Anda di halaman 1dari 25

PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA

MATERI BERAT BENDA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT


PERAGA DIKELAS 1 MIS ASY-SYUHADA RABUHIT
KECAMATAN GUNUNG MALIGAS KABUPATEN
SIMALUNGUN TAHUN AJARAN 2021/2022.
Ayusmi (855834998) email: ismiayu2020@gmail.com
Nani Sri Rezeki, S.Pd., M.Si., Email: srirezekinani@gmail.com

ABSTRAK

Ayusmi.855834998. Program S1 PGSD Universitas Terbuka Pokjar Simalungun.


Perbaikan Pembelajaran Matematika pada Materi Berat Benda dengan
menggunakan Alat Peraga di Kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan Gunung
Maligas Kabupaten Simalungun Tp 2021/2022”. Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) ini saya lakukan supaya dapat memperbaiki proses pembelajaran
yang belum begitu optimal. Penelitian ini bertujuan dengan menggunakan Alat
Peraga dapat mengetahui apakah dapat memperbaiki pembelajaran Matematika
pada materi Berat Benda. Subjek penelitiannya adalah mata pelajaran Matematika
di MIS ASy-syuhada Rabuhit Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun
TP. 2021/2022. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 2 siklus., siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2021 dan siklus
2 dilaksanakan pada tanggal 3 November 2021. Hasil penelitian fokus pada alat
peraga dapat meningkatkan pemahaman tentang materi Berat Benda di I MIS Asy-
syuhada Rabuhit Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun. Kata Kunci :
Perbaikan pembelajaran, Matematika, Alat Peraga.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan khidupan bangsa.
Sebagaimana tercantum pada UURI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yaitu: “membentuk watak dan mengembangkan kemampuan
serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
adalah fungsi dari Pendidikan nasional yang mempunyai tujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik supaya dapat menjadi manusia yang sehat ,
cakap, berakhlak mulia, berilmu, mandiri, kreatif dan menjadi warga negara yang

1
demokratis serta bertanggung jawab beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
(Depdiknas, 2003 : 8).
Terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya yang disebut dengan pembelajaran.
banyak faktor yang mempengaruhinya dalam interaksi tersebut baik faktor
internal yang datang dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari
lingkungan.
Lebih lanjut Sukintaka (2001:29) mengatakan bahwa pembelajaran mengandung
pengertian bagaimana para guru mengerjakan sesuatu kepada peserta didik, tetapi
disamping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Jadi
dalam suatu pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama, yaitu satu pihak
yang memberi materi dan pihak yang lain menerima. Oleh sebab itu dalam
peristiwa tersebut dapat dikatkan terjadi proses interaksi edukatif.
Planner, Organizer, Evaluator (PLOrEv) merupakan Peran Guru dalam kegiatan
pembelajaran. Planner yaitu yang berkaitan dengan peran seorang guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran. Organizer berkaitan dengan bagaimana guru
dalam mengatur dalam menggunakan fasilitas dan media pembelajaran yang
digunakan untuk memudahkan siswa dalam belajar. Evaluator berkaitan dengan
peran guru dalam melakukan penilaian , baik terhadap kegiatan
pembelajaran maupun kemampuan siswa.
Bagi para guru dalam pembelajaran juga tidak mudah, tidak jarang terdapat siswa
yang tidak begitu mengerti terhadap penjabaran materi yang diterangkan oleh guru.
Untuk membuatpeserta didik memahami dalam materi yang diajarkan, biasanya
guru menggunakan media pembelajaran atau alat peraga yang mendukung dalam
pembelajaran.
Saya sendiri mengajar di kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit yang mana esensi proses
pembelajaran ini termasuk ke dalam kelas rendah. Ada dua tingkatan pada sekolah
dasar yaitu kelas tinggi dan rendah.  Kelas saru sampai kelas tigaadalah tingkatan
kelas rendah. Kelas empat, lima dan enam adalah kelas tinggi.
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan
siswa yang berkenaan dengan fakta atau kenyataan dan kejadian di lingkunga n sekitar

2
lingkungan peserta didik merupakan Esensi dari proses pembelajaran di kelas rendah
yang termasuk pembelajaran yang nyata atau kongkret.
Kondisi pembelajaran seperti ini harus diusahakan oleh guru sehingga kemampuan
peserta didik, bahan mengajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Pengembangan sikap yang memiliki nilai ilmiah pada siswa
di kelas rendah dapat dilakukan dengan cara membuat pembelajaran yang memungkinkan
siswa berani mengemukakan pendapatnya, mempunyai rasa penasaran, mempunyai sikap
jujur terhadap dirinya dan orang lain, dan mampu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Dalam pengembangan kreativitas peserta didik, proses pembelajaran dapat
disesuaikan dengan tingkat perkembangannya, misalnya saja memecahkan permasalahan
melalui permainan sehari-hari.
Setelah saya melihat dan mengamati video pembelajaran dari laman Guru Pintar Online,
saya melihat ada beberapa kelemahan atau masalah yang timbul dalam pengajaran yang
dilakukan guru. Setelah saya melihat video pembelajaran dari GPO sama dengan apa yang
saya alami sewaktu saya mengajar di kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Swasta Rabuhit
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun. Seperti halnya guru kurang dalam
kegiatan pembuka dan juga penggunaan metode pembelajaran.
Hal seperti ini adalah masalah yang sering terjadi dalam proses belajar mengajar dimana
guru hanya melakukan metode ceramah dan juga hanya menggunakan benda-benda
dikelas dalam menyampaikan materi pembelajaran dan tidak menggunakan media
pembelajaran yang beragam. Seperti yang kita ketahui metode-metode sudah banyak dan
media pembelajaran sudah sangat dapat membantu guru dalam mengajar. Apalagi dalam
penyampaian materi pembelajaran dengan metode yang menarik dan media pembelajaran
akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran.
Dari uraian diatas, saya ingin menerapkan penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran Matematika pada materi Berat Benda yang diharapkan akan
menambah atau meningkatkan pemahan siswa dengan judul “ Perbaikan
Pembelajaran Matematika Pada Materi Berat Benda Dengan Menggunakan Alat
Peraga Di Kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan Gunung Kabupaten
Simalungun Tahun ajaran 2021/2022.
Identifikasi Masalah
Setelah melihat video pembelajaran SD pada akun GPO (Guru Pintar Online) seri
Pembelajaran Matematika SD dengan judul “ Mengajar Berat Benda (2011)”, oleh

3
Mohammad Zulkarnain Jamil,S.Pd. Guru tidak memulai kegiatan pendahuluan seperti
memberikan salam, mengabsen kehadiran siswa, dan juga do’a. Kegiatan awal atau
pendahuluan bertujuan agar peserta didik merasa bersemangat dalam melakukan kegiatan
belajar saat berada dikelas. Terlihat dalam video tersebut guru langsung melakukan
kegiatan pembelajaran untuk membandingkan benda yang telah dibawa oleh guru.
Kemudian penulis dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi sesuai judul laporan
sebagai berikut :
 Siswa kurang siap saat kegiatan pembelajaran akan berlangsung.
 Siswa kurang tertarik pada materi pembelajaran karena guru hanya
menggunakan contoh disekitar kelas.
Kondisi permasalahan diatas selalu terjadi disebabkan seorang guru tidak melakukan
kegiatan pembuka dengan baik. Padahal kegiatan pendahuluan atau pembuka dapat
membantu peserta didik untuk mempersiapkan proses kegiatan belajar dengan baik dan
maksimal. Meningkatkan perhatian, minat dan semangat peserta didik untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan di dalam kelas. Oleh sebab itu saya
sebagai peneliti melakukan inovasi pembelajaran dengan Alat peraga pada materi Berat
Benda, dengan elat peraga ini saya sebagai peneliti/guru berharap :
 Siswa Siap memulai kegiatan belajar mengajar.
 Siswa bersemangat untuk memulai kegiatan belajar mengajar dikelas.
 Siswa lebih tertarik dalam memahami materi pembelajaran.

Analisis Pemecahan Masalah


Adapun factor penyebab siswa kurang siap saat kegiatan pembelajaran akan berlangsung.
Siswa kurang tertarik pada materi yang disampaikan oleh guru, maka penulis melakukan
refleksi, perbaikan, dan berdiskusi dengan teman sejawat serta tutor pembimbing
ditemukan faktor penyebab belum optimalnya metode pembelajaran yang dilakukan guru
adalah sebagai berikut :
 Guru memulai kegiatan belajar mengajar tanpa kegiatan pembuka.
 Metode yang digunakan guru masih kurang diminati siswa

4
Alternatif dan prioritas analisis masalah
Beberapa masalah yang ada pada mata pelajaran Matematika materi Berat Benda
adalah alat peraga yang masih kurang digunakan oleh guru. Oleh sebab itu, saya
menggunakan alat peraga Di Kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun T.P 2021/2022”.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah
Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada Materi Berat Benda Dengan
Menggunakan Alat Peraga Di Kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan
Gunung Maligas Kabupaten Simalungun T.P 2021/2022”.

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan penelitian ini adalah untuk Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada
Materi Berat Benda Dengan Menggunakan Alat Peraga Di Kelas I MIS Asy-
syuhada Rabuhit Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun T.P
2021/2022”.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat penelitian Perbaikan Pembelajaran ini dibuat agar dapat memanfaatkan hasil
penelitian dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
a. Bagi Siswa
1. Siswa lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran dikelas I
MIS Asy-syuhada Rabuhit.
2. Meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran matematika materi berat
benda dikelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit.
b. Bagi Guru
1. Sebagai motivasi masukan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan
guru menggunakan alat peraga khususnya pada pelajaran Matematika.
2. Guru semakin berpengalaman dalam menggunakan alat
peraga yang tepat untuk memperbaiki, meningkatkan efektifitas dan
memantapkan proses pembelajaran.

5
c. Bagi Sekolah
1. Menambah wawasan tentang Alat peraga sebagai perbaikan pembelajaran
pada mata pelajaran Matematika Materi Berat Benda.
2. Dengan adanya informasi yang diperoleh, maka dapat dijadikan sebagai bahan kajian
bersama agar dapat meningkatkan mutu sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Materi
Berat Benda.
Meningkatnya kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di
Madrasah Ibtidaiyah Asy-syuhada Rabuhit. Saat melakukan kegiatan dan aktivitas
sehari-hari kita tidak bisa menghindari dari mengukur berat benda. Contohnya untuk
mengetahui berat badan anak bayi, saat diposyandu kita harus menimbang tubuh bayi
terlebih dahulu. Setelah itu kita akan mendapatkan angka dalam satuan kilogram. Atau
saat ibu berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti makanan pokok ke kedai, pasar atau
supermarket, ibu harus menimbang belanjaannya. Itulah mengapa perlu untuk
mengetahui cara mengukur berat benda. Untuk memahami, mengukur dan
membandingkan berat benda dapat menggunaka satuan tidak baku.

Satuan tidak baku adalah satuan yang apabila menggunakan benda yang berbeda untuk
mengukurnya maka hasilnya akan berbeda pula.Kita dapat mengetahui berat benda
dengan menggunakan timbangan. Namun jika kita tidak mempunyai timbangan kita dapat
membandingkan berat benda dengan menggunakan telapak tangan. Dan juga kita bias
menggunakan hanger baju yang kita letakkan pada tiang penyyanga, dan kita letakkan
kantong plastic dikedua sis.

Mengukur Berat Benda Tunggal.

Ada dua cara untuk menentukkan berat benda tunggal. Cara yang pertama adalah
bagaimana cara melihat ukuran suatu benda yang akan kita cari atau ketahui beratnya.
misalnya, jika ada dua buah yang terbuat dari bahan yang sama, tapi mempunyai
ukuran yang berbeda. Kotak yang pertama ukurannya besar dan kotak yang kedua
ukurannya kecil. karena terbuat dari bahan yang sama, maka kotak yang mempunyai
ukuran yang lebih besar pasti juga memiliki berat yang lebih besar dari pada kotak kecil.
Selanjutnya menaksir dan merasakan berat benda adalah Cara yang kedua.
Contohnya kaus kaki dan gelas. kita bisa merasakan atau mengukur beratnya

6
dengan tangan. Setelah dirasakan, gelas ternyata lebih berat dari kaus kaki.
Berat Benda Sejenis yang Terhimpun
Contoh untuk benda sejenis yang terhimpun, semakin banyak jumlah suatu benda
akan semakin besar pula berat bendanya. Misalnya, adit membawa dua buah
kantong plastik apel. Kantong plastic pertama mempunyai lima buah apel dan
kantong plastik kedua mempunyai sebelas buah apel. Tentu saja kantong apel
lebih berat. Hal ini tentu saja bisa kita tebak dengan mudah karena dua kantong
plastik berisi jenis buah yang sama. Jadi, kita bisa lihat kantong plastik mana
yang lebih banyak isinya, itulah yang paling berat.
Menentukan Berat Benda dengan Cara Menimbang.
Ada banyak alat yang bisa kita pakai untuk menimbang, salah satunya adalah
jungkat- jungkit. contohnya ada dua orang yang sedang bermain mainan jungkat-
jungkit ditaman, orang yang lebih berat akan berada di posisi yang lebih rendah.
Contohnya, sebuah buku diketahui lebih berat dari pada apel, apel lebih
ringan dari pada buku. Apel lebih berat dari pada pensil, pensil lebih ringan dari
pada apel. Pensil dan pulpen sama beratnya.
Alat Peraga
Pengertian Alat Peraga
Hardware dan software dari pada teknologi pembelajaran merupakan sebagai
bentuk peralatan fisik komunikasi media pembelajaran. media alat bantu
pembelajaran dan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan
materi pelajaran dikelas ialah alat peraga.
Sementara itu menurut Siti Adha dkk, (2014: 19) alat peraga adalah sebagai
berikut : merupakan salah satu cara di antara beberapa cara untuk peserta didik
aktif dalam berinteraksi dengan menggunakan materi ajar, dibutuhkan alat bantu
yang disebut dengan alat peraga. Dalam interaksi ini peserta didik akan berusaha
membentuk komunitas yang membantu mereka untuk menyukai proses
pembelajaran dikelas. Pemanfaatan dan penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran matematika sangat dibutuhkan karena dengan menggunakan alat
peraga peserta didik dapat berpikir abstrak sehingga dapat digunakan dalam
menjelaskan dan menanamkan konsep pembelajaran matematika.

7
Azhar Arsyad mengatakan, “Alat peraga ialah sebuah media alat bantu
pembelajaran dengan segala macam benda disekitar yang dapat digunakan untuk
memperagakan atau digunakan padamateri pelajaran” (Azhar Arsyad, 2013: 9).
Sedangkan menurut Nana Sujana (2014: 99) mengatakan bahwa Alat peraga
dalam mengajar mempunyai peranan yang penting yaitu sebagai alat bantu untuk
membuat proses belajar mengajar yang baik dan efektif.
Menurut AS dkk, (2010: 3) dalam Sulaiman (2015: 107) menyatakan bahwa
suatu media pembelajaran yang membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari
ialah alat peraga. Sedangkan menurut Annisah, (2014: 3) suatu alat benda konkrit
yang dirancang, dibuat, dan disusun dengan cara sengaja yang digunakan untuk
membantu menanamkan dan memahami konsep-konsep atau prinsip dalam
matematika.ialah alat peraga matematika.
Dapat kita simpulkan berdasarkan pendapat-pendapat diatas bahwa alat peraga
segala sesuatu yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran atau
kegiatan belajar yang memilki sifat abstrak yang dikonkretkan, dan dalam
penggunaan alat peragaitu sendiri ada prinsip yang harus diperhatikan supaya
penggunaan alat peraga dapat digunakan secara optimal agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.
Fungsi Alat Peraga
fungsi pokok dari alat peraga dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagai
berikut:
 Penggunaan alat peraga termasuk salah satu bagian yang integral dari
semua situasi kegiatab belajar mengajar.
 Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan hanya alat hiburan.
 Penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar pengajar lebih
untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu peserta didik
dalam memahami pengertian dan pelajaran yang diberikan guru.

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga


Menurut Sudjana, (2002: 64) Kelebihan penggunaan alat peraga adalah sebagai
berikut :

8
a. Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
b. Supaya peserta didik lebih mudah memahaminya dapat Memperjelas makna
bahan pelajaran
c. Siswa tidak akan mudah bosan jika metode mengajar lebih bervariasi.
d. kegiatan belajar seperti kegiatan mengamati, melakukan dan
mendemonstrasikan lebih aktif .
Sementara itu menurut Nana Sujana (2002: 64) kekurangan penggunaan alat
peraga diantaranya :
a. Memerlukan alat peraga yang cukup banyak.
b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan.
c. Membutuhkan perencanaan yang cukup matang

Prinsip-prinsip Penggunaan Alat Peraga


Menurut Nana Sudjana, dalam Kulsum (2014: 14) dalam penggunaan alat peraga
memiliki prinsip- prinsip alat peraga yaitu sebagai berikut :
a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat sesuai dengan tujuan dan bahan
pelajaran yang akan diajarkan.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
c. teknik dan metode penggunaan alat peraga dalam pengajaran harus
disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada.

Karakteristik Alat Peraga


Karakteristik alat peraga menurut Ruseffendi, (2006: 131) adalah sebagai
berikut : Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu.
Alat peraga harus memiliki sifat sebagai berikut:
a. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat).
b. Bentuk dan warnanya menarik.
c. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit).
d. Ukurannya sesuai (seimbang)dengan ukuran fisik anak.
e. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulitpemahaman)
f. Sesuai dengan konsep pembelajaran.

9
g. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman)

Syarat-syarat Alat Peraga


Syarat-syarat alat peraga menurut Ruseffendi, (2006: 132) adalah sebagai berikut:
a. Bentuknya sederhana dan tahan lama .
b. Terbuat dari bahan yang mudah dicari dan murah.
c. Mudah dalam penyimpanan dan penggunaannya
d. Memperlancar pengajaran dan memperjelas konsep matematika
bukan sebaliknya.
e. Harus sesuai dengan usia anak.
f. Supaya menarik dibuat dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam.
Kriteria Alat Peraga
Kriteria lat peraga menurut Ruseffendi, (2006: 133)
 Tujuan dari pengajaran matematika itu untuk penanaman konsep,
pemahaman konsep atau pembinaan keterampilan.
 Materi Pelajaran, Pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan
pendekatan-pendekatan spiral..
 Strategi Belajar mengajar, alat peraga yang digunakan dapat mendukung
strategi belajar mengajar, contohnya berat benda akan lebih dimengerti siswa
jika ditampilkan dengan alat peraga timbangan.
 Kondisi, perlu diperhatikan kondisi lingkungan, ruang kelas, luar kelas,
jumlah siswa
 Siswa, jika memiliki beberapa pilihan alat peraga untuk 1 materi, harus
disesuaikan dengan keinginan siswa.

10
Pembelajaran Matematika
Istilah “Matematika” berasal dari kata Yunani mathein atau manthenin yang
artinya “mempelajari”. Mungkin juga kata itu erat hubungannya dengan kata
sansekerta medha atau widya yang artinya ialah “kepandaian”, ”ketahuan” atau
“intelegensi”.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak
dan pola hubungan yang ada di dalamnya (Sri Subarinah, 2006: 1). Prihandoko
(2006: 6) mengemukakan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
Pengertian Matematika Johnson dan Myklebust (dalam Sundayana, 2014, h, 2)
menyatakan, “Matematika adalah bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis
untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan”.
Matematika adalah ilmu abstrak mengenai ruang dan bilangan (H. W. Fowler).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar dapat disajikan melalui pengenalan konsep yang
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu pengenalan konsep bersifat konkret, semi
konkret, dan abstrak. Hal tersebut sejalan dengan tingkat berpikir anak pada usia
7-12 tahun yang berada pada fase operasional konkret.
Guru Pintar Online (GPO)
Merupakan Forum ilmiah yang didedikasi bagi para guru dan mereka lainya yang
memiliki perhatian kepada upaya peningkatan mutu pendidikan guru dan mutu
pembelajaran di Sekolah. Istilah kata pintar dalam Guru Pintar Online ini
memiliki arti "Pintu Interaksi Antar Guru", dengan harapan bahwa media online
ini bisa dijadikan sebagai sarana komunikasi interaktif dalam kerangka
menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat.
Portal GPO memberikan akses kepada guru dan pemerhati pendidikan guru untuk
bersama-sama memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan ilmu pengetahuan
dan pengalaman praktek baik (Best Practices) dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran. Kontribusi dapat dilakukan melalui laman dalam GPO, khususnya
melalui Laboratorium Pendidikan dan Galeri Profil. Selanjutnya, FKIP-UT,
sebagai pengelola portal ini, berharap seluruh masyarakat pendidikan dapat

11
memanfaatkan Portal GPO sebagai sumber belajar dan sumber Inspiratif bagi
peningkatan profesionalisme guru secara berkelanjutan.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Informasi Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan guru sebagai peneliti adalah mata pelajaran
Matematika dengan materi Berat Benda di kelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun Tahun Pelajaran 2021/2022.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil TP. 2021/2022, yang
dirinci dalam 2 (dua) siklus perbaikan pembelajaran, yaitu : tanggal 25 Oktober
2021 untuk tindakan penelitian siklus I, dan tanggal 3 November 2021 untuk
tindakan penelitian siklus II.
Deskripsi PerSiklus
Perbaikan penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus, yaitu siklus 1 dan
siklus 2. Setiap siklus meliputi fase-fase perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi.
Siklus 1
Perencanaan (Planning)
Perencanaan tahap awal yang harus dilakukan peneliti melalui laman GPO yang
disediakan oleh pihak UT akibat virus covid-19 yang sedang mewabah di
Indonesia hingga pelosok negerinya. Di laman GPO tersebut terdapat
Laboratorium Online yang dikemas dalam beberapa video seri pembelajaran SD.
Beberapa video pembelajaran di laman tersebut dijadikan sebagai pra Siklus
pembelajaran. Kemudian mengidentifikasi masalahnya untuk memutuskan
tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada
pembelajaran tersebut serta membuat RPP untuk perbaikan pembelajaran.
Tindakan ( Action )
Tindakan merupakan penerapan dari perencanaan yang dibuat peneliti berupa
penerapan model pembelajaran tertentu tujuannya untuk memperbaiki dan
menyempurnakan model yang digunakan. Tindakan tersebut dilakukan oleh
peneliti yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran,

12
yaitu membuat video siklus I.
Pengamatan ( Observation )
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan merekam pengaruh-pengaruh yang
diakibatkan oleh tindakan kelas. Hasil dari pengamatan ini akan menjadi dasar
dilakukannya refleksi. Pengamatan dilakukan menggunakan pedoman observasi
yang dilakukan oleh supervisor 1. Kemudian dengan pengamatan terinspirasilah
membuat RPP perbaikan pembelajaran siklus 1. Dalam perbaikan pembelajaran
siklus 1, mulai menggunakan media atau alat peraga sesuai materi pelajaran.

Refleksi ( Reflection )

Refleksi mencakup kegiatan analisis, sintesis, penafsiran, menjelaskan dan


menyimpulkan. Rakitan(produk) dari refleksi adalah diadakannya revisi / peninjauan
ulang terhadap program yang telah dilaksanakan. Peneliti berdiskusi dan
mengkonsultasikan dengan supervisor 1 untuk menelaah proses temuan-temuan pada
perbaikan pembelajaran, kelebihan ataupun kekurangan guna memperbaiki kinerja
peneliti pada pertemuan selanjutnya. Menggunakan metode ataupun media yang lebih
baik lagi guna keberhasilan pembelajaran. Melakukan refleksi sama halnya seperti berdiri
di depan cermin untuk melihat kembali rupa kita atau memantulkan kembali masalah-
masalah yang perlu kita telaah. Rakitan(hasil) dari perenungan adalah diadakannya
peninjauan ulang terhadap perencanaan yang telah diselenggarakan.

Siklus II

Perencanaan (Planning)

Perencanaan tahap berikutnya pada siklus II yang harus dilakukan peneliti adalah
menemukan dan mengidentifikasi masalah di video siklus 1 kemudian memutuskan
tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah – masalah yang terjadi pada pembelajaran
video siklus 1 serta membuat RPP siklus II untuk perbaikan pembelajaran.

