ABSTRAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan khidupan bangsa.
Sebagaimana tercantum pada UURI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yaitu: “membentuk watak dan mengembangkan kemampuan
serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
adalah fungsi dari Pendidikan nasional yang mempunyai tujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik supaya dapat menjadi manusia yang sehat ,
cakap, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara yang
1
demokratis serta bertanggung jawab beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
(Depdiknas, 2003 : 8).
Terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya yang disebut dengan pembelajaran.
banyak faktor yang mempengaruhinya dalam interaksi tersebut baik faktor
internal yang datang dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari
lingkungan.
Lebih lanjut Sukintaka (2001:29) mengatakan bahwa pembelajaran mengandung
pengertian bagaimana para guru mengerjakan sesuatu kepada peserta didik, tetapi
disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Jadi
dalam suatu pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama, yaitu satu pihak
yang memberi materi dan pihak yang lain menerima. Oleh sebab itu dalam
peristiwa tersebut dapat dikatkan terjadi proses interaksi edukatif.
Planner, Organizer, Evaluator (PLOrEv) merupakan Peran Guru dalam kegiatan
pembelajaran. Planner yaitu yang berkaitan dengan peran seorang guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran. Organizer berkaitan dengan bagaimana guru
dalam mengatur dalam menggunakan fasilitas dan media pembelajaran yang
digunakan untuk memudahkan siswa dalam belajar. Evaluator berkaitan dengan
peran guru dalam melakukan penilaian , baik terhadap kegiatan
pembelajaran maupun kemampuan siswa.
Bagi para guru dalam pembelajaran juga tidak mudah, tidak jarang terdapat siswa
yang tidak begitu mengerti terhadap penjabaran materi yang diterangkan oleh guru.
Untuk membuatpeserta didik memahami dalam materi yang diajarkan, biasanya
guru menggunakan media pembelajaran atau alat peraga yang mendukung dalam
pembelajaran.
Saya sendiri mengajar di kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit yang mana esensi proses
pembelajaran ini termasuk ke dalam kelas rendah. Ada dua tingkatan pada sekolah
dasar yaitu kelas tinggi dan rendah. Kelas saru sampai kelas tigaadalah tingkatan
kelas rendah. Kelas empat, lima dan enam adalah kelas tinggi.
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan
siswa yang berkenaan dengan fakta atau kenyataan dan kejadian di lingkunga n sekitar
2
lingkungan peserta didik merupakan Esensi dari proses pembelajaran di kelas rendah
yang termasuk pembelajaran yang nyata atau kongkret.
Kondisi pembelajaran seperti ini harus diusahakan oleh guru sehingga kemampuan
peserta didik, bahan mengajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Pengembangan sikap yang memiliki nilai ilmiah pada siswa
di kelas rendah dapat dilakukan dengan cara membuat pembelajaran yang memungkinkan
siswa berani mengemukakan pendapatnya, mempunyai rasa penasaran, mempunyai sikap
jujur terhadap dirinya dan orang lain, dan mampu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Dalam pengembangan kreativitas peserta didik, proses pembelajaran dapat
disesuaikan dengan tingkat perkembangannya, misalnya saja memecahkan permasalahan
melalui permainan sehari-hari.
Setelah saya melihat dan mengamati video pembelajaran dari laman Guru Pintar Online,
saya melihat ada beberapa kelemahan atau masalah yang timbul dalam pengajaran yang
dilakukan guru. Setelah saya melihat video pembelajaran dari GPO sama dengan apa yang
saya alami sewaktu saya mengajar di kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rabuhit
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun. Seperti halnya guru kurang dalam
kegiatan pembuka dan juga penggunaan metode pembelajaran.
Hal seperti ini adalah masalah yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar dimana
guru hanya melakukan metode ceramah dan juga hanya menggunakan benda-benda
dikelas dalam menyampaikan materi pembelajaran dan tidak menggunakan media
pembelajaran yang beragam. Seperti yang kita ketahui metode-metode sudah banyak dan
media pembelajaran sudah sangat dapat membantu guru dalam mengajar. Apalagi dalam
penyampaian materi pembelajaran dengan metode yang menarik dan media pembelajaran
akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran.
Dari uraian diatas, saya ingin menerapkan penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran Matematika pada materi Berat Benda yang diharapkan akan
menambah atau meningkatkan pemahan siswa dengan judul “ Perbaikan
Pembelajaran Matematika Pada Materi Berat Benda Dengan Menggunakan Alat
Peraga Di Kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan Gunung Kabupaten
Simalungun Tahun ajaran 2021/2022.
Identifikasi Masalah
Setelah melihat video pembelajaran SD pada akun GPO (Guru Pintar Online) seri
Pembelajaran Matematika SD dengan judul “ Mengajar Berat Benda (2011)”, oleh
3
Mohammad Zulkarnain Jamil,S.Pd. Guru tidak memulai kegiatan pendahuluan seperti
memberikan salam, mengabsen kehadiran siswa, dan juga do’a. Kegiatan awal atau
pendahuluan bertujuan agar peserta didik merasa bersemangat dalam melakukan kegiatan
belajar saat berada dikelas. Terlihat dalam video tersebut guru langsung melakukan
kegiatan pembelajaran untuk membandingkan benda yang telah dibawa oleh guru.
Kemudian penulis dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi sesuai judul laporan
sebagai berikut :
Siswa kurang siap saat kegiatan pembelajaran akan berlangsung.
Siswa kurang tertarik pada materi pembelajaran karena guru hanya
menggunakan contoh disekitar kelas.
Kondisi permasalahan diatas selalu terjadi disebabkan seorang guru tidak melakukan
kegiatan pembuka dengan baik. Padahal kegiatan pendahuluan atau pembuka dapat
membantu peserta didik untuk mempersiapkan proses kegiatan belajar dengan baik dan
maksimal. Meningkatkan perhatian, minat dan semangat peserta didik untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan di dalam kelas. Oleh sebab itu saya
sebagai peneliti melakukan inovasi pembelajaran dengan Alat peraga pada materi Berat
Benda, dengan elat peraga ini saya sebagai peneliti/guru berharap :
Siswa Siap memulai kegiatan belajar mengajar.
Siswa bersemangat untuk memulai kegiatan belajar mengajar dikelas.
Siswa lebih tertarik dalam memahami materi pembelajaran.
4
Alternatif dan prioritas analisis masalah
Beberapa masalah yang ada pada mata pelajaran Matematika materi Berat Benda
adalah alat peraga yang masih kurang digunakan oleh guru. Oleh sebab itu, saya
menggunakan alat peraga Di Kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun T.P 2021/2022”.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah
Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada Materi Berat Benda Dengan
Menggunakan Alat Peraga Di Kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun T.P 2021/2022”.
5
c. Bagi Sekolah
1. Menambah wawasan tentang Alat peraga sebagai perbaikan pembelajaran
pada mata pelajaran Matematika Materi Berat Benda.
2. Dengan adanya informasi yang diperoleh, maka dapat dijadikan sebagai bahan kajian
bersama agar dapat meningkatkan mutu sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Materi
Berat Benda.
Meningkatnya kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di
Madrasah Ibtidaiyah Asy-syuhada Rabuhit. Saat melakukan kegiatan dan aktivitas
sehari-hari kita tidak bisa menghindari dari mengukur berat benda. Contohnya untuk
mengetahui berat badan anak bayi, saat diposyandu kita harus menimbang tubuh bayi
terlebih dahulu. Setelah itu kita akan mendapatkan angka dalam satuan kilogram. Atau
saat ibu berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti makanan pokok ke kedai, pasar atau
supermarket, ibu harus menimbang belanjaannya. Itulah mengapa perlu untuk
mengetahui cara mengukur berat benda. Untuk memahami, mengukur dan
membandingkan berat benda dapat menggunaka satuan tidak baku.
Satuan tidak baku adalah satuan yang apabila menggunakan benda yang berbeda untuk
mengukurnya maka hasilnya akan berbeda pula.Kita dapat mengetahui berat benda
dengan menggunakan timbangan. Namun jika kita tidak mempunyai timbangan kita dapat
membandingkan berat benda dengan menggunakan telapak tangan. Dan juga kita bias
menggunakan hanger baju yang kita letakkan pada tiang penyyanga, dan kita letakkan
kantong plastic dikedua sis.
Ada dua cara untuk menentukkan berat benda tunggal. Cara yang pertama adalah
bagaimana cara melihat ukuran suatu benda yang akan kita cari atau ketahui beratnya.
misalnya, jika ada dua buah yang terbuat dari bahan yang sama, tapi mempunyai
ukuran yang berbeda. Kotak yang pertama ukurannya besar dan kotak yang kedua
ukurannya kecil. karena terbuat dari bahan yang sama, maka kotak yang mempunyai
ukuran yang lebih besar pasti juga memiliki berat yang lebih besar dari pada kotak kecil.
Selanjutnya menaksir dan merasakan berat benda adalah Cara yang kedua.
Contohnya kaus kaki dan gelas. kita bisa merasakan atau mengukur beratnya
6
dengan tangan. Setelah dirasakan, gelas ternyata lebih berat dari kaus kaki.
Berat Benda Sejenis yang Terhimpun
Contoh untuk benda sejenis yang terhimpun, semakin banyak jumlah suatu benda
akan semakin besar pula berat bendanya. Misalnya, adit membawa dua buah
kantong plastik apel. Kantong plastic pertama mempunyai lima buah apel dan
kantong plastik kedua mempunyai sebelas buah apel. Tentu saja kantong apel
lebih berat. Hal ini tentu saja bisa kita tebak dengan mudah karena dua kantong
plastik berisi jenis buah yang sama. Jadi, kita bisa lihat kantong plastik mana
yang lebih banyak isinya, itulah yang paling berat.
Menentukan Berat Benda dengan Cara Menimbang.
Ada banyak alat yang bisa kita pakai untuk menimbang, salah satunya adalah
jungkat- jungkit. contohnya ada dua orang yang sedang bermain mainan jungkat-
jungkit ditaman, orang yang lebih berat akan berada di posisi yang lebih rendah.
Contohnya, sebuah buku diketahui lebih berat dari pada apel, apel lebih
ringan dari pada buku. Apel lebih berat dari pada pensil, pensil lebih ringan dari
pada apel. Pensil dan pulpen sama beratnya.
Alat Peraga
Pengertian Alat Peraga
Hardware dan software dari pada teknologi pembelajaran merupakan sebagai
bentuk peralatan fisik komunikasi media pembelajaran. media alat bantu
pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan
materi pelajaran dikelas ialah alat peraga.
Sementara itu menurut Siti Adha dkk, (2014: 19) alat peraga adalah sebagai
berikut : merupakan salah satu cara di antara beberapa cara untuk peserta didik
aktif dalam berinteraksi dengan menggunakan materi ajar, dibutuhkan alat bantu
yang disebut dengan alat peraga. Dalam interaksi ini peserta didik akan berusaha
membentuk komunitas yang membantu mereka untuk menyukai proses
pembelajaran dikelas. Pemanfaatan dan penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran matematika sangat dibutuhkan karena dengan menggunakan alat
peraga peserta didik dapat berpikir abstrak sehingga dapat digunakan dalam
menjelaskan dan menanamkan konsep pembelajaran matematika.
7
Azhar Arsyad mengatakan, “Alat peraga ialah sebuah media alat bantu
pembelajaran dengan segala macam benda disekitar yang dapat digunakan untuk
memperagakan atau digunakan padamateri pelajaran” (Azhar Arsyad, 2013: 9).
Sedangkan menurut Nana Sujana (2014: 99) mengatakan bahwa Alat peraga
dalam mengajar mempunyai peranan yang penting yaitu sebagai alat bantu untuk
membuat proses belajar mengajar yang baik dan efektif.
Menurut AS dkk, (2010: 3) dalam Sulaiman (2015: 107) menyatakan bahwa
suatu media pembelajaran yang membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari
ialah alat peraga. Sedangkan menurut Annisah, (2014: 3) suatu alat benda konkrit
yang dirancang, dibuat, dan disusun dengan cara sengaja yang digunakan untuk
membantu menanamkan dan memahami konsep-konsep atau prinsip dalam
matematika.ialah alat peraga matematika.
Dapat kita simpulkan berdasarkan pendapat-pendapat diatas bahwa alat peraga
segala sesuatu yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran atau
kegiatan belajar yang memilki sifat abstrak yang dikonkretkan, dan dalam
penggunaan alat peragaitu sendiri ada prinsip yang harus diperhatikan supaya
penggunaan alat peraga dapat digunakan secara optimal agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.
Fungsi Alat Peraga
fungsi pokok dari alat peraga dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagai
berikut:
Penggunaan alat peraga termasuk salah satu bagian yang integral dari
semua situasi kegiatab belajar mengajar.
Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan hanya alat hiburan.
Penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar pengajar lebih
untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu peserta didik
dalam memahami pengertian dan pelajaran yang diberikan guru.
8
a. Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
b. Supaya peserta didik lebih mudah memahaminya dapat Memperjelas makna
bahan pelajaran
c. Siswa tidak akan mudah bosan jika metode mengajar lebih bervariasi.
d. kegiatan belajar seperti kegiatan mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan lebih aktif .
Sementara itu menurut Nana Sujana (2002: 64) kekurangan penggunaan alat
peraga diantaranya :
a. Memerlukan alat peraga yang cukup banyak.
b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.
c. Membutuhkan perencanaan yang cukup matang
9
g. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman)
10
Pembelajaran Matematika
Istilah “Matematika” berasal dari kata Yunani mathein atau manthenin yang
artinya “mempelajari”. Mungkin juga kata itu erat hubungannya dengan kata
sansekerta medha atau widya yang artinya ialah “kepandaian”, ”ketahuan” atau
“intelegensi”.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak
dan pola hubungan yang ada di dalamnya (Sri Subarinah, 2006: 1). Prihandoko
(2006: 6) mengemukakan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
Pengertian Matematika Johnson dan Myklebust (dalam Sundayana, 2014, h, 2)
menyatakan, “Matematika adalah bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis
untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan”.
Matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan (H. W. Fowler).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar dapat disajikan melalui pengenalan konsep yang
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu pengenalan konsep bersifat konkret, semi
konkret, dan abstrak. Hal tersebut sejalan dengan tingkat berpikir anak pada usia
7-12 tahun yang berada pada fase operasional konkret.
Guru Pintar Online (GPO)
Merupakan Forum ilmiah yang didedikasi bagi para guru dan mereka lainya yang
memiliki perhatian kepada upaya peningkatan mutu pendidikan guru dan mutu
pembelajaran di Sekolah. Istilah kata pintar dalam Guru Pintar Online ini
memiliki arti "Pintu Interaksi Antar Guru", dengan harapan bahwa media online
ini bisa dijadikan sebagai sarana komunikasi interaktif dalam kerangka
menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat.
Portal GPO memberikan akses kepada guru dan pemerhati pendidikan guru untuk
bersama-sama memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan ilmu pengetahuan
dan pengalaman praktek baik (Best Practices) dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran. Kontribusi dapat dilakukan melalui laman dalam GPO, khususnya
melalui Laboratorium Pendidikan dan Galeri Profil. Selanjutnya, FKIP-UT,
sebagai pengelola portal ini, berharap seluruh masyarakat pendidikan dapat
11
memanfaatkan Portal GPO sebagai sumber belajar dan sumber Inspiratif bagi
peningkatan profesionalisme guru secara berkelanjutan.
12
yaitu membuat video siklus I.
Pengamatan ( Observation )
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan merekam pengaruh-pengaruh yang
diakibatkan oleh tindakan kelas. Hasil dari pengamatan ini akan menjadi dasar
dilakukannya refleksi. Pengamatan dilakukan menggunakan pedoman observasi
yang dilakukan oleh supervisor 1. Kemudian dengan pengamatan terinspirasilah
membuat RPP perbaikan pembelajaran siklus 1. Dalam perbaikan pembelajaran
siklus 1, mulai menggunakan media atau alat peraga sesuai materi pelajaran.
Refleksi ( Reflection )
Siklus II
Perencanaan (Planning)
Perencanaan tahap berikutnya pada siklus II yang harus dilakukan peneliti adalah
menemukan dan mengidentifikasi masalah di video siklus 1 kemudian memutuskan
tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah – masalah yang terjadi pada pembelajaran
video siklus 1 serta membuat RPP siklus II untuk perbaikan pembelajaran.
Tindakan ( Action )
Tindakan penerapan dari perencanaan yang dibuat peneliti pada siklus ini berupa
penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan siklus 1 tujuannya untuk memperbaiki
dan menyempurnakan model pembelajaran yang digunakan sebelumnya. Tindakan
tersebut dilakukan oleh peneliti yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model
13
pembelajaran, yaitu membuat video siklus II.
Pengamatan ( Observation )
Refleksi ( Reflection )
14
Nonton video
GPO Identifikasi Membuat judul
Pra siklus
masalah laporan PKP
Siklus
Refleksi II
Pengamatan
Refleksi
15
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Siklus
Pra Siklus
Tahap awal pra siklus yang dilakukan peneliti ini adalah membuka laman laman Guru Pintar
Online (GPO) lalu melakukan registrasi, setelah kegiatan pembelajaran tuweb pertama
selesai maka perencanaan regristasi pun dimulai. Jika telah berhasil registrasi online pada
laman Guru Pintar Online, langkah berikutnya adalah masuk ke micro-teaching online
lalu pilih seri pembelajaran SD. Dalam seri pembelajaran SD banyak terdapat video
pembelajaran tiap bidang ilmu. Kemudian memilih dan menyaksikan video pembelajaran
yang ada di Guru Pintar Online, yang disepakati sebagai Pra siklus. Video yang dilihat
adalah video seri pembelajaran Matematika dengan judul “Mengajar Berat Benda”.
