PDGK 4302
POKJAR PONTIANAK
O
L
E
H
NAMA : NURWINDASARI
NIM : 836965172
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UPBJJ – UT PONTIANAK
2020 2
LAPORAN HASIL OBSERVASI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP DI SD NEGERI 08
SEMELUANG KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran kelas rangkap
Disusun oleh :
Nurwindasari
NIM. 836965172
POKJAR SINTANG
UPBBJ PONTIANAK
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas rahmat serta petunjuk-Nya sehingga saya
bisa menyelesaikan laporan hasil observasi yang telah terlaksana di SD Negeri Semeluang 08
Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapus Hulu. Di mana dalam pelaksanaan observasi, saya
mendapat tambahan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mengenai bagaimana
pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap di SD. Selain itu, pengalaman saya juga bertambah
bahwa ternyata dalam pelaksanaan PKR tidaklah mudah, guru harus bisa membagi waktu untuk
melaksanakan pembelajaran di 2 kelas atau lebih, 2 ruang kelas yang berbebeda, bahkan dengan
mata pelajaran yang berbeda pula.
Kegiatan yang saya laksanakan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tutor Pembelajaran Kelas Rangkap, Bapak Usman Adi,S.Pd, M.A.P
2. Kepala SD Negeri Semeluang 08,
3. Guru SD Negeri Semeluang 08,
Dalam penyusunan laporan hasil observasi ini saya telah berupaya sekuat tenaga dan
semampu saya. Namun, saya tetap menyadari bahwa hasil laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat saya harapkan demi peningkatan kualitas
kerja saya di waktu mendatang.
Harapan saya, mudah-mudahan laporan hasil observasi ini mempunyai dan manfaatnya.
Observer,
NURWINDASARI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran kelas rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang
sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti
bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid
dengan kemampuan belajar yang berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak selamanya guru SD atau guru kelas
bisa terus mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada halangan yang menyebabkannya tidak bisa
hadir menjalankan tugasnya sebagai guru yaitu melaksankan pembelajaran di sekolah. Akibat
kekurangan guru mungkin saja akan menghambat pelaksanaan dan hak murid.
Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak bisa dihindarkan. Untuk
memenuhi hak siswa mendapatkan pembelajaran yang semestinya. Pembelajaran harus tetap
berlangsung. Guru akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR adalah suatu tantangan dan
kenyataan tersebut harus dihadapai sebagai tugas guru SD. Di samping itu PKR, bukan saja
sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar di kelas rangkap.
Dalam laporan ini akan dibahas dari teori mengenai PKR dengan pelaksanaan PKR di
lapangan. Meskipun tidak berada di daerah terpencil ternyata pelaksanaan PKR masih
dibutuhkan. Kita akan melihat bagaimana pelaksanaan PKR pada daerah yang ternyata kondisi
sekolahnya masih bagus.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pembelajaran PKR menurut guru SD Negeri 08 Semeluang?
2. Bagaimanakah model dan prinsip pengelolaan PKR di SD Negeri 08 Semeluang?
3. Bagaimanakah pengelolaan kelas dalam PKR di SD Negeri 08 Semeluang?
4. Bagaimanakah pengelolaan murid PKR di SD Negeri 08 Semeluang?
5. Bagaimanakah disiplin kelas dalam menerapkan PKR di SD Negeri 08 Semeluang?
6. Apakah keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam di SD Negeri 08
Semeluang?
7. Bagaimanakah penyusunan rencana pembelajaran kelas rangkap (RPKR) di SD Negeri 08
Semeluang?
8. Bagaimanakah penilaian dalam pembelajaran kelas rangkap (PKR) di SD Negeri 08 Semeluang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari pembelajaran PKR menurut guru SD Negeri 08 Semeluang.
2. Untuk menggambarkan model dan prinsip pengelolaan PKR di SD Negeri 08 Semeluang.
3. Untuk menggambarkan pengelolaan kelas dalam PKR di SD Negeri 08 Semeluang
4. Untuk menggambarkan pengelolaan murid PKR di SD Negeri 08 Semeluang
5. Untuk menggambarkan disiplin kelas dalam menerapkan PKR di SD Negeri 08 Semeluang
6. Untuk menggambarkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam di SD
Negeri 08 Semeluang
7. Untuk mengetahui penyusunan rencana pembelajaran kelas rangkap di SD Negeri 08 Semeluang
8. Untuk mengetahui penilaian dalam PKR di SD Negeri 08 Semeluang
D. Manfaat Observasi
1. Memberi gambaran mengenai bagaimana pelaksanaan PKR di lapangan.
2. Memberikan pengetahuan bagaimana suatu sekolah menerapkan pendekatan dan pola
pembelajaran kelas rangkap
3. Memberikan gambaran pengelolaan kelas dan kegiatan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran
kelas rangkap.
4. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa PGSD sebagai calon guru agar lebih professional
ketika terjun ke sekolah dan melakukan pembelajaran kelas rangkap.
E. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan observasi dilakukan di SD Negeri 08 Semeluang yang berada di Semeluang RT
05/RW 03, Desa Semeluang, Kecamatan Sila Hilirt, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat.
F. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Observasi dilaksanakan di SD Negeri 08 Semeluang pada hari Senin 13 April
2020
Papan tulis
Bangku dan kursi
Meja guru
Sudut aktivitas
D. PENGELOLAAN MURID
Kelompok belajar adalah sekumpulan murid (5-6 orang) yang diorganisasiakn
untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan
(dimodifikasi dari J. Snyder, 1986 : 211). Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah.
