Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

PEMBELAJARAN IPA DI SD

Nama : Nirwana
NIM : 856477128
Semester :2

1. Ranah apa saja yang paling banyak dikembangkan apabila peserta didik diberi tugas
mengukur panjang pertumbuhan kecambah dan jelaskan secara singkat!
Jawab:
Mengukur panjang pertumbuhan kecambah adalah kegiatan yang menentukan kualitas
ranah keterampilan. Pada waktu mengukur, keterampilan mata dan tangan yang banyak
berperan. Dimana peserta didik harus meletakkan alat ukur dengan kecambah secara tepat,
serta harus meletakkan matanya sama tinggi dengan kecambah yang diukur dan alat
ukurnya. Jika mata lebih rendah atau lebih tinggi, hasil pembacaan akan keliru, pengamatan
berarti tidak tepat. Jadi, pada waktu mengukur panjang pertumbuhan kecambah,
keterampilan mata dan tangan yang banyak berperan, ranah kognitif kurang berperan.
Ranah afektif lebih banyak berperan daripada ranah kognitif, karena peserta didik harus
mengukur dengan teliti.

2. Jelaskan ranah kognitif C1-C6!


Jawab:
Adapun ranah kognitif C1-C6 adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge) atau C1
Pada jenjang ini siswa dapat mengungkap kembali tentang fakta, definisi, pengertian
dan sejenisnya. Jadi, peserta didik hanya dituntut untuk mengingat kembali apa yang
telah dipelajari. Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang
mengungkap pengetahuan, antara lain apa?, siapa?, dimana?, kapan?, sebutkan!
Contohnya:
Sebutkan sifat-sifat magnet!
Apakah nama latin untuk tulang belakang?
2) Pemahaman (comprehension) atau C2
Pada jenjang ini, menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah
dipelajari. Maka siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah dipelajari dengan
kalimatnya sendiri. Tidak hanya dapat mengingat dan menghafal informasi tapi dapat
memilih dan mengorganisasikan informasi itu. Termasuk dapat menafsirkan gambaran,
grafik, bagan dan lain-lain dengan kata-katanya sendiri. Kata-kata yang sering dipakai
untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap pemahaman, antara lain Mengapa?,
Jelaskan!, Uraikan., Berilah ulasan!, Bandingkan!
Contohnya:
Jelaskan secara singkat lingkungan sekolahmu!
Berilah ulasan singkat pentingnya irigasi bagi pertanian!
Bandingkan metode ceramah dengan metode diskusi!
3) Penerapan (application) atau C3
Pada penerapan (aplikasi) siswa dapat menggunakan informasi yang diterima untuk
memecahkan sesuatu masalah. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum
atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan
jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan. Kata-kata yang digunakan
untuk mengungkap penerapan (application) adalah Demonstrasikan!, Tunjukkanlah!,
Klasifikasikan!, Carilah hubungan!, Tuliskan!, Gambarkanlah!
Contohnya:
Demonstrasikan terjadinya gerhana matahari dengan 3 bola yang ukurannya berbeda!
Carilah hubungan antara tingkat pendidikan dengan usaha menjaga kelestarian
lingkungan!
4) Analisis (analysis) atau C4
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok tingkat tinggi yang menuntut
siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis bahkan menciptakan sesuatu yang baru.
Untuk menjawab pertanyaan analisis siswa harus mampu menguraikan sebab,
motif atau mampu mrngadakan deduktif (dari suatu generalisasi hal umum, dicari
faktanya ke hal yang khusus). Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak hanya
mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternatif. Beberapa kata yang
dapat dipakai untuk pertanyaan analisis antara lain Sebutkan bukti-bukti!, Mengapa!,
Tunjukkan sebab-sebabnya!, Analisislah!, Berilah alasan!.
Contohnya:
Menguraikan alasan atau sebab-sebab.
Tulang merupakan salah satu organ terpenting dalam sistem gerak, sehingga tulang
sangat rawan sekali mengalami cedera, salah satunya yaitu cedera patah tulang. Namun,
jika patah tulang terjadi pada anak-anak, tulang yang patah bisa cepat sembuh kembali
dibandingkan dengan orang dewasa. Sebenarnya apakah yang menyebabkan hal itu
dapat terjadi?
5) Sintesis (synthesis) atau C5
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan
yang mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir orisinal dan kreatif. Siswa dituntut
berpikir induktif (dari faktor, fakta,unsur-unsur yang bersifat khusus, diambil suatu
kesimpulan atau generalisasi). Beberapa kata yang dapat dipakai untuk pertanyaan
sintesis yaitu Susunlah dengan kata-katamu!, Apa yang mungkin terjadi!, Buatlah
perkiraan apa yang terjadi!, Bagaimanakah!.
Contohnya:
Pertanyaan yang menuntut siswa membuat prediksi atau peramalan atau perkiraan.
Apa dampak yang mungkin terjadi jika pantai utara Jawa Barat ditimbun untuk dijadikan
daerah pemukiman?
6) Evaluasi (evaluation) atau C6
Evaluasi yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk melakukan kegiatan
berpikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu apabila pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis dan sintesis dapat dikuasai dengan baik. Pertanyaan yang mengungkap
evaluasi menuntut adanya standar atau kriteria yang jelas. Kemungkinan jawaban siswa
berbeda-beda, tapi dengan perbedaan jawaban akan memperluas segi penalaran siswa
sehingga mereka mempunyai cakrawala yang luas. Kata-kata berikut dapat digunakan
untuk pertanyaan evaluasi, Berilah pendapat bahwa…, Bandingkan!, Bedakanlah!,
Berilah alasan!, Berikan kritik!, Alternatif mana yang lebih baik!, Setujukah Anda!.
Contohnya:
Pertanyaan yang memberi penilaian terhadap suatu ide.
Menurut pendapat Anda, apakah benar wanita dalam kondisi hamil sangat dianjurkan
mengkonsumsi tambahan kalsium dalam makanannya?

