Anda di halaman 1dari 6

Nama : Elok Maulidatul Fauziyah

NIM : 170811641078
Offering A 2017

Observasi
I. Pengertian Observasi
Observasi adalah tindakan dimana orang sedang melakukan pengamatan atas suatu
tindakan atau kegiatan orang lain. Seperti pada saat orang berbicara dengan orang lain maka
orang itu sedang melakukan pengamatan terhadap lawan bicaranya untuk menilai dan juga
memaknai. Menurut Kerlinger, observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara alami
dimana pengamar harus ikut dalam sebuah situasi yang alami sedang terjadi. Observasi
dilakukan agar kita mengetahui apa yang dilakukan oleh orang yang kita observasi.

Jadi, observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan pada waktu
tertentu dan dicatat juga dimaknai serta hasilnya bisa dipertanggung jawabkan.

II. Tujuan Observasi


Tujuan observasi adalah untuk memperoleh ilmiah yang dapat digunakan untuk
penelitian maupun untuk tujuan assesmen (dalam Ni’matuzahroh dan Prasetyaningrum,2016).

III. Jenis-jenis Observasi


 Observasi systematic vs unsystematic

Observasi systematic bisa disebut juga dengan observasi yang terstruktur


karena terdapat kerangka yang didalamnya terdapat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus
pada faktor yang diamati, serta lebih menekankan pada segi frekuensi dan interval
pada waktu tertentu. Pada observasi sitematik isi dan luasnya observasi terbatas
karena harus disesuaikan dengan tujuan observasi yang sudah dirumuskan pada awal
penyusunan, respon dan peristiwa dapat dicatat secara lebih teliti.

Observasi unsystematic disebut juga tidak terstruktur dan observasi dilakukan


tanpa danya persiapan yang terencana untuk melakukan observasi, karena observer
tidak tahu secara pasti apa yang akan diamatinya. Pada observasi ini tidak
menggunakan instrumen yang baku.
 Observasi eksperimental vs natural

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan cara


mengendalikan beberapa unsur yang penting kedalam suatu situasi sehingga situasi
tersebut bisa diatur sesuai dengan tujuan observasi dan untuk menghindari atau
mengurangi adanya bahaya yang ditimbul yang akan mempengaruhi situasi tersebut.
Kelebihan dari observasi ini adalah observer bisa tahu bahwa perilaku yang muncul
karena dipengaruhi oleh faktor yang sudah dikendalikan sebelumnya.
Observasi natural adalah observasi yang dilakukan pada lingkungan alami
subjek tanpa adanya untuk mengubah atau manipulasi terhadap perilaku dari subjek.
Tujuan dari observasi jenis ini adalah untuk memaparkan perilaku subjek yang apa
adanya dan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang ada. Kelebiha observasi
natural adalah observer bisa mendapatkan sebuah data yang presentatif dari perilaku
subjek yang terjadi secara ilmiah.
 Observasi partisipan vs non partisipan

Observasi partisipan merupakan observasi dimana peneliti terlibat aktif


dengan kegiatan yang sedang diamati dan mencatat perilaku yang muncul pada saat
itu ( Borden & Abbott, 1995). Observer yang menggunakan metode partisipan ini
ikut ambil bagian dalam konteks yang diamati kemudian mencatat apa yang
dilihatnya (Santrock, 2010).

Observasi non partisipan adalah sebuah metode dimana observasi dengan


observer tidak ambil bagian dalam kehidupan observee atau subjek. Menurut
Menurut Zechmeister, dkk. (dalam Ni”matuzahroh & Prasetryaningrum, 2016)
mengartikan observasi non partisipan dengan istilah observasi tidak langsung dimana
observer tidak ikut terlibat aktif dalam situasi yang diamati.
 Observasi unobtrusive vs obtrusive

Observasi unobtrusive adalah observasi yang tidak mengubah perilaku yang


alami dari subjek. Observasi ini observer tidak hadir dalam situasi serta subjek pun
juga tidak hadir saat observer sedang mengamati (karena sudah dalam rekaman).

Observasi obtrusive adalah observasi yang bisa dilakukan observer dan subjek
bertemu. Metode observasi ini melibatkan lingkungan sosial, metode-metode yang
digunakan adalah metode wawancara, kuesioner, tes, eksperimen manipulatif.
Observasi formal vs non formal

Observasi formal adalah observasi yang mempunyai sifat terstruktur yang


tinggi, terkontrol, dan bisanya digunakan untuk penelitian ilmiah. Dalam observasi
ini, definisi observer ditetapkan secara hati-hati, semua data disusun sedemikian rupa,
observer dilatih secara khusus, dan reliabilitas antae rater pun sangat dijaga. Semua
dilakukan dengan prosedur yang baik.

Observasi non formal adalah metode observasi yang mempunyai sifat yang
lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk
perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dilakukan
dalam berbagai keadaan.

IV. Metode Pencatatan Data

 Diary Description (Buku Harian)

Metode pencatatan diary description merupakan salah satu bentuk pencatatan naratif.
 Anecdotal Record

Anecdotal record merupakan pencatatan terhadap respon verbal atau perilaku yang bisa
dilakukan setiap saat ketika diperlukan yang menggunakan teknik naratif (Rahayu&Ardani,
2004).

 Time Sampling

Metode ini mengarahkan observer untuk mempersempit perilaku yang diobservasi


dengan mengobservasi target perilaku tertentu dan pada interval waktu tertentu pula (Irwin &
Bushnell, 1980).

 Rating Scale

Rating Scale merupakan metode pencatatan yang menandakan derajat dimana


seseorang memiliki perilaku tertentu. Tiap perilaku akan mendapat peringkat di satu kesatuan
(continuum) mulai tertinggi sampai terendah (atau sebaliknya) dan ditandai di titik tertentu
sepanjang skala (Beaty, 2013).

Observasi memiliki 3 tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan
tahap interpretasi hasil. Pada tahap pertama yaitu persiapan, tahap kedua adalah pengumpulan
data tahap ketiga adalah tahap analisis data dan penyusunan hasil observasi.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tahapantahap dalam melakukan
observasi sebagai berikut :
A. Membuat Rancangan Observasi (Berdasarkan Rumus 5 W + 1 H)
Dimulai dengan menentukan apa (WHAT) yang akan diobservasi. Penentuan
APA yang diobservasi akan mempengaruhi BAGAIMANA (HOW) data observasi
akan dicatat. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan batasan APA yang
akan diobservasi yang yaitu tradisi penelitian sebelumnya terkait variabel tersebut, teori,
dan ketersediaan teknik dan peralatan yang baru. Tahap selanjutnya adalah menentukan
KAPAN (WHEN) dan DIMANA (WHERE) observasi dilaksanakan. Kemudian yang
perlu untuk dipersiapkan adalah WHO (siapa yang menjadi observer dan observee).
B. Mengumpulkan Data (MelakukanObservasi)
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan apa yang telah observer tetapkan dalam
rancangan observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
C. Menuliskan Data Hasil Observasi
Saat melakukan observasi, observer dituntut untuk sesegara mungkin melakukan
pencatatan terhadap hasil amatannya, hal ini dilakukan agar data hasil observasi terjaga.
D. Melakukan Analisa Data Hasil Observasi
Hasil data yang telah dituliskan, kemudian diolah berdasarkan hasil observasi yang
diarahkan pada tiga aspek yaitu motivasi, emosi dan kognitif.
E. Membuat Kesimpulan Hasil Observasi (Interpretasi Data)
Kesimpulan yang dimuat harus berdasarkan serangkaian kesimpulan analisa data.

V. Ranah Penggunaan Tes


Dalam bidang psikologi, observasi juga digunakan untuk melakukan proses pengumpukan
data penelitian. Berikut penggunaan observasi dalam ruang lingkup psikologi :

