Anda di halaman 1dari 27

MATERI PERKULIAHAN

(PSIKODIAGNOSTIK GRAFIS)

TES WARTEGG

Pengajar

MUCHLIYANTO, Drs.Psi.,MSi.
1. ADMINISTRASI

Nilai diagnostik tes Wartegg terletak terutama pada hasil grafik (graphic product),
bukan pada aspek verbal atau pun aktivitas lain yang menyertainya. Oleh karena itu tes ini cocok
untuk disajikan secara kelompok maupun secara individual. Walaupun demikian, akan lebih
baik bila disajikan secara individual dikarenakan adanya kontak langsung antara tester (penyaji
tes atau penguji) dengan testce (subjek yang dites) sehingga lebih mudah membuahkan respons
verbal. Respons verbal ini - sekalipun tidak berkaitan langsung dengan tes- bila diperlukan dapat
memperkaya gambaran total mengenai kepribadian subjek.

Ruangan tes, bilamana mungkin, harus bersih dari segala macam benda dan hiasan-
hiasan dinding yang dapat menarik dan memecah perhatian subjek atau yang dapat
mempengaruhi pilihan gambar yang akan dibuat oleh subjek.

Pensil yang digunakan tidak boleh yang terlalu keras atau terlalu lunak, terlalu runcing
atau terlalu tumpul. Pensil yang paling cocok untuk tes ini adalah pensil Nomor 2 dikarenakan
netralitas diagnostiknya serta bekas- nya yang tidak mengotori gambar.

Sewaktu memberikan kertas blanko tes, tester mengatakan:

Pada kertas ini Anda lihat delapan buah segiempat. Setiap segi-empat berisi suatu
tanda kccil. Tanda-tanda itu tidak memiliki arti khusus, tapi sckedar merupakan bagian dari
gambar yang harus Anda buat di dalam masing-masing segiempat.

Anda boleh menggambar apa saja yang Anda inginkan dan Anda boleh mulai dari tanda
mana saja yang paling Anda sukai. Anda tidak perlu mengikuti urutan seperti susunan
segiempat itu, tapi saya ingin Anda memberi nomor setiap gambar sesuai dengan urutan
sewaktu Anda membuatnya.

Anda boleh bekerja selama Anda inginkan dan Anda boleh menggunakan penghapus,
tapi jangan memutar posisi kertas Anda. Bagian ini. (tester menunjuk pada bagian kertas yang
putih dan kosong) harus xrada di sebelah bawah.
Kadang-kadang tester perlu mendorong subjek lebih jauh. Untuk itu katakan:

Ingatlah, tes ini bukan menguji kemampuan menggambar. Saya tidak meminta Anda
membuat gambar yang artistik. Saya hanya ingin tahu bagaimana Anda mengerjakannya
dengan cara Anda sendiri. Jadi, coba saja sebaik-baiknya tanpa perlu menghiraukan
kekurangtrampilan Anda, dan jangan lupa memberi nomor setiap gambar.

Lamanya waktu yang dihabiskan oleh subjek untuk menyelesaikan seluruh gambar harus
dicatat oleh tester karena hal ini merupakan faktor utama dalam interpretasi

Sejak subjek diberi kertas gambar, situasi testing sudah mulai diobservasi. Cara
pendekatan subjek dan performansinya dalam mengerjakan tes merupakan ciri-ciri kepribadian
yang penting. Semua manifestasi kenyamanan, ketidaknyamanan, semangat dan kecepatan atau
keengganan harus dicatat. Komentar dan ucapan subjekpun dicatat. Begitu juga kalau subjek
mencontoh benda-benda di sekitarnya, perlu dicatat.

Bila subjek selesai menggambar, tester meminta subjek untuk menjelaskan gambar apa
yang telah dibuatnya dengan menulis pada bagian kosong lembar gambar.
2. DASAR-DASAR INTERPRETASI

The Drawing-Completion Test menyajikan tiga pendekatan studi mengenai gambar.


Yang pertama merupakan pendekatan yang melihat gambar dalam hubungannya dengan suatu
stimulus atau dengan kualitas-kualitas yang disimbolkan oleh stimulus tersebut. Aspek gambar
ini, yang mencerminkan afinitas (keakraban) subjek pada kualitas tertentu yang ada dalam
stimulus, dinamai "stimulus-drawing relation"dan merupakan dasar pertama dalam meneliti
struktur persepsi dan afektivitas subjek.

Pendekatan yang ke dua dan yang ke tiga menelaah isi (content) gambar yang dibuat dan
menelaah cara pelaksanaan dalam menggambar (mode of execution).

The Drawing-Completion Test menggunakan pendekatan perseptif-asosiatif,


asosiatif-proyektif, dan aktif-ekspresif.

A. STIMULUS-DRAWING RELATION (hubungan stimulus-gambar)

Tanda-tanda (signs) yang ada dalam blangko tes dimaksudkan untuk berfungsi sebagai
stimuli bagi aktivitas asosiatif dan aktivitas grafik. Tanda tersebut juga dimaksudkan sebagai
sarana perlakuan ob- jektif dalam menggambar. Karena rangkaiannya sama maka pemban-
dingan dan klasifikasi hasil di antara banyak subjek dapat dilakukan.

Nilai ekspresif stimulus ini merupakan resonator (penggetar) kepekaan subjek,


merupakan sarana eksplorasi terhadap cara subjek mempersepsi, merasakan, dan berasosiasi.

Stimulus-1: Titik

Memiliki karakteristik kecil, ringan, bundar, dan sentral.

Stimulus-2: Garis kecil menggelombang

Mensugestikan sesuatu yang hidup, bergerak, bebas, menggelepar, tumbuh, atau


mengalir.

Stimulus-3: Tiga garis vertikal yang menaik secara teratur


Mengekspresikan kualitas kekakuan, kekerasan, keteraturan, dan kemajuan.

Stimulus-4: Segiempat hitam

Tampak berat, utuh, padat, menyudut dan statik, mengesankan materi yang keras.

Stimulus-5: Dua garis miring yang berhadapan

Sangat kuat mengesankan gagasan mengenai konflik dan dinamika.

Stimulus-6: Garis-garis horizontal dan vertikal


Sangat apa adanya, kaku, bersahaja, tidak menarik dan tidak me- mancing inspirasi.

Stimulus- 7: Titik-titik membentuk setengah lingkaran


Mengesankan sesuatu yang sangat halus, bundaran yang mungil dan lentur.

Stimulus-8: Garis lengkung besar


stimulus 8 tampak tenang, besar, dan mudah dihadapi.

Keseluruhan stimuli dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Pertama adalah


kelompok stimuli yang memiliki kualitas organik (stimulus 1,2,7, dan 8) dan ke dua adalah
kelompok stimuli yang memiliki kualitas konstruksi teknik (stimulus 3, 4, 5, dan 6). Kelompok
pertama disebut juga kelompok stimulus feminin sedangkan kelompok ke dua disebut kelompok
stimulus maskulin.
INSENSIBILITAS AFINITAS

Stimulus Mekanikal (Nomor 3,4,5,6)


 Sikap rewel yang tak realistik.  Penampakan kepribadian maskulin
 Tendensi emosional atau estetik yang berlebihan  Predominansi fungsi-fungsi kesadaran ;
 Kelemahan  Keluguan

Stimulus Kompleks (Nomor 3, 5, 6, 7)


 Ketumpulan intelektual.  Kemampuan konstruktif dan organisasional.
