Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Muhammad Zainul Amin

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 835356787

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK/4502

Kode/Nama UPBJJ : 13/Batam

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Berdasrkan uraian pada soal nomor tentang kebijakan pengembangan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan, maka dapat dijawab dua pertanyaan yang terdapat pada soal tresebut sebagai berikut
1) Ruang lingkup standar nasional pendidikan berdasrkan pada BSNP yang dibentuk dalam rangka
mengendalikan standar nasional pendidikan ialah standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, serta penilaian pendidikan.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di sekolah hendaknya memenuhi kriteria atau standar di
atas. Dari dela;pan standar tersebut, Standar Isi ( SI ) dan Standar Kompetensi Lulusan merupakan
acuan utama bagi sekolah dalam mengembangkan kurikulum ( BSNP, 2006 ). Standar Isi berkenaan
dengan lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar Isi mencakup kerangka dasar dan struktur kurikulum , serta Standar
Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan adalah standar tentang kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan memperhatikan
aturan pengembangan KTSP tersebut, dapat dimaknai bahwa pengembangan semua komponen
kurikulum diarahkan pada penguasaan kompetensi ( standar kompetensi lulusan, standar kompetensi,
dan kompetensi dasar ) oleh siswa.
2) Beberapa landasan yuridis yang melatarbelakangi standar pendidikan nasional yang terkait dengan
pengembangan kurikulum, yaitu
a. PP No. 19/2005 tentang SNP ( Standar Nasional Pendidikan ). Pada Peraturan Pemerintah ini,
dijelaskan tentang standar nasional pendidikan mulai dari latar belakang, fungsi, tujuan, dan
peraturan serta Undang-Undang yang terkait dengan pendidikan khususnya tentang
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
b. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara luas,
Undang-Undang ini mencantumkan hak dan kewajiban sarga negara terkait pendidikan baik
itu orangtua, siswa, guru, masayarakt, dan pemerintah. Contoh pasal pada Undan-Undang ini
yang terkait erat dengan pengembangan kurikulum ialah dalam pasal 5 yang jika ditelaah akan
ditemukan maksud dari relevansi kurikulum dengan keadaan siswa dan lingkungan tempat
tinggalnya baik itu bakat, kelainaan bakat, mental, emosional, sosial dan perbedaan intelektual
siswa. Jelas terlihat di sini bahwa pengembagan kurikulum di sekolah harus
mempertimbangkan keadaan siswa dan sekolah.

2. Berikut jawaban untuk soal nomor 2.


1) Karakteristik yang dapat dijadikan pertimbangan tatkala guru menyusun suatu rencana pembelajaran,
yaitu sebagia berikut
a. Ditujukan untuk siswa belajar
Rencana pembelajarn yang disusun haruslah dibuat sesuai dengan tujuan serta kebutuhan
siswa. Materi pelajaran yang diberikan harus sesuai dengan tuntutan dan dalam rangka
memenuhi kebutuhan siswa, perkembangan siswa, mengandung norma yang positif, dan
memperharikan minat dan perhatian siswa.
b. Memiliki tahap-tahap
Dalam rencana pembelajaran, ada beberapa tahap yang harus diperhatikan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap tindak lanjut. Keempat tahap ini
merupakan suatu rangkaian proses pembelajaran yang utuh sebagai upaya dalam pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
c. Sistematis
Perencanaan pembelajaran haruslah dimulai dari hal yang diperlukan terlebih dahulu
kemudian diikuti dengan sesuatu yang harus mengikutinya. Perencanaan yang sistematis
biasanya dimulai dari yang mudah terlebih dahulu kemudian yang sulit baik itu dari segi
materi pelajaran yang akan disampaikan atau dari proses pembelajaran itu sendiri yang
berkaitan dengan metode, media, alat bantu, proses belajar mengajar ataupun evaluasi.
d. Pendekatan Sistem
Pembelajaran harus dirancang sebagai suatu sistem, artinya pembeljaran itu terdiri atas
komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling memengaruhi. Komponen-komponen
pembelajaran yang dikembangkan merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan
bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Didasarkan Pada Proses Belajar Manusia
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses belajar siswa sebagai manusia pembelajar.
Oleh sebab itu , dalam melakukan perencanaan seorang guru harus mengutamakan pada proses
belajar siswa itu sendiri sebgai manusia yang akan belajar. Pada pelaksanaan pembelajaran
seorang guru harus mempertimbangkan bahwa siswa yang akan dihadapi adalah manusia yang
memiliki kemauan, kebutuhan, dan minat, serta karakteristik yang berbeda-beda
2) Prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pertimbangan menyusun rencana pembelajaran ialah :
a. Memperharikan Perbedaan Individu Siswa
Dalam menyusun RPP, guru semestinya memperhatikan perbedaan jenis kelamin,
kemampuan awal ( entry behavior ), tingkat intelktual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakarng
budaya, norma, nilai, dan / atau lingkungan siswa. Dengan memperhatikan perbedaan ini
diharapkan RPP yang disusun dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
b. Mendorong Partisipasi Aktif Siswa
Berbagai teori menyatakan bahwa pembelajaran yang bermutu ialah pembelajaran yang
berorientasi pada siswa ( child centered ). Oleh sebab itu , RPP yang disusun oleh guru juga
harus menciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat mendorong partisipasi aktif setiap
siswa.
c. Mengembangkan Budaya Membaca dan Menulis
Kegiatan utama dalam belajar pada dasarnya terkait dengan membaca, menulis, dan berhitung.
Oleh sebab itu , seorang guru yang menyusun RPP seharusnya dapat menciptakan suatu
kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan ketiga kegiatan tersebut.
d. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Penting bagi guru untuk melakukan refleksi terhadap RPP yang telah dibuat pada waktu-waktu
sebelumnya dan mengembangkannya sesuai dengan hasil refleksi yang telah dilakukan. Hal
ini merupakan dasar dari Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan pada perbaikan
pembelajaran.

3.Berdasarkan uraian pada soal nomor 3, dapat dijelaskan jawaban-jawabannya sebagai berikut.
1) Beberapa komponen rumusan indikator yang hendaknya terdapat pada rumusan indikator pencapaian
kompetensi yaitu :
a. Audience ( Siswa yang belajar )
Komponen yang pertama ini dinyatakan dengan siswa yang belajar untuk menguasai
kemampuan yang diharapkan, misalnya siswa kelas I, siswa kelas II, siswa kelas III, dan
seterusnya
b. Behavior ( perilaku atau unjuk kerja / performance
Komponen ini terdiri atas kata kerja yang menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan
siswa dan materi yang dipelajari siswa. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam bentuk kata
kerja operasioal seperti menjelaskan, memberi contoh, menyusun, membuat, dan
menyimpulkan. Pemilihan kata kerja ini sangat penting karena mengarahkan guru dalam
menentukan alat evaluasi dan dalam merancang kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kemampuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, hindari penggunaan kata-kata kerja yang
memiliki tafsiran ganda seperti memahami, mengetahui, mengenal, dan sebagainya karena
kata-kata kerja tersebut menyulitkan untuk diukur ketercapaiannya. Di samping rumusan
indikator harus menggunakan kata kerja operasional, satu rumusan indikator harus hanya
berisi satu tingkah laku. Apabila suatu rumusan indikator mengandung lebih dari satu tingkah
laku, kita akan mengalami kesulitan dalam mengukur ketercapaiannya. Misalnya, siswa
mampu menjelaskan dan memberi contoh cara menghemata energi di rumah. Rumusan
indikator tersebut mengandung makna bahwa siswa dianggap telah menguasai tujuan tersebut
apabila siswa telah mampu menjelaskan cara menghemat energi di rumah dan memberi contoh
cara menghemata energi di rumah. Apakah siswa yang hanya mampu menjelaskan cara
menghemat energi di rumah dapat dianggap telah menguasai tujuan tersebut ? dan sebaliknya.
Oleh sebab itu, untuk memudahkan kita mengukur penguasaan indikator oleh siswa, satu
rumusan indikator harus menggunakan hanya satu kata kerja
c. Condition ( Kondisi )
Kompnen ini menyatakan kondisi atau keadaan yang dipersyaratkan ketika siswa diminta
menunjukkan atau mendemonstrasikan perilaku atau kemampuan yang diharapkan. Contoh,
Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan perubahan kimia. Ini berarti siswa dianggap
telah menguasai kemampuan tersebut apabila siswa dapat menjelaskan perubahan kimia
dengan melakukan percobaan. Dengan demikian, pada waktu guru mengukur penguasaan
indikator ini, siswa harus melakukan percobaan.
d. Degree ( Tingkat Pencapaian atau Kriteria )
Komponen ini mengacu pada tingkatan perilaku yang dicapai untuk menentukan keberhasilan
atau penguasaan siswa terhadap kemampuan yang ditetapkan. Biasanaya tingkat perilaku ini
dinyatakan dengan jumlah objek perilkau yang harus dikuasai, misalnya siswa dapat
menunjukkan lima karakteristik pemimpin yang demokratis. Siswa belum dianggap
menguasai indikator tersebut apabila siswa baru mampu menunjukkan tiga atau empat
karakteristik tersebut.
2) Taksonomi Bloom merupakan sistem hirarki yang mengenali keterampilan manusia dari yang tinggi
hingga yang rendah melalui pembagian kata kerja. Berdasarkan penuturan Benjamin S. Bloom, tujuan
pendidikan tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi beberapa wilayah / ranah yaitu :
a. Kognitif, di dalamnya terkandung sikap yang memfokuskan pada pengetahuan, konsep,
intelektual, pengertian, dan thinking skill keterampilan berpikir.
b. Afektif, ranah ini merupakan faktor yang memfokuskan pada emosi dan perasaan, contohnya
adalah sikap atau cara dalam menanggapi mulai dari sikap, apresiasi, minat, hingga adaptasi
diri.
c. Psikomotor, mencakup sikap yang memfokuskan pada keterampilan motorik, contohnya adalah
mengasah keterampilan dalam mengendarai, olahraga, hingga tulis tangan.

Khusus pada tataran level kognitif, berikut KKO ( Kata Kerja Operasional ) Taksonomi
Bloom.
Level 1, remembering. Pada level ini diterapkan tingkatan berpikir rendah dan gampang
untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Mengingat adalah hasil belajar yang
diharapkan pada level ini.
Level 2, understanding. Pada level ini siswa ditujukan untuk dapat menguasai dan
memahami konsep. Misalnya memahami, mengkategorikan, merangkum, menerangkan,
menyimpulkan konsep yang telah diberikan.
Level 3, Applying. Di level ini siswa sudah bisa melaksanakan dan menerapkan sebuah sistem
dari konsep untuk dilakukan di kehidupan nyata.
Level 4, Analyzing. Di tingkatan ini siswa melakukan pengembangan apa yang telah dikuasai
mengenai materi yang telah dipelajari.
Level 5, Eveluating. Pada level ini siswa akan bisa menciptakan dan memutuskan sebuah
penilaian yang berlandaskan standar yang telah ditentukan.
Level 6, Creating. Pada tahapan yang paling tinggi ini siswa bisa menciptakan,
merencanakan, dan menghasilkan sesuatu yang baru.

Pada ranah afektif terdapat lima level domain yang diungkapkan Bloom, yaitu :
Level penerimaan. Penerimaan adalah sikap siswa untuk bisa melihat dan memperhatikan
sebuah aktifitas atau objek. Ini merupakan sikap untuk bisa menerima apa yang disampaikan
guru.
Level Tanggapan. Tangggapan adalah sikap siswa untuk bisa bereaksi tentang apa yang telah
diberikan guru kepadanya. Ini merupakan sikap inisiatif dan kemampuan siswa untuk berperan
proaktif dalam sebuah kejadian atau pelajaraan yang diberikan guru.
Level Penghargaan. Penanaman sikap kepda siswa agar mereka bisa menilai atau memilih
apa yang baik dan buruk bagi dirinya.
Level Pengorganisasian. Pada ranah pengorganisasian ini siswa akan didorong dan
ditanamkan untuk bisa mengetahui skala prioritas, pengkategorian, dan klasifikasi. Selain itu,
siswa akan diajarkan perbedaan, keterkaitan, hingga urutan dari sebuah entitas atau objek
tertentu.
Level Karakterisasi Berlandaskan Nilai. Ini merupakan gabungan dari apa yang telah
dilaksnakan di atas. Level ini mengatur keterkaitan personal, sosial dan perasaan.

Pada ranah Psikomotor, fokus utamanya adalah untuk memaksimalkan penggunaan gerakan
fisik atau motorik siswa dengan baik seperti menulis, berlari, keterampilan tangan, dan
sebagainya. Pada bagian ini yang digunakan bukan berdasar pada Bloom namun oleh
Simpson, yaitu :
Level Persepsi. Persepsi atau sudut pandang dalam pikiran sangat berpengaruh dalam
memeksimalkan sistem motorik suatu individu pada sebuah gerakan.
Level Kesiapan. Pada level ini di dalamnya mencakup kesiapan jasmani dan rohani dalam
melakukan suatu hal.
Level Respon Terpimpin. Level ini adalah pembuka dari suatu individu untuk bisa
mengakuisisi sebuah keterampilan atau keahlian yang rumit. Mencoba dan gagal adalah hal
yang biasa dalam ranah ini termasuk tiru dan modifikasi.
Level Mekanisme. Mekanisme merupakan habit untuk terus melakukan gerakan yang sama
dari suatu apa yang telah dipelajari.
Level Respon Jelas Kompleks. Level ini siswa sudah bisa menerapkan sebuah keterampilan
yang baik dan utuh dengan baik, efektif, dan presisi.
Level Penyesuaian. Level ini merupakan cara siswa untuk bisa memastikan bahwa
keahliannya bisa dugunakan dan diadaptasi sebaik mungkin untuk masalah yang
berbeda-beda.
Level Penciptaan. Level ini bisa diinstruksikan siswa untuk melakukan alur baru dalam
membuat sesuatu.

4. Berdasarkan soal pada nomor 4, berikut uraian jawabannya.


1) Beberapa prinsip yang hendaknya diperhatikan dalam memilih materi pelajaran adalah sebagai berikut.
a. Tujuan Pembelajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
b. Pentingnya Bahan
Materi yang disampaikan hendaknya merupakan bahan yang betul-betul penting, baik dilihat
dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
c. Nilai Praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi siswa, dalam arti mengandung nilai praktis dan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat Perkembangan Peserta Didik
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya diteteapkan dengan mempertimbangkan tingkat
perkembangan berpikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya telah
dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan
e. Tata Urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajarinya
keseluruhan materi oleh siswa.
2) Cara ideal untuk mengurutkan dan mengorganisasikan materi pelajaran sehingga seorang guru dapat
mempersiapkan konsep dan keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebeluj mempelajarai materi
pelajararn yang dipilih dan ditetapkan dapat diurutkan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Pada tahap ini guru perlu menelaah standar kompetensi yang ingin dicpai siswa dari
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan begini, guru dapat menyesuaikan
kemampuan siswa dengan kecocokan standar kompetensi
b. Identifikasi jenis-jenis materi pelajaran.
Hal ini terkait erat dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketika standar kompetensi
yang ingin dicapai berasal dari ranah afektif maka materi pelajaran yang dipilih harus
menekankan ke ranah afektif juga
c. Memilih sumber bahan ajar
Bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah ialah buku baik itu buku cetak ataupun buku yang
dirancang sendiri oleh seorang guru. Pemilihan bahan ajar berupa buku atau yang lain juga
mempertimbangkan kemampuan siswa dalam mendapatkannya atau mempelajarinya.
Semakin sumber belajar tersebut didapatkan maka semakin mudah siswa mempelajarinya.
d. Strategi pembelajaran yang digunakan
Strategi yang tepat akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
e. Perhitungan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut.
Jika perencanaan dari awal disusun secara rapi dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan siswa, maka ketersampaian materi pelajaraan dapat dipastikan berjalan dengan
baik dan lancar.

Anda mungkin juga menyukai