Anda di halaman 1dari 107

LAPORAN PRAKTIK

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENGUKURAN


SATUAN PANJANG MELALUI LATIHAN SOAL TERBIMBING DAN
ALAT PERAGA TANGGA SATUAN PANJANG MATA PELAJARAN
MATEMATIKA SEMESTER 1 KELAS IV TAHUN PELAJARAN
2021/2022 DI SD NEGERI 2 NGRANDAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
Program Studi PGSD (Masukan Sarjana)

Disusun Oleh:
Nama : DWINDA KUSUMAWARDANI
NIM : 857817331
Kelas : 2A
Program Studi : PGSD BI(Masukan Sarjana)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURAKARTA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 202
i
ii
iii
iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil perbaikan pembelajaran dalam mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional ini, banyak pihak yang telah membantu secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu ijinkanlah penulis menyatakan rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Mashadi, S.Pd., M.Pd., sebagai supervisor 1 yang telah membimbing
hingga terselesainya materi Pemantapan Kemampuan Profesional ini.
2. Bapak Sujak, S.Pd.SD, selaku supervisor 2 dan Kepala SD Negeri 2
Ngrandah.
3. Semua rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah mendorong dan membantu dalam penyelesaian PKP ini.
4. Rekan-rekan Guru SD Negeri 2 Ngrandah yang telah membantu untuk
terlaksananya laporan ini.
5. Orangtua tercinta atas perhatian, kasih sayang, dukungan do`a dan restunya
serta saudara-saudaraku atas dorongan semangat dan bantuannya.
6. Suamiku tercinta yang selalu memberikan semangat, cinta dan kasih serta
dukungan dan bantuannya.
7. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian ini berlangsung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua Amin.

Grobogan, 8 Desember 2021


Penulis,
v

DAFTAR ISI

JUDUL...............................................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN....................................................

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT............................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

DAFTAR TABEL..........................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................

DAFTAR GRAFIK......................................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………...ix
ABSTRACK………………………………………………………………………x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................

1. Identifikasi Masalah…………………………………………………….3

2. Analisis Masalah………………………………………………………..3

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah…………………………...3

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………4

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………………………..4

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………………………4

BAB 2 Kajian Pustaka…………………………………………………………….6

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran…………………………………………..6

1. Hakikat Belajar…………………………………………………………6

2. Hakikat Pembelajaran…………………………………………………..7
vi

B. Latihan Soal Terbimbing……………………………………………………8

1. Pengertian Metode Pembelajaran………………………………………8

2. Metode Latihan Soal Terbimbing………………………………………9

C. Alat Peraga Tangga Satuan Panjang………………………………………...11

1. Pengertian Alat Peraga……………………………………..………….11

2. Tangga Satuan Panjang………………………………………………..12

D. Konsep Pembelajaran Matematika…………………………………………14

E. Hasil Belajar………………………………………………………………..15

F. Materi Pengukuran Satuan Panjang…………………………………………16

G. Kerangka Pikiran……………………………………………………………17

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN...19

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu……………….19

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran…………………………………..20

C. Teknik Analisis Data………………………………………………………..22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………...24

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran………………………..24

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran……………………..30

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT............................................................

A. Simpulan……………………………………………………………………31

B. Saran dan Tindak Lanjut.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………32

LAMPIRAN……………………………………………………………………...33
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jadwal Pelaksanaan Penelitian…………………………………………19


Tabel 2: Data Hasil Tes Pra Siklus………………………………………………24
Tabel 3: Hasil Evaluasi Siklus I………………………………………………….26
Tabel 4: Hasil Evaluasi Siklus II…………………………………………………29
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Tangga Satuan Panjang………………………………………………16


Gambar 2: Kerangka Pikir Penelitian……………………………………………18
ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1: Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus 1…………………...………26


Grafik 2: Perbandingan Hasil Siklus 1 dan Siklus 2……………………………..29
x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Ketersediaan Supervisor2


Lampiran 2: Perencanaan PTK
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 4: Alat Penilaian Kemampuan Guru
Lampiran 5: Lembar Observasi/Pengamatan
Lampiran 6: Jurnal Pembimbingan Supervisor
Lampiran 7: Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 8: Dokumentasi
xi

ABSTRACK

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya masalah yang didapatkan oleh


peneliti di kelas IV di SD Negeri 2 Ngrandah yaitu kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal masih kurang, siswa belum dapat menentukan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan, serta kemampuan siswa dalam menentukan
model matematika yang digunakan dalam penyelesaian soal sehingga hasil belajar
siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa
tentang pengukuran satuan panjang melalui latihan soal terbimbing dan alat
peraga tangga satuan panjang mata pelajaran matematika semester 1 kelas iv
tahun pelajaran 2021/2022 di SD Negeri 2 Ngrandah. Objek penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas IV dengan jumlah siswa 9 anak yang terdiri dari 4 anak
perempuan dan 5 anak laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6
November s.d 20 November 2021. Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa penguasaan siswa terhadap materi pengukuran satuan panjang telah
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar berupa ketuntasan
belajar dari masing-masing siklus I (70%) dan Siklus II (100%). Jadi penerapan
latihan soal terbimbing menggunakan alat peraga papan tangga satuan panjang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV (empat) SD Negeri 2 Ngrandah
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Soal Terbimbing, Papan Tangga


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelajaran Matematika merupakan jenis mata pelajaran yang
dipelajari siswa mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.
Matematika sebagai salah satu pelajaran eksak yang dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bentuk. Bahkan tanpa
disadari, matematika sering diterapkan dalam menyelesaikan masalah
kehidupan. Oleh karena itu, Matematika mempunyai peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari karena dengan belajar matematika secara
tepat dan benar, daya pikir siswa dapat terolah. Akan tetapi, meski tidak
semua, banyak diantara siswa sekolah yang mengeluhkan pelajaran
Matematika. Mula-mula keluhan muncul saat siswa berada di jenjang SD
dan karena keluhan tersebut tidak teratasi, maka merembet ke jenjang
yang lebih tinggi. Banyak diantara siswa Sekolah Dasar ini menilai bahwa
pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang mengerikan,
membosankan dan sukar. Tentu saja hal seperti itu sangat menyedihkan
karena jenjang Sekolah Dasar merupakan tingkat yang mendasar dari
seluruh tingkat pendidikan yang akan dilewati oleh anak.
Dan tidak dapat dipungkiri setiap ada pertanyaan untuk siswa pada
tiap jenjang pendidikan tentang pelajaran apa yang sulit dipahami, pasti
jawaban yang sering muncul adalah Matematika. Kenyataan ini juga
diperkuat dengan banyaknya studi intensif yang mengarah pada jawaban
tersebut. Tanpa disadari penyampaian materi yang cenderung abstrak
dengan hanya menampilkan angka-angka yang rumit, telah memaksa anak
untuk berpikir keras. Padahal jika mengingat usia mereka yang masih
berkisar 7-12 tahun, merupakan fase operasional konkret. Mereka bisa
memahami Matematika, jika materi disampaikan dengan visualisasi yang
jelas. Artinya, benda-benda nyata atau peraga yang relevan yang bisa
2

mengoptimalkan pemahaman siswa akan materi matematika merupakan


keharusan bagi setiap guru kelas maupun guru bidang studi matematika.
Rodatul Jannah mengemukakan bahwa “terdapat kesan negatif
yang disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang
tepat, guru tidak bisa mengajar dengan baik. Apabila hal itu dapat diatasi
dengan baik, maka pelajaran eksak yaitu matematika tidak lagi terkesan
sulit ataupun menakutkan bagi siswa.
Pada tahap operasi konkrit, anak mengembangkan sistem operasi
berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkrit. Anak masih
menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkrit, belum
bersifat abstrak apalagi hipotesis. Anak masih mempunyai kesulitan
memecahkan permasalahan yang mempunyai banyak variabel. Oleh
karena itu, meskipun pada tahap ini cara berpikir anak sudah maju, tetapi
cara berpikir anak masih sangat terbatas karena masih berdasarkan sesuatu
konkret.
Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu teknologi telah
membawa pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Akibat
dari pengaruh-pengaruh tersebut maka pendidikan semakin lama semakin
mengalami kemajuan, sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.
Materi pembelajaran menentukan ukuran satuan panjang,
merupakan salah satu materi matematika yang membutukan ketelitian dan
kecermatan dalam berhitung. Karena selama ini dengan tangga satuan ukur
panjang yang mengarahkan pada teknik mengalikan atau membagi angka
dengan 10, 100, 1000, 10.000, dan seterusnya, terkadang membingungkan
bagi siswa dalam menuliskan kembali hasil perhitungan pada lembar
jawaban.
Beberapa siswa khususnya kelas IV yang sudah mendapatkan
materi tentang pengukuran panjang mengalami kesulitan demikian.
Mereka tahu harus mengalikan atau membagikan sepuluh di tiap tangga
yang akan di lewti, namun mulai bingung ketika diberikan soal yang mulai
berbeda dengan contoh yang diberikan. Dengan dasar inilah, peraga yang
3

relevan untuk memahami materi menentukan ukuran satuan panjang


sangat dibutuhkan, karena dengan media ini dapat memudahkan guru
menjelaskan kepada siswa dan siswapun akan lebih mudah dalam
memecahkan soal pengukuran satuan panjang.

1. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi diatas, kondisi yang ada saat ini adalah:
a. Pembelajaran matematika di kelas masih berjalan monoton

b. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.


c. Belum ada kolaborasi antara siswa dan guru.
d. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
e. Rendahnya kualitas pembelajaran matematika
f. Rendahnya prestasi siswa untuk mata pelajaran matematika
2. Analisis Masalah
Ada beberapa hal yang mengakibatkan rendahnya kualitas
pembelajaran baik prestasi siswa maupun aktivitas belajar, antara lain :
a. Siswa menganggap pelajaran Matemattika sebagai pelajaran yang
menakutkan, tidak menarik, membosankan dan sulit.
b. Anak-anak kesulitan menghafalkan satuan panjang
c. Anak-anak kesulitan menghitung rumus satuan panjang
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan pemahaman materi yang telah di sampaikan,
maka perlu di adakan latihan-latihan soal yang pemecahannya perlu di
bimbing dengan melibatkan siswa, karena dengan intensitas latihan
soal yang berfrekuesi tinggi di harapkan siswa terampil dalam
mengerjakan soal serta dapat mengembangkannya pada materi yang
relevan. Untuk menunjang pemahaman siswa dalam materi satuan
panjang yang disampaiakan, peraga yang relevan untuk memahami
materi menentukan ukuran satuan panjang sangat dibutuhkan, karena
dengan media ini dapat memudahkan guru menjelaskan kepada siswa
4

dan siswapun akan lebih mudah dalam memecahkan soal pengukuran


satuan panjang.
Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti akan mengadakan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang
Pengukuran Satuan Panjang Melalui Latihan Soal Terbimbing Dan
Alat Peraga Tangga Satuan Panjang Mata Pelajaran Matematika
Semester 1 Kelas IV Tahun Pelajaran 2021/2022 Di SD Negeri 2
Ngrandah”.
B. Rumusan Masalah
Setelah memahami latar belakang tersebut, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan
latihan soal terbimbing dan alat peraga tangga satuan panjang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok pengukuran
satuan panjang mata pelajaran matematika semester 1 kelas IV tahun
pelajaran 2021/2022 di SD Negeri 2 Ngrandah?”.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dikaji dari latar belakang penelitian yang memusatkan pada proses
perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 2
Ngrandah, mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang pengukuran satuan panjang melalui latihan soal terbimbing dan
alat peraga tangga satuan panjang mata pelajaran matematika semester 1
kelas IV tahun pelajaran 2021/2022 di SD Negeri 2 Ngrandah.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang sih
bagi dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan aktifitas, keterampilan
dan kemampuan siswa serta prestasi siswa dalam melakukan kegiatan
untuk menunjukan hasil hasil belajar matematika siswa melalui latihan
soal terbimbing dan media tangga satuan panjang pada materi pengukuran
satuan panjang.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
5

a. Dapat meningkatkan pemahaman konsep pengukuran satuan


panjang dengan menggunakan metode latihan soal terbimbing dan
media tangga satuan panjang.
b. Dapat meningkatkan kemampuan membuktikan hasil pengukuran
satuan panjang .
c. Dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan dan prestasi belajar
siswa tentang pengukuran satuan panjang.
2. Bagi guru
Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas guru mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tentang Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) khususnya penggunaan media serta metode
yang tepat untuk mengajarkan konsep pengukuran satuan panjang.
Guru juga merefleksikan proses kegiatan belajar mengajar untuk
mendapatkan solusi perbaikan pembelajaran dan juga dapat
mengembangkan inovasi pembelajaran dalam dunia pendidikan.
3. Bagi Institusi / Lembaga
a. Bagi guru SD yang mengajar di kelas tinggi, sebagai masukan
dalam melaksanakan pembelajaran matematika agar dapat
menggunakan metode dan media pembelajaran yang efektif.
b. Bagi sekolah merupakan sumbang sih pemikiran dalam usaha-
usaha yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.
c. Bagi kelompok kerja guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan
kajian dalam meningkatkan kemampuan professional guru.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran


1. Hakikat Belajar
a. Menurut Skinner pengertian belajar adalah suatu perilaku. Pada
saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya
bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
b. Sedangkan menurut pendapat Bruner (1985) menekankan bahwa
setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa
atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk
menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut dalam
pikirannya. Menurut Bruner proses belajar dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu :
1) Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan
Tahap anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-
benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada
tahap ini anak masih dalam tahap gerak reflek dan coba-coba,
belum harmonis. Ia memanipulasikan, menjejerkan, menyusun,
mengutak-atik, dan bentuk-bentuk gerak lainnya ( serupa
dengan tahapan sensori motor dari peaget )
2) Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan
Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai dan
menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan
mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali
atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang benda
atau peristiwa atau dikenalnya pada tahapan enaktif.
7

3) Tahapan Simbolik
Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan
mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Pada tahap
ini anak sudah memahami tahap simbol-simbol dan
menjelaskan dengan bahasanya (serupa dengan operasi konkret
dan formal dari peaget).
Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan yaitu peribahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kehidupannya. Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
2. Hakikat Pembelajaran
a. Menurut Hilda Taba dan pandangan Tyler (1985) yang dimaksud
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan
siswa untuk menjalankan kurikulum yang berisikan tujuan, isi, pola
pembelajaran dan evaluasi. Jadi menurut pandanga Tyler
pembelajaran tidak terbatas hanya proses pembelajaran terhadap
satu bahan saja, melainkan pula diterapkan dalam pembelajaran
untuk satu mata pelajaran atau pembelajaran di suatu sekolah. Agar
pembelajaran dapat berhasil dengan memuaskan maka guru
dituntut untuk dapat menguraikan secara luas dengan
memperhatikan langkah-langkah cara mengembangan kurikulum.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Menentukan Tujuan
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap berbagai
tuntutan, kebutuhan dan harapan. Tujuan dibuat dengan
memperhatikan faktor-faktor kebutuhan siswa dan masyarakat.
2) Menentukan Isi
Isi kurikulum merupakan proses pembelajaran yang berisi
materi atau masalah-masalah yang berhubungan dengan
kehidupan yang perlu dipelajari untuk mencapai tujuan.
8

3) Merumuskan Kegiatan Pembelajaran


Merumuskan kegiatan pembelajaran mencangkup metode dan
keseluruhan proses pembelajaran yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
4) Mengadakan Evaluasi
Evaluasi digunakan tergantung pada tujuan yang hendak
dicapai. Kegiatan ini sangat penting dalam rangka
menghasilkan balikan (Feed Back) untuk mengadakan
perbaikan.
b. Sedangkan menurut Briggs menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si pebelajar
sedemikian rupa sehingga si pebelajar itu memperoleh kemudahan
dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungannya ( Tim
Pengembangan MKDK, 1990 : 10 ).
c. Menurut pandangan Gagne (1985) bahwa pembelajaran merupakan
suatu kumplan proses yang bersifat individual, yang merubah
stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi,
yang selanjutnya dapat menyebabkan hasil belajar.

Jadi menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa


Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses transaksional
yang bersifat timbal balik antara guru dengan siswa, maupun antar
siswa, maupun siswa dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan atau diharapkan.

B. Latihan Soal Terbimbing


1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang
harus ada dalam pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara atau
tekhnik yang dilakukan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ada Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode pembelajaran.
9

Prinsip tersebut terutama berkaitan erat dengan faktor perkembangan,


kemampuan siswa diantaranya :
a. Metode pembelajaran harus memungkinkan dapat membangkitkan
rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran.
b. Metode pembelajaran harus memungkinkan dapat memberikan
peluang kepada siswa untuk berekspresi secara kreatif.
c. Metode pembelajaran harus memungkinkan siswa dapat belajar
melalui pemecahan masalah.
d. Metode pembelajaran harus memungkinkan siswa untuk
melakukan penemuan ( berinkuiri ) terhadap suatu topik
permasalahan.

