Anda di halaman 1dari 16

Teori Inteligensi Melalui Pendekatan IPT:

Alexander Luria

Annisa Maulidya Chasanah (1306378552)


Dariatus Sa’diah (1306378836)
Fariza Nur Shabrina (1306414103)
Izzatullail Arpin Lotusiana (1306378666)
Shitta Mutyahara (1306458881)
OUTLINE PRESENTASI

● Penjelasan Teori
● Dinamika Unit Fungsional Inteligensi dan
Teori PASS
● Contoh Alat Ukur
● Kritik Teori
● Perbandingan dengan Teori IPT Lain
(Sternberg’s Triarchic Intelligence Theory)
Luria’s Three Functional Units

● Fungsi kognitif manusia dapat dijelaskan melalui


tiga unit fungsional:

1. Unit Fungsional 1 (Attention-Arousal System)


2. Unit Fungsional 2(Simultaneous & Successive
Processing)
3. Unit Fungsional 3 (Planning, Regulation, &
Problem Solving)

● Ketiga unit mampu menjelaskan lebih lanjut tentang


empat fungsi psikologis dasar.
First Functional Unit

● Disebut juga “attention-arousal system”.

● Terletak di batang otak, diensepalon, dan


bagian tengah korteks otak.

● Mengatur fungsi atensi dan rangsangan


(arousal) kortikal.

● Berperan dalam memusatkan perhatian pada


stimulus tertentu di antara sekian banyak
stimulus yang diterima.
Second Functional Unit

● Terletak di lobus oksipital, parietal, dan temporal otak.

● Berperan dalam penerimaan, pemrosesan, serta penyimpanan


informasi dari dunia luar.

● Dua proses informasi:

1. Simultaneous Processing
Informasi yang tersedia merupakan gabungan dari beberapa
komponen dan saling berkaitan secara satu sama lain.
Informasi diproses secara bersamaan.

2. Successive Processing
Jenis informasi yang diterima tersusun dalam bentuk
urutan dan diproses secara satu per satu.
Third Functional Unit

● Terletak pada area prefrontal dari lobus


frontalis.

● Berperan dalam fungsi pengembangan dan


penggunaan strategi, self-monitoring, serta
kontrol proses kognitif.

● Perilaku manusia yang paling kompleks


seperti kepribadian dan kesadaran diatur
dalam unit fungsional ketiga ini.
Dinamika Unit Fungsional Inteligensi
& Teori PASS

Teori Unit fungsional dari Luria menjadi dasar


teori dalam pembentukan Teori PASS (Planning,
Attention, Simultaneous, Successive).

● Planning: Merujuk pada unit fungsional ketiga.


● Attention: Merujuk pada unit fungsional pertama.
● Simultaneous: Merujuk pada salah satu proses
pada unit fungsional kedua.
● Successive: Merujuk pada salah satu proses pada
unit fungsional kedua.
ALAT UKUR

● Luria tidak memiliki alat ukur yang khusus


mengukur intelegensi seseorang.

● Akan tetapi, Luria menciptakan tiga macam tes


terpisah yang dapat dikaitkan dengan inteligensi.

● Ketiga tes tersebut adalah tes kecepatan reaksi,


fungsi sensoris, dan kemampuan bahasa.

● Tes ciptaan Luria lebih ditujukan kepada orang


yang memiliki gangguan, terutama aphasia.
Tes Kecepatan Reaksi

● Pada tes ini, pasien diminta untuk melakukan tiga


tugas secara bersamaan:

1. Satu tangan diminta untuk tetap diam.


2. Satu tangan lainnya diminta untuk menekan tombol
atau menggenggam bola saat eksperimenter memberikan
stimulus verbal.
3. Di saat yang sama pasien diminta untuk mengucapkan
kata pertama yang ada di pikirannya sebagai respons
dari stimulus verbal.
Tes Kecepatan Reaksi

● Pasien diberi waktu untuk berlatih sehingga


koordinasi gerakan dan ucapannya lebih stabil.

● Setelah itu, pasien diberi stimulus kritis, yaitu


stimulus yang dinilai memiliki kaitan erat dengan
pasien.

● Stimulus kritis ini dinilai akan mengganggu


stabilitas performa pasien saat melakukan ketiga
tugas dan menjadi model untuk psikodiagnosa pada
saat itu.
Tes Fungsi Sensoris dan Motorik

1. Fungsi Motorik
a. Acoustic-Motor Organization
b. Rythmic Patterns
2. Fungsi Indra Peraba, Otot, dan Sendi

3. Visual
a. Persepsi objek & gambar
b. Orientasi spasial & keruangan
Tes Kemampuan Bahasa
4. Bahasa: Impressive 6. Bahasa: Menulis
speech a. Menyalin
a. Phonemic hearing b. Tanda tangan
b. Word comprehension
7. Bahasa: Membaca
c. Pemahaman kalimat
a. Phonetic reading
d. Struktur logika-
grammatical 8. Lainnya
Tidak menguji secara
5. Bahasa: Expressive non-verbal.
speech a. Lexical semantic
a. Artikulasi b. Antonim
b. Repetitive speech c. Kategorisasi
c. Naming d. Menjelaskan metafor
d. Narrative speech dan proverbs
Kelemahan dan Kritik

Luria tidak memiliki alat ukur sendiri untuk


mengukur inteligensi sesuai dengan teorinya.
Akan tetapi, teori Luria digunakan sebagai
landasan teori PASS.
Persamaan dengan Teori Sternberg

● Mencoba menjelaskan inteligensi melalui


proses yang terjadi pada kognisi manusia.
Perbedaan dengan Teori Sternberg
● Luria membagi pemrosesan informasi menjadi dua jenis,
yaitu simultaneous dan successive. Sternberg membagi
pemrosesan informasi menjadi tiga jenis, yaitu
componential, experiential, dan practical.

● Menurut Luria, seseorang dengan inteligensi tinggi


memiliki proses kognisi yang cepat, sigap, dan tanggap.
Menurut Sternberg, seseorang dengan inteligensi tinggi
bisa menyeimbangkan antara ketiga faktor inteligensi
(componential, experiential, dan practical).

● Testee dari tes Luria merupakan seseorang yang memiliki


gangguan neurologis dan aphasia. Testee dari tes
Sternberg merupakan anak-anak normal.
Perbedaan dengan Teori Sternberg
Luria Sternberg
Pembagian Simultaneous & Componential,
Pemrosesan Successive Experiental, &
Informasi Practiced
{Faktor}

Inteligensi Prosesnya cepat, Tiga faktor


Tinggi sigap, dan inteligensi
tanggap seimbang

Testee Pasien yang Anak-anak normal


memiliki
gangguan aphasia

Anda mungkin juga menyukai