Anda di halaman 1dari 49

TUGAS MAKALAH

BASIS DATA

OLEH

Akhmad Syafril Eti 15-650-045


Riskal Samlaw 15-650-065
Muh. Fajar Firdaus 15-650-067
Hasrudin 15-650-058
La Ode Fefli Yarlin 15-650-044

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU 2017

i
KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Wr.Wb”

Alhamdulillah Puji dan Syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha
Esa Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih
sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya Saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi
kewajiban Saya sebagai mahasiswa Unidayan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-
Nya.Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah Saya untuk menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja sama
memberikan motivasi sumbang saran dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Untuk itu
Saya mengucapkan terimakasih banyak atas pemberian tugas ini karena tugas ini bukan
hanya untuk kepentingan Dosen tetapi ini merupakan kepentingan mahasiswa yaitu saya
sendiri, karena dari tugas ini Saya mendapat banyak pembelajaran agar yang nantinya dapat
saya terapkan ke lingkungan sekitar Saya.

Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat Saya harapkan untuk menjadi bahan acuan Saya
ketika Saya berada di posisi yang sama seperti sekarang ini

“Wassalamu Alaikum Wr.Wb”

Baubau, 01 Januari 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 01

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 01


B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 02
C. TUJUAN ............................................................................................................... 02

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 03

A. PENGERTIAN BASIS DATA ............................................................................. 03


B. TUJUAN DI BANGUNNYA BASIS DATA....................................................... 05
C. ALASAN-ALASAN MEMPELAJARI BASIS DATA ....................................... 06
D. HIRARKI BASIS DATA ..................................................................................... 06
E. DATABASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS)............................................ 07
F. KONSEP DBMS ................................................................................................... 09
G. ABSTARKSI DATA PADA DATABASE .......................................................... 10
H. MODEL BASIS DATA ........................................................................................ 12
I. PERANCANGAN BASIS DATA ........................................................................ 20
J. IMPEMENTASI BASIS DATA ........................................................................... 25
K. NORMALISASI ................................................................................................... 31

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 45

A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 45
B. SARAN ................................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 46

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara
sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk
mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis
data (database management system, DBMS).

Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin
luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data
komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi
industri yaitu dalam bentuk buku besar, kwitansi dan kumpulan data yang berhubungan
dengan bisnis.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari
pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang
tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang
diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk
mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis
data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang
menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling
berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya
menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili
denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model
hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili
hubungan antar tabel.

Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan
perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database
management system/DBMS).

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas penulis mengembangkan permasalahan pokok yang dibahas dalam
makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian Basis Data?


2. Apa Tujuan di Bangunnya Basis Data?
3. Apa Saja Alasan-alasan Mempelajari Basis Data?
4. Apa Saja Hirarki Basis Data?
5. Apa Yang di Maksud Database Management System (DBMS)?
6. Apa-apa Saja Konsep DBMS?
7. Bagaimana Abstarksi Data Pada Database?
8. Apa-apa Saja Model Basis Data?
9. Bagaimana Perancangan Basis Data?
10. Bagaimana Impementasi Basis Data?
11. Apa Itu Normalisasi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Agar Mengetahui Pengertian Basis Data


2. Mengetahui Tujuan di Bangunnya Basis Data
3. Mengetahui Alasan Kita Mengapa Kita Perlu Mempelajari Basis Data
4. Mengetahui Hirarki Basis Data
5. Agar Mengetahui Apa Itu Database Management System atau DBMS
6. Mengetahui Konsep Database Management System atau DBMS
7. Agar Mengetahui Abstraksi Data Pada Database
8. Mengetahui Model Basisdata
9. Agar Mengetahui Perancangan Basis Data
10. Agar Mengetahui Implementasi Basis Data
11. Agar Mengetahui Bagaimana Itu Normalisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BASIS DATA

Banyak sekali definisi tentanb basis data yang diberikan oleh pakar di bidang ini.
Basis data atau disebut juga database, terdiri dari dua penggalan kata yaitu data dan base,
yang artinya berbasiskan pada data, secara konseptual, database diartikan sebuah koleksi atau
kumpulan data-data yang saling berhubungan (relation), disusun menurut aturan tertentu
secara logis, sehingga menghasilkan informasi. Selain itu, untuk mengelola dan memanggil
query basis data agar dapat disajikan dalam berbagai bentuk yang dibutuhkan perangkat
lunak yang disebut Sistem Manajement Basis Data atau disebut juga Sistem Database
Management System (DBMS). Penggabungan Sistem Database Management System
(DBMS) dengan Basis Data akan membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data.
System Basis Data adalah suatu system penyusunan dan pengelolaan record-record dengan
menggunakan computer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara
data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan
informasi yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.

Data merupakan fakta mengenai suatu objek seperti manusia, benda, peristiwa,
konsep, keadaan dan sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti secara implisit. Data
dapat dinyatakan dalam bentuk angka, karakter atau simbol, sehingga bila data dikumpulkan
dan saling berhubungan maka dikenal dengan istilah basis data (database) [Ramez2000].
Informasi adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan seseorang [Abdul1999]. Menurut Encyclopedia of Computer Science and
Engineer, para ilmuwan di bidang informasi menerima definisi standar informasi yaitu data
yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Definisi lain dari basis data menurut Fabbri
dan Schwab adalah sistem berkas terpadu yang dirancang terutama untuk meminimalkan
duplikasi data. Menurut Ramez Elmasri mendefinisikan basis data lebih dibatasi pada arti
implisit yang khusus, yaitu:

a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (real world).

3
b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika
mempunyai arti implisit.
c. Basis data perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu
tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa user dan beberapa aplikasi yang
sesuai dengan kepentingan user.
Dari beberapa definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa basis data mempunyai
berbagai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari
dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa user untuk berbagai
kepentingan.

Istilah-Istilah Dalam Basis Data

Dalam penyusunan basis data ada beberapa istilah yang akan sering digunakan. Oleh
karena itu, kita sebagai obyek yang mempelajari lebih jauh lagi tentang ilmu pengetahuan
basis data sepatutnya mengenal :
1. Enterprise : suatu bentuk organisasi seperti : bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb.
Data yang disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise.
Contoh data operasional : data keuangan, data mahasiswa, data pasien, data karyawan.
2. Entitas : suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam
basis data. Contoh entitas dalam lingkungan bank terdiri dari : nasabah, simpanan,
hipotik. Contoh entitas dalam lingkungan universitas terdiri dari : mahasiswa, mata
kuliah. Kumpulan dari entitas disebut Himpunan Entitas. Contoh : semua nasabah, semua
mahasiswa.
3. Atribut (Elemen Data) : karakteristik dari suatu entitas. Contoh: entitas mahasiswa
atributnya terdiri dari npm, nama, alamat, tgl lahir.
4. Nilai Data (Data Value) : isi data/informasi yang tercakup dalam setiap elemen data.
Contoh: atribut nama mahasiswa dapat berisi nilai data: Dani, Dewi, Diaz.
5. Kunci Element Data (Key Data Element): tanda pengenal yang secara unik
mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas. Contoh entitas mahasiswa yang
mempunyai atribut – atribut npm, nama, alamat, tgl lahir, menggunakan kunci element
data npm.

4
6. Record Data: kumpulan isi element data yang saling berhubungan. Contoh: kumpulan
atribut npm, nama, alamat, tgl lahir dari entitas mahasiswa: “4109073”, “Dani”, “Jl. Jend.
Sudirman No. 4 Makassar”, “4 April 1983”.

2.2 TUJUAN DI BANGUNNYA BASIS DATA

Kesuksesan suatu organisasi bergantung pada kemampuannya menangkap data secara akurat
dan tepat waktu. Hal tersebut berkaitan dengan operasi dan pengaturan data secara efektif,
maupun penggunaan data untuk keperluan analisis untuk kebutuhan pendukung keputusan.
Kemampuan untuk mengatur atau mengolah sejumlah data, dan kecepatan untuk mencari
informasi yang relevan, adalah aset yang sangat penting bagi suatu organisasi.

Untuk mendapatkan himpunan data yang besar dan kompleks, user harus memiliki alat bantu
(tools) yang akan menyederhanakan tugas manajemen data dan mengekstrak informasi yang
berguna secara tepat waktu.

Beberapa tujuan di bangunnya penggunaan basis data atau tujuan penggunaan basis
data adalah sebagai berikut :

 Kecepatan dan Kemudahan (Speed) , melalui basis data diharapkan pengguna dapat
melakukan penyimpanan, perubahan dan menampilkan kembali dengan cepat dan
mudah.
 Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space). Penggunaan basis data mampu mengurangi
pengulangan atau redundansi data. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasirelasi (dalam bentuk file) antara
kelompok data yang saling berhubungan.
 Keakuratan (Accuracy), melalui basis data data keakuratan data lebih terjaga dengan
menerapkan aturan dan batasan tertentu (constraint), tipe data, domain data dan
keunikan data
 Ketersediaan (Availability). Dengan basis data data yang sudah tidak dipakai dapat
dipisahkan dari sistem database yang sedang aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara penghapusan atau memindahkannya ke media backup untuk menghemat ruang
penyimpanan. Selain itu dapat memanfaatkan teknologi jaringan komputer agar data

5
yang berada di suatu lokasi atau cabang daat juga diakses oleh lokasi atau cabang
lainnya.
 Kelengkapan (Completeness). Agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relatif
terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Hal ini dapat dilakukan
melaluipenambahan record-record data, perubahan struktur basis data, menambah
field pada tabel atau menambah tabel baru.
 Keamanan (Security). Walaupun tidak semua sistem basis data menerapkannya,
keamanan dalam penggunaan basis data diperlakukan pada sistem yang besar dan
serius. Dengan penerapan ini, setiap pengguna dibedakan hak aksesnya; yakni
ditentukan obyek-obyek mana saja yang bisa diakses dan proses apa saja yang bisa
dia dilakukan.
 Kebersamaan (Sharability). Agar data yang dikelola oleh sistem mendukung
lingkungan multiuser (banyak pemakai) dengan menjaga / menghindari munculnya
problem baru seperti inkonsistensi data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan
oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada
banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

2.3 ALASAN MEMPELAJARI BASIS DATA

Alasan kami mempelajari basis data yaitu agar kami mudah dan mampu menguasai
bagaimana pengelolaan basis data tersebut, karena basis data berhubungan dengan databases
yang nantiny akan kami gunakan sebagai jembatan sebuah progrma atau data data sebuah
program yang nantinya akan berguna sebagai database sebuah program.

2.4 HIRARKI DATA

Berdasarkan tingkat kompleksitas nilai data, tingkatan data dapat disusun kedalam sebuah
hirarki, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling komplek.
 basis data, merupakan sekumpulan dari bermacam-macam tipe record yang memiliki
hubungan antar record.
 berkas/file, merupakan sekumpulan rekaman data yang berkaitan denngan suatu
objek.

6
 record , merupakan sekumpulan field/atribut/data item yang saling berhubungan
terhadap obyek tertentu
 fixed length record, semua field dalam record memiliki ukuran yang tetap.
 Variabel length record, field-field dalam record dapat memiliki ukuran berbeda
(metode penandaan yang digunakan adalah : end of record marker, indikator panjang,
dan tabel posisi record)
 field/atribut/data item, merupakan unit terkecil yang disebut data,yang tidak dapat
dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna.
 fixed length field, memiliki ukuran yang tetap.
 variabel length field, field-field dalam record dapat memiliki ukuran
berbeda.byte, adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori.

2.5 DATA BASE MANAGEMENT SYSTEM (DBMS) / SISTEM


MANAJEMEN BASIS DATA (SMB)

DBMS dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk


memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data/informasi dengan
praktis dan efisien.

Kelebihan dari DBMS antara lain adalah:

Penyimpanan data dalam bentuk DBMS mempunyai banyak manfaat dan kelebihan
dibandingkan dengan penyimpanan dalam bentuk flat file atau spreadsheet, diantaranya :

 Performance yang idapat dengan penyimpanan dalam bentuk DBMS cukup besar,
sangat jauh berbeda dengan performance data yang disimpan dalam bentuk flat file.
Disamping memiliki unjuk kerja yang lebih baik, juga akan didapatkan efisiensi penggunaan
media penyimpanan dan memori
 Integritas data lebih terjamin dengan penggunaan DBMS. Masalah redudansi sering
terjadi dalam DBMS. Redudansi adalah kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang
sama dalam sebuah database yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
 Independensi. Perubahan struktur database dimungkinkan terjadi tanpa harus
mengubah aplikasi yang mengaksesnya sehingga pembuatan antarmuka ke dalam data akan
lebih mudah dengan penggunaan DBMS.

7
 Sentralisasi. Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan database.
kemudahan di dalam melakukan bagi pakai dengan DBMS dan juga kekonsistenan data yang
diakses secara bersama-sama akan lebiih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file
atau worksheet yang tersebar.
 Sekuritas. DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada
pengamanan pada file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan keluwesan
dalam pemberian hak akses kepada pengguna.

Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan DBMS antara lain adalah:

a. Independensi data,DBMS menyediakan pendekatan yang membuat perubahan dalam


data tidak membuat program harus diubah.

b. Pengaksesan yang efisien terhadap data, DBMS menyediakan berbagai teknik yang
canggih sehingga penyimpanan dan pengambilan data dilakukan secara efisien.

c. Keamanan dan integritas data, Karena data dikendalikan oleh DBMS, DBMS dapat
melakukan kendala integritas terhadap data. Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan definisi
suatu field dan kekangan yang melekat pada field akan ditolak. Sebagai contoh,
jika field Jenis_Kelamin dinyatakan berupa P atau W, maka penyimpanan L ke field tersebut
dengan sendirinya akan ditolak oleh DBMS.

d. Administrasi data, Jika sejumlah pemakai berbagi data, pemusatan administrasi dapat
meningkatkan perbaikan yang sangat berarti. Dengan cara seperti ini, duplikasi atau
redudansi data dapat diminimalkan.

e. Akses bersamaan dan pemulihan terhadap kegagalan, DBMS menyediakan


mekanisme sehingga data yang sama dapat diakses oleh sejumlah orang dalam waktu yang
sama. Selain itu, DBMS melindungi pemakai dari efek kegagalan sistem. Jika terjadi
kegagalan sistem, DBMS dapat mengembalikan data sebagaimana kondisi saat sebelum
terjadi kegagalan.

f. Waktu pengembangan aplikasi terpendek, DBMS menawarkan banyak fasilitas yang


memudahkan dalam menyusun aplikasi sehingga waktu pengembangan aplikasi dapat
diperpendek.

8
Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain:

a. Biaya & Harga DBMS yang Tinggi & Mahal Kebutuhan untuk medapatkan
perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat cukup mahal, termasuk biaya
pemeliharaan dan sumber daya manusia yang mengelola basis data tersebut.
b. Sangat kompleks. Sistem basis data lebih kompleks dibandingkan dengan
proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan semakin sulit dalam
pemeliharaan data.
c. Resiko data yang terpusat. Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat
beresiko kehilangan data selama proses aplikasi.

d. Membutuhkan media penyimpanan yang besar

e. Membutuhkan memory komputer yang besar

f. Membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi / khusus

g. Membutuhkan waktu yang lama untuk konversi sistem

h. Terkadang kinerja DBMS low performance

i. Resiko kegagalan cukup tinggi

2.6 KONSEP DBMS (DATABASE MANAGEMENT SYSTEM)

Database Management System (DBMS) merupakan paket program (Software) yang


dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukan, pengeditan, penghapusan dan
pengambilan informasi terhadap database.

Software yang tergolong kedalam DBMS antara lain, Microsoft SQL, MySQL,
Oracle, MS. Access, dan lain-lain

Komponen utama DBMS :

1. perangkat keras
berupa komputer dan bagian-bagian didalamnya, seperti prosesor, memori & harddisk.
Komponen inilah yang melakukan pemrosesan dan juga untuk menyimpan basis data.

9
2. basisdata
sebuah DBMS dapat memiliki beberapa basisdata, setiap basisdata dapat berisi sejumlah
obyek basisdata (file,tabel,indeks dsb). Disamping berisi data,setiap basisdata juga
menyimpan definisi struktur (baik untuk basisdata maupun obyek-obyeknya secara detail).

3. perangkat lunak

perangkat lunak ini terdiri dari sistem operasi dan perangkat lunak/program pengelola
basisdata. Perangkat lunak inilah yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasi,disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme
pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data,
dsb.

Contoh perangkat lunak DBMS : MS access, SQL Server, Oracle dsb.

4. perangkat lunak

perangkat lunak ini terdiri dari sistem operasi dan perangkat lunak/program pengelola
basisdata. Perangkat lunak inilah yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasi,disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme
pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data,
dsb.

Contoh perangkat lunak DBMS : MS access, SQL Server, Oracle dsb.

2.7 ABSTRAKSI DATA DALAM DATA BASE

Abstraksi data merupakan tingkatan-tingkatan pengguna dalam memandang bagaimana


sebenarnya data diolah dalam sebuah sistem database sehingga menyerupai kondisi yang
sebenarnya dihadapi oleh pengguna sehari-hari. Sebuah DBMS seringkalimenyembunyikan
detail tentang bagaimana sebuah data disimpan dan dipelihara (diolah) dalam sebuah sistem
database, dengan tujuan untuk memudahkan pengguna

10
dalam menggunakan DBMS tersebut. Karena itu seringkali data yang terlihat oleh pemakai
sebelumnya berbeda dengan yang tersimpan secara fisik.

Ada 3 (tiga) tingkatan atau level dalam abstraksi data ini :

1. Level Fisik (Physical Level)

Level abstraksi data yang paling rendah, yang menggambarkan bagaimana


(how) data disimpan dalam kondisi sebenarnya. Level ini sangat kompleks karena
struktur data dijelaskan secara rinci.

2. Level Konseptual (Conceptual Level)

Level ini menggambarkan data apa (what) yang disimpan dalam database dan
menjelaskan bagaimana hubungan antar datanya secara keseluruhan. Seorang
pengguna dalam level ini dapat mengetahui bahwa data mahasiswa disimpan pada
tabel mahasiswa, tabel krs, tabel transkrip dan lain sebagainya. Level ini biasa di
pakai oleh seorang Database Administrator (DBA).

3. Level Pandangan (View Level)

Ini merupakan level yang tertinggi, hanya menggambarkan sebagian saja dari
keseluruhan database sesuai dengan kebutuhan pengguna. Misalnya : Bagian
keuangan hanya membutuhkan data keuangan, jadi yang digambarkan hanya
pandangan terhadap data keuangan saja, begitu juga dengan bagian akuntansi, hanya
membutuhkan data akuntansi saja. Jadi tidak semua pengguna database membutuhkan
seluruh informasi yang terdapat dalam database tersebut.

Hubungan antara ketiga level tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut :

11
2.8 MODEL BASIS DATA

Model Basis Data adalah kumpulan dari konsepsi basis datayang biasanya mewakili
struktur dan relasi data yang terdapat pada suatu basis data. Esensi sebuah model basisdata
adalah tempat dimana data atau suatu metodologi untuk menyimpan data. Kita tidak dapat
melihat model basisdata tetapi kita dapat melihat algoritma yang digunakan oleh model
basisdata tersebut.

Model-Model Basis Data pada hakekatnya adalah kumpulan perangkat konseptual


untuk menggambarkan data, relasi data, makna (semantik) data, dan batasan data.
Model basis data menyatakan hubungan antar rekaman yang tersimpan dalam basis data.

Beberapa Jenis Model Basis Data :

=> Model data File datar ( Flat-file data model )

+ Data flat file terdiri dari satu atau lebih file yang dapat dibaca, yang secara normal
berbentuk format file text.

+ Informasi pada suatu flat-file disimpan sebagai fields, dengan fields-nya memiliki panjang
konstan atau panjang bervariasi yang dipisahkan beberapa karakter (delimeter).

Contoh 1, Flat file Model Data

Model data flat-file dengan panjang fields-nya konstan.

12
Penjelasan Contoh 1:

+ Terdapat 3 fields : identifikasi angka, nama dosen, dan nama program studi.

+ Setiap fields memiliki panjang konstan karena field identifikasi angka selalu dimulai pada
kolom #1 dan selalu berakhir pada kolom #4, field nama dosen selalu dimulai pada kolom #6
dan selalu berakhir pada kolom #25, dan seterusnya.

Contoh 2, Flat-file Model Data

Model data flat-file dengan panjang fields-nya bervariasi

0123: Mulyono: Progdi TI-S1

1234: Max Tetelepta : Progdi TI-S1

2345: Tyas Catur P.: Progdi TI-S1

3456: Ifan Riska:PS. Progdi TI-S1

Penjelasan Contoh 2 :

+ Model data flat-file dengan panjang fields bervariasi yang dipisahkan dengan delimeter.

+ Untuk setiap fields dipisahkan dengan titik dua. Setiap fields memiliki panjang tidak
konstan.

+ Pada saat menggunakan fields separator, seharusnya fields seperatornya bukan merupakan
karakter yang terdapat pada data.

Kelemahan model data flat-file:

- Flat-file tidak menggunakan struktur data yang dengan mudah dapat direlasikan

- Sulit untuk mengatur data secara efisien dan menjamin akurasi

- Lokasi fisik fields data dengan file harus diketahui

13
- Program harus dikembangkan untuk mengatur data

=> Model data Hirarki ( Hierarchichal data model )

+ Basis data Hirarki satu tingkat di atas basis data flat-file, dalam hal ini kaitanya dengan
kemampuan untuk menemukan dan memelihara relasi antar kelompok data .

+ Arsitektur model data hirarki berdasarkan konsep hubungan parent/child.

+ Pada model data hirarki, suatu root table atau parent table berada apa struktur yang paling
atas, terhubung ke child table yang dihubungkan dengan data

Contoh: Hirarki Model Data

Kelebihan basis data hirarki :

- Data dapat dengan cepat dilakukan retrieve.

- Integritas data mudah dilakukan pengaturan.

Kelemahan basis data hirarki :

- Pengguna harus sangat familiar dengan struktur basis data.

14
- Terjadi redudansi data.

=> Model data Jaringan ( Network data model )

+ Model basis data jaringan merupakan perbaikan dari model basis data hirarki, yaitu dengan
menambahkan kemampuan root table untuk melakukan share relationships dengan child
tables.

+ Dalam hal ini child table dapat memiliki banyak root table dan untuk melakukan akses
terhadap child table, tidak dibutuhkan lagi untuk mengakses root table terlebih dahulu.

Contoh 1, Model Data Jaringan

Contoh 2, Model Data Jaringan

15
Kelebihan model data jaringan :

- Data lebih cepat diakses

- User dapat mengakses data dimulai dari beberapa tabel

- Mudah untuk memodelkan basis data yang komplek

- Mudah untuk membentuk query yang komplek dalam melakukan retrieve data.

Kelemahan basis data jaringan :

- Struktur basis datanya tidak mudah untuk dilakukan modifikasi

- Perubahan struktur basis data yang telah didefinisikan akan mempengaruhi


program aplikasiyang mengakses basis data

- User harus memahami struktur basis data.

=> Model data Relasional ( Relational data model )

+ Model basis data relasional merupakan model basis data yang paling populer banyak
digunakan sekarang ini.

+ Unit utama yang disimpan pada basis data adalah berbentuk tabel atau kelompok data yang
saling berhubungan.

+ Tabel terdiri baris dan kolom, baris adalah merepresentasikan tuple atau record pada tabel,
dan kolom merepresentaksikan fields pada tabel.

+ Tabel dapat berhubungan dengan tabel yang lain dengan menggunakan kunci

Contoh : Model Data Relasional

16
Kelebihan basis data relasional :

- Data sangat cepat diakses

- Struktur basis data mudah dilakukan perubahan

- Data direpresentasikan secara logik, user tidak membutuhkan bagaimana data disimpan.

- Mudah untuk membentuk query yang komplek dalam melakukan retrieve data

- Mudah untuk mengimplementasikan integritas data

- Data lebih akurat

- Mudah untuk membangun dan memodifikasi program aplikasi

- Telah dikembangkan Structure Query Language (SQL).

Kelemahan basis data relasional :

- Kelompok informasi/tables yang berbeda harus dilakukan joined untuk melakukan retrieve
data

- User harus familiar dengan relasi antar tabel

- User harus belajar SQL.

=> Model Data Keterhubungan antar Entitas ( Entity Relationship data model )

17
+Menjelaskan hubungan antar data dalam sistem basis data berdasarkan suatu presepsi bahwa
real world terdiri dari obyek-obyek dasar yang mempunyai hubungan relasi antara obyek-
obyek tersebut.

+Relasi antara obyek dilukiskan dengan menggunakan simbol-simbol grafis tertentu.

Contoh : Model Data Keterhubungan antar Entitas

Keterangan simbol :

Keuntungan Model Data Keterhubungan antar Entitas :

- Secara konseptual model basisdata ini sederhana.

- Keamanan basisdata lebih baik

- Kebebasan data

18
- Integritas data dalam satu tree lebih baik

- Basisdata skala besar lebih efisien

Kerugian Model Data Keterhubungan antar Entitas :


- Sistem lebih rumit
- Kekurangan pada kebebasan struktural

=> Model Data Berorientasi Obyek


+ Model basis data berorientasi objek adalah suatu model basis data, dimana data
didefinisikan, disimpan, dan diakses menggunakan pemrograman berorientasi objek.
+ Basis data berorientasi objek didefinisikan dengan menggunakan bahasa pemrograman
berorientasi objek, yaitu bahasa Java.
+ Aplikasi End user juga di bangun dengan menggunakan bahasa berorientasi objek.
+ Object database management system digunakan untuk membuat link antara basis data dan
aplikasi.

Contoh : Model Data Berorientasi Obyek

19
Kelebihan basis data berorientasi objek :

- Programmer hanya dibutuhkan memahami konsep berorientasi objek untuk


mengkombinasikan konsep berorientasi objek dengan storage basis data relasional

- Objek dapat dilakukan sifat pewarisan dari objek yang lain

- Secara teoritis mudah untuk mengatur objek

- Model data berorientasi objek lebih kompatibel dengan tools pemrograman berorientasi
objek.

Kelemahan basis data berorientasi objek :

User harus memahami konsep berorientasi objek, karena basis data berorientasi objek tidak
dapat bekerja dengan metoda pemrograman tradisional

2.9 PERANCANGAN BASIS DATA

Untuk mengelola sumber informasi yang pertama kali dilakukan adalah merancang
suatu sistem database agar informasi yang ada pada organisasi tersebut dapat digunakan
secara maksimal.
Tujuan Perancangan Database
1. Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari pengguna dan aplikasi
2. Menyediakan stuktur informasi yang natural dan mudah dimengerti oleh pengguna.
3. Mendukung kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek kinerja dari suatu sistem
database
Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle)
Tahapan-tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu :
1. Analisa Kelayakan
Tahapan ini memfokuskan pada

20
a) penganalisaan areal aplikasi yang unggul
b) mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannyamempelajari
keuntungan dan kerugian, penentuan kompleksitas data dan proses
c) menentukan prioritas aplikasi yang akan digunakan
2. Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
a) Kebutuhan-kebutuhan yang detail dikumpulkan dengan berinteraksi pada
kelompok pemakai atau pemakai individu.
b) Mengidentifikasikan masalah yang ada dan kebutuhan-kebutuhan.
c) Ketergantungan antar aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan.
3. Perancangan
a) Perancangan sistem database
b) Sistem aplikasi
4. Implementasi
Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada
5. engujian dan Validasi
Pengujian dan validasi sistem database dengan kriteria kinerja yang diinginkan oleh
pengguna
6. Pengoperasian dan Perawatan
Pengoperasian sistem setelah di validasi disertai dengan pengawasan dan perawatan
sistem.
Daur Hidup (Life Cycle) yang Umum dari Aplikasi Basis Data
 Definisi Sistem
 Database Design
 Implementasi
 Loading/Konversi Data
 Konversi Aplikasi
 Testing & Validasi
 Operations
 Control & Maintenance
Daur Hidup (Life Cycle) dari Aplikasi Basis Data
 Definisi Sistem:
Ø ruang lingkup basis data

21
Ø pemakai
Ø aplikasi
 Design:
Ø logical design à ER/EER
Ø physical design untuk suatu DBMS
 Implementasi:
Ø membuat basis data (kosong)
Ø membuat program aplikasi
 Loading/ Konversi Data:
Ø memasukkan data ke dalam basis data
Ø mengkonversi file yang sudah ada ke dalam format basis data dan kemudian
memasukkannya dalam basis data
 Konversi Aplikasi:
Semua aplikasi dari sistem sebelumnya dikonversikan ke dalam sistem basis data.
 Testing dan Validasi:
Sistem yang baru harus ditest dan divalidasi (diperiksa keabsahannya).
 Operasi:
Pengoperasian basis data dan aplikasinya.
 Monitoring dan Maintenance:
Selama operasi, sistem dimonitor dan diperlihara. Baik data maupun program aplikasi masih
dapat terus tumbuh dan berkembang.
Basis Data biasanya merupakan salah satu bagian dari suatu sistem informasi yang besar
yang antara lain terdiri dari:
o Data
o Perangkat lunak DBMS
o Perangkat keras komputer
o Perangkat lunak dan sistem operasi komputer
o Program-program aplikasi
o Pemrogram, dll
Proses Design Basis Data
- Pengumpulan dan analisa requirement
- Design basis data conceptual

22
- Pemilihan DBMS
- Mapping dari conceptual ke logical
- Physical Design
- Implementasi

Keenam phase dalam proses design tidak perlu dilaksanakan secara mutlak, mungkin ada
umpan balik antar phase dan dalam masing-masing phase
Proses Design Paralel
Proses design terdiri dari dua proses yang paralel yaitu:
o Proses design dari data dan struktur dari basis data (data driven)
o Proses design dari program aplikasi dan pemrosesan basis data (process driven)
Mengapa Harus Paralel
Karena kedua proses tersebut saling bergantungan.
Contoh:
1. Menentukan data item yang akan disimpan dalam basis data tergantung dari aplikasi basis
data tersebut, juga dalam menentukan struktur dan akses path.
2. Design dari program aplikasi tergantung dari struktur basis datanya.
3. Biasanya condong ke salah satu.

Proses design

Phase 1: Pengumpulan Data & Analisa Requirement


 Pengidentifikasian group pemakai dan area aplikasi
 Penelitian kembali dokumen-dokumen yang sudah ada yang berhubungan dengan
aplikasi à form, report, manual, organization chart, dsb
 Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan dari pemrosesan, seperti tipe transaksi,
input/output, frekuensi suatu transaksi, dsb
 Transfer informasi informal ke dalam bentuk terstruktur menggunakan salah satu bentuk
formal dari requirement specification (bentuk diagram) seperti Flow Chart, DFD, UML
Diagram, dll. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan kekonsistenan, ketepatan,
dan kelengkapan dari spesifikasi.
Phase 2A: Design Conceptual Schema

23
o High level data model, bukan implementation-level data model
o Memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, dan
batasan-batasan.
o Conceptual schema bersifat tetap
o Alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis
Harus bersifat:
o Mampu menyatakan relationship, batasan-batasan
o Diagram
o Formal, minimum dalam menyatakan spesifikasi data (tidak ada duplikasi)
o Simple

Conceptual data model harus DBMS independent à ER/EER

Phase 2b: Design Transaksi


 Pada saat suatu basis data di-design, aplikasi dari transaksi utama harus sudah diketahui
 Transaksi-transaksi baru dapat didefinisikan kemudian
 Tentukan karakteristik dari transaksi dan periksa apakah basis data sudah memuat semua
informasi untuk melaksanakan transaksi
 Transaksi dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu:
- retrieval
- update
- mixed
 Phase 2a dan 2b sebaiknya dilaksanakan secara paralel dengan menggunakan umpan
balik agar didapat design schema dan transaksi yang stabil

Phase 3: Pemilihan DBMS


Pemilihan DBMS ditentukan oleh sejumlah faktor antara lain:
o faktor teknis: storage, akses path, user interface, programmer, bahasa query
o faktor ekonomi: software, hardware, maintenance, training, operasi, konversi, teknisi,
dll
o faktor organisasi: kompleksitas, data, sharing antar aplikasi, perkembangan data,
pengontrolan data

24
Phase 4: Mapping dari Data Model
 Memetakan conceptual model ke dalam DBMS
 Menyesuaikan schema dengan DBMS pilihan
 Hasil pemetaan biasanya berupa DDL

Phase 5: Physical Design


 Struktur storage, akses path untuk mendapatkan performanceyang baik
 Kriteria baik dapat dilihat dari:
- response time
- pemakaian storage
- throughput (jumlah transaksi per unit waktu)
 Perlu tuning untuk memperbaiki performance berdasarkan statistik pemakaian
Phase 6: Implementasi Sistem Basis Data
 DDL dan SDL dari DBMS dikompilasi membentuk schema basis data dan basis data
yang masih kosong
 Basis data dapat dimuati (di-load) dari sistem yang lama
 Transaksi dapat diimplementasikan oleh program aplikasi dan dikompilasi
 Siap dioperasikan

2.10 IMPLEMENTASI BASIS DATA

Implementasi basis data merupakan suatu tahapan dalam proses perancangan basis data.
Tahap ini merupakan implementasi dari hasil pemodelan logical dan fisikal. Bahasa perintah
yang digunakan, baik itu untuk definisi data ataupun penyimpanan data harus sesuai dengan
DBMS yang dipilih. Implementasi penyusunan basis data dimulai dari pembuatan berkas-
berkas data(tabel-tabel entity) kosong yang akan digunakan untuk menyimpan data dalam
basis data. Kemudian dilanjutkan dengan pemasukan data untuk tiap instan entity.

Tahapan Implementasi Basis Data


Tahap implementasi basis data merupakan upaya untuk membangun basis data fisik yang
ditempatkan dalam memori sekunder (disk) dengan bantuan DBMS (Database Management

25
System) yang kita pilih. Tahap implementasi basis data diawali dengan melakukan
transformasi dari model data yang telah selesai dibuat ke skema/struktur basis data sesuai
dengan DBMS yang dipilih. Secara umum, sebuah diagram E-R akan direpresentasikan
menjadi sebuah basis data secara fisik. Sedang komponen-komponen Diagram E-R yang
berupa himpunan entitas dan himpunan relasi akan ditransformasikan menjadi tabel-tabel
(file-file data) yang merupakan komponen utama pembentuk basis data. Selanjutnya atribut-
atribut yang melekat pada masing-masing himpunan entitas dan himpunan relasi akan
dinyatakan sebagai field-field dari tabel-tabel yang sesuai.

Performansi basis data ditentukan oleh :


• Kualitas dan bentuk perancangan basis data
• Kualitas mesin / komputer
• Platform yang dipilih
• Sistem operasi
• DBMS yang digunakan

Pengkodean/Abstaksi Data
Data yang dilihat oleh pemakai awam (end-user) bisa berbeda dengan bagaimana data /
informasi itu disimpan. Apa yang dilihat oleh end-user bisa jadi merupakan hasil pengolahan
yang tidak disimpan sama sekali dalam basis data, atau bisa dinyatkan dalam bentuk lain.
Alasan untuk membuat suatu pengkodean adalah untuk efisiensi ruang penyimpanan. Dari
pemakaiannya, ada dua bentuk pengkodean :

1. Eksternal (User-Defined Coding)


Mewakili pengkodean yang telah digunakan secara terbuka dan dikenal dengan baik oleh
pemakai awam. Contoh : Nomor mahasiswa dan Kode matakuliah –> sudah dikenal baik oleh
pemakai awam.
2. Internal (System Coding)
Menggambarkan bagaimana data disimpan dalam kondisi sebenarnya, sehingga lebih
berorientasi pada mesin. Ada tiga bentuk pengkodean:
a. Sekuensial Pengkodean dilakukan dengan mengasosiasikan data dengan kode yang urut.
Contoh : predikat kelulusan "Sangat Memuaskan", "Cukup Memuaskan", "Memuaskan"
dikodekan dengan huruf "A", "B", "C"
b. Mnemonic Pengkodean dilakukan dengan membentuk suatu singkatan dari data yang

26
hendak dikodekan.. Contoh : "Laki-laki" -> dikodekan "L"; "Perempuan" -> dikodekan "P"
c. Blok Pengkodean dinyatakan dalam format tertentu.
Contoh : Nomor mahasiswa dengan format XX.YY.ZZZZ à terdiri atas XX = 2 digit tahun
masuk, YY = 2 digit kode jurusan, ZZZZ = 4 digit nomor urut.

Transformasi Model Data ke Basis Data Fisik


Aturan umum dalam pemetaan Model Data (Level Konseptual dalam Abstraksi Data) yang
digambarkan dengan Diagram E-R menjadi Basis Data Fisik (Level Fisik dalam Abstraksi
Data) adalah :

1. Setiap himpunan entitas akan diimplemetasikan sebagai sebuah tabel (file data)

Gambar Tranformasi Himpunan Entitas ke Basis Data Fisik

2. Relasi dengan Relasi Derajat 1-1 (satu ke satu) yang menghubungkan 2 buah himpunan
entitas akan direpresentasikan dalam bentuk penambahan/penyertaan atribut-atribut relasi ke

27
tabel yang mewakili salah satu dari kedua himpunan entitas.

Gambar Transformasi Relasi Satu ke Satu ke Basis Data Fisik

3. Relasi dengan Derajat Relasi 1-N (satu ke banyak) yang menghubungkan 2 buah himpunan
entitas, juga juga akan direpresentasikan dalam bentuk pemberian/pencantuman atribut key
dari himpunan entitas pertama (yang derajat 1) ke tabel yang mewakili entitas kedua (yang
berderajat N).

Gambar Transformasi Relasi Satu ke Banyak ke Basis Data Fisik

28
Gambar Transformasi Relasi Banyak ke Banyak ke Basis Data Fisik

DBMS dan Struktur Tabel


Bagaimana pilihan-pilihan tipe data dan feature-feature tambahan untuk struktur tabel dari
berbagai DBMS secara detail dapat dipelajari dari berbagai dokumen referensi ataupun
fasilitas help dari setiap DBMS. Dalam menentukan struktur dari tabel, paling tidak setiap
struktur tabel berisikan nama field, tipe field dan ukurannya. Tipe data yang bersifat umum
antara lain :

• Data angka : Numerik atau Alfaumerik (Teks) adalah field yang isinya berupa angka, tetapi
tidak menunjukkan suatu jumlah. Data demikian kurang cocok kalau dianggap sebagai data
Numerik, tetapi lebih cocok digolongkan sebagai Alfanumerik. Misalnya : NIM, NIP
• Data Numerik : Bilangan bulat (integer) atau bilagan nyata (real) integer merupakan tipe
data numerik.
• Data Bilangan Bulat (integer) : Byte (1 Byte), Small integer (2 byte) atau long-integer (4
Byte).
• Data Bilangan Nyata : single (4 Byte) atau double (8 byte) tipe data single dapat
menampung hingga 7 digit pecahan, sedangkan double hingga 15 digit pecahan. Perlu
diperhatikan, dalam komputasi, data integer akan membutuhkan waktu lebih cepat dalam
pengolahan data daripada data real.
• Data Uang, jika DBMS menyediakan tipe data yang khusus untuk meyimpan data uang,

29
maka tipe ini paling bagus untuk diterapkan pada field yang menunjukkan data uang.
• Data Teks : ukuran tetap (fixed-character) atau ukuran dinamis (variable-character). Data
teks yang ukurannya pasti atau yag tidak pendek, sebaiknya menggunakan fixed-character,
sedang yang berukuran panjang atau yag pnjang pendeknya sangat berfariasi, sebaiknya
menggunakan variable-character

Indeks dan Struktur Penyimpanan


Pada tahap implementasi, atribut-atribut entitas/relasi yang ditetapkan sebagai kunci(key)
akan diwujudkan sebagai Indeks Primer (primary key).

Dan dapat juga ditambahkan Secondary Indeks Ada dua indeks yaitu :
1. Indeks Primer (primary index)
Indeks Primer pada setiap tabel hanya ada satu dan hampir selalu berasal dari kunci primer
yang telah ditetapkan dalam sebuah entitas/relasi. Indeks Primary yang baik terdiri atas field-
field dengan kriteria sebagai berikut :
a. Field yang menjadi komponen Indeks Primer harus bersifat mandatory(datanya tidak boleh
kosong/null)
b. bersifat unik.
c. nilai – nilainya lebih permanen
d. berukuran kecil dengan jumlah field minimal

2. Indeks Sekunder(secondary index)


Digunakan untuk mendukung keberadaan Indeks Primary yang dibuat untuk suatu tabel
dengan alasan untuk mempermudah berbagai cara pengaksesan ke suatu tabel. Misalnya :
field nama_mahasiswa untuk memudahkan pencarian data berdasarkan nama mahasiswa
disamping pencarian berdasarkan nim mahasiswa. Jumlah Indeks Sekunder dalam sebuah
tabel boleh lebih dari satu. Nilai – nilai field yang menjadi pembentuk Indeks Sekunder tidak
harus bersifat unik.

Struktur Penyimpanan (Storage Structure)


Yang juga berpengaruh dalam menentukan kecepatan akses dan manipulasi data adalah
Struktur Penyimpanan yang kita gunakan. Berikut adalah struktur penyimpanan dasar yang
dapat diterapkan pada suatu tabel :
• Heap merupakan struktur penyimapanan yang palig sederhanadan karena itu paling

30
hematdalam membutuhkan ruang penyimpanan.
• Hash merupakan struktur penyimpanan yang menempatkan baris-baris data berdasarkan
alamat fisik yang diperoleh dari hasil perhitungan (penggunaan fungsi hashing) terhadap nilai
key-nya.
• Sekuensial Berindeks merupakan struktur penyimpanan yang menempatkan data dengan
urutan tertentu didalam tabel (yaitu berdasarkan nilai Indeks Primernya).
• File Berindeks merupakan struktur penyimpanan yang dikembangkan dari struktur Heap.
• Hampir tidak ada DBMS yag mengakomodasi secara khusus adanya pemakaian struktur
penyimpanan Pile dan Multirang. Sehingga struktur penyimpanan ini tidak perlu
dipertimbangkan dalam menetukan struktur penyimapanan yang tepat bagi suatu tabel.

2.11 NORMALISASI

Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut


data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil,
dan fleksible

Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk
menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert,update,delete,
dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam
relasi tersebut.

Anomali dan Redudansi

Alasan utama diperlukannya normalisasi karena Permasalahan Redundansi Redundansi :


Perulangan yang berlebihan Redundansi menyebabkan :

 Pemborosan ruang penyimpanan


 Anomali pada saat insert (simpan), Update (edit/pembaharuan), Delete (hapus)
 Bisa menyebabkan inkonsistensi

31
Contoh Anomali

Contoh Redundansi: NIM, Nama, Alamat yang sama ditulis berulang-ulang

Anomali Insert (Penyisipan)

 Keadaan yang tidak diingini atau munculnya masalah saat akan menyisipkan data
baru ke dalam relasi dengan struktur yang tidak lengkap
 Data baru bernama Rudi tetapi hobby belum tercatat…?

Anomali Update (Pembaharuan)

 Keadaan di mana apabila satu nilai atribut perlu diperbaharui, jika lebih daripada satu
data yang terlibat yang disebabkan adanya pengulangan data maka apabila tidak
semua data diperbaharui akan menimbulkan inkonsistensi data
 Andi berpindah alamat…?

Anomali Delete (Penghapusan)

 Keadaan di mana apabila satu data dihapuskan pada suatu relasi, terjadi kehilangan
data lain yang masih diperlukan
 Data hobby bersepeda dihilangkan, maka Data Antok ikut hilang

Penyebab Redundansi

 Perulangan fakta yang sama


 Adanya atribut turunan, contoh:

32
 Umur (diperoleh dari tgl lahir)
 Subtotal (diperoleh dari Qty x Harga)
 Solusi Redundansi
 Penghilangan data turunan
 Dekomposisi: pemecahan sebuah relasi menjadi 2 atau lebih relasi
 Lossy decomposition/lossy-join decomposition (kehilangan informasi ketika relasi
dipecah menjadi relasi-relasi lain)
 Lossless-join decomposition (tidak ada informasi yang hilang ketika relasi dipecah
menjadi relasi-relasi lain)

Depedensi (Ketergantungan)

Konsep dasar pada tahap normalisasi yang menjelaskan hubungan atribut atau secara lebih
khusus menjelaskan nilai suatu atribut yang menentukan atribut lainnya.

Depedensi fungsional

Dependensi fungsional adalah Suatu atribut Y mempunyai depedensi fungsional terhadap


atribut X jika dan hanya jika setiap nilai X berhubungan dengan sebuah nilai Y.

Macam – macam depedensi :

Depedensi fungsional

“X secara fungsional menentukan Y” atau secara istilah :

penentu (determinan) → yang tergantung (dependen)

Depedensi fungsional sepenuhnya

Suatu atribut Y mempunyai dependensi fungsional sepenuhnya terhadap atribut X, jika:

 Y mempunyai dependensi fungsional terhadap X, dan


 Y tidak memiliki dependensi terhadap bagian dari X.

Depedensi total

Suatu atribut Y mempunyai dependensi total terhadap atribut X jika:

33
 Y memiliki dependensi fungsional terhadap X, dan
 X mempunyai dependensi fungsional terhadap Y.

Dependensi seperti ini dinyatakan dengan notasi: X ← →Y

Depedensi transitif

Atribut Z mempunyai dependensi transitif terhadap X jika :

 Y memiliki dependensi fungsional terhadap X.


 Z memiliki dependensi fungsional terhadap Y.

atau dapat dituliskan : X → Y → Z

Tahap Normalisasi

34
Tahapan Normalisasi

Pada proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan dengan tiga tahap
normalisasi antara lain :

Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikukti
format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya
sesuai dengan saat menginput. Untuk mentransformasikan tabel yang belum ternomalisasi di
atas menjadi tabel yang memenuhi kriteria 1NF adalah kita harus merubah seluruh atribut
yang multivalue menjadi atribut single value, dengan cara menghilangkan repeating group
pada tabel di atas. Misalkan terdapat dokumen dasar sebagai berikut,

35
Berdasarkan bentuk nota tersebut dapat dibuat bentuk tidak normalnya sebagai berikut:

Bentuk Normal Ke Satu (First Normal Form/1-NF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi
satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut
harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil
yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.

Syarat normal ke satu (1-NF) antara lain:

36
1. setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu
record nilai dari field berupa “atomic value”.
2. tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
3. telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
4. tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.

Bentuk Normal Pertama

Masalah yang muncul : Duplication, Inconsistency, Data Isolation, dan Un-Efficiency

Contoh Lain:

Contoh Lain Bentuk Normal Kesatu

37
Contoh lainnya:

Contoh Bentuk Normal Kesatu

Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/2-NF)

Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan
fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah atribut-
atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan
fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari
subset (himpunan bagian) dari A.

Syarat normal kedua (2-NF) sebagai berikut.

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.


2. Atribute bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan
fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key.

38
Contoh Bentuk Normal Kedua

Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3 NF)

Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun
relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update)
terhadap relasi tersebut.

Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut.

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.


2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan
kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan
fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh
atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional
terhadap priamry key di relasi itu saja.

39
3. Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas
terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap
primary key dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di
atas tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel
tersebut telah memenuhi

BENTUK NORMAL KE TIGA (THIRD NORMAL FORM / 3 NF)

Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun
relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update)
terhadap relasi tersebut.

Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF) sebagai berikut.

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.


2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan
kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key) tidak boleh memiliki ketergantungan
fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh
atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional
terhadap priamry key di relasi itu saja.
3. Selruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan
fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

40
Contoh Bentuk Normal Ketiga

Boyce-Code Normal Form (BCNF)

Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd jika dan hanya jika semua
penentu (determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik). BCNF merupakan
bentuk normal sebagian perbaikan terhadap 3NF. Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu
memenuhi 3NF, tetapi tidak untuk sebaliknya

Suatu relasi yang memenuhi 3NF belum tentu memenuhi BCNF. Dalam banyak literatur
disebutkan bahwa BCNF adalah perbaikan dari 3NF, karena bentuk normal ketigapun
mungkin masih mengandung anomali sehingga masih perlu dinormalisasi lebih lanjut.

BCNF memiliki ketentuan yaitu :

 Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap Functional Dependency
terhadap setiap atribut atau gabungan atribut dalam bentuk : X –> Y maka X adalah
Super Key.
 Tabel tersebut harus di dekomposisi berdasarkan Functional Dependency yang ada,
sehingga X menjadi super key dari tabel-tabel hasil dekomposisi.
 Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF. Akan tetapi setiap 3NF belum tentu
termasuk BCNF. Perbedaannya, untuk Functional Dependency X–> A, BCNF tidak
membolehkan A sebagai bagian dari primary key.

Properti penting BCNF adalah relasi tidak memiliki informasi yang redundan.

Perbedaan BCNF dengan 3NF :

 Pada BCNF suatu atribut yang bergantung secara fungsional terhadap kunci primer,
mungkin saja merupakan kunci primer bagi atribut yang lain.
 Pada 3NF hal ini bisa saja terjadi dan tidak menjadi masalah.

41
Contoh Tidak Memenuhi BCNF

Relasi di atas memenuhi 3NF tetapi tidak memenuhi BCNF, Karena :

 Seorang mahasiswa dapat mengambil sejumlah mata kuliah.


 Setiap dosen hanya mengajar pada sebuah mata kuliah.
 Setiap mahasiswa pada setiap mata kuliah hanya diajar oleh seorang dosen.
 Suatu mata kuliah yang sama bisa memiliki lebih dari satu dosen.

Mahasiswa, Mata Kuliah –>Dosen

Mahasiswa, Dosen –> Mata Kuliah

Cara mengkonversi relasi yang telah memenuhi 3NF ke BCNF:

 Carilah semua penentu


 Bila terdapat penentu yang bukan berupa kunci kandidat,

maka:

 Pisahkan relasi tersebut, dan


 Buat penentu tersebut sebagai kunci primer.

Bentuk Normal Keempat (4NF)

Syarat:

 Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk BCNF,
dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari sebuah multivalued attribute.

42
 Untuk setiap multivalued attribute (MVD) juga harus merupakan Functional
Dependency

Multivalued dependency (MVD).

Dependensi ini pertama kali diperkenalkan oleh R.Fagin pada tahun 1977, dipakai pada
bentuk normal keempat (4NF). Dependensi ini dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke
banyak.

Secara umum, dependensi nilai banyak muncul pada relasi yang paling tidak memiliki tiga
atribut dan dua di antaranya bernilai banyak, dan nilainilainya tergantung hanya pada atribut
ketiga.

Bila R(A,B,C) merupakan suatu relasi, dengan A, B, C adalah atribut – atribut relasi
tersebut, maka proyeksi dari R berupa (A, B) dan (A, C) jika R memenuhi MVD: A –>> B |
C

Perlu diketahui, bila terdapat:

A —>> B

A —>> C

Maka keduanya dapat ditulis menjadi:

A —>> B | C

Misalnya, pegawai ditugaskan ke banyak proyek dan ia mempunyai banyak keahlian.

 Jika kita mencatat info ini pd satu tabel, ketiga atribut harus digunakan sbg kunci

43
 Hubungan antara pegawai dan proyek mrp ketergantungan multivalue krn untuk
setiap pasang nilai pegawai/ahli pd tabel, himp nilai proyek yg berhub hanya
ditentukan oleh pegawai dan tidak tergantung pada
 Hubungan antara pegawai &ahli mrp ketergantungan multivalue,karena himpunan
nilai ahli untuk pasangan pegawai/proyek selalu hanya tergantung pd pegawai
 untuk mengubah sebuah tabel dg ketergantungan multivalue ke dlm 4NF, pindahkan
masing2 pasangan MVD ke tabel baru.

Bentuk Normal Tahap Kelima (5NF)

 Bentuk normal 5NF terpenuhi jika memiliki sebuah loseloss decomposition menjadi
tabel-tabel yang lebih kecil.
 Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan Functional Dependency, 5NF
dibentuk berdasarkan konsep Join Dependence. Yakni apabila sebuah tabel telah di
dekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi untuk
membentuk tabel semula.

Overnormalisasi
Analisa Overnormalisasi diperlukan jika :

 Database ini digunakan untuk sistem multi user

Tabel-tabel yang sudah normal ini digabungkan dengan fungsi lain yang ada di lapangan,
misalnya; untuk fungsi retur, untuk fungsi inventori, untuk fungsi sales order maupun order
pembelian, untuk fungsi keamanan database, dan lain-lain

44
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

DBMS dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk


memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data/informasi dengan
praktis dan efisien. Kelebihan-kelebihan dari DBMS antara lain terdapat dari faktor
performance nya yang lebih efisien dalam penggunaan penyimpanan data atau memory,
integritas data yang lebih terjamin, independensi, sentralisasi, dan sekuritas yang lebih
fleksibel. Komponen-komponen yang terdapat dalam DBMS terdiri dari interface, database
control system, hardware, operating system, database, dan user.

Dalam pembuatan basisdata terdapat beberapa tahapan antara lain pengumpulan dan
analisis, perancangan database secara konseptual, dan terakhir proses design database.

B. SARAN
Pelajarilah Basis data sebisa mungkin agar nantinya bisa digunakan untuk
keperluan membangun.

45
DAFTAR PUSTAKA

Waljiyanto, Sistem Basis Data : Analisis dan Pemodelan Data, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2003
http://informatika.web.id/implementasi-basis-data.htm
http://lecturer.poliupg.ac.id/riniyn/BasisData/

http://maeami1211.blogspot.co.id/2013/03/data-base-basis-data.html

http://putrarantauu.blogspot.co.id/2016/03/makalah-sistem-basis-data-
normalisasi.html

46

Anda mungkin juga menyukai