Adapun fungsi metode pembelajaran adalah :

a. Sebagai alat atau cara mencapai tujuan pembelajaran,


b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan
guru dalam kegiatan pembelajaran,
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian
pembelajaran.
2. Metode Latihan Soal Terbimbing
a. Pengertian Latihan
Menurut Ruseffendi (1980), dalam matematika ada 2
macam latihan yaitu latihan hafal (Driil) dan latihan praktek.
Keduanya berupa latihan yang tujuannya memperoleh jawaban
yangata benar. Latihan hafal adalah kegiatan yang pada umumnya
lisan dan hasilnya berkenaan dengan kemampuan seseoramg
memberikan jawaban yang cepat tentang fakta. Latihan praktek
adalah latihan sejumlah kegiatan, langkah dalam suatu kegiatan
untuk sampai kepada jawaban yang benar.
Di dalam mengingat sejumlah kegiatan langkah dalam
mencari jawaban yang benar atas soal yang di berikan, maka perlu
bimbingan atau bantuan guru. Bimbingan atau bantuan akan di
10

berikan, jika melihat kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh


siswa dalam mengerjakan soal-soal. Pada saat itu pula guru
membantu memperbaikinya sampai tuntas bahkan jika perlu guru
memberikan bantuan sepenuhnya hingga siswa dapat
menyelesaikannya dengan benar dalam mengerjakan latihan soal-
soal yang di berikan. Bantuan atau bimbingan di sini bukan berarti
guru yang menyelesaikan soal, tetapi guru hanya berperan sebagai
motivator untuk memberikan langkah-langkah penyelesaiannya,
sedangkan prosedur soal sepenuhnya di lakukan oleh siswa.
b. Pengertian Bimbingan
Bimbingan menurut sukardi (1993), adalah proses
pemberian bantuan yang di berikan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh
pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi
pribadi yang mandiri. Bimbingan di sini tidak hanya di tujukan
untuk satu orang saja, melainkan untuk banyak orang yang sedang
mengalami kesulitan atau masalah. Masalah yang di hadapi oleh
individu di sini boleh jadi merupakan masalah pula bagi orang
lain. Oleh sebab itu perlu di adekan suatu bimbingan sehingga
dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Bimbingan menurut Winkel (1987), adalah sebagai
pemberian bantuan kepada sesorang atau sekelompok orang dalam
membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan
penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntuta hidup.
Unsur-unsur yang terdapat dalam rumusan seperti adanya
proses bantuan, adanya masalah dan adanya tujuan yaitu untuk
mencapai kebahagiaan hidup. Berdasarkan beberapa pengertian
bimbingan tersebut di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa, bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara psikis
(kejiwaan) dari seseorang pembimbing kepada individu atau
beberapa individu dalam mengatasi masalah yang di hadapi agar
11

dapat mengenal dan memahami dirinya, dapat menyesuaikan


dirinya, dapat bertanggung jawab atas keputusannya dan akhirnya
dapat merasakan kebahagiaan hidupnya.

c. Pengertian Latihan Soal Terbimbing


Latihan soal terbimbing menurut Syarifuddin (1995),
adalah soal latihan yang di berikan kepada siswa, dalam
pelaksanaannya untuk menentukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan tersebut siswa mendapat bimbingan oleh guru. Dalam
penelitian ini bimbingan ini mencakup dua dimensi, yang pertama
yaitu soal-soal di berikan tahapan-tahapan penyelesaiannya, dan
yang kedua yaitu guru memberikan bimbingan kepada siswa baik
secara klasikal maupun individual dalam menjawab soal-soal
latihan yang di berikan.
C. Alat Peraga Tangga Satuan Panjang
Dalam kegiatan pembelajaran matematika di SD, diperlukan alat
bantu agar proses belajar dapat mudah dipahami oleh siswa, alat bantu
pembelajaran tersebut disebut dengan media/alat peraga.
1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dan segala
macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran.
Sementara itu menurut Siti Adha dkk, (2014: 19) alat peraga adalah
Satu di antara beberapa cara untuk untuk mengaktifkan siswa
berinteraksi dengan materi ajar diperlukan suatu alat bantu yang
disebut alat peraga. Sedangkan Menurut Muhsetyo (2011 : 1.26), alat
peraga adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan
terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan
dan/atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk
dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika.
12

Menurut Annisah, (2014: 3) alat peraga matematika dapat


diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang dirancang,
dibuat, dan disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu
menanamkan dan memahami konsep-konsep atau prinsip dalam
matematika. Jadi, menurut penulis alat peraga adalah sebuah alat bantu
untuk membantu kegiatan pembelajaran agar siswa dapat dengan
mudah memahami materi yang disampaikan guru.
2. Alat Peraga Tangga Satuan Panjang
Tangga satuan panjang adalah sebuah alat peraga yang berbentuk
tangga yang berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru
menyampaikan materi pengukuran satuan panjang.
a. Kelebihan Penggunaan Alat Peraga
Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Sudjana, (2002: 64)
adalah sebagai berikut:
1) Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih
menarik
2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih
mudah memahaminya.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak
akan mudah bosan
4) Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti
mengamati, melakukan serta mendemonstrasikan dan
sebagainya.
Sedangkan Muhsetyo, et.al. (2011 : 2.4) kelebihan
penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran, antara lain :
1) Lebih menarik dan tidak membosankan siswa.
2) Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang
dapat memperjelas uraian.
3) Lebih bertahan lama untuk diingat karena lebih terkesan
terhadap tayangan atau tampilan.
13

4) Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan


lebih tersebar.
5) Dapat digunakan brulang kali untuk meningkatkan penguasaan
bahan ajar.

b. Kekurangan Alat Peraga


Kekurangan penggunaan alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran menurut Nana Sujana (2002: 64) diantaranya:
1) Memerlukan alat peraga yang cukup banyak. Dalam proses
pembelajaran membutuhkan berbagai alat penunjang dalam
penggunaan alat peraga.
2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan. Dalam
kegiatan proses belajar mengajar banyak waktu yang
diperlukan guru untuk mempersiapkan terlebih dahulu.
3) Membutuhkan perencanaan yang cukup matang.
c. Fungsi Alat Peraga
Sementara itu fungsi dan nilai alat peraga menurut Sudjana,
(2005: 99) adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan
merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri
sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif.
2) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
3) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan
tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian
bahwa penggunaan alat peraga harus melihat tujuan dan bahan
pelajaran.
14

4) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata


alat hiburan, dalam arti digunakan sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
5) Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran
mengutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar
dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang
diberikan guru.
D. Konsep Pembelajaran Matematika
1. Konsep Matematika Secara Umum
Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan
teori-teori yang dibuat secara deduktif berdasarkan pada unsur yang
tidak di definisikan, seperti aksioma-aksioma, sifat-sifat atau teori-
teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan
bilangan dan symbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat
membantu untuk memperjelas dan menyelesaikan permaslahan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Konsep Matematika di Sekolah Dasar
Matematika sekolah dasar adalah unsur, dan matematika yang di
pilih antara lain dengan pertimbangan atau berorientasi pada
pendidikan. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran
matematika perlu diusahakan sesuai dengan perkembangan kognitif
siswa, mengkonkretkan objek-objek matematika yang abstrak agar
menjadi mudah dan dapat dipahami oleh anak.
Menurut teori perkembangan intelektual dari Jean Peaget
menyatakan bahwa kemampuan intelektual anak berkembang secara
bertingkat atau bertahap, yaitu :
a. Sensori motor ( 0 – 2 tehun )
b. Pra operasional ( 2 – 7 tahun )
c. Operasional konkret ( 7 – 11 tahun )
d. Operasional ( ≥ 11 tahun )
15

Sesuai dengan kebutuhan kurikulum, maka operasi hitung yang


akan dibahas oleh penulis adalah operasi hitung kelipatan dan faktor
bilangan. Operasi hitung kelipatan dan faktor bilangan baru
diperkenalkan di sekolah dasar kelas IV ( pada siswa yang masih
dalam taraf berfikir konkret ). Berarti pendekatan yang harus dilakukan
harus sesuai dengan perkembangan mental anak di usia 7 sampai 11
tahun yaitu dengan menggunakan operasional konkret.
E. Hasil Belajar
Menurut Catharina Tri Anni (2004 : 4), Hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah melakukan aktifitas
belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar adalah hasil yang
dicapai seseorang berupa tingkah laku baru setelah orang itu melakukan
kegiatan belajar (GBPP Kurikulum 1994).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
hasil belajar menggambarkan tingkat penguasaan siswa tentang materi
pelajaran disekolah yang biasanya disebut dengan nilai hasil belajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
1. Faktor intern ( Dalam diri Siswa ) terdiri dari :
a. Faktor Jasmaniah, misalnya : faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b. Faktor Psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kelelahan.
2. Faktor Ekstren ( Dari Luar ) terdiri dari :
a. Faktor keluarga, misalnya : cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orangtua dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah, misalnya : metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, dan metode belajar.
16

c. Faktor masyarakat, misalnya : kegiatan siswa dalam masyarakat,


media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
bermasyarakat.
Agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal, maka
dalam kegiatan pembelajaran harus memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar.

F. Materi Pengukuran Satuan Panjang


1. Definisi Satuan Panjang
Satuan panjang merupakan suatu satuan yang digunakan untuk
mendeskripsikan ukuran tinggi, panjang, jarak suatu benda atau objek
yang diukur. Satuan panjang hampir setiap hari kita gunakan. Misalnya
pada saat mengukur lebar lapangan, kedalaman sungai, ketinggian
menara, jarak tempuh kendaraan, dan pengukuran panjang lainnya.
Penggunaan satuan sangat penting dalam pengukuran. Tanpa adanya
satuan panjang, pengukuran yang kita lakukan tidak akan dapat
dipahami oleh orang lain.
2. Tangga Satuan Panjang
Berikut merupakan tangga satuan panjang.

Gambar 1: Tangga Satuan Panjang


17

Keterangan:
km : kilometer
hm: hektometer
dam : dekameter
m  : meter
dm : desimeter
cm : centimeter
mm : milimeter
Tangga satuan panjang tersebut digunakan untuk mempermudah
dalam melakukan konversi satuan panjang. Setiap turun satu anak
tangga dikali dengan 10 dan setiap naik satu anak tangga dibagi
dengan 10.
Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahaminya.
3 km = . . . m
Untuk mengkonversi satuan panjang tersebut, yang harus
dilakukan pertama kali adalah menentukan berapa banyak anak tangga
dan apakah naik atau turun.  
Pada konversi di atas kita akan mengubah satuan kilometer
menjadi meter. Sesuai dengan tangga satuan panjang, kilometer ke
meter yaitu turun tiga anak tangga, sehingga dikali dengan 1000.
3 km = 3 x 1000 m = 3.000 m.
Sehingga 3 kilometer sama dengan 3.000 meter.
3. Contoh Soal Satuan Panjang
1. 2  km – 1200 m + 3 hm = . . . . m

2. 50 hm + 3 km – 420 m = . . . . dm

G. KERANGKA PIKIRAN
Yang menjadi fokus masalah penelitian adalah hasil belajar siswa
yang belum mencapai KKM. Kurangnya partisipasi aktif siswa dalam
proses pembelajaran. Hal tersebut diduga dapat diatasi melalui penelitian
18

tindakan kelas melalui peggunaan metode latihan soal terbimbing dan alat
peraga dalam proses pembelajaran.
Berpijak pada uraian teori di atas maka untuk mengatasi rendahnya
hasil belajar tentang pengukuran satuan panjang melalui metode latihan
soal terbimbing dan alat peraga tangga satuan panjang dapat
diformulasikan kerangka berfikir sebagai berikut:

Kondisi awal sebelum


Hasil belajar siswa masih rendah
pengunaan metode
dan belum mencapai KKM,
demonstrasi dengan
siswa kurang berpartisipasi aktif
alat peraga mistar pada
dalam pembelajaran
proses pembelajaran

Tindakan Siklus 1: Perencanaan,


Pelaksanaan, Observasi, Refleksi

Siklus 2: Perencanaan,
Pelaksanaan, Observasi, Refleksi

Kondisi akhir setelah Hasil belajar siswa


penggunaan metode
mengalami peningkatan,
demonstrasi dengan
sudah mencapai KKM.
alat peraga mistar pada
Siswa lebih aktif
proses pembelajaran
berpartisipasi dalam
proses pembelajaran

Gambar 1: Kerangka Pikir Penelitian

H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pikiran di atas peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut. Melalui latihan soal terbimbing
dan alat peraga tangga satuan panjang dapat meningkatkan hasil belajar
19

tentang pengukuran satuan panjang di kelas IV di SD Negeri 2 Ngrandah


tahun pelajaran 2021/2022.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV (Empat) dengan
jumlah 9 peserta didik (Laki-laki =5, Perempuan = 4) Tahun
Pelajaran 2021/2022.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri 2 Ngrandah, Kecamatan Toroh,
Kabupaten Grobogan.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 November 2021 s.d. 20
November 2013, tahun pelajaran 2021/2022.

Tabel. 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Hari/Tanggal Tindakan Waktu Pokok Bahasan
Sabtu, 6 November 2021 Pra Siklus 2 jam Pengukuran Satuan
Panjang
Sabtu, 13 November 2021 Siklus I 2 jam Pengukuran Satuan
Panjang
20

Sabtu, 20 November 2021 Siklus II 2 jam Pengukuran Satuan


Panjang

4. Pihak Yang Membantu

Peneltian Tindakan Kelas (PTK) dibantu oleh supervisor 2 untuk


mengamati proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
lembar pengamatan dan supervisor 1 yang bertugas membimbing
pelaksanaan PKP mahasiswa di kelas bimbingan PKP, serta kepala SD
Negeri 2 Ngrandah.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan identifikasi masalah di atas rencana perbaikan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan dalam 3 (tiga) siklus
dimana pada setiap siklus terdiri dari perencanaan pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. menurut Suharjono (2009 : 26), Dalam
pelaksanaannya dengan sistem spiral melalui 4 (empat) tahap, dimulai dari
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observe) dan
refleksi.Setiap siklus digambarkan pada alur perencanaan seperti di bawah
ini :
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Mendiskusikan materi pelajaran.
2) Membimbing peserta didik.
c. Observasi
Observasi dibantu oleh teman sejawat. Pengamatan dilakukan
terhadap aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran.
d. Refleksi
21

Hasil evaluasi setelah pembelajaran pra siklus


2. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan membuat segala
sesuatu yang diperlukan seperti: Perangkat Perbaikan
Pembelajaran (RPP), dan beberapa instrument pendukung seperti:
tes, observasi. Dalam perencanaan tindakan ini peneliti akan
membuat skenario pembelajaran yang dituangkan dalam RPP.

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan memberikan
latihan soal matematika yang sama dan membimbing siswa-siswa
dalam menyelesaikannya.

c. Observasi
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara
kontinyu dan dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara
terus-menerus, baik dalam proses pembelajaran maupun pada
hasil belajar.
d. Refleksi
Peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah,
dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini
dilakukan agar pada siklus selanjutnya hambatan yang dihadapi
berkurang.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1) Lebih intensif membimbing siswa untuk mengerjkan soal
matematika secara individu.
2) Mempersiapkan media tangga satuan panjang sehingga siswa
lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan.
b. Pelaksanaan
22

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan memberikan


latihan soal matematika yang sama dan membimbing siswa-siswa
dalam menyelesaikannya.
c. Observasi
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara
kontinyu dan dengan berbagai cara. Berarti dilakukan secara
terus-menerus, baik dalam proses pembelajaran maupun pada
hasil belajar

d. Refleksi
Peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah,
dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Hal ini
dilakukan agar pada siklus selanjutnya hambatan yang dihadapi
berkurang.
C. Teknik Analisis Data
1. Prinsip Pengumpulan Data
Suharsini Arikunto (2009: 262) menyatakan bahwa analisis data
penelitian ada dua macam yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data yang berupa informasi berbentuk kalimat. Data
dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan atau observasi dan
tes untuk mengungkap peningkatan hasil belajar siswa tentang materi
pokok pengukuran satuan panjang pada siswa kelas IV SD Negeri 2
Ngrandah. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif
kuantitatif.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk menganalisis
data yang diperoleh menjadi dua bagian, yakni:
a. Analisis data secara kuantitatif
Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
tentang hasil belajar siswa dan hasil penilaian yang berupa angka
23

(skor) baik melalui rekap nilai yang diperoleh siswa, menghitung


rata-rata atau persentase.
b. Analisis data secara kualitatif
Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data
tentang komentar pengamatan, tantanggan, respon, opini maupun
pendapat siswa terhadap kinerja guru secara proses pembelajaran.
2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a. Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.
b. Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran dengan
menerapkan metode latihan soal terbimbing menggunakan alat
peraga tangga satuan pandang.
c. Diskusi antara guru dan supervisor 2, untuk refleksi hasil siklus
Penelitian tindakan kelas.
3. Alat Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a. Tes, menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur
hasil belajar siswa.
b. Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur
tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika.
c. Diskusi, menggunakan lembar hasil pengamatan.
24

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil penelitian diuraikan ke dalam tahapan berupa siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan saat proses belajar mengajar di kelas. Pada
penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini.
1. Pra Siklus
Pada Pra Siklus hasil pembelajaran Matematika tentang
pengukuran satuan panjang belum menunjukkan keberhasilan, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum bisa mencapai KKM. Rata-
rata yang diperoleh hanya 29. Dari 9 siswa yang sudah tuntas mencapai
KKM hanya 1 siswa dan 8 siswa belum mencapai KKM atau belum
tuntas. Hasil belajar siswa pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel.2: Data hasil tes pra siklus

No Nilai ( X ) Banyak Siswa ( Y ) Jumlah ( X . Y )

1 0 1 0
2 20 4 80
3 40 3 120
4 60 1 60
Jumlah 9 260
25

Rata – rata 28,8

Berdasarkan hasil tes pra siklus pada tabel 1 diperoleh hasil belajar
siswa tentang pengukuran satuan panjang dari 9 siswa kelas IV masih
rendah. Peserta didik yang belum mencapai KKM 60 sebanyak 8 siswa
(90%). Peserta didik yang mencapai KKM 60 sebanyak 1 siswa (10%).
Nilai rata-rata kelas sebesar 29 dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah
0. Maka peneliti berupaya melakukan perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui latihan soal terbimbing dan alat
peraga tangga satuan panjang yang dilakukan secara bertahap, yaitu Siklus
I dan Siklus II, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus I kurang berhasil maka dilakukan perbaikan
pada siklus II. Pada penelitian ini peneliti dibantu kepala sekolah sebagai
supervisor 2, agar penelitian lebih objektif dan memperoleh masukan
untuk pertimbangan perbaikan tindakan berikutnya.
2. Siklus Pertama
Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi, seperti berikut ini.
a. Perencanaan

1) Observasi tentang kondisi siswa saat pelajaran berlangsung untuk


mengetahui kelemahan metode sebelum perbaikan.
2) Konsultasi dengan supervisor 2 tentang hasil observasi untuk
dijadikan dasar dalam merencanakan perbaikan. Berdasarkan
tindakan pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap aktifitas
siswa sebelum tindakan yang dilakukan, dapat dijadikan sebagai
tolak ukur untuk mengatasi persoalan melalui latihan soa
terbimbing dan alat peraga tangga satuan panjang
b. Pelaksanaan
26

Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan


rencana. Hal ini disebabkan:

1) Sebagian siswa belum siap dengan kondisi belajar dengan


menggunakan alat peraga tangga satuan panjang dan latihan soal
terbimbing dalam melakukan kegiatan belajar tentang pengukuran
satuan panjang .
2) Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga tangga satuan panjang dan
latihan soal terbimbing secara utuh dan menyeluruh.
Untuk mengatasi masalah diatas dilakukan upaya sebagai berikut.
1) Guru dengan intensif memberi tahu cara penggunakan alat peraga
Tangga Satuan Panjang
2) Guru membantu siswa dalam mengerjakan soal melalui latihan
soal terbimbing
Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi
dengan supervisor 2 dapat disimpulkan:
1) Sebagian siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar
menggunakan alat peraga yang didemonstrasikan.
2) Siswa mampu menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan latihan soal terbimbing dan alat peraga tangga
satuan panjang memudahkan dalam mengerjakan soal.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Hasil Evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3: Hasil Siklus 1


NILAI SIKLUS 1
Frekuensi Nilai
3 50
4 60
1 70
1 100
27

Rata-Rata 62
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Jumlah belum
3
tuntas
Jumlah sudah tuntas 6

Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 62,
dengan nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah 50. Nilai
ketuntasan siswa sebesar 70% sedangkan yang belum tuntas sebesar
30%.
d. Refleksi dan perencanaan Ulang
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus
pertama adalah sebagai berikut.

1) Masih ada siswa yang kurang mampu dalam memperagakan


pembelajaran yang dilakukan.
2) Beberapa siswa merasa bingung dengan metode yang diberikan
Gambaran perbandingan hasil evaluasi belajar dan Aktivitas siswa
antara Pra siklus dan siklus I, dapat digambarkan pada grafik 1 berikut.
28

Perbandingan Pra siklus dan Siklus 1


80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
pra siklus Siklus 1

Nilai rata-rata Ketuntasan Belajar

Grafik 1: Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus 1

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan


yang ada maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat
perencanaan sebagai berikut.
a. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam
pembelajaran.
b. Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

3. Siklus Kedua

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari empat tahap,
yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, seperti berikut ini.
a. Perencanaan
1) Observasi tentang kondisi siswa saat pelajaran berlangsung untuk
mengetahui kelemahan metode sebelum perbaikan.
2) Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
3) Konsultasi dengan supervisor 2 tentang hasil observasi untuk dijadikan
dasar dalam merencanakan perbaikan. Berdasarkan tindakan
29

pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap aktifitas siswa sebelum


tindakan yang dilakukan, dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk
mengatasi persoalan dengan menggunakan metode demonstrasi dengan
menggunakan alat peraga mistar.
b. Pelaksanaan
1) Siswa sudah siap dengan kondisi belajar dengan menggunakan alat
peraga tangga satuan panjang dalam melakukan kegiatan belajar
tentang pengukuran satuan panjang melalui latihan soal terbimbing.
2) Siswa termotivasi terhadap pembelajaran melalui latihan soal
terbimbing menggunakan alat peraga tangga satuan panjang secara
utuh dan menyeluruh untuk bertanya.
3) Suasana pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan sudah mulai
tercipta.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Hasil Evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Hasil Evaluasi dan Aktivitas Siswa


Nilai Siklus 2
Frekuensi Nilai
3 70
2 80
1 90
3 100
Rata-Rata 84,4
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Jumlah belum tuntas -
Jumlah sudah tuntas 9
30

Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata mencapai 84,44%, dengan
nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100. Sedangkan nilai ketuntasan siswa
sebesar 100%
Gambaran perbandingan hasil evaluasi belajar dan Aktivitas siswa
siklus I dan siklus II, dapat digambarkan pada grafik 2 berikut.

Perbandingan Siklus 1 dan Siklus 2


120%
100%
100%
89.56%

80% 73.00% 70%

60%

40%

20%

0%
Siklus 1 Siklus 2

Nilai Rata-rata Ketuntasan Belajar

Grafik 2: Perbandingan Hasil Siklus 1 dan Siklus 2

d. Refleksi dan perencanaan Ulang


Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus kedua
adalah sebagai berikut.
1) Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi dari 62 menjadi 84 pada siklus
II.
2) Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar didukung
oleh meningkatnya suasana pembelajaran yang mengarah pada
penerapan latihan soal terbimbing dan penggunaan alat peraga tangga
satuan panjang.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa


31

Pada peneilitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa latihan


soal terbimbing dan penggunaan alat peraga tangga satuan panjang
meningkatkan hasil belajar siswa dan memudahkan siswa dalam
memecahkan masalah dalam soal matematika tentang pengukuran satuan
panjang. Hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan guru, ketuntasan belajar
meningkat dari, masing-masing pra siklus sebesar 10%, siklus I sebesar 70
% dan Siklus II sebesar 100%.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa yaitu pra siklus (29) siklus I
(62), dan siklus II (84).
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sejalan
dengan meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan
meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan latihan soal terbimbing dan
menggunakan alat peraga tangga satuan panjang. Guru intensif
membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam
proses belajar mengajar.

BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut.


a. Adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
hasil evaluasi ketuntasan belajar meningkat yaitu dari pra siklus sebesar
32

10%, siklus I sebesar 70 % dan Siklus II sebesar 100% setelah


menerapkan latihan soal terbimbing dan penggunaan alat peraga tangga
satua panjang.
b. Peningkatan hasil belajar berupa nilai rata-rata mengalami peningkatan
mulai dari pra siklus sebesar (29), siklus I (62), dan siklus II (84).
B. Saran dan Tindak Lanjut
1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadikan metode latihan soal
terbimbing dan penggunaan alat peraga tangga satuan panjang sebagai
salah satu alternatif dalam mata pelajaran matematika untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dan aktivitas siswa.
2. Dengan adanya peneltian ini menunjukkan manfaat bagi siswa dan guru,
maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan
dalam pelajaran matematika maupun pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sugandi, dkk. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK
UNNES.
Elementary School of Education EJournal Volume 2 Nomor 1
Annisah, Siti. 2014. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Jurnal Tarbawiyah
Volume 11 No 1.
33

Ardynara. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.


http://www.idsejarah.net/2014/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
hasil.html, diakses 10 Oktober 2021
Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. Jogyakarta: DIVA Press
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya
Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta :
Depdiknas.
Edy Bambang Irawan, dkk. 2011. Pokok Materi Kurikuler Matematika SMP.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Muhsetyo, Gatot., dkk. 2011. Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdikarya
Sujana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Posdakarya.
Suprijanto, 2012. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Usman. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remadja Rosdakarya.
34
35

LAMPIRAN 2

PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PRA SIKLUS

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 29 atau 29%
dan ketuntasan belajar baru mencapai sebesar 10%.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 2 Ngrandah secara langsung,
diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para siswa
adalah:
1. Pada umumnya siswa belajar dengan menghafal konsep-konsep
matematika bukan belajar untuk mengerti konsep-konsep matematika.
2. Siswa kesulitan dalam memecahkan soal-soal matematika yang berbentuk
aplikasi, bahkan lebih jauh dari itu ada kesan siswa menganggap pelajaran
matematika hanya merupakan suatu beban, sehingga tidak heran jika
banyak siswa yang tidak menyenangi pelajaran matematika.
3. Dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa terlihat bahwa
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal masih kurang, sehingga nilai
yang di dapat masih dibawah KKM.
C. Analisis Masalah
1. Dalam pembelajaran matematika, sebaiknya diusahakan agar siswa
mudah memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa termotivasi
dalam mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga
yang dapat membantu siswa, maka sekiranya guru menyiapkan media
atau alat peraga yang diperlukan.

2. Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan strategi yang dirasa


cocok dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa SD Negeri
36
37

PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SIKLUS 1

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 62 atau 62%
dan ketuntasan belajar baru mencapai sebesar 70%.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 2 Ngrandah secara langsung,
diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para siswa
adalah
1. Sebagian siswa belum siap dengan kondisi belajar dengan menggunakan
alat Tangga satuan panjang dalam melakukan kegiatan belajar tentang
Pengukuran satuan panjang dengan menerapkan metode latihan soal
terbimbing.
2. Sebagian siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran dengan
menerapkan metode latihan soal terbimbing menggunakan alat peraga
tangga satuan panjang secara utuh dan menyeluruh.
C. Analisis Masalah
1. Dalam pembelajaran matematika, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah
memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa termotivasi dalam
mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang
dapat membantu siswa, maka sekiranya guru menyiapkan media atau alat
peraga yang diperlukan.
2. Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan strategi yang dirasa
cocok dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa SD Negeri
2 Ngrandah dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan bekerja dan mengalami oleh
siswa, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
38
39

PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SIKLUS II

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


Dari skor ideal 100, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 84,4 atau 84,4%
dan ketuntasan belajar baru mencapai sebesar 100%.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 2 Ngrandah secara langsung,
diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para siswa
adalah
1. Siswa sudah siap dengan kondisi belajar dengan menggunakan alat peraga
Tangga satuan panjang dalam melakukan kegiatan belajar tentang
pengukuran satuan panjang dengan menggunakan metode latihan soal
terbimbing.
2. Siswa termotivasi terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode
demonstrasi menggunakan alat peraga mistar secara utuh dan menyeluruh
untuk bertanya.
3. Suasana pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan sudah mulai
tercipta.
C. Analisis Masalah
1. Dalam pembelajaran matematika, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah
memahami konsep yang ia pelajari, sehingga siswa termotivasi dalam
mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang
dapat membantu siswa, maka sekiranya guru menyiapkan media atau alat
peraga yang diperlukan.
2. Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan strategi yang dirasa
cocok dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa SD Negeri
2 Ngrandah dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan bekerja dan mengalami oleh
40
41

LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PRA SIKLUS
Sekolah : SD Negeri 2 Ngrandah
Kelas/Semester : IV (Enam) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran Panjang
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di Sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


No. Kompetensi Dasar No. Indikator
3.4 Menjelaskan dan melakukan 3.4.1 Menentukan pembulatan hasil
pembulatan hasil pengukuran pengukuran panjang ke satuan
panjang kesatuan terdekat terdekat
4.4 Menyelesaikan masalah 4.4.1 Menyelesaikan masalah
pembulatan hasil pengukuran pembulatan hasil pengukuran
panjang ke satuan terdekat panjang ke satuan terdekat
42

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memperhatikan penjelasan dan contoh yang diberikan, Siswa
mampu menentukan pembulatan hasil pengukuran panjang ke satuan
terdekat dengan benar.
2. Dengan memperhatikan penjelasan dan contoh yang diberikan, Siswa
mampu menentukan pembulatan hasil pengukuran berat ke satuan terdekat
dengan benar 3.
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran,Siswa mampu memiliki sikap
jujur,percaya diri,dan pantang menyerah.

D. MATERI
1. Pembulatan hasil pengukuran panjang ke satuan terdekat.

E. METODE PEMBELAJARAN
Demonstrasi, Tanya Jawab, Deduktif, latihan, diskusi

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru bersama siswa berdoa, saling 5 Menit
memberi dan menjawab salam serta
menyampaikan kabarnya masing-
masing
2. Siswa dicek kehadiran dengan
melakukan presensi oleh guru
3. Guru melakukan apersepsi dengan cara:
a. Mendeskripsikan alat/bahan/media
yang akan digunakan
b. Memberikan pertanyaan-pertanyaan
pancingan tentang penjumlahan dan
penguranga yang ditujukan kepada
43

peserta didik
Kegiatan Inti 1. Guru membimbing siswa 55 Menit
mempelajari materi hasil
pengukuran panjang ke satuan
terdekat.
2. Guru menjelaskan alat peraga
tangga satuan panjang.
3. Guru memberitahukan cara
menggunakan alat peraga tangga
satuan panjang.
4. Guru melakukan diskusi dan latihan
dengan fasilitas soal-soal
5. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
6. Siswa mempraktekkan pembukatan
satuan panjang ke satuan terdekat
dengan alat peraga tangga satuan
panjang.
7. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
8. Guru memberikan soal evaluasi
kepada peserta didik
9. Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui
siswa
44

b. Guru bersama siswa bertanya


jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Penutup 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan 10 Menit
materi
2. Guru Memberikan tugas rumah untuk
memantapkan pemahaman siswa.
3. Melaksanakan evaluasi pembelajaran
4. Mengajak semua siswa berdoa untuk
mengakhiri kegiatan

G. PENILAIAN
1. Jenis Penilaian
- Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
- Penilaian Keterampilan : Perbuatan

2. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap/Afektif: Observasi dan pencatatan sikap siswa selama
kegiatan
Contoh Format Jurnal Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Kriteria Skor

Rubrik Penilaian Afektif

Skor
Perlu
Kriteria Cukup Baik Sangat Baik
bimbingan
1 2 3 4
Cermat Tidak pernah Kurang Cukup Sangat
45

menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan


sikap cermat sikap cermat sikap cermat sikap cermat
setiap kali setiap kali setiap kali setiap kali
guru guru guru guru
memberikan memberikan memberikan memberikan
tugas baik tugas baik tugas baik tugas baik
kelompok kelompok kelompok kelompok
maupun maupun maupun maupun
individu. individu. individu individu

Teliti Tidak Kurang teliti Cukup teliti Sangat teliti


dalam dalam dalam
teliti dalam menjawab menjawab menjawab
menjawab soal yang soal yang soal yang
soal yang diberikan diberikan diberikan
diberikan oleh guru dan oleh guru oleh guru
oleh guru Menjawab dan dan
dan dengan Menjawab Menjawab
Menjawab sedanya dengan dengan
dengan sedanya sedanya
sedanya.
Percaya Hanya Dapat Dapat Dapat
Diri mengikuti menjelaskan menjelaskan menjelaskan
atau pekerjaan pengerjaan pengerjaan
mengekor soal dengan soal dengan soal sendiri
pada bantuan guru sedikit
pekerjaan bantuan guru
orang lain

b. Penilaian Pengetahuan/Kognitif:
46

Bentuk penilaian: Penugasan


Instrumen penilaian: Rubrik

Lembar Soal dan Kunci Jawaban

No Soal Kunci Jawaban


1 30km=….dm 300.000dm
2 21m=…. Mm 21.000mm
3 4m=….cm 400m
4 3km=….m 3.000m
5 3hm=….m 300m
6 500cm=…m 5m
7 1000m=…km 1km
8 4000m=….km 4km
9 4500dm=….m 450m
10 1500dam=….km 15km

Pedoman Penskoran

No Kriteria Skor
a. Menjawab dengan benar 1
1
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
2
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
3
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
4
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
5
b. Menjawab salah 0
6 a. Menjawab dengan benar 1
47

b. Menjawab salah
0
a. Menjawab dengan benar 1
7
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
8
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
9
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
10
b. Menjawab salah 0

Jumlah Perolehan Skor


Nilai Akhir= x 100
Skor Total

Skor
Perlu
Kriteria Cukup Baik Sangat Baik
bimbingan
1 2 3 4
Membulatkan Tidak Kurang Mampu Mampu
bilangan- mampu mampu mengerjakan mengerjakan
bilangan dalam mengerjakan mengerjakan tugas-tugas tugas-tugas
satuan, puluhan, tugas-tugas soal-soal yangdiberikan yang
dan ratusan yang yang oleh guru diberikan
terdekat diberikan diberikan dengan baik, oleh guru
oleh oleh guru akan tetapi ada dengan baik
guru atau banyak beberapa soal dan benar
(kesalahan soal yang yang (kesalahan
100%). dikerjakan dikerjakan maksimal
dengan salah dengan salah 20%).
(kesalahan (kesalahan
48

maksimal maksimal
75%). 40%).
Menaksir hasil Tidak Kurang Mampu Mampu
operasi hitung mampu mampu mengerjakan mengerjakan
dua bilangan mengerjakan mengerjakan tugas-tugas tugas-tugas
tugas-tugas soal-soal yangdiberikan yang
yang yang oleh guru diberikan
diberikan diberikan dengan baik, oleh guru
oleh oleh guru akan tetapi ada dengan baik
guru atau banyak beberapa soal dan benar
(kesalahan soal yang yang (kesalahan
100%). dikerjakan dikerjakan maksimal
dengan salah dengan salah 20%).
(kesalahan (kesalahan
maksimal maksimal
75%). 40%).

c. Penilaian psikomotorik
Siswa dapat mempraktekkan tangga satuan panjang dengan tepat sesuai
petunjuk guru.

No. Aspek yang 1 2 3 4


dinilai

1. Kesesuaian Tidak sesuai Kurang sesuai Sudah tepat Sesuai dan


dengan dengan tetapi masih tepat dengan
perintah perintah memerlukan perintah
bantuan
49
50
51

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I
Sekolah : SD Negeri 2 Ngrandah
Kelas/Semester : IV (Enam) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran Panjang
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di Sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


No. Kompetensi Dasar No. Indikator
3.4 Menjelaskan dan melakukan 3.4.1 Menentukan pembulatan hasil
pembulatan hasil pengukuran pengukuran panjang ke satuan
panjang kesatuan terdekat terdekat
4.4 Menyelesaikan masalah 4.4.1 Menyelesaikan masalah
pembulatan hasil pengukuran pembulatan hasil pengukuran
panjang ke satuan terdekat panjang ke satuan terdekat
52

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memperhatikan penjelasan dan contoh yang diberikan, Siswa
mampu menentukan pembulatan hasil pengukuran panjang ke satuan
terdekat dengan benar.
2. Dengan memperhatikan penjelasan dan contoh yang diberikan, Siswa
mampu menentukan pembulatan hasil pengukuran berat ke satuan terdekat
dengan benar 3.
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran,Siswa mampu memiliki sikap
jujur,percaya diri,dan pantang menyerah.

D. MATERI
1. Pembulatan hasil pengukuran panjang ke satuan terdekat.

E. METODE PEMBELAJARAN
Demonstrasi, Tanya Jawab, Deduktif, latihan, diskusi

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru bersama siswa berdoa, saling 5 Menit
memberi dan menjawab salam serta
menyampaikan kabarnya masing-
masing
2. Siswa dicek kehadiran dengan
melakukan presensi oleh guru
3. Guru melakukan apersepsi dengan cara:
c. Mendeskripsikan alat/bahan/media
yang akan digunakan
d. Memberikan pertanyaan-pertanyaan
pancingan tentang penjumlahan dan
53

penguranga yang ditujukan kepada


peserta didik
Kegiatan Inti 1. Guru membimbing siswa mempelajari 55 Menit
materi hasil pengukuran panjang ke
satuan terdekat.
2. Guru menjelaskan alat peraga tangga
satuan panjang.
3. Guru memberitahukan cara
menggunakan alat peraga tangga satuan
panjang.
4. Guru melakukan diskusi dan latihan
dengan fasilitas soal-soal
5. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan maupun tertulis
6. Siswa mempraktekkan pembukatan
satuan panjang ke satuan terdekat
dengan alat peraga tangga satuan
panjang.
7. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
8. Guru memberikan soal evaluasi kepada
peserta didik
9. Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
54

penyimpulan
Penutup 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan 10 Menit
materi
2. Guru Memberikan tugas rumah untuk
memantapkan pemahaman siswa.
3. Melaksanakan evaluasi pembelajaran
4. Mengajak semua siswa berdoa untuk
mengakhiri kegiatan

G. PENILAIAN
1. Jenis Penilaian
- Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
- Penilaian Keterampilan : Perbuatan

2. Teknik Penilaian
c. Penilaian Sikap/Afektif: Observasi dan pencatatan sikap siswa selama
kegiatan
Contoh Format Jurnal Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Kriteria Skor

Rubrik Penilaian Afektif

Skor
Perlu
Kriteria Cukup Baik Sangat Baik
bimbingan
1 2 3 4
Cermat Tidak pernah Kurang Cukup Sangat
menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan
sikap cermat sikap cermat sikap cermat sikap cermat
setiap kali setiap kali setiap kali setiap kali
55

guru guru guru guru


memberikan memberikan memberikan memberikan
tugas baik tugas baik tugas baik tugas baik
kelompok kelompok kelompok kelompok
maupun maupun maupun maupun
individu. individu. individu individu
Teliti Tidak Kurang teliti Cukup teliti Sangat teliti
dalam dalam dalam
teliti dalam menjawab menjawab menjawab
menjawab soal yang soal yang soal yang
soal yang diberikan diberikan diberikan
diberikan oleh guru dan oleh guru oleh guru
oleh guru Menjawab dan dan
dan dengan Menjawab Menjawab
Menjawab sedanya dengan dengan
dengan sedanya sedanya
sedanya.
Percaya Hanya Dapat Dapat Dapat
Diri mengikuti menjelaskan menjelaskan menjelaskan
atau pekerjaan pengerjaan pengerjaan
mengekor soal dengan soal dengan soal sendiri
pada bantuan guru sedikit
pekerjaan bantuan guru
orang lain

d. Penilaian Pengetahuan/Kognitif:
Bentuk penilaian : Penugasan
Instrumen penilaian : Rubrik
56

Lembar Soal dan Kunci Jawaban

No Soal Kunci Jawaban


1 30km=….dm 300.000dm
2 21m=…. Mm 21.000mm
3 4m=….cm 400m
4 3km=….m 3.000m
5 3hm=….m 300m
6 500cm=…m 5m
7 1000m=…km 1km
8 4000m=….km 4km
9 4500dm=….m 450m
10 1500dam=….km 15km

Pedoman Penskoran

No Kriteria Skor
c. Menjawab dengan benar 1
1
d. Menjawab salah 0
c. Menjawab dengan benar 1
2
d. Menjawab salah 0
c. Menjawab dengan benar 1
3
c. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
4
b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
5
b. Menjawab salah 0
c. Menjawab dengan benar 1
6
d. Menjawab salah 0
c. Menjawab dengan benar 1
7
d. Menjawab salah 0
8 c. Menjawab dengan benar 1
57

d. Menjawab salah
0
c. Menjawab dengan benar 1
9
d. Menjawab salah 0
d. Menjawab dengan benar 1
10
e. Menjawab salah 0

Jumlah Perolehan Skor


Nilai Akhir= x 100
Skor Total

Skor
Perlu
Kriteria Cukup Baik Sangat Baik
bimbingan
1 2 3 4
Membulatkan Tidak Kurang Mampu Mampu
bilangan- mampu mampu mengerjakan mengerjakan
bilangan dalam mengerjakan mengerjakan tugas-tugas tugas-tugas
satuan, puluhan, tugas-tugas soal-soal yangdiberikan yang
dan ratusan yang yang oleh guru diberikan
terdekat diberikan diberikan dengan baik, oleh guru
oleh oleh guru akan tetapi ada dengan baik
guru atau banyak beberapa soal dan benar
(kesalahan soal yang yang (kesalahan
100%). dikerjakan dikerjakan maksimal
dengan salah dengan salah 20%).
(kesalahan (kesalahan
maksimal maksimal
75%). 40%).
Menaksir hasil Tidak Kurang Mampu Mampu
operasi hitung mampu mampu mengerjakan mengerjakan
dua bilangan mengerjakan mengerjakan tugas-tugas tugas-tugas
tugas-tugas soal-soal yang
58

yang yang yangdiberikan diberikan


diberikan diberikan oleh guru oleh guru
oleh oleh guru dengan baik, dengan baik
guru atau banyak akan tetapi ada dan benar
(kesalahan soal yang beberapa soal (kesalahan
100%). dikerjakan yang maksimal
dengan salah dikerjakan 20%).
(kesalahan dengan salah
maksimal (kesalahan
75%). maksimal
40%).

f. Penilaian psikomotorik
Siswa dapat mempraktekkan tangga satuan panjang dengan tepat sesuai
petunjuk guru.

No. Aspek yang 1 2 3 4


dinilai

1. Kesesuaian Tidak sesuai Kurang sesuai Sudah tepat Sesuai dan


dengan dengan tetapi masih tepat dengan
perintah perintah memerlukan perintah
bantuan
2. Ketepatan Tidak tepat Kurang tepat Tepat tetapi Tepat dalam
dalam dalam dalam tidak mampu menjawab
mengerjaka menjawab menjawab menjelaskan pertanyaan dan
n pertanyaan pertanyaan hasil jawaban mampu
menjelaskan
hasil jawaban
59
60

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II
Sekolah : SD Negeri 2 Ngrandah
Kelas/Semester : IV (Enam) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran Panjang
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di Sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan: Matematika

No. Kompetensi Dasar No. Indikator


3.4 Menjelaskan dan melakukan 3.4.1 Menentukan pembulatan hasil
pembulatan hasil pengukuran pengukuran panjang ke satuan
panjang kesatuan terdekat terdekat
4.4 Menyelesaikan masalah 4.4.1 Menyelesaikan masalah
pembulatan hasil pengukuran pembulatan hasil pengukuran
61

panjang ke satuan terdekat panjang ke satuan terdekat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memperhatikan penjelasan dan contoh yang diberikan, Siswa
mampu menentukan pembulatan hasil pengukuran panjang ke satuan
terdekat dengan benar.
2. Dengan memperhatikan penjelasan dan contoh yang diberikan, Siswa
mampu menentukan pembulatan hasil pengukuran berat ke satuan terdekat
dengan benar 3.
3. Setelah mengikuti proses pembelajaran,Siswa mampu memiliki sikap
jujur,percaya diri,dan pantang menyerah.

