SANTIA
856763086
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan
Propesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Program Studi Pendidikan PGSD Universitas Terbuka merupakan hasil
karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan
etika penulisan ilmiah
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lain
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
20 Mei 2022
SANTIA
856763086
iv
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................i
Kata pengantar.............................................................................................ii
Lembar pengesahan......................................................................................iii
Lembar pernyataan .....................................................................................iv
Daftar Isi........................................................................................................v
Daftar Tabel..................................................................................................vii
Daftar Diagram ............................................................................................viii
Daftar Lampiran...........................................................................................ix
Abstrak .........................................................................................................x
BAB I Pendahuluan......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................5
C. Tujuan .................................................................................................5
D. Manfaatnya ........................................................................................5
BAB II Kajian Pustaka................................................................................7
A. Hasil Belajar Matematika.................................................................7
B. Matematika Realistik.........................................................................8
C. Penelitian relavan...............................................................................10
BAB III Pelaksanaan Perbaikan.................................................................11
A. Subyek Penelitian..............................................................................12
B. Instrumen Penelitian.........................................................................12
C. Jadwal Penilitian................................................................................12
D. Teknik Analisis Data..........................................................................12
E. Rancangan Penelitian........................................................................14
BAB IV Hasil Dan Pembahasan..................................................................17
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.....................................................17
B. Deskripsi Data Pra Tindakan............................................................17
C. Deskripsi Hasil Penelitian..................................................................19
D. Pembahasan........................................................................................44
BAB V Kesimpuan Dan Saran....................................................................47
A. Kesimpulan....................................................................................47
v
B. Saran...............................................................................................48
Daftar pustaka...............................................................................................49
Lampiran ......................................................................................................50
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1......................................................................................................................19
GAMBAR 2......................................................................................................................29
GAMBAR 3......................................................................................................................31
GAMBAR 4......................................................................................................................41
GAMBAR 5......................................................................................................................43
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN RPP..................................................................................................... 51
LAMPIRAN PERENCANAA PERBAIKAN ....................................................... 68
LAMPIRAN JURNAL BIMBINGAN....................................................................70
LAMPIRANKARIL.................................................................................................72
ix
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil belajar matematika juga terjadi pada
siswa kelas V di SD Bina Bangsa Palembang. Berdasarkan pengamatan pada proses
pembelajaran matematika di kelas V SD di Bina Bangsa Palembang diperoleh data
mengenai hasil belajar yang rendah. Rendahnya hasil belajar ini dilihat dari hasil
perolehan nilai Tes untuk mata pelajaran matematika yang ditandai dengan 50% siswa
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Rendahnya hasil belajar
matematika ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain proses pembelajarannya,
siswa, guru, lingkungan kelas, maupun materinya sendiri. Dilihat dari proses
pembelajarannya, yaitu pembelajaran masih bersifat konvensional, dimana guru
kebanyakan menggunakan metode ceramah dan siswa diminta untuk mendengarkan dan
menghafal rumus-rumus yang sudah ada. Padahal jika hanya dengan menghafal saja
tanpa tahu konsepnya maka siswa akan lebih mudah untuk melupakan rumus tersebut.
Alat peraga yang dimiliki sekolah juga masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini untuk
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika materi balok dan kubus melalui
pendekatan realistik siswa kelas V di SD Bina Bangsa Palembang. Penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari 2 siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Subjek penelitianini adalahs iswa Kelas V Sekolah Dasar Bina Bangsa
Palembang yang berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 19 perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan padas iklus I ketuntasan hasil belajar yang di peroleh
siswa 51,35% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65. Pada siklus II ketuntasan hasil
belajar yang di peroleh siswa meningka tmenjadi 86,49% denga nnilai rata-rata kelas
sebesar 79,68%. Dengan demikian Matematika Realistik mampu meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Materi Balok Dan Kubus siswa pada pembelajaran matematika di
Kelas V Sekolah Dasar Bina Bangsa Palembang.
Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Balok Dan Kubus, Matematika Realistik
Indonesia (PMRI).
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah utama pada pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil
belajar siswa di sekolah. Sementara perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang pesat saat ini membuat penguasaan pengetahuan
matematika sangat perlu untuk dipahami dan dikuasai dengan baik oleh siswa.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sudah lazim berpikir cepat, logis, serta
mempergunakan teknologi yang lebih cepat dan praktis untuk memudahkan
menyelesaikan pekerjaan. Berpikir cepat dan logis terdapat pada matematika.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada orang yang tidak memerlukan bantuan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika sangat erat kaitanya dengan kegiatan sehari-hari manusia, baik
dari hal yang sederhana sampai hal yang membutuhkan suatu pemikiran lebih.
Matematika bukanlah suatu ilmu yang terisolasi dari kehidupan manusia,
melainkan matematika justru muncul dari dan berguna untuk kehidupan sehari-
hari kita. Suatu pengetahuan bukan sebagai objek yang terpisah melainkan
sebagai suatu bentuk penerapan dalam kehidupan. Suatu ilmu pengetahuan akan
sulit untuk kita terapkan jika ilmu pengetahuan tersebut tidak bermakna bagi
kita. Kebermaknaan ilmu pengetahuan juga menjadi aspek utama dalam proses
belajar.
Proses belajar akan terjadi jika pengetahuan yang dipelajari bermakna bagi
pembelajar Wijaya, (2011:3). Pembelajaran matematika selama ini dipandang
sebagai alat yang siap pakai. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung
memberi tahu konsep dan cara menggunakannya.
Pembelajaran matematika terfokus pada guru, sehingga siswa cenderung
pasif. Guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu masih
terdapat metode konvensional yang diterapkan, membuat suasana pembelajaran
di kelas monoton. Metode pembelajaran yang sering dilaksanakan, biasanya
ceramah, guru yang menjelaskan materi pembelajaran, memberikan rumus dan
siswa disuruh menghafal rumus tersebut tanpa mengetahui konsep rumus
tersebut didapat dari mana. Pembelajaran yang demikian tidak kondusif
1
sehingga membuat siswa menjadi sasaran pembelajaran yang pasif, dan hanya
menerima konsep dari guru saja. Tidak semua siswa dapat menghafal dengan
baik tanpa memahami suatu konsep. Hal ini berimplikasi pada hasil belajar
siswa yang rendah atau tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam
suatu proses pembelajaran.
Permasalahan serupa tentang rendahnya hasil belajar matematika juga
terjadi pada siswa kelas V di SD Bina Bangsa Palembang. Berdasarkan
pengamatan pada proses pembelajaran matematika di kelas V SD di Bina
Bangsa Palembang diperoleh data mengenai hasil belajar yang rendah.
Rendahnya hasil belajar ini dilihat dari hasil perolehan nilai Tes untuk mata
pelajaran matematika semester 1 tahun pelajaran 2021/2022,
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari 50% siswa
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), hal ini ditunjukan
dengan nilai rata-rata kelas yang masih di bawah KKM. Padahal jika dilihat dari
penetapan KKM nya, KKM di SD bina bangsa palembang itu masih tergolong
rendah yaitu 60. Rendahnya hasil belajar matematika ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, antara lain proses pembelajarannya, siswa, guru, lingkungan
kelas, maupun materinya sendiri. Dilihat dari proses pembelajarannya, yaitu
pembelajaran masih bersifat konvensional, dimana guru kebanyakan
menggunakan metode ceramah dan siswa diminta untuk mendengarkan dan
menghafal rumus-rumus yang sudah ada. Padahal jika hanya dengan menghafal
saja tanpa tahu konsepnya maka siswa akan lebih mudah untuk melupakan
rumus tersebut. Alat peraga yang dimiliki sekolah juga masih terbatas.
Faktor siswa juga mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika.
Siswa kelas V bina bangsa palembang masih cenderung pasif saat mengikuti
pembelajaran matematika. Siswa diminta untuk duduk diam memperhatikan
penjelasan dari guru, sedangkan siswa yang duduk di bangku belakang asyik
bermain sendiri atau berbicara dengan temannya. Guru juga berpengaruh
terhadap hasil belajar anak. Guru hanya menggunakan metode ceramah, dan
kurang inovatif dalam pembelajaran membuat siswa cepat bosan dan malas
untuk belajar. Guru hanya terfokus untuk mengejar materi yang harus
disampaikan kepada anak dan kurang memperhatikan kebermaknaan
2
pengetahuan tersebut, sehingga kurang memberikan kesempatan pada anak
untuk aktif menemukan sendiri konsepnya.
Lingkungan kelas turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Ruang kelas
V berukuran 7 x 8 m, didukung dengan jendela dan ventilasi yang cukup
memadai. Penataan meja siswa masih bersifat konvensional dan ruangan belum
difasilitasi alat peraga yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Penataan meja seperti ini menjadikan siswa yang duduk di baris paling belakang
merasa kurang diperhatikan oleh guru, sehingga menimbulkan potensi bagi
siswa untuk bicara sendiri dengan temannya.
Kompetensi pelajaran matematika turut serta dalam menentukan hasil
belajar. Kompetensi pelajaran matematika cukup luas, antara konsep yang satu
dengan konsep yang lain saling berkesinambungan. Seorang siswa yang belum
menguasai suatu konsep awal dengan tuntas, maka untuk tingkat selanjutnya
akan sulit pula untuk mengikuti pelajaran tersebut. Sebagai contoh tentang
konsep perkalian. Konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang ada di kelas
II, namun apabila seorang anak belum bisa memahami dan menguasai konsep ini
dengan baik dan sudah naik ketingkat selanjutnya, maka anak akan semakin
kesulitan sehingga akan membentuk persepsi dalam dirinya bahwa matematika
itu pelajaran yang sulit.
Berdasarkan penjelasan tersebut, solusi untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Bina Bangsa Palembang adalah dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik. Suatu ilmu pengetahuan akan
bermakna bagi pembelajar jika proses belajar melibatkan masalah realistik
(Frendenthal,1973 dalam buku Wijaya, 2011:3). Salah satu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada kebermaknaan ilmu pengetahuan adalah
Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education). Strategi
pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik menekankan akan
pentingnya konteks nyata yang dikenal siswa dan proses konstruksi pengetahuan
matematika oleh siswa sendiri, dapat memberikan kesempatan siswa aktif dan
kreatif. Siswa akan lebih mudah mengingat jika mereka membangun
pengetahuan itu sendiri. Melalui konteks nyata siswa lebih mudah memahami
suatu konsep, sehingga dengan pendekatan matematika realistik diharapkan
3
siswa akan lebih memahami dan mengingat materi yang dipelajari, karena
kebermaknaan ilmu pengetahuan juga menjadi aspek utama dalam proses
belajar.
Dalam pendekatan matematika realistik, matematika disajikan sebagai
suatu proses kegiatan manusia, bukan sebagai produk jadi. Unsur menemukan
kembali amat penting. Bahan pelajaran disajikan melalui bahan ceritra yang
sesuai lingkungan siswa (kontekstual ), jadi realistis bagi siswa. Begitupun alat
peraga sebaiknya juga berasal dari lingkungan siswa, sering bahan bekas jadi
murah. Siswa dituntut aktif dan guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator.
Dalam menyelesaikan soal ceritra, siswa diatur bekerja kelompok. Bahan ajar
disiapkan sedemikian rupa sehingga cara penyelesaiannya bermacam-macam.
Hal ini dilakukan untuk mendorong terjadinya diskusi antara kelompok. Ini
merupakan bagian dari pelajaran demokrasi melalui matematika, jadi siswa
belajar saling menghargai pendapat orang lain dan tidak bersikap benar sendiri.
Matematika disajikan secara menarik, sering sambil bermain. Dalam
Matematika Realistik siswa didorong mengembangkan pemikiran yang kritis,
mempertanyakan banyak hal dan tidak begitu saja menerima suatu pendapat,
siswa diajak untuk bepikir mandiri. Pembelajaran matematika realistik bertujuan
supaya siswa dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonstruk pengetahuannya
sendiri sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat lebih bermakna dan hasilnya
dapat meningkat.
Dengan memperhatikan penyebab rendahnya hasil belajar dan rendahnya
minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika maka peneliti akan
memecahkan masalah tersebut dengan “Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Materi Balok Dan Kubus Siswa Kelas V Sd Bina Bangsa
Palembang Melalui Pembelajaran Matematika Realistik”
4
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
pada penelitian ini adalah “Bagaimana cara meningkatan hasil belajar
matematika materi balok dan kubus melalui pendekatan realistik siswa kelas
V di SD Bina Bangsa Palembang?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan hasil
belajar matematika materi balok dan kubus melalui pendekatan realistik siswa
kelas V di SD Bina Bangsa palembang
D. Manfaatnya
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat bagi pendidik adapun manfaat lainnya
diantaranya :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis manfaatnya dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi
peneliti yang ingin melakukan penelitian dalam meningkatkan hasil belajar
matematika anak.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman belajar yang
bermakna, sehingga siswa menjadi lebih mengusai dan terampil dalam
pembelajaran matematika.
b. Bagi guru
Informasi hasil penelitan ini diharapkan dapat menjadi informasi serta
masukan berharga bagi para guru dalam pembelajaran matematika.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi
kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam
kaitan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien,
d. Bagi peneliti selanjutnya
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi
peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dalam meningkatkan
hasil belajar matematika anak
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari. Sedangkan Tardif (2007:199) mendefinisikan,
mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with
the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang
berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini
pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal
ini peseta didik) melakukan kegiatan belajar.
B. Matematika Realistik
Kata “realistik” merujuk pada pendekatan dalam pendidikan matematika
yang telah dikembangkan di Belanda sejak tahun 1971. Pendekatan ini
mengacu pada pendapat Syarifulfahmi, (2009: 2) yang mengatakan bahwa
matematika harus dikaitkan dengan realita dan kegiatan manusia.Pendekatan
ini kemudian dikenal dengan Realistic Mathematics Education (RME).
Zainurie, (2007: 2) Matematika sebagai aktivitas manusia berarti manusia
harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep
matematika dengan bimbingan orang dewasa. Upaya ini dilakukan melalui
penjelajahan berbagai situasi dan persoalan-persoalan “realistik”. Slettenhaar
Zainurie, (2007: 2) mengemukakan Realistik dalam hal ini dimaksudkan
tidak mengacu pada realitas tetapi pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh
siswa. Prinsip penemuan kembali dapat diinspirasi oleh prosedur-prosedur
pemecahan informal, sedangkan proses penemuan kembali menggunakan
konsep matematisasi. Dalam bahasa Indonesia, secara operasional RME
semakna dengan pembelajaran matematika realistik. Oleh karena itu setelah
melalui berbagai penyesuaian, RME itu dicoba dikembangkan atau
diterapkan di Indonesia dengan nama Pembelajaran.
Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pembelajaran Matematika
Realistik Indonesia merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika
Syang baru dan sedang berkembang di Indonesia. Pembelajaran matematika
dengan pendekatan realistik yang dimulai dengan hal-hal yang nyata, dapat
dibayangkan, dekat dengan siswa dan lingkungannya. Dengan perantara
suatu hal yang dihadapi siswa diharapkan siswa dapat dengan mudah
8
membangun pola pikir mereka terhadap matematika jauh lebih paham dari
sebelumnya.
1. Prinsip dan Karakteristik Pembelajaran Matematika realistic Menurut
Gravemeijer (TIM, 2008: 42) mengemukakan bahwa terdapat tiga
prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu:
a. Penemuan kembali yang terbimbing dan matematisasi progresif.
b. Fenomena yang bersifat mendidik.
c. Mengembangkan model sendiri.
2. Proses pembelajaran diharapkan terjadi urutan seperti berikut.
“Masalah kontekstual” → “Model dari masalah kontekstual tersebut” →
“Model ke arah formal” → “Pengetahuan formal” (TIM, 2008: 42).
Ketiga prinsip di atas dioperasionalkan (dijabarkan) dalam karakteristik
pembelajaran matematika realistik yang menjiwai seluruh aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Soedjadi (TIM, 2008: 42) mengemukakan lima karakteristik
pembelajaran matematika realistik yaitu sebagai berikut:
a. Menggunakan konteks nyata.
b. Menggunakan model.
c. Menggunakan kontribusi siswa.
3. Kelebihan dan Kerumitan Pembelajaran Matematika Realistik Menurut
pendapat Suwarsono (TIM, 2008: 46) terdapat beberapa kelebihan
darivpembelajaran matematika realistik antara lain:
a. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari
(Kehidupan di dunia nyata) dan tentang kegunaan matematika pada
umumnya bagi manusia.
b. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat di
konstruksikan dan dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh setiap
orang “biasa” yang lain, tetapi tidak hanya oleh mereka yang disebut
pakar dalam bidang tersebut.
9
c. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
bahwa cara penyelesaian sesuatu soal atau masalah tidak harus
tunggal, dan tidak harus sama antara orang satu dengan orang yang
lain.
d. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran
merupakan sesuatu yang utama dan untuk mempelajari matematika,
orang harus menjalani sendiri konsep-konsep dan materi-materi
matematika yang lain dengan bantuan pihak lain yang sudah lebih
tahu.
Sedangkan kerumitannya menurut Suwarsono (TIM, 2008: 47) yaitu:
a. Upaya mengimplementasikannya membutuhkan perubahan
pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal yang tidak
mudah untuk dipraktekkan.
b. Pencarian soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang
dituntut RME tidak selalu mudah untuk tiap topik matematika yang
perlu dipelajari oleh siswa.
c. Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara untuk
menyelesaikan tiap-tiap soal juga merupakan hal-hal yang tidak
mudah dilakukan oleh guru.
d. Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa, melalui soal-soal
kontekstual, proses matematisasi horizontal dan proses matematisasi
vertikal.
C. Penelitian relavan
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Researce) yang dilaksanakan dengan tahapan yang meliputi perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek adalah seluruh siswa kelas V SD
Bina Bangsa. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar matematika dengan
pembelajaran matematika realistik untuk siswa kelas V SD Bina Bangsa
Palembang tahun ajaran 2021/2022. Dengan menggunakan pembelajaran
realistik hasil belajar anak dapat meningkat seperti yang sudah diteliti oleh
10
peneliti adiya, 2017, Meningkatkan hasil belajar tematik melalui pendekatan
realistik Pendekatan realistik dapat meningkatkana hasil belajar tematik anak
Marnita, 2021, upaya meningkatkan hasil belajar matematika dengan
pembelajaran matematika realistik untuk siswa kelas v Pembelajaran
matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika penerapan
pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kela iv SD Negeri 010 Pejangki. pendekatan matematika
realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kela IV SD
Negeri 010 Pejangki
11
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Bina Bangsa
Palembang yang berjumlah 29 orang. Siswa di kelas ini dipilih sebagai
subjek penelitian karena ditemukan permasalahan-permasalahan yang
ditemukan seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang. Obyek dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar metematika siswa dengan
pendekatan realistic. Waktu peneitian itu pada tanggal 11 april 2022 dibantu
teman sejawat.
12
sesuai dengan yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus
berikutnya. Perencanaan siklus I, Pelaksanaan siklus I, Refleksi siklus I,
Perencanaan siklus II, Observasi dan Evaluasi siklus I, Pelaksanaan siklus II,
Siklus ke n, Observasi dan Evaluasi siklus II, Refleksi siklus II
1. Perencanaan siklus/Rencana tindakan
Berdasarkan temuan yang diperoleh. Disusun perencanaan
perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini hal-hal yang perlu disiapkan
adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan perbaikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), 2) Pengembangan materi, 3) Menyiapkan media
pembelajaran, 4) Menyusun instrumen penelitian.
2. Pelaksanaan siklus/Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan tindakan ini adalah sebagai
berikut.
a. Menyiapkan salam dan mengecek kehadiran siswa,
b. Memberikan apersepsi terkait dengan materi pelajaran,
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilaksanakan,
d. Memberi permasalahan yang akan di diskusikan masing-masing
kelompok,
e. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil kerja kelompoknya,
f. Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa,
g. Memberikan bimbingan kepada siswa,
h. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan diskusi melalui lembar
observasi,
i. Melaksanakan evaluasi akhir,
j. Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dan
k. Menutup pelajaran dan memberikan tindak lanjut.
3. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung dari awal sampai
akhir. Observasi bertujuan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang
13
terjadi selama tindakan. Kekurangan dan kelebihan yang ditemukan bias
dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan berikutnya agar tidak terjadi
kesalahan yang sama. Evaluasi dilakukan setelah tindakan berlangsung.
Evaluasi bertujuan mengetahui nilai siswa berdasarkan pedoman kriteria
penilaian. Hasil yang diperoleh ini dapat dijadikan umpan balik dalam
menentukan rencana selanjutnya. Observasi dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a. Mengamati keterampilan proses siswa dalam melaksanakan
pembelajaran matematika
b. Memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil
tindakan pada siklus I mengenai hasil belajar matematika. Hasil
renungan dan kajian tindakan siklus I ini, selanjutnya dipikirkan untuk
dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga
lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan keaktifan
belajar dalam mata pelajaran matematika. Alternatif ini akan ditetapkan
menjadi tindakan baru pada rencana tindakan dalam penelitian tindakan
siklus II.
14
(Agung, 1998:8)
PAP Skala 5 Keaktifan Belajar
TABEL 2
Persentase Hasil belajar matematika
90-100 Sangat baik
80-89 Baik
65-79 Cukup baik
55-64 Kurang baik
0-54 Sangat kurang baik
Dalam menilai hasil pembelajaran matemtika digunakan nilai
dengan skala 0 – 100, nilai yang diperoleh siswa berdasarkan lembar
observasi dan hasil tes siswa. Kriteria keberhasilan siswa adalah sebagai
berikut.
a. Menghitung rata-rata skor siswa dengan mencari Mean (M) dengan
rumus (Nurkancana, 2002:174)
Keterangan:
M = Mean (rata-rata) = Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah individu
b. Untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa, digunakan rumus sebagai
berikut.
Keterangan:
Rh = Angka rata-rata persen
M = Angka rata-rata
Smi = Skor maksimal ideal
Sutrisno Hadi, (dalam Arbawa, 2000:12
c. Menghitung ketuntasan belajar mengacu pada buku pedoman
pelaksanaan kurikulum Sekolah Dasar (SD).
Ketuntasan Belajar
Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar
n ≥ 65 = Banyak siswa yang memperoleh nilai 65 keatas (Misal
KKM matematika kelas V adalah 65)
15
N = Jumlah siswa
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002:15)
Hasil analisis yang diperoleh selanjutnya dikonversikan dengan
kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah siswa 29
17
Dari data tabel 4 maka dapat dijabarkan dalam rangkuman yang
disajikan tabel data pra tindakan: Tabel 4. Analisis Tes Hasil Belajar
Matematika Siswa Pada Pra tindakan.
Pra Siklus
78.38
80
70
60
50
40
30
20
10 21.6
0 2
Persenta
Kategori
Belum TuntasTuntas
18
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil
penelitian pada tiap-tiap siklus dideskripsikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan ini peneliti melaksanakan hal-hal sebagai
berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP disusun sebelum
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan. RPP disusun
secara kolaborasi dengan guru kelas V SD Bina Bangsa yang
kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah. RPP ini berisi
tentang rencana kegiatan pembelajaran berdasarkan materi yang
akan disampaikan oleh guru yaitu materi tentang operasi hitung
campuran bilangan bulat. Penyusunan RPP disesuaikan dengan
langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik yang
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika. RPP yang
telah disepakati digunakan sebagai pedoman pembelajaran
matematika di kelas V SD Bina Bangsa Palembang. RPP ini disusun
untuk dua kali pertemuan.
2) Membuat alat peraga (Kartu Bilangan)
Peneliti mempersiapkan alat peraga berupa potongan kertas
dengan berbentuk kartu dan segitiga yang terdiri dari warna merah
muda, hijau, dan kuning. Perbedaan bentuk menunjukkan bilangan
bulat positif dan negative sedangkan perbedaan warna menunjukkan
perbedaan nilai tempat antara ratusan, puluhan, dan satuan. Alat
peraga ini dibagikan pada setiap kelompok. Alat peraga digunakan
pada saat siswa mengerjakan LKS.
3) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas menyusun LKS yang
disesusikan dengan materi pembelajaran Matematika yaitu operasi
hitung campuran bilangan bulat. LKS untuk pertemuan pertama
19
tentang menentukan jenis bilangan bulat dengan garis bilangan
danmenuliskan bilangan bulat dalam kata-kata dan angka. LKS
untuk pertemuan kedua tentang melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. LKS untuk pertemuan ketiga tentang
memecahlan masalah sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat
4) Menyusun Lembar Observasi Guru dan Partisipasi Siswa
Lembar observasi disusun oleh peneliti sebagai instrumen
penelitian. Lembar observasi yang dibuat adalah lembar observasi
untuk guru dan lembar observasi untuk siswa. Lembar observasi
untuk guru digunakan sebagai pedoman pengamatan terhadap
keterlaksanan Pembelajaran Matematika Realistik, sedangkan
lembar observasi untuk siswa digunakan sebagai pedoman
pengamatan partisipasi siswa dalam pembelajaran Matematika.
5) Menyiapkan soal Evaluasi
Soal evaluasi disusun oleh peneliti berkolaborasi dengan guru
disesuaikan dengan materi operasi hitung campuran bilangan bulat
pada pembelajaran Matematika. Pelaksanaan evaluasi pada setiap
akhir siklus. Evaluasi digunakan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
b. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak tiga kali pertemuan yang dideskripsikan sebagai berikut:
1) Siklus 1 Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus I ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 12 april 2022 pukul 09.10-10.20 yang dideskripsikan sebagai
berikut:
a) Kegiatan Awal
Setelah bel tanda istirahat berakhir berbunyi, siswa kelas V masuk
ke dalam kelas. Guru selanjutnya mengkondisikan siswa untuk
menerima pelajaran dengan melakukan apersepsi dengan bertanya
pada siswa“ anak-anak siapa yang mempunyai kulkas di rumah ?
apakah kalian merasakan perbedaan suhu di dalam dan di luar
20
kulkas. Setelah melakukan tanya jawab, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa yaitu Menentukan
jenis bilangan bulat dengan garis bilangan dan Menuliskan
bilangan bulat dalam kata-kata dan angka. Guru menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu
dengan Pembelajaran Matematika Realistik.
b) Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 7-8 siswa. Pembagian kelompok dilakukan
dengan cara berhitung berdasarkan tempat duduk siswa dari ujung
kiri barisan depan ke arah kanan seperti huruf S. Siswa berhitung
dari 1 sampai 5, mulai 1 sampai 5 lagi dan seterusnya hingga 29
siswa. Siswa yang mendapat anagka yang sama menjadi satu
kelompok. Pada tahapan penggunaan konteks guru memberikan
masalah kontekstual yang berkaitan dengan operasi hitung
campuran bilangan bulat dengan mengarahkan siswa untuk
memahami perbedaan suhu di dalam dan di luar kulkas. Coba
kalian ukur suhu kulkas bagian freezer, suhunya bisa
mencapai -6ᵒC dibandingkan suhu luar kulkas. Anak-anak apakah
maksudnya itu ?
Tahap matematisasi horizontal, guru memberi contoh bagaimana
membaca nilai angka pada garis bilangan dengan mempraktekkan
secara langsung bagaimana menentukan nilai suatu bilangan pada
garis bilangan yang di gambar di lantai. Setelah guru memberi
contoh, siswa kemudian secara bergantian mencoba bagaimana
menentukan nilai suatu bilangan pada garis bilangan.
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok setelah semua
siswa mempraktekkan apa yang dicontohkan oleh guru. Guru
memberikan penjelasan bahwa setiap kelompok akan melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan materi dan masing-masing
kelompok akan mendapat alat peraga.
Tahap interaktivitas, siswa bersama kelompok masing-masing
21
mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga yang telah
disiapkan sebelumnya. Siswa menuliskan hasil kegiatan yang
dilakukan pada LKS.siswa melakukan diskusi dengan teman
kelompoknya tentang hasil yang telah diperoleh, namun masih
terdapat siswa yang tidak ikut berdiskusi di dalam kelompok.
Setelah itu guru meminta salah satu kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi dengan menuliskan hasil diskusi yang
telah diperoleh. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai hal yang belum dipahami.
Tahap pemanfaatan hasil konstruksi siswa, guru membimbing
siswa menemukan konsep berdasarkan pada sumbangan siswa
setelah berdiskusi. Hasil yang telah diperoleh saat kegiatan pertama
yaitu tentang menentukan jenis bilangan bulat dengan garis
bilangan adalah setiap angka yang ada di sebelah kanan angka 0
(nol) adalah bilangan bulat positif, sedangkan setiap angka yang
ada di sebelah kiri angka 0 (nol) adalah bilangan bulat negatif.
Tahap matematisasi vertikal, guru bersama siswa mendapatkan
hasil bahwa bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif,
bilangan bulat negatif, dan bilangan bulat nol. Tahap keterkaitan,
guru mengaitkan materi jenis bilangan bulat dengan garis bilangan.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari yaitu menentukan jenis bilangan bulat
dengan garis bilangan. Guru menutup pembelajaran dengan
memberikan motivasi agar siswa mau mempelajari materi dan
mengerjakan soal-soal dalam buku pegangan siswa.
2) Siklus I pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Rabu,
13 april 2022 pukul 07.00 – 08.10 sesuai jadwal mata pelajaran
Matematika kelas V SD Bina Bangsa Palembang. Pembelajaran
Matematika pada pertemuan kedua membahas tentang Melakukan jari-
jari balok dan kubus. Pembelajaran Matematika melalui Pembelajaran
22
Matematika Realistik di deskripsikan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Setelah bel tanda masuk berbunyi, siswa kelas V masuk ke dalam
kelas. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
berdoa dan presensi. Guru mengingatkan siswa mengenai materi
sebelumnya dengan bertanya. Anak- anak apakah kalian ingat
tentang nilai bilangan yang kita pelajari kemarin ? Beberapa siswa
menunjukkan jari untuk mencoba menjawab pertanyaan dari guru.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa
yaitu melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan siswa dengan Pembelajaran Matematika Realistik.
b) Kegiatan Inti
Pada tahapan penggunaan konteks guru bertanya tentang suhu
kulkas, apa yang terjadi apabila suhu kulkas yang berada pada suhu
-2℃ dinaikkan 5 derajat. Menjadi berapakah suhu kulkas setelah
dinaikkan ?
Tahapan matematisasi horizontal guru mengeluarkan bebarapa
buah kancing hitam dan putih, kemudian menjelaskan kepada siswa
bahwa kancing baju putih melambangkan bilangan bulat positif
sedangkan kancing baju hitam melambangkan bilangan bulat
negatif. Guru mempraktekkan bagaimana menggunakan kancing
hitam dan putih tersebut untuk melaukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan, dan siswa mengamati dengan
seksama bagaimana penjelasan dari guru. Setelah guru selesai
menjelaskan siswa mencoba bagaimana menggunakan kancing
hitam tersebut untuk menyelesaikan persoalan tentang operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan.
Setelah dirasa semua siswa cukup mencoba dan mempraktekkan,
guru bertanya kepada semua siswa, “anak-anak bagaimana kalau
operasi hitung bilangan bulat yang bilangannya lebih dari 20 dan
bahkan bisa sampai ratusan angkanya? kalau menggunakan
23
kancing baju seperti ini pasti akan susah karena memerlukan
banyak sekali kancing baju”. Semua siswa terlihat kebingungan
untuk menjawab pertanyaan dari guru tersebut. Guru mengeluarkan
kartu bilangan yang memperlihatkan nilai tempat suatu bilangan
dengan membedakan warna merah, kuning, dan hijau serta untuk
membedakan nilai positif atau negatifnya dengan bentuk persegi
panjang dan segitiga. Kemudian guru menjelaskan bagaimana
menggunakan kartu tersebut untuk menyelesaikan suatu soal
matematika.
Pada tahapan interaktivitas guru membagi siswa menjadi 5
kelompok yang terdiri dari 7-8 siswa dan membagikan LKS kepada
masing-masing kelompok untuk digunakan selama proses
pembelajaran. Semua kelompok mengerjakan soal yang ada dalam
LKS dengan mengikuti alur yang ada pada LKS tersebut, apabila
ada siswa/ kelompok yang kesulitan memahami soal dalam LKS
tersebut guru memberikan sedikit pertanyaan ataupun petunjuk
seperlunya untuk dapat mengarahkan siswa memahami soal
Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan menyelesaikan
soal yang ada dalam LKS, guru meminta salah satu kelompok
bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok
lain diminta menanggapi apabila ada perbedaan jawaban.
Pada tahapan matematisasi vertikal guru bersama siswa
mendapatkan suatu pemahaman tentang bagaimana suatu hasil
operasi bilangan bulat itu bisa bernilai bilangan positif ataupun
negatif sesuai dengan langkah-langkahnya.
Tahapan keterkaitan siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari yang berupa cara
menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangn
dengan menggunakan kancing baju hitam dan putih serta kartu
bilangan.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru menutup pembelajaran dengan
24
memberikan motivasi agar siswa mau mempelajari materi yang ada
dalam buku pegangan siswa.
3) Siklus I pertemuan 3
Pertemuan ketiga pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis,
13 April 2022 pukul 07.00 – 08.10 sesuai jadwal mata pelajaran
Matematika kelas V SD bina bangsa Pembelajaran Matematika pada
pertemuan ketiga ini lebih membahas tentang Memecahlan masalah
sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat yang kemudian melakukan
evaluasi hasil belajar pada siklus I.Kegiatan pembelajarannya
dideskripsikan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Setelah bel tanda masuk berbunyi, siswa kelas V masuk ke dalam
kelas. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
berdoa dan presensi. Guru mengingatkan siswa mengenai materi
sebelumnya dengan bertanya, “Anak- anak apakah operasi hitung
campuran itu bisa digunakan dalam kehidupan sehari- hari ?.
setelah guru menyampaikan tujuan pembeajaran, guru
menyampaikan bahwa hari itu setelah kegiatan pembelajaran
dilakukan, akan diadakan evaluasi untuk menilai hasil belajar
siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru membagikan LKS kepada semua siswa yang akan digunakan
dalam pembelajaran namun secara individu. Setiap siswa diberi
penekanan apabila ada yg kurang bisa memahami soal untuk
menanyakan kepada guru dan guru akan menjelaskan kepada
siswa. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru menyuruh
beberapa siswa untuk maju bergantian mempresentasikan hasil
kerjanya dan apabila ada siswa yang berbeda pendapat diminta
untuk langsung menanggapi untuk mendiskusikan jawaban yang
benar.
c) Kegiatan Akhir
Guru membagikan soal evaluasi siklus 1 ( evaluasi siklus 1) dan
25
semua siswa mengerjakan secara individu.
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah
pengamatan. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat. Observasi ini dilaksanakan terhadap guru dan siswa di kelas.
Pengamatan terhadap guru bertujuan untuk mengetahui apakah guru
sudah menerapkan pendekatan RME dalam proses pembelajaran,
sedangkan pengamatan terhadap siswa bertujuan mengetahui aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, aktivitas
atau partisipasi sebagian besar siswa meningkat tiap pertemuannya.
Selain itu pengajar sudah menerapkan pendekatan RME dalam proses
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya.
Adapun secara rinci hasil pengamatan pada siklus pertama adalah
sebagai berikut:
Observasi yang dilakukan pada siklus I meliputi dua pertemuan
dari tiga pertemuan selama silus I karena di pertemuan terahir hanya
dilakukan evaluasi. Dari kedua pertemuan tersebut, guru telah
melakukan semua aktivitas yang ada dalam lembar observasi (Lampiran
3, halaman 93). Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya
proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat.
Pertemuan pertama adalah materi menentukan jenis bilangan
bulat dengan garis bilangan dan Menuliskan bilangan bulat dalam kata-
kata dan angka. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran
dengan melakukan apersepsi kepada siswa. Tahap selanjutnya, guru
menyajikan materi yang dijelaskan menggunakan konsep nyata dalam
kehidupan sehari-hari.Setelah itu guru membagi kelaske dalam 5
kelompok kerja untuk menyelesaikan LKS yang telah dibagikan untuk
melakukan kegiatan selama proses pembelajaran. Tetapi di dalam
kelompok masih ada siswa yang terlihat melakukan kegiatan sendiri atau
malah bercanda dengan teman kelompok lain sehingga kurang
26
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Guru meminta masing-masing
kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dengan cara
mereka sendiri. Guru bersama siswa membahas hasil yang telah
diperoleh bersama teman satu kelas. Guru membimbing siswa dalam
diskusi kelas namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan.
Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk menemukan konsep
berdasarkan hasil diskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
pancingan yang mengarah kepada konsep yang berkaitan dengan garis
bilangan.
Pertemuan kedua materi yang dipelajari tentang melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada kegiatan
awal, guru mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi
kepada siswa. Pertanyaan tersebut diantaranya mengulangi materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan
sebuah materi dengan benda yang ada di kehidupan sehari-hari siswa
dan siswa di kondisikan utnuk memperhatikan penjelasan dari guru..
Guru kembali membagi siswa dalam lima kelompok, namun cara
pembagiannya dibuat berbeda agar tidak saling berebutan. Guru
membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok. Guru memberikan sebuah
media untuk digunakan siswa selama mengikuti proses pembelajaran
dalam kelompok masing- masing. Siswa dibimbing untuk melakukan
diskusi dan memberikan bantuan kepada siswa yang masih kesulitan
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan yang mengarah
kepada konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat. Materi tersebut diantaranya berkaitan dengan cara menjumlah
bilangan potitif dengan bilangan positif, menjumlahkan bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat negatif, dan seterusnya sampai konsep
pengurangan bilangan bulat.
Berdasarkan observasi kegiatan guru dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa guru belum memberikan seluruh aspek kegiatan
pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru baru
memberikan 71,87% atau pada kategori cukup untuk kegiatan
27
pembelajaran kepada siswa yang disesuaikan dengan lembar observasi.
Guru belum memberikan pengaitan materi yang akan dipelajari dengan
materi sebelumnya maupun materi lain yang mempunyai kemiripan dan
memiliki hubungan. Selain itu, guru belum memberikan kesempatan
pada siswa untuk berdiskusi dan memberikan kesempatan untuk
menyampaikan hasil diskusi dengan kelompok.
Selain hasil observasi yang berupa aktivitas guru, peneliti akan
memaparkan hasil partisipasi siswa yang telah diperoleh pada siklus I
sebagai berikut.
1) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar pada siklus I ini diperoleh pada pertemuan ketiga.
Sebanyak 17 siswa dari 20 siswa dinyatakan tuntas, sedangkan
jumlah siswa yang belum tuntas adalah 18 siswa (lampiran 14,
halaman 161). Rata-rata hasil tes tersebut adalah 64,43. Berikut tabel
hasil belajar siswa pada siklus I:
TABEL 5. Persentase Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar pada Siklus I
Kategori Pra tindakan Siklus I
Siswa % Siswa %
Tuntas 12 21,62 17 51,35
Belum tuntas 17 78,38 12 48,65
Jumlah 29 100 37 100
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 19 siswa
atau 51,35% siswa dari seluruh siswa mendapatkan nilai ≥ 65
dibandingkan data nilai pra tindakan yang hanya 8 siswa atau 21,62%,
sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas adalah 18 siswa atau 48,65%
siswa dari seluruh siswa mendapatkan nilai < 65. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan 29,73% jumlah siswa yang
tuntas belajar dilaksanakan pada siklus I. Perbandingan hasil belajar pada
pra tindakan dan Siklus I diperjelas pada Gambar 2 sebagai berikut.
28
Perbandingan Pra Siklus dan SIKSiklus
78.38
I
Persenta
80
60 48.65 51.35
40
21.62
20
0
Pra Siklus Siklus I
Belum TuntasTuntas
29
TABEL 7. Partisipasi Siswa Siklus I
Pertemuan I Pertemuan II
Jumlah Skor 849 919
Rerata 22,95 24,84
Skor Tertinggi 26 28
Skor Terendah 20 20
Partisipasi Siklus I
919
920
900
880
860
849
840
820
800
Jumlah Skor
Pertemuan 1Pertemuan II
d. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada
perencanaan siklus selanjutnya. Refleksi pada siklus I dilakukan oleh
peneliti dan guru kelas V. Tujuan dari kegiatan refleksi ini adalah untuk
membahas hal-hal apa saja yang menjadi hambatan pada pelaksanaan
siklus I. Adapun hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat
pada uraian di bawah ini :
30
1) Masih ada beberapa siswa yang bermain sendiri dan mengganggu
temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung
2) Guru belum membimbing semua kelompok secara maksimal. Ada
siswa yang bertanya dengan kelompok lain sehingga menyebabkan
suasana tidak kondusif
3) Pada awal kegiatan pembelajaran ada siswa yang masih bingung
dalam menggunaka alat peraga.
4) Guru belum mengkonfirmasi kepada semua siswa terkait materi yang
dipelajari
5) Sebagian besar siswa kurang aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok dan bergantung pada teman
6) Dalam pembagian kelompok, beberapa siswa
keberatan jika harus berkelompok dengan siswa lain yang
dianggap tidak cocok atau nakal.
7) Ketika mengerjakan soal evaluasi secara individu, ada siswa yang
masih menoleh kanan kiri untuk bertanya pada siswa lain.
8) Siswa belum maksimal dalam memberikan tanggapan
dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan refleksi pelaksaan tindakan untuk siklus I, perlu
dilaksanakan tindakan untuk siklus II. Hasil refleksi siklus I digunakan
sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Adapun untuk
rencana perbaikan pada siklus II berdasarkan refleksi di atas adalah sebagai
berikut :
31
keaktifan siswa pada masing-masing kelompok,sehingga semua siswa
dalam kelompoknya masing-masing lebih aktif.
5) Pengamatan untuk kegiatan evaluasi lebih ekstra, agar siswa
mengerjakan sesuai kemampuan sendiri,
6) Dalam kegiatan pembelajaran guru akan lebih memancing keaktifan
siswa dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Rencana pada siklus II diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil
belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Bina bangsa palembang dan
seluruh siswa mendapatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sesuai dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan.
2. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan siklus II dibuat berdasarkan garis besar hasil refleksi
dari siklus I yang telah dijabarkan di atas. Selain tahap perbaikan dari
siklus I pada tahap perencanaan ini peneliti juga melaksanakan hal-hal
sebagai berikut:
1) Media di buat lebih tepat dalam ukuran, sehingga siswa akan lebih
tertarik untuk memperhatikan dan mudah dalam memahami.
2) Guru lebih aktif dalam mengarahkan dan membimbing kerja
kelompok.
3) Guru mengkonfirmasi kepada semua siswa terkait materi yanjg
dipelajari di akhir pembelajaran
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP siklus II disusun setelah siklus
I berakhir dan mengetahui hasil tes dan observasi. RPP disusun
secara kolaborasi dengan guru kelas yang kemudian dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing mengenai hasil refleksi. RPP ini berisi
tentang rencana kegiatan pembelajaran siklus II yang merupakan
perbaikan dari siklus I. RPP ini disusun untuk dua kali pertemuan
berdasarkan silabus.
5) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Peneliti berkolaborasi
dengan guru kelas menyusun LKS yang disesuaikan dengan materi
32
pembelajaran Matematika siklus II. LKS untuk pertemuan pertama
tentang melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian
bilangan bulat, sedangkan untuk LKS pertemuan kedua tentang
melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat (Lampiran 9,
halaman 125-128).
6) Menyiapkan soal evaluasi, Soal evaluasi disusun oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru disesuaikan dengan materi pada
pembelajaran Matematika. Pelaksanaan evaluasi pada akhir siklus
II. Evaluasi digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dipelajari.
b. Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan siklus II dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak tiga kali pertemuan yang dideskripsikan sebagai berikut:
1) Siklus II Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada
hari Selasa 5 November 202 pukul 07.00 – 08.10 sesuai jadwal
mata pelajaran Matematika kelas VI SD Bina Bangsa
Palembang. Pembelajaran Matematika pada pertemuan pertama
membahas tentang pengukuran dalam pembelajaran
Matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik
dideskripsikan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Setelah bel tanda masuk berakhir berbunyi, siswa kelas V
masuk ke dalam kelas. Guru selanjutnya mengkondisikan
siswa untuk menerima pelajaran dengan melakukan
apersepsi dengan bertanya pada siswa (tahapan penggunaan
konteks),” anak-anak jika kita sakit dan berobat ke
puskesmas, kita di beri obat dan di plastik obat tertulis 3x1.
Siapa yang tahu maksudnya ?”. Setelah melakukan tanya
jawab, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai siswa yaitu melakukan operasi perkalian bilangan
33
bulat dengan benar. Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu dengan
Pembelajaran Matematika Realistik.
b) Kegiatan Inti
Guru menulis sebuah operasi hitung perkalian di papan tulis
dan memancing perhatian siswa dengan bertanya apakah ada
yang bisa menjawab soal tersebut atau tidak. Kemudian guru
menjelaskan bahwa operasi perkalian itu adalah sebuah
operasi penjumlahan yang berulang. Guru menanamkan
konsep dengan memberikan contoh yang akrab dengan
kehidupan sehari-hari. Setelah guru memberikan contoh,
semua siswa diminta untuk mencoba sesuai contoh dari
guru.
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah guru
membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 7-8 siswa. Pembagian kelompok
dilakukan dengan cara berhitung berdasarkan tempat duduk
siswa dari ujung kiri barisan depan ke arah kanan seperti
huruf S. Siswa berhitung dari 1 sampai 5, mulai 1 sampai 5
lagi dan seterusnya hingga 37 siswa. Siswa yang
mendapatkan angka yang sama menjadi satu kelompok.
Pada tahap matematisasi horizontal guru membagikan
LKS kepada setiap kelompok. Guru memberikan penjelasan
bahwa setiap kelompok akan melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan materi dan masing-masing kelompok akan
mendapat alat peraga. Siswa bersama kelompok masing-
masing mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga
yang telah disiapkan sebelumnya. Siswa menuliskan hasil
kegiatan yang dilakukan pada LKS. Kemudian siswa
melakukan diskusi dengan teman kelompoknya tentang hasil
yang telah diperoleh. Untuk diskusi ini guru benar-benar
membimbing agar semua siswa aktif untuk berdiskusi di
34
kelompoknya.
Pada langkah interaktivitas guru meminta salah satu
kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi dengan
menuliskan hasil diskusi yang telah diperoleh. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai hal yang belum dipahami.
Pada tahap matematisasi vertikal guru membimbing siswa
menemukan konsep berdasarkan hasil diskusi. Hasil yang
telah diperoleh saat kegiatan pertama yaitu tentang
melakukan operasi hitung perkalian bilangan bulat adalah,
operasi perkalian merupakan sebuah operasi penjumlahan
yang berulang, dan juga rumus untuk hasil operasi hitung
perkalian adalah seperti tabel di bawah ini
(+ x + = +)
(+ x - = -)
(- x + = -)
(- x - = +)
35
2) Siklus II pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari
Rabu, 15 april 2022 pukul 09.10 – 10.20 sesuai jadwal mata
pelajaran Matematika kelas V SD Bina Bangsa Palembang.
Pembelajaran Matematika pada pertemuan kedua membahas
tentang menentukan kecepatan debit air dalam satuan
jam/menit. Pembelajaran Matematika melalui Pembelajaran
Matematika Realistik dideskripsikan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Setelah bel tanda masuk berbunyi, siswa kelas V masuk ke
dalam kelas. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Guru
mengingatkan siswa mengenai materi sebelumnya dengan
bertanya. Anak- anak apakah kalian ingat tentang nilai
bilangan yang kita pelajari kemarin ? Beberapa siswa
menunjukkan jari untuk mencoba menjawab pertanyaan dari
guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai siswa yaitu melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan siswa dengan
Pembelajaran Matematika Realistik.
b) Kegiatan Inti
pada langkah penggunaan konteks guru menyajikan masalah
konkrit dengan membawa 15 buah permen yang akan
dibagikan kepada 3 siswa yang berprestasi di kelas. Oleh
karena itu guru memanggil 3 siswa dengan ranking teratas di
kelas untuk dibagikan permen.
Pada tahap matematisasi horizontal semua siswa diminta
untuk memperhatikan penjelasan dari guru bagaimana
membagi permen tersebut. Setelah penjelasan dirasa cukup,
siswa diminta bertanya apabila ada yang kurang dipahami
kemudian guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang
36
terdiri dari 7- 8 siswa dan membagikan LKS kepada masing-
masing kelompok untuk digunakan selama proses
pembelajaran. Semua kelompok mengerjakan soal yang ada
dalam LKS dengan mengikuti alur yang ada pada LKS
tersebut, apabila ada siswa / kelompok yang kesulitan
memahami soal dalam LKS tersebut guru memberikan
sedikit pertanyaan ataupun petunjuk seperlunya untuk dapat
mengarahkan siswa memahami soal.
Tahap interaktivitas dilakukan saat membandingkan dan
mendiskusikan jawaban setelah semua kelompok selesai
berdiskusi dan menyelesaikan soal yang ada dalam LKS,
guru meminta salah satu kelompok bergantian untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain
diminta menanggapi apabila ada perbedaan jawaban.
Pada langkah matematisasi vertikal guru membimbing
siswa menemukan konsep berdasarkan pada sumbangan
siswa setelah berdiskusi. Hasil yang telah diperoleh saat
kegiatan pembelajaran yaitu tentang melakukan operasi
hitung pembagian bilangan bulat adalah, bahwa operasi
perkalian merupakan sebuah operasi pengurangan yang
berulang, dan juga rumus untuk hasil operasi hitung
perkalian adalah seperti tabel di bawah ini
(+ : + = +)
(+ : - = -)
(- : + = -)
(- : - = +)
37
hitung pembagian bilangan bulat.
c) Kegiatan Akhir
3) Siklus II pertemuan 3
Pertemuan ketiga pada siklus II ini dilaksanakan pada hari
Kamis, 16 april 2022, pukul 09.10 – 10.20 sesuai jadwal mata
pelajaran Matematika kelas V SD Bina Bangsa Palembang.
Pembelajaran Matematika pada pertemuan kedua membahas
tentang menentukan kecepatan debit air dalam satuan
jam/menit. Pembelajaran Matematika melalui Pembelajaran
Matematika Realistik dideskripsikan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Setelah bel tanda masuk berbunyi, siswa kelas V masuk ke
dalam kelas. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Guru
mengingatkan siswa mengenai materi sebelumnya dengan
bertanya, “Anak- anak apakah operasi hitung campuran itu
bisa digunakan dalam kehidupan sehari- hari ?. setelah guru
menyampaikan tujuan pembeLajaran, guru menyampaikan
bahwa hari itu setelah kegiatan pembelajaran dilakukan,
akan diadakan evaluasi untuk menilai hasil belajar siswa.
b) Kegiatan Inti
Guru membagikan LKS kepada semua siswa yang akan
digunakan dalam pembelajaran namun secara individu.
Setiap siswa diberi penekanan apabila ada yg kurang bisa
memahami soal untuk menanyakan kepada guru dan guru
akan menjelaskan kepada siswa. Setelah semua siswa selesai
mengerjakan, guru menyuruh beberapa siswa untuk maju
38
bergantian mempresentasikan hasil kerjanya dan apabila ada
siswa yang berbeda pendapat diminta untuk langsung
menanggapi untuk mendiskusikan jawaban yang benar
c) Kegiatan Akhir
Guru membagikan soal evaluasi siklus II ( evaluasi siklus II)
dan semua siswa mengerjakan secara individu.
c. Pengamatan (Observing)
Observasi yang dilakukan pada siklus II meliputi dua pertemuan
dari tiga pertemuan selama silus II karena di pertemuan terahir hanya
dilakukan evaluasi. Dari kedua pertemuan tersebut, guru telah
melakukan semua aktivitas yang ada dalam lembar observasi.
