Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

SKALA PENGUKURAN
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian yang
diampu oleh Ibu Riani Lubis, S.T., M.T.

disusun oleh :
10114243 - Fajar Fauzi Ramadhan
10113463 - Muhammad Heda N
10113026 - Bintang Januari Haliri
10113320 - Rizky Wijayamulya
KELOMPOK 6
METODE PENELITIAN 2

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2016

I. SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono,
2016:135). Dengan adanya skala pengukuran, maka nilai variabel yang telah diukur dengan
instrumen tertentu akan dinyatakan dalam bentuk angka.
Skala harus mempunyai validitas yaitu skala tersebut harus benar-benar mengukur apa
yang dikehendaki untuk diukur. Skala juga harus mempunyai realibilitas yaitu skala tersebut
akan menghasilkan ukuran yang serupa jika digunakan pada sampel yang sama.
II. MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN
Banyak sekali jenis skala yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial antara lain
sebagai berikut :
1. Skala Jarak Sosial (Skala Borgandus dan Sosiogram)
Skala Bogardus adalah skala untuk mengukur jarak sosial yang dikembangkan oleh
Emory S. Bogardus. Yang dimaksud dengan jarak sosial adalah derajat pengertian
keintiman dan kekariban sebagai ciri hubungan sosial secara umum yang kontinumnya
terdiri atas Sangat Dekat, Dekat, Indifferent, dan Menolak sama sekali (Nazir,
2014:288). Untuk membuat skala borgandus digunakan work sheet sebagai contoh berikut
SKOR
5
4
3
2
1
TOTAL

%
90
92
95
94
95

ACEH
% x SKOR
450
368
285
188
95
1386

%
45
60
75
77
86

BATAK
% x SKOR
225
240
225
154
86
930

%
12
21
35
50
55

BUGIS
% x SKOR
60
84
105
100
55
404

Skala sosiometrik dapat juga digunakan untuk mengukur jarak sosial. Metode ini,
yang dikembangkan oleh J.L.Moreno dan Helen H. Jennings, digunakan untuk mengukur
penerimaan dan penolakan, baik antarindividu dalam kelompok kecil, atau antara
perorangan dengan suatu kelompok (Nazir, 2014:291).
2. Skala Penilaian

Skala Penilaian adalah sebuah skala pengukuran yang mengubah data kuantitatif ke
dalam data kualitatif. dalam skala penilaian terdapat penilai yang terdiri dari beberapa
orang yang sudah mengetahui apa saya yang akan dinilai. Secara umuk Skala Penilaian
dibagi menjadi tiga yaitu:
1

Skala Penilaian Grafik (Grapic Rating Scales)


Skala penilaian menyuruh responden untuk menilai sesuatu dengan memberikan tanda
cek (V) pada titik tertentu pada suatu garis tertentu. Pada titik titik tersebut sudah
tersedia pernyataan-pernyataan yang akan kita cek.

Skala Penilain Deskriptif


Dalam membuat skala penilaian secara deskriptif, kepada penilai hanya diberikan titik
awal dan titik akhir saja dari kontinum dengan suatu angka absolut. Kemudian penilai
diminta untuk menilai subjek dengan skor lain dalam jangka kontinum yang diberikan
(Nazir, 2014:294). Nilai-nilai tersebut masing-masing dirata-ratakan dan dibuat
rangkingnya. Rank tertinggi digunakan untuk rata-rata nilai yang tertinggi dan rank

terendah digunakan untuk rata-rata nilai yang terendah.


Skala Penilaian Komperatif
Dalam skala penilaian komperatif, penilai diberikan suatu perbandingan dengan suatu
populasi, kelompok sosial ataupun sifat yang telah diketahui umum hasilnya (Nazir,
2014:294).

3. Skala Konsistensi Internal (Skala Thurstone)


Skala ini mula-mula dikembangkan oleh L.L. Thurstone dari metode psikofisikal yang
bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri-ciri atau kriteria tertentu. Skala
ini disusun secara interval dan hasilnya berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang
sudah dinilai oleh juri. Responden disuruh untuk mengecek pertenyaan yang paling
disetujui oleh responden tersebut.
4. Skala Likert
Rensis Linkert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat
di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama skala linkert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative (Sugiyono, 2016:136).
Berikut jawaban dari instrumen bisa berupa kata-kata contohnya seperti :
a. Sangat Setuju

c.Ragu-ragu

b. Setuju

d.Tidak setuju

e.Sangat tidak setuju.

Dari masing jawaban tersebut bisa diberi skor untuk keperluan analisis. Instrument penlitian
ini juga dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Skala Likert memiliki
beberapa kelemahan diantaranya :
a

Karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala Likert hanya dapat
mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali

satu individu lebih baik dari individu lain


Total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola respons
terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama.

5. Skala Kumulatif Guttman


Skala Guttman diberi nama menurut ahli yang mengembangkannya, yaitu Louis
Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu yatidak, benar-salah, pernah-tidak pernah, positif-negatif dan lain-lain. Guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
dinyatakan (Sugiyono, 2016:140). Ciri penting dari Skala Guttman, yaitu :
a

Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang mengiyakan pertanyaan


atau pertanyaan yang berbobot lebih berat, maka ia juga akan mengiyakan pertanyaan

atau pertanyaan yang kurang berbobot lainnya (Nazir, 2014:299).


Skala Guttman ingin mengukur satu dimensi saja dari suatu variabel yang
multidimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat unidimensional (Nazir,
2014:299).

6. Skala Semantic Differential


Skala yang dikembangkan oleh Osgood, Suci dan Tannenbaum berkehendak untuk
mengukur pengertian suatu objek atau konsep oleh seseorang (Nazir, 2011:302). Skala ini
juga digunakan untuk mengukur sikap, tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban
sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak
di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Responden dapat memberi jawaban, pada rentang
jawaban yang positif sampai dengan negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden
kepada yang dinilai (Sugiyono, 2016:141).

DAFTAR PUSTAKA
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai