Anda di halaman 1dari 20

Pengertian Piranti Output/Piranti Keluaran

Output device (Alat Keluaran) adalah perangkat komputer yang berguna untuk menghasilkan
keluaran, apakah itu ke kertas (hardcopy), ke layar monitor (softcopy) atau keluaran berupa suara.
Contohnya printer, speaker, plotter, monitor dan banyak yang lainnya.Output yang dihasilkan dari
pemroses dapat digolongkan menjadi empat bentuk, yaitu :
1. tulisan (huruf, angka, simbol khusus),
2. image (dalam bentuk grafik atau gambar),
3. suara
4. bentuk lain yang dapat dibaca oleh mesin (machine-readable form).

Tiga golongan pertama adalah output yang dapat digunakan langsung oleh manusia, sedangkan
golongan terakhir biasanya digunakan sebagai input untuk proses selanjutnya dari
komputer.Peralatan output dapat berupa:
1. Hard-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk mencetak tulisan dan image pada media keras
seperti kertas atau film.
2. Soft-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan tulisan dan image pada media
lunak yang berupa sinyal elektronik.
3. Drive device atau driver, yaitu alat yang digunakan untuk merekam simbol dalam bentuk yang
hanya dapat dibaca oleh mesin pada media seperti magnetic disk atau magnetic tape. Alat ini
berfungsi ganda, sebagai alat output.
Output bentuk pertama sifatnya adalah permanen dan lebih portable (dapat dilepas dari alat
outputnya dan dapat dibawa ke mana-mana).Alat yang umum digunakan untuk ini adalah printer,
plotter, dan alat microfilm. Sedangkan output bentuk kedua dapat berupa video display, flat panel,
dan speaker. Dan alat output bentuk ketiga yang menggunakan media magnetic disk adalah disk
drive, dan yang menggunakan media magnetic tape adalah tape drive.

Monitor
Monitor adalah piranti yang memungkinkan komputer untuk menampilkan informasi
balik ke pengguna /user dalam bentuk teks maupun grafik. Monitor termasuk ke dalam piranti
softcopy. Monitor digunakan untuk antarmuka secara visual dengan komputer dan
tampilannya seperti televisi.
Berdasarkan teknologi pembuatannya monitor terbagi menjadi CRT (Chatode Ray Tube)
dan layar datar (flat panel display).
Ukuran monitor
Ukuran monitor didasarkan pada panjang diagonal dari area yang kita lihat. Monitor
mempunyai ukuran yang bervariasi 14”, 15”, 17”, 19”, 21”. Untuk laptop biasanya layar yang
digunakan berukuran 12,1” 13,3” 14,1”. Semakin besar ukurannya(dalam inci) maka semakin
luas gambar yang dapat ditampilkan pada monitor.
Resolusi Monitor
Ukuran resolusi ditentukan oleh jumlah piksel (berasal dari picture element) yang merupakn
titik terkecil pada tampilan dilayar bisa ditampung dalam koordinat X dan Y (640x480,
800x600, atau 1024x768). Semakin besar resolusi yang dimiliki monitor kualitas tampilan
pada layarnya akan semakin bagus. Berikut berbagai standar resolusi untuk monitor :
1) CGA (Color Graphic Adapter) Tipe monitor standar IBM yang mempunyai kualitas
resolusi rendah. Monitor ini hanya mampu menampilkan 4 warna dalam mode grafis.
2) EGA (Enhanced Graphic Adapter) EGA merupakan tipe monitor yang tingkatannya di
atas CGA. Monitor ini mampu menampilkan 16 warna dalam mode grafis.
3) EPGA (Enchanced Professional Graphic Adapter) Monitor ini mampu menampilkan 256
warna pada mode grafis. Monitor ini disebut juga sebagai monitor PEGA atau PGA.
4) VGA (Visual Graphic Adapter) VGA merupakan tipe monitor yang sekarang banyak
digunakan. Gambar yang dihasilkan mempunya warna sampai jutaan. Mode grafisnya tampak
lebih nyata di mata. Digunakan pada komputer 80386 dan 80486.
5) SVGA (Super Visual Graphic Array) dapat menghasilkan 16 juta warna. Biasa
digunakan pada monitor 14” dan 15”.
6) XGA (Extended Graphic Array) memiliki jumlah piksel 1024x768 dan dapat
menghasilkan 65.536 warna. Lazim digunakan pada monito 17” dan 19”.
7) SXGA (Super Extended Graphic Array) memiliki jumlah piksel 1280x1024. Lazim
digunakan pada monitor 19” dan 21”.
8) UXGA (Ultra Extended Graphic Array) memiliki jumlah piksel 1600x1200.

A. Gambaran Umum Sistem Piranti Keluaran atau Sistem Output


Komputer memberikan informasi dalam berbagai bentuk. Peranti keluaran adalah alat
yang digunakan komputer untuk melihat atau memperoleh hasil pengolahan, pemasukan data
atau perintah pada komputer. Output yang dihasilkan dari pemroses dapat digolongkan
menjadi empat bentuk, yaitu tulisan (huruf, angka, simbol khusus), image (dalam bentuk
grafik atau gambar), suara, dan bentuk lain yang dapat dibaca oleh mesin (machine-readable
form). Tiga golongan pertama adalah output yang dapat digunakan langsung oleh manusia,
sedangkan golongan terakhir biasanya digunakan sebagai input untuk proses selanjutnya dari
komputer.
Peralatan output dapat berupa:
1. Hard-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk mencetak tulisan dan image pada
media keras atau memberikan keluaran berupa bahan cetakan.
2. Soft-copy device, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan tulisan dan image pada
media lunak yang berupa sinyal elektronik.
3. Drive device atau driver, yaitu alat yang digunakan untuk merekam simbol dalam bentuk
yang hanya dapat dibaca oleh mesin pada media seperti magnetic disk atau magnetic tape.
Alat ini berfungsi anda, sebagai alat output dan juga sebagai alat input.
Output bentuk pertama sifatnya adalah permanen dan lebih portable (dapat dilepas
dari alat outputnya dan dapat dibawa ke mana-mana). Alat yang umum digunakan untuk ini
adalah printer, plotter, dan alat microfilm, sedangkan output bentuk kedua dapat berupa
video display, flat panel, dan speaker.

B. Jenis Piranti Keluaran


Pada perangkat keras yang termasuk kedalam piranti keluaran adalah sebagai berikut
1. Monitor
Monitor adalah piranti yang memungkinkan komputer untuk menampilkan informasi
balik ke pengguna/user dalam bentuk teks maupun grafik. Monitor termasuk ke dalam piranti
softcopy. Monitor digunakan untuk antarmuka secara visual dengan komputer dan
tampilannya seperti televisi.
Ukuran monitor didasarkan pada panjang diagonal dari area yang kita lihat. Monitor
mempunyai ukuran yang bervariasi 14”, 15”, 17”, 19”, 21”. Untuk laptop biasanya layar yang
digunakan berukuran 12,1” 13,3” 14,1”. Semakin besar ukurannya (dalam inci) maka
semakin luas gambar yang dapat ditampilkan pada monitor.
Resolusi Monitor ditentukan oleh jumlah piksel (berasal dari picture element) yang
merupakn titik terkecil pada tampilan di layar bisa ditampung dalam koordinat X dan Y
(640x480, 800x600, atau 1024x768). Semakin besar resolusi yang dimiliki monitor kualitas
tampilan pada layarnya akan semakin bagus. Berikut berbagai standar resolusi untuk monitor
:
1. CGA (Color Graphic Adapter) Tipe monitor standar IBM yang mempunyai kualitas
resolusi rendah. Monitor ini hanya mampu menampilkan 4 warna dalam mode grafis.
2. EGA (Enhanced Graphic Adapter) EGA merupakan tipe monitor yang tingkatannya di
atas CGA. Monitor ini mampu menampilkan 16 warna dalam mode grafis.
3. EPGA (Enchanced Professional Graphic Adapter) Monitor ini mampu menampilkan 256
warna pada mode grafis. Monitor ini disebut juga sebagai monitor PEGA atau PGA.
4. VGA (Visual Graphic Adapter) VGA merupakan tipe monitor yang sekarang banyak
digunakan. Gambar yang dihasilkan mempunya warna sampai jutaan. Mode grafisnya tampak
lebih nyata di mata. Digunakan pada komputer 80386 dan 80486.
5. SVGA (Super Visual Graphic Array) dapat menghasilkan 16 juta warna. Biasa digunakan
pada monitor 14” dan 15”.
6. XGA (Extended Graphic Array) memiliki jumlah piksel 1024x768 dan dapat
menghasilkan 65.536 warna. Lazim digunakan pada monito 17” dan 19”.
7. SXGA (Super Extended Graphic Array) memiliki jumlah piksel 1280x1024. Lazim
digunakan pada monitor 19” dan 21”.
8. UXGA (Ultra Extended Graphic Array) memiliki jumlah piksel 1600x1200.
Dot Pitch menunjukkan jarak antara dua piksel. Semakin dekat jaraknya, maka
gambar pada monitor akan semakin halus. Kecepatan Refresh (Refresh Rate) menunjukkan
jumlah pemayaran ulang piksel per detik, sehingga tampilan piksel tetap jelas. Semakin tinggi
kecepatan refresh, maka tampilan di layar akan terlihat semakin nyata. Kecepatan refresh
dinyatakan dalam satuan Hertz. Monitor yang baik minimal refresh 75Hz (dalam 1 detik citra
ditampilkan 75X).
Interlaced Monitor adalah jenis monitor yang menampilkan informasi dalam layar
melalui 2 tahapan. Contonya pada televisi. Efek dari interlaced monitor adalah kerdip,
sedangkan Non Interlaced adalah jenis monitor yang menampilkan informasi dengan 1
tahapan. Kedalaman Warna pada monitor Adalah jumlah bit yang dipergunakan untuk
menyimpan ketentuan tentang sebuah pixel, menentukan banyaknya variasi warna yang dapat
dihasilkan monitor
Jenis-jenis monitor berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tiga, yaitu: monitor
CRT, monitor LCD, monitor plasma.
a. Monitor CRT (Chatode Ray Tube)
Monitor CRT sudah menjadi perangkat penampil gambar yang dominan untuk
komputer desktop sejak pertama kali muncul di awal 1980-an. Merupakan monitor yang
berfungsi dengan penembakan sinar katoda. Bentuk monitor ini sama dengan televisi, tetapi
secara umum hanya terdiri dari 4 blok yaitu video, vertikal, horizontal, dan power supply.
Teknologi layar CRT datar dikenal dengan teknologi FST (flatter squaretube), terdiri dari
dua tipe yang bentuk keduanya “serupa tapi tak sama”. Jenis lain teknologi layar CRT datar
adalah kombinasi dari monitor tradisional CRT cembung dengan teknologi shadow mask,
yang menghasilkan layar datar dengan gambar yang tajam. Ada fasilitas tambahan untuk
mendukung kinerja monitor CRT datar tersebut. Diantaranya, fasilitas light frame untuk
menciptakan sejumlah window cerah pada tampilan monitor, software untuk penyelaras
warna-warna yang bisa dilihat di layar dengan hasil print out-nya, fasilitas konektor D-SUB
yang menghubungkan graphics card, dan konektor BNC untuk menghasilkan kualitas
gambar.
Kelebihan, Kekurangan dan Prinsip kerja monitor CRT
1. Kelebihan Monitor CRT
a. Warna lebih akurat dan tajam. Monitor CRT memiliki warna yang akurat atau hampir
sama dengan aslinya. Karena alasan inilah para desainer dan editor foto lebih suka
menggunakan CRT dibanding LCD. Selain itu, gradasi warna pada monitor CRT masih lebih
baik dibanding LCD.
b. Resolusi monitor ini fleksibel. Monitor CRT dapat menggunakan berbagai variasi
resolusi tanpa mengalami penurunan kualitas gambar.
c. Perawatan mudah, jika rusak dapat di servis. Perawatan monitor CRT masih lebih mudah
dibanding LCD, LCD perawatanya harus ekstra hati-hati. Selain itu, jika monitor CRT rusak
masih dapat diservis, sedangkan LCD rusak sudah pasti masuk sampah. Selain itu, monitor
CRT lebih tahan jika terbentur atau tersentuh jari tangan pada displaynya
d. Bebas dead pixel, ghosting, dan viewing angle. Monitor CRT tidak terdiri dari pixel-pixel
seperti LCD, sehingga jelas-jelas tidak akan mengalami dead pixel. Monitor CRT dapat
dilihat dari berbagai sisi, tidak seperti LCD yang bergantung pada spesifikasi viewing angle.
Monitor CRT tidak mengenal response time, sehingga relatif bebas efek ghosting.
e. Harga lebih murah. Kelebihan dari segi harga inilah yang membuat monitor CRT masih
populer.
2. Kekurangan Monitor CRT
a. Konsumsi listrik. Monitor CRT mengkonsumsi daya listrik 2x lipat dibanding LCD pada
ukuran inch yang sama.
b. Bergantung pada refreshrate. Agar mata tidak lelah mengunakan monitor CRT, gunakan
refreshrate diatas 70hz. Monitor CRT high end mampu menawarkan refreshrate hingga
120hz bahkan lebih. Makin tinggi makin baik tentunya. Hal ini tidak berlaku bagi monitor
LCD.
c. Radiasi lebih besar. Tidak dapat dipungkiri, monitor CRT memancarkan radiasi yang
lebih besar dibanding monitor LCD. Radiasi ini memiliki dampak negatif bagi mata sehingga
mata cepat lelah atau bahkan membuat kepala pusing bagi yang sensitif.
d. Rentan distorsi, glare dan flicker. Ini adalah masalah klasik bagi monitor CRT. Efek
distorsi akan terlihat saat kita menggambar lingkaran dengan menggunakan coreldraw atau
software lain. Jika refreshrate terlalu rendah, menyebabkan monitor menjadi berkedip-kedip
(flicker) dan glare (over brightness).
e. Dimensi besar dan berat. Monitor CRT memiliki ukuran yang besar dan berat, sehingga
tidak cocok untuk ruangan sempit, karena banyak makan tempat. Cukup melelahkn jika
monitor sering dipindah-pindahkan karena cukup berat.
3. Prinsip Kerja Monitor CRT
Prinsip kerja monitor konvensional, monitor CRT (Cathode Ray Tube), sama dengan
prinsip kerja televisi yang berbasis CRT. Elektron ditembakkan dari belakang tabung gambar
menuju bagian dalam tabung yang dilapis elemen yang terbuat dari bagian yang memiliki
kemampuan untuk memendarkan cahaya. Sinar elektron tersebut melewati serangkaian
magnet kuat yang membelok-belokkan sinar menuju bagian-bagian tertentu dari tabung
bagian dalam. Begitu sinar tersebut sampai ke bagian kaca tabung TV atau monitor, dia akan
menyinari lapisan berpendar, menyebabkan tempat-tempat tertentu untuk berpendar secara
temporer. Setiap tempat tertentu mewakili pixel tertentu. Dengan mengontrol tegangan dari
sinar tersebut, terciptalah teknologi yang mampu mengatur pixel-pixel tersebut untuk
berpendar dengan intensitas cahaya tertentu. Dari pixel-pixel tersebut, dapat dibentuklah
gambar.
Teorinya, untuk membentuk sebuah gambar, sinar tadi menyapu sebuah garis
horizontal dari kiri ke kanan, menyebabkan pixel-pixel tadi berpendar dengan intensitas
cahaya sesuai dengan tegangan yang telah diatur. Proses tersebut terjadi pada semua garis
horizontal yang ada pada pixel layar, dan ketika telah sampai ujung, sinar tersebut akan mati
sementara untuk mengulang proses yang sama untuk menghasilkan gambar yang berbeda.
b. Monitor plasma
Monitor plasma atau monitor plasma gas, menggunakan gas untuk mengeluarkan
cahaya. Teknologi ini kini diterapkan pada televisi datar berlayar lebar. Monitor
electroluminescent (EL) mengandung bahan yang bercahaya manakala dialiri arus listrik,
sebuah piksel terbentuk pada layar saat arus listrik dikirim ke perpotongan baris dan kolom
yang sesuai.
Plasma gas merupakan teknologi monitor dengan display datar. Dengan teknologi
plasma gas, ketipisan layar dapat dibuat sebanding dengan LCD, namun memiliki
karakteristik citra yang lebih baik dan ukuran layar yang lebih besar.
Tampilan pada monitor plasma gas dapat dibuat lebih besar dibandingkan LCD.
Ukuran terbesar yang sedang dikembangkan pada plasma gas sudah mencapai 40 inci,
sementara LCD baru mencapai 20 inci. Selain itu, sudut pandang pada plasma gas dapat
selebar CRT.
Plasma gas menggunakan fosfor untuk menghasilkan cahaya seperti halnya CRT.
Perbedaannya adalah bagaimana energi diberikan kepada fosfor agar fosfor berpendar. Pada
plasma gas, tiap sel warna memiliki gas yang bertekanan rendah yang terletak di
belakangnya. Tegangan tinggi pada elektroda sel tersebut akan membuat gas bergerak
mengarah ke plasma. Radiasi ultraviolet yang dihasilkannya akan mengeksitasi fosfor pada
layar dan akan memendarkannya sehingga tertangkap oleh mata kita. Hal ini membuat layar
plasma gas berpendar tanpa perlu adanya bantuan cahaya dari belakang layar. Kontras pada
plasma gas akan lebih baik dibandingkan LCD.
c. Monitor LCD (Liquid Cristal Display)
Merupakan jenis layar datar TFT (thin film transistor). Komposisi utama pembentuk
LCD adalah liquid crystal (LC) yang ditemukan pada tahun 1988 oleh ahli tanaman nama
Austria bernama Friedrich Reinetzer, namun istilah LC baru diperkenalkan oleh ahli fisika
Jerman bernama Otto Lehmann pada akhir abad ke-19. LC bersumber dari unsur zat padat
dan cair dalam satu massa. Pada umumnya, yang digunakan sekarang berasal dari bahan
polymer yang terdapat pada pasir pantai.
Lapisan lapisan dalam sebuah LCD :
1. Polaroid belakang
2. Elektroda belakang
3. Plat kaca belakang
4. Kristal cair
5. Plat kaca depan
6. Elektroda depan
7. Polaroid depan
Elektroda dalam lapisan tersebut berfungsi untuk menciptakan medan listrik pada kristal
cair, sedangkan polaroid digunakan untuk menciptakan suatu polarisasi
LCD berwarna menggunakan dua jenis teknik untuk menghasilkan warna, yaitu passive
matrix dan active matrix :
1. Passive Matrix
Teknologi yang digunakan lebih murah dibandingkan active matrix. Pada LCD jenis
ini terdapat sederetan transistor di atas (sumbu x) dan di samping kiri (sumbu y) monitor.
Transistor-transistor ini memberi energi pada piksel. Piksel merupakan pertemuan dari
pancaran transistor sumbu x dan sumbu y. oleh karena hal tersebut maka teknologi ini sering
juga disebut Dual Scan monitor.
Kelemahan teknologi ini, monitor harus dilihat secara tegak lurus. Jika dipandang dari
sudut agak menyamping, maka tulisan pada monitor tidak akan terlihat. Kelemahan lain, jika
ada transistor yang mati, maka akan terlihat adanya garis gelap melintang atau tegak lurus
pada layar monitor. Pada teknologi passive matrix yang lebih baru seperti CSTN (Color
Super-Twisted Nematic), DSTN (Double Layer Super-Twis Nematic), dan HPA (High-
Performance Addressing), kecerahan citra lebih bagus.
2. Active Matrix
Menggunakan teknologi Thin Film Transistor (TFT). Hasil warna yang diperoleh
sebagus CRT, namun teknologinya mahal. Active matrix memiliki transistor yang
memancarkan cahaya sendiri pada masing-masing piksel, sehingga warnanya lebih cerah, dan
tak harus dilihat dengan sudut pandang tegak lurus. Namun karena adanya banyak transistor
ini, mengakibatkan pemakaian daya jenis monitor ini lebih tinggi dan kemungkinan
kerusakan pada piksel lebih besar.
Kelebihan, Kekurangan dan prinsip kerja monitor LCD
1. Kelebihan Monitor LCD
a. Konsumsi listrik rendah.
b. Tidak menghasilkan radiasi elektromagnet yang mengganggu kesehatan.
c. Tidak menimbulkan efek kedipan (flicker free).
d. Area layarnya optimum karena tidak termakan untuk bezel/frame.
e. Dimensinya tidak akan menyita ruangan terlalu besar dan ringan untuk dijinjing.
f. Bentuknya stylish dan enak dilihat.
g. Sinyal gambar digital.

2. Kekurangan Monitor LCD


a. Harganya lebih mahal dibandingkan dengan monitor CRT.
b. Kualitas gambar yang dihasilkan belum sebaik monitor CRT.
c. Resolusi gambar yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan monitor CRT.
d. Sudut viewable-nya terbatas, begitu kita mengeset sudut pandang, gambar terlihat akan
berubah di mata kita.
3. Prinsip Kerja Monitor LCD
Secara Sederhana LCD (Liquid Crystal Display) terdiri dari dua bagian utama yaitu
backlight dan kristal cair. Backlight sendiri adalah sumber cahaya LCD yang biasanya terdiri
dari 1 sampai 4 buah berteknologi seperti lampu neon. Lampu backlight ini berwarna putih.
Kristal cair akan menyaring cahaya backlight. Cahaya putih merupakan susunan dari
beberapa ratus cahaya dengan warna yang berbeda. Beberapa ratus cahaya tersebut akan
terlihat jika cahaya putih mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Warna yang akan
dihasilkan tergantung pada sudut refleksi. Jadi jika beda sudut refleksi maka beda pula warna
yang dihasilkan. Dengan memberikan tegangan listrik dengan nilai tertentu. Kristal cair dapat
berubah sudutnya.
Karena tugas kristal cair adalah untuk merefleksikan cahaya dari backlight maka
cahaya backlight yang sebelumnya putih bisa berubah menjadi banyak warna. Kristal cair
bekerja seperti tirai jendela. Jika ingin menampilkan warna putih kristal cair akan membuka
selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih akan tampil di layar, namun
jika ingin menampilkan warna hitam. Kristal Cair akan menutup serapat-rapatnya sehingga
tidak ada cahaya backlight yang yang menembus (sehingga di layar akan tampil warna
hitam). Jika ingin menampilkan warna lainnya tinggal atur sudut refleksi kristal cair.

2. Printer
Printer merupakan sebuah alat keluaran yang menghasilkan suatu gambaran data tetap
berupa cetakan. Printer adalah jenis hard-copy device, karena keluaran hasil proses dicetak di
atas kertas. Pada saat ini terdapat bermacam- macam jenis printer dengan kecepatan, kualitas,
model, dan sistem pencetakan yang berbeda-beda. Media pencetakan juga bermacam-macam,
mulai dari kertas printer bersambung (Continuous Form), kertas HVS ukuran A4, folio dan
lain lain. Istilah yang dikenal pada resolusi printer disebut dpi (dot per inch). Maksudnya
adalah banyaknya jumlah titik dalam luas area 1 inci. Semakin tinggi resolusinya maka akan
semakin bagus cetakan yang dihasilkan. Sebaliknya, jika resolusinya rendah maka hasil
cetakan akan buruk/tidak bagus.
Printer biasanya terbagi atas beberapa bagian, yaitu:
a) Tray ialah tempat untuk menaruh kertas.
b) Picker sebagai alat untuk mengambil kertas dari tray.
c) Tinta atau toner adalah alat pencetak yang digunakan untuk menulis atau mencetak pada
kertas. Tinta dan Toner memiliki perbedaan pada sistem. Toner atau laser membutuhkan
pemanasan, sedangkan tinta atau inkjet tak butuh pemanasan, hanya pembersihan atau
cleaning pada print-head printer tersebut.
d) Kabel fleksibel untuk pengiriman sinyal dari prosesor printer ke tinta atau toner. Kabel ini
tipis dan fleksibel, namun kuat.
e) Pada bagian belakang printer biasanya ada Port paralel atau USB untuk penghubung ke
komputer.
Jenis-jenis Printer biasa dikelompokkan menjadi :
a. Printer Impact

Gambar 2.3 Printer Impact


Printe impact menggunakan print head yang berisi sejumlah jarum metal (metal pins)
yang mengenai pita tinta. Letak jarumnya berdekatan sehingga membuat tampilan huruf
relatif tidak terputus. Jumlah pin yang ada berkisar 9 hingga 24. Semakin banyak pin maka
hasil cetakan akan semakin halus. Printer yang termasuk dalam kategori printer impact
adalah: dot matrix, daisy wheel, dan line printer.
1) Dot matrix

Gambar 2.4 Printer Dot matrix


Printer dot matrix merupakan printer yang metode pencetakannya menggunakan pita.
Cetakan yang dihasilkan terlihat seperti titik titik yang saling mengubungkan satu dengan
yang lainnya, sehingga hasil cetakan kurang halus dan juga kurang bagus. Dengan
menggunakan printer ini, cetakan dapat langsung dirangkap dengan karbon. Sebab sistem
pencetakannya masih menggunakan sistem ketukan.
Menurut sejarahnya jenis printer dot matrix ini pada awalnya menggunakan 9 Pin
yang artinya dalam satu huruf akan dicetak dengan kombinasi dari 9 titik, kemudian semakin
berkembang menjadi 24 pin dan tentunya dengan begitu hasil cetakan akan lebih halus.
Produsen printer jenis dot matrix yang cukup terkenal adalah Epson, dengan produknya
Epson LX-300, epson LX 800 dan lain-lain.
Pada saat head-printer bergerak dari kiri kekanan sambil menyentuh kertas, maka
huruf yang sudah terpola dalam suatu susunan jarum akan segera muncul. Pola huruf ini
kemudian diterima oleh pita karbon yang dibaliknya terdapat kertas, dan terjadilah
pencetakan huruf demi huruf. Setiap karakter yang terbentuk akan menimbulkan suatu pola
unik yang terdiri dari bebagai titik didalam dimensi sebuah matrix. Jenis printer dot-matrix
sangatlah bervariasi, ada yang berjenis color dan ada pula yang non-color. Untuk printer
color, digunakan pita karbon khusus yang mempunyai 4 warna, yaitu hitam, biru, merah dan
kuning.
Cara Kerja Printer Dot Matrix mencetak dengan cara memukul-mukulkan
sekelompok pin (jarum) pada kertas untuk menciptakan sebuah karakter yang disebut dengan
metode hammer (karena memukul-mukul seperti palu sehingga menimbulkan kebisingan).
Satu karakter biasanya terbuat dari 9 titik, tetapi sekarang ini sudah dikembangkan sampai 24
titik sehingga hasil cetakannya tidak terlalu buram lagi.
2) Daisy wheel

Gambar 2.5 Printer Daisy wheel


Daisy Wheel Printer, yaitu impact printer yang mencetak citra dengan kualitas tinggi
karena karakter dibentuk dengan tekanan tunggal oleh roda cetak. Hasil dari karakter yang
tercetak mempunyai kualitas yang baik sehingga printer ini digolongkan sebagai Letter
Quality printer. Printer ini mempunyai kelemahan yaitu lebih lambat dibandingkan dengan
dot matrix printer. Sekarang jenis printer ini sudah jarang diproduksi sejak diperkenalkannya
printer dot-matrix dan laser yang lebih baik dan murah.
Cara kerja printer ini sama seperti mesin tik, relatip sangat lambat serta tidak lebih
cepat dari mesin ketik listrik. Walaupun begitu, kualitas huruf yang ditampilkan sangatlah
bagus. Dan palu langsung menghantam piringan, memaksa karakter untuk menekan tinta, dan
meninggalkan bekas tinta di kertas.
3) Line Printer

Gambar 2.6 Line Printer


Line printer merupakan printer yang mempunyai kemampuan untuk mencetak satu
baris (line) dalam setiap saat. Dengan demikian, kecepatan cetak dari line printer ini menjadi
tinggi dibanding printer lainnya. Line printer biasanya dihubungkan dengan mini ataupun
mainframe computer. Huruf-huruf yang ada tersusun dalam sebuah drum huruf yang
mempunyai panjang selebar kertas printer. Huruf-huruf pada drum printer ini akan berputar
secara cepat untuk kemudian menempatkan huruf pada posisinya. Kemudian huruf-huruf
tersebut akan menekan kertas, sehingga menimbulkan bekas pada kertas untuk satu baris
pada saat yang bersamaan.
Secara umum, kualitas huruf yang dihasilkan oleh line printer tidaklah begitu
istimewa apabila dibandingkan dengan hasil dari sebuah mesin ketik. Line printer memang
digunakan bukan untuk kualitas hurufnya, tetapi yang diperlukan adalah kecepatannya dalam
hal mencetak huruf baris demi baris. Secara umum, line printer sanggup mencetak antara 300
hingga 6.000 baris dalam satu menit (lpm) tergantung jenis dan merk printer.
Printer ini terdiri dari dua jenis, yaitu chain printer dan band printer.
a. Chain Printer, yaitu mengunakan suatu rantai yang berisi karakter-karakter untuk
membentuk hasil cetakannya. Rantai tersebut akan berputar secara horizontal dan setelah
tepat pada posisi pencetakan, palu pemukul akan mengetuk pola karakter di rantai melalui
karbon, bentuk dari karakter akan tercetak di kertas. Chain printer mempunyai kecepatan
yang tinggi.
b. Band Printer, cara operasinya sama dengan chain printer, tetapi menggunakan pita besi (steel
band) yang berisi kumpulan pola karakter.

b. Printer Non-Impact
Printer Non-Impact merupakan printer yang membentuk karakter dan citra tanpa
menyentuh langsung secara fisik antara mekanisme pencetakan dan kertas. Printer ini bekerja
dengan cara menyemprot kertas dengan tinta. Kelemahan dari jenis ini adalah tidak dapat
membuat sekaligus rangkap hasil cetakan. Printer init terdiri dari: laser (menggunakan drum
dan toner), ink-jet (menyemburkan tinta) dan thermal (membakar dot ke kertas khusus).
1) Printer Laser Jet
Printer laser pertama ditemukan oleh Gary Starkweather di Xerox pada 1969.
Prototipenya adalah sebuah mesin fotokopi Xerographic yang dimodifikasi. Printer laser
warna memiliki cara kerja yang lebih kompleks karena selain memiliki lebih dari satu skema
photoreceptor, juga harus tepat alignment antar warnanya.
Gambar 2.7 Printer Laser Jet
Jenis printer laset jet merupakan jenis printer yang metode pencetakannya dengan
tinta bubuk atau yang biasa disebut toner dengan menggunakan perangkat berupa inframerah.
Selain hasil cetak yang lebih bagus jika dibandingkan dengan jenis printer dot matrix maupun
ink jet, printer laser jet juga memiliki kecepatan pencetakan yang tinggi dan hasil cetaknya
pun juga lebih cepat kering seperti pada hasil cetakan dengan menggunakan mesin photo
copy.
Sebenarnya cara kerja printer laser mirip dengan mesin fotokopi, yaitu menggunakan
photographic drum. Proses pencetakkannya dilakukan dengan memfokuskan gambar yang
akan dicetak titik pertitik yang dilakukan oleh semi conductor laser. Secara umum printer ini
hanya mampu mencetak dengan dua warna (hitam dan putih), tetapi pada jenis tertentu telah
dilengkapi dengan tinta warna sehingga mampu mencetak dengan full color.
2) Printer Ink-Jet

Gambar 2.8 Printer Ink-Jet


Printer ini pertama kali dikembangkan secara ekstensif sejak 1950. Dan printer ink-jet
yang dapat memproduksi citra dari komputer baru dikembangkan pada 1970. Jenis printer ini
dikuasai oleh Epson, Hewlett-Packard, dan Canon.
Ink-jet printer adalah alat cetak yang sudah menggunakan tinta untuk mencetak dan
kualitas untuk mencetak gambar berwarna cukup bagus. Kecepatan mencetak jumlah
halaman pada printer Inkjet tidak sama, tergantung pada jenis merk printer tersebut, tetapi
pada ink-jet printer, hasil cetakan lebih lama keringnya jika dibandingkan dengan laser
printer.
Proses pencetakkannya menggunakan semprotan tinta (dimana proses
penyemprotannya diatur oleh komputer) ke media cetak guna menghasilkan karakter ataupun
gambar yang sesuai, karena menggunakan teknik semprot, maka printer jenis ini sama sekali
tidak menimbulkan suara/berisik. Karena menggunakan resolusi cetak yang tinggi (minimal
300 dpi/dot per inci), maka hasil cetakan printer jenis ini biasanya lebih bagus.
Printer jenis Ink-jet menggunakan teknologi dor on demand, yaitu dengan cara
menyemprotkan titik-titik kecil tinta pada kertas melalui nozzle atau lubang pipa yang sangat
kecil. Teknologi lainnya yang dikembangkan oleh produsen printer seperti Canon dan HP
dengan menggunakan panas. Panas tersebut dapat membuat gelembung-gelembung tinta
sehingga jika semakin panas akan semakin menekan tinta ke nozzle yang ditentukan dan
tercetak pada kertas.
Karena menggunakan tinta cair, hasil cetaknya harus menunggu beberapa detik agar
bisa kering. Pada printer ink-jet penempatan dan pengisian tintanya bisa dimodifikasi dengan
teknik infus, yaitu dengan menambahkan tabung tinta khusus pada bagian luar printer dan
disambung dengan selang kecil untuk dihubungkan pada bagian pencetak di mesin printer.
3) Printer Thermal

Gambar 2.9 Printer Thermal


Printer Thermal merupakan non-impact printer yang menggunakan panas untuk
menghasilkan citra pada kertas khusus. Karakter dibentuk oleh unsur-unsur yang dipanaskan
yang ditempatkan dengan kertas yang sensitif dengan panas khusus yang membentuk titik
hitam ketika unsur-unsur menjangkau temperatur. Printer thermal berkenaan dengan panas
secara meluas dan menggunakan tenaga baterai seperti kalkulator. Printer dan kertasnya
tergolong mahal, sehingga jarang digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan jumlah
keluaran yang banyak.
Cara Kerja Printer Thermal menggunakan pin yang dipanaskan secara elektronis.
Kemudian pin tersebut dilewatkan pada jenis media yang peka terhadap panas, sehingga
terbentuk gambar atau tulisan.
Perbedaan Printer Laser, Inkjet dan Thermal

Jenis Printer Keuntungan Kelemahan Kecepatan


Laser 1. Tidak berisik 4-25
2. Kualitas halaman/menit
bagus
3. Dapat
mencetak teks
dan gambar
4. Kecepatan
tinggi
5. Harga mahal,
terutama
untuk warna

Inkjet 1. Tidak berisik 1. Relatif 1-4


2. Dapat mencetak teks lebih Halaman/menit
dan grafik lambat
3. Relatif lebih murah 2. Jumlah dot
4. Cepat per inci
lebih
sedikit

Thermal 1. Tak berisik 1. Kertas 4-5


2. Kualitas warna khusus Halaman/menit
sangat tinggi 2. Pelan
4) Printer Multifungsi

Gambar 2.10 Printer Multifungsi


Printer multifungsi merupakan printer yang memiliki fungsi tambahan seperti sebagai
mesin fotocopy, scanner dan mesin fax. Keuntungannya dapat menghemat biaya.
Kelemahannya bila rusak maka fungsi tambahan sering ikut mengalami kerusakan.
5) Printer Digital

Gambar 2.11 Printer Digital


Printer digital adalah jenis mesin cetak terbaru yang mempunyai banyak kegunaan.
Bisa dipakai untuk sablon, kain, syal, tekstil dan lain sebagainya. Salah satu contoh printer
digital adalah printer kain spanduk digital. Mesin cetak ini di Indonesia sendiri beberapa
tahun terakhir ini keberadaannya masih kalah banyak dengan mesin cetak digital ukuran
besar yang menggunakan bahan – bahan glossy paper, vinyl flexi, dan sebagainya.
Di waktu yang akan datang, mesin printer kain/printer textil ukuran lebar ini
kemungkinan juga akan menjadi alternatif baru untuk pengerjaan cetak diatas kain selain
pencetakan yang biasa dilakukan oleh sablon tangan atau sablon manual. Proses cetak
menggunakan wide format digital printing textile ini jauh lebih cepat dengan harga cetak
yang bersaing.

3. Plotter
Plotter adalah Printer grafis yang menggambar dengan menggunakan pena-pena tinta,
plotter juga merupakan perangkat output pertama yang mampu mencetak gambar berukuran
gambar sebesar gambar arsitektur dan engineering. Plotter merupakan sebuah mesin yang
secara otomatis akan menggambar grafik berdasarkan data yang dimasukkan.
Berdasarkan prinsip kerjanya, jenis plotter dapat berupa:
a. Plotter pena

Gambar 2.12 Plotter pena


Pada prinsipnya plotter pena memiliki satu pena atau sejumlah pena berwarna-warni
untuk menggambar pada kertas atau plastik transparan. Plotter pena tidak membuat keluaran
berbentuk pola titik-titik., tetapi keluaran dalam bentuk garis kontinyu
b. Plotter elektrostatis

Gambar 2.13 Plotter elektrostatis


Pada plotter elektrostatis ini kertas diletakkan pada tempat datar seperti meja,
kemudian dibuat dengan prinsip kerja seperti pada mesin foto kopi, yaitu dengan memberi
tegangan listrik pada kertas. Tegangan listrik tersebut yang akan menarik tinta untuk melekat
pada kertas. Tinta kemudian dicairkan dengan pemanasan. Kualitas jenis plotter ini tidak
sebagus plotter pena, tetapi kecepatannya lebih tinggi.
c. Plotter thermal. .
Gambar 2.14 Plotter thermal.
Plotter thermal menggunakan pin yang dipanasi secara elektronis. Kemudian pin
tersebut dilewatkan pada jenis media yang peka terhadap panas, sehingga terbentuk gambar.
Plotter thermal dapat digunakan untuk mencetak pada kertas maupun pada film buram.
Dalam perkembangannya ada jenis plotter lain, yaitu:
a. Plotter pemotong

Gambar 2.15 Plotter pemotong

Plotter jenis ini dapat sekaligus memotong bahan vinyl, karet, gabus, kulit, dan lain-
lain. Contoh pemanfaatannya yaitu pada industri sepatu atau industri pakaian, untuk
memotong pola atau bahan sekaligus.
b. Plotter format lebar

Gambar 2.16 Plotter format lebar


Plotter format lebar biasa digunakan oleh perusahaan grafis, karena plotter jenis ini
dapat membuat cetakan berwarna dalam kertas yang sangat lebar. Teknologi yang digunakan
ada yang menyerupai printer ink-jet ataupun plotter thermal.

4. Computer Output Microfilm (COM)


COM adalah piranti yang dapat menghasilkan gambar dalam gulungan mikrofilm atau
pada microfiche yang berisi banyak halaman dalam setiap lembar. Mikrofilm adalah hasil
reproduksi dalam bentuk gulungan film yang kecil dengan ukuran lembaran film 16 mm dan
panjang 100 feets. Untuk film yang berukuran 35 mm dan panjang 200 feets, digulung dalam
sel plastik.
Mikrofilm merupakan kopi dari halaman-halaman buku, manuskrip dan sebagainya
yang melalui proses fotografi dimana bayangan kecil yang ada pada frame tersebut
merupakan duplikat dari bagian aslinya. Mikrofilm masih merupakan pilihan yang popular,
karena bisa menampung sejumlah besar informasi yang dapat disimpan dalam ruang yang
sangat kecil, dan membutuhkan biaya yang rendah.
Bentuk-bentuk microfilm terdiri dari:
a. Gulungan, yaitu hasil rekaman dengan kamera yang telah diproses untuk suatu benda. Film
tersebut memuat bahan-bahan informasi yang terbentuk secara ringkas dimana informasi
diletakkan secara berderet dan mempunyai jarak tertentu.
b. Lembaran, yaitu hasil reproduksi dari salah satu bagian gulungan yang diberi bingkai dan
sampul yang terbuat dari polyester plastik.

5. Speaker

Gambar 2.17 Speaker


Speaker adalah alat keluaran yang menghasilkan output dalam bentuk suara. Fungsi
speaker pada komputer sama dengan fungsi speaker pada perangkat audio sistem.
Perbedaannya secara garis besar hanyalah pada ukurannya. Speaker pada komputer dibuat
seefisien mungkin agar tidak terlalu memerlukan banyak tempat, namun terkadang pengguna
menghubungkan output sound dengan perangkat speaker lainnya untuk menambah kepuasan.
Cara kerja speaker ketika suara yang terdengar dari sound card, data digital suara
yang berupa waveform .wav atau mp3 dikirim ke sound card. Data digital ini diproses oleh
DSP (Digital Signal Processing: pengolah signal digital) bekerja sama dengan DAC (Digital
Analog Conventer: konversi digital ke analog) mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog
setelah itu dikeluarkan melalui speaker.

Anda mungkin juga menyukai