BASIS DATA
OLEH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI INFORMATIKA
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU 2017
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha
Esa Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih
sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya Saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi
kewajiban Saya sebagai mahasiswa Unidayan.
Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat Saya harapkan untuk menjadi bahan acuan Saya
ketika Saya berada di posisi yang sama seperti sekarang ini
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 45
B. SARAN ................................................................................................................. 45
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara
sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk
mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis
data (database management system, DBMS).
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin
luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data
komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi
industri yaitu dalam bentuk buku besar, kwitansi dan kumpulan data yang berhubungan
dengan bisnis.
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari
pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang
tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang
diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk
mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis
data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang
menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling
berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya
menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili
denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model
hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili
hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan
perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database
management system/DBMS).
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas penulis mengembangkan permasalahan pokok yang dibahas dalam
makalah ini, yaitu:
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak sekali definisi tentanb basis data yang diberikan oleh pakar di bidang ini.
Basis data atau disebut juga database, terdiri dari dua penggalan kata yaitu data dan base,
yang artinya berbasiskan pada data, secara konseptual, database diartikan sebuah koleksi atau
kumpulan data-data yang saling berhubungan (relation), disusun menurut aturan tertentu
secara logis, sehingga menghasilkan informasi. Selain itu, untuk mengelola dan memanggil
query basis data agar dapat disajikan dalam berbagai bentuk yang dibutuhkan perangkat
lunak yang disebut Sistem Manajement Basis Data atau disebut juga Sistem Database
Management System (DBMS). Penggabungan Sistem Database Management System
(DBMS) dengan Basis Data akan membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data.
System Basis Data adalah suatu system penyusunan dan pengelolaan record-record dengan
menggunakan computer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara
data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan
informasi yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
Data merupakan fakta mengenai suatu objek seperti manusia, benda, peristiwa,
konsep, keadaan dan sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti secara implisit. Data
dapat dinyatakan dalam bentuk angka, karakter atau simbol, sehingga bila data dikumpulkan
dan saling berhubungan maka dikenal dengan istilah basis data (database) [Ramez2000].
Informasi adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan seseorang [Abdul1999]. Menurut Encyclopedia of Computer Science and
Engineer, para ilmuwan di bidang informasi menerima definisi standar informasi yaitu data
yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Definisi lain dari basis data menurut Fabbri
dan Schwab adalah sistem berkas terpadu yang dirancang terutama untuk meminimalkan
duplikasi data. Menurut Ramez Elmasri mendefinisikan basis data lebih dibatasi pada arti
implisit yang khusus, yaitu:
a. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (real world).
3
b. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika
mempunyai arti implisit.
c. Basis data perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu
tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa user dan beberapa aplikasi yang
sesuai dengan kepentingan user.
Dari beberapa definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa basis data mempunyai
berbagai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari
dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa user untuk berbagai
kepentingan.
Dalam penyusunan basis data ada beberapa istilah yang akan sering digunakan. Oleh
karena itu, kita sebagai obyek yang mempelajari lebih jauh lagi tentang ilmu pengetahuan
basis data sepatutnya mengenal :
1. Enterprise : suatu bentuk organisasi seperti : bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb.
Data yang disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise.
Contoh data operasional : data keuangan, data mahasiswa, data pasien, data karyawan.
2. Entitas : suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam
basis data. Contoh entitas dalam lingkungan bank terdiri dari : nasabah, simpanan,
hipotik. Contoh entitas dalam lingkungan universitas terdiri dari : mahasiswa, mata
kuliah. Kumpulan dari entitas disebut Himpunan Entitas. Contoh : semua nasabah, semua
mahasiswa.
3. Atribut (Elemen Data) : karakteristik dari suatu entitas. Contoh: entitas mahasiswa
atributnya terdiri dari npm, nama, alamat, tgl lahir.
4. Nilai Data (Data Value) : isi data/informasi yang tercakup dalam setiap elemen data.
Contoh: atribut nama mahasiswa dapat berisi nilai data: Dani, Dewi, Diaz.
5. Kunci Element Data (Key Data Element): tanda pengenal yang secara unik
mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas. Contoh entitas mahasiswa yang
mempunyai atribut – atribut npm, nama, alamat, tgl lahir, menggunakan kunci element
data npm.
4
6. Record Data: kumpulan isi element data yang saling berhubungan. Contoh: kumpulan
atribut npm, nama, alamat, tgl lahir dari entitas mahasiswa: “4109073”, “Dani”, “Jl. Jend.