Peneliti menemukan beberapa masalah pembelajaran pada video tersebut, lalu peneliti
langsung mengidentifikasi beberapa masalah yang ditemukan saat pembelajaran tersebut
berlangsung. Identifikasi masalah tersebut adalah :
Kemudian dari beberapa identifikasi tersebut, peneliti dan Supervisor I bergabung pada
forum diskusi yang disediakan di laman Guru Pintar Online (GPO). Pada forum diskusi,
peneliti memberikan komentar dan solusi terkait permasalahan yang terdapat di video
tersebut. Kemudian Supervisor I memberikan tanggapan dan peneliti menelaah semua
temuan yang ada pada pra siklus dan dijadikan dasar untuk meyusun dan melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus I.
Siklus 1
Perencanaan
16
1. Membuat RPP siklus 1 setelah dilakukan perbaikan.
Pelaksanaan
Kegiatan Awal, dimulai dengan mengucapkan salam, meminta ketua kelas atau
salah satu siswa memimpin doa, dan mengabsensi kehadiran siswa. Kegiatan Inti,
Guru menjelaskan materi berat benda dengan menggunakan alat peraga yang telah
disediakan oleh guru. Kegiatan Akhir, Guru memberikan tugas sesuai materi
pembelajaran.
Observasi
17
Alat peraga yang dibawa peneliti sangat tepat dan jelas, sesuai benda yang ada
dikelas.
Refleksi
18
pembelajaran dirumah.
Siklus 2
Perencanaan
Perencanaan tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang lebih efektif
agar pembelajaran yang diinginkan tercapai. Pada siklus 2, peneliti menyiapkan
proses pembelajaran dengan Alat peraga, games dan bernyanyi serta beberapa
tahapan sebagai berikut
Pelaksanaan
Kegiatan Awal :
19
Mengarahkan serta mengajak siswa untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya” bersama agar menimbulkan semangat belajar.
Kegiatan Inti :
Kegiatan akhir.
Observasi
Alat peraga yang disampaikan peneliti pada proses pembelajaran sudah jauh
lebih baik namun tampilan tidak berurut.
20
Kelebihan yang ditemukan selama proses pembelajaran :
Sudah ada penyampaian tujuan pembelajaran yang pada siklus 1 tidak ada.
Refleksi
Pra Siklus
Diawal pembelajaran pada pra siklus, sesuai video yang diamati di Guru Pintar
Online (GPO), terdapat siswa yang kurang paham, mengobrol, mengantuk, dan
merasa bosan saat pembelajaran Matematika sedang berlangsung. Kegiatan
pembuka pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan. Sebab itulah
peneliti menyusun suatu rencana perbaikan pembelajaran untuk mengatasi
permasalahan atau kendala yang ada di video Guru pintar Online (GPO) tersebut.
Siklus 1
Setelah peneliti melakukan refleksi pada kegiatan pra siklus, peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran. Sudah terdapat perbaikan pembelajaran pada siklus 1,
namun masih ada yang harus diperbaiki lagi, seperti kurangnya penyampaian
tujuan pembelajaran dan belum adanya penguatan pembelajaran. Oleh sebab itu
direncanakan kembali perbaikan pembelajaran untuk siklus 2.
21
Siklus 2
mengadakan penilaian.
Penggunaan alat peraga sebagai alat bantu materi berat benda dalam perbaikan
juga sangat membantu pemahaman siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Lain dari pada itu, penguatan yang baik di akhir pembelajaran juga diperlukan
untuk menekankan kepada siswa hakekat pembelajaran materi berat benda.
Kesimpulan
22
kelemahan dan kelebihan, dari rancangan simulasi yang dibuat adalah :
Saran
DAFTAR PUSTAKA
23
Aksara.
https://bobo.grid.id/read/082136506/mengukur-dan-membandingkan-berat-benda-
inilah-4-hal-yang-harus-diperhatikan-saat-mengukur-berat-benda?page=all
https://www.merdeka.com/sumut/perbedaan-massa-dan-berat-beserta-
pengertiannya-ketahui-selengkapnya-kln.
http://www.alatperaga.com/article/detail/61/kelebihan-dan-kelemahan-alat-peraga-
matematika.
http://www.gurupintar.ut.ac.id/tentang-gpo-dan-forum-diskusi.
24