 Observasi dalam Psikodiagnostik


Dalam psikodiagnostik digunakan dalam proses penyelidikan untuk
mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis dan penegakan diagnosis.
 Observasi dalam Psikologi Perkembangan
Metode observasi dalam psikologi perkembangan digunakan untuk
mengidentifikasi gejala yang muncul dari permasalahan perkembangan, khususnya
pada anak. Setelah didapatkan mengenai permasalahan yang muncul pada
perkembangan anak, selanjutnya observasi juga digunakan untuk mengidentifikasi
level atau derajat gangguan perkembangan, mengidentifikasi tingkat perkembangan
anak. Selain itu juga digunakan untuk monitoring dan evaluasi proses terapi atau
intervensi pada anak (Santrock, 1995).
 Observasi dalam Psikologi Sosial
Observasi dalam psikologi sosial dapat digunakan untuk berbagai desain, baik
eksperimen maupun penelitian korelasional. Contoh penggunaan observasi dalam
penelitian eksperimen, misalnya dalam masalah konformitas, kepatuhan, dan perilaku
agresif (Bakeman,2000)
 Observasi dalam Psikologi Pendidikan
Pada ruang lingkup psikologi pendidikan, observasi bermanfaat untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar, monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi
kesulitan belajar, penentuan perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, penilaian
dan evaluasi pembelajaran bahkan menjadi bagian dari metode riset dalam dunia
pendidikan yang dilakukan para ahli pendidikan untuk mengamati perilaku alamiah
siswa-siswa di kelas, di sekolah, di lapangan, museum, di lingkungan dan di tempat-
tempat lainnya (Santrock, 2010).
 Observasi dalam Psikologi Industri dan Organsisai
Dalam psikologi industri dan organisasi metode observasi digunakan untuk
seleksi dan asesmen kepribadian, analisis jabatan dan pemantauan perilaku dalam
proses training. Cohen & Swerdlik (2010) menambahkan di dalam setting industri,
observasi digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi seseorang yang menunjukkan
kemampuan yang memenuhi kriteria jabatan.
 Observasi dalam Psikologi Klinis
Dalam psikologi klinis observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang
permasalahan klinis, mengidentifikasi gejala dari suatu gangguan, mengidentifikasi
tingkat gangguan, sebagai pendukung dalam proses konseling atau terapi, maupun
pendukung dalam proses psikotes. Metode observasi dalam psikologi klinis digunakan
dengan metode lain seperti wawancara dan tes untuk menentukan intervensi yang cocok
pada subjek (Davison & Neale, 1994).

VI. Kelebihan dan Kekurangan Observasi

Dalam kegiatan observasi, pengamat atau observer yang menjadi penentu kekuatan
ataupun kelemahan kegiatan observasi tersebut, karena tugas observer yaitu mencerna
informasi yang didapat lalu membuat kesimpulan dari informasi yang terkumpul tersebut.
Kartono (dalam Ni’matuzahroh dan Prasetyaningrum,2016) menyebutkan bahwa ada
beberapa kelebihan dalam tes observasi, antara lain :

a. Observasi adalah alat penelitian yang murah, mudah, dan langsung untuk meneliti
berbagai macam gejala. Tidak bergantung pada self report dari observee.
b. Banyak gejala psikis yang tidak bisa diperoleh datanya melalui pengisian kuesioner
ataupun wawancara, namun bisa diamati.
c. Observasi dapat dilakukan secara serentak dengan observer lebih dari satu orang.
Observer harus bersifat terampil dalam pemakaian alat pencatatan.
d. Observasi dapat memberi hasil yang akurat dan juga dapat digunakan sebagai acuan
(Zechmeister, 2001).

Selain itu, Kartono (1996) juga menyebutkan beberapa kelemahan dari tes observasi yang
meliputi :

a. Membutuhkan waktu yang lama


b. Ada beberapa peristiwa yang tidak dapat dilakukan secara langsung, seperti kehidupan
pribadi yang rahasia
c. Sering kali orang yang merasa terganggu apabila diobservasi akan melakukan
pekerjaan dengan tidak semestinya
d. Jika subjek observasi mengetahui dirinya sedang diobservasi maka ia akan
memunculkan kesan baik saja atau sebaliknya.
e. Status sosial observer juga perlu diperhatikan, karena terkadang observer yang dikenal
dan disegani akan memengaruhi perilaku subjek sehingga situasinya menjadi dibuat-
buat dan kaku
f. Data yang dihasilkan banyak dan tidak sistematis sehingga menyulitkan observer
g. Adanya gangguan-gangguan sesaat, seperti cuaca

Kerlinger (2003) menyatakan bahwa kelemahan observasi terletak pada kemampuan


observer dalam membuat kesimpulan. Bisa saja observer keliru atau bias terhadap hasil
observasi yang dipengaruhi oleh rasa suka atau tidak suka, atau faktor lainnya yang
menyebabkan hasil observasi tidak valid. Maka dari itu observer harus memiliki kepekaan
terhadap subjek yang diamati. Kelemahan lainnya yaitu observer bisa saja memengaruhi
obyek observasi dan membuat perilaku orang yang diamati menjadi tidak alami.
Daftar Rujukan
Kerlinger, F.N. (2003). Asas-asas Penelitian Behavioral. UGM: Gadjah Mada University
Press

Koentjaraningrat. (1997). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Moleong, L. (2010).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ni’matuzahroh & Prasetyaningrum, S.2016.Observasi dalam Psikologi.Malang:


Universitas Muhammadiyah Malang.

Poerwandari, K. (2001). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia (Edisi


Revisi). Jakarta : LPSP3 UI

Santrock, J. W. (1995). Life-span Development "Perkembangan Masa Hidup", Edisi


Kelima. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai