Anda di halaman 1dari 17

METODE PERKEMBANGAN BAHASA

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Pada Mata Kuliah Metode Pengembangan Bahasa AUD

Dosen Pembimbing:
Hermansyah, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok V:


ANIM BADRIAH
SARI APRIYANTI
ETI WIDYANINGSIH
DWIE NOFYA MARANTIKA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


YAYASAN NURUL ISLAM
MUARA BUNGO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhaanahu wa ta'ala, karena


berkat dan limpahan kasih karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang sudah
membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Serta orang tua dan teman-teman
yang sudah mendukung dalam berbagai aspek.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Pengembangan Bahasa AUD. Makalah ini berisi tentang metode-metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa pada anak usia
dini. Kami berharap melalui makalah kami pembaca dapat mengetahui metode-
metode pembelajaran apa yang cocok untuk  di terapkan oleh pembaca.
Demikian sepatah kata dari kami penulis, penulis berharap makalah ini
dapat menjadi makalah sumber belajar untuk pembaca. Apabila ada banyak
kesalahan dalam kami mengerjakan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih.
Selamat membaca, dan mempelajarinya.

Muara Bungo, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Bahasa........................................................ 3
B. Tahapan Perkembangan Bahasa........................................................... 4
C. Proses Perkembangan Bahasa Anak..................................................... 5
D. Metode-metode untuk Menunjang Proses Perkembangan Kemampuan
Berbahasa.............................................................................................. 6
E. Faktor-faktor Penghambat Perkembangan Bahasa Anak..................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada usia dinilah segala aspek berkembang secara maksimal termasuk
aspek berbahasa. Perkembangan berbahasa inilah yang mendorong anak ingin
selalu menyampaikan hasil pikiran, ide-ide, dan penalarannya kepada orang
lain. Tanpa orang tua dan guru sadari inilah yang disebut dengan kemampuan
berbahasa tulis produktif, yakni kemampuan untuk menghasilkan suatu jenis
karya sastra yang ditujukan untuk menyampaikan hasil pikiran, ide-ide, dan
penalarannya kepada orang lain.
Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi
setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat
mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Tanpa
bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak
dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain
dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak
dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun
hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai
salah satu indikator kesuksesan seorang anak.
Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan
anak yang cerdas. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi
verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta
kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa
merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum
dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa
agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat mengembangkan
kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang
sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan bahasa?
2. Bagaimana tahapan perkembangan bahasa?
3. Bagaimana proses perkembangan bahasa?
4. Apa metode yang dapat diterapkan untuk menunjang proses perkembangan
bahasa?
5. Apa faktor-faktor penghambat perkembangan bahasa anak?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan bahasa.
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak.
3. Untuk mengetahui proses perkembangan bahasa
4. Untuk mengetahui metode yang dapat diterapkan untuk menunjang proses
perkembangan bahasa.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat perkembangan bahasa anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Bahasa


Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang
lain. Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan
hewan. Bahasa erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu.
Perkembangan berfikir individu tampak dalam perkembangan bahasanya
yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat dan menarik
kesimpulan.
Banyak orang yang mempertukarkan penggunaan istilah “bicara”
(speech) dengan bahasa (language), meskipun kedua istilah tersebut
sebenarnya tidak sama1. Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan
menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada
orang lain. Termasuk didalamnya perbedaan bentuk komunikasi yang luas
seperti: tulisan, bicara, bahasa symbol, ekspresi muka, isyarat, dan seni.
Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata
yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena bicara merupakan
bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling
penting.
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok.
Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Bertambahnya kosakata yang berasal dari berbagai sumber
menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Anak
mulai menyadari bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai bila
anak tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini mendorong
anak untuk meningkatkan pengertiannya.2

B. Tahapan Perkembangan Bahasa


1
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1978), hlm. 176.
2
John W. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 362.

3
4

Tahapan perkembangan bahasa pada anak secara umum:


1. Reflexsive Vocalization
Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi
hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari. Ostwald dan Peltzman menelaskan
bahwa “menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilkukan
bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luas”. Melalui tangisan bayi
memberitahukan kebutuhannya kepada seseorang untuk menghilangkan
rasa: lapar, pedih, lelah, dan keadaan tubuh yang tidak menyenangkan
lainnya dan untuk memenuhi keinginan untuk diperhatikan. Untuk
membuat komunikasi tersebut lebih mudah dipahami orang lain, alam
menyediakan perbedaann kualitas suara tangis sedini tiga atau empat
minggu setelah dilahirkan. Sebagai contoh, rasa pedih diungkapkan
dengan tangisan melengking, keras diselingi dengan rintihan dan rengekan.
Sedangkan tangis karena lapar terdengar keras dan diselingi dengan
gerakan menghisap. Meskipun gerakan bayi dapat membantu menafsirkan
arti tangis, arti tersebut tidak selalu ditafsirkan dengan betul. Akibatnya
nilai komunikatifnya berkurang. Perbedaan individual dalam jumlah
tangisan lebih besar ketimbang perbedaan kualitas suara tangis. Banyak
sedikitnya tangisan bayi berbeda-beda menurut cepat dan memadainya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan mereka.3
2. Babling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak
nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan
sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai
dengan keinginan atau perasaan si bayi.
3. Lalling
Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun
belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga
ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang,
seperti: “ba….ba…, ma..ma….”.

3
Elizabeth B. Hurlock,Op.Cit., hlm. 179.
5

Karena meningkatnya kemampuan mengendalikan arus udara yang


melewati pita suara, bayi dapat mengucapkan bunyi seperti yang
diinginkan. Oleh karena itu, celoteh adalah bentuk senam suara, yang
timbul secara spontan.
Celoteh mengandung nilai jangka panjang yang besar karena tiga
alasan. Pertama, berceloteh adalah praktik verbal yang meletakkan dasar
bagi perkembangan terlatih yang dikendaki dalam berbicara. Kedua,
celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Ketiga,
berceloteh membantu bayi merasakan bahwa ia bagian dari kelompok
sosial.4
4. Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru
suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan
menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta
sesuatu.
5. True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan
atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti
orang dewasa.
C. Proses Perkembangan Bahasa Anak
1. Fonologi
Anak menggunakan bunyi-bunyi yang telah dipelajarinya dengan
bunyi-bunyi yang belum dipelajari, misalnya menggantikan bunyi /l/ yang
sudah dipelajari dengan bunyi /r/ yang belum dipelajari. Pada akhir
periode berceloteh, anak sudah mampu mengendalikan intonasi, modulasi
nada, dan kontur bahasa yang dipelajarinya.5

2. Morfologi

4
Ibid., hlm. 180.
5
Diakses dari http://elvisyari.blogspot.co.id/2012/04/faktor-faktor-pemerolehan-bahasa-pa.html
pada tanggal 10/10/2018, pukul 5.06 WIB
6

Pada usia 3 tahun anak sudah membentuk beberapa morfem yang


menunjukkan fungsi gramatikal nomina dan verba yang digunakan.
Kesalahan gramatika sering terjadi pada tahap ini karena anak masih
berusaha mengatakan apa yang ingin dia sampaikan. Anak terus
memperbaiki bahasanya sampai usia sepuluh tahun.
3. Sintaksis
Anak-anak mengembangkan tingkat gramatikal kalimat yang
dihasilkan melalui beberapa tahap, yaitu melalui peniruan, melalui
penggolongan morfem, dan melalui penyusunan dengan cara
menempatkan kata-kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat.6
4. Semantik
Anak menggunakan kata-kata tertentu berdasarkan kesamaan
gerak, ukuran, dan bentuk. Misalnya, anak sudah mengetahui makna kata
jam. Awalnya anak hanya mengacu pada jam tangan orang tuanya, namun
kemudian dia memakai kata tersebut untuk semua jenis jam.
D. Metode-metode untuk Menunjang Proses Perkembangan Kemampuan
Berbahasa
Upaya untuk mengembangkan bahasa anak harus dilakukan oleh
orang-orang disekitarnya, seperti:
1. Menciptakan lingkungan yang positif saat berkomunikasi di depan anak.
Kata – kata apa yang akan diperoleh anak pada awal ujarannya
ditentukan oleh lingkungannya.7
2. Lebih sering membuka percakapan (menyapa) anak.
Mengenai pengembangan kemampuan percakapan, anak juga
secara bertahap menguasai aturan-aturan yang ada. Secara naluri anak
akan tahu kapan pembukaan percakapan itu terjadi. Bila orang tua itu
menyapanya, itulah tanda bahwa percakapan itu dimulai. Orang tua juga

6
Soenjono, Dardjowidjojo, Psikolinguistik (Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia), (Jakarta :
Unika Atma Jaya 2005), hlm. 246
7
Ibid., hlm. 258
7

harus sering menyapanya berulang – ulang mungkin dengan tujuan agar si


anak mengikuti percakapan tersebut.8
3. Lebih sering melibatkan anak dalam interaksi sosial lingkungannya
Anak – anak yang tidak menemui pengalaman sosial interaktif
dalam kehidupannya juga tidak dapat memperoleh bahasa.9
4. Mengedukasi pengasuh anak tentang pengaruh ujaran terhadap
pemerolehan bahasa anak.
Pemerolehan bahasa anak dibantu oleh tingkah laku orang dewasa
yang berada di lingkungan rumah. Gaya ujaran disederhanakan yang
diucapkan oleh sesorang  yang banyak menggunakan waktunya
berinteraksi dengan si bayi disebut ujaran pengasuh. Ujaran pengasuh
ditandai dengan kalimat sederhana dan banyaknya pengulangan.10
5. Berkomunikasi dengan intonasi yang dibuat – buat untuk menarik
perhatian anak pada apa yang ia dengar dalam upaya pemerolehan
bahasa.11
6. Memperbaiki kesalahan berbahasa anak.
Melatih anak untuk berbahasa dengan benar, misalnya
menyebutkan kalimat yang terdiri dari beberapa kata yaang banyak
mengandung huruf r agar anak tidak cadel.
Berbagai metode dirancang agar pemerolehan bahasa kedua dapat
dipelajari dengan cara terbaik. Dari berbagai metode yang telah diciptakan,
masih perlu di teliti lebih lanjut metode mana yang paling efektif diberikan
kepada anak, hal ini berkaitan erat dengan aspek-aspek yang mempengaruhi
pemerolehan bahasa kedua pada anak.  Terdapat tujuh metode
yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pemerolehan bahasa kedua
pada anak, diantaranya:12

8
Ibid.
9
Ibid., hlm. 277
10
Ibid., hlm. 283-284
11
Ibid., hlm. 283
12
Ibid., hlm. 308-315
8

1. Metode Penerjemahan Gramatika


Pendekatan ini paling tradisional untuk menangani pemerolehan
bahasa kedua ialah dengan cara mengajarkan bahasa bersama-sama dengan
mata pelajaran yang lain.Misalnya Menekankan Kegiatan membaca dan
menulis dengan memperhatikan gramatika dan kosakata. Menerjemahkan
bahan bacaan bahasa kedua ke dalam bahasa pertama.
Beberapa prinsip utama metode penerjemah gramatika ialah:
a. Bahasa kedua dapat dikuasai dengan bantuan pemakaian bahasa
pertama;
b. Kaidah gramatika merupakan bagian utama belajar bahasa, oleh karena
itu penjelasan dan latihan gramatika diperlukan;
c. Kemampuan membaca perlu diajarkan sejak awal dengan latihan
penerjemahan;
d. Kemampuan bahasa dapat ditingkatkan dengan membaca dan
menghafal kata-kata.
2. Metode Langsung
Penekanan secara lisan, misalnya di dalam pelajaran adanya
monolog pengajar, diadakan tanya jawab formal dimana segala sesuatu
diucapkan dengan bahasa kedua, bahasa pertama tidak digunakan dalam
kelas. Mengenalkan kosakata baru dengan media gambar, pantomim,
demonstrasi, obyek.
3. Metode Audio Lingual
Para pembelajar  berperan dalam sebuah dialaog dibawah
pengarahan pengajar, menyimak dan menirukan pengajar dengan
menekankan struktur bahasa dan pola kalimat. Pengajar segera
membetulkan kesilapan pembelajar karena bisa membentuk kebiasaan.
Berlatih pada laboratorium bahasa.
4. Metode Tenang
Mengembangkan kemampuan membaca, menulis, berbicara dan
menyimak, dimana guru hanya sebagai stimulator dan murid diharapkan
mandiri aktif berpraktek untuk menyempurnakan bahasa mereka.
9

5. Sugestopedia
Kosakata, bacaan, dialog, bermain peran dan drama diTerapkan
dengan latar belakang musik dan dalam suasana yang rileks dan
menyenangkan. Sugestopedia dikembangkan oleh Georgi Lozanov dengan
berpendapat bahwa manusia dapat mencapai hasil belajar yang baik jika
berada pada kondisi psikologis yang rileks.13
6. Metode Belajar Bahasa Masyarakat
Pembelajar membuat silabus dan menentukan aspek bahasa yang
dipelajari. Pengajar menerbitkannya dalam tes tercetak. Gramatika,
pengucapan, kosakata yang diungkapkan pembelajar dibahas. Baik
pengajar maupun pembelajar membuat keputusan di kelas, kadang
pengajar mengarahkan tindakan, kadang pembelajar berinteraksi mandiri.
7. Metode Respon Fisik Lokal
Pemberian perintah dari pengajar yang diiikuti oleh tindakan dari
pembelajar. Misalnya ketika pengajar berucap point to the door , maka
pembelajar menunjuk pintu.
8. Pendekatan Komunikatif
Pembelajar harus didorong untuk lebih sering berpendapat,
mengemukakan pikiran dalam kelas yang komunikatif, menyediakan
materi – materi belajar dalam bahasa kedua.
E. Faktor-faktor Penghambat Perkembangan Bahasa Anak
Dalam kehidupan perkembangan anak, banyak faktor yang dapat
mempengaruhi jalannya perkembangan anak, mulai dari perkembangan tubuh
anak hingga faktor perkembangan bahasa anak yang biasanya mengalami
permasalahan atau kendala sehingga menjadikan anak mengalami
keterlambatan komunikasi pada umumnya.
Penghambat perkembangan bahasa anak dapat disebabkan oleh banyak
faktor antaran lain yaitu :

13
Ibid., hlm. 312
10

1. Tingkat pendidikan orang tua


Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor dari kualitas
pengasuhan anak. Penelitian oleh NICHD menyimpulkan bahwa anak
yang mendapatkan pengalaman perawatan dengan kualitas yang tinggi
secara konsisten menunjukkan fungsi kognitif dan perkembangan bahasa
yang lebih baik sepanjang tiga tahun pertama kehidupannya. Penelitian
Pancsofar dan Vemon-Feagans menemukan bahwa tingkat pendidikan
orangtua mempunyai pengaruh yang bermakna pada kemampuan bicara
dan bahasa anaknya, sebab memberi dampak pada pola bahasa dalam
keluarga. Zadeh dan Bolter menyatakan tingkat pendidikan orangtua dan
pola pikir orangtua yang tradisional yang bersifat negatif seperti seorang
anak harus mengikuti perintah orangtuanya tanpa boleh bertanya atau
mengharapkan kepatuhan sepenuh dari anaknya, memiliki hubungan yang
tinggi. Mereka menyimpulkan bahwa orangtua dengan tingkat pendidikan
yang rendah lebih cenderung untuk memiliki pola pikir tradisonal,
sehingga bersikap otoriter kepada anaknya yang nantinya akan
menghambat perkembangan bahasa dan bicara anak, dan selanjutnya
mempengaruhi prestasi anak tersebut.14
2. Faktor ekonomi orang tua
Faktor ekonomi orang tua sangat mempengaruhi perkembangan
bahasa pada anak-anak seperti yang diungkapkan A family history of
language and learning problems, and low socioeconomic status are each
associated with language impairment. Beberapa studi tentang hubungan
antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga
menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami
kelambatan dalam perkembangan bahasa dibandingkan dengan anak yang
berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin
disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga
miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya),
atau kedua-duanya.15
14
https://jhonisamual.blogspot.co.id/2016/03/makalah-perkembangan-bahasa-pada-masa. html
15
Elizabeth B. Hurlock, Op.Cit., hlm. 175
11

3. Hubungan Keluarga 
Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan
berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua
yang mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa dengan anak.
Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak memfasilitasi
perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat
menakibatkan anak akan mengalami kesulitan atau kelambatan dalam
perkembangan bahasanya. Hubungan yang sehat itu bisa berupa sikap
orang tua yang keras\kasar, kurang kasih sayang dan kurang perhatian
untuk memberikan latihan dan contohdalam berbahasa yang baik kepada
anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung akan mengalami
stagnasi atau kelainan. Seperti gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam
mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk mengungkapkan pendapat,
dan berkata yang kasar atau tidak sopan.16
4. Kesehatan 
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara ketimbang anak yang
tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadianggauta
kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggauta kelompok tersebut.
Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus menerus,
maka anak tersebut cenderungakan mengalami kelambatan atau kesulitan
dala perkembangan bahasannya.
5. Metode Pelatihan Anak
Anak-anak yang dilatih secara otoriter yang menekankan bahwa
”anak harus dilihat dan didengar” merupakan hambatan belajar.
Sedangkan pelatihan yang memberikan keleluasan dan demokratis akan
mendorong anak untuk belajar.

16
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : Rosdakarya, 2005),
hlm.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran
dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain. Termasuk
didalamnya perbedaan bentuk komunikasi yang luas seperti: tulisan,
bicara, bahasa symbol, ekspresi muka, isyarat, dan seni.
2. Tahapan perkembangan bahasa pada anak secara umum, yaitu:
a. Reflexsive Vocalization
b. Babling
c. Lalling
d. Echolalia
e. True Speech
3. Proses perkembangan bahasa anak meliputi:
a. Fonologi
b. Morfologi
c. Sintaksis
d. Semantik
4. Metode yang dapat diterapkan untuk menunjang proses pemerolehan
bahasa kedua pada anak antara lain Metode Penerjemahan Gramatika,
Metode langsung, Metode Audio lingual, Metode tenang, Sugestopedia,
Metode Belajar Bahasa Masyarakat, Metode Respon Fisik Total, dan
Pendekatan Komunikatif
Penghambat perkembangan bahasa anak dapat disebabkan oleh banyak
faktor antaran lain yaitu :
1. Tingkat pendidikan orang tua
2. Faktor ekonomi orang tua
3. Hubungan Keluarga 
4. Kesehatan 
5. Metode Pelatihan Anak

12
13

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu kami mengharapkan saran-saran yang bersifat konstruktif dari para
pembaca, agar kedepannya kami dapat menulis makalah dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://elvisyari.blogspot.co.id/2012/04/faktor-faktor-pemerolehan-bahasa-pa.html

https://jhonisamual.blogspot.co.id/2016/03/makalah-perkembangan-bahasa-pada-
masa. html

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Soenjono Dardjowidjojo. (2005). Psikolinguistik (Pengantar Pemahaman Bahasa


Manusia). Jakarta : Unika Atma Jaya.

Syamsu Yusuf. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :


Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai