Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ERROR DETECTION & CORRECTION

DI SUSUN OLEH :
M. RENALDY NASIR / 1929042076

MATA KULIAH :
KOMUNIKASI DATA PTIK F 2019

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Pertama-tama saya panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT karena masih
memberikan saya kesehatan sehingga saya bisa mengerjakan dan menyelesaikan
makalah ini dengan rasa puas. Puas mendapatkan ilmu dan wawasan baru yang
sebelumnya saya belum dapatkan ditambah kondisi kita saat ini berada di tengah
pandemic sehingga interaksi penyampaian ilmu antara dosen dan mahasiswa lebih
kecil. Dengan adanya tugas makalah ini, mau tidak mau saya sebagai mahasiswa
mencari sebanyak mungkin referensi mengenai tugas yang diberikan yakni
Makalah tentang Error Detection & Correction.
Terimakasih juga kepada ibu Ayu Tri Wardani, S.Pd., M.Pd selaku dosen
mitra mata kuliah Komunikasi Data kelas PTIK F yang memberikan tugas makalah
ini kepada kelas kami. Dengan adanya tugas ini, saya dan teman-teman bisa
memahami apa itu Error Detec pada komuniion dan Correction pada komunikasi
data. Untuk pihak-pihak lain yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini
juga saya ucapkan terimakasih, seperti penulis artikel. Akhir kata saya ucapkan
Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 12 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1
D. Manfaat ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Deteksi Error................................................................................................3
a. Deteksi kesalahan .........................................................................................4
1) Forward Error Control .............................................................................. 4
2) Feedback (backward) Error Control ......................................................... 4
b. Cara deteksi error ......................................................................................... 4
1) Metode Echo ............................................................................................. 4
2) Metode deteksi error otomatis.................................................................. 4
3) Framming Check......................................................................................4
c. Teknik deteksi error.....................................................................................4
1) VRC .......................................................................................................... 5
2) LRC ..........................................................................................................5
3) CRC ..........................................................................................................6
B. Koreksi Error................................................................................................6
a. Forward Error Correction (FEC) ..................................................................6
1) Error Control ............................................................................................7
2) Code Hamming .........................................................................................7
b. Automatic Repeat Request (ARQ) ............................................................. 11
1) Stop and Wait ARQ ................................................................................ 11

iii
2) Go Back N ARQ .....................................................................................12
3) Selective Repeat ..................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 16
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dilihat dari definisi komunikasi data, kepentingan komunikasi data
terletak pada kelancaran penyampaian dan penyebaran datanya.
Kelancaran penyampaian dan penyebaran data ini akan membawa dampak
kepada kelancaran suatu proses bisnis yang bergantung pada data dan
informasi. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi error
(Error Detection) dan mengkoreksi error (Error Correction) yang terjadi.
Salah satunya adalah dengan menggunakan metode Hamming Code (Error
Correction) dan Parity Check (Error Detection). Dua metode ini merupakan
salah satu jenis linier error correction code yang sederhana. Keuntungan
yang didapatkan dengan menggunakan metode ini adalah cara kerjanya
yang cukup sederhana dan tidak membutuhkan alokasi memori yang
banyak. Selain itu dengan digunakannya konsep error correcting code pada
metode ini maka jika ditemukan error pada saat pendeteksian, data tidak
perlu ditransmisikan ulang .tetapi langsung dikoreksi di simpul tujuan.
Maka dari itu, penulis termotivasi untuk membahas dan
mendiskrisikan tentang dua metode diatas yaitu, Parity Check dan
Hamming Code . serta bagaimana cara mendeteksi error dan mengoreksi
error yang terjadi pada saat pengiriman data .dibahaspula beberapa
keunggulan dan kelemahan dari masing-masing metode.

B. Rumusan Masalah
1. Apasih yang dimaksud dengan Error Detection dan Error Correction itu?
2. Apa hubungan parity dan framing check dengan error detection?
3. Lalu untuk error correction apa fungsi code hamming?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu error detection dan error correction dan bisa
membedakan keduanya

1
2. Bisa memahami pentingnya error detection dengan parity dan framing
check
3. Memahami cara mengkoreksi errordengan fungsi code hamming

D. Manfaat
Makalah ini dibuat untuk mempelajari mengenai error detection atau
mendeteksi error dan tahu cara mendeteksinya menggunakan teknik dan
metode-metodenya. Selain itu kita juga bisa tahu mengenai error correction
dengan menggunakan FEC dan maupun ARQ

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Deteksi Error
Pengiriman informasi, baik berupa sinyal digital maupun sinyal analog,
dapat mengalami perubahan. Perubahan dapat disebabkan oleh keadaan
media transmisi, gangguan terhadap media tersebut, melemahnya sinyal
informasi karena jarak yang ditempuhnya, atau juga perantara lain yang
digunakan dalam pengiriman informasi.
Media pengiriman komunikasi data sangat terpengaruhi oleh gangguan
(interferensi) gejala listrik seperti kilat, pengaruh media lain yang
berdekatan dengannya, dan sebagainya. Semua gejala ini dikenal dengan
noise (derau). Derau ini yang menyebabkan informasi mengalami
perubahan, shg ada kemungkinan data tersebut salah, apalagi bila sinyal data
tersebut sudah melemah karena jarak tempuhnya. Jadi kesalahan transmisi
adalah terjadinya kesalahan pada data yang dikirimkan dari satu tempat ke
tempat lain.
Derau tidak dapat dihindarkan, tetapi data juga harus dapat dikirimkan.
Oleh karen itu, terdapat usaha untuk mencegah, mendeteksi, bahkan
memperbaiki kesalahan yang terjadi pada data yang dikirimkan. Sehingga
data yang diterima adalah benar-benar data yang dikehendaki. Umumnya
error timbul dalam bentuk burst (terkumpul), yaitu lebih dari satu bit
terganggu dalam satu satuan waktu. Cara mengatasinya:
1) Dgn memperbaiki peralatan pengirim dan penerima
2) Teknik melacak kesalahan „
Deteksi error pada siskomdat menyangkut penggunaan redundansi,
yaitu data tambahan pada data yang dikirim, yang tdk ada sangkut pautnya
dgn isi informasi, berupa bit pariti. Data tambahan ini berfungsi utk
menunjukkan ada tidaknya kesalahan data. Yaitu dengan mendeteksi dan
mengoreksi kesalahan yang terjadi. Makin banyak redundansi yang
digunakan makin baik deteksi errornya tapi makin rendah troughput dari
data yang berguna. Troughput adalah perbandingan antara data yang

3
berguna dengan data keseluruhan. Banyaknya tambahan pada redundansi
sampai 100% dari jumlah bit data.
a. Deteksi kesalahan
Ada dua pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1) Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi
informasi tambahan (redundansi) sehingga bila penerima tidak
hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga
memperbaiki dimana aliran bit yang diterima error.
2) Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup
untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan
kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontrol
digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi
yang dikirimkan.
b. Cara deteksi error
1) Metode Echo
Digunakan dalam sistem interaktif; (bila ada operator yang
memasukkan data ke komputer dan komputer menampilkannya ke
monitor. Operator dapat melihat langsung apakah data yang dikirim
sudah benar)
2) Metode deteksi error otomatis
Pariti: bit tambahan yang digunakan untuk mendeteksi error.
Cara penambahan bit pariti:
• Pariti ganjil (odd parity) : jumlah bit “1” ganjil
• Pariti genap (even parity) : jumlah bit “1” genap
3) Framming Check
• Dengan penambahan bit awal dan bit akhir. „
• Digunakan antara lain pada transmisi asinkron

4
c. Teknik deteksi error

1) VRC
• Setiap karakter yang dikirimkan (7 bit) diberi 1 bit pariti.
• Bit pariti ini diperiksa oleh penerima utk mengetahui apakah
karakter yang dikirim benar atau salah. Cara ini hanya dapat
melacak error 1 bit dan berguna melacak kesalahan yang
terjadi pada pengiriman berkecepatan menengah, karena
kecepatan tinggi lebih besar
kemungkinan terjadi kesalahan banyak bit. „
• Kekurangan : bila ada 2 bit yang terganggu ia tidak dapat
melacaknya karena paritinya akan benar.
• Contoh :
ASCII huruf "A" adalah 41 hexadesimal
100 0001 ASCII 7 bit
1100 0001 ASCII dengan pariti ganjil
0100 0001 ASCII dengan pariti genap
Akibatnya huruf "A" kode ASCII dalam Hex : 41
bilamana pariti genap, dan C1 bilamana pariti ganjil
2) LRC
• Untuk data dikirim secara blok „
• Diperiksa secara karakter dan per blok „
• Penambahan bit pariti pada akhir tiap karakter dan pada akhir
setiap blok yang dikirim „
• Error lebih dari 1 bit dapat ditemukan Contoh dengan parity
ganjil :

5
3) CRC
• Utk pengiriman data dgn kecepatan tinggi „
• Memerlukan rangkaian elektronik yang lebih sukar dari
teknik deteksi error di atas. „
• Satu blok informasi dilihat sebagai sederatan bit yang
ditransmisikan
• Bit yang akan disalurkan dimasukkan kedalam register geser
siklis (generator CRC) „
• Operasi CRC didasarkan atas pembagian deretan bit dengan
sebuah fungsi khusus yang disebut generator polynomial

B. Koreksi Error
Jika terdapat kesalahan terdeteksi maka pesawat penerima dapat menangani
dengan 2 cara, yaitu:
• Penerima dapat melakukan perbaikan atas kesalahan yang
timbul ☞ Forward Error Correction (FEC)
• Jika penerima mendeteksi adanya kesalahan, maka penerima
meminta pengirim untuk mengirim kembali blok data yang salah
☞ Automatic Repeat Request (ARQ)
• Dapat juga digunakan keduanya, sehingga eror minor dikerjakan
menggunakan FEC sedangkan eror major menggunakan ARQ,
teknik ini disebut Hybrid ARQ

6
a. Forward Error Correction (FEC)
Forward Error Corection (FEC) atau Error Corecting Code (ECC)
dinyatakan sebagai penerusan koreksi kesalahan untuk mengindikasikan
bahwa pesawat penerima sedang mengoreksi kesalahan. Kode
pendeteksi kesalahan yang paling banyak digunakan adalah Kode
Hamming. Kode ini menggunakan bit-bit cek paritas yang diletakkan
pada posisi tertentu pada setiap blok data.

1) Error Control
Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki eror-eror yang terjadi
dalam transmisi frame-frame. Ada 2 tipe eror yang mungkin:
• Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain
• Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bitnya eror
2) Code Hamming
Kode Hamming merupakan kode non-trivial untuk koreksi
kesalahan yang pertama kali diperkenalkan. Kode ini dan
variansinya telah lama digunakan untuk kontrol kesalahan pada
sistem komunikasi digital. Kode Hamming biner dapat
direpresentasikan dalam bentuk persamaan:
(n,k) = (2m-1, 2m-1-m) Contoh:
jika m = jumlah paritas = 3 k = jumlah data = 4 n =
jumlah bit informasi yang membentuk n sandi = 7 maka
kode Hamming nya adalah C (7,4) dengan dmin =3

Error Correcting codes dinyatakan sebagai penerusan koreksi


kesalahan untuk mengindikasikan bahwa pesawat penerima sedang
mengoreksi kesalahan. Kode pendeteksi yang paling banyak
digunakan merupakan kode Hamming. Posisi bit-bit Hamming
dinyatakan dalam 2n dengan n bilangan bulat sehingga bit-bit
Hamming akan berada dalam posisi 1, 2, 4, 8, 16, dst.

7
3) Langkah-langkah Code Hamming
• Tandai semua posisi bit 2n sebagai bit redundancy (yaitu
posisi 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, ...)
• Posisi bit sisanya selain no 1 diatas adalah posisi bit yang
akan dipakai (yaitu posisi 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
17, ...)
• Setiap bit paritas: (no.1)
• Posisi 1 (r1): periksa tiap satu bit dari bit pertama, lalu
lompati tiap satu bit, periksa 1 bit berikutnya, lompati 1 bit,
dan seterusnya. (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, ...)
• Posisi 2 (r2): periksa tiap dua bit dari bit kedua, lompati 2 bit,
periksa lagi bit berikutnya dan seterusnya (2, 3, 6, 7, 10,
11, 14, 15, ...)
• Posisi 4 (r4): periksa tiap 4 bit dari bit keempat, lompati 4 bit
berikutnya, cek 4 bit, dan seterusnya
(4,5,6,7,12,13,14,15,20,21,22,23, ...)
• Posisi 8 (r8): periksa setiap 8 bit dari bit kedelapan, lompati
8 bit berikutnya, periksa 8 bit berikutnya dan seterusnya (8-
15, 24-31, 40-47, ...)
• Posisi 16 (r16): periksa setiap 16 bit dari bit ke-enambelas,
lompati 16 bit berikutnya, periksa lagi 16 bit, dan seterusnya
(16-31, 48-63, 80-95, ...)
• Posisi 32 (r32): periksa setiap 32 bit dari bit keenambelas,
lompati 32 bit berikutnya, periksa lagi 32 bit, dan seterusnya
(32-63, 96-127, 160-191, ...)
• Set bit paritas 1 jika total bit 1 ganjil, set bit paritas 0 jika
jumlah bit 1 nya adalah genap.

8
Contoh 1 :
A byte of data: 10011010
Create the data word, leaving spaces for the parity bits: _ _ 1 _ 0 0 1
_1010
Calculate the parity for each parity bit (a ? represents the bit position
being set):
• Position 1 checks bits 1, 3, 5, 7, 9, 11: ? _ 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1
0. Even parity so set position 1 to a 0: 0 _ 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0
• Position 2 checks bits 2, 3, 6, 7, 10, 11: 0 ? 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1
0. Odd parity so set position 2 to a 1: 0 1 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0
Position 4 checks bits 4, 5, 6, 7, 12: 0 1 1 ? 0 0 1 _ 1 0 1 0.
Odd parity so set position 4 to a 1: 0 1 1 1 0 0 1 _ 1 0 1 0
• Position 8 checks bits 8, 9, 10, 11, 12: 0 1 1 1 0 0 1 ? 1 0 1 0.
Even parity so set position 8 to a 0: 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 !
• Code word: 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0.

Contoh 2 :
Hamming Code

9
Contoh 3 :
Jika bit yang dikirim dan sampai di penerima mengalami error pada
bit tertentu, hitung dengan menggunakan kode Hamming dimana
posisi bit yang mengalami kerusakan!

Dengan menggunakan kode hamming :

10
b. Automatic Repeat Request (ARQ)
Terdapat 3 versi dari ARQ, yaitu:
Stop and wait ARQ
Go Back N ARQ
Selective Repeat ARQ
1) Stop and Wait ARQ
Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan kemudian
harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam periode
tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan dari
stasiun tujuan tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan maka
frame ditransmisi ulang. Bila error dideteksi oleh tujuan, maka
frame tersebut dibuang dan mengirim suatu Negative
Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber mentransmisi
ulang frame yang rusak tersebut.

Bila sinyal acknowledgment rusak pada waktu transmisi, kemudian


sumber akan habis waktu dan mentransmisi ulang frame tersebut.

11
Untuk mencegah hal ini, maka frame diberi label 0 atau 1 dan
positive acknowledgment dengan bentuk ACK0 atau ACK1 :
ACK0 mengakui menerima frame 1 dan mengindikasi bahwa
receiver siap untuk frame 0. Sedangkan ACK1 mengakui menerima
frame 0 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 1.
2) Go Back N ARQ
Teknik Go-back-N ARQ yang terjadi dalam beberapa kejadian :
• Frame yang rusak. Ada 3 kasus :
o A mentransmisi frame i. B mendeteksi suatu error
dan telah menerima frame (i-1) secara sukses. B
mengirim A NAKi, mengindikasi bahwa frame i
ditolak. Ketika A menerima NAK ini, maka harus
mentransmisi ulang frame i dan semua frame
berikutnya yang sudah ditransmisi.
o Frame i hilang dalam transmisi. A kemudian
mengirim frame (i+1). B menerima frame (i+1)
diluar permintaan, dan mengirim suatu NAKi.
o Frame i hilang dalam transmisi dan A tidak segera
mengirim frame. Frame tambahan. B tidak menerima
apapun dan mengembalikan baik ACK atau NAK. A
akan kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame
i.

12
• ACK rusak. Ada 2 kasus :
o B menerima frame i dan mengirim ACK (i+1), yang
hilang dalam transmisi. Karena ACK dikomulatif
(contoh, ACK6 berarti semua frame sampai 5
diakui), hal ini mungkin karena A akan menerima
sebuah ACK yang berikutnya untuk sebuah frame
berikutnya yang akan melaksanakan tugas dari
ACK yang hilang sebelum waktunya habis.
o Jika waktu A habis, A mentransmisi ulang frame I
dan semua frame - frame berikutnya.
• NAK rusak. Jika sebuah NAK hilang, A akan kehabisan
waktu (time out) pada serangkaian frame dan
mentransmisi ulang frame tersebut berikut frame-frame
selanjutnya.
3) Selective Repeat
Hanya mentransmisi ulang frame-frame bila menerima NAK atau
waktu habis. Ukuran window yang perlu lebih sempit daripada go-

13
back-N. Untuk go-back-N, ukuran w i n d o w 2 n - 1 s e d a n g k
a n selective -repeat 2n.

• Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang


mengizinkan ukuran windowsebesar 7 :
o Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B.
o Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh
frameframe.
o Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang. o
Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang
frame 0.
o Stasiun B sudah memajukan window penerimanya
untuk menerima frame 7,0,1,2,3,4 dan 5. Dengan
demikian dianggap bahwa frame

7 telah hilang dan bahwa frame nol yang baru,


diterima.

14
• Problem dari skenario ini yaitu antara window
pengiriman dan penerimaan. Yang diatasi dengan
memakai ukuran window max tidak lebih dari setengah
range penomoran.

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Sesuai dengan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Metode hamming code mampu mendeteksi kesalahan bit pada file yang
diterima oleh penerima file. Pengecekan dilakukan dengan membandingkan
nilai check bit dengan nilai original bit yang ada pada file tersebut. Metode
hamming code dapat melakukan koreksi kerusakan bit (bit error) sebanyak
satu bit atau disebut dengan single bit error detection. Sebaliknya metode
hamming code tidak dapat mendeteksi jika terdapat lebih dari satu error bit.
Jika terdapat kasus tersebut error bit yang terdeteksi hanya satu saja.

B. Saran
Dari penjelasan dan penjabaran dua sistem metode Error Detection
(Parity Check) dan Error Correction (Haming Code) tersebut .
masingmasing sistem mempunyai keunggulan kelemahan . maka dari itu
saran yang dapat penulis berikan untuk mndeteksi dan juga mengkoreksi
error yang terjadi pada pengiriman dan penerimaan data adalah kombinasi
dari keduanya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Ahmad Alfi Albar dkk. (2010). Perancangan Error Detection System And
Error Correction System
https://www.academia.edu/6572060/ERROR_DETECTION_AND_CORRECTIO
N diakses pada 12 November 2021 pukul 22:19
https://repository.unikom.ac.id/46071/1/13.%20Error%20Correction.pdf diakses
pada12 November 2021 pukul 22:26

17

Anda mungkin juga menyukai