NIM : 170811641078
Offering A 2017
Observasi
I. Pengertian Observasi
Observasi adalah tindakan dimana orang sedang melakukan pengamatan atas suatu
tindakan atau kegiatan orang lain. Seperti pada saat orang berbicara dengan orang lain maka
orang itu sedang melakukan pengamatan terhadap lawan bicaranya untuk menilai dan juga
memaknai. Menurut Kerlinger, observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara alami
dimana pengamar harus ikut dalam sebuah situasi yang alami sedang terjadi. Observasi
dilakukan agar kita mengetahui apa yang dilakukan oleh orang yang kita observasi.
Jadi, observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan pada waktu
tertentu dan dicatat juga dimaknai serta hasilnya bisa dipertanggung jawabkan.
Observasi obtrusive adalah observasi yang bisa dilakukan observer dan subjek
bertemu. Metode observasi ini melibatkan lingkungan sosial, metode-metode yang
digunakan adalah metode wawancara, kuesioner, tes, eksperimen manipulatif.
Observasi formal vs non formal
Observasi non formal adalah metode observasi yang mempunyai sifat yang
lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk
perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dilakukan
dalam berbagai keadaan.
Metode pencatatan diary description merupakan salah satu bentuk pencatatan naratif.
Anecdotal Record
Anecdotal record merupakan pencatatan terhadap respon verbal atau perilaku yang bisa
dilakukan setiap saat ketika diperlukan yang menggunakan teknik naratif (Rahayu&Ardani,
2004).
Time Sampling
Rating Scale
Observasi memiliki 3 tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan
tahap interpretasi hasil. Pada tahap pertama yaitu persiapan, tahap kedua adalah pengumpulan
data tahap ketiga adalah tahap analisis data dan penyusunan hasil observasi.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tahapantahap dalam melakukan
observasi sebagai berikut :
A. Membuat Rancangan Observasi (Berdasarkan Rumus 5 W + 1 H)
Dimulai dengan menentukan apa (WHAT) yang akan diobservasi. Penentuan
APA yang diobservasi akan mempengaruhi BAGAIMANA (HOW) data observasi
akan dicatat. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan batasan APA yang
akan diobservasi yang yaitu tradisi penelitian sebelumnya terkait variabel tersebut, teori,
dan ketersediaan teknik dan peralatan yang baru. Tahap selanjutnya adalah menentukan
KAPAN (WHEN) dan DIMANA (WHERE) observasi dilaksanakan. Kemudian yang
perlu untuk dipersiapkan adalah WHO (siapa yang menjadi observer dan observee).
B. Mengumpulkan Data (MelakukanObservasi)
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan apa yang telah observer tetapkan dalam
rancangan observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.
C. Menuliskan Data Hasil Observasi
Saat melakukan observasi, observer dituntut untuk sesegara mungkin melakukan
pencatatan terhadap hasil amatannya, hal ini dilakukan agar data hasil observasi terjaga.
D. Melakukan Analisa Data Hasil Observasi
Hasil data yang telah dituliskan, kemudian diolah berdasarkan hasil observasi yang
diarahkan pada tiga aspek yaitu motivasi, emosi dan kognitif.
E. Membuat Kesimpulan Hasil Observasi (Interpretasi Data)
Kesimpulan yang dimuat harus berdasarkan serangkaian kesimpulan analisa data.
Dalam kegiatan observasi, pengamat atau observer yang menjadi penentu kekuatan
ataupun kelemahan kegiatan observasi tersebut, karena tugas observer yaitu mencerna
informasi yang didapat lalu membuat kesimpulan dari informasi yang terkumpul tersebut.
Kartono (dalam Ni’matuzahroh dan Prasetyaningrum,2016) menyebutkan bahwa ada
beberapa kelebihan dalam tes observasi, antara lain :
a. Observasi adalah alat penelitian yang murah, mudah, dan langsung untuk meneliti
berbagai macam gejala. Tidak bergantung pada self report dari observee.
b. Banyak gejala psikis yang tidak bisa diperoleh datanya melalui pengisian kuesioner
ataupun wawancara, namun bisa diamati.
c. Observasi dapat dilakukan secara serentak dengan observer lebih dari satu orang.
Observer harus bersifat terampil dalam pemakaian alat pencatatan.
d. Observasi dapat memberi hasil yang akurat dan juga dapat digunakan sebagai acuan
(Zechmeister, 2001).
Selain itu, Kartono (1996) juga menyebutkan beberapa kelemahan dari tes observasi yang
meliputi :