Pertemuan pertama adalah materi operasi hitung perkalian bilangan
bulat. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan
memancing pengetahuan siswa terhadap perkalian dengan mengkaitkan
pada kegiatan di sekitar siswa. Setelah mengerjakan LKS guru meminta
salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya ke papan tulis dan
meminta kelompok lain dengan jawaban berbeda juga menuliskan
jawabnya. Guru menanggapi jawaban siswa pada hasil diskusi.
Guru bersama siswa menyimpulkan konsep yang di dapat untuk
operasi hitung perkalian Pertemuan kedua adalah materi operasi hitung
pembagian bilangan bulat. Guru mengawali pembelajaran dengan
memberikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi
pembagian. Guru membimbing siswa untuk menjawab masalh
kontekstual yang diberikan guru. Setelah mengerjakan LKS guru
meminta salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya ke papan
tulis dan meminta kelompok lain dengan jawaban berbeda juga
menuliskan jawabnya. Guru menanggapi jawaban siswa pada hasil
diskusi. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang konsep pembagian
yang diperoleh.
Berdasarkan observasi kegiatan guru dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa guru sudah memberikan seluruh aspek kegiatan
39
pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru baru
memberikan 93,75% atau dalam kategori sangat baik untuk kegiatan
pembelajaran kepada siswa yang disesuaikan dengan lembar observasi.
Guru telah memperbaiki cara mengajar yang disesuaikan dengan
kebutuhannya. Data hasil observasi aktivitas guru pada siklus II.
Selain hasil observasi yang berupa aktivitas guru, peneliti akan
memaparkan hasil belajar kognitif dan afektif siswa yang telah
diperoleh pada siklus II sebagai berikut:
1) Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar pada siklus II ini diperoleh pada pertemuan ketiga.
Sebanyak 25 siswa dari 29 siswa kelas V dinyatakan tuntas, sedangkan
jumlah siswa yang belum tuntas adalah 4 siswa. Rata-rata hasil tes
tersebut adalah 72,29. Persentase hasil belajar pada siklus II dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.
TABEL 8. Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus II
Kategori Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa %
Tuntas 12 51,35 25 86,49
Belum tuntas 17 48,65 5 13,51
Jumlah 29 100 37 100
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa pada siklus II
sebanyak 25 siswa atau 86,49% siswa dari seluruh siswa mendapatkan
nilai ≥ 65 dibandingkan data nilai siklus I yang hanya 12 siswa atau
51,35%, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas adalah 5 siswa atau
13,51% siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan terjadi
peningkatan 35,14% jumlah siswa yang tuntas belajar dilaksanakan pada
siklus II. Perbandingan hasil belajar pada Siklus I dan Siklus II diperjelas
pada diagram batang 4 berikut.
40
Perbandingan SIklus I dan Siklus II
86.49
100
80
60 48.65 51.35
40
13.51
20
0
Siklus I Siklus II
Belum TuntasTuntas
41
Pertemuan I Pertemuan II
Jumlah Skor 1029 1068
Rerata 27,81 28,86
Skor Tertinggi 31 31
Skor Terendah 25 25
Partisipasi Siklus II
1068
1070
1060
1050
1040
1029
1030
1020
1010
1000
Jumlah Skor
Pertemuan 1Pertemuan II
42
pada siklus II yaitu guru telah melaksanakan semua aktivitas dalam
lembar pengamatan siklus II yang menjadi perbaikan dari siklus I. Guru
menggunakan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi untuk
memulai pembelajaran, siswa menggunakan alat peraga, mendiskusikan
hasil penggunaan alat peraga, menemukan konsep berdasarkan hasil
diskusi kemudian memperkenalkan prosedur baku untuk menyelesaikan
masalah menggunakan rumus dan dalam pembelajarannya mengaitkan
konsep lain dalam matematika yang berhubungan dengan materi. Jadi
sebelum siswa langsung mendapatkan rumus untuk menyelesaikan
masalah maka terlebih dahulu siswa telah telibat langsung
menggunakan alat peraga, melakukan pengamatan dan diskusi
kelompok dalam menemukan konsep sehingga selain membuat siswa
lebih aktif maka apa yang dipelajari akan bertahan lama pada memori
siswa.
Hasil belajar siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar ≥ 6,5
meningkat sejumlah 8 siswa, dari Siklus I jumlah siswa yang tuntas
belajar adalah 12 siswa pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa. Hal
ini menunjukkan bahwa pembelajaran telah dapat dikatakan berhasil
karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu ≥75% karena dalam
siklus II ini sebanyak 25 siswa (86,49%) dari keseluruhan siswa yaitu
29 siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil dan dihentikan pada
siklus II karena telah memenuhi kriteria keberhasilan.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas meliputi 2 siklus yang terdiri dari siklus I dan
siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan terdiri dari beberapa
tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada siklus
II tahap- tahap yang dilakukan merupakan perbaikan pada siklus sebelumnya.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data tes yang berupa hasil
belajar kognitif yang diperoleh melalui tes dan hasil belajar afektif
berdasarkan hasil observasi partisipasi siswa menggunakan Pembelajaran
Matematika Realistik. Hasil dari kedua siklus tersebut digunakan untuk
43
mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika dengan menggunakan
Pembelajaran Matematika Realistik pada siswa kelas V di SD Bina Bangsa
Palembang.
Selain dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik ini juga dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran berupa peningkatan partisipasi siswa yang berlangsung
di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Pada saat observasi awal
yang dilakukan peneliti pada pembelajaran Matematika di kelas V di SD Bina
Bangsa Palembang, pada saat proses pembelajaran Matematika berlangsung,
guru menyampaikan materi dengan ceramah dan sesekali mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Guru terlihat kurang melibatkan siswa dalam
melakukan proses pembelajaran dan cenderung medominasi pembelajaran.
Pada siklus I dan II diterapkan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik. Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-hari seperti suhu di
dalam kulkas dan juga membagikan permen digunakan sebagai titik awal
pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa matematika dekat
dengan kehidupan sehari-hari. Benda-benda nyata yang akrab dengan
kehidupan sehari-hari seperti kancing baju dan kartu bilangan berbentuk
bangun datar yang berwarna-warni dijadikan sebagai alat peraga. Alat peraga
yang berasal dari sekitar siswa digunakan untuk mendekatkan siswa dengan
materi sehingga siswa menjadi lebih tertarik. Dalam menggunakan alat
peraga tersebut secara bersamaan siswa bisa menangkap materi yang sedang
diajarkan oleh guru. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar
materi operasi hitung campuran bilangan bulat . Hal tersebut senada dengan
pendapat Hadi (Aisyah dkk, 2007: 7-1) bahwa melalui Pembelajaran
Matematika Realitstik siswa menjadi lebih tertarik dan senang belajar
matematika serta menunjukkan peningkatan hasil belajar yang cukup
memuaskan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
menemukan konsep operasi hitung campuran bilangan bulat. Kegiatan
tersebut mendorong adanya interaksi antar teman maka pembelajaran
memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan pendapat
44
dan berlatih untuk bekerja sama. Semakin sering dilaksanakan kegiatan
diskusi dapat meningkatkan interaksi serta kerja sama. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan partisipasi siswa pada setiap siklus, terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa tersebut merupakan hasil dari pembelajaran
melalui PMR yang secara umum berjalan dengan baik seperti yang dilihat
dari hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. Dengan adanya
kegiatan atau aktivitas untuk menemukan sendiri konsep matematika akan
mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas pembelajaran. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sugihartono (2007: 109) bahwa pengamatan
sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntun proses belajar oleh karena
itu dalam belajar diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat
langsung secara realistik dengan obyek yang dipelajarinya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
observer dapat dilihat bahwa siswa terlihat lebih aktif dari sebelum dilakukan
tindakan. Hal tersebut dikarenakan pada pembelajaran Matematika Realistik
guru memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan melakukan
berbagai kegiatan yang menuntut siswa untuk aktif secara kognitif, afektif
dan psikomotor. Media yang digunakan dalam pembelajaranpun merupakan
benda atau hal-hal yang akrab dengan kehiduan siswa sehari-hari. Untuk
kemampuan kognitifnya siswa diberi tugas untuk menuliskan hasil dari
penggunaan alat peraga. Hal tersebut dilakukan melalui diskusi kelompok.
Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Untuk mengulangi
materi yang telah dipelajari guru memancing siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan singkat sehingga siswa mampu menyimpulkan sendiri materi yang
telah dipelajarinya dan mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
Berdasarkan beberapa paparan di atas disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
V di SD Bina Bangsa Palembang. melalui pendekatan Matematika Realistik.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi
pada hasil belajar siswa. Penelitian ini sudah mencapai kriteria keberhasilan
yang ditentukan, yaitu 75% dari jumlah seluruh siswa sudah mencapai
45
minimal predikat baik, sehingga penelitian ini dikatakan berhasil dan
dihentikan pada siklus II.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V SD Bina Bangsa
Palembang melalui Pembelajaran Matematika Realistik mengalami peningkatan.
Pembelajaran siklus I dan II, Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut
sejalan dengan peningkatan hasil tes yang diperoleh. Hasil belajar kognitif
mengalami peningkatan 35,14% yaitu dari siklus I sebesar 51,35% (12 siswa)
menjadi 86,49% (25 siswa) pada siklus II. Pada siklus II persentase
keberhasilannya sudah mencapai ≥ 75% sehingga siklus ini dihentikan.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mempunyai beberapa
saran sebagai berikut.
1. Bagi guru Matematika SD Bina Bangsa Palembang, pembelajaran
matematika realistik merupakan salah satu alternatif pendekatan dalam
pembelajaran matematika yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk
mengajarkan materi khususnya operasi hitung campuran bilangan bulat.
2. Bagi sekolah, pendekatan PMR perlu dikembangkan dan didukung dengan
penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang terciptanya
pembelajaran yang optimal dan efektif sehingga kualitas prestasi belajar
Matematika dan kulitas sekolah dapat terus meningkat.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
LAMPIRAN
49
RPP
Satuan Pendidikan : SD Bina Bangsa Palembang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : V /Genap
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok : Volume Bangun Ruang
Alokasi Waktu : (1 Pertemuan)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya,
mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan
dapat
1. Siswa dapat mengenal bagian-bagian kubus
2. Siswa dapat menghitung volum kubus.
3. Siswa dapat mengenal bagian-bagian balok.
4. Siswa dapat menghitung volum balok
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Fakta:
Contoh-contoh gambar balok dan kubus
2. Konsep
Kubus adalah balok atau prismasiku-siku khusus.
Balok disebut prisma siku-siku. Balok mempunyai 6 sisi, masing-masing berbentuk
persegi panjang.
50
3. Prinsip
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan)
4. Prosedur
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume
Menyajikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan volume
D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Realistik
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
E. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media LCD projector,
2. Laptop,
3. Bahan Tayang
F. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa Matematika Kelas V Revisi 2017
2. Buku Petunjuk Guru Matematika Kelas V Revisi 2017
3. Modul/bahan ajar,
4. Internet,
5. Sumber lain yang relevan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Wakt
u
Kegiatan Pendahuluan 15
Guru : menit
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran(PPK: Religius)
2. Memeriksa kehadiran peserta didik (PPK: Disiplin).
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya: Membuat denah yang skalanya diketahui.
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
51
dipelajari.
2. Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
a. Menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan
b. Menghitung volume balok menggunakan kubus satuan
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
4. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Pembagian kelompok belajar
4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti 75
Sintak menit
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Mengamati
Lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal untuk
dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif,
dsb yang berhubungan dengan:
52
1. Materi yang disampaikan guru
2. Contoh-contoh soal yang berkaitan
Membaca (Literasi)
Dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung, materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan
Mendengar
Mendengarkan pemberian materi oleh guru yang berkaitan
dengan
Menyimak
Menyimak penjelasan pengantar kegiatan/materi secara
garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai :
53
melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan dengan santun tentang :
Aktivitas
54
3. Peserta didik diminta untuk menghitung volume balok
dengan kubus satuan berikut
Mempraktikan
Mendiskusikan(4C: Collaboration)
Saling tukar informasi tentang :
55
1. Menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan
2. Menghitung volume balok menggunakan kubus satuan
56
1. Menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan
2. Menghitung volume balok menggunakan kubus satuan
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku
jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu,
peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup 15
Peserta didik : menit
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.(HOTS:
Reflektif)
Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta
didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta
diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
4. Mengagendakan pekerjaan rumah.
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama (Terlampir)
b. Pertemuan Kedua (Terlampir)
c. Pertemuan Ketiga (Terlampir)
d. Pertemuan Keempat (Terlampir)
e. Pertemuan Kelima (Terlampir)
f. Pertemuan Keenam (Terlampir)
57
3. PembelajaranRemedial dan Pengayaan
a. Remedial
1) Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri
atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial
karena belum mencapai Kompetensi Dasar
2) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya
sebagai berikut:
Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh
guru materi Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang
sejenis. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang
disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di
luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).
b. Pengayaan
1) Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
2) Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
3) Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang
membutuhkan pengembangan lebih luas misalnya
Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan
yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan pilihan
ganda dalam buku panduan guru. Guru mencatat dan memberikan tambahan
nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.
58
Penilaian Sikap
Aktifitas
Nama peserta
No. Kerja sama Keaktifan Partisipasi Inisiatif
didik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
Rubrik penilaian:
1. Apabilapesertadidikbelummemperlihatkanperilakuyangdinyatakan dalam indikator.
2. Apabila sudahmemperlihatkan perilaku tetapi belum konsisten yang dinyatakan
dalam indikator.
3. Apabilasudahmemperlihatkanperilakudansudahkosistenyangdinyatakan dalam
indikator.
4. Apabilasudahmemperlihatkanperilakukebiasaanyangdinyatakandalam indikator.
Catatan :
= 16 – 4
= 12
MK= 14 – 16
MB= 11- 13
MT= 8 – 10
BT= 4-7
Keterangan:
BT BelumTerlihat(apabilapesertadidikbelummemperlihatkantanda
- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT MulaiTerlihat(apabilapesertadidiksudahmulaimemperlihatkan
adanyatanda-tandaawalperilakuyangdinyatakandalamindikator
tetapi belum konsisten).
MB MulaiBerkembang(apabilapesertadidiksudahmemperlihatkan
berbagaitanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan
mulai
MK Mulaimembudaya/terbiasa(apabilapesertadidikterus-menerus
59
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator
secara konsisten).
60
Format Penilaian Sikap.
Satuan Pendidikan : SDN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas /Semester : V /Genap
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kerja sama
Ramah dengan
Menepatijan
Kepedulian
Keterbukaa
Kedisiplina
Kejujuran
Kerajinan
Nama
Tenggang
Ketekunan
Tanggung
Hormat
No
orang
pada
belajar
jawab
tua
rasa
teman
n
n
ji
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 4
61
Jurnal (buku catatan harian tentang peserta didik oleh guru)
Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
Nama Guru :
62
Kisi-Kisi TesTertulis /Uraian/Essai
Contohbutirsoal:
1. Akuarium memiliki ukuran panjang 75 cm, lebar 35 cm dan tinggi 50 cm. Telah
terisi air setinggi 35 cm. Berapa liter air yang ada di dalamakuarium?
2. Volume balok 22.500 cm3. Jika panjang 45 cm dan lebarnya 20 cm. Berapacm tinggi
balok?
SkorMaksimum 8
63
Kisi-Kisi TesTertulis /PilihanGanda
SoalPilihanGanda:
1. ....
a.
b.
c.
d.
PedomanPenskoranSoalUraian
No. Soal Rubrik Skor
1 Siswadapatmenyebutkanjawabandenganbaikdanbenar. 1
2 Siswamenyebutkanjawabansalah 0
SkorMaksimum
64
Kisi-Kisi Penugasan
Tugas:
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan
menggunakan satuan volume
65
Kesimpulan Terkait dengan pelaksanaan tugas danadasaran untuk 4
perbaikan penugasan berikutnyayang feasible
Terkait dengan pelaksanaan tugas danadasaran untuk 3
perbaikan penugasan berikutnyatetapi kurang
feasible
Terkait dengan pelaksanaan tugas tetapi tidak adasaran 2
Tidak terkait dengan pelaksanaan tugas dan tidak 1
ada saran
Tampilan laporan Laporan rapi dan menarik, dilengkapicoverdan 4
foto/gambar
Laporan rapi dan menarik, dilengkapicoveratau 3
foto/gambar
Laporan dilengkapi cover atau 2
foto/gambartetapikurang rapi atau kurangmenarik
Laporan kurangrapi dankurangmenarik, tidak dilengkapi 1
coverdanfoto/gambar
Keterbacaan Mudah dipahami, pilihan katatepat, danejaan semua 4
benar
Mudah dipahami, pilihan katatepat, beberapa ejaan salah 3
Kurangdapat dipahami,pilihan katakurangtepat, dan 2
beberapa ejaan salah
Tidak mudah dipahami,pilihan katakurangtepat, dan 1
banyak ejaanyangsalah
No Skoruntuk Jumlah
Nama Pend Pelaks Kesimp Tamp Keterb skor Nilai
1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor maksimal = banyaknya kriteria x skor tertinggi setiap kriteria.
Pada contoh di atas, skor maksimal = 5x 4= 20.
total skor perolehan
Nilai tugas= x 100
total skor maksimum
14
Pada contoh di atas nilai tugas Ajat = x 100 = 7
20
66
67
68
69
70