D. MATERI
Pembulatan hasil pengukuran panjang ke satuan terdekat.

E. METODE PEMBELAJARAN
Demonstrasi, Tanya Jawab, Deduktif, latihan, diskusi

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru bersama siswa berdoa, saling 5 Menit
memberi dan menjawab salam serta
menyampaikan kabarnya masing-
masing
2. Siswa dicek kehadiran dengan
melakukan presensi oleh guru
3. Guru melakukan apersepsi dengan cara:
a. Mendeskripsikan alat/bahan/media
62

yang akan digunakan


b. Memberikan pertanyaan-pertanyaan
pancingan tentang penjumlahan dan
penguranga yang ditujukan kepada
peserta didik
Kegiatan Inti 4. Guru membimbing siswa 55 Menit
mempelajari materi hasil
pengukuran panjang ke satuan
terdekat.
5. Guru menjelaskan alat peraga
tangga satuan panjang.
6. Guru memberitahukan cara
menggunakan alat peraga tangga
satuan panjang.
7. Guru melakukan diskusi dan latihan
dengan fasilitas soal-soal
8. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
9. Siswa mempraktekkan pembukatan
satuan panjang ke satuan terdekat
dengan alat peraga tangga satuan
panjang.
10. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut.
11. Guru memberikan soal evaluasi
kepada peserta didik
63

12. Dalam kegiatan konfirmasi, guru:


a. Guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui
siswa
b. Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Penutup 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan 10 Menit
materi
2. Guru Memberikan tugas rumah untuk
memantapkan pemahaman siswa.
3. Melaksanakan evaluasi pembelajaran
4. Mengajak semua siswa berdoa untuk
mengakhiri kegiatan

G. PENILAIAN
1. Jenis Penilaian
- Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
- Penilaian Keterampilan : Perbuatan

2. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap/Afektif: Observasi dan pencatatan sikap siswa selama
kegiatan
Contoh Format Jurnal Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Kriteria Skor

Rubrik Penilaian Afektif

Kriteria Skor
64

Perlu
Cukup Baik Sangat Baik
bimbingan
1 2 3 4
Cermat Tidak pernah Kurang Cukup Sangat
menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan
sikap cermat sikap cermat sikap cermat sikap cermat
setiap kali setiap kali setiap kali setiap kali
guru guru guru guru
memberikan memberikan memberikan memberikan
tugas baik tugas baik tugas baik tugas baik
kelompok kelompok kelompok kelompok
maupun maupun maupun maupun
individu. individu. individu individu
Teliti Tidak Kurang teliti Cukup teliti Sangat teliti
dalam dalam dalam
teliti dalam menjawab menjawab menjawab
menjawab soal yang soal yang soal yang
soal yang diberikan diberikan diberikan
diberikan oleh guru dan oleh guru oleh guru
oleh guru Menjawab dan dan
dan dengan Menjawab Menjawab
Menjawab sedanya dengan dengan
dengan sedanya sedanya
sedanya.
Percaya Hanya Dapat Dapat Dapat
Diri mengikuti menjelaskan menjelaskan menjelaskan
atau pekerjaan pengerjaan pengerjaan
mengekor soal dengan soal dengan soal sendiri
pada bantuan guru sedikit
pekerjaan bantuan guru
65

orang lain

b. Penilaian Pengetahuan/Kognitif:
Bentuk penilaian: Penugasan
Instrumen penilaian: Rubrik

Lembar Soal dan Kunci Jawaban

No Soal Kunci Jawaban


1 30km=….dm 300.000dm
2 21m=…. Mm 21.000mm
3 4m=….cm 400m
4 3km=….m 3.000m
5 3hm=….m 300m
6 500cm=…m 5m
7 1000m=…km 1km
8 4000m=….km 4km
9 4500dm=….m 450m
10 1500dam=….km 15km

Pedoman Penskoran

No Kriteria Skor
e. Menjawab dengan benar 1
1
f. Menjawab salah 0
e. Menjawab dengan benar 1
2
f. Menjawab salah 0
c. Menjawab dengan benar 1
3
d. Menjawab salah 0
4 a. Menjawab dengan benar 1
66

b. Menjawab salah 0
a. Menjawab dengan benar 1
5
b. Menjawab salah 0
67

e. Menjawab dengan benar 1


6
f. Menjawab salah 0
e. Menjawab dengan benar 1
7
f. Menjawab salah 0
e. Menjawab dengan benar 1
8
f. Menjawab salah 0
e. Menjawab dengan benar 1
9
f. Menjawab salah 0
g. Menjawab dengan benar 1
10
h. Menjawab salah 0

Jumlah Perolehan Skor


Nilai Akhir= x 100
Skor Total

Skor
Perlu
Kriteria Cukup Baik Sangat Baik
bimbingan
1 2 3 4
Membulatkan Tidak Kurang Mampu Mampu
bilangan- mampu mampu mengerjakan mengerjakan
bilangan dalam mengerjakan mengerjakan tugas-tugas tugas-tugas
satuan, puluhan, tugas-tugas soal-soal yangdiberikan yang
dan ratusan yang yang oleh guru diberikan
terdekat diberikan diberikan dengan baik, oleh guru
oleh oleh guru akan tetapi ada dengan baik
guru atau banyak beberapa soal dan benar
(kesalahan soal yang yang (kesalahan
100%). dikerjakan dikerjakan maksimal
dengan salah dengan salah 20%).
(kesalahan (kesalahan
68

maksimal maksimal
75%). 40%).
Menaksir hasil Tidak Kurang Mampu Mampu
operasi hitung mampu mampu mengerjakan mengerjakan
dua bilangan mengerjakan mengerjakan tugas-tugas tugas-tugas
tugas-tugas soal-soal yangdiberikan yang
yang yang oleh guru diberikan
diberikan diberikan dengan baik, oleh guru
oleh oleh guru akan tetapi ada dengan baik
guru atau banyak beberapa soal dan benar
(kesalahan soal yang yang (kesalahan
100%). dikerjakan dikerjakan maksimal
dengan salah dengan salah 20%).
(kesalahan (kesalahan
maksimal maksimal
75%). 40%).

c. Penilaian psikomotorik
Siswa dapat mempraktekkan tangga satuan panjang dengan tepat sesuai
petunjuk guru.

No. Aspek yang 1 2 3 4


dinilai

1. Kesesuaian Tidak sesuai Kurang sesuai Sudah tepat Sesuai dan


dengan dengan tetapi masih tepat dengan
perintah perintah memerlukan perintah
bantuan
69
70

LAMPIRAN 4
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU
SIKLUS I DAN SIKLUS II
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84

LEMBAR OBSERVASI GURU

Sekolah : SD Negeri 2 Ngrandah

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : IV/ I

Waktu : 2 x 35 menit

Kegiatan Ket
No Aspek yang diobservasi Siklus I Siklus II
Ya Tidak Ya Tidak
1 Memulai pelajaran √ - √ -
Memotivasi siswa dalam
2 √ - √ -
pembelajaran
Pengelolaan kelas selama
3 - √ √ -
pembelajaran
4 Menguasai materi √ - √ -
Melibatkan siswa dalam
5 √ - √ -
pembelajaran
Memanfaatkan lingkungan
6 - √ √ -
sekitar dalam pembelajaran
Melaksanakan
7 pembelajaran sesuai √ - √ -
dengan tujuan
Menggunakan alat peraga
8 √ - √ -
yang sesuai
Melaksanakan
9 pembelajaran dengan √ - √ -
urutan yang logis
Melaksanakan
10 pembelajaran secara √ - √ -
individu dan kelompok
85
86
87
88

Jurnal Pembimbingan Supervisor 2 PKP


NIM/Nama Mahasiswa : 857817331/ Dwinda Kusumawardani
Mengajar di Kelas : IV (empat)
Sekolah : SD N 2 Ngrandah
Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Lanjut
Mahasiswa Supervisor 2
1. Jum’at, 15 Oktober Tata cara penyusunan Ikuti tata aturan Perbaiki, refleksi
2021 laporan PKP, Judul, penulisan penelitian terhadap
Halaman Identifikasi, dan tindakan kelas pembelajaran
Halaman Pengesahan
2. Jum’at, 22 Oktober Kata Pengantar, Bab I Identifikasi masalah, Perbaiki, refleksi
2021 Latar Belakang, Rumusan analisis masalah, terhadap
Masalah, Tujuan dan alternatif dan prioritas pembelajaran
Manfaat Penelitian pemecahan masalah
kurang sejalan
3. Jum’at, 29 Oktober Kajian Pustaka - Sesuaikan dengan Sesuaikan
2021 pustaka yang ada di penulisan dengan
modul/buku refrensi kata kunci dari
judul penelitian
4. Jum’at, 5 Pelaksanaan Perbaikan - Alat penilaian harus Perbaiki alat
November 2021 Pembelajaran (Bab III) disesuaikan dengan penilaian dan
Subyek Penelitian, indikator lembar
Deskripsi Persiklus - Lembar pengamatan pengamatan
Pelakasanaan dan Refleksi harus disesuaikan
dengan fokus
masalah
89
90

LAMPIRAN 7
HASIL PEKERJAAN SISWA TERENDAH DAN TERTINGGI SIKLUS I
91
92
93

HASIL PEKERJAAN SISWA TERENDAH DAN TERTINGGI SIKLUS II


94
95

LAMPIRAN 8

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai