Nama : ……………………………………….
NIM : …………………………………………
FAKULTAS PSIKOLOGI
NOVEMBER
2020
I. IDENTITAS SUBJEK
Inisial Nama : AI
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 3 Mei 2004
Pendidikan Akhir : SMP
Tanggal Pemeriksaan : 16 Oktober 2020
Saat mengikuti tes, testee bersikap sopan dan baik. Ia dapat merespon tester
dengan jawaban yang sopan serta ramah. Pakaian yang dikenakan juga rapi dan sesuai
dengan susasana tes yang akan dilakukan. Testee terlihat normal dan baik-baik saja
karena terlihat tenang meskipun berada di tempat baru.
Status Fisik:
Klien adalah seorang anak laki-laki dengan tinggi sekitar 170 cm atau mungkin
lebih. Tidak menunjukkan tanda-tanda terlalu kurus dan ia adalah remaja laki-laki sehat
seperti pada umumnya. Ia tidak memiliki cacat fisik dan dari yang diamati tester, ia
dirawat dengan baik pula oleh keluarganya karena kondisi fisiknya yang sehat.
Status Psikis:
Selama mengikuti tes, klien dapat merespon dengan baik hal-hal yang ditanyakan
oleh tester. Saat tes berlangsung ia juga tidak terlihat takut ataupun cemas dan dapat
mengerjakan tes dengan lancar. Apabila ada pertanyaan yang menurutnya
membingungkan, klien tidak segan bertanya kepada tester
Klien beberapa kali bertanya untuk memastikan apabila tester sedang menjelaskan
instruksi tes. Ia bertanya karena untuk memastikan pemahamannya dan tidak keliru
ketika sedang melaksanakan tes psikologi ini. Di pertanyaan mengenai hari depan, klien
bertanya mengenai maksudnya dan tester menjelaskan maksud dari pertanyaan tersebut
yaitu tentang masa depan. Selain itu klien sempat bertanya cara menjawab pertanyaan
apakah harus panjang ataukah sesuka hatinya. Selain itu, klien cenderung mengerjakan
dengan tenang sambil sesekali memainkan alat tulis ketika berpikir
IV. SKORING & INTERPRETASI TES SSCT
Interpretasi Data
Individu adalah seseorang yang introvert. Ia cenderung Ukuran pohon sedang, letak
menghubungkan segala sesuatu yang terjadi disekitar kepada berada ditengah dan cenderung ke
dirinya sendiri dan tertutup untuk menyatakan diri, mengalami kiri, garis tipis
gejala kecemasan
Cenderung praktis daripada teoritis, namun ia kurang memiliki Stem perbatasan dengan akar
wawasan sehingga tergesa-gesa dalam memutuskan dan impulsif. digambar dengan tertutupi rumput-
Dalam mengatur nalurinya masih mengalami kesulitan rumput tumpul, stem basis lebar
seimbang
Menjelaskan bahwa egonya berusaha menyeimbangkan antara Batang pohon terlihat besar,
kebutuhan mendasar naluriahnya dengan superego/lingkungan namun ujungnya menembus
disekitarnya. Ia adalah seseorang yang cenderung bersikap praktis kroon, diarsir berkali-kali
namun kurang mampu mengobyektifkan sesuatu yang primitif
Individu yang rapuh ini dapat jatuh kapan saja apabila ia tidak Tanpa dahan, kesan pohon seperti
memiliki panutan dan orang yang dapat mensupport dengan baik besar namun kosong dan lemah
di lingkungannya
Seseorang yang tajam dalam mengamati, ada keinginan untuk Buah di kroon
segera mencapai tujuan, terkadang membesar-besarkan kenyataan
dan butuh sanjungan
Ada indikasi bahwa individu mempunyai sikap yang cenderung Bentuk kroon/daun berombak
menutup sisi terdalam dirinya apalagi ia mudah bergaul dan diluar dan berulang, diluar
mempunyai suasana hati hidup berombak
Individu adalah seseorang yang introvert. Ia cenderung Ukuran pohon sedang, letak
menghubungkan segala sesuatu yang terjadi disekitar kepada berada ditengah dan cenderung ke
dirinya sendiri dan tertutup untuk menyatakan diri, mengalami kiri, garis tipis
gejala kecemasan
KESIMPULAN UMUM :
Individu ini adalah seseorang yang sulit menginisiasi interaksi terutama dengan orang asing,
namun sebenarnya ia cenderung tetutup tentang masalah pribadi. Ia berusaha untuk dapat
menyeimbangkan kebutuhan naluriah dan tuntutan lingkungan sekitar dengan kecenderungan
bersikap praktis dan ingin langsung mendapatkan saat itu juga. Kekeliruannya dalam bertindak
atau mengambil keputusan membuat orang berpikir ia adalah sumber kesalahan, dan dari sinilah
diperkirakan gejala gangguan kecemasan berasal.
VI. SKORING & INTERPRETASI TES DAP
Interpretasi Data
Individu belum dapat menempatkan dirinya di lingkungan dengan Ukuran figur kecil, secara
baik, kesulitan menyeimbangkan antara ego diri dan keadaan di keseluruhan utuh dan tampak
sekitarnya, ia memiliki fiksasi terhadap figur bapak/orang dengan proposional, usia jauh lebih tua,
usia figur, kurang bisa menyesuaikan diri kesannya ringkih
Individu lebih menekankan rasionalitas daripada emosi, lebih Penempatan figur di bagian atas
mempercayai sisi rasionalitas orang lain daripada emosionalnya kertas
Ada gangguan dan hambatan dalam interaksinya dengan Garis digambar dengan tipis
lingkungan, bahkan kemungkinan ada tanda-tanda skizoid yang seperti mengarsir dan terpatah-
perlu diteliti lebih lanjut patah
Individu dapat menerima kritik dari luar dan cenderung menurut Telinga jelas dan besarnya sesuai
terhadap perintah. Di sisi lain ia lebih menekankan fantasi-fantasi dengan besarnya kepala, namun
dan angan-angan dalam hidupnya kepala rasionya cukup besar
Indikasi dependen dan cenderung egosentris. Ciri-ciri orang yang Memakai topi dan baju digambar
kurang dewasa ketika menghadapi masalah alias immature berkancing
Egosentris dan diperkirakan kemampuan intelektualnya rendah Mata berbentuk lingkaran, ukuran
sehingga terkadang keliru dalam mengambil keputusan. sedang pandangan kosong
Kemungkinan individu masih membutuhkan perhatian dari orang Mulut figur terbuka lebar dan
terdekat, ia cenderung memaksakan diri supaya bisa diterima oleh melengkung
sekitar
Individu adalah orang yang fleksibel, merasa mampu untuk Proporsi pundak seimbang namun
melakukan suatu hal namun ia cenderung kaku apabila ada konflik berbentuk persegi
KESIMPULAN UMUM :
Individu adalah seseorang yang memiliki keterbatasan dan hambatan dalam pergaulan, termasuk
dalam menjalin interaksi sehingga menjadi sulit beradaptasi. Ia perlu cukup pengawasan karena
rapuh dan lemah. Dari ketidakmampuan dalam dirinya, ia merasa memiliki kekurangan dan tidak
layak untuk hidup dalam lingkungannya. Individu adalah seseorang yang berusaha memiliki
hubungan baik dengan lingkungan sekitar dan mengusahakan interaksi dan relasi yang sehat,
akan tetapi ia cenderung bertindak gegabah dan keliru sehingga menurut lingkungannya, ia
adalah seseorang yang selalu berbuat kesalahan.
VII. REFLEKSI
1. Ceritakan proses pelaksanaan tes SSCT, BAUM, dan DAP
Dalam tes ini, proses yang dilakukan pertama kali adalah memahami tentang tes
SSCT. Untuk DAP dan BAUM sendiri karena sebelumnya sudah pernah
melakukan, maka sudah tidak asing dalam hal instruksi dan alat-alatnya. Setelah itu
adalah proses mencari testee, membuat janji temu, dan mempersiapkan alat tes.
Setelah janji temu disepakati, barulah tes dilaksanakan. Alat-alat tes juga
dipersiapkan seperti kertas, kertas soal, dan alat tulis seperti pensil dan penghapus.
Pertama-tama yang dilakukan adalah perkenalan dengan klien, baru setelah itu tes
SSCT dimulai dengan memberikan instruksi terlebih dahulu. Setelah klien paham
dan sudah mengerjakan tes, barulah dilanjutkan dengan pelaksanaan tes BAUM
dan DAP. Pelaksanaan setiap tes ini juga didahului instruksi terlebih dahulu
sebelum dikerjakan meskipun tesnya menggunakan media yang mirip.