1. Pembentukan kelompok belajar
a. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan.
b. Kelompok berdasarkan kemampuan yang berbeda.
c. Pengelompokan Sosial
2. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar
Merencanakan kegiatan dalam kelompok merupakan suatu keharusan, agar kelompok tersebut
berhasil dan dapat menentukan waktu dan program yang tepat..
3. Meningkatkan keterampilan belajar kelompok
Morris(Cohen, 1986) memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan sebagai
panduan agar semua murid aktif berpartisipasi.
4. Memaksimalkan pemanfaatan sumber belajar
Sekolah dan guru dapat berhubungan dengan lingkungannya, dan sumber belajar yang lain yang
dapat digunakan.
5. Lembar Kerja Murid
LKM ini berisi tuntunan langkah-langkah dalam melakukan pengamatan, percobaan,
demonstrasi atau simulasi.
6. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya belajar
murid-murid.
7. Tutor sebagai organisator kelas
Apabila tutor dipilih dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain, meskipun
begitu bukan berarti harus murid yang paling pandai.
E. DISIPLIN KELAS
Disiplin kelas adalah guru menciptakan aturan dan kegiatan agar murid terikat oleh
kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang
mengganggu ketertiban dan disiplin kelas.
1. Aturan Rutin Kelas (ARK)
Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan prosedur yang
dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh murid, untuk mengatur kegiatan dan
perilaku sehari-hari terutama dalam kegiatan belajar.
Berikut ini contoh ARK bagi guru.
a. Papan tulis harus sudah dibersihkan sebelum pelajaran dimulai.
b. Memeriksa persediaan kapur tulis, penggaris dan penghapus.
c. Sumber bahan disiapkan.
d. Tutor
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat memulai
kegiatannya secara cepat dan terarah. Murid sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan
dan kerjakan, tugas Anda selanjutnya untuk memotivasi belajar murid.
2. Kegiatan Siap (KS)
Kegiatan siap adalah suatu kegiatan yang sudah disiapkan guru jauh sebelumnya, dan
apabila ditemukan masalah maka KS dapat digunakan. Berikut ini adalah KS yang dapat
digunakan dalam kelas PKR, apabila murid telah menyelesaikan suatu pelajaran, sementara
perhatian guru masih pada murid lain yang selesai, maka murid ini sudah mengetahui apa yang
harus mereka lakukan.
3. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Winataputra (1999) menyebutkan bahwa bila dirinci sumber belajar meliputi :
a. Lingkungan sosial atau manusia
b. Lingkungan hidup seperti flora dan fauna
c. Lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan
d. Lingkungan budaya seperti pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi
e. lingkungan religius seperti kitab suci dan acara keagamaan
HASIL OBSERVASI
E. DISIPLIN KELAS
Tidak ada disiplin kelas khusus yang diberikan guru dalam melaksankan PKR. Hanya
aturan lisan saja agar murid mengerjakan soal LKS atau belajar mandiri.
1. Aturan Rutin Kelas (ARK)
Aturan Rutin Kelas (ARK) memang ada, namun hal aturan ini tidak dikhususkan ketika
pelaksanaan PKR saja. Pembelajaran hari biasa juga ada.
Berikut ini contoh ARK di SD Negeri 02 Tegalombo.
a. Murid melaksanakan tugas piket dan membersihkan papan tulis.
b. Murid membaca surat pendek dalam Al-Qur’an sekitar 10 menit pertama setelah bel berbunyi
dan masuk kelas. Kegiatan ini dibimbing oleh temannya atau kakak kelas.
ARK sudah berjalan dengan efektif karena murid sudah mengetahui apa yang harus
mereka lakukan dan kerjakan, dan memotivasi guru serta pertanyaan langsung dari guru
mengenai pelaksanaan ARK tersebut.
2. Kegiatan Siap (KS)
Tidka ada agenda khusus dlaam kegiatan siap. Jika ternyata murid telah selesai
mengerjakan tugasnya, maka ia diminta mereview atau mengecek kembali kebenaran
jawabannya. Atau mungkin membaca buku-buku tertentu.
3. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Sumber belajar dipahami atau dijelaskan secara abstrak atau secara tidak langsung. Murid
tidak mengetahui keadaan yang diterangkan secara nyata. Murid diberi pertanyaan untuk
menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman murid. Apalagi dalam PKR,
murid akan minim memanfaatkan sumber belajar.
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, pelaksanaan PKR SD Negeri 02
Tegalmbo adalah sebagai berikut.
1. Guru sudah melaksanakan PKR namun secara teori ternyata guru kurang memahaminya.
2. Model PKR yang sering digunakan yaitu 222, namun guru juga pernah melaksanakan PKR
dalam 4 kelas dengan mata pelajaran yang berbeda dengan ruangan yang berbeda.
3. Guru kurang mampu dalam pengelolaan kelas PKR, kurang mampu memanfaatkan WKA.
4. Pengelolaan murid PKR di SD Negeri 02 Tegalombo kurang optimal, siswa hanya terpaku
dalam mengerjakan soal-soal dalam buku LKS saja.
5. Disiplin kelas dalam menerapkan PKR sudah cukup baik, murid sudah mampu mandiri.
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dengan teman bangku yang berada di dekatnya
sedangkan untuk mengajar perorangan dilakukan saat ada siswa yag mengalami kesulitan belajar
atau suatu masalah yang berdampak dalam pembelajaran.
7. Penyusunan rencana RPP PKR tidak berbeda dengan RPP biasa, dengan kata lain tidak ada
penggabungan pembuatan RPP dalam PKR.
8. Penilaian dalam PKR dilaksanakan apabila masih ada waktu untuk membahas hasil kerja siswa.
Namun, apabila tidak ada waktu pembahasan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
PENYUSUN
NURWINDASARI