Sudirman No. 4 Makassar”, “4 April 1983”.
Kesuksesan suatu organisasi bergantung pada kemampuannya menangkap data secara akurat
dan tepat waktu. Hal tersebut berkaitan dengan operasi dan pengaturan data secara efektif,
maupun penggunaan data untuk keperluan analisis untuk kebutuhan pendukung keputusan.
Kemampuan untuk mengatur atau mengolah sejumlah data, dan kecepatan untuk mencari
informasi yang relevan, adalah aset yang sangat penting bagi suatu organisasi.
Untuk mendapatkan himpunan data yang besar dan kompleks, user harus memiliki alat bantu
(tools) yang akan menyederhanakan tugas manajemen data dan mengekstrak informasi yang
berguna secara tepat waktu.
Beberapa tujuan di bangunnya penggunaan basis data atau tujuan penggunaan basis
data adalah sebagai berikut :
Kecepatan dan Kemudahan (Speed) , melalui basis data diharapkan pengguna dapat
melakukan penyimpanan, perubahan dan menampilkan kembali dengan cepat dan
mudah.
Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space). Penggunaan basis data mampu mengurangi
pengulangan atau redundansi data. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan
sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasirelasi (dalam bentuk file) antara
kelompok data yang saling berhubungan.
Keakuratan (Accuracy), melalui basis data data keakuratan data lebih terjaga dengan
menerapkan aturan dan batasan tertentu (constraint), tipe data, domain data dan
keunikan data
Ketersediaan (Availability). Dengan basis data data yang sudah tidak dipakai dapat
dipisahkan dari sistem database yang sedang aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara penghapusan atau memindahkannya ke media backup untuk menghemat ruang
penyimpanan. Selain itu dapat memanfaatkan teknologi jaringan komputer agar data
5
yang berada di suatu lokasi atau cabang daat juga diakses oleh lokasi atau cabang
lainnya.
Kelengkapan (Completeness). Agar data yang dikelola senantiasa lengkap baik relatif
terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Hal ini dapat dilakukan
melaluipenambahan record-record data, perubahan struktur basis data, menambah
field pada tabel atau menambah tabel baru.
Keamanan (Security). Walaupun tidak semua sistem basis data menerapkannya,
keamanan dalam penggunaan basis data diperlakukan pada sistem yang besar dan
serius. Dengan penerapan ini, setiap pengguna dibedakan hak aksesnya; yakni
ditentukan obyek-obyek mana saja yang bisa diakses dan proses apa saja yang bisa
dia dilakukan.
Kebersamaan (Sharability). Agar data yang dikelola oleh sistem mendukung
lingkungan multiuser (banyak pemakai) dengan menjaga / menghindari munculnya
problem baru seperti inkonsistensi data (karena terjadi perubahan data yang dilakukan
oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada
banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).
Alasan kami mempelajari basis data yaitu agar kami mudah dan mampu menguasai
bagaimana pengelolaan basis data tersebut, karena basis data berhubungan dengan databases
yang nantiny akan kami gunakan sebagai jembatan sebuah progrma atau data data sebuah
program yang nantinya akan berguna sebagai database sebuah program.
Berdasarkan tingkat kompleksitas nilai data, tingkatan data dapat disusun kedalam sebuah
hirarki, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling komplek.
basis data, merupakan sekumpulan dari bermacam-macam tipe record yang memiliki
hubungan antar record.
berkas/file, merupakan sekumpulan rekaman data yang berkaitan denngan suatu
objek.
6
record , merupakan sekumpulan field/atribut/data item yang saling berhubungan
terhadap obyek tertentu
fixed length record, semua field dalam record memiliki ukuran yang tetap.
Variabel length record, field-field dalam record dapat memiliki ukuran berbeda
(metode penandaan yang digunakan adalah : end of record marker, indikator panjang,
dan tabel posisi record)
field/atribut/data item, merupakan unit terkecil yang disebut data,yang tidak dapat
dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna.
fixed length field, memiliki ukuran yang tetap.
variabel length field, field-field dalam record dapat memiliki ukuran
berbeda.byte, adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori.
Penyimpanan data dalam bentuk DBMS mempunyai banyak manfaat dan kelebihan
dibandingkan dengan penyimpanan dalam bentuk flat file atau spreadsheet, diantaranya :
Performance yang idapat dengan penyimpanan dalam bentuk DBMS cukup besar,
sangat jauh berbeda dengan performance data yang disimpan dalam bentuk flat file.
Disamping memiliki unjuk kerja yang lebih baik, juga akan didapatkan efisiensi penggunaan
media penyimpanan dan memori
Integritas data lebih terjamin dengan penggunaan DBMS. Masalah redudansi sering
terjadi dalam DBMS. Redudansi adalah kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang
sama dalam sebuah database yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
Independensi. Perubahan struktur database dimungkinkan terjadi tanpa harus
mengubah aplikasi yang mengaksesnya sehingga pembuatan antarmuka ke dalam data akan
lebih mudah dengan penggunaan DBMS.
7
Sentralisasi. Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan database.
kemudahan di dalam melakukan bagi pakai dengan DBMS dan juga kekonsistenan data yang
diakses secara bersama-sama akan lebiih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file
atau worksheet yang tersebar.
Sekuritas. DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada
pengamanan pada file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan keluwesan
dalam pemberian hak akses kepada pengguna.
b. Pengaksesan yang efisien terhadap data, DBMS menyediakan berbagai teknik yang
canggih sehingga penyimpanan dan pengambilan data dilakukan secara efisien.
c. Keamanan dan integritas data, Karena data dikendalikan oleh DBMS, DBMS dapat
melakukan kendala integritas terhadap data. Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan definisi
suatu field dan kekangan yang melekat pada field akan ditolak. Sebagai contoh,
jika field Jenis_Kelamin dinyatakan berupa P atau W, maka penyimpanan L ke field tersebut
dengan sendirinya akan ditolak oleh DBMS.
d. Administrasi data, Jika sejumlah pemakai berbagi data, pemusatan administrasi dapat
meningkatkan perbaikan yang sangat berarti. Dengan cara seperti ini, duplikasi atau
redudansi data dapat diminimalkan.
8
Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain:
a. Biaya & Harga DBMS yang Tinggi & Mahal Kebutuhan untuk medapatkan
perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat cukup mahal, termasuk biaya
pemeliharaan dan sumber daya manusia yang mengelola basis data tersebut.
b. Sangat kompleks. Sistem basis data lebih kompleks dibandingkan dengan
proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan semakin sulit dalam
pemeliharaan data.
c. Resiko data yang terpusat. Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat
beresiko kehilangan data selama proses aplikasi.
Software yang tergolong kedalam DBMS antara lain, Microsoft SQL, MySQL,
Oracle, MS. Access, dan lain-lain
1. perangkat keras
berupa komputer dan bagian-bagian didalamnya, seperti prosesor, memori & harddisk.
Komponen inilah yang melakukan pemrosesan dan juga untuk menyimpan basis data.
9
2. basisdata
sebuah DBMS dapat memiliki beberapa basisdata, setiap basisdata dapat berisi sejumlah
obyek basisdata (file,tabel,indeks dsb). Disamping berisi data,setiap basisdata juga
menyimpan definisi struktur (baik untuk basisdata maupun obyek-obyeknya secara detail).
3. perangkat lunak
perangkat lunak ini terdiri dari sistem operasi dan perangkat lunak/program pengelola
basisdata. Perangkat lunak inilah yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasi,disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme
pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data,
dsb.
4. perangkat lunak
perangkat lunak ini terdiri dari sistem operasi dan perangkat lunak/program pengelola
basisdata. Perangkat lunak inilah yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasi,disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme
pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data,
dsb.
10
dalam menggunakan DBMS tersebut. Karena itu seringkali data yang terlihat oleh pemakai
sebelumnya berbeda dengan yang tersimpan secara fisik.
Level ini menggambarkan data apa (what) yang disimpan dalam database dan
menjelaskan bagaimana hubungan antar datanya secara keseluruhan. Seorang
pengguna dalam level ini dapat mengetahui bahwa data mahasiswa disimpan pada
tabel mahasiswa, tabel krs, tabel transkrip dan lain sebagainya. Level ini biasa di
pakai oleh seorang Database Administrator (DBA).
Ini merupakan level yang tertinggi, hanya menggambarkan sebagian saja dari
keseluruhan database sesuai dengan kebutuhan pengguna. Misalnya : Bagian
keuangan hanya membutuhkan data keuangan, jadi yang digambarkan hanya
pandangan terhadap data keuangan saja, begitu juga dengan bagian akuntansi, hanya
membutuhkan data akuntansi saja. Jadi tidak semua pengguna database membutuhkan
seluruh informasi yang terdapat dalam database tersebut.
11
2.8 MODEL BASIS DATA
Model Basis Data adalah kumpulan dari konsepsi basis datayang biasanya mewakili
struktur dan relasi data yang terdapat pada suatu basis data. Esensi sebuah model basisdata
adalah tempat dimana data atau suatu metodologi untuk menyimpan data. Kita tidak dapat
melihat model basisdata tetapi kita dapat melihat algoritma yang digunakan oleh model
basisdata tersebut.
+ Data flat file terdiri dari satu atau lebih file yang dapat dibaca, yang secara normal
berbentuk format file text.
+ Informasi pada suatu flat-file disimpan sebagai fields, dengan fields-nya memiliki panjang
konstan atau panjang bervariasi yang dipisahkan beberapa karakter (delimeter).
12
Penjelasan Contoh 1:
+ Terdapat 3 fields : identifikasi angka, nama dosen, dan nama program studi.
+ Setiap fields memiliki panjang konstan karena field identifikasi angka selalu dimulai pada
kolom #1 dan selalu berakhir pada kolom #4, field nama dosen selalu dimulai pada kolom #6
dan selalu berakhir pada kolom #25, dan seterusnya.
Penjelasan Contoh 2 :
+ Model data flat-file dengan panjang fields bervariasi yang dipisahkan dengan delimeter.
+ Untuk setiap fields dipisahkan dengan titik dua. Setiap fields memiliki panjang tidak
konstan.
+ Pada saat menggunakan fields separator, seharusnya fields seperatornya bukan merupakan
karakter yang terdapat pada data.
- Flat-file tidak menggunakan struktur data yang dengan mudah dapat direlasikan
13
- Program harus dikembangkan untuk mengatur data
+ Basis data Hirarki satu tingkat di atas basis data flat-file, dalam hal ini kaitanya dengan
kemampuan untuk menemukan dan memelihara relasi antar kelompok data .
+ Pada model data hirarki, suatu root table atau parent table berada apa struktur yang paling
atas, terhubung ke child table yang dihubungkan dengan data
14
- Terjadi redudansi data.
+ Model basis data jaringan merupakan perbaikan dari model basis data hirarki, yaitu dengan
menambahkan kemampuan root table untuk melakukan share relationships dengan child
tables.
+ Dalam hal ini child table dapat memiliki banyak root table dan untuk melakukan akses
terhadap child table, tidak dibutuhkan lagi untuk mengakses root table terlebih dahulu.
15
Kelebihan model data jaringan :
- Mudah untuk membentuk query yang komplek dalam melakukan retrieve data.
+ Model basis data relasional merupakan model basis data yang paling populer banyak
digunakan sekarang ini.
+ Unit utama yang disimpan pada basis data adalah berbentuk tabel atau kelompok data yang
saling berhubungan.
+ Tabel terdiri baris dan kolom, baris adalah merepresentasikan tuple atau record pada tabel,
dan kolom merepresentaksikan fields pada tabel.
+ Tabel dapat berhubungan dengan tabel yang lain dengan menggunakan kunci
16
Kelebihan basis data relasional :
- Data direpresentasikan secara logik, user tidak membutuhkan bagaimana data disimpan.
- Mudah untuk membentuk query yang komplek dalam melakukan retrieve data
- Kelompok informasi/tables yang berbeda harus dilakukan joined untuk melakukan retrieve
data
=> Model Data Keterhubungan antar Entitas ( Entity Relationship data model )
17
+Menjelaskan hubungan antar data dalam sistem basis data berdasarkan suatu presepsi bahwa
real world terdiri dari obyek-obyek dasar yang mempunyai hubungan relasi antara obyek-
obyek tersebut.
Keterangan simbol :
- Kebebasan data
18
- Integritas data dalam satu tree lebih baik
19
Kelebihan basis data berorientasi objek :
- Model data berorientasi objek lebih kompatibel dengan tools pemrograman berorientasi
objek.
User harus memahami konsep berorientasi objek, karena basis data berorientasi objek tidak
dapat bekerja dengan metoda pemrograman tradisional
Untuk mengelola sumber informasi yang pertama kali dilakukan adalah merancang
suatu sistem database agar informasi yang ada pada organisasi tersebut dapat digunakan
secara maksimal.
Tujuan Perancangan Database
1. Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari pengguna dan aplikasi
2. Menyediakan stuktur informasi yang natural dan mudah dimengerti oleh pengguna.
3. Mendukung kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek kinerja dari suatu sistem
database
Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle)
Tahapan-tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu :
1. Analisa Kelayakan
Tahapan ini memfokuskan pada
20
a) penganalisaan areal aplikasi yang unggul
b) mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannyamempelajari
keuntungan dan kerugian, penentuan kompleksitas data dan proses
c) menentukan prioritas aplikasi yang akan digunakan
2. Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
a) Kebutuhan-kebutuhan yang detail dikumpulkan dengan berinteraksi pada
kelompok pemakai atau pemakai individu.
b) Mengidentifikasikan masalah yang ada dan kebutuhan-kebutuhan.
c) Ketergantungan antar aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan.
3. Perancangan
a) Perancangan sistem database
b) Sistem aplikasi
4. Implementasi
Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada
5. engujian dan Validasi
Pengujian dan validasi sistem database dengan kriteria kinerja yang diinginkan oleh
pengguna
6. Pengoperasian dan Perawatan
Pengoperasian sistem setelah di validasi disertai dengan pengawasan dan perawatan
sistem.
Daur Hidup (Life Cycle) yang Umum dari Aplikasi Basis Data
Definisi Sistem
Database Design
Implementasi
Loading/Konversi Data
Konversi Aplikasi
Testing & Validasi
Operations
Control & Maintenance
Daur Hidup (Life Cycle) dari Aplikasi Basis Data
Definisi Sistem:
Ø ruang lingkup basis data
21
Ø pemakai
Ø aplikasi
Design:
Ø logical design à ER/EER
Ø physical design untuk suatu DBMS
Implementasi:
Ø membuat basis data (kosong)
Ø membuat program aplikasi
Loading/ Konversi Data:
Ø memasukkan data ke dalam basis data
Ø mengkonversi file yang sudah ada ke dalam format basis data dan kemudian
memasukkannya dalam basis data
Konversi Aplikasi:
Semua aplikasi dari sistem sebelumnya dikonversikan ke dalam sistem basis data.
Testing dan Validasi:
Sistem yang baru harus ditest dan divalidasi (diperiksa keabsahannya).
Operasi:
Pengoperasian basis data dan aplikasinya.
Monitoring dan Maintenance:
Selama operasi, sistem dimonitor dan diperlihara. Baik data maupun program aplikasi masih
dapat terus tumbuh dan berkembang.
Basis Data biasanya merupakan salah satu bagian dari suatu sistem informasi yang besar
yang antara lain terdiri dari:
o Data
o Perangkat lunak DBMS
o Perangkat keras komputer
o Perangkat lunak dan sistem operasi komputer
o Program-program aplikasi
o Pemrogram, dll
Proses Design Basis Data
- Pengumpulan dan analisa requirement
- Design basis data conceptual
22
- Pemilihan DBMS
- Mapping dari conceptual ke logical
- Physical Design
- Implementasi
Keenam phase dalam proses design tidak perlu dilaksanakan secara mutlak, mungkin ada
umpan balik antar phase dan dalam masing-masing phase
Proses Design Paralel
Proses design terdiri dari dua proses yang paralel yaitu:
o Proses design dari data dan struktur dari basis data (data driven)
o Proses design dari program aplikasi dan pemrosesan basis data (process driven)
Mengapa Harus Paralel
Karena kedua proses tersebut saling bergantungan.
Contoh:
1. Menentukan data item yang akan disimpan dalam basis data tergantung dari aplikasi basis
data tersebut, juga dalam menentukan struktur dan akses path.
2. Design dari program aplikasi tergantung dari struktur basis datanya.
3. Biasanya condong ke salah satu.
Proses design
23
o High level data model, bukan implementation-level data model
o Memberikan gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, dan
batasan-batasan.
o Conceptual schema bersifat tetap
o Alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis
Harus bersifat:
o Mampu menyatakan relationship, batasan-batasan
o Diagram
o Formal, minimum dalam menyatakan spesifikasi data (tidak ada duplikasi)
o Simple
24
Phase 4: Mapping dari Data Model
Memetakan conceptual model ke dalam DBMS
Menyesuaikan schema dengan DBMS pilihan
Hasil pemetaan biasanya berupa DDL
Implementasi basis data merupakan suatu tahapan dalam proses perancangan basis data.
Tahap ini merupakan implementasi dari hasil pemodelan logical dan fisikal. Bahasa perintah
yang digunakan, baik itu untuk definisi data ataupun penyimpanan data harus sesuai dengan
DBMS yang dipilih. Implementasi penyusunan basis data dimulai dari pembuatan berkas-
berkas data(tabel-tabel entity) kosong yang akan digunakan untuk menyimpan data dalam
basis data. Kemudian dilanjutkan dengan pemasukan data untuk tiap instan entity.
25
System) yang kita pilih. Tahap implementasi basis data diawali dengan melakukan
transformasi dari model data yang telah selesai dibuat ke skema/struktur basis data sesuai
dengan DBMS yang dipilih. Secara umum, sebuah diagram E-R akan direpresentasikan
menjadi sebuah basis data secara fisik. Sedang komponen-komponen Diagram E-R yang
berupa himpunan entitas dan himpunan relasi akan ditransformasikan menjadi tabel-tabel
(file-file data) yang merupakan komponen utama pembentuk basis data. Selanjutnya atribut-
atribut yang melekat pada masing-masing himpunan entitas dan himpunan relasi akan
dinyatakan sebagai field-field dari tabel-tabel yang sesuai.
Pengkodean/Abstaksi Data
Data yang dilihat oleh pemakai awam (end-user) bisa berbeda dengan bagaimana data /
informasi itu disimpan. Apa yang dilihat oleh end-user bisa jadi merupakan hasil pengolahan
yang tidak disimpan sama sekali dalam basis data, atau bisa dinyatkan dalam bentuk lain.
Alasan untuk membuat suatu pengkodean adalah untuk efisiensi ruang penyimpanan. Dari
pemakaiannya, ada dua bentuk pengkodean :
26
hendak dikodekan.. Contoh : "Laki-laki" -> dikodekan "L"; "Perempuan" -> dikodekan "P"
c. Blok Pengkodean dinyatakan dalam format tertentu.
Contoh : Nomor mahasiswa dengan format XX.YY.ZZZZ à terdiri atas XX = 2 digit tahun
masuk, YY = 2 digit kode jurusan, ZZZZ = 4 digit nomor urut.
1. Setiap himpunan entitas akan diimplemetasikan sebagai sebuah tabel (file data)
2. Relasi dengan Relasi Derajat 1-1 (satu ke satu) yang menghubungkan 2 buah himpunan
entitas akan direpresentasikan dalam bentuk penambahan/penyertaan atribut-atribut relasi ke
27
tabel yang mewakili salah satu dari kedua himpunan entitas.
3. Relasi dengan Derajat Relasi 1-N (satu ke banyak) yang menghubungkan 2 buah himpunan
entitas, juga juga akan direpresentasikan dalam bentuk pemberian/pencantuman atribut key
dari himpunan entitas pertama (yang derajat 1) ke tabel yang mewakili entitas kedua (yang
berderajat N).
28
Gambar Transformasi Relasi Banyak ke Banyak ke Basis Data Fisik
• Data angka : Numerik atau Alfaumerik (Teks) adalah field yang isinya berupa angka, tetapi
tidak menunjukkan suatu jumlah. Data demikian kurang cocok kalau dianggap sebagai data
Numerik, tetapi lebih cocok digolongkan sebagai Alfanumerik. Misalnya : NIM, NIP
• Data Numerik : Bilangan bulat (integer) atau bilagan nyata (real) integer merupakan tipe
data numerik.
• Data Bilangan Bulat (integer) : Byte (1 Byte), Small integer (2 byte) atau long-integer (4
Byte).
• Data Bilangan Nyata : single (4 Byte) atau double (8 byte) tipe data single dapat
menampung hingga 7 digit pecahan, sedangkan double hingga 15 digit pecahan. Perlu
diperhatikan, dalam komputasi, data integer akan membutuhkan waktu lebih cepat dalam
pengolahan data daripada data real.
• Data Uang, jika DBMS menyediakan tipe data yang khusus untuk meyimpan data uang,
29
maka tipe ini paling bagus untuk diterapkan pada field yang menunjukkan data uang.
• Data Teks : ukuran tetap (fixed-character) atau ukuran dinamis (variable-character). Data
teks yang ukurannya pasti atau yag tidak pendek, sebaiknya menggunakan fixed-character,
sedang yang berukuran panjang atau yag pnjang pendeknya sangat berfariasi, sebaiknya
menggunakan variable-character
Dan dapat juga ditambahkan Secondary Indeks Ada dua indeks yaitu :
1. Indeks Primer (primary index)
Indeks Primer pada setiap tabel hanya ada satu dan hampir selalu berasal dari kunci primer
yang telah ditetapkan dalam sebuah entitas/relasi. Indeks Primary yang baik terdiri atas field-
field dengan kriteria sebagai berikut :
a. Field yang menjadi komponen Indeks Primer harus bersifat mandatory(datanya tidak boleh
kosong/null)
b. bersifat unik.
c. nilai – nilainya lebih permanen
d. berukuran kecil dengan jumlah field minimal
30
hematdalam membutuhkan ruang penyimpanan.
• Hash merupakan struktur penyimpanan yang menempatkan baris-baris data berdasarkan
alamat fisik yang diperoleh dari hasil perhitungan (penggunaan fungsi hashing) terhadap nilai
key-nya.
• Sekuensial Berindeks merupakan struktur penyimpanan yang menempatkan data dengan
urutan tertentu didalam tabel (yaitu berdasarkan nilai Indeks Primernya).
• File Berindeks merupakan struktur penyimpanan yang dikembangkan dari struktur Heap.
• Hampir tidak ada DBMS yag mengakomodasi secara khusus adanya pemakaian struktur
penyimpanan Pile dan Multirang. Sehingga struktur penyimpanan ini tidak perlu
dipertimbangkan dalam menetukan struktur penyimapanan yang tepat bagi suatu tabel.
2.11 NORMALISASI
Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk
menentukan apakah relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert,update,delete,
dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam
relasi tersebut.
31
Contoh Anomali
Keadaan yang tidak diingini atau munculnya masalah saat akan menyisipkan data
baru ke dalam relasi dengan struktur yang tidak lengkap
Data baru bernama Rudi tetapi hobby belum tercatat…?
Keadaan di mana apabila satu nilai atribut perlu diperbaharui, jika lebih daripada satu
data yang terlibat yang disebabkan adanya pengulangan data maka apabila tidak
semua data diperbaharui akan menimbulkan inkonsistensi data
Andi berpindah alamat…?
Keadaan di mana apabila satu data dihapuskan pada suatu relasi, terjadi kehilangan
data lain yang masih diperlukan
Data hobby bersepeda dihilangkan, maka Data Antok ikut hilang
Penyebab Redundansi
32
Umur (diperoleh dari tgl lahir)
Subtotal (diperoleh dari Qty x Harga)
Solusi Redundansi
Penghilangan data turunan
Dekomposisi: pemecahan sebuah relasi menjadi 2 atau lebih relasi
Lossy decomposition/lossy-join decomposition (kehilangan informasi ketika relasi
dipecah menjadi relasi-relasi lain)
Lossless-join decomposition (tidak ada informasi yang hilang ketika relasi dipecah
menjadi relasi-relasi lain)
Depedensi (Ketergantungan)
Konsep dasar pada tahap normalisasi yang menjelaskan hubungan atribut atau secara lebih
khusus menjelaskan nilai suatu atribut yang menentukan atribut lainnya.
Depedensi fungsional
Depedensi fungsional
Depedensi total
33
Y memiliki dependensi fungsional terhadap X, dan
X mempunyai dependensi fungsional terhadap Y.
Depedensi transitif
Tahap Normalisasi
34
Tahapan Normalisasi
Pada proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan dengan tiga tahap
normalisasi antara lain :
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikukti
format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya
sesuai dengan saat menginput. Untuk mentransformasikan tabel yang belum ternomalisasi di
atas menjadi tabel yang memenuhi kriteria 1NF adalah kita harus merubah seluruh atribut
yang multivalue menjadi atribut single value, dengan cara menghilangkan repeating group
pada tabel di atas. Misalkan terdapat dokumen dasar sebagai berikut,
35
Berdasarkan bentuk nota tersebut dapat dibuat bentuk tidak normalnya sebagai berikut:
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi
satu harga tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut
harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil
yang masih memiliki sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.
36
1. setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu
record nilai dari field berupa “atomic value”.
2. tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
3. telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
4. tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
Contoh Lain:
37
Contoh lainnya:
Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan
fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah atribut-
atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan
fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari
subset (himpunan bagian) dari A.
38
Contoh Bentuk Normal Kedua
Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun
relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update)
terhadap relasi tersebut.
39
3. Seluruh atribut non-primary key pada relasi Pelanggan dan Biaya di atas
terlihat memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap
primary key dari masing-masing tabel / relasi. Relasi / tabel Pelanggan dan Biaya di
atas tidak memiliki ketergantungan transitif (transitive dependency), sehingga tabel
tersebut telah memenuhi
Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun
relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update)
terhadap relasi tersebut.
40
Contoh Bentuk Normal Ketiga
Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd jika dan hanya jika semua
penentu (determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik). BCNF merupakan
bentuk normal sebagian perbaikan terhadap 3NF. Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu
memenuhi 3NF, tetapi tidak untuk sebaliknya
Suatu relasi yang memenuhi 3NF belum tentu memenuhi BCNF. Dalam banyak literatur
disebutkan bahwa BCNF adalah perbaikan dari 3NF, karena bentuk normal ketigapun
mungkin masih mengandung anomali sehingga masih perlu dinormalisasi lebih lanjut.
Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap Functional Dependency
terhadap setiap atribut atau gabungan atribut dalam bentuk : X –> Y maka X adalah
Super Key.
Tabel tersebut harus di dekomposisi berdasarkan Functional Dependency yang ada,
sehingga X menjadi super key dari tabel-tabel hasil dekomposisi.
Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF. Akan tetapi setiap 3NF belum tentu
termasuk BCNF. Perbedaannya, untuk Functional Dependency X–> A, BCNF tidak
membolehkan A sebagai bagian dari primary key.
Properti penting BCNF adalah relasi tidak memiliki informasi yang redundan.
Pada BCNF suatu atribut yang bergantung secara fungsional terhadap kunci primer,
mungkin saja merupakan kunci primer bagi atribut yang lain.
Pada 3NF hal ini bisa saja terjadi dan tidak menjadi masalah.
41
Contoh Tidak Memenuhi BCNF
maka:
Syarat:
Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk BCNF,
dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari sebuah multivalued attribute.
42
Untuk setiap multivalued attribute (MVD) juga harus merupakan Functional
Dependency
Dependensi ini pertama kali diperkenalkan oleh R.Fagin pada tahun 1977, dipakai pada
bentuk normal keempat (4NF). Dependensi ini dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke
banyak.
Secara umum, dependensi nilai banyak muncul pada relasi yang paling tidak memiliki tiga
atribut dan dua di antaranya bernilai banyak, dan nilainilainya tergantung hanya pada atribut
ketiga.
Bila R(A,B,C) merupakan suatu relasi, dengan A, B, C adalah atribut – atribut relasi
tersebut, maka proyeksi dari R berupa (A, B) dan (A, C) jika R memenuhi MVD: A –>> B |
C
A —>> B
A —>> C
A —>> B | C
Jika kita mencatat info ini pd satu tabel, ketiga atribut harus digunakan sbg kunci
43
Hubungan antara pegawai dan proyek mrp ketergantungan multivalue krn untuk
setiap pasang nilai pegawai/ahli pd tabel, himp nilai proyek yg berhub hanya
ditentukan oleh pegawai dan tidak tergantung pada
Hubungan antara pegawai &ahli mrp ketergantungan multivalue,karena himpunan
nilai ahli untuk pasangan pegawai/proyek selalu hanya tergantung pd pegawai
untuk mengubah sebuah tabel dg ketergantungan multivalue ke dlm 4NF, pindahkan
masing2 pasangan MVD ke tabel baru.
Bentuk normal 5NF terpenuhi jika memiliki sebuah loseloss decomposition menjadi
tabel-tabel yang lebih kecil.
Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan Functional Dependency, 5NF
dibentuk berdasarkan konsep Join Dependence. Yakni apabila sebuah tabel telah di
dekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi untuk
membentuk tabel semula.
Overnormalisasi
Analisa Overnormalisasi diperlukan jika :
Tabel-tabel yang sudah normal ini digabungkan dengan fungsi lain yang ada di lapangan,
misalnya; untuk fungsi retur, untuk fungsi inventori, untuk fungsi sales order maupun order
pembelian, untuk fungsi keamanan database, dan lain-lain
44
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pembuatan basisdata terdapat beberapa tahapan antara lain pengumpulan dan
analisis, perancangan database secara konseptual, dan terakhir proses design database.
B. SARAN
Pelajarilah Basis data sebisa mungkin agar nantinya bisa digunakan untuk
keperluan membangun.
45
DAFTAR PUSTAKA
Waljiyanto, Sistem Basis Data : Analisis dan Pemodelan Data, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2003
http://informatika.web.id/implementasi-basis-data.htm
http://lecturer.poliupg.ac.id/riniyn/BasisData/
http://maeami1211.blogspot.co.id/2013/03/data-base-basis-data.html
http://putrarantauu.blogspot.co.id/2016/03/makalah-sistem-basis-data-
normalisasi.html
46