Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“ KERANGKA KARANGAN KARYA ILMIAH ”

Disusun oleh :

Kelompok 12

Junaidi Muhamat Ibrahim (2111150122)

Ma’ruf Mustaqim (2111150148)

Dosen Pengampu :

Beta Puspa Sari, M.Pd.

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UIN FATMAWATI SOEKARNO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat kelimpahan

rahmat dari Allah SWT kita diberi kesehatan untuk beraktifitas dan dapat

mempersembahkan makalah mata kuliah bahasa indonesia dengan judul

“Kerangka Karangan”.

Terima kasih juga tak lupa kita ucapkan kepada pihak – pihak yang

mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini

dapat kami susun dengan baik

Sebagai seorang insan yang tidak sempurna, tentunya kami pasti punya

kekurangan. Untuk itu, kami mohon maaf yang sebesar – besar nya bila atas

kekurangan atas makalah yang kami susun ini. Kami akan sangat terbuka jika ada

masukan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan kami. Terima kasih.

Bengkulu, 10 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar


karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu
karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara,
sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut
outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu
penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat
dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu
sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis
dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah
karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis,
dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.
Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap pembuatan
penulisan karya ilmiah sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk
pembuatan penulisan tersebut. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini
pada pola susunan secara garis besar, macam–macam dan syarat pembuatan
outline (kerangka karangan).

1.2 Rumusan Masalah


Setelah kita tinjau rumusan masalahnya adalah :
1. Apa pengertian kerangka karangan ?
2. Bagaimana bentuk – bentuk kerangka karangan ?
3. Apa saja Pola susunannya ?
4. Apa saja macam – macam kerangka karangan ?
5. Bagaimana Langkah – langkah menyusun kerangka karangan ?
6. Apa syarat-syarat kerangka karangan yang baik ?
7. Apa saja fungsi dan peran kerangka karangan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuannya adalah agar kita dapat membuat kerangka karangan yang baik,
benar dan logis, kita dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana
yang termasuk gagasan tambahan dan kita juga menghindari penggarapan sebuah
topik sampai dua kali atau lebih.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kerangka Karangan

Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai


berikut :

2.1.1 Pengertian Outline

Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, garis


besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian
ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2.1.2 Pengertian Karangan

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk


mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan


penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap
disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan
sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan
menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,
susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang
akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode
dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik
dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.2 Bentuk Kerangka Karangan

a) Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kata : kerangka karangan


topik.

b) Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kalimat : kerangka kalimat.

c) Dalam beberapa kalimat : kerangka alinea.

d) Dalam beberapa paragraf : proposal (harus dilengkapi dana dan waktu


yang diperlukan.

Berdasarkan bentuk karangan :

1. Karangan Deskripsi
Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam berbagai betuk
karangan, misalnya novel, cerpen , laporan atau berita. Deskripsi adalah Tulisan
yang menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupa, sifat, rasa atau corak yang
melukiskan perasaan.
Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan
suasana mengenal ciri orang, dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan
melalui ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat deskripsi harus
berdasar pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat yang
harus diawali dengan sebuah gambaran yang umum, yang berupa kalimat atau
frasa.
Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi penampilan, kesopanan
perilaku, sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui
pencerapan salah satu pancaindera kita yang harus disusun secara kronologis dan
logis.
2. Karangan Narasi
Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu
urutan waktu yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi fakta
atau fiksi.

3. Karangan Eksposisi
Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau
pemahaman kepada pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial, esai,
petunjuk penggunaan atau ulasan yang didasarkan pada perincian yang khusus
dan cermat, penalaran, dan penggunaan contoh.

4. Karangan Argumentasi
Karangan yang bertjuan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat
atau pendirian pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah pendapat pribadi di
terima yang dibuat dengan menyusun alasan atau pembuktian untuk menunjang
kalimat topik dengan memberikan penjelasan dan fakta yang tepat.

5. Karangan Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.

2.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur


biasanya digunakan beberapa tipe susunan, pola alamiah dan pola logis.

2.3.1 Pola Alamiah


Pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai
dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan
pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah,
melintang – menyebrang, sekarang – nanti, ,dulu - sekarang, timur – barat, dan
sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian
utama yaitu :
a. Urutan waktu atau urutan kronologis
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap
kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
1. asal usul penulis
2. pendidikan si penulis
3. kondisi kehidupan penulis
4. keinginan penulis
5. karir penulis
b. Urutan ruang (sposial)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai
pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya
di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
1. Di daerah Kalimantan
2. Di daerah Sulawesi
3. Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah
adalah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah di kenal
dengan bagian–bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara
lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut
dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari
lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2.3.2 Pola Logis


Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna
dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada di
sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada
hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan
tanggapan penulis. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk
menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan
atau urutan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri
yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir
atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :
a. Urutan klimaks dan anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa
posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi
kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
1. Keresahan masyarakat
2. Merajalela nya praktek KKN
3. Keresahan masyarakat
4. Kerusuhan social
5. Tuntutan reformasi menggema
b. Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke
sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang
kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–
akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah
atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
1. Tingginya harga bahan pangan
2. Penyebab krisis moneter
3. Dampak terjadi krisis moneter
4. Solusi pemecahan masalah krisis moneter

c. Urutan pemisahan masalah


Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju
kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-
kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi,
dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di
hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
1. Apa itu virus H1N1
2. Bahaya virus H1N1
3. Cara penanggulangannya
d. Urutan umum – khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti
dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
a. Para pangguna internet
1) Anak–anak
2) Remaja
3) Dewasa
b. Manfaat internet
1) Media informasi
2) Bisnis
3) Jaringan social
e. Urutan familitas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di
kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di
kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya
di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau
tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu
gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di
setujui atau tidak oleh para pembaca
Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah
awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan
kita dalam mengembangkan karangan.
2.4 Macam-macam Kerangka Karangan

2.4.1  Berdasar Sifat Rinciannya:


1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) topiknya tidak kompleks
b) akan segera digarap
2) Kerangka Karangan Formal:
terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
topiknya sangat kompleks
topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-
ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-
ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat
sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.

2.4.2 Berdasar Perumusan Teksnya


1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

2.5 Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan


1. Menentukan tema dan judul
Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau
kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis?
a. Tema
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan
yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah
kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada
persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk
singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak
penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan
memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu
memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah
dikembangkan. diantaranya :

a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.


b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.

c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita
peroleh.

Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai


dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah
disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah
didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan
yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul
karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan
karangan kita.
b. Judul
1) Ada dua cara pembatasan topik  ? judul karangan.
2) masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
3) Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik.
4) Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau
5) variabel yang akan dibahas.
6) Judul tidak harus sama dengan topik.
7) Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum
dan ruang lingkupnya sangat luas.
8) Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin
bahwa judul itu cocok dengan temanya.
9) Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan
cocok dengan temanya.
10) Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya
itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan
diuraikan dalam karya itu.
11) Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam
sebuah laporan eksposisi, contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan
Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.
Syarat judul yang baik.
12) harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau
dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
13) judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku
atau karangan.
14) harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang
panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila
harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat
dengan judul tambahan yang panjang.
15) tidak provokatif.
Judul karangan sedapat-dapatnya :
A. singkat dan padat,
B. menarik perhatian, serta
C. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Contoh : Upaya menurunkan risiko bahaya letusan gunung Penanggulangan krisis
air di Jakarta

Tujuan perlu dirumuskan dengan gamblang agar jelas apa yang akan
dicapai oleh tulisan ini. Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :

1) Menanggulangi
2) Mengurangi

3) Menemukan

4) Meningkatkan
5) Mengoptimalkan

6) Mengevaluasi

7) Mengendalikan

2. Mengumpulkan bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum
melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan
eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada
hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau
tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.

Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu


(biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu
dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat
membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara
mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan
tujuan tulisannya.

3. Menyeleksi bahasa

Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa?
agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan
tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:

1) Catat hal penting semampunya.


2) Jadikan membaca sebagai kebutuhan.

3) Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun
selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau
melebar ditengah jalan. Kerangkakarangan menguraikan tiap topik atau masalah
menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab.
Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan
tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

5. Mengembangkan kerangkakarangan

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan


kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi
dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan
wawasan untuk mengembangkan karangan.

Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok


permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan
terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin
sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula
tulisan yang dihasilkan.

Tahapan dalam menyusun kerangkakarangan :

a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran


(diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan.

c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab

d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Merangka karangan yang baik adalahkerangka yang urut dan logis. Bila
terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan.
(karangan tidak mengalir).

2.6 Syarat Kerangka Karangan yang baik


a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang
merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu
buatlah tesi atau pengungkapan masksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.Bila satu unit terdapat
lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk
menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk
kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam
mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu
langkah-langkah menyusun karangan satu per satu.

2.7 Fungsi dan Peran Kerangka Karangan

Berikut fungsi dan peran kerangkakarangan :


a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b) Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
d) Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
e) Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih
f) Sebagai pedoman untuk menentukan jenis data yang harus dikumpulkan
g) Sebagai patokan bagi penulis dalam menguraikan karangan secara
sistematis
h) Memberi gambaran umum mengenai pokok yang akan dibahas atau di
analisis dalam karangan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwa setiap kita membuat suatu topik kita memerlukan kerangka


karangan agar kita dapat membuat kerangka karangan secara teratur, logis dan
sistematis. Setiap membuat kerangka karangan harus melalui tahap atau langkah-
langkah agar rencana pembuatannya bisa teratur dan mudah sehingga
memudahkan penulis untuk membuat kerangka karangan tersebut.

Kerangka karangan secara garis besar suatu rencana yang memuat garis-
garis besar dan suatu karangan yang akan dikerjakan. Agar dalam pembuatan
tidak terjadi penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih sehingga kita
perlu mengevaluasi setiap topik yang akan kita kerjakan.

Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus


membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah
tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan
merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran
utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.

1) Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat


dilakukan dengan menggunakan pola alamiah dan pola logis.
2) Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas :
sifat rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.

3) Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.

c. Pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,


d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

3.2 Saran

Banyak orang beranggapan bahwa topik = judul. Topik merupakan pokok


yang akan diperikan atau masalah yang akan dikemukakan.

Judul adalah nama karya tersebut. Tema lebih luas lingkupnya dan
biasanya lebih abstrak; tema dapat dibagi-bagi menjadi beberapa topik. Dari topik
dapat muncul judul-judul.

Walaupun topik yang dipilih sama, tetapi maksudnya berlainan, maka tema
yang dihasilkan juga lain. Selanjutnya penggarapan dan materi-materi yang dipilih
pun berbeda. Setelah topik ditetapkan, maksud topik diuraikan langkah
selanjutnya membuat sebuah rumusan tentang masalah dan tujuan yang akan
dicapai. Perumusan itu tidak lain adalah tema karangan. Tema karangan itu
berbentuk satu kalimat, satu alinea.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.2011.Bahasa Indonesia


NonKependidikan.Serang:Universitas Sultan AgengTirtayasa

http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/membuat-kerangka-karangan/

http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-kerangka-karangan.html

Anda mungkin juga menyukai