Anda di halaman 1dari 15

JAWABAN SOAL UAS METODOLOGI PENELITIAN

1.    Jelaskan apa yang di maksud dengan pengukuran!


Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek sedemikian rupa
sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.
2.    Sebutkan pembagian pengukuran dan jelaskan 4 skala pengukuran disertai contohnya!
1.    Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala yang paling lemah dari semua skala pengukuran yang ada.
Skala ini membedakan suatu peristiwa dengan peristiwa yang lain berdasarkan nama. Pada
skala ordinal semua data dianggap bersifat kualitatif dan setara, sebagai contoh data siswa
dibedakan menjadi laki-laki diwakili dengan angka 1 dan perempuan diwakili dengan angka
2, konsekuensi dari nominal tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori sekaligus.
2.    Skala Ordinal
Skala ordinal pengukuran didasarkan pada jumlah relatif beberapa karakteristik khusus yang
dimiliki oleh setiap peristiwa. Oleh karena itu, pengukuran skala ordinal memungkinkan
penyusunan peringkat dari masingmasing peristiwa yang terjadi. Pada skala ordinal terdapat
klasifikasi data berdasarkan tingkatan, sebagai contoh tingkat pendidikan, kategori SD
diwakili angka 1, SMP diwakili angka 2, SMA diwakili angka 3, dan kategori Serjana
diwakili angka 4, dari data tingkat pendidikan yang diwakili angka 1, 2, 3 dan 4 memilii level
yang berbeda.
3.    Skala Interval
Pada skala interval, pembedaan peristiwa dapat diurutkan. Antara peringkat satu dengan yang
lain memiliki arti. Dengan kata lain, selain bisa dibuat dalam peringkat data dapat pula
dikuantitatifkan. Sebagai contoh interval nilai pelajaran matematika di SMP Maju adalah 0
sampai 100, bila siswa A dan B masing-masing mendapat nilai 45 dan 90 bukan berarti
tingkat kecerdasan B dua kali dari tingkat kecerdasan A meskipun nilai B dua kali dari nilai
A.
4.    Skala Rasio
Skala rasio merupakan pengukuran yang paling tinggi. Skala rasio adalah hasil pengukuran
untuk nilai yang sesungguhnya, bukan kategori seperti pada skala nominal, ordinal maupun
interval. Sebagai contoh saldo A di bank BRI bernilai Rp.50.000,00. Angka 50.000 benar-
benar real bahwa A mempunyai uang sebesar Rp.50.000,00.
3. jelaskan prosedur (langkah-langkah) penyusunan instrumen tes sebagai berikut:
1. Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
2. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.
3.  Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik
4.  Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.
5.  Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
6.  Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
4. Jelaskan jenis-jenis Validitas !
1. Validitas Isi (Content Validity)
     Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur
tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan
alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif  terhadap bahan
pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang
telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
    Cara menyelidiki validitas isi alat ukur Matematika dapat dilakukan dengan menggunakan
pendapat suatu ‘panel’ yang terdiri dari ahli-ahli dalam bidang matematika dan ahli-ahli
dalam pengukuran. Bila cara tersebut sulit untuk dilakukan, maka dapat dikerjakan dengan
cara membandingkan materi alat ukur tersebut dengan bahan-bahan dalam penyusunan alat
ukur, dengan analisis rasional. Apabila materi alat ukur cocok dengan materi penyusunan alat
ukur, berarti alat ukur tersebut memiliki validitas isi.
2. Validitas Konstruk (construct Validity)
    Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan konstruksi atau konsep bidang ilmu
yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara
hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas konstruk
alat ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha untuk menunjukan bahwa skor yang
dihasilkan suatu alat ukur matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang sama
dengan kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.
    Suatu alat ukur matematika dikatakan memiliki validitas konstruk yang tinggi apabila hasil
alat ukur sesuai dengan ciri-ciri tingkah laku yang diukur. Dengan kata lain, apabila diuraikan
akan tampak keselarasan rincian kemampuan dalam butir alat ukur dengan rincian
kemampuan yang akan diukur.
    Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir soal
dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif
tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas
konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat
ukur.
3. Validitas Ukuran
    Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk pada pengertian seberpa jauh
siswa yang sudah diajarkan dalam bidang matematika menunjukan kemampuan yang lebih
tinggi dari dapa yang belum diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan tentang
materi aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap materi aljabar yang lebih
dari siswa yang belum diajarkan.
    Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa diuji dengan alat ukur yang
sama. Kelompok pertama telah diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok
kedua belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok itu diuji dengan
teknik T-tes untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.
4. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)
    Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat
kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesaui dengan
skor bidang yang lain yang mempunyai persamaan karakteristik.
    Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes yang diuji dengan hasil tes
bidang lain yang sekarakteristik. Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan
kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara aktif reseptif mempunyai
persamaan dengan kemampuan menulis karena sama-sama bersifat aktif reseptif. Hasil tes
penguasaan kosakata terse but kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah
diperoleh sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan
tersebut akan menentukan tinggi randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata
yang diuji.
5.    Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis reliabilitas!
reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak dapat mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tetentu. Bila datanya benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun data diambil akan
diperoleh hasil yang sama.
Istrumen yang reliabel mempunyai arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga
mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Bila peneliti sudah mengerti maksud dari
pengertian ini, maka menentukan teknik mencari reliabilitas instrumen ini tidaklah sulit.
Secara garis besar ada 2 jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas external dan reliabilitas internal
(arikunto, 2006:179). 2 Jenis reliabilitas ini menunjuk pada cara-cara menguji tingkat
reliabilitas instrumen. Jika ukurannya berada di luar instrumen, dari hasil pengujian ini
diperoleh reliabilitas external. Bila perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen
tersebut, maka menghasilkan reliabilitas internal.

1. Reliabilitas External

Untuk melakukan uji reliabilitas external ada 2 cara, yaitu teknik paralel dan teknik ulang.
Teknik Paralel, terdapat 2 pasang instrumen, dikerjakan oleh sekelompok responden.
Hasil dari 2 tes dikorelasikan.
Teknik Ulang, hanya terdapat 1 perangkat instrumen, diujikan sebanyak 2 kali ke responden
yang sama dalam waktu yang berbeda, dan hasilnya dikorelasikan.

2. Reliabilitas Internal

Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan.
Terdapat bermacam-macam tenik pengujian reliabilitas internal. Pemilihan jenisnya
didasarkan pada bentuk instrumen maupun keinginan peneliti. Penggunaan teknik yang
berbeda menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda, karena dipengaruhi oleh sifat atau
karakteristik datanya.
Untuk beberapa teknik diperlukan persyaratan tertentu, sehingga peneliti tidak boleh memilih
secara sembarang teknik-teknik tersebut. Teknik-teknik mencari reliabilitas internal
instrumen antara lain, rumus Spearman-Brown, rumus Flanagan, rumus Rulon, rumus K - R.
20, rumus K - R 21, rumus Hoyt untuk instrumen yang penyekorannya 1 dan 0 (variabel
diskrit). Sedangkan untuk instrumen yang skornya berupa rentangan nilai 1-10, 1-100, atau
skala 1-3, 1-5, dll menggunakan rumus Alpha.
 Diantara rumus-rumus di atas, yang termasuk ke dalam teknik belah dua adalah rumus
Spearman-Brown (belah dua ganjil-Genap dan Awal-Akhir), rumus Flanagan (belah dua
Ganjil-Genap), rumus Rulon (belah dua Awal-Akhir). Bila menggunakan rumus yang
tergolong pada teknik belah dua ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu butir
pertanyaan harus genap dan antara belahan pertama dan kedua harus seimbang. Untuk lebih
lengkapnya lihat pada Persyaratan Pengujian Reliabilitas Instrumen dengan Teknik Belah
Dua. 
Bila jumlah butir pertanyaan ganjil, peneliti tidak bisa menggunakan teknik belah dua, rumus
yang bisa digunakan adalah rumus K-R. 20, rumus K-R. 21, dan rumus Hoyt. 
Sedangkan Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. 
6.a. Jelaskan tentang pengujian validitas!
b. bagaimana menentukan reliabilitas dengan instrumen dan gunakan rumus yang tepat!
Uji Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1] Untuk
proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item
akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing
item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel
tersebut.
Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total
masing-masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat
mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala
dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah
mengacaukan.
Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS:
1.    Buat skor total masing-masing variable.
2.    Klik Analyze > Correlate > Bivariate
3.    Masukkan seluruh item variable x ke Variables
4.    Masukkan total skor variable x ke Variables
5.    Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag
6.    Klik OK
7.    Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25.
8.    Lakukan hal serupa untuk Variabel Y.
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai
berikut:
Note:
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara
internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.[3] Atau, ada pula yang memaknakannya
sebagai berikut:
  Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
  Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
  Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
  Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
[4]
Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi
dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha
sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat ItemAnalysis ini
maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih
tinggi lagi nilainya.
Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability
Analysis dengan SPSS ver. 16.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk
reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan
SPSS, juga akan dilihat kolom Corrected Item Total Correlation.
Nilai tiap-tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga membuktikan bahwa item tersebut dapat
dikatakan punya reliabilitas Konsistensi Internal.
[5] Item-item yang punya koefisien korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian Uji Reliabilitas
item diulang dengan tidak menyertakan item yang tidak reliabel tersebut. Demikian terus
dilakukan hingga Koefisien Reliabilitas masing-masing item adalah ≥ 0.40.
Cara Uji Reliabilitas dengan SPSS:
1.                       Klik Analyze > Scale > Reliability Analysis
2.                       Masukkan seluruh item Variabel X ke Items
3.                       Pastikan pada Model terpilih Alpha
4.                       Klik OK
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara
internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.[6] Atau, ada pula yang memaknakannya
sebagai berikut:
  Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
  Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
  Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
  Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[7]
----------------------------
Referensi
[1] David D. Vaus, Analyzing Social Science Data: 50 Key Problems in Data Analysis,
(Thousand Oaks: Sage Publications, 2002) p.31-9.
[2] Marguerite G. Lodico, Dean T. Spaulding, Katherine H. Voegtle, Methods in Educational
Research: From Theory to Practice (San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc., 2006) p.211.
[3] Sebastian Rainsch, Dynamic Strategic Analysis: Demystifying Simple Success Strategies
(Wiesbaden: Deutscher Universitasts-Verlag, 2004) p.167.
[4] Perry Roy Hilton and Charlotte Brownlow, SPSS Explained, (East Sussex : Routledge, 2004)
p.364.
[5] John W. Lounsbury, Lucy W.Gibson, Richard A. Saudargas, “Scale Development” dalam
Frederick T.L. Leong and James T. Austin, The Psychology Research Handbook: A Guide
for Graduate Students and Research Assistants (Thousand Oaks: Sage Publications, Inc.,
2006) p.144.
[6] Sebastian Rainsch, Dynamic ..., loc.cit.
[7] Perry Roy Hilton and Charlotte Brownlow, SPSS ...., op.cit. p. 364.
JAWABAN UAS METODOLOGI PENELITIAN

1.      Apa yang dimaksud dengan karya tulis Ilmiah, dan sebutkan contohnya!
Jawaban :
Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan
ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis
ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan,
pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan,
tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah
yang logis dan empiris.
Contoh Karya Tulis Ilmiah
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar
sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut
didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi
lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut
kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan
baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung
metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta
mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan
pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang.
Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki
bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan
program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan
dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu
disiplin ilmu pendidikan.
2. Mengapa permasalahan penelitian perlu ada dalam proses penelitian?
Jawab :
Karena Penelitian dapat diawali dengan adanya keingintahuan yang kuat dari peneliti, tanpa
adanya kejadian yang sangat istimewa (negatif/positif), seseorang bisa melakukan penelitian
karena ada sesuatu hal yang ingin diketahuinya sendiri guna kepentingan ilmunya sendiri.
Seseorang yang tertarik dalam bidang ilmu manajemen dapat saja meneliti efektivitas gugus
kendali mutu bukan untuk kegunaan praktis, tetapi semata-mata ingin membuktikan teori
yang dipelajarinya, atau untuk menyusun suatu teori yang baru (Hasan Mustafa, 1997)

3. Bagaimanakah membedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik?


Jawab :
Hipotesis penelitian / hipotesis kerja
Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap
suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti mengaggap benar
Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis
dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Hipotesis statistik
Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk
angka-angka (kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0

4. Bagaimanakah sifat-sifat  metode pengambilan sampel yang ideal yang dapat


dipertimbangkan oleh seorang peneliti?
Jawab :
Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh popolasi yang diteliti
b. Dapat menentukan hasil penelitian
c. Sederhana dan mudah dilaksanakan
d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.
e. Merupakan penghematan yang nyata dalam soal waktu, tentaga dan biaya.
5. Sebutkan langkah-langkah penyusunan proposal penelitian kualitatif
Jawab:
Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) dalam Asep Suryana (2007:5) langkah-langkah
penyusunan proposal penelitian kualitatif meliputi:
1. Menentukan permasalahan
2. Melakukan studi literatur
3. Penatapan lokasi
4. Studi pendahuluan
5. Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi terarah
6. Analisa data selama penelitian
7. Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas
8. Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.

6. Buatlah rumusan masalah dan rumusan hipotesis penelitian dari judul penelitian berikut:
“ Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi belajar   siswa
”   
Jawab :
a.    Bagaimana strategi kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam menerapkan
perannya sebagai manager dalam meningkatkan profesional guru di sekolah
b.    Bagaimana strategi kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dalam menerapkan
perannya sebagai motivator dalam meningkatkan profesional guru di sekolah
7. Seorang mahasiswa Pps UIA memilih judul penilitan berikut  “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Situasi Kepemimpinan terhadap Iklim Organisasi
Sekolah” , untuk itu mahasiswa tersebut harus mengikuti langkah-langkah Ilmiah dalam
menyelesaikan tesisnya itu. Menurut anda apa langkah-langkah yang akan ditempuh
mahasiswa tersebut Dalam penyusunan proposal penelitian
Jawab :
a.    Kurikulum (apa yang di ajarkan) mencakup pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan/KTSP yang meliputi : kegiatan perumusan visi, misi dan tujuan sekolah,
pengembangan struktur dan muatan kurikulum serta pembuatan kalender akademik
b.    Proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus, pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode
mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran fasilitas belajar lainnya
c.    Assesment (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di evaluasi, metode evaluasi dan
pelaporan.
d.   Penilaian kinerja guru dan pengembangan profesinya

7. Metode pengolahan data apa yang cocok digunakan mahasiswa tersebut


Jawab :
Metode Penelitian dan pengembangan yang lebih dikenal dengan istilah Research And
Development (R & D)
8. Apakah perbedaan jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif
Jawab :
1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam
arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai
variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh
peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari
indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.\
Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini
mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya
sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner
untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden
dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti
meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian
kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif
mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal
dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan
hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah
penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam
lagi.
4.Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan
kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan
observasi.
5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau
ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar
satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau
ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para
responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran
(besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan
menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum
pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami
kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-
kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak
memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian
ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball),
sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan
sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada
suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara
deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan
menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life
sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi,
kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian
kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan
responden.
9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan
penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi
operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif
menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik
bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan
jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan
pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data
dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya
dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara
“mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya
sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri.
Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas
mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih
terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya
adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui
pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih
tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan.
Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu
dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh
para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti,
berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

9. Jelaskan tentang trianggulasi data, dan mengapa trianggulasi data diperlukan dalam
penelitian Ilmiah
Jawab :
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115)
yaitu wawancara, observasi dan dokumen.
trianggulasi data diperlukan dalam penelitian Ilmiah karena :
1.    Dapat membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2.    Dapat membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan
secara pribadi.
3.    Dapat membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa
yang dikatakannya sepanjang waktu.
4.    Dapat membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5.    Dapat membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

10. Sebutkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R & D)


Jawab :Borg dan Gall menggariskan langkah-langkah umum dalam penelitian dan
pengembangan adalah sebagai berikut :
Menurut Borg dan Gall (1983) ada 10 langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan (R&D) dalam bidang pendidikan :
1.              Penelitian dan Pengumpulan Data (Research And Information Collection)
Penelitian dan pengumpulan informasi, yang meliputi kajian pustaka, pengamatan atau
observasi kelas dan persiapan laporan awal. Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat
penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan. Ini
bisa dilakukan misalnya melalui pengamatan kelas untuk melihat kondisi riil lapangan.
2.              Perencanaan (Planning)
Perencanaan, yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk
menentukan urutan bahan, dan uji coba skala kecil. Hal yang sangat urgen dalam tahap ini
adalah merumuskan Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh produk yang dikembangkan.
Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang tepat untuk mengembangkan
program-program atau produk sehingga program atau produk yang diuji cobakan sesuia
dengan Tujuan khusus yang ingin dicapai.
3.             Pengembangan Format Produk Awal / Draft Produk (Develop Preliminary Form of
Product)
Pengembangan format produk awal yang mencakup penyiapan bahan-bahan pembelajaran,
proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
4.             Ujicoba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
Dilakukan pada 1-3 sekolah yang melibatkan 6-12 subjek dan data hasil wawancara,
observasi dan angket dikumpulkan dan dianalisis.
5.             Revisi Produk Utama (Main Product Revision)
Dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh
informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan.
6.             Ujicoba Lapangan Utama (Main Field Testing)
Dilakukan terhadap 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek data kuantitatif. Hasil
belajar dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan Tujuan khusus yang ingin dicapai. Atau
jika kemungkinan dibandingkan dengan kelompok control.
7.             Penyempurnaan Produk Operasional (Operational Product Revision)
Dikerjakan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba lapangan dengan melibatkan
kelompok subjek lebih besar. Dimaksudkan untuk menentukan keberhasilan produk dalam
pencapaian Tujuan dan mengumpulkan informasi.
8.             Uji Lapangan Operasional (Operational Field Testing)
Melibatkan 10-30 sekolah terhadap 40-200 subjek yang disertai wawancara, observasi, dan
penyampaian angket kemudian dilakukan analisis.
9.             Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision)
Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan
operasional.
10.         Desiminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)
Penyampaian hasil pengembangan(proses, prosedur, program, atau produk) kepada para
pengguna yang professional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal, atau
dalam bentuk buku atau handbook.

Anda mungkin juga menyukai