3. Jelaskan hubungan timbal balik antara tujuan dan proses evaluasi !


Jawab:
Adapun hubungan timbal balik antara tujuan dan proses evaluasi :
Hasil evaluasi memberi masukan pada kualitas proses pembelajaran dan kualitas tujuan
yang telah dicapai. Hal ini dapat dilihat pada bagan berikut:

Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran

Proses Evaluasi
Pembelajaran

Bagan Hubungan Timbal Balik antara Tujuan Proses Evaluasi

Dari bagan tersebut, dapat terlihat bahwa setiap tujuan/indikator pembelajaran memiliki
proses pembelajaran tertentu dan mempunyai alat ukur (tes) tertentu. Setelah proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut selesai, perlu diadakan penilaian apakah
benar-benar tujuan sudah dicapai. Jika hasilnya baik, berarti proses sudah baik dan tujuan
pembelajaran sudah dicapai. Selanjutnya peserta didik dapat meneruskan pembelajaran,
kemudia di dalam penilaian, dilihat hasilnya dan selanjutnya sampai pada sejumlah
kompetensi terakhir pada satu jam pelajaran. Sebaliknya dapat terjadi yaitu dari sejumlah
kompetensi tersebut hampir seluruh peserta didik hasil evaluasinya kurang baik. Ini berarti:
1) Proses pembelajaran kurang baik/kurang tepat, dengan demikian, guru harus
mengulangi proses pembelajaran dengan metode yang lebih tepat.
2) Kemungkinan proses pembelajaran sudah tepat, hasil evaluasi yang kuranng baik
tersebut bukan disebabkan metode, tetapi kompetensi terlalu tinggi, artinya sebelum
kompetensi tersebut diajarkan ada tujuan yang lebih rendah/prasyarat yang harus
dikuasai lebih dulu. Ini berarti proses pembelajaran diulangi dengan berpedoman pada
kompetensi yang lebih rendah atau yang menjadi prasyarat.
4. Jelaskan 6 komponen KTSP? Serta kurikulum seperti apa yang cocok untuk perkembangan
pendidikan Indonesia kedepannya?
Jawab:
Adapun komponen KTSP, anatara lain:
1) Visi dan Misi Satuan Pendidikan
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di
masa datang.
Contoh Visi:
“Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa”
“Beriman, terdidik, dan berbudaya”

Sedangkan misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Misi merupakan
penjabaran dari visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan
yang dijadikan arahan dalam mewujudkan visi.
Contoh Misi:
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya
bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
2) Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harap mampu menyusun program
peningkatan umum yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai untuk
program jangka pendek maupun jangka panjang.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3) Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam mengembangkan struktur dan muatan kurikulum dituntut mendeskripsikan dan
menetapkan aspek-aspek mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri,
pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan,
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
4) Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan merupakan acuan kegiatan akademik dan non akademik di
sekolah. Sekolah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan sekolah dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Minggu efektif belajar minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu digunakan
untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
b. Jeda tengah semester maksimum 2 minggu (satu minggu setiap semester)
c. Jeda antar semester maksimum 2 minggu antara semester I dan II
d. Libur akhir tahun pelajaran maksimum 3 minggu digunakan untuk penyiapan
kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
e. Hari libur keagamaan 2-4 minggu (daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif)
f. Hari libur umum/nasional maksimum 2 minggu disesuaikan dengan peraturan
pemerintah
g. Hari libur khusus maksimum 1 minggu untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri
kekhususan masing-masing
h. Kegiatan khusus sekolah/madrasah maksimum 3 minggu digunakan untuk kegiatan
yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
5) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelornpok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar
Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada suatu pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis siswa. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih
dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat
dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok dalam kelompok kerja guru
(KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas
pendidikan. Adapun komponen penyusunan RPP, antara lain: identitas pembelajaran,
Standar Kompetensi/Kompetensi Inti/tahapan pencapaian perkembangan, Kompetensi
Dasar, Indikator, Tujuan pembelajaran, Materi pelajaran, Metode, Kegiatan
pembelajaran, Media/Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran, Penilaian hasil belajar.

Kurikulum yang cocok untuk perkembangan pendidikan Indonesia kedepannya


adalah kurikulum pendidikan yang berkarakter; dalam arti kurikulum itu sendiri memiliki
karakter, dan sekaligus diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik. Perbaikan
kurikulum merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri (inherent), bahwa
suatu kurikulum yang berlaku harus secara terus-menerus dilakukan peningkatan dengan
mengadopsi kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat dan kebutuhan peserta didik
pada masanya.
5. Bagaimana cara memelihara kesehatan alat pencernaan makanan!
Jawab:
Adapun cara memelihara kesehatan alat pencernaan makanan, antara lain:
1) Makan dengan teratur.
2) Makanan tidak boleh mengandung banyak zat-zat yang merangsang alat pencernaan
makanan, misalnya kuman berbahaya, minyak atsiri.
3) Makanan harus mengandung serat yang cukup.
4) Membiasakan buang air besar (kotoran) setiap hari.
5) Minum air dengan cukup, minimal delapan gelas sehari.
6) Memeriksakan diri ke dokter jika merasakan ada kelainan pada alat pencernaan
makanan.
7) Mengecek kesehatan alat pencernaan ke dokter secara periodik, misalnya
memeriksakan warna feses (kotoran), kepadatan kotoran, dan saluran pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai