Anda di halaman 1dari 6

Tugas 1

Perspektif Pendidikan SD

Nama : Silvani Lestari

NIM : 836899865

Pokjar : SMP Negeri 3 Sleman

Semester 7/PGSD

1. Landasan apa sajakah untuk mencapai tujuan pendidikan di Sekolah


Dasar? Sebutkan dan jelaskan!
Jawab :
 Landasan filosofis, psikologis-pedagogis, dan sosiologis-antropologis
a. Landasan filosofis adalah cara melihat pendidikan dasar dari
hakikat pendidikan dalam kehidupan manusia.
b. Landasan psikologis-pedagogis adalah melihat pendidikan dasar
dari fungsi proses pendidikan dasar dalam pengembangan potensi
individu sesuai dengan karakteristik psikologis peserta didik.
Pertanyaan psiko-pedagogis yang relevan dengan fungsi proses itu
adalah bagaimana pendidikan dasar dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
c. Landasan sosiologis-antropologis adalah cara melihat pendidikan
dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam sosialisasi atau
pendewasaan peserta didik dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, dan proses enkulturasi atau pewarisan nilai
generasi tua kepada peserta didik yang sedang mendewasa dalam
konteks pembudayaan.
 Landasan historis, ideologis, dan yuridis
a. Landasan historis atau ideologis adalah dasar pemikiran yan
diangkat dari fakta sejarah yang relevan tentang pertumbuhan
dan perkembangan pendidikan Sekolah Dasar beserta ide-ide atau
pertimbangan yang melatarbelakanginya, sejak pada masa Hindia
Belanda sampai saat ini.
b. Landasan ideologis dan yuridis pendidikan pada dasarnya
merupakan komitmen politik Negara Republik Indonesia yang
diwujudkan dalam berbagai ketentuan normatif konstitusional
yang mencerminkan bagaimana sistem pendidikan nasional
dibangun dan diselenggarakan untuk mewujudkan fungsi dan
tujuan pendidikan.

2. Jelaskan fungsi dan tujuan pendidikan Sekolah Dasar!


Jawab :
 Pendidikan dasar berfungsi menanamkan nilai-nilai, sikap, dan rasa
keindahan, serta memberikan dasar-dasar pengetahuan, kemampuan
dan kecakapan membaca, menulis, dan berhitung serta kapasitas
belajar peserta didik untuk melanjutkan ke pendidikan menengah
dan/atau untuk hidup di masyarakat, sejalan dengan pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
 Sedangakn pendidikan dasar bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertangging jawab untuk
mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan pencapian tujuan
pendidikan nasional.

Dengan demikian maka pendidikan SD mengemban dua fungsi, yakni


fungsi pengembangan potensi peserta didik secara psikologis dn
pemberian landasan yang kuat untuk pendidikan SMP dan seterusnya.
Desangkan tujuannya secara subtansif merujuk pada tujuan pendidikan
nasional.

3. Jelaskan kondisi pendidikan era Orde Baru dan Orde Reformasi! Apa alasan
kedua era tersebut muncul?
Jawab :
 Era Orde Baru, yakni era pemerintahan di bawah Presiden Soeharto
(1967 – 1998) secara politik dimulai tahun 1967, ketika rezim
pemerintahan Presiden Soekarno diganti rezim pemerintahan
Presiden Soeharto samapi tahun 1998, saat tumbangnya rezim
pemerintahan Orde Baru.
Kondisi pendidikan Era Orde Baru, khususnya Sekolah Dasar,
dipolakan secara nasional dalam konteks Pembangunan Jangka
Panjang I (PJP I) tahun 1969/1970 – 1993/1994 dan bagian awal
dari PJP II tahun 1994/1995 – 2018/2019. Secara historis, politis,
dan sosial kultural pendidikan era ini merupakan kelanjutan dari
perkembangan pendidikan sebelumnya, yakni pendidikan sejak
Indonesia merdeka tahun 1945 sampai dengan seluruh kurun waktu
pemerintahan Presiden Soekarno.
Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat
pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
Perluasan dan pemerataan pendidikan dimaksudkan untuk
menciptakan keadaan sehingga setiap orang mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang didukung dengan
pengangkatan guru baru dan penghapusan secara bertahap
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), yang sebelumnya menjadi
beban orang tua/wali murid; pembangunan unit gedung baru dan
rehabilitasi gedung lama.
Upaya nasional dalam perluasan dan pemertaan tersebut ternyata
telah menunjukkan hasil yang menakjubkan, seperti
a. Untuk daerah terpencil perluasan program wajar dikdas melalui
pengembangan SD kecil dengan penerpan kelas rangkap;
b. Untuk daerah padat, dikembangkan gedung sekolah bertingkat.
Sementara untuk daerah normal, dikembangkan gedung untuk
memiliki enam ruangan untuk enam kelas;
 Era reformasi terjadi sejak mundurnya Presiden Soeharto dan
dilantiknya BJ Habibie, yang pada saat itu berkedudukan sebagai
Wakil Presiden, menjadi Presiden RI ke tiga, pada tanggal 21 Mei
1998 dengan semangat dan gerakan reformasi nasional menyeluruh.
Sasaran pendidikan nasional PJP II yang menjadi awal dari era
reformasi adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang makin
sejahtera lahir batin secara adil dan merata, terselenggaranya
pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan yang makan bermutu
dan merata yang mampu mewujudkan manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
tangguh, sehat, cerdas, patriotik, berdisiplin, kreatif, produktif dan
profesional.
Tujuan utama pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan
kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya manusia,
mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkahlak mulia,
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang
mantap dan mandiri.
Sasaran pembangunan pendidikan dalam RPJM 2004-2009 antara
lain penyelenggaraan Wajar Dikdas 9 tahun, termasuk di dalamnya
SD/MI 6 tahun dan penyelenggaraan pendidikan nonformal yang
bermutu yang mencakup pedidikan kesetaraab Paket A yang setara
SD, adanya Standar Konpetensi Lulusan SD/MI menurut
Permendiknas 23 ahun 2006, pengelompokkan mata pelajaran
SD/MI menurut PP RI 19 tahun 2005, serta Pemenrintah Daerah
Kabupaten/Kota memiliki kewenangan atas urusan wajib menenai
pendidikan SD/MI yang di atur sesuai PP RI 38 tahun 2007.

4. Mengapa guru harus memahami program bimbingan untuk siswa SD?


Jawab :
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses membantu individu siswa
untuk dapat memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depannya, sehingga diharapkan dapat mencapai perkembangan yang
optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.
Tujuan bimbingan di SD adalah agar siswa dapat memiliki perasaan positif,
memahami potensi dirinya, mengembangkan potensi dan keterampilan,
bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya serta mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Guru perlu memahami program bimbingan karena dalam proses bimbingan
guru memiliki peran penting, guru mempunyai hubungan yang sangat
dekat dengan siswa, sehingga lebih terbuka terhadap guru.
Peran guru sekolah dasar dalam layanan bimbingan dan konseling dapat
berupa tindakan bimbingan dengan cara langsung diberikan kepada peserta
didik semisal berupa pemberian pengarahan cara belajar yang baik,
memberikan informasi tentang sekolah sambungan setelah tamat SD, cara
mempersiapkan diri menghadapi ulangan atau tugas-tugas yang lain.
5. Menurut anda, bagaimanakah cara menyelenggarakan program
ekstrakulikuler di sekolah yang baik?
Jawab :
Pelaksanaan program-program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya
dikendalikan untuk pencapaian tujuan-tujuan yang telah diterapkan dan
kontribusinya terhadap perwujudan visi sekolah. Dari setiap pelaksanaan
program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diusahakan suasana yang
kondusif, tidak terlalu membebani siswa dan tidak merugikan aktivitas
kurikuler sekolah. Usahakan pelaksanaan kegiatan konsisten sebagaimana
terjadwal dan terpublikasikan. Kerja sama tim adalah fundamental, hindari
pembatasan untuk partisipasi. Setiap personil disekolah, sesuai dengan
fungsinya, pada dasarnya bertanggungjawab atas pengembangan program
ekstrakurikuler yang diselenggarakan.Adapun ragam dan banyaknya
sumber daya manusia yang diperlukan untuk menangani pengelolaan
program ekstrakurikuler itu tergantung pada kebutuhan yang berkembang,
kompleksitas tugas-tugas penyelenggaraan program, dan kebijakan dari
pimpinan sekolah sebagaimana hasil kesepakatan antar pihak yang
berkepentingan (stakeholders). Peran-peran kunci dari setiap personil
disekolah seperti kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, guru-guru, wali
kelas, guru/petugas BP, pustakawan, dan kepengurusan OSIS, hendaknya
dioptimalkan dalam jabatannya dan terkait secara langsung dengan
pengembangan program kegiatan ekstrakurikuler. Demikian halnya dengan
peran-peran kunci personil yang berada diluar organisasi sekolahdan
dimiliki keterkaitan fungsional dengan kepentingan penyelenggaraan
program ekstrakurikuler, seperti pengurus Komite Sekolah, orang tua siswa,
tokoh masyarakat yang peduli, pengurus MGMP, pemerintahan setempat
dan lain-lain, hendaknya juga dioptimalkan.
Untuk tenaga guru/instruktur, seyogianya adalah guru yang ada di sekolah
yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dan atau guru
memiliki minat yang kuat untuk itu. Jika sekolah tidak memiliki
guru/instruktur yang berlatar belakang pendidikan relevan dan tidak
mempunyai guru yang berminat untuk menyelenggarakan program
ekstrakurikuler, sekolah dapat mengusahakan dengan cara mengundang
guru/instruktur di bidang ekstrakurikuler dari sekolah/lembaga pendidikan
lain yang berdekatan melalui kerja sama yang saling menguntungkan.
Memanfaatkan nara sumber/tenaga ahli yang ada dan potensial pada
masyarakat sekitar sekolah. Membina kemampuan yang dibutuhkan
melalui MGMP, program pendampingan tenaga guru dalam mengelola
kegiatan ekstrakurikuler dan keikutsertaan guru dalam suatu program
pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan. Fasilitas untuk setiap program
kegiatan hendaknya dipikirkan guna mendukung terlaksankannya program
kegiatan ekstrakurikuler yang efektif. Fasilitas program ini mislnya
mencakup, pedoman/sumber dan kesempatan mengikuti program
ekstrakurikuler yang ditawarkan. Form bio data siswa. Alat test dan form
interview. Form penawaran pilihan atas jenis kegiatan ekstrakurikuler.
Daftar siswa/kelompok siswa untuk layanan kegiatan ekstrakurikuler. Form
pengaturan jadwal kegiatan ekstrakurikuler dan liburan sekolah. Form
rancangan program kegiatan ekstrakurikuler. Form MOU, form perizinan.
Form monitoring pelaksanakaan kegiatan ekstrakurikuler dan
pembimbingan. Form pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler. Form sertifikasi atas penyelesaian keikutsertaan siswa
dalam program kegiatan ekstrakurikuler yang dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai