Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


MODUL 3

KELOMPOK 2

1. I MADE OKTAYANA PUTRA ( 859037191)


2. I NENGAH PARWITA ( 859037485 )
3. I PUTU SUARDIKA ( 859036935 )
4. NI KETUT PUJIANI ( 859036752 )
5. I GUSTI AYU RAI ADNYANI ( 859036064 )
6. PUTU META DIANTARI ( 859036215 )

UPBJJ DENPASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam perjalanan hidup, setiap orang mengalami perubahan-perubahan baik
fisik maupun psikis seiring bertambahnya usia. Perubahan yang terjadi merupakan
proses yang selalu beriringan dan saling keterkaitan. Dalam masa perubahan-perubahan
baik fisik maupun psikis ini secara umum kedua proses tersebut memiliki tahapan-
tahapan yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak yang perlu kita
pahami.Dimana sebagai seorang pendidik kita mesti berupaya melaksanakan
pembelajaran yang mampu memberikan tuntunan untuk menggali potensi siswa yang
sesuai kodratnya. Pembelajan yang berpihak pada siswa menjadi tujuan pembelajaran
sehingga dapat memenuhi kemerdekaan belajar mereka. Untuk memberikan layanan
yang tepat sesuai kebutuhan tersebut maka pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik perlu kita pahami karena tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu
erat dan penting untuk kita jadikan dasar sebagai guru. Dimana pertumbuhan dan
perkembangan tersebut akan mempengaruhi tahap perkembangan bahasa dan
kemampuan berpikir matematis pada anak
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena disamping berfungsi sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada
orang lain juga sekaligus sebagai alat untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain.
Seperti dikemukakan oleh Laird bahwa tiada kemanusiaan tanpa bahasa dan tiada
peradapan tanpa bahasa lisan (1957 : 16 ). Manusia tidak berpikir hanya dengan otaknya
tetapi juga dengan rasa dan memerlukan bahasa sebagai mediumnya. Sehingga melalui
ungkapkan lewat bahasa baik secara lisan maupun tulisan orang akan memahami maksud
pemikiran kita. Bahasa memberikan sumbangan yang pesat dalam perkembangan anak
menjadi manusia dewasa. Dengan keterampilan Bahasa yang baik akan mempengaruhi
kemampuan berpikir matematis sehingga proses mengembangkan sudut pandang
matematis-menghargai proses matematisasi serta memiliki keinginan kuat untuk
menerapkannya, mengembangkan kompetensi tersebut juga dapat mengalami
perkembangan. Kemampuan berfikir yang berkaitan dengan kemampuan dalam
menggunakan penalaran untuk membangun argument erat kaitannya dengan tahap
perkembangan bahasa anak.
Dari latar belakang masalah itulah, kita perlu pemahaman untuk meningkatkan
perkembangan bahasa dan kosa kata anak melalaui metode dan media yang menarik.
Maka dalam makalah ini membahas TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS”. Dengan penulisan makalah ini diharapkan
dapat mengatasi masalah rendahnya kemampuan bahasa dan kosa kata anak didik.
Sehingga dapat mempengaruhi dan mendukung kemampuan berpikir kritis anak.
BAB II

PEMBAHASAN

KB 1 Tahap Perkembangan Bahasa

A. Bahasa dan Komponen Penyusunnya


Menurut KBBI bahasa adalah sebuah sistem kata, simbol, atau
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untu bekerja
sama, berinteraksi, an mengidentifikasikan diri.
Bahasa bukan hanya sebatas kata-kata yang memiliki makna, tetapi bahasa juga
mencakup sesuatu yang abstrak, seperti tertawa, marah, dan ekspresi lainnya. Bahasa
juga mencakup simbol yang memiliki pesan tanpa harus seseorang menjelaskan
keadaannya dengan sangat detail.
1. Komponen Penyusun Bahasa
1. Fonologi: cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji bunyi ujar dalam
bahasa tertentu. Dalam fonologi terdapat 2 pandangan dalam mempelajari bunyi yaitu
fonetik dan fonemik
2. Morfologi : ilmu yang memahas pembentukan kata.
3. Semantik: ilmu bahasa yang mengkaji makna yang terkandung dalam bahasa, kode,
atau jenis lain dari representasi.
4. Sintax: aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu dimengerti dengan benar.
5. Pragmatik: ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan bahasa yang dikaitkan dngan
konteks pemakaiannya.

