INSTRUMENTAL PENELITIAN
Diajukan oleh :
NUR ANNISAA BADIA
1929042069
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Lumu., M.Pd.
Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus
pengumpil data. Instrumen selain manusia (seperti; angket, pedoman wawancara, pedoman
observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung
tugas peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran
peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan
non manusia yang ada dalam kancah penelitian. Kehadirannya di lapangan eneliti harus
dijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau tidak diketahui oleh subyek penelitian. Ini
berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif
(Murni, 2017).
Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian.
Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang di perlukan. Bentuk
instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara yang
instrumennya pedoman wawancara. Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket
atau kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes tetapi metode observasi, instrumennya
bernama cheklist (Black, 2006) . Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat
evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang suatu yang diteliti, dan hasil yan
diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh
peneliti. Dalam hal ini terdapat dua macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi
instrumen penelitian, yaitu tes dan non-tes (C. Narbuko & Achmadi, A.H, 2004)
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses
penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk
menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan
metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitin,yakni suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-
ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Suatu intrumen yang baik tentu harus
memiliki validitas dan realibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument yang baik tentu
selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai
kaidah-kaidah penyusunan instrument.
B. Tujuan
Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun instrumen
adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi mengumpulkan data jauh lebih
penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan metode yang rawan terhadap masuknya
unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus
ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu
pengumpulan variabel yang tepat. Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar
data yang diperoleh dapat terjaga tingkat pvaliditas dan reliabilitas.
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal terkait
dengan instrument penelitian yang pembahasannya diawali dengan :
1. pengertian instrumen penelitian
2. jenis instrumental penelitian
3. langkah-langkah penyusunan
4. Teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya.
1
2
yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner,
rekaman gambar, dan rekaman suara. Observasi dalam penelitian kualitatis digunakan
untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga peneliti
mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap
penelitian yang dilakukan.
d. Dokumentasi
Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman dokumentasi
yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan check-list
yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Perbedaan anatar kedua
bentuk instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang diteliti. Pada pedoman
dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda centang dalam kolom gejala,
sedangkan check-list, peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan gejala (N.
Cooper dkk, 2002).
3
4
dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada
variabel-variabel tertentu saja.
3. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan
refleksi secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas
tentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi"
realitas yang tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen yaitu :
1. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan
subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan
secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan
pikiran-pikirannya sendiri.
2. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil
penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan)
untuk menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989)
mengatakan "lantaran pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali
mengalami kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".
3. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-
perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui
statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil
penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit
ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal
(waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam penelitian
kuantitatif.
yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian
validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
3. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari
kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi
di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai. Maka
kriteria kinerja pada instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan
(empiris) tentang kinerja yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam
instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut
mempunyai Validitas eksternal yang tinggi.
1. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti. Dalam penelitian kualitatif,
instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, sedangkan dalam penelitian kuantitatif,
instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti.
2. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu. Enam
langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu :
• Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti
• Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
• Mencari indikator dari setiap dimensi
• Mendeskripsikan kisi-kisi instrument
• Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrument
• Petunjuk pengisian instrumen.
3. Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaitu Valid dan
reliable; valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel
berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press.
M. Burhan Bungin. 2005.Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, ekonomi, dan kebijakan
publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2000. Manaj emen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2008.Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.