INDAH NOVITASARI (85873….) SITI NAILIL FAUZIYAH(85873….) AGUS FIRANA (85873….) KB 1. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA Tahap Perkembangan Bahasa • A. BAHASA DAN KOMPONEN PENYUSUNNYA Bahasa (language) adalah sebuah system kata, symbol, atau lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan megidentifikasi diri. Bahasa tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi lebihh dari itu. Bahasa juga mencakup sesuatu yang abstrak tetapi mengandung pesan sehingga seseorang dapat menerjemahkan dan menangkap pesan. Bahasa juga mencakup symbol yang memiliki pesan. Beberapa bentuk bahasa yang digunakan sehari-hari adalah : - Bahasa lisan - -Bahasa tulisan - -Bahasa tubuh atau isyarat 1. Komponen Penyusun Bahasa • A. Fonologi : cabang dari linguistik atau ilmu Bahasa yang mengkaji bunyi ujar dalam Bahasa tertentu. Dalam fonologi terdapat dua pandangan dalam mempelajari bunyi yakni : - Fonetik : bunyi ujar tanpa memperhatikan fungsi bunyi tersebut. - Fonemik : membahas bunyi dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. • B. Morfologi : cabang dari linguistic atau ilmu Bahasa yang mengkaji pembentukan kata atau morfem-morfem dalam suatu Bahasa. Cabang ilmu ini tidak hanya membahas bagaimana kata itu terbentuk tetapi juga membahas seluk beluk bentuk kata dan fungsi perubahan bentuk kata. 1. Komponen Penyusun Bahasa • C. Semantik : ilmu Bahasa yang mengkaji makna yang terkandung dalam Bahasa, kode, atau jenis lain dari representasi. Semantik memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan sintax dan pragmatik. • D. Sintax : aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu dimengerti dengan benar. Sintax berfungsi dalam menata kata hingga membentuk kalimat yang utuh. • E. Pragmatik : ilmu Bahasa yang mengkaji penggunaan Bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaiannya. 2. Teori Perkembangan Bahasa • a. Teori Empiris / Teori Belajar : menunjukkan bahwa ketika bayi dilahirkan, mereka dikelilingi oleh Bahasa. Kita berbicara dengannya setiap waktu walaupun kita tahu kalau mereka tidak mengerti dan respons apa yang sedang dibicarakan. Teori empiris menegaskan betapa pentingnya persetujuan orang tua dan penghargaan positif kepada anak dalam mempengaruhi suara kata dan kalimat yang akan diproduksi oleh bayi nantinya. • b. Teori Nativisme : Noam Chomsky adalah ahli bahasa terkemuka yang mengatakan bahwa manusia terlahir dengan perangkat akuisisi bahasa . Chomsky tidak mempercayai jika bayi belajar mengembangkan bahasa dengan cara mengikuti perkataan orang dewasa di sekitarnya karena menggunakan tata bahasa yang benar. hal tersebut tidak memungkinkan anak belajar mengembangkan bahasa dari orang dewasa. 2. Teori Perkembangan Bahasa • c. Teori interaksi : teori ini menjelaskan interaksi antara perkembangan bahasa perkembangan kognitif dan kemampuan berfikir secara umum. Teori ini banyak terkait mengenai teori kognitivitas dari Piaget. Menurut Piaget perkembangan kognitif adalah sebuah proses genetik yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf dengan semakin bertambahnya umur seseorang semakin kompleks susunan sel saraf nya dan semakin meningkat pula kemampuannya. Oleh karena itu kemampuan anak umur 1 dan 3 berada dalam proses belajar.
Berikut adalah tahapan memperoleh bahasa yang terjadi.
Ada seorang berbicara didengar oleh orang lain diingat oleh orang yang tersebut di ingat kembali kata kata yang dimiliki arti terjadi proses berfikir mengucapkan apa yang telah disampaikan dalam ingatan. B. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA 1.Period Pralinguistik : Tahap perkembangan bahasa sudah terjadi sejak bayi. Walaupun mereka belumdapat bicara atau mengatakan apa yang mereka mau, mereka mengirimkan pesandengan berbagai cara, seperti ekspresi wajah dan suara (menangis, berteriak, tertawa,dan sebagainya). 2.Periode Holophrase : Tahap ini dikenal dengan one-word period atau tahap satu kata. Pada tahap ini,anak belum memulai mengombinasikan kata-kata, tetapi mereka sedang belajar untuk menangkap makna yang lebih sulit dari pada tahap sebelumnya. Contohnya, pada tahap pralinguistik, anak akan menangis jika ia haus. Namun, pada tahap ini, anak akan mulai membentuk makna dari satu kata, seperti susu. Maka kemungkinan anak ingin minum susu walaupun ia tidak mengatakan dengan kalimat yang lengkap,"Aku mau susu”. 3.Periode Telegrafis : Jika pada tahap holophrase, anak mencoba menyampaikan pesan melalui satukata, pada tahap telegrafis, anak mencoba membentuk makna dengan mengombinasikandua kata. Contohnya, anak mengatakan "mam nasi" yang sebenarnya aak itu ingin sampaikan adalah ia sedang makan nasi atau ia ingin makan nasi. Namun, kemampuannya masih terbatas sehingga ia hanya mengatakan dua kata. B. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA • 4.Perkembangan Bahasa Usia Dini, Kanak-Kanak, dan Remaja • Sebagai pendidik, penting untuk mengetahui tahap perkembangan Bahasa anak. Selain untuk berkomunikasi, bahasa juga digunakan sebagai alat pendeteksi gejala-gejala yang terjadi pada anak dalam proses perkembangannya. Contoh: anak dengan keterlambatan berbicara atau speech delay dengan kondisi yang serius dapat menunjukkan adanya gangguan pendengaran. Mereka sulit berkomunikasi dan mengekspresikan keinginannya. Oleh karena itu, penting untuk Anda mengetahui tahapan perkembangan bahasa pada anak agar tetap dapat memahami kondisi pesertadidik. C.BILINGUALISME • Pemerolehan bahasa kedua dilakukan setelah seseorang sudah menguasai bahasapertamanya. Elis (Maharani dan Astuti, 20 18) berpendapat bahwa pembelajaran Bahasa kedua akan lebih mudah jika seseorang telah menguasai bahasa pertamanya dengan baik karena kemampuan bahasa pertama dapat berguna dalam proses pembelajaranbahasa kedua. Berbeda dengan proses pemerolehan bahasa pertama, bahasa kedua pada umumnya diperoleh dari proses sadar melalui pembelajaran. • Bambang Kaswanti Purwo (1989) meneliti pemerolehan bahasa kedua, khususnyabahasa Inggris oleh anak sekolah dasar (SD). Dari penelitian tersebut disimpulkan hal berikut : 1. Masa emas seseorang belajar bahasa kedua adalah saat ia berusia 6 - 12 tahunsehingga pembelajaran bahasa kedua pada masa ini harus dilakukan dengan maksimal. Walaupun pada masa ini pembelajaran bahasa kedua sebaiknya dilakukan dengan maksimal, pengajar sebaiknya tidak memforsir keadaan ini mengingat usia anak yang masih muda. 2. Pada pembelajaran usia 6 - 8 tahun, kemampuan yang lebih ditonjolkan adalah penguasaan fonologi (tata bunyi/ pelafalan). Hal ini terjadi karena kondisi psikologi yang belum matang sehingga belum bisa berpikir tentang tata kalimat. 3. Pada usia 9 - 12 tahun, kemampuan anak ditonjolkan pada penguas aan morfologi dan sintaksisnya karena fonologi sudah dikuas ai sat mereka berada pada usia 6 - 8 tahun. Pada usia ini, kondisi psikologi anak lebih siap untuk mengonstruksi kata dan kalimat. Dengan mengetahui perkembangan bahasa kedua sesuai dengan umur dan kapasitas yang ditonjolkan, Anda diharapkan bisa menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu, penelitian di atas juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam proses belajar mengajar bahasa kedua. KB 2. KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS A.PANDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS • 1. Definisi Berpikir Matematis Perkembangan pemikiran matematis pada anak memiliki kemiripan denganperkembangan bahasa yang telah dibahas sebelumnya. Sebelum anak mampu berpikirmatematis, mereka harus mengetahui simbol dan makna dari simbol tersebut. Selainit, anak juga harus bisa mengombinasikan antarsimbol matematika dengan tepatsebagaimana mereka mengombinasikan kata demi kata yang membentuk sebuahkalimat yang jelas. Menurut Stoltz (2000: 14) dalamWidyastuti, Usodo, dan Riyadi (2015), terdapat tiga macam cara manusia dalammemecahkan masalah sebagai berikut: a.Climbers merupakan sekelompok orang yang selalu berupaya mencapai puncak kesuksesan, siap menghadapi rintangan yang ada, dan selalu membangkitkan dirinya pada kesuksesan. b.Campers merupakan sekelompok orang yang mash ada keinginan untuk menanggapi tantangan yang ada, tetapi tidak mencapai puncak kesuksesan dan mudah puas dengan apa yang sudah dicapai. c.Quitters merupakan sekelompok orang yang lebih memilih menghindar danmenolak kesempatan yang ada, mudah putus asa, mudah menyerah, cenderung pasif, dan tidak bergairah untuk mencapai puncak keberhasilan. A. PANDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS • 2.Memahami Konsep Bilangana. a.Memahami Konsep Bilangan Kardinal Bilangan kardinal adalah bilangan yang menunjukkan sebuah kuantitas. Contoh,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan seterusnya. Beberapa peneliti (seperti Gelman dan Gallistel, 1978) mengatakan bahwa anak dikatakan paham tentang pengetahuan tentang angka ketika mereka dapat: 1)menggunakan semua label nomor dengan urutan yang benar; 2)menggunakan semua label nomor dalam dengan objek yang mereka hitung; 3)mengatakan angka akhir dalam urutan perhitungan untuk mengatakan berapabanyak benda dalam satu himpunan. A. PANDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS • b. Memahami konsep bilangan ordinal (asli) Dalam memahami konsep bilangan ordinal, seorang anak harus mengenal terlebindahulu sistem numerik., Sistem numerik adalah simbol atau kumpulan dari simbol yangmerepresentasikan sebuah bilangan. Contoh, simbol dari bilangan' sebelas adalah 11Namun, jika seorang anak telah memahami sistem numerik, bukan berarti mereka sudahdikatakan bisa berpikir secara matematis. Ada hal yang tidak kalah penting untuk anakdapat mencapai titik tersebut, yaitu anak perlu memahami konsep bilangan ordinal.Bilangan ordinal atau yang biasa dikenal dengan bilangan asli adalah bilangan yangdigunakan untuk mengindikasikan aturan dalam satu hubungan dengan hubungan yanglain.