melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

51
Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Alternatif dan Prioritas Pemecahan
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media Benda
konkret dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa Kelas II UPTD SDN
Bumijaya Tahun Pelajaran 2022/2023.
Rumusan Masalah:
1. Bagaimanakah proses belajar siswa pada pembelajaran matematika perkalian
bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret kelas II SDN
Bumijaya Tahun Pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika
materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda
konkret pada siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya semester 1 tahun pelajaran
2022/2023?

RPP Perbaikan: melakukan pembelajaran dengan media benda konkret untuk


meningkatkan hasil belajar siswa.

52
53
SKENARIO PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

No Hari / Tanggal Identifikasi Masalah Penyebab Rencana Solusi

a. Pembelajaran matematika belum menggunakan Hasil belajar yang merupakan daya serap Melakuan perbaikan
menggunakan media pembelajaran yang tepat, siswa yang berupa kemampuan kognitif pembelajaran
sehingga tidak merangsang pikiran, perasaan, atau kemampuan mengerjakan tes samapi
perhatian dan kemauan siswa untuk belajar sekarang masih menjadi pedoman untuk
c. Penggunaan media dalam pembelajaran belum menaikan siswa ke kelas yang lebih
sesuai dengan materi yang akan diajarkan. tinggi dan menerima siswa atau
d. Guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan mahasiswa baru. Oleh karena itu, mutu
sumber belajar bagi siswa dan guru sering kali pendidikan yang digambarkan dalam
beranggapan bahwa mereka mengajar hanya hasil belajar bidang studi Matematika
menyampaikan materi kepada siswa tanpa masih sangat perlu segera ditingkatkan.
mengetahui kondisi siswa serta mengabaikan peran
media pembelajaran.

SKENARIO PERBAIKAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II

54
Masalah yang dipilih Penyebab Alasan pemilihan Rencana
masalah Solusi

1. Bagaimanakah proses belajar siswa pada pembelajaran a..Rendahnya hasil belajar Dengan media konkret Menggunakan
matematika perkalian bilangan dengan dua angka siswa kelas II UPTD SDN 04 anak bisa langsung langsung
menggunakan media benda konkret kelas II SDN Bumijaya pada mata memperagakan dan benda konkret
Bumijaya Tahun Pelajaran 2022/2023? pelajaran Matematika menghitung pada materi
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada b. Kurangnya penggunaan yang
pembelajaran matematika materi perkalian bilangan media dalam proses disampaikan
dengan dua angka menggunakan media benda konkret pembelajaran
pada siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya semester 1 c. Metode ceramah masih
tahun pelajaran 2022/2023? mendominan pada pelajaran
Matematika

Rumusan masalah Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
adalah sebagai berikut: sebagai berikut: “Untuk mengetahui penggunaan media
1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan Media benda benda konkret dalam meningkatkan hasil belajar
konkret di Kelas II UPTD SDN Bumijaya? Matematika pada siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya

55
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Media Benda semester 1 Tahun Ajaran 2022/2023”
Konkret di kelas II UPTD SDN Bumijaya?

56
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PRA SIKLUS

Nama Sekolah : UPTD SDN BUMIJAYA


Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 / Pelajaran : Bermain di Lingkunganku / Matematika
Sub Tema 2 : Bermain di Rumah Teman
Pembelajaran Ke : 3
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 kali pertemuan)
Hari/Tgl. Pelaksanaan : Selasa, 18 Oktober 2022

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati


[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis


dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar (KD)


Matematika

3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan cacah


dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.

57
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


Matematika

3.4.1 Menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan masalah tentang


perkalian dengan benar.

4.4.1 Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan


benar.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat menyatakan kalimat matematika yang
berkaitan dengan masalah tentang perkalian dengan benar.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan perkalian dengan benar.

E. Materi Ajar
Perkalian bilangan dengan dua angka hal 75

F. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Kegiatan 1. Siswa baris di depan kelas masuk dengan menjawab kata


Pendahuluan dengan awalan C yang dipandu guru
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
3. Guru mempersilahkan siswa-siswinya untuk berdoa
4. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
Apersepsi dan Motivasi

58
1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa :
a. Apabila angka 1 dikalikan 2, berapa hasilnya ?
b. Dari perkalian 1 x 2, angka 1 nya ada berapa?
2. Mengajak siswa menyanyikan lagu “Bangun Tidur”
Kegiatan 1. Guru menunjukkan cara penyelesaian perkalian bilangan
Inti dengan dua angka di papan tulis dengan gambar yang ada
di buku paket
2. Guru menjelaskan cara penyelesaian perkalian bilangan
dengan dua angka di papan tulis dengan gambar yang ada
di buku paket
3. Siswa bersama guru mempraktekkan cara penyelesaian
perkalian bilangan dengan dua angka di papan tulis
dengan gambar yang ada di buku paket
4. Guru memberikan lembar kerja siswa
5. Guru meminta siswa untuk mengerjakan secara
berkelompok
6. Guru bersama-sama siswa membahas lembar kerja siswa
yang telah dikerjakan oleh siswa
7. Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa
8. Guru bersama siswa membahas tugas evaluasi
9. Siswa diberi umpan balik dan diberikan pemantapan
10. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
memecahkan masalah yang belum terselesaikan
Kegiatan 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
Penutup menyampaikan pendapat
2. Guru mereview kembali materi yang telah dipelajari
3. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru mempersilahkan siswa
untuk berdo’a (mengucapkan hamdallah bersama-sama)
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam
H. Alat / bahan sumber ajar
1. Gambar apel
2. Buku paket tematik (matematika) kelas II kur.13

59
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian : Tes
2. Jenis Tes : Tertulis
3. Alat Tes : Lembar kerja dan soal tes formatif
4. Bentuk Tes : isian (terlampir)
5. Kunci jawaban
Secara berkelompok :
1. 1 x 2 = 2
2. 2 x 2 = 4 .
3. 2 x 3 = 6
4. 2 x 4 = 8
5. 2 x 5 = 10
Tes Formatif mandiri :

1. 2 6. 12
2. 4 7. 14
3. 6 8. 16
4. 8 9. 18
5. 10 10. 20

6. Pedoman Penilaian
Pedoman Penilaian tes formatif untuk tiap siklus adalah sama, yaitu :
 Tiap jawaban benar diberi skor : 10
 Tiap jawaban salah diberi skor : 0

Nilai Akhir :
Perolehan Skor
x 100 % = Nilai
Skor Maksimal

I. Tindak Lanjut
1. Diadakan perbaikan bagi siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM
2. Diadakan pengayaan bagi siswa yang mendapat nilai ≥ KKM

60
Mengetahui Abung Timur, 18 Oktober 2022
Kepala Sekolah Mahasiswa

SUTIMAN, S.Pd SUNDARI YURNI


NIP. 196210091983031006 NIM. 857012149
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1

Nama Sekolah : UPTD SDN BUMIJAYA


Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 2 : Bermain di Rumah Teman
Pembelajaran Ke : 3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

61
B. Kompetensi Dasar (KD)
Matematika
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan cacah
dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan
bilangan cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan
sehari-hari serta mengaitkan perkalian dan pembagian.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


Matematika
3.4.1 Menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan masalah tentang
perkalian dengan benar.
4.4.1 Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan
benar.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat menyatakan kalimat matematika yang berkaitan
dengan masalah tentang perkalian dengan benar.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan perkalian dengan benar.

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


1. Siswa aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika
perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret.
2. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan
media benda konkret

F. Materi Ajar

62
Perkalian bilangan dengan dua angka.

G. Metode dan Media Pembelajaran


1. Demonstrasi
2. Diskusi,Tanya jawab
3. Media benda konkret

H. Langkah-langkah pembelajaran :
sPendahuluan
1. Guru membuka dengan salam, berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa,
mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran
2. Mengingatkan anak-anak cara duduk yang baik pada saat menulis dan
membaca.
3. Meminta anak – anak untuk mengumpulkan tugas rumahnya
4. Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang materi perkalian bilangan dengan dua angka
5. Motivasi:
Memotivasi siswa pentingnya mempelajari materi perkalian bilangan
dengan dua angka

Kegiatan Inti:
1. Guru menyampaikan inti materi atau kompetensi yang harus dicapai.
2. Guru menyajikan materi klasikal tentang perkalian bilangan dengan dua
angka, kemudian menyampaikan permasalahan kepada siswa.
3. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah melanjutkan materi
tentang perkalian bilangan dengan dua angka dengan menggunakan media
benda konkret menggunakan kelereng.
4. Sesuai dengan rencana tindakan yang telah dilaksanakan, kegiatan awal
yang dilakukan yakni melakukan pemeriksanaan kesiapan siswa dalam
mengikuti pelajaran, absensi siswa, penyampaian apersepsi. Guru
melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dibahas
pada pertemuan sebelumnya.

63
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru mulai
menyampaikan materi pelajaran dengan bertanya jawab tentang perkalian
bilangan dengan dua angka serta menghubungkannya dengan materi yang
akan dibahas hari ini.
6. Guru membagikan lembar kerja siswa kelompok , kemudian guru
membentuk 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Setiap
kelompok diberikan lembar kerja siswa yang berisikan perkalian bilangan
dengan dua angka.
7. Setiap kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh
guru yang berisikan soal tentang perkalian bilangan dengan dua angka
dengan menggunakan biji kelereng. Setelah selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja mereka. Siswa diajak untuk berpikir secara
logis tentang penyelesaian soal tentang perkalian bilangan dengan dua
angka menggunakan biji kelereng secara benar.
8. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan
sebelum siswa mengerjakan soal evaluasi.
9. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 10 nomor
soal untuk mengetahui peningkatan daya serap siswa terhadap materi
pembelajaran.
10. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
11. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi.
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
4. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

I. Alat dan Bahan


1. Alat
Silabus Tematik Kelas 2 / Buku tematik kelas 2
Benda konkret (biji dakon/kelereng/ kancing baju/manik-manik)
Alat tulis

64
Tempat penyimpanan biji dakon, kelereng, kancing baju, dan manik-manik
2. Bahan
a. Buku Guru Bermain di Lingkunganku / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.-- Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018.
b. Buku Siswa Bermain di Lingkunganku / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.-- Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018.

J. Penilaian
1. Teknik/jenis : Kuis, tugas kelompok dan individu
2. Bentuk instrumen : Pertanyaan lisan dan tes tertulis
3. Instrumen/soal : terlampir
4. Kunci Jawaban :
Tugas Kelompok
1. 3 x 2 = 6
2. 2 x 2 = 4
3. 6 x 2 = 12
4. 4 x 4 = 16
5. 9 x 2 = 18
Tugas Mandiri :
1. 4 6. 20
2. 8 7. 18
3. 14 8. 10
4. 12 9. 2
5. 8 10. 2
5. Teknik Penilaian

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:

Perolehan Skor
Nilai akhir = x 100
Skor Maksimum

65
K. Tindak Lanjut
1. Untuk siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan remedial.
2. Untuk siswa yang memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan
pengayaan

Mengetahui Abung Timur, 26 Oktober 2022


Kepala Sekolah Mahasiswa

SUTIMAN, S.Pd SUNDARI YURNI


NIP. 196210091983031006 NIM. 857012149

66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS KEDUA

Nama Sekolah : UPTD SDN BUMIJAYA


Kelas / Semester : II / 1
Tema 2 : Bermain di Lingkunganku
Sub Tema 2 : Bermain di Rumah Teman
Pembelajaran Ke : 3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar (KD)


Matematika
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan cacah
dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan
cacah dengan hasil kali sampai dengan 100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian.

67
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Matematika
3.4.1 Menyatakan kalimat matematika yang berkaitan dengan masalah tentang
perkalian dengan benar.
4.4.1 Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan benar.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan berdiskusi, siswa dapat menyatakan kalimat matematika yang
berkaitan dengan masalah tentang perkalian dengan benar.
2. Dengan berdiskusi, siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan perkalian dengan benar.

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


1. Siswa aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika
perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret.
2. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika
materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda
konkret
3. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika
materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda
konkret

F. Materi Ajar
Perkalian bilangan dengan dua angka.

G. Metode dan Media Pembelajaran


1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Media benda konkret

68
H. Langkah-langkah pembelajaran :

Pendahulua
1. Guru membuka dengan salam, berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa,
mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran
2. Mengingatkan anak-anak cara duduk yang baik pada saat menulis dan
membaca.
3. Meminta anak – anak untuk mengumpulkan tugas rumahnya
4. Apersepsi:
Siswa diingatkan tentang materi perkalian bilangan dengan dua angka
5. Motivasi:
Memotivasi siswa pentingnya mempelajari materi perkalian bilangan dengan
dua angka

Kegiatan Inti:
1. Guru menyampaikan inti materi atau kompetensi yang harus dicapai.
2. Guru menyajikan materi klasikal tentang perkalian bilangan dengan dua
angka, kemudian menyampaikan permasalahan kepada siswa.
3. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah melanjutkan materi tentang
perkalian bilangan dengan dua angka dengan menggunakan media benda
konkret menggunakan kelereng.
4. Sesuai dengan rencana tindakan yang telah dilaksanakan, kegiatan awal yang
dilakukan yakni melakukan pemeriksanaan kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran, absensi siswa, penyampaian apersepsi. Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan
sebelumnya.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru mulai menyampaikan
materi pelajaran dengan bertanya jawab tentang perkalian bilangan dengan
dua angka serta menghubungkannya dengan materi yang akan dibahas hari
ini.

69
6. Guru membagikan lembar kerja siswa kelompok , kemudian guru membentuk
5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Setiap kelompok diberikan
lembar kerja siswa yang berisikan perkalian bilangan dengan dua angka.
7. Setiap kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru
yang berisikan soal tentang perkalian bilangan dengan dua angka dengan
menggunakan biji kelereng. Setelah selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja mereka. Siswa diajak untuk berpikir secara logis
tentang penyelesaian soal tentang perkalian bilangan dengan dua angka
menggunakan biji kelereng secara benar.
8. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan sebelum
siswa mengerjakan soal evaluasi.
9. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 10 nomor soal
untuk mengetahui peningkatan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.
10. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
11. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.

Penutup
1. Dengan bimbingan guru siswa diminta untuk membuat rangkuman materi.
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas rumah (PR)
4. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

I. Alat dan Bahan


1. Alat
Silabus Tematik Kelas 2 / Buku Tematik kelas 2
Benda konkret (biji dakon/ kelereng/ kancing baju/ manik-manik)
Alat tulis
Tempat penyimpanan biji dakon, kelereng, kancing baju, dan manik-manik

70
2. Bahan
a. Buku Guru Bermain di Lingkunganku / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.-- Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
b. Buku Siswa Bermain di Lingkunganku / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.-- Edisi Revisi Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018.

J. Penilaian
1. Teknik/jenis : Kuis dan tugas individu, LKS
2. Bentuk instrumen : Pertanyaan lisan dan tes tertulis
3. Instrumen/soal : terlampir
4. Kunci Jawaban :
Tugas Kelompok
1. 3 x 2 = 6
2. 2 x 2 = 4
3. 6 x 2 = 12
4. 4 x 4 = 16
5. 9 x 2 = 18

Tugas Mandiri :
6. 4 6. 20
7. 8 7. 18
8. 14 8. 10
9. 12 9. 2
10. 8 10. 2

5. Teknik Penilaian

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut:

Perolehan Skor
Nilai akhir = x 100
Skor Maksimum

71
K. Tindak Lanjut
1. Untuk siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan
remedial.
2. Untuk siswa yang memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan
pengayaan

Mengetahui Abung Timur, 2 November 2022


Kepala Sekolah Mahasiswa

SUTIMAN, S.Pd SUNDARI YURNI


NIP. 196210091983031006 NIM. 857012149

72
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

Nama : SUNDARI YURNI


NIM : 857012149
Program Studi : SI PGSD
UPBJJ : 20 / Bandar Lampung

A. Analisis Benda Konkret

1) Apa media benda konkret yang digunakan untuk materi yang diajarkan ?
Media kelereng yang digunakan pada materi perkalian dengan dua bilangan

2) Apa ringkasan dari praktek diskusi tersebut?

Proses mengajar cukup baik, suasana kelas hidup, serta diikutsertakan dalam
proses pembelajaran dan siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran di
kelas

3) Apa kelemahan yang terdapat dalam pembelajaran menggunakan media


tersebut?

- Kegiatan awal tidak melakukan apersepsi (motivasi)

- Tidak menggunakan alat peraga yang khusus dibawa dari rumah

- Masih ada siswa yang tidak focus

4) Apa kelebihan yang terdapat dalam pembelajaran menggunakan media benda


konkret tersebut?

- Keadaan kelas kondusif terkendali

- Suasana kelas hidup, siswa terlibat aktif dan bersemangat dalam


pembelajaran

73
- Menjelaskan materi ajar dengan baik dan jelas

5) Sebutkan hal-hal unik yang terkandung dalam pembelajaran menggunakan


media benda konkret?

- Terdapat siswa yang tidak focus mengikuti belajar, malah asik diam

- Tidak semua siswa mampu mengikuti kegiatan belajar padahal yang lain
sangat antusis bersemangat.

74
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II

Nama : SUNDARI YURNI


NIM : 857012149
Program Studi : SI PGSD
UPBJJ : 20 / Bandar Lampung

A. Refleksi terhadap Penerapan Pembelajaran yang telah dilakukan

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan dapat


mengarahkan dan mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
Jawab : iya, kegiatan pembuka pembelajaran yang saya lakukan mampu
mengarahkan siswa dengan baik guna mengikuti pembelajaran.
2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi/bahan ajar yang saya sajikan?
(Apakah materi terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan
kemampuan awal siswa?)
Jawab : materi yang saya sajikan sudah sesuai dengan kurikulum yang ada,
hanya saja pengetahuan dasar siswa yang rendah dan sedikit susah dalam
mengikuti pembelajaran.
3. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan?
(Apakah media sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi/materi
yang diajarkan?)
Jawab : respon siswa terkesan biasa, karena media dan bahan yang sajikan
sudah sering mereka lihat, tetapi mereka tetap focus mengikuti pembelajaran.
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode/teknik pembelajaran yang saya
gunakan?
Jawab : tanggapan siswa terhadap teknik pembelajaran yang saya sajikan
biasa saja, karena metode yang saya gunakan terkesan monoton dan lumrah
dipakai

75
5. Apakah siswa dapat menangkap penjelasan/instruksi yang saya berikan
dengan baik?
Jawab : secara individu beragam, tetapi jika dipersentasikan hampir bisa
mampu menyimak dan memahami dengan baik.

B. Refleksi terhadap Implementasi RPP


1. Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran yang saya susun dapat berjalan
sebagaimana mestinya? (jika tidak seluruhnya, apakah saya telah melakukan
penyesuaian rencana pembelajaran dengan baik?)
Jawab : secara rancangan pembelajaran (RPP) iya tetapi secara keseluruhan
belum, perlu ada penyelesaian dan berbaikan lagi.

2. Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam menyusun rencana pelaksanaan


pembelajaran dan melakukan pembelajaran ? dalam hal apa saja? Apakah dalam
hal penguasaan materi, penggunaan bahan dan media, penggunaan metode dan
teknik pembelajaran, pengelolaan kelas, komunikasi dan pendekatan terhadap
siswa, penggunaan waktu, serta penilaian belajar?
Jawab : kelemahan saya mengenai penguasaan materi terkadang ada siswa yang
matang secara wawasan pengetahuan saya belum bisa menjawab dengan baik
dan tepat.

3. Apakah ada rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan?


Jika ada, apa yang harus saya lakukan untuk mengganti rencana pelaksanaan
pembelajaran semula?
Jawab : ada dalam hal penguasaan materi, dengan demikian saya harus
menyiapkan materi dan materi pengyaan secara baik, agar mampu menjawab
semua pertanyaan siswa dengan pas dan benar.

Nama : .......................................
No. Absen : .......................................

76
LEMBAR TES FORMATIF
SIKLUS I

==========================================================

Hitunglah!
1. 2 x 2 = ...
2. 4 x 2 = ...
3. 2 x 7 = ...
4. 6 x 2 = ...
5. 2 x 4 = ...
6. 10 x 2 = ...
7. 2 x 9 = ...
8. 5 x 2 = ...
9. 2 x 1 = ...
10. 1x2=…

Nama : .......................................
No. Absen : .......................................

77
LEMBAR TES FORMATIF
SIKLUS II

==========================================================

Hitunglah!
1. 3 x 2 = ...
2. 2 x 5 = ...
3. 7 x 2 = ...
4. 6 x 2 = ...
5. 4 x 2 = ...
6. 9 x 2 = ...
7. 2 x 8 = ...
8. 2 x 1 = ...
9. 8 x 2 = ...
10. 10 x 2 = ...

Nama : .......................................
No. Absen : .......................................

78
LEMBAR TES FORMATIF
SIKLUS I

==========================================================

Hitunglah!
1. 2 x 2 = ...
2. 4 x 2 = ...
3. 2 x 7 = ...
4. 6 x 2 = ...
5. 2 x 4 = ...
6. 10 x 2 = ...
7. 2 x 9 = ...
8. 5 x 2 = ...
9. 2 x 1 = ...
10. 1x2=…

Nama : .......................................
No. Absen : .......................................

79
LEMBAR TES FORMATIF
SIKLUS I

==========================================================

Hitunglah!
1. 2 x 2 = ...
2. 4 x 2 = ...
3. 2 x 7 = ...
4. 6 x 2 = ...
5. 2 x 4 = ...
6. 10 x 2 = ...
7. 2 x 9 = ...
8. 5 x 2 = ...
9. 2 x 1 = ...
10. 1x2=…

Nama : .......................................
No. Absen : .......................................

80
LEMBAR TES FORMATIF
SIKLUS II

==========================================================

Hitunglah!
1. 3 x 2 = ...
2. 2 x 5 = ...
3. 7 x 2 = ...
4. 6 x 2 = ...
5. 4 x 2 = ...
6. 9 x 2 = ...
7. 2 x 8 = ...
8. 2 x 1 = ...
9. 8 x 2 = ...
10. 10 x 2 = ...

Nama : .......................................
No. Absen : .......................................

LEMBAR TES FORMATIF


SIKLUS II

81
==========================================================

Hitunglah!
1. 3 x 2 = ...
2. 2 x 5 = ...
3. 7 x 2 = ...
4. 6 x 2 = ...
5. 4 x 2 = ...
6. 9 x 2 = ...
7. 2 x 8 = ...
8. 2 x 1 = ...
9. 8 x 2 = ...
10. 10 x 2 = ...

LEMBAR OBSERVASI SIMULASI

PKP SIKLUS I

Nama Mahasiswa : SUNDARI YURNI


NIM : 857012149
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua)
Tujuan Pembelajaran : - siswa dapat menyatakan kalimat
matematika yang berkaitan dengan masalah
tentang perkalian dengan benar.

82
- siswa dapat memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan perkalian dengan
benar.
Mengacu Pada RPP Ke : Siklus I
Tempat Mahasiswa Mengajar : UPTD SDN Bumijaya
Tempat Bekerja Pendamping : UPTD SDN Bumijaya
UPBJJ-UT : 20 / Bandar Lampung

Kesesuaian Saran/hasil diskusi atau


dengan RPP refleksi
Aspek yang diamati
Sesua Tidak
i sesuai

A. Kegiatan Kegiatan pendahuluan


pendahuluan
1. Memotivasi  Sebaiknya guru memotivasi
siswa sebelum belajar agar
2. Memberi acuan 
kegiatan belajar menjadi lebih
3. Melakukan apersepsi  menarik. Kemudian perlu
adanya pemberian acuan
pembelajaran.

B. Kegiatan inti Kegiatan inti

1. Penjelasan  Penjelasan konsep/materi sudah


konsep/materi/ilustrasi cukup baik, namun dalam
2. Pemberian penguatan  pemberian penguatan harus
diperhatikan lagi.
3. Penggunaan media 

4. Pemberian 
tugas/latihan

83
5. Umpan balik 

B. Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup

1. Meringkas  Pada kegiatan ini, guru sudah


cukup baik dalam melakukan
2. Mengevaluasi 
penutupan pembelajaran.
3. Pemberian tugas 

Penampilan yang Kepantasan Saran/hasil diskusi atau


diamati refleksi
pantas Tidak
pantas

1. Pakaian yang  Intonasi suara perlu


dikenakan ditingkatkan lagi agar siswa
2. Alas kaki yang  dapat mendengar penjelasan
dikenakan dengan jelas dan benar.
3. Ekspresi atau 
mimik wajah
4. Sikap/gerak tubuh 
saat berdiri
5. Bahasa yang 
digunakan

Mengetahui Abung Timur, November 2022


Supervisor 2, Mahasiswa

SUTIMAN, S.Pd SUNDARI YURNI


NIP. 196210091983031006 NIM. 857012149

84
LEMBAR OBSERVASI SIMULASI

PKP SIKLUS II

Nama Mahasiswa : SUNDARI YURNI


NIM : 857012149
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II (Dua)
Tujuan Pembelajaran : - siswa dapat menyatakan kalimat
matematika yang berkaitan dengan masalah
tentang perkalian dengan benar.
- siswa dapat memecahkan masalah sehari-
hari yang melibatkan perkalian dengan
benar.
Mengacu Pada RPP Ke : Siklus II
Tempat Mahasiswa Mengajar : UPTD SDN Bumijaya
Tempat Bekerja Pendamping : UPTD SDN Bumijaya
UPBJJ-UT : 20 / Bandar Lampung

Kesesuaian Saran/hasil diskusi atau


dengan RPP refleksi
Aspek yang diamati
Sesua Tidak
i sesuai

C. Kegiatan Kegiatan pendahuluan


pendahuluan
4. Memotivasi  Terlaksana dengan baik dan
telah mengalami kemajuan dari
5. Memberi acuan 
pertemuan sebelumnya

85
6. Melakukan apersepsi 

B. Kegiatan inti Kegiatan inti

6. Penjelasan  Penggunaan media


konsep/materi/ilustrasi pembelajaran telah dilakukan
7. Pemberian penguatan  oleh guru namun masih terlihat
canggung karena guru belum
8. Penggunaan media 
terbiasa
9. Pemberian 
tugas/latihan
10. Umpan balik 

D. Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup

4. Meringkas  Pada kegiatan ini, guru sudah


baik dalam melakukan
5. Mengevaluasi 
penutupan pembelajaran.
6. Pemberian tugas 

Penampilan yang Kepantasan Saran/hasil diskusi atau


diamati refleksi
pantas Tidak
pantas

6. Pakaian yang  Terlaksana dengan baik


dikenakan
7. Alas kaki yang 
dikenakan

86
8. Ekspresi atau 
mimik wajah
9. Sikap/gerak tubuh 
saat berdiri
10. Bahasa yang 
digunakan

Mengetahui Abung Timur, November 2022


Supervisor 2, Mahasiswa

SUTIMAN, S.Pd SUNDARI YURNI


NIP. 196210091983031006 NIM. 857012149

87
JURNAL BIMBINGAN SUPERVISOR 2 PKP

NIM / Nama Mahasiswa : 857012149 / SUNDARI YURNI


Mengajar di Kelas : II
Sekolah : SDN Bumijaya

No Hari/ Tanggal Kegiatan Hasil / Komentar Tindak lanjut Bukti Pembimbingan


Pembimbingan
1. Selasa,10/10/2022 Melakukan Pembimbing meminta agar Memperbaiki
konsultasi judul, susunan kata- kata ada yg apa yang telah
penulisan pkp diubah dan bentuk judul dikonsultasikan
sesuai aturan berbentuk pyramid. dengan tutor

2. Selasa,/15/11/2022 Memperbaiki berdasarkan Memperbaiki


Melakukan apa yang telah bab bab 1-5
bimbingan dikonsultasikan kepada yang masih

88
konsultasi bab pembimbing, seperti karil salah sampai
1-5 dan cara jangan terlalu banyak dan dan juga
penulisan pkp harus disingkat lagi, memperbaiki
sesuai aturan penulisan diperhatikan aturan
karena masih terdapat penulisannya.
katakata yang salah huruf
maupun kurang huruf
3. Minggu, Melakukan bimbingan Memperbaiki
27/11/2022 tentang revisi bab 1- Ada perbaikan sedikit pada kembali
5 ,daftar Pustaka dan daftar pustaka karena ada yang berdasarkan
lampiran – lampiran tidak termasuk dalam daftar saran
dalam bentuk file pustaka pembimbing

89
Kotabumi, ……… 2022
Mengetahui
Supervisor 1

M. ZAIDIR YULIANTO, M.Pd


NIP. 196210091983031006

90
FOTO KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBELAJARAN
SIKLUS I
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

KEGIATAN AWAL
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru meminta salah satu siswa untuk
berdoa sebelum memulai pelajaran
c. Guru mengabsen siswa dan meminta
mereka mempersiapkan buku pelajaran
dan alat tulis

KEGIATAN INTI
a. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
dalam satu kelas
b. Guru memberi nama kepada setiap
kelompok
c. Guru memberikan soal-soal yang harus
dijawab secara tepat dengan benda konkret
yang dibagikan, cepat dan benar oleh
semua kelompok.

KEGIATAN AKHIR
a. Guru membuat ringkasan dari pelajaran
hari ini dan mengumpulkan lagi media
yang digunakan
b. Guru memberikan pertanyaan untuk
memancing daya ingat siswa terhadap
materi yang telah dipelajari
c. Guru memberikan tugas rumah
d. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa dan salam untuk mengakhiri
pelajaran hari ini

91
BERDISKUSI DENGAN SUPERVISOR 2
Setelah proses pembelajaran berakhir guru
berdiskusi kepada supervisor 2 tentang
hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan
hal-hal apa saya yang masih terdapat
kekurangan

92
FOTO KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBELAJARAN
SIKLUS II
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

KEGIATAN AWAL
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru meminta salah satu siswa untuk
berdoa sebelum memulai pelajaran
c. Guru mengabsen siswa dan meminta
mereka mempersiapkan buku pelajaran
dan alat tulis

KEGIATAN INTI
a. Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok dalam satu kelas
b. Guru memberi nama kepada setiap
kelompok
c. Guru memberikan soal-soal yang harus
dijawab secara tepat dengan benda
konkret yang dibagikan, cepat dan benar
oleh semua kelompok.

KEGIATANAKHIR
a. Guru membuat ringkasan dari pelajaran
hari ini dan mengumpulkan lagi media
yang digunakan
b. Guru memberikan pertanyaan untuk
memancing daya ingat siswa terhadap
materi yang telah dipelajari
c. Guru memberikan tugas rumah
d. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa dan salam untuk mengakhiri

93
pelajaran hari ini

94
REKAP NILAI PEMBELAJARAN PKP-PGSD

UPBJJ - UT : Bandar Lampung Masa Registrasi : 2022 . 1


Kode/MataKuliah : PDGK 4501/Pemantapan Kemampuan Profesional Nama Supervisor 1: M. ZaidiYulianto, M.Pd

Penilai I Penilai 2

No NIM NAMA APKG APKG NP 1 APKG APKG NP 2 Rerata Nilai Nilai


I (R1) 2 (K1) I (R2) 2 (K2) (NP) Partisipasi Perbaikan
(70%) (P) (30%) Pembelajaran
(NPP)*

1. 85701214 SUNDARI YURNI


9

Catatan: Menyetujui, Kotabumi, November 2022


1. Kesalahan dalam mengisi kode dan Kepala UPBJJ-UT B. Lampung Supervisor 1,
nama mata kuliah, NIM, masa
registrasi serta kesalahan mengolah
nilai akan menyebabkan tidak
terprosesnya nilai mahasiswa.

95
Dra.Ismulyaty,M.S.i M. ZAIDIR
NIP. 19630507 198910 2 001 YULIANTO ,M.Pd. NIP.
196210091983031006

2. Hasil penilaian APKG1 Plus dan


APKG2 Plus dilampirkan pada Rekap
Nilai
3. Rumus Penilaian meliputi:
 Rumus NP1 = (1R1 + 2 K1) / 3
 Rumus NP2 = (1R2 + 2 K2) / 3

96

Anda mungkin juga menyukai