Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
DOSEN PENGAMPU: Pak HERI FADLI, M.Pd

Di susun oleh;
Abdul Aziz
Armita Perpisanti
Hidayatul lail
Jurais Qorni

FAKULTAS TARBIYAH
POGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL HAKIM
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul” ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN”
Adapun tujuan dari penulisan maklah ini untuk memenuhi tugas”dosen”pada “bidang mata
kuliah materi psikologi Pendidikan”selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Aspek-Aspek Perkembangan”. Bagi pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada”dosen” yang telah memberikan tuges ini sehingga
kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya berharp semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, saya memahmi bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna , sehingga saya sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian kognitif dan Bahasa
B. Perkembangan sosio-emosional
C. Perkembangan moral dan perilaku prososial
D. Aspek perkembangan diri (self)
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Perkembangan dapat didefinisikan sebagai suatu pola perubahan. Ini meliputi aspek fisik,
aspek kognitif dan aspek sosioemosional. Perubahan ini terjadi sejak manusia lahir dan
berlangsung sepanjang hidupnya (Santrock, 2004). Senada dengan pendapat Santrock I nyoman
surna dkk mengatakan perkembangan itu sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif (Surna & Pandeirot, 2014). Perubahan kuantitatif mengacu pada perubahan kuantitas
atau jumlah, sedangkan perubahan kualitatif mengacu pada perubahan struktur atau jenis yang
ditandai dengan munculnya fenomena atau gejala baru yang sulit diprediksi.
Proses perkembangan sangat kompelek,karena merupakan hasil dari proses perubahan yang
meliputi tiga aspek yaitu proses biologis,proses kognitif dan proses sosio-emosional (Santrok,
2004) , proses biologis adalah perubahan pada tubuh atau fisik anak seperti tinggi,berat badan,
perkembangan otak, perubahan hormonal dimasa puber dan lainnya. Proses biologis dipengaruhi
oleh faktorgenetik atau hereditas yang dibawa lahir dan juga factor lingkungan seperti asupan
gizi,perawatan dan obat-obatan atau factor cedera.
Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan, dan hal
ini juga merupakan tujuan pembelajaran. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran,dan
lain-lainnya seperti Bahasa, social emosional, moral dan agama. Dengan kemampuan kognitif
atau daya pikir tersebut manusia akan dapat membedakan mana yang benar atau yang salah,
mana yang harus dilakukan atau dihindari,bagaimana harus bertindak dan sebagainya yang
intinya seseorang tersebut dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Oleh karenanya
kemampuan kognitif sangat penting bagi kehidupan seseorang dan perlu dibekali dan
dikembangkan sendiri mungkin.

B. Rumusan masalah
 Apa pengertian perkembangan kognitif dan Bahasa
 Apa saja pengertian perkembangan sosio-emosional
 Apa saja perkembangan moral dan prilaku prososial
 Apa pengertian aspek perkembangan diri (self)
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian perkemban kognitif dan bahsa
Pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidkik
dan sumber belajar pada suatu linkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pemebelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirirp dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks Pendidikan, guru mengajar supaya
peserta didik dapat belajar dan menguasi isi pelajaran hingga mencapai sesuatu obyektif yang
ditentukan (ospek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap(aspek efektif), serta
ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.
Pengertian kognitif, kata kognitif atau “cognition” secara etimologi merupakan Bahasa
inggris yang bersinonim dengan “knowing”atau mengetahui. Sedangkan penegrtian kognisi lebih
luas adalah bagaimana memeperoleh, Menyusun, dan menggunakan suatu pengetahuan. Hal ini
didukung oleh pendapat Caplin dalam Muhibbin Syah yang mengatakan bahawa kognitif
merupakan semua perilaku mental yang terpusat di dalam otak dan memiliki hubungan dengan
kehendak atau konasi dan dengan perasaan atau afeksi. Perilaku mental ini mencakup bagaimana
seseorang memahami atau memeberi pertimbangan terhadap sesuatu, bagaimana penata atau
mengelola informasi untuk memecahkan masalah atau kesengajaan serta menguatkan keyakinan
(Syah, 2009). Secara singkat Santrok mengatakan bahwa kognisi sama juga dengan pemikiran.
Perkembangan Bahasa, Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi bisa berupa lisan, tulisan
atau isyarat. Semua Bahasa adalah fonologi, metrologi, semantic, dan pramaktis. Fonologi adalah
system suara Bahasa contohnya bunyi suara “k” pada kata ski, cat dan lainnya. Morfologi adalah
aturan untuk mengkombinasikan morfem atau suku kata dan ini merupakan kesatuan Bahasa
terkecil. Contohnya “help” merupakan satu kata morfen “helper” terdiri dari dua morfem.
Sintaksis merupakan cara kata untuk membentuk suatu farasa atau kalimat yang bermakna dan
bisa dipahami. Contohnya Ayah membantu Ibu. Simantik adalah makana dari kata atau kalimat
yang diterima. Contohnya Wanita dan perempuan memiliki makna kata yang sama yaitu manusia
yang berjenis kelamin perempuan. Pragamatis adalah penggunan percakapan yang tepat.
Contohnya Ketika anak mengucapkan kata kamu ketemannya itu tidak apa-apa tapi Ketika
diucapakan kepada orang yang lebih tua maka kata tadi tidak tepat karena dianggap tidak sopan.
Jadi untuk bisa berbahasa dengan efektif. Perlu diperhatikan aturan-aturan tentang Bahasa yang
baik.
Teori perkembangan Bahasa Anak
Bahasa adalah bagian penting dalam kehidupan manusia karena Bahasa digunakan untuk
berkomunikasi. Semakin baik penguasaan Bahasa anak semakin baik komunikasi dan interaksi
dengan orang. Tahapan perkembangan Bahasa yang terjadi pada anak menurut beberapa ahli
dianataranya adalah:
1) Lundsteen
Menurut Lundsteen, perkembangan Bahasa anak dibagi dalam tiga priode atau tahap,
yaitu: tahap pertama adalah tahap pralinguistik, terjadi pada anak baru lahir sampai usia
dua belas bulan atau satu tahun.
2) Bzoch
Menurut Bzoch, perkembangan kemampuan Bahasa anak dari lahir sampai usia 3 tahun
dibagi menjadi empat periode yaitu: priode pertama adalah priode prelingustik, priode ini
terjadi Ketika anak baru lahir sampai berusia tiga bulan. Periode kedua adalah periode
kata- kata pertama terjadi Ketika anak usia tiga sampai Sembilan bulan. Anak sudah
mulai mengeluarkan kata yang bermakna, seperti ma, ma, pa, pa dan lainnya. Periode
ketiga adalah periode transisi kebahasa anak, periode ini berlangsung dari usia Sembilan
bulan sampai delapan belas bulan. Periode ini terjadi pertumbuhan kosa kata dengan
sangat cepat, perkembangan puncak dan menyeluruh terjadi pada usia delapan belas
bulan. Contoh ka-kak, ma-ma, pa-pa, dan lainnya. Periode keempat adalah periode
Bahasa anak, mereka mulai bisa mengucapkan kalimat sederhana dengan merangkai
subjek dan perdikat yang kemudian menghasilkan suatu kalimat yang bermakna,
contohnya Ayah pergi, mama memasak. Melalui interaksi dengan orang orang
disekelilingnya.
3) Santrok
Menurut santrok membagi perkembangan Bahasa anak dalam sebelas periode yaitu:
periode pertama terjadi saat anak baru lahir sampai anak berusia enam bulan. Cirinya
bayi mengeluarkan sura-suara yang tidak jelas, membedakan huruf hidup, dan pada akhir
periode kedua berlangsung saat anak berusia 12 bulan. Cirinya celoteh anak semakin
bertambah, anak sudah mulai bisa menggunakan isyarat untuk mengkomunikasikan
objek. Periode ketiga terjadi pada anak usia 12 bulan sampai 18 bulan. Cirinya anak
sudah mulai mengucapkan kata pertama seperti, ma, da, pa, dan lainnya, rata-rata anak
sudah dapat memahami kuranglebih lima puluh kata. Periode keempat berlangsung dari
usia delapan belas bulan sampai dua puluh empat bulan, kosa kata anak semakin
bertambah sampai 200 kata, anak sudah bisa mengkombinasikan atau menggungkan dua
kata seperti mama, papa, dan lainnya. Periode kelima berlangsung pada saat usia anak
dua tahun, kosakata anak bertambah dengan secara cepat. Anak sudah bisa menggunakan
bentuk jamak secara tepat. Periode keenam anak berlangsung pada usia ketiga sampai
empat tahun. Anak juga bisa mengucapkan kalimat yang terdidri dari tiga sampai empat
kata. Serta menggunakan kalimat perintah dan negative. Pemahaman anak terhadap
Bahasa semakin bertambah. Periode ketujuh berlangsung pada anak berusia lima sampai
enam tahun. Kosakata anak rata-rata kurang lebih mencapai 10.000 kata, kalimat yang
diucapkan anak masih kalimat sederhana. Periode kedelapan berlangsung saat anak
berusia enam sampai delapan tahun. Kosakata terus bertambah dengan cepat dan anak
sudah lebih ahli menggunakan aturan kalimat. Periode kesembilan berlangsung saat anak
berusia Sembilan sampai sebelas tahun, anak sudah bisa menentukan sinonim kata
strategi berkomunikasi terus bertambah. Periode kesepuluh berlangsung saat anak
bnerusia sebelas sampai empat belas tahu. Kosakata anak tidak hanya mencakup kata-
kata konkret tetapi anak sudah biasa memahami kata Abstrak. Sudah memahami kata
dalam kalimat, memahami kata metapora atau kaisan. Periode kesebelas berlangsung saat
anak berusia lima belas sampai dua pulutahun. Anak sudah dapat memahami karya sastra
seperti puisi, syair, dan lainnya (Santrock 2004).
B. Perkembangan sosio-emosional masa kanak-kanak awal diri,harga diridan
perkembangan identitas
Diri atau aku adalah sesuatu yang unik dan tidak tercampurdengan orang lain.
Sedangkan harga diri adalah pandangan keseluruhan seseorang terhadap dirinya Carl
Roger mengatakan bahwa memiliki harga diri rendah karna tidak di beri dukungan
emosional dan peneriman sosial yang memadai. Harga diri ini bisa berubah dan bisa
menetap tergantung kondisi. Secara umum Ketika menginjak usia remaja penelitiaan
menunjukan bahwa harga diri perempuan turun dua kali lipat di bandingkan pria.
Perkembangan identitas ini terjadi pada usia remaja menjelang dewasa, sehingga masa ini
di kenal dengan masa pencarian identitas. Identitas terkait dengan eksplorasi dan
komitmen yang menunjukan penerimaan seseorang terhadap satu identitas dan menerima
konsekuensi dari identitas tersebut (Santrock 2004).

Perkembangan moral
Perkembangan moral memiliki kaitan dengan aturan, konvensi yang menyangkut
interaksi seseorang dengan orang lain . interaksi ini harus bersifat adil dan di atur dengan
aturan yang jelas. Penekan aturan tersebut adalah bagaimana individu bisa merasakan
secara moral. Berikut di uraikan beberapa teori tentang tahap perkembangan moral atau
emosional menurut ahli, di antaranya adalah,
1) Teori Piaget
Menurut Piaget tahapan perkembangan emosional anak di bagi dalam tiga masa
atau tiga tahap yaitu: tahap pertama adalah tahap heteronomous morality. Pada tahap
ini anak menganggap aturan dan keadilan sebagai keadilan sebagai bagian dari dunia
yang tidak bisa di ubah dan tidak bisa di control.
2) Teori Kholberng
Kholberng mengatakan bahawa konsep utama perkembangan moral dalam teorinya
adalah internalisasi nilai-niali moral. Idealnya perilaku dikontrol secara internal
bukan oleh factor eksternal. Jadi kesadaran berperilaku berasal dari diri sendiri bukan
orang lain. Kholberng Menyusun teori perkembangannya ke dalam tiga level dan dua
tahap setiap levelnya yaitu:
a. Level 1 adalah level prakonvensial, pada peroide ini belum ada internalisasi nilai
moral dalam diri anak. Level ini terbagi dalam dua tahap: tahap 1 Heteronomous
moralty. Pada tahap ini anak patuh kepada orang dewasa yang menyuruhnya
patuh karena patuh karena takut pada hukuman bukan kesadaran. Pada tahap ini
individua tau anak melakukan kepentinganya dan begitu juga dengan orang lain.
b. Level 2 adalah level konvensional, sudah ada intenalisasi yang disebut dengan
internalisasi pertengahan atau masih Sebagian. Level ini dibagi dalam dua tahap
juga yaitu: tahap 3 individu atau anak percaya diri, sangat perhatian dan loyal
kepada orang lain sangat baik. Tahap 4 merupakan tahap moralitas. Pada tahap ini
anak sudah bisa memberikan penilaian moral yang disadarkan kepada
pemahaman dan aturan sosial, hukuman, keadilan dan kewajiban.
c. Level 3 adalah post konvensional, terjadinya internalisasi penuh. Level ini dibagi
dalam dua tahap yaitu: tahap 5 kontrak sosial atau utilitas dan hak individual.
Pada tahap ini individu memahami bahwa nilai, hak dan prinsip mendasari atau
mengatasi hukum. Tahap 6 prinsip etika universal, orang telah mengembangkan
penilian moral berdasarkan hak asasi manusia. Ketika berhadapan dengan
dilemma huku, dan kesadaran mereka mendahulukan kesadaran individu
( Santrock, 2004).
Implikasi perkembangan kognitif, Bahasa dan sosioemosional terhadap
pendidkan.
Dalam Pendidikan khususnya pembelajaran seorang guru harus memperhatikan
tingkat perkembangan kognitif, Bahasa dan sosioemosional anak. Perkembangan
setiap anak tidak sama tetapi guru bisa menggunakan tingkat perkembangan yang
dikemukakan oleh ahli sebagai acuan. Hal ini dimaksudkan suapaya
pembelajaranberjalan secara kondusif dan perkembangan anak menjadi optimal.
Implikasi perkembangan kognitif dalam pembelajaran diantaranya adalah: jika
merujuk pendapat Piaget maka dalam pembelajaran sebaiknya guru menggunakan
pendekatan kontrukvisi, peran guru lebih sebagai fasilitator. Implikasi perkembangan
sosioemosional dalam pembelajaran diantaranya adalah: guru menghargai dan
menekankan tentang kebutuhan orang lain. Guru menjadi model dalam berprilaku
atau dapat menjadi teladan dalam berprilaku yang bisa ditiru oleh anak.
C. Perkembangan moral dan perilaku prososial
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk mengoreksi apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan sesuai
dengan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sedangkan perilaku prosisal adalah
perilaku membagi, menolong, jujur, dermawan dan perilaku mempertimbangkan hak dan
kesejahterahaan orang lain. Bila dikaitkan kemampuan perkembangan moral bisa menjadi
pendorong individu untuk melakukan Tindakan prososial. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perkembangan moral dengan
perilaku prososial. Penelitian ini melibatkan 250 remaja. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan skala DIT (Definising issues test) dan skala prososial, dan
menggunakan SPSS 16 for windows untuk Analisa data. Perkembangan moral
didefinisikan sebagai penalaran terhadap nilai, penelian sosial dan juga penelian terhadap
kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan sebuah Tindakan ( Kholbeg, 1995).
Kholbreg (1995) membagi tinggkat perkembangan moral menjadi tiga, yaitu: pra-
konvensional, konvensional dan pasca-konvensional. Tahap pra-konvensioal menunjukan
bahwa norma, atau aturan atau harapan dari masyarakat belum di pahami sebenarnya oleh
individu
Perilaku prososial
Perilaku prososial mencakup Tindakan-tindakan: sharing (membagi) memiliki pengertian
dimana individu yang memiliki kecukupan membagi kelebihannya baik materi maupun ilmu
pengetahuan, berkerja sama adalah perilaku yang sengaja dilakukan sekelompok orang maupun
organisasi untuk mewujudkan cita-cita Bersama, helping (menolong) yaitu suatu bentuk
Tindakan sukarela tanpa memperdulikan untung maupun rugi, hosnesty (kejujuran) adalah
bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan perkataan yang sesuai dengan keadaan dan tidak
menambahkan suatu kenyataan yang ada, generosity (kedermawaan) merupakan suatu perilaku
dermawan yang menunjukkan rasa prikemanusiaan, serta mempertimbangkan hak dan
kesejahteraan orang lain dimana hak dan kesejahteraan orang lain dimana hak dan kewajiban
merupakan hak asasi setiap manusia. (Eisenberg &Mussen, 1989). Sears dkk. (1994),
berpendapat perilaku prososial adalah Tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk diri si penolong itu sendiri. Perilaku
prososial merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari (Sears dkk., 1994). Bila disimpulkan
perilaku sosial adalah sikap mementingkan kepentingan orang lain, dan sikap menguntungkan
yang dilakukan individu untuk orang lain tanpa mempertimbangkan kepentingan pribadi. Hudani
& Dayakisni (2009) menuliskan tiga indicator prilaku prososial
1. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku,
2. Tindakan itu dilahirkan secra sukarela,
3. Tindakan itu menghasilkan kebaikan
Factor factor pengaruh Tindakan prososial adalah: 1) Self-again, harapan seseorang untuk
memperoleh atau menghindari sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau
takut dikucilkan 2) Personal values and norms, adanya niali-nilai dan norma sosial yang
diinternalisasikan oleh individu selama mengelami sosialisasi dan Sebagian nilai-nilai serta
norma tersebut berkaitan dengan Tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakkan
kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik. 3) Empahty, kemampuan seseorang
untuk ikut merasakan perasasaan atau pengelaman orang lain.
D. Aspek perkembangan diri (self)
Perkembangan diri adalah sebuah proses mengembagkan kemampuan diri seseorang
melalui berbagai aktifitas, seperti menambah keahlian pekerjaan, meningkatkan
kesadaran dan membangun kekayaan dan hal lainnya. Intinya, perkembangan diri
merupakan sebuah proses yang bisa membantu anda menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya. Ada banyak topik terkait dunia pengembangan diri namun semua itu
dikasifasikan dalam lima kategori aspek besar, yaitu: mental, sosial, spiritual, emosional
dan fisikal.
1. Mental
Pengembangan diri disini berkaitan dengan perkembanganpikiran. Anda bisa
melakukan beberapa aktifitas pengembangan mental, sepeti mengikuti kelas belajar,
membaca buku, atau menonton tayangan video yang bisa meningkatkan keahlian
anda. Dengan meluangkan waktu setiap harinya untuk aktifitas ini, anda akan melihat
sendiri bagaimana anda berkembang dalam karir, meningkatkan produktifitas dan
banyak lagi.
2. Sosial
Kategori ini adalah tentang mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi.
Mempelajari Bahasa baru, belajar keahlian public speaking, dan berkomitmen untuk
melakukan aktifitas mendengarkan secara aktif merupakan jenis-jenis aktifitas unuk
meningkatkan aspek sosial dalam pengembangan diri.
3. Spiritual
Mengembangkan diri anda secara spiritual adalah memenuhi hari-hari anda dengan
rasa syukur, menerima hidup sesuai adanya dan tidak menentangk kententuan yang
sudah digariskan oleh sang pencipta. Bagaimana anda menyikapi kemegahan alam ini
merupakan salah satu cara mengembangkan diri yang bisa dijalankan.
4. Emosionl
Pengembangan diri di aspek emosional adalah tentang emosi. Banyak dari kita yang
mengabaikan sisi emosional saat menghadapi sebuah tantangan. Mengabaikan emosi
bukan merupakan perilaku sehat. Saat anda menahan emosi lalu menyingkirkannya,
justru malah bisa memperburuk keadaan Ketika akhirnya emosi itu meledak. Jika
anda merasa emosi terhadap sesuatu hal, akan lebih baik jika anda tidak
memedamnya atau bahkan mengabaikannya, karena bagaimanapun hal itu terekam di
alam bawah sadar dan anda tetap menginginkan adanya penyelesian untuk hal itu.
5. Fisik
Pengembangan diri di aspek fisik adalah tentang diri kita secara utuh, lebih dari
hanya sekedar olahraga. Pola makan dan tidur termasuk dalam aspek fisik ini.
Conotohnya aktifitas termasuk olahraga adalah mendapatkan waktu tidur selama 7-9
jam setiap harinya, menyiapkan makanan, atau mengujungi dokter seacar teratur
untuk memeriksa Kesehatan anda.

Anda mungkin juga menyukai