Tindakan ( Action )

Tindakan penerapan dari perencanaan yang dibuat peneliti pada siklus ini berupa
penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan siklus 1 tujuannya untuk memperbaiki
dan menyempurnakan model pembelajaran yang digunakan sebelumnya. Tindakan
tersebut dilakukan oleh peneliti yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model

13
pembelajaran, yaitu membuat video siklus II.

Pengamatan ( Observation )

Pengamatan pada siklus II yaitu melihat dan merekam pengaruh-pengaruh yang


diakibatkan oleh tindakan kelas. Hasil dari pengamatan ini akan menjadi dasar
dilakukannya refleksi yang kedua. Pengamatan masih menggunakan pedoman observasi
yang dilakukan oleh supervisor 1. Dalam perbaikan pembelajaran siklus II, mulai
menggunakan media atau alat peraga sesuai materi pelajaran yang lebih baik dan
lengkap.

Refleksi ( Reflection )

kegiatan refleksi mencakup kegiatan analisis, sintesis, penafsiran, menjelaskan dan


menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi / perbaikan terhadap
perencanaanyang telah dilaksanakan pada siklus II. Peneliti berdiskusi dan
mengkonsultasikan dengan supervisor 1 untuk menelaah proses temuan-temuan pada
perbaikan pembelajaran, kelebihan ataupun kekurangan guna memperbaiki kinerja
peneliti. Menggunakan metode ataupun media yang lebih baik dan lengkap guna
keberhasilan pembelajaran. Hasil dari refleksi pada siklus II adalah diadakan revisi dan
penentuan keberhasilan perbaikan pembelajaran telah dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya
fase-fase dalam penelitian tindakan kelas, siklus spiral dan pelaksanaannya digambarkan
sebagai berikut :

14
Nonton video
GPO Identifikasi Membuat judul
Pra siklus
masalah laporan PKP

Pelaksanaan Perencanaan Siklus


I

Siklus
Refleksi II
Pengamatan

Pengamatan Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

15
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Siklus

Pra Siklus

Tahap awal pra siklus yang dilakukan peneliti ini adalah membuka laman laman Guru Pintar
Online (GPO) lalu melakukan registrasi, setelah kegiatan pembelajaran tuweb pertama
selesai maka perencanaan regristasi pun dimulai. Jika telah berhasil registrasi online pada
laman Guru Pintar Online, langkah berikutnya adalah masuk ke micro-teaching online
lalu pilih seri pembelajaran SD. Dalam seri pembelajaran SD banyak terdapat video
pembelajaran tiap bidang ilmu. Kemudian memilih dan menyaksikan video pembelajaran
yang ada di Guru Pintar Online, yang disepakati sebagai Pra siklus. Video yang dilihat
adalah video seri pembelajaran Matematika dengan judul “Mengajar Berat Benda”.

Peneliti menemukan beberapa masalah pembelajaran pada video tersebut, lalu peneliti
langsung mengidentifikasi beberapa masalah yang ditemukan saat pembelajaran tersebut
berlangsung. Identifikasi masalah tersebut adalah :

 Siswa kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru.

 Siswa terlihat bosan dan tidak bersemangat.

 Siswa kurang paham tentang berat benda

Kemudian dari beberapa identifikasi tersebut, peneliti dan Supervisor I bergabung pada
forum diskusi yang disediakan di laman Guru Pintar Online (GPO). Pada forum diskusi,
peneliti memberikan komentar dan solusi terkait permasalahan yang terdapat di video
tersebut. Kemudian Supervisor I memberikan tanggapan dan peneliti menelaah semua
temuan yang ada pada pra siklus dan dijadikan dasar untuk meyusun dan melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus I.

Siklus 1

Perencanaan

Tahap siklus 1 ini peneliti merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran yaitu


merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus 1. Pada tahapan perencanaan
ini peneliti mempersiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 sebagai
berikut :

16
1. Membuat RPP siklus 1 setelah dilakukan perbaikan.

2. Membuat dan menyediakan media atau alat peraga pembelajaran yang


digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran pada Siklus 1.

3. Menyediakan kamera untuk merekam kegiatan pembelajaran Siklus 1

4. Membuat video perbaikan pembelajaran siklus 1.

Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran Siklus 1 peneliti melakukan beberapa langkah


sebagai berikut :

Kegiatan Awal, dimulai dengan mengucapkan salam, meminta ketua kelas atau
salah satu siswa memimpin doa, dan mengabsensi kehadiran siswa. Kegiatan Inti,
Guru menjelaskan materi berat benda dengan menggunakan alat peraga yang telah
disediakan oleh guru. Kegiatan Akhir, Guru memberikan tugas sesuai materi
pembelajaran.

Observasi

Setelah diobservasi oleh Supervisor I diperoleh masukan sebagai berikut : Kelemahan


yang ditemukan selama proses pembelajaran :

1. Peneliti kurang menarik dalam memberi materi pelajaran

2. Peneliti tidak menyampaian tujuan pembelajaran di awal pembelajaran.

3. Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran kurang lengkap.

4. Tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

5. Tidak adanya penguatan yang disampaikan peneliti saat pembelajaran


berakhir.

6. Peneliti tidak merangkum materi saat pembelajaran akan selesai.

Kelebihan yang ditemukan selama proses pembelajaran :

 Pada kegiatan pembukaan peneliti sudah baik.

 Penyampaian materi yang dilakukan peneliti sudah baik.

17
 Alat peraga yang dibawa peneliti sangat tepat dan jelas, sesuai benda yang ada
dikelas.

Refleksi

Kemudian peneliti mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus 1 sebagai tahap

refleksi, ternyata ada terdapat beberapa kekurangan yang dilakukan diantaranya


:

 Peneliti kurang bersemangat.

 Peneliti tidak menyampaian tujuan pembelajaran di awal belajar.

 Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran kurang lengkap.

 Tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

 Tidak adanya penguatan yang disampaikan peneliti saat pembelajaran


berakhir.

 Peneliti tidak merangkum materi saat pembelajaran akan selesai.

Berdasarkan kekurangan pada penyajian pembelajaran siklus 1 di atas, maka


peneliti mencari cara untuk beberapa kendala yang ditemukan dikelas dengan
melakukan tindakan :

 Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran.

 Peneliti harus lebih bersemangat saat sedang mengajar.

 Peneliti melengkapi kembali Alat peraga dengan membuat games dan


bernyanyi tentang berat benda.

 Peneliti memberikan penguatan dan kesimpulan saat pembelajaran berakhir.

 Peneliti memberikan tugas kepada siswa sebagai bahan pengulangan

18
pembelajaran dirumah.

Hasil dari refleksi di atas, selanjutnya dijadikan peneliti sebagai rumusan


untuk menerapkannya pada siklus 2 sebagai upaya tindakan perbaikan pada
siklus 1.

Siklus 2

Perencanaan

Perencanaan tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang lebih efektif
agar pembelajaran yang diinginkan tercapai. Pada siklus 2, peneliti menyiapkan
proses pembelajaran dengan Alat peraga, games dan bernyanyi serta beberapa
tahapan sebagai berikut

 Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran


Matematika menggunakan alat peraga.

 Menyiapkan sumber dan bahan ajar.

 Menyiapkan kamera untuk merekam kegiatan pembelajaran.

 Membuat video pembelajaran siklus 2

Pelaksanaan

Tahap tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang


telah disiapkan peneliti. Tindakan ini dilaksanakan dalam mata pelajaran
Matematika materi Berat Benda pada siklus 2 sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun sebagai berikut:

Kegiatan Awal :

 Mengucapkan salam, menugaskan ketua kelas untuk memimpin doa sebelum


memulai pelajaran.

19
 Mengarahkan serta mengajak siswa untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya” bersama agar menimbulkan semangat belajar.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran serta memusatkan perhatian siswa.

 Menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari dengan menggunakan


Alat peraga.

Kegiatan Inti :

 Menyampaikan materi pembelajaran tentang berat benda dengan alat peraga.

 Menunjukkan cara mengukur, membandingkan berat benda dengan


bermain games dan bernyanyi.

Kegiatan akhir.

 Peneliti sebagai guru menyimpulkan materi pembelajaran.

 Peneliti sebagai guru memberi kesimpulan serta penguatan di akhir


pembelajaran.

 Peneliti sebagai guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberikan


tugas yang akan dikerjakan siswa di rumah pada buku pelajaran Matematika
dengan menggunakan alat peraga dirumah dengan bimbingan orangtua.

Observasi

Hasil observasi yang diberikan oleh supervisor 1 adalah sebagai berikut :


Kelemahan yang ditemukan selama proses pembelajaran :

 Alat peraga yang disampaikan peneliti pada proses pembelajaran sudah jauh
lebih baik namun tampilan tidak berurut.

 Penyampaian tujuan pembelajaran sudah ada namun kurang terperinci.

20
Kelebihan yang ditemukan selama proses pembelajaran :

 Sudah ada penyampaian tujuan pembelajaran yang pada siklus 1 tidak ada.

 Peneliti lebih semangat dan beraura positif sehingga membangkitkansemangat


siswa.

 Memaksimalkan penggunaan alat peraga dengan bermain games dan


bernyanyi.

Refleksi

Setelah Supervisor 1 melakukan observasi didapatlah hasil yang dapat


disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dapat diterapkan sebagai perbaikan
pembelajaran matematika dengan materi Berat benda di kelas I. Oleh sebab itu,
maka penelitian dapat dihentikan.

Pembahasan dari Setiap Siklus

Pra Siklus

Diawal pembelajaran pada pra siklus, sesuai video yang diamati di Guru Pintar
Online (GPO), terdapat siswa yang kurang paham, mengobrol, mengantuk, dan
merasa bosan saat pembelajaran Matematika sedang berlangsung. Kegiatan
pembuka pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan. Sebab itulah
peneliti menyusun suatu rencana perbaikan pembelajaran untuk mengatasi
permasalahan atau kendala yang ada di video Guru pintar Online (GPO) tersebut.

Siklus 1

Setelah peneliti melakukan refleksi pada kegiatan pra siklus, peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran. Sudah terdapat perbaikan pembelajaran pada siklus 1,
namun masih ada yang harus diperbaiki lagi, seperti kurangnya penyampaian
tujuan pembelajaran dan belum adanya penguatan pembelajaran. Oleh sebab itu
direncanakan kembali perbaikan pembelajaran untuk siklus 2.

21
Siklus 2

Atas dampingan supervisor 1 dan berdasarkan hasil refleksi perbaikan siklus 1


yang dilakukan oleh supervisor 1, pada siklus 2 sudah menunjukkan kemajuan.
Baik dari segi penggunaan alat peraga, penyampaian tujuan pembelajaran, cara
penyampaian materi.

Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini disimpulkan bahwa kelemahan


dalam perbaikan pembelajaran ini karena kurangnya penguatan, Sangat
pentingnya penyampaian tujuan pembelajaran untuk memberi penekanan kepada
siswa terhadap apa yang mereka capai setelah pembelajaran terlaksana. Sesuai
pendapat seorang ahli bernama Nana Syaodih Sukmadinata pada tahun 2002,
bahwa “ ada empat(4) fungsi penyampaian tujuan pembelajaran, yaitu:

 memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar.

 memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar.

 memudahkan guru menentukan media pembelajaran. memudahkan guru

mengadakan penilaian.

Penggunaan alat peraga sebagai alat bantu materi berat benda dalam perbaikan
juga sangat membantu pemahaman siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Lain dari pada itu, penguatan yang baik di akhir pembelajaran juga diperlukan
untuk menekankan kepada siswa hakekat pembelajaran materi berat benda.

Berdasarkan beberapa temuan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 sudah


semakin baik, dan terdapat beberapa kelebihan yang ditemukan, maka
disimpulkanlah bahwa “ Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada Materi Berat
Benda dengan menggunakan alat peraga dikelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit
Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun T.P 2021/2022” terlaksana
dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari perbaikan pembelajaran yang telah dilakuakan ditinjau dari

22
kelemahan dan kelebihan, dari rancangan simulasi yang dibuat adalah :

Pada siklus 1, kelemahan simulasi diperoleh : tidak adanya kegiatan pembuka,


tidak adanya penyampaian tujuan pembelajaran di awal belajar, alat peraga
kurang lengkap disediakan, tidak adanya memberikan waktu untuk siswa bertanya
terkait materi yang dipelajari, penguatan terkait materi tidak ada disampaikan,
tidak ada rangkuman materi di bagian penutup. Adapun kelebihan yang dilakukan
yaitu : penyampaian materi pembelajaran sudah baik.

Pada siklus 2, kelemahan simulasi diperoleh : kurangnya penguatan diakhir


pembelajaran Adapun kelebihan yang dilakukan yaitu : alat peraga yang
digunakan cukup lengkap, dengan bermain games dan bernyanyi. bahwa “
Perbaikan Pembelajaran Matematika Pada Materi Berat Benda dengan
menggunakan alat peraga dikelas I MIS Asy-syuhada Rabuhit Kecamatan Gunung
Maligas Kabupaten Simalungun T.P 2021/2022” terlaksana dengan baik.

Saran

Dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan melakukan kegiatan pembuka


dengan baik, sehingga siswa bersemangat saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.

Alat peraga sebaiknya dipergunakan dengan cara yang lebih menyenangkan


seperti bermain games dan bernyanyi.

Pembelajaran Matematika yang dirancang dengan menarik akan membantu siswa


memahami dan lebih tertarik untuk belajar Matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri dkk. (2007). Srategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsini, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

23
Aksara.

Asep Herry Hermawan, Rudi Susilana, Siti Julaeha, (2016). Pengembangan


Kurikulum dan Pembelajaran Di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Gatot muhsetyo,dkk.(2021). Pembelajaran matematika SD. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

TIM-FKIP UT, (2020).pemantapan kemampuan professional. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Sumantri, mulyani.(2016). Perkembangan peserta didik. Tangerang selatan:


Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K. (2014).Penelitian Tindakan Kelas. In: Hakikat Penelitian


Tindakan Kelas.Universitas Terbuka, Jakarta,

Guru pintar online.com

https://bobo.grid.id/read/082136506/mengukur-dan-membandingkan-berat-benda-
inilah-4-hal-yang-harus-diperhatikan-saat-mengukur-berat-benda?page=all
https://www.merdeka.com/sumut/perbedaan-massa-dan-berat-beserta-
pengertiannya-ketahui-selengkapnya-kln.

http://www.alatperaga.com/article/detail/61/kelebihan-dan-kelemahan-alat-peraga-
matematika.

http://www.gurupintar.ut.ac.id/tentang-gpo-dan-forum-diskusi.

24

Anda mungkin juga menyukai