Anda di halaman 1dari 16

VALIDITAS SKALA PSIKOLOGI

Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Penyusunan Skala

Dosen Pengampu: Haryu, M.Ag., M.Si.,

Disusun Oleh Kelompok 8:

Tari Chosiaroh Purbosunia D20185021

Moh. Ifdhil Firmansyah D20185024

Nafis Natania D20185065

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

MEI 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang
sesuai dengan tujuan ukurannya, diperlukan suatu protes pengujian
validitas atau validasi. Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu, item-
item yang telah diseleksi berdasarkan koefisien item-total akan
mendukung reliabilitas skala, namun hal itu tidak berarti bahwa skalanya
akan dinyatakan valid dengan sendirinya.
Validitas yang terpenting dalam validasi skala psikologi adalah
membuktikan bahwa struktur seluruh aspek keperilakuan, indikator
keperilakuan, dan item-itemnya memang membentuk suatu konstrak yang
akurat bagi atribut yang diukur.
Karena identifikasi tujuan ukur sebagai langkah pertama dalam
penyusunan skala dimaksudkan untuk membangun konstrak teoritik yang
tepat, maka skala yang disusun berdasarkan kawasan (domain) ukur yang
teridentifikasi dengan baik dan telah dibatasi dengan jelas, secara teoritik
pun akan valid. Sejak awal proses penyusunan skala, relevansi item
dengan indikator keperilakuan dan dengan tujuan ukur yang sebenarnya
sudah dapat dievaluasi dengan nalar dan dan akal sehat yang mampu
menilai apakah isi skala memang mendukung konstrak teoritik yang
diukur, dan karenanya dinyatakan layak untuk digunakan mengungkap
atribut sebagaimana yang dikehendaki oleh perancangnya. Meskipun
begitu, pembuktian secara empirik mengenai validitas konstrak skala yang
bersangkutan masih harus dilakukan. Jamie DeCoster (2000) dan
Altermatt (2007) mengatakan bahwa validitas konstrak sendiri dapat
diartikan sejauh mana definisi operasional (dalam bentuk indikator
keperilakuan) memang mencerminkan konstrak yang hendak diukur.
Berikut adalah beberapa prosedur validitas skala psikologi untuk menguji
beberapa diantara tipe validitas tersebut yang biasa dilakukan.1

B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian dari validitas?
b. Apa saja pembagian validitas?

1
Azwar,S. Penyusunan Skala Psikologi: Edisi 2, 2012. Hal 132.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN VALIDITAS
Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan
atau kesahihan suatu instrmen. Suatu instrumen yang valid itu mempunyai
validitas yang tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka
instrumentersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan. Sebuah instrumen
dikatan valid apabila bisa mengungkap data dari variabel yang diteliti.
Berikut macam-macam validitas.

B. VALIDITAS ISI
Validitas isi adalah setiap konsep harus dikembangkan indikator-
indikatornya, dengan adanya indikator dari setiap konsep maka bangun
pengertian akan nampak dalam memudahkan dalam menetapkan cara
pengukuran. Untuk variabel tertentu dimungkinkan untuk menggunakan
alat ukur yang beraneka ragam, cara menetapkan indikator suatu konsep
dapat dilakukan dua cara, yakni :
a. Menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas dasar teori
pengetahuan ilmiah.
b. Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam
kehidupan nyata.
Seperti disebutkan di atas bahwa, kesesuaian isi aitem dengan
indikator keperilakuan dan dengan tujuan ukur sebenarnya sudah dapat
dievaluasi melalui nalar serta akal sehat (common sense) yang mampu
menilai apakah isi skala memang mendukung konstrak teoretik yang
diukur. Hasil evaluasi ini disebut Logical Validity sebagai bagian dari
validitas isi (Content Validity).
Keputusan akal sehat mengenai keselarasan atau relevansi aitem
dengan tujuan ukur skala tidak dapat didasarkan hanya pada penilaian dari
penulis aitem sendiri, tapi juga memerlukan kesepakatan penilaian dari
beberapa penilai yang kompeten2. Tentu tidak diperlukan kesepakatan
penuh (100%) dari semua penilai untuk menyatatakan bahwa suatu aitem
adalah relevan dengan tujuan ukur skala. Apabila sebagian besar penilai
sepakat bahwa suatu aitem adalah relevan dengan indikatornya, maka
aitem tersebut dinyatakan sebagai aitem yang layak mendukung validitas
isi. Proses tersebut dijelaskan dalam bab-2 yang membahas tentang
prosedur validasi isi Indikator Keprilakuan dan Bab-3 tentang validasi
aitem3.

C. VALIDITAS KONSTRAK
Validasi konstrak adalah usaha untuk membuktikan bahwa konstrak
ukur teoretik yang telah dibangun di awal perancangan tes adalah benar,
dalam arti didukung oleh data empirik. Banyak cara untuk mencari bukti
kebenaran konstrak skala seperti Analisis Faktor dan Pemodelan
Persamaan Struktural yang memerlukan pemahaman statistika multivariat
tingkat lanjut. Ada pula cara yang tetap memerlukan pemahaman statistika
tetapi analisisnya lebih sederhana dan lebih mudah difahami. Diantara cara
yang lebih sederhana itu, akan diuraikan metode validasi By known-group
dan validasi Multi-trait Multi-methode.
a. Metode Multitrait-Multimethod
Validasi skala dengan pendekatan multitrait-multimethod
(Campbell & Fiske, 1959) merupakan salah satu metode untuk
pembuktian adanya validitas konstrak. Merode ini hanya dapat
digunakan bilamana terdapat dua trait atau lebih yang diukur oleh dua
macam metode atau lebih.
Sebagai ilustrasi sederhana, untuk menguji validitas skala
kecemasan yang diberi respon tipe dikotomi (“ya” dan “tidak”)
2
Straub, 1989 dalam Straub et al., 2004
3
Ibid,
diperlukan kriteria berupa skor dari skala lain yang juga mengukur trait
kecemasan, misalnya Tyler’s Manifest Anxiety Scale (TMAS) yang
diberi respon dengan lima pilihan. Skor dari skala-skala yang
dikorelasikan satu sama lain dan koefisien-koefisien korelasinya
dimasukkan ke dalam suatu matriks validasi. Koefisien korelasi antar
skor-skor skala ini dapat dihitung dengan formula korelasi product-
moment. Ilustrasinya pada Tabel 7.1.
Pada diagonal matriks Tabel 7.1 korelasi antara skor suatu skala
dengan dirinya sendiri tidak dicantumkan sebagai koefisien r= 1,00
akan tetapi digantikan oleh koefisien reliabilitasnya. Dikarenakan salah
satu definisi reliabilitas adalah korelasi skor dari tes-ulang dan dari
skor tes-paralel, informasi tersebut diperlukan apabila didapat
koefisien validitas konvergen yang rendah. koefisien reliabilitas dapat
menjadi salah satu penjelasannya.

A1 A2 B1 B2
A1 Skala Kecemasan (ya- Fxx= 0,92 0,65 0,11 0,04
tidak)
A2 TMAS (5- pilihan) Rxx = 0,21 0,03
0,87
B1 Skala Introversi (ya- Rxx=0,79 0,55
tidak)
B2 Skala Introversi (5- Rxx=0,90
pilihan)
Table 7.1 Interkorelasi Skor-skor skala dalam matriks Multitrait-Multimethod
(Data Fiktif)

