Anda di halaman 1dari 3

Nama : LIA DWI FEBRIANTI

NIM : 858730875
Mata Kuliah : PERSPEKTIF PENDIDIKAN

Pendidikan di SD secara sistemik merupakan bagian dari jenjang pendidikan dasar. Dilihat dari kedudukan
dan perannya, SD merupakan pendidikan formal awal yang memberi landasan bagi pendidikan selanjutnya,
yaitu pendidikan SMP. karena itu, dalam penegembangannya perlu memperhatikan landasan filosofis,
psikologis-pedagogis, sosiologis-antropologis, serta landasan historis, ideologis dan yuridis.

1. berikan penjelasan Anda bagaimana mengembangkan pendidikan SD berdasarkan landasan filosofis,


psikologis-pedagogis, dan sosiologis- antropologis ?

2. Bagaimana perpektif pendidikan SD di Indonesia ditinjau dari landasan historis, ideologis, dan yuridis ?

3. Deskripsikan karakteristik pendidikan SD secara umum dan secara khusus ?

4. Analisislah perbedaan pendidikan SD pada era ORde Baru dan era Reformasi berdasarkan kebijakan
strategis serta isi dan proses pendidikan.

1. - Landasan Filosofis : Mengembangkan Pendidikan di SD sebagai seorang guru harus mengayomi siswa
dengan baik, sehingga siswa merasa senang dan nyaman ketika pembelajaran berlangsung. Ketika proses
pembelajaran, guru harus mengayomi siswanya. Guru harus memberikan perhatian penuh pada siswanya. Dan
guru juga harus menanamkan nilai-nilai Pacasila yang merupakan filsafat umum atau filsafat negara
Indonesia.
Hal ini sesuai dengan sifat humanisme yang tinggi pada guru yang dikemukakan oleh Filosuf pendidikan,
John Dewey, berpandangan bahwa pendidikan itu proses memanusiakan manusia.
- Landasan psikologis pedagogis : mengembangan Pendidikan di SD guru harus dituntutkan untuk
mengajar lebih kreatif dan tidak membosankan oleh karena itu, guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran
yang menarik dan inovatif, sehingga siswa tidak bosan dan mengikuti pembelajaran. Selain itu, untuk
meningkatkan minat belajar siswa, guru juga diharapkan mampu memvariasikan metode pembelajaran serta
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Ini menerapkan landasan pedagogis
dengan baikdan guru menerapkan pembelajaran yang active learning, joyful and meaningful learning, dan
student center.
- Landasan sosiologis antropologis : mengembangan Pendidikan di SD guru harus melihat pendidikan
dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam proses sosialisasi atau pendewasaan peserta didik dalam
konteks kehidupan bermasyarakat, dan proses enkulturasi atau pewarisan nilai dari generasi tua kepada peserta
didik yang sedang mendewasa dalam konteks pembudayaan. landasan ini berkait erat dengan keberagaman
masyarakat dan bangsa Indonesia, sistem pendidikan nasional menerapkan prinsip pendidikan yang
demokratis, berkeadilan dan tidak diskriminatif, pendidikan terbuka dan multimakna, pendidikan sebagai
proses pembudayaan dan pemberdayaan sepanjang hayat, dan pendidikan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat.

2. Landasan historis-ideologis dan yuridis pendidikan Sekolah Dasar pada bagian ini akan kita bahas dari sudut
pandang pemikiran tentang sistem pendidikan nasional sejak Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945
sampai dengan sekarang. Dengan demikian kita akan memahami secara utuh perkembangan Sekolah Dasar di
zaman kemerdekaan, zaman kita hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu kita akan
membahas hal itu sekaligus dari sisi sejarahnya sejak tahun 1945, ideologi pendidikan yang dikembangkan,
serta berbagai ketentuan perundang-undangan tentang semua itu sebagai landasan yuridis formal pendidikan
nasional. Landasan ideologis dan yuridis pendidikan pada dasarnya merupakan komitmen politik Negara
Republik Indonesia yang diwujudkan dalam berbagai ketentuan normatif konstitusional yang mencerminkan
bagaimana sistem pendidikan nasional dibangun dan diselenggarakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Ketika bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945 dan ditetapkannya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 dan terpilihnya Soekarno dan Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden RI pertama, maka secara yuridis seluruh pengaturan tentang sistem pendidikan
nasional berada di bawah kekuasaan Pemerintah RI. Karena kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Indonesia sebelum merdeka berlanjut menjadi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia,
maka apa yang telah dirintis dan dikembangkan dalam rangka pendidikan Hindia Belanda dan Jepang sebelum
kemerdekaan itu menjadi modal dasar bagi sistem pendidikan nasional Indonesia, termasuk di dalamnya
sistem pendidikan yang berkenaan dengan pendidikan Sekolah Dasar.

3. Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar


a) Karakteristik Umum Pendidikan SD : Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakannya dari
satuan pendidikan lainnya. Paling tidak, ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD, yaitu sebagai
berikut. (Ditjen Dikti, 2006)
a. Kemelekwacaan (literacy). Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan kemelekwacaan, bukan
pada pembentukan kemampuan akademik. Kemelekwacaan merujuk pada pemahaman siswa
tetang berbagai fonemena/gagasan dilingkungannya dalam rangka menyesuaikan perilaku dengan
kehidupan.
b. Kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan kemampuan
komunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik buah pikiran sendiri maupun
informasi yang didapat dari berbagai sumber, kepada orang lain dengan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
c. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) mencakup merasakan adanya masalah,
mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah, mengekspoitasi
alternative pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang paling layak.
d. Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti secara sistematis
dan konsisten untuk sampai pada simpulan. Pendidikan SD diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan siswa berfikir logis sehingga kemampuan bernalarnya berkembang.
b) Karakteristik Khusus Pendidikan SD : Siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, serta gedung dan fasilitas
SD memang mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan lainnya.
a. Siswa SD berada dalam tahap perkembangan pra-operasional dan operasi konkret, yang ditandai oleh
pandangan yang bersifat holistic.
b. Guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD, yaitu Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, dan PKn.
c. Kurikulum SD dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan pendidikan (SD) bersama
dengan Komite Sekolah, di bawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota. Pendidikan SD berlangsung
selama enam tahun, yang dibagi menjadi enam tingkat kelas.
d. Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistk, pengalaman langsung, dan
menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai dengan karakteristik siswa SD dan tujuan pendidikan
Dasar.
e. Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang cukup mewah. Pada
umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang kepala sekolah, tanpa ruang guru dan juga tanpa
ruang administrasi.
4. Pendidikan Di Era Baru
Pendidikan SD di era orde baru yakni pada era pemerintahan di bawah presiden Suharto (1967-1998)
yang mana proses pendidikan di era orde baru lebih mencangkup kurikulum dan perangkat pendidikan secara
keseluruhan, selain itu adanya perluasan dan pemerataan pendidikan dimaksudkan untuk menciptakan
keadaan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, yang didukung
dengan pengangkatan guru baru danpenghapusan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang sebelumnya
menjadi beban bagi orangtua/wali murid.
Kemudian pada masa orde baru ini terdapat yang namanya SD kecil untuk daerah terpencil, ada juga SD
Tradisional (konvensional) yang mana proses pembelajaran berlangsung dari pagi, siang dan sore dengan
beban mengajar 33 jam perminggu, lalu adayang namanya Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang setara atau
setingkat SD, lalu ada yang namanya SD Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru)
merupakan program pendidikan SD yang berkolaborasi dengan masyarakat, lalu ada Program Kejar (Paket A),
ada Sekolah Luar Biasa, dan yang terakhir adanya SD Terpadu yang bersifat inklusif gabungan antara anak
normal dengan anak ketunaan untuk belajar secara bersamaan. Selain itu, kurikulum yang digunakan pada era
orde baru sering berubah-ubah, mulai dari kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum
1994.

Pendidikan Di Era Reformasi


Mundurnya presiden Suharto dan dilantiknya BJ.Habibie sebagai presiden ketiga RI pada tanggal 21 Mei
1998 merupakan awal dimulainya era baru dalam sejarah politik kontemporer yang merupakan simbul
dimulainya gerakan reformasi menyeleruh, yang kemudian dikenal dengan nama era Reformasi. pendidikan
di era reformasi bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas sumber daya
manusia, mengembangkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhapda Tuhan
Yang Maha Esa, berkahlak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, serta kepribadian yang mantap dan mandiri. Kurikulum pun berbasis
kompetensi, begitu juga dengan bentuk pendidikan yang berubah dari sentralistik (orde lama) menjadi
desentralistik. Kurikulum di era reformasi ini adalah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang biasa
dikenal dengan kurikulum KTSP tahun 2006. Kurikulum ini lebih menekankan pada pencapaian kompetensi
siswa, bukan tuntasnya materi, pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual dan
juga guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

Perbedaan Pendidikan Di Era Orde Baru Dengan Era Reformasi


Perbedaan yang mencolok pendidikan SD di era orde baru dan era reformasi adalah terletak pada
Kurikulum yang digunakan, yang mana kurikulum pada era reformasi lebih kontekstual dan mudah digunakan
sesuai dengan tujuan dalam pendidikan. Selain iu, di era reformasi ini terdapat visi dan misi nasional yang
bertujuan agar terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Pada era reformasi ini juga waktu
berlangsungnya pendidikan Cuma di pagi hari saja tidakseperti di era orde baru, dan juga untuk jumlah jam
mengajar tingkat SD yaitu 24 jam dalam seminggu.

Anda mungkin juga menyukai