2. Teori Perkembangan Bahasa


1. Teori empiris dikenal dengan teori belajar menunjukan bahwa ketika bayi dilahirkan,
mereka dikelilingi oleh bahasa.Pencetus teori empiris
menegaskan betapa pentingnya persetujuan orang tua dan penghargaan positif
kepada anak dalam memengaruhi suara, kata, dan kalimat yang akan diproduksi oleh
bayi nantinya.
2. Teori nativisme. Noam Chomsky adalah ahli bahasa terkemuka yang mengatakan
bahasa manusia terlahir dengan perangkat akuisisi bahasa/LAD. LAD
menggambarkan bagian otak dan terdapat bukti bahwa ada bagian di otak manusia
yang bekerja untuk mengolah atau mengembangkan bahasa.
3. Teori interaksi menjelaskan interaksi antara perkembangan bahasa, perkembangan
Kognitif, dan kemampuan berfikir secara umum.

B. Tahapan Perkembangan Bahasa


1. Periode Pralinguistik: Tahap perkembangan bahasa sudah terjadi sejak bayi.
2. Periode Holophrase: Tahap ini dikenal dengan tahap satukata. Pada tahap ini anak
belum memulai mengombinasi kata-kata, tetapi mereka sedang belajar untuk
menangkap makna yang lebih sulit daripada tahap sebelumnya.
3. Periode Telegrafis: Pada tahap ini anak mencoba membentu makna dengan
mengkombinasikan dua kata.
4. Perkembangan Bahasa Usia Dini, Kanak-Kanak, dan Remaja. Menurut
Benner (dalam Palupi, 2002), perkembangan bahasa dibagi menjadi 4 tahap.
1.Prabicara : usia dari baru lahir sampai 10 bulan
2.Kata-kata pertama pemunculan nama dari usia 10 sampai 13 bulan
3.Kombinasi kata dari usia 18 s.d. 24 bulan
4.Tata bahasa dari usia 20 s.d. 30 bulan

Sementara shaffer dan Kipp (2014) juga mengategorikan kemampuan berbahasa


berdasarkan komponen penyusunnya yakni :

1. Usia 0-1 tahun menerima suara ucapan dan mulai bubbling (Fonologi),
mengisyaratkan ucapan orang (smantik), menekankan pola asli bahasa (morfologi),
memperhatikan keadaan sekitar (pragmatik)
2. Usia 1-2 tahun menyederhanakan pengucapan kata (fonologi), muncul kata-kata
pertama (semantik), mulai memproduksi 2 kata (morfologi), menggunakan isyarat
dan gerakan untuk memperjelas pesan yang akan disampaikan (pragmatik).
3. Usia 3-5 tahun peningkatan dalam pengucapan( fonologi), kosakata
berkembang(semantik) , menyadari aturan tat bahasa ( morfologi), menyesuaikan
saat berbicara dengan orang berbeda (pragmatik).
4. Usia 6-remaja pengucapan seperi orang dewasa (fonologi), pengembangan kosa kata
bahkan kata anstrak ( semantik), mngoreksi tata bahasa yang salah (morfologi),
mampu mendeteksi dan emperbaiki pesan ang dikirim serta menerima (pragmatik)
C. BILINGUALISME
Bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga
kedwibahasaan. Secara umum, bilingualisme berarti penggunaan dua bahasa yang
berbeda oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian
(Fishman 1975:73).
Elis (Maharani dan Astuti, 2018) berpendapat bahwa pembelajaran bahasa kedua akan
lebih mudah jika seseorang telah menguasai bahasa pertamanya dengan baik karena
kemampuan bahasa pertama dapat berguna dalam proses pembelajaran bahasa kedua.
Bahasa kedua pada umumnya diperoleh dari proses sadar melalui pembelajaran.
Bambang Kaswanti Purwo (1989) meneliti pemerolehan bahasa kedua, khususnya
bahasa inggris oleh anak sekolah dasar (SD), dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa
1. Masa emas seorang belajar bahasa kedua adalah saat ia berusia 6 – 12 tahun.
Sehingga pembelajaran bahasa kedua pada masa ini harus dilakukan dengan
maksimal
2. Pada pembelajaran usia 6 – 8 tahun, kemampuan yang lebih ditonjolkan adalah
penguasaan fonologi (tata bunyi/pelafalan)
3. Pada usia 9 – 12 tahun, kemampuan anak ditonjolkan pada penguasaan morfologi
dan sintaksisnya, karena fonologi sudah dikuasai saat mereka berada di usia 6 – 8
tahun. Pada usia ini, kondisi psikologi anak lebih siap untuk mengkonstruksi kata
dan kalimat

KB 2 Kemampuan Berpikir Matematis


A. Pandangan Terhadap Kemampuan Berfikir Matematis
1. Definisi Berpikir Matematis
1. Menurut Fajri (2017) pembelajaran yang dilaksanakan tidak hanya berlangsung dalam
1 arah tetapi harus melalui proses interaksi 2 arah.
2. Stoltz (2000;14) dalam Widyastuti, Usodo, dan Riyadi (2015)
Ada 3 macam cara manusia dalam memecahkan masalah, yaitu:
a.Climbers merupakan sekelompok orang yang selalu berupaya mencapai puncak
kesuksesannya, siap menghadapi rintangan yang ada, dan selalu membangkitkan
dirinya pada kesuksesan
b.Campers, merupakan sekelompok orang yang masih ada keinginan untuk
menanggapi tantangan yang ada, tetapi tidak mencapai puncak kesuksesan dan
mudah puas dengan apa yang sudah dicapai
c.Quitters, merupakan sekelompok orang yang lebih memilih menghindar dan
menolak kesempatan yang ada, mudah putus asa, mudah menyerah, cenderung pasif
dan tidak bergairah untuk mencapai keberhasilan.

2. Memahami Konsep Bilangan


a. Memahami Konsep Bilangan Kardinal
Bilangan kardinal yaitu bilangan yang menunjukkan sebuah kuantitas.
Menurut Gelman dan Gallistel (1978), anak dikatakan paham tentang pengetahuan
tentang angka, Ketika mereka dapat:
1) menggunakan semua label nomor dengan urutan yang benar.
2) menggunakan semua label nomor dengan objek yang mereka hitung.
3) mengatakan angka akhir dalam urutan perhitungan untuk mengatakan berapa banyak
benda dalam satu himpunan.
Piaget (1952), Kepahaman anak mengenai konsep bilangan dapat di cek dengan
mengetes kemampuan kesetaraan antar himpunan.
b. Memahami konsep bilangan ordinal (asli). Dalam memahami konsep bilangan
ordinal, anak harus tahu system numerik.

B. Pandangan Teori Kemampuan Matematika

1. Pandangan Teori Interaksi. Teori ini berpandangan tentang


kemampuan matematika.
2. Pandangan Teori Nativisme. Manusia memiliki sistem bawaan
yang memberi kemampuan untuk membuat perkiraan angka.
3. Pandangan Teori Empirisme. Dalam belajar matematika anak dapat membedakan
angka dan jumlah

C. Penalaran dan Penyelesaian Masalah Secara Matematis

1. Penalaran Aditif digunakan dalam memecahkan masalahoprasi penjumlahan dan


pengurangan.
a. Cara memecahkan masalah matematis. Martin Hughes (1981), dalam memecahkan
masalah, anak dapat dikategorikan:

1) Umur (1-2) menggunakan benda nyata

2) Umur (3-4) menggunakan imajinasi

b. Proses berpikir penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah dengan memahami


maksud pertanyaan.

3 proses penyelesaian masalah yaitu:

1) Pengubahan (change problem)

2) Kombinasi (combination problem)

3) Perbandingan

2. Penalaran Multiplikatif digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam


operasi perkalian atau pembagian.

3 proses penyelesaian masalah, yaitu:

a. Mengelompokkan (one-to-many-Correspondence)

b. Membagikan (Sharing Problem)

c. Pemahaman produk (measurement of product)


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Tahap perkembangan bahasa dan kemampuan berpikir matematis sangat penting untuk
kita ketahui agar dapat untuk meningkatkan perkembangan bahasa dan kosa kata
sehingga dengan sendirinya turut mendukung perkembangan berpikir matematis pada
anak.

Anda mungkin juga menyukai