Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kerangka karangan atau outline merupakan rencana penulisan yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan
merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan  teratur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian outline (kerangka karangan)?
2. Apa manfaat & fungsi outline?
3. Bagaimana pola susunan outline?
4. Apa macam-macam dan syarat-syarat kerangka outline?
5. Bagaimana langkah – langkah membuat outline?
6. Bagaimana contoh outline penelitian statistik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian outline (kerangka karangan)
2. Untuk mengetahui manfaat & fungsi outline
3. Untuk mengetahui pola susunan outline
4. Untuk mengetahui macam-macam dan syarat-syarat kerangka outline
5. Untuk mengetahui langkah – langkah membuat outline
6. Untuk mengetahui contoh outline penelitian statistik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Outline (Kerangka Karangan)


Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, garis besar, atau
guratan. Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar
dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang
disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.1
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.2
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut
outline final.
Dapat disimpulkan bahwa kerangka karangan merupakan suatu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang
akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan
pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga
didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana
topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam
sub-sub topik yang lebih terperinci.

B. Manfaat & Fungsi Outline


1. Manfaat Kerangka Karangan

1
http://coretanwnh.blogspot.co.id/2013/11/outline-kerangka-karangan.html di akses
pada tanggal 04 November 2016 pukul 15.45 wib
2
http://blogkuwarni.blogspot.co.id/2013/04/contoh-outline.html di akses pada tanggal
04 November 2016 pukul 14.25 wib

2
a. Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan
menjadi lebih sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah
dirumuskan dalam topik atau judul.
b. Membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas
pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan
timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-
gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
c. Dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas
atau membuktikan.
d. Pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan
dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. 
e. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
f. Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan
kemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut sehingga
membantu penulis menciptakan suasana yang berbeda-beda dengan
fariasi yang diinginkan.
g. Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan. 
2. Fungsi Kerangka Karangan
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan
sistematis. 
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

C. Pola Susunan Outline


1. Pola Ilmiah
Yakni suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kenyataan
yang nyata di alam.
a. Urutan waktu

3
Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadian. Biasanya
tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca. Contoh : Riwayat
hidup
b. Urutan ruang
Mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ruang atau tempat .
Urutan ini biasa digunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat
deskriptif. Contoh : Meletusnya Gunung Berapi di Tanah Jawa.
c. Urutan topik yang ada
Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu.
Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau
bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu,
tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa
memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan
bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan
logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang
intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
a. Urutan klimaks dan antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa
posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi
kedudukannya atau yang paling menonjol.
b. Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat
ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab,
yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang
menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat
efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–
persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.
c. Urutan pemecahan masalah

4
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju
kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-
kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut.
d. Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di
ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
e. Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah
di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang
kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu
cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal
atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan
apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah
suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.3

D. Macam-macam dan Syarat-syarat Kerangka Outline


1. Macam-macam Kerangka Karangan
a. Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
a) topiknya tidak kompleks
b) akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
3
http://coretanwnh.blogspot.co.id/2013/11/outline-kerangka-karangan.html di akses
pada tanggal 04 November 2016 pukul 15.45 wib

5
Cara kerjanya: Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah
menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan
utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci
minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
b. Berdasar perumusan teksnya
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
2. Syarat – Syarat Menyusun Kerangka Karangan
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.4

E. Langkah – langkah Membuat Outline


1. Menentukan tema dan judul
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin
banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas
menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi
pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang
diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :         
a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita
peroleh.
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik
dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan
dibahas.
a. Judul tidak harus sama dengan topik.

4
https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/ di akses pada
tanggal 04 November 2016 pukul 15.50 wib

6
b. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat
umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
c. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin
bahwa judul itu cocok dengan temanya.
d. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan
cocok dengan temanya.
e. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari
karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan
diuraikan dalam karya itu.
f. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam
sebuah laporan eksposisi.
Syarat judul yang baik :
a. Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau
dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut. 
b. Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi
buku atau karangan.
c. Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang
panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat.
Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang
singkat dengan judul tambahan yang panjang.
d. Tidak provokatif.
Judul karangan yang baik :
a. singkat dan padat,
b. menarik perhatian, serta
c. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
2. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal
dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Perlu ada dasar bekal dalam
melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-
kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai
bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika

7
dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang
tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-
masing penulis mempunyai cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan
tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang
sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat
urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut
ini petunjuk-petunjuknya :
a. Hal penting semampunya.
b. Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi
beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum
tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan
catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk
mencapai tahap yang sempurna. Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran
(diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis.
Karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses
pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).
5. Mengembangkan kerangka karangan

8
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada
penguasaan materi yang hendak di tulis. Jika benar-benar memahami
materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir
dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan dalam
menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan
karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan
yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah.
Begitu juga dengan pengembangannya.

F. Contoh Outline Penelitian Statistik


Halaman Judul
Nota Dinas
Surat Pernyataan Orisinalitas Skripsi
Pengesahan
Ucapan Terima Kasih
Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Teori Konseptual
B. Teori Operasional
C. Kerangka Berfikir

9
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Analisa Data
F. Jadwal Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
B. Uji Hipotesis
C. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Daftar Pustaka
Catatan Lapangan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup

A. Judul Penelitian
Judul penelitian atau topik penelitian merupakan suatu pokok
permasalahan dari suatu penelitian atau sebagai tema pokok
permasalahan. Penetapan topik dalam penelitian sangat penting, karena
topik lebih menonjolkan inti persoalan dan dapat menegaskan batasan
masalah yang dapat membantu mengarahkan dalam menentukan judul.
B. Pendahuluan
Dalam pendahuluan kemukakan:
1. Latar Belakang Masalah

10
Latar belakang penelitian berisi alasan yang memicu peneliti untuk
melakukan penelitian. Pada bagian ini pun dijelaskan situasi dan
kondisi yang melatarbelakangi terjadinya masalah tersebut.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data.
3. Tujuan Penelitian
Maksud penulisan berisi tentang apa yang diharapkan dari penulis
terhadap penelitian yang dibuatnya. Dalam bagian ini disebutkan
secara spesifik tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian selaras
dengan rumusan masalah atau dengan kata lain dapat menjawab
pertanyaan penelitian.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan hasil penelitian adalah kelanjutan dari tujuan
penelitian. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kegunaan hasil
penelitian merupakan jawaban yang tertera dalam kesimpulan
penelitian. Kegunaan hasil penelitian menjadi penting setelah
beberapa peneliti tidak dapat mengadakan sebenarnya hasil apa yang
diharapkan, dan sejauh mana sumbangannya terhadap kemajuan
ilmu pengetahuan.
C. Tinjauan Pustaka
Uraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan
gagasan yang mendasari penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan
teori, temuan dan bahan penelitian lain yang dipahami sebagai acuan,
yang dijadikan landasan untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan
yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan penelitian tersebut.
Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep
yang akan digunakan dalam penelitian.
1. Deskripsi Teori
2. Kerangka Pemikiran

11
 Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
 Kerangka berpikir biasanya dipakai apabila dalam penelitian
digunakan dua variabel atau lebih, apabila membahas satu variabel
maka peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk
masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap besaran
variabel yang diteliti.
3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara atau dugaan
sementara tentang suatu hal yang bersifat sementara dan belum
dibuktikan kebenarannya secara empiris dan ilmiah, sampai terbukti
melalui hasil penelitian.
 
D. Metode Penelitian
Uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan.
Kemukakan obyek, latar waktu dan lokasi penelitian secara jelas.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah  (sebutkan subjek
penelitian)
2. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah hasil
belajar sebagai instrumen pengumpulan data primer (utama) dan
wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai instrumen
pengumpulan data skunder (penunjang).
3. Teknik Analisa Data
Memuat pembahasan masalah yang diangkat sesuai ruang lingkup
permasalahan dengan memberikan detail peristiwa dan atau langkah-
langkah kegiatan yang diobservasi (Perencanaan, Proses kegiatan dan

12
Evaluasi) dan memasukan data hasil wawancara, hasil observasi yang
diperoleh selama riset guna mendukung pembahasan atas masalah.

E. Jadwal Penelitian
Merupakan waktu berapa lama penelitian akan dilaksanakan. Buatlah
jadwal kegiatan penelitian yang meliputi kegiatan persiapan,
pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian (Sebaiknya dibuat
tabel agar progres kegiatan dapat diamati).
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan sumber-sumber referensi baik dari buku, jurnal, ataupun artikel.
Lampiran-lampiran
 Surat Keterangan PKL/Riset
 Data-data yang diperoleh dari tempat penelitian.
 Hasil wawancara. Dll.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://coretanwnh.blogspot.co.id/2013/11/outline-kerangka-karangan.html di
akses pada tanggal 04 November 2016 pukul 15.45 wib
https://azizturn.wordpress.com/2009/11/21/kerangka-karangan/ di akses pada
tanggal 04 November 2016 pukul 15.50 wib
http://blogkuwarni.blogspot.co.id/2013/04/contoh-outline.html di akses pada
tanggal 04 November 2016 pukul 14.25 wib.

http://herlynapritilova.blogspot.co.id/2013/05/outline-penelitian-kuantitatif.html

14

Anda mungkin juga menyukai