Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI, TAHAPAN DAN BENTUK PERKEMBANGAN BAHASA ANAK


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Teori,
Tahapan Dan Bentuk Perkembangan Bahasa Anak ini. Kami juga berterima kasih kepada
selaku Dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak SD/MI yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

28 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
A. Latar Belakang.............................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
D. Metode.........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Teori Perkembangan Bahasa Anak.............................................................................3
B. Tahapan Perkembangan Bahasa anak.........................................................................3
C. Bentuk Perkembangan Bahasa Anak...........................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..............................................................................................................................7
A. Kesimpulan..................................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan adalah suatu bentuk proses tarnsformasi yang mana anak
belajar untuk menguasai level yang lebih tinggi dari berbagai macam aspek. Salah
satu factor yang sangat penting didalam diri anak yaitu perkembangan Bahasa. Bahasa
adalah salah satu alat untuk ber interaksi baik sesame jenis atau lawan jenis, baik
dengan yang tua atau yang muda daripada itu Bahasa juga merupakan alat komunikasi
yang sangat penting dalam kehidupan, karena Bahasa berfungsi sebagai penyalur
pikiran, perasaan kepada orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Teori Perkembangan Bahasa Anak?
2. Bagaimana Tahapan Perkembangan Bahasa Anak?
3. Bagaimana Bentuk Perkembangan Bahasa Anak?
C. Tujuan
1. Untuk Teori Perkembangan Bahasa Anak
2. Untuk mengetahui Tahapan Perkembangan Bahasa Anak?
3. Untuk mengetahui Bentuk Perkembangan Bahasa Anak?
D. Metode
Metode yang di pakai dalam makalah ini adalah:

1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data
dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku, jurnal, maupun
informasi internet.
2. Diskusi
Yaitu mendapatkan data dengan cara berdiskusi langsung dengan teman-teman
yang mengetahui tentang informasi yang diperlukan.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Perkembangan Bahasa Anak
Fungsi bahasa menurut Reata Sonawat dan Jasmine Maria Francis adalah 1.
Bahasa adalah alat untuk menungkapkan keinginan. 2. Bahasa merupakan alat
mengungkapkan emosi. 3. Bahasa sebagai alat untuk mendapat informasi. 4. Bahasa
merupakan alat interaksi sosial. 5. Bahasa sebagai alat indentifikasi pribadi.
Perkembangan bahasa di pengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama Maturity,
yaitu tingkat kematangan mempengaruhi kematangan bahsa, kedua, personal factors;
yaitu faktur pribadi anak seperti intelegenci dan perkembangan bahasa sangat
berhubungan, kemudian sex yaitu sebagai oslo membandingkan bahasa anak laki-laki
dan perempuan dari keluarga yang sama ditemukan bahwa anak perempuan lebih
cepat matang di bandingkan anak laki-laki. Ketiga, Family members, yaitu perkataan
atau ucapan orang tua. Akan mempengaruhi bahasa anak.
Menurut Syamsu Yusuf, dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan
atau menguasi 4 tugas pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak
berhasil menuntaskan tugas yang satu maka berarti ia juga dapat menuntaskan tugas-
tugas yang lainnya. Ke empat tugas itu adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.
2. Pengembangan perbendaharaan kata perbendaharaan kata-kata anak
perkembangan di mulai secara lambat pada usia 2 tahun pertama, kemudia mengalami
tempo yang cepat pada usia prasekolah dan terus meningkat setelah anak masuk
sekolah.
3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat. Kemampuan menyusun kata-
kata menjadi kalimat pada umumberkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat
pertama adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan disertai “gesture” untuk
melengkapi cara berfikirnya. Contohnya, anak menyebut “bola” sambil menunjuk
bola itu dengan jarinya. Kalimat tunggal itu berarti “tolong ambilkan bola itu untuk
saya” seiring dengan meningkatnya usia anak dan kekuasaan bergaul, tipe kalimat tapi
kalimat yang diucapnyapun semakin panjang dengan kompleks. Menurut davis,
Garrison dan MCCarthy (E.Hurlock, 1956) anak yang cerdas anak wanita dan anak
yang berasal dari keluarga berada, bentuk kalimat yang diucapkan lebih panjang dan

iv
komleks dibandingkan dengan anak yang kurang cerdas, anak pria dan berasal dari
keluarga miskin.
4. Ucapan. Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar
melalui imitasi terhadap suara-suara yang di dengar anak dari orang lain (terutama
orang tuanya).

Penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan bahasa anak tentunya tdak


terlepas dari pandangan, hipotesis atau teori psikologi yang dianut. Dalam hal ini
sejarah telah tercatat adanya tiga pandangan atau teori dalam perkembangan bahasa
anak. Teori tersebut adalah sebagai berikut:

a. Teori nativis
Pandangan ini diwakili oleh Noam Chomsky (1974). Ia berpendapat bahwa
penguasaan bahasa pada anak-anak bersifat alamiah atau nature. Pandangan ini tidak
berpendapat bahwa lingkungan punya pengaruh dalam memperoleh bahasa,
melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan dengan
terbukanya kemampuan lingual yang secara genetis telah di programkan. Navitisme
berpendapat bahwa selama proses memperoleh bahasa pertama, anak sedikit demi
sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diperoleh bahasa
pertama (acquisition). Para ahli nativisme berpendapat bahwa bahasa merupakan
pembawaan dan bersifat alamiah dan meyakini bahwa kemampuan berbahasa
sebagaimana halnya kemampuan berjalan, merupakan bagian dari perkembangan
manusia yang dipengaruhi oleh kematangan otak, beberapa bagian neurologis tertentu
dari otak manusia memiliki hubungan dengan perkembangan bahasa, sehingga
kerusakan pada bagian tersebut dapat menyebabkan hambatan bahasa. Menurut
Chomsky, Howe, Maratsos (dalam miler, 1981) berpandangan bahwa ada keterkaitan
anatara faktor biologis yang menekankan membentuk individu menjadi makhluk
linguistic dan perkembangan bahasa. Chomksy (dalam dworetzky, 1984)
mengembangkan teori yang komplek tentang bahasa yang disebut transpormation
grammer theory. Menurut scomsky, arti dari kalimat atau kandungan semantic dalam
kalimat berkaitan dengan struktur yang lebih dalam yang merupakan bagian alat
pengusaha bahasa. Chomsky (1974) mengatakan bahwa individu dilahirkan dengan
alat penguasaan bahasa (Languahe acquisition device) LAD dan menemukan sendiri
cara kerja bahasa tersebut. Dalam belajar bahasa, individu memiliki kemampuan tata
bahasa bawaan untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu seperti fonologi, sintaksis

v
dan sematik. Manusia tidak mungkin belajar bahasa pertama dari orang lain seperti
klaim skinner bahasa menurut Chomsky bahasa hanya dapat dikusai oleh manusia,
karena:
1. Perilaku bahasa adalah sesuatu yanag diturunkan (genetik), pola
perkembangan bahasa berlaku universal, dan lingkungan hanya memiliki peran kecil
dalam proses pemmatangan bahasa.
2. Bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, tidak bergantung pada
lamanya latihan seperti pendapat kaum behaviorisme.
Lenneberg (1967) memiliki pendapat yang senada dengan ahli lain bahwa
belajar bahasa adalah berdasarkan pengetahuan awal yang peroleh secara biologis.
Para ahli nativis menjelaskan bahwa anak dilahirkan dengan mekanisme atau kapasitis
internal sehingga dapat mengorganisasi lingkungannya dan mampu memperalajari
bahasa. Lebih lanjut, para ahli nativis menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa
dipengaruhi oleh kematangan seiring dengan pertumbuhan para ahli nativis yang
memisahkan antara bahasa dengan perkembangan kognitif dikritik berkenaan dengan
kenyataan bahwa anak belajar bahasa dari lingkungan sekitarnya dan mrmiliki
kemampuan untuk mengubah bahasanya jika lingkungannya berubah.
b. Teori behavioristic
Pandangan ini diwakili oleh B.F Skinner, yang menekankan bahwa proses
pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan
yang diberikan dari lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum beharvioris dianggap kurang
tepat karena istilah bahasa itu menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau
digunakan, dan sesuatu yang di lakukan. Padahal bahasa itu merupakan salah satu
perilaku-perilaku manusia lainnya. Oleh karena itu, mereka lebih suka menggunakan
istilah perilaku verbal (verbal behavior), agar tampak lebih mirip dengan perilaku kain
yang harus diperilaku.
Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh
anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai
penerapan pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di
dalam proses pemerolehan bahasa, malah juga tidak mengakui kematangan anak.
Proses perkembangan bahasa terutama dilakukan lingkungannya. Dan kemampuan
yang sebenarnya dalam komunikasi adalah dengan prinsip pertalian S-R (slimuls-
respons) dan proses peniruan-peniruan.

vi
Para ahli beharvioristik berpendapat bahwa anak dilahirkan tanpa membawa
kemampuan apapun. Dengan demikian anak harus belajar melalui pengkondisian dari
lingkungan, proses imitasi, dan diberikan reifoncement (penguat). Para ahli perilaku
menjelaskan beberapa faktor penting dalam mempelajari bahasa imitasi,
reward,reinforcement, dan frekuensi atau perilaku. Skinner, (1957) memandang
perkembangan bahasa dari sudut stimulus-respon, yang memandang berperilaku
sebagai proses internal bahasa mulai diperoleh dari interaksi dalam lingkungan.
Bandung,(1997) memandang perkembangan bahasa dari sudut teori belajar sosial.
Hargenhahn,(1982) ia berpendapat bahwa anak belajar bahasa dengan melakukan
imitasi atau menirukan suatu model yang berarti tidak harus menerima penguatan dari
orang lain. Pandangan beharvioristik dikritik berkenaan dengan kenyataan bahwa
anak pada suatu saat dapat membuat suara-suara baru dalam awal perkembangan
bahasanya, dan dapat membentuk kalimat-kalimat baru yang berbeda dari yang
pernah diajarkan padanya.
c. Teori kognitif
Jean Piaget (1954) menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatau ciri ilmiah
yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari
kematangan kognitif. Bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar
dan lebih umum di dalam kognisi jadi, urut-urutan perkembangan kognitif
menentukan urutan perkembangan bahasa. Teori kognitif dikritik berkenaan dengan
pandangan bahwa bahasa memiliki pengaruh yang kecil terhadap perkembangan
kognisi. Pendapat ini bertentangan dengan penelitian yang membuktikan bahwa
pengetahuan baru dapat diperoleh seseorang melalui berbicara dan menulis.
Jika Chomsky berpendapat bahwa lingkungan tidak besar pengaruhnya pada
proses pematangan bahasa, maka piaget berpendapat bahwa lingkungan juga tidak
besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual anak. Perubahan atau
perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada keterlibatan anak secara aktif
dengan lingkungan.1

1
Muhammad usman, perkemabangan bahasa dalam bermain dan permainan, (yogyakrta, CV. Budi Utama,
2012). H. 3-12

vii
B. Tahapan Perkembangan Bahasa anak
Menurut studi yang dilakukan sebelum tahun 1960, minat Bahasa anak mulai
timbul pad decade pertama abad ke 20 yang dipelopori oelh seorang ilmuan pada
bidang psikologi atau pedagogi, antara lain adalah W.Stern, W,Preyer dan G.Stumpf.
pada umumnya mereka mereka mempelajari buku harian anak anaknya kemudian
membandingkan hasilnya satu sama lain.

Pada Tahapan sesudah tahun 1960 terjadi perubahan yang cukup mencolok.
Disamping itu karena munculnya banyak tokoh dengan teori yang di bawanya, juga
dikarenakan oleh kemajuan dibidang teknologi , seperti adanya tape recorder, alat
video, perhatian terhadapa perkembangan Bahasa anak semakin meningkat. Dengan
suatu alat, Bahasa anak dapat diselidiki, dengan merekam dan kemudian
menganalisisnya. Tokoh-tokoh yang banyak melakukan penyelidikan berkaitan
dengan hal itu adalah W.Miller, P.Menyuk, R.Brown dan Braine.

Sebagaimana yang telah dijelaskan, M.Schaerleakens (1997) membagi tahap


perkembangan Bahasa anak dalam 4 tehapan, perbedaan tahapan ini berdasarkan ciri-
ciri tertentu yang khas pada setiap periode. Adapun tahapan tersebut adalah:

1. Tahapan Prelingual (Usia 0-1 Tahun)


Disebut demikian karena anak anak belum dapat mengucapkan “Bahasa ucapan”
seperti yang diucapkan oleh orang dewasa, dalam artian belum mengikuti aturan
aturan Bahasa yang berlaku. Pada tahapan ini anak mempunyai Bahasa sendiri,
misalnya mengoceh sebagai ganti komunikasi dengan orang lain. Contohnya baba,
mama, tata yang mungkin merupakan suatu reaksi terhadap situasi tertentu atau orang
tertentu sebagai awal suatu simbolisasi karena kematangan proses mental pada usia 9-
10 bulan. Pada tahapan ini perkembangan yang sangat mencolok adalah
perkembangan comprehension, artinya menggunakan Bahasa secara pasif, misalnya
anak mulai bereaksi terhadap pembicaraan orang dengan melihat kepada pembicara
dan memberikan reaksi yang berbeda beda terhadap suara yang keluar yaitu apakah
itu suara yang ramah, lembut atau kasar.
2. Periode lingual Dini (1-2,5 tahun)
Pada tahapan ini anak mulai mengucapkan perkataannya yang pertama, meskipun
belum lengkap. Contoh: atit (Sakit), Agi (lagi), itut (Ikut), atoh (jatuh). Pada tahapan

viii
ini beberapa kombinasi huruf masih sukar diucapkan, juga beberapa huruf masih
sukar untuk diucapkan seperti r, s, k, dan t. pertambahan kemahiran berbahasa pada
tahapan ini sangat cepat dan dapat dibagi dalam 3 periode, yaitu:
a. Periode kalimat satu kata (holophrare)
Menurut aturan tata Bahasa, kalimat satu kata bukanlah suatu kalimat, karena
hanya terdiir dari satu kata saja. Tetapi para ahli peneliti perkembangan Bahasa anak
beranggapan bahwa kata-kata pertama yang diucapkan oleh anak itu mempunyai arti
lebih dari hanya sekedar suatu kata karena kata itu merupakan ekspresi dari ide-ide
yang kompleks, yang pada orang dewasa akan dinyatakan dalam kalimat yang
lengkap:
Contohnya: Ucapan”Ibu” dapat berarti: Ibu kesini!, Ibu kemana!, Ibu tolong aku!,
Ibu aku lapar, dan lain-lain.
Pada umumnya, kata pertama ini dipegunakan untuk memberi komentar terhadap
objek atau kejadian didalam lingkungannya, dapat berupa perintah, pemberitahuan,
penolakan pertanyaan, dan lain-lain. Bagaimana meninterprestasikan kata pertama itu
tergantung pada konteks waktu berkata tersebut diucapkan, sehingga untuk dapat
mengerti apa yang dikatakan oleh si anak dengan kata tersebut kita harus melihat apa
yang sedang dilakukan oleh anak.
b. Periode kalimat dua kata
Dengan bertambahnya pembendharaan kata pada anak yang diperoleh dari
lungkungan dan juga karena perkembangan kognitif serta fungsi-fungsi lain pada
anak, maka terbentuklah pada tahapan ini kalimat yang terdiri dari dua kalimat
Pada umumnya, kalimat kedua muncul pertama kali tatkala seorang anak mulai
mengerti suatu tema dan mencoba untuk mengekpresikannya. Hal ini terjadi pada
anak sekitar usia 18 bulan, dimana anak menentukan bahwa kombinasi dua kata
tersebut memounyai hubungan tertentu yang mempunyai makna-makna berbeda,
missal makna kepunyaan: (baju ibu), makna sifat, (hidung pesek) dan lain sebagainya.
c. Kalimat lebih dari dua kata
Keterampilan membentuk kalimat bertambah, terlihat dari panjangnya kalimat,
kalimat tiga kata dan seterusnya. Pada tahapan ini penggunaan Bahasa tidak bersifat
egosentris lagi, melainkan anak sudah mempergunakan untuk komunikasia
denganorang lain, sehingga mulailah terjadi suatu hubungan interaksi sesungguhnya
antara anak dengan orang tua.

ix
3. Tahapan diferensiasi (usia 2,5-5 tahun)
Perubahan yang sangat mencolok pada tahapan ini adalah keterampilan anak
dalam menggunakan kata-kata dan kalimat. Secara garis besar ciri umum
perkembangan Bahasa anak pada tahapan ini adalah sebagai berikut:
a. Pada akhir periode secara garis besar anak telah menguasai Bahasa ibunya
sendiri, artinya tatabahasa yang pokok dari orang telah dikuasai oleh anak.
b. Pembendaharaan kata sedikit demi sedikit mulai berkembang. Baik kata benda
atau kata kerja, hal ini ditandai dengan penggunaan kata depan, kata ganti dan kata
kerja bantu.
c. Persepsi anak dan pengalamannya tentang dunia luar mulai ingin dibaginya
dengan orang lian, dengan cara memberikan kritik, bertanya, menyuruh, memberi tahu
dan lain lain.

4. Tahap perkembangan Bahasa pada anak sesudah usia 5 tahun


Ketika tahapan ini ada anak yang telah dianggap menguasai sturktur dalam
Bahasa pertamanya, sehingga ia dapat membuat kalimat lengkap. Jadi sudah tidak
terlalu banyak masalah. Menurut Piaget, pada tahapan ini perkembangan anak
dibidang kognisi masih berkembang terus sampai usia 14 tahun, sedangkan peranan
kognisi sangat besar dalam penggunaan Bahasa. Dengan masih terus berkembangnya
kognisi, dengan sendirinya perkembangan Bahasa juga masih berkembnag.
Ada beberapa penelitian tentang perkembangan Bahasa sesudah usis 5 tahun,
antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh A. Karmiloff Smith yang melakukan
penyelidikan Bahasa pada anak seklah (1979) yang ia menyatakan bahwasanya antara
usia 5-8 tahun muncul ciri-ciri baru yang khas pada Bahasa anak, yaitu kemampuan
untuk mengerti hal-hal yang abstrak pada taraf yang lebih tinggi. Kemudian baru
sesudah anak usia 8 tahun behasa menjadi alat yang betul-betul penting baginya untuk
melukiskan dan menyampaikan pikiran.
Dalam bidang semantic terlihat beberapa kemajuan yang tercermin pada
penambahan kosakata, dan penggunaan kata sambung sudah tepat. Tetapi aturan
khusus untuk pembuatan kalimat yang kontek baru dikuasai anak secara bertahap
antara usia 5-10 tahun. Selanjutnya ketika anak menginjak usia 7 tahun baru mereka
dapat menggunakan kalimat yang pasif, maksudnya mereka mengerti aturan aturan

x
tata Bahasa mengenai prinsip-prisnip khusus, bertindak ekonomis dalam
mengungkapkan sesuatu serta menghindari hal-hal yang berlebihan. Sampai SMP
keterampilan bicara lebih meningkat, sintaksis lebih lengkap dengan variasi-variasi
yang lebih ter struktur dan variasi-variasi kata, baik ke kompleks an kalimat tulis
maupun lisan.
C. Bentuk Perkembangan Bahasa Anak
Pada umumnya, menurut Ormrod terdapat dua tipe pada perkembangan bahasa
yang dimiliki setiap anak, yaitu egocentric speech dan socialized speech. Tipe
perkembangan egocentric speech, yaitu tipe dimana anak berbicara terhadap dirinya
sendiri (monolog), sedangkan tipe socialized speech, yaitu bahasa yang berlangsung
ketika terjadi kontak antara anak dan temannya atau dengan lingkungannya.
Keduanya menjadi hal pokok dan perlu diperhatikan dalam proses perkembangan
bahasa anak.Tidak hanya itu, Jamaris memaparkan secara lebih spesifik tentang
karakteristik kemampuan berbahasa anak pada usia empat tahun, yaitu sebagai
berikut:

a. Kemampuan bahasa yang berkembang dengan cepat. b. Menguasai sintaksis


dan 90 % dari fenom bahasa yang digunakannya. c. Dalam suatu percakapan
anak telah mau berpartisipasi yang ditandai dengan kemampuan anak
mendengarkan orang lain ketika berbicara dan juga menanggapi pembicaraan
tersebut.

Jamaris juga menambahkan bahwa berbeda dengan karakteristik di atas,


kemampuan berbahasa anak dari usia 5 tahun sampai 6 tahun mempunyai
karakteristik sebagai berikut: a. Lebih dari 2.500 kosakata sudah dapat diucapkan. b.
Kosakata yang sudah dapat diucapkan anak meliputi rasa, bau, keindahan, warna,
ukuran, suhu, perbedaan, bentuk, kecepatan, jarak, perbandingan, dan permukaan
(kasar-halus). c. Dapat menjadi pendengar yang baik. d. Dalam suatu percakapan anak
telah mau berpartisipasi yang ditandai dengan kemampuan anak mendengarkan orang
lain ketika berbicara dan dapat merespon atau menanggapi pembicaraan tersebut. e.
Percakapan yang dilakukan mengungkapkan pendapatnya tentang apa yangtelah
dilakukan oleh dirinya dan juga orang lain serta dapat melakukan menulis, membaca,
ekspresi diri, dan berpuisi. Berbagai macam karakteristik pun dijelaskan oleh para ahli
mengenai kemampuan berbahasa anak. Begitu juga dengan Hurlock yang menyatakan
bahwa tugas awal dalam belajar berbicara pada awal masa kanak-kanak meliputi

xi
pengucapan kata-kata, menambah kosakata, dan membentuk kalimat. Luluk lebih
merincikan lagi mengenai berbagai aspek-aspek perkembangan yang disertai
indikator-indikatornya.2

2 128 Suriasumantri S. Jujun, Filsafat ..., h. 300

xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perkembangan bahasa di pengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama Maturity, yaitu


tingkat kematangan mempengaruhi kematangan bahsa, kedua, personal factors; yaitu faktur
pribadi anak seperti intelegenci dan perkembangan bahasa sangat berhubungan, kemudian
sex yaitu sebagai oslo membandingkan bahasa anak laki-laki dan perempuan dari keluarga
yang sama ditemukan bahwa anak perempuan lebih cepat matang di bandingkan anak laki-
laki. Ketiga, Family members, yaitu perkataan atau ucapan orang tua. Akan mempengaruhi
bahasa anak.

Menurut studi yang dilakukan sebelum tahun 1960, minat Bahasa anak mulai timbul
pad decade pertama abad ke 20 yang dipelopori oelh seorang ilmuan pada bidang psikologi
atau pedagogi, antara lain adalah W.Stern, W,Preyer dan G.Stumpf. pada umumnya mereka
mereka mempelajari buku harian anak anaknya kemudian membandingkan hasilnya satu
sama lain.

Pada umumnya, menurut Ormrod terdapat dua tipe pada perkembangan bahasa yang
dimiliki setiap anak, yaitu egocentric speech dan socialized speech. Tipe perkembangan
egocentric speech, yaitu tipe dimana anak berbicara terhadap dirinya sendiri (monolog),
sedangkan tipe socialized speech, yaitu bahasa yang berlangsung ketika terjadi kontak antara
anak dan temannya atau dengan lingkungannya. Keduanya menjadi hal pokok dan perlu
diperhatikan dalam proses perkembangan bahasa anak.Tidak hanya itu, Jamaris memaparkan
secara lebih spesifik tentang karakteristik kemampuan berbahasa anak pada usia empat tahun,
yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan bahasa yang berkembang dengan cepat. b. Menguasai sintaksis dan 90 % dari
fenom bahasa yang digunakannya. c. Dalam suatu percakapan anak telah mau berpartisipasi
yang ditandai dengan kemampuan anak mendengarkan orang lain ketika berbicara dan juga
menanggapi pembicaraan tersebut.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
tetapi kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik

xiii
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Usman Muhammad, 2019, Perkembangan Bahasa Dalam Bermain Dan


Permainan, Yogjakarta: Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA

Jujun, Suriasumantri S, 2009, Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

xiv

Anda mungkin juga menyukai