: Spotify
User interface dapat menentukan kesuksesan sebuah aplikasi mobile dalam menggaet target
audiens aplikasi tersebut. User interface yang baik akan memberikan pengguna kemudahan
dalam berinteraksi dan mencapai tujuannya.
Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas sedikit tentang user interface pada aplikasi
Spotify. Kali ini saya juga akan membahas lebih dalam lagi tentang user interface pada spotify
dan akan membandingkannya dengan user interface aplikasi musik lainnya. Aplikasi yang akan
di analisis dan dibandingkan dari sudut pandang user interface adalah spotify dan Joox.
SPOTIFY Vs JOOX
Pada gambar diatas terlihat perbedaan antara tampilan pada spotify dan Joox. Pada halaman pertama
spotify hanya ada sedikit elemen yang berbeda, seperti di halaman home hanya berisi kumpulan playlist
yang dikelompokkan berdasarkan tema. Peengelompokan ini sudah menerapkan prinsip grouping gestalt,
yaitu common region, symmetry, dan continuity, sehingga pengguna tidak bingung terhadap perbedaan
antara elemen satu dengan yang lainnya karena semuanya sama. Pengguna baru langsung tahu jika
mereka ingin mendengarkan lagu tinggal pilih saja tema yang mereka sukai dan
memilih playlist yang ingin diputar, tidak perlu banyak memikirkan tombol mana yang harus
dipilih atau menavigasikan aplikasi nya terlalu banyak.
Sedangkan pada menu Joox, langsung menyuguhkan banyak sekali konten dan fitur. Dalam menu
“Discover”, banyak sekali fitur dan konten yang sisuguhkan seperti fitur pencarian, artist, playlist,
Live, radio dan berbagai konten video.
Gambar 3: Spotify Gambar 4 : Joox
Saat memutar lagu pada spotify akan ditampilkan seperti gambar 3 diatas. Tombol-tombol yang
ada sudah familiar di mata pengguna karena dari dulu aplikasi musik di berbagai platform sudah
memiliki tombol yang berbentuk seperti itu. Tata letak tomboltombol diusahakan untuk tidak
saling berdekatan bahkan sangat jauh dari satu tombol ke tombol lainnya. Dan juga tata letak
tombol diatur agar pengguna dapat menjangkaunya dengan mudah.
Sedangkan Joox tampilannya saat memutar lagu adalah terlihat pada gambar 4. Lagi-lagi
terdapat banyak fitur unik yang menjadi daya Tarik tapi menjadi kelemahan saat antarmuka ini
berhadapan dengan pengguna baru. Sebetulnya antarmuka ini sudah cukup dapat dimengerti
dengan mudah, tetapi karena ada fitur-fitur unik dan desain yang berbeda dari biasanya pemutar
musik umumnya, pengguna baru bisa jadi tidak mengetahui ada fitur tersebut atau tidak tahu cara
penggunannya.
Namun dalam kedua aplikasi ini, saat memutar musik seperti gambar 3 dan gambar 4 sudah
menggunakan prinsip gestalt. Yaitu pengaturan setiap tombol menggunakan prinsip Similarity,
Symmetri, dan Continuity.
Keunggulan lain dari spotify adalah menu “Your Library” yang sangat terorganisir dan sangat
membantu pengguna untuk mengakses suatu fitur dengan mudah. Playlist, albums, artists,
podcasts, dan semua yang dimiliki oleh pengguna langsung tampil pada menu “Your Library”
tanpa perlu mencari atau menscroll ke bawah ke atas untuk mengakses konten-konten tersebut
(yang notabene paling sering diakses oleh pengguna) atau mencari di menu lain, semua yang
dimiliki pengguna ada di menu “Your Library”. Sekali lagi, menu “Your Library” juga hanya
memiliki elemen yang sedikit, hanya ada sebuah list konten yang dimiliki oleh pengguna dan
konten yang baru-baru ini dibuka.
Joox juga memiliki beberapa keunggulan yang tidak terdapat pada spotify, yitu terdapat beberapa
fitur tambahan yang menjadi kelebihan Joox. Fitur tambahan tersebut yaitu DTS yang dapat
meningkatkan kualitas audio dengan menggunakan efek DTS yang telah disediakan. Namun
untuk menggunakan fitur ini diharuskan untuk membayar 15 ribu / bulan.
Keunggulan lainnya pada Joox adalah Joox memiliki fitur lirik yang akan muncul setiap kita
mendengarkan lagu yang kita pilih.
Kesimpulan :
Spotify dan Joox sama-sama mempunyai interface yang sudah cukup baik pada umumnya. Jika
kedua aplikasi tersebut disandingkan Spotify unggul dalam kemudahan interaksi antarmuka pada
pengguna baru, sedangkan Joox memiliki fitur banyak sehingga antarmuka yang disuguhkan
menjadi sedikit sulit dipahami oleh pengguna baru.
Spotify sudah lama berada di industry aplikasi streaming music sehingga aplikasimereka sudah
lebih matang daripada aplikasi streaming music lainnya. Terlihat dari segi estetik, detail sekecil
apapun diperhatikan sehingga membuat antarmukanya konsisten, simpel, dan elegan.
Kesederhanaan aplikasi Spotify terlihat dari sedikitnya tulisan yang ditampilkan,
menyembunyikan informasi-informasi yang jarang diakses pengguna sehingga membuat
antarmuka aplikasi tersebut lebih sederhana dan mudah dipahami. Joox membuat aplikasinya
kaya akan fitur dengan konsekuensi kemudahan pengunaannya berkurang dan dari segi estetik
akan berkurang juga karena tak tertata dengan baik.
Spotify unggul dalam segi kesederhanaan, estetik, efektifnya suatu fitur dan fitur yang
disuguhkan diyakinkan digunakan oleh mayoritas pengguna. Fokus terhadap fitur-fitur basic dan
penting, Simpel dan elegan.
Joox fokus terhadap kaya akan fitur dan sebanyak mungkin menyuguhkan banyak fitur kepada
pengguna dalam satu waktu tetapi konsekuensinya tidak memperhatikan kemudahan interaksi
pengguna baru dan mengurangi segi estetik aplikasi tersebut.