Dasar pemikiran dalam metode validasi ini bahwa adanya validitas


yang baik diperlihatkan oleh korelasi yang tinggi antara dua
pengukuran terhadap trait yang sama dengan dua macam metode yang
berbeda (validitas konvergen), atau korelasi yang rendah antara dua
pengukuran terhadap trait yang berbeda sekalipun memakai metode
yang serupa (validitas Diskriminan).
Dari Tabel 7.1 dapat disimpulkan bahwa skala kecemasan yang
diuji (A1) memperlihatkan hasil ukur yang memiliki validitas yang
baik (berkorelasi rA1A2= 0,065 dengan TMAS yang mengukur atribut
sama), kedua skala Introversi yang berkorelasi rB1B2=0,55. Skala
kecemasan yang diuji memiliki koefisien korelasi rendah dengan
kedua skala Introversi untuk mengukur atribut yang berbeda (masing-
masing rA1B1=0,11 dan rA1B2=0,04). Hal ini merupakan bukti adanya
validitas diskriminan yang memperkuat adanya validitas konstrak pada
skala kecemasan.
Ketika hasil yang diharapkan tidak terpenuhi, hendaknya dilihat
koefisien reliabilitas dari skala yang bersangkutan. Koefisien validitas
konvergen tidak memuaskan ketika skala yang dijadikan pembanding
memiliki koefisien reliabilitas yang rendah. Analisis dapat dilanjutkan
dengan menyertakan koefisien korelasi antarvariabel lain dengan
menyertakan skala-skala lain lagi. Semakin banyak skala dan metode
yang dilibatkan akan semakin jelas apakah skala yang kita perhatikan
memang memiliki validitas konstrak yang memuaskan atau tidak.

b. Metode By Known-group
Pengujian validitas konstrak dengan metode By known-group
adalah membandingkan hasil ukur skala dari dua kelompok sampel
yang berbeda, yaitu sampel yang telah diketahui rendah dan sampel
yang telah diketahui tinggi dalam atribut yang diukur. Harus ada dasar
yang jelas untuk mengatakan bahwa sampel termasuk rendah atau
tinggi dalam atribut yang diukur.
Ketika akan memvalidasi konstrak skala Agresivitas pada remaja
maka diperlukan dua sampel subjek yang sudah diketahui berbeda
tingkat agresivitasnya. Untuk sampel remaja yang agresif didapat dari
sekolah-sekolah yang sudah terkenal sering membuat keributan dengan
melihat catatan tentang perilaku individual siswa dari kantor BK atau
dokumen lain. Untuk memperoleh sampel remaja yang tidak agresif
dilakukan dengan mendatangi sekolah-sekolah yang dikenal sebagai
sekolah yang baik dan tertib. Secara rasional diakui bahwa kedua
kelompok sampel pada dasarnya berbeda dalam hal atribut yang
diukur, yaitu Agresivitas.
Kedua kelompok sampel tersebut dikenal skala Agresivitas yang
divalidasi. Perbedaan hasilnya diuji secara statistical untuk mengetahui
apakah skor yang diperoleh memang berbeda dan apakah kelompok
sampel yang diketahui tinggi agresivitasnya memang mendapat skor
tinggi dan sebaliknya. Tabel 7.2 memberi contoh data agresivitas
(fiktif) dari kedua sampel

Subjek Sampel yang Perbedaan


Diketahui
Agresivitas Agresivitas
Tinggi (T) Rendaah (R)
1 78 58
2 59 47
3 65 50
4 47 50
5 70 36
6 73 40
7 60 34
8 65 46
9 65 -
N 9 8
x 64,667 45,125
SX 8,958 8,026
Tabel 7.2 Skor Agresivitas dari Dua Sampel
Bila kedua sampel berukuran kecil, pengujian perbedaan skor dapat
dilakukan secara manual dengan bantuan kalkulator dengan komputasi
uji-t untuk dua sampel independen, yaitu:
Pemaknaan statistik t=4,744 dilakukan dengan melihat
signifikansinya pada tabel-t (ada pada buku-buku Statistik atau dapat
diunduh dari internet) untuk db=n1+n2-2=15 pada taraf konfidensi
yang diinginkan (1-α). Hasil yang positif dan signifikan mendukung
validitas konstrak Agresivitas.
Bilamana kedua sampelnya berukuran besar, komputasi uji-t dapat
dilakukan dengan bantuan SPPS. Langkahnya adalah:
a) Buka SPSS dan pada halaman Data Editor (spread sheet)
masukkan data skor seluruh subjek dari kedua sampel pada
kolom VAR00001. Kemudian pada kolom VAR00002
masukkan kode kelompok untuk masing-masing skor misalkan
Tinggi=1 dan Rendah=2 sesuai dengan sampelnya.
b) Klik variable view, ganti nama VAR00001 dengan nama skor
yaitu X, dan ganti nama VAR00002 dengan nama Sampel.
Pada kolom values ketikkan 1 dan beri label Tinggi, lalu
ketikkan 2 dan beri label Rendah.
c) Klik menu Analyze, pilih Compare Means, dan klik submenu
Independent Samples T-test
d) Pada kotak dialog Independent Samples T-test yang sudah
terbuka, pindahkan X ke kotak Test variable dan pindahkan
Sampel ke kotak Grouping variable lalu klik tombol Define
groups. Masukkan angka 1 pada Group1 dan angka 2 pada
Group 2. Klik Continue, lalu klik OK. Diperoleh output seperti
dalam Tabel 7.3.
Group Statistic

Sampel N Mean Std. Std. Error


Deviation Mean
Tinggi 9 64.6667 8.95824 2.98608
Rendah 8 45.1250 8.02563 2.83749
Tabel 7.3 output SPSS – Deskriptif Skor Agresivitas dari Dua Sampel

Deskriptif skor Agresivitas pada Tabel 7.3 adalah informasi untuk


menuji signifikansi perbedaan mean skor pada kedua sampel, dengan uji-t.
Hasil uji-t dari SPSS adalah seperti dalam Tabel 7.4.

Independent Samples Test

Levene’s Test for t-test for Equality of Means


Equality of
Variances
X Equal F Sig. T df Sig. (2-tailed)
variances .002 .963 4.712 15 .000
assumed
4.744 14.996 .000
Equal
variancesnot
assumed
Tabel 7.4 Output SPSS – Uji Signifikansi Perbedaan Mean dari dua sampel

Statistic t=4,744 dinyatakan signifikan pada p<0,001 yang artinya


skor sampel Agresivitas Tinggi lebih tinggi disbanding skor sampel
Agresivitas Rendah. Kesimpulan ini mendukung validitas konstrak skala
dengan metode by known-group. Apabila perbedaan mean ternyata tidak
signifikan atau berbeda tapi terbalik yaitu sampel Agresivitas Rendah yang
justru memiliki skor tinggi maka secara konstrak skala dinyatakan tidak
valid.
D. VALIDITAS KONKUREN
Validitas konkuren adalah salah-satu dari bentuk validitas yang di
acukan pada kriteria (Criterion-related validity). Validitas ini juga
merupakan yang buktinya dinyatakan dalam bentuk koefisien yang disebut
koefisien validitas . Sekalipun melibatkan komputasi statistika, tidak
semua prosedur validasi menghasil suatu koefisien sebagai angka estimasi
terhadap validitas hasil ukur. Validasi konkuren adalah salah-satu diantara
metode yang menghasilkan koefisien validitas . Dalam simbol ,X
adalah skor skala yang divalidasi dan Y adalah angka atau skor kriteria
validasinya.
Metode validasi konkuren memerlukan kriteria kuantitatif sebagai
acuan. Ukuran lain yang dijadikan kriteria validasi tidak harus berupa skor
yang berasal dari hasil ukur tes atau skala tetapi dapat berasal dari
berbagai prosedur lain seperti judgment, rating, portofolio, dan
semacamnya TV tentu saja Kalau kebetulan sudah tersedia tes atau skala
lain yang tujuan ukurnya serupa dengan skala yang hendak divalidasi, itu
sangat ideal untuk dijadikan sebagai kriteria. Dalam hal ini, sifat penting
yang harus dimiliki oleh ukuran yang dijadikan kriteria adalah relevan dan
reliable. Relevan artinya angka kriteria merupakan indikasi dari konsep
mengenai atribut yang serupa dengan yang diukur oleh Skala yang hendak
divalidasi sedangkan sifat reliable artinya kriteria memiliki kecermatan
dan konsistensi dalam pengukuran yang tinggi.
Sebagai data contoh untuk memberikan gambaran tentang prosedur
komputasi dengan prosedur validasi konkuren, data skor X dan skor Y dari

Tabel 5.6 disajikan kembali pada Tabel 7.5.


Skor X yang divalidasi Skor Kriteria Validasi
Y
A 9 24
B 30 47
C 30 40
D 13 20
E 19 26
F 31 39
G 35 40
H 11 33
I 32 38
J 17 45
Tabel-7.5 Distribusi Skor Skala (X) dan Skor Kriteria Validasi (Y) (n=10)
Secara teknik, koefisien validitas konkuren dapat diperoleh dengan
menghitung korelasi bivariat linier antara skor skala yang divalidasi (X)
dan skor kriteria validasinya (Y).

∑ ∑

∑ ∑
√(∑ ) (∑ )

Dengan bantuan dari SPSS, langkah komputasi koefisien korelasi


skor X dan skor Y adalah sebagai berikut:
1. Buka SPSS dan pada halaman Data Editor (spread sheet)
masukkan data skor skala X dan juga skor kriteria Y pada
kolom masing-masing.
Klik variabel View dan ganti VAR00001 dengan nama X dan
ganti nama VAR00002 dengan nama y.
2. Klik menu analyze, pilih correlate, dan klik submenu bivariate.
3. Pada kotak dialog bivariate correlation yang muncul, x dan Y
dari kotak kiri ke dalam kotak variabel di sebelah kanan, klik
tombol ok. Akan muncul hasil (output) seperti tabel 7.6.
Correlations
X Y
X Pearson 1 .699*
Correlation Sig. .034
(2-tailed) N
10 10
X Pearson .699* 1
Correlation Sig.
.034
(2-tailed) N
10 10

*Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)


Tabel-7.6 Output SPSS – Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi yang merupakan koefisien validatas hasil


ukur skala X, dalam contoh ini diperoleh hasil

a. Makna Koefisien Validitas


Sebagaimana halnya dalam penafsiran terhadap koefisien
reabilitas, interpretasi terhadap koefisien validitas Juga bersifat relatif.
Batasan universal yang menunjukkan kepada angka minimal yang
harus dipenuhi agar suatu skala psikologi dikatakan dapat
menghasilkan skor yang valid.
Harus difahami, bahwa dalam estimasi validitas tidak dapat
dituntut suatu koefisien yang sangat tinggi sebagaimana halnya dalam
penilaian terhadap koefisien reliabilitas. Koefisien validitas yang tidak
begitu tinggi, katakanlah berada disekitar , lebih dapat
dianggap memuaskan daripada koefisien reliabilitas dengan angka
yang sama. Apabila koefisien validitas itu kurang dari pada 0,300
biasanya dianggap sebagai tidak memadai.
Terhadap pertanyaan mengenai seberapa tinggi koefisien validitas
yang dapat dianggap memuaskan, cronbach mengatakan bahwa
jawabannya yang paling masuk akal adalah " yang tertinggi yang dapat
diperoleh"4. Hal ini dipertegas lagi oleh Nya dalam kaitan dengan
fungsi tes untuk memprediksi hasil suatu prosedur seleksi.
Dikatakannya bahwa koefisien yang berkisar dari 0,300 sampai dengan
0,500 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi
suatu lembaga pelatihan5.
keputusannya dikembalikan kepada pihak pemakai hasil ukur skala
itu sendiri. Dalam berbagai kegiatan penelitian yang datanya diperoleh
dari hasil ukur skala atautes adalah sangat penting untuk memberikan
informasi mengenai validitas fungsi ukur skala tersebut disamping
pelaporan koefisien reliabilitasnya. Hal itu dimaksudkan agar pembaca
hasil riset dapat mengevaluasi sejauh mana data hasil riset itu dapat
dipercaya dan bermanfaat6.

4
Cronbach, 1970 h. 429
5
Ibid.,
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau


kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan
yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen
harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih
menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan
instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap
butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan
dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total
dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal,
dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks
validitasnya
DAFTAR PUSTAKA

Azwar S. Penyusunan Skala Psikologi: Edisi 2. Pustaka Belajar: Yogyakarta.


2012

Azwar S. Penyusunan Skala Psikologi: Edisi 3. Pustaka Belajar: Yogyakarta.


2021

Ridwan dan sunarto. Pengntar statistika. Alfabeta . Bandung.2013

Anda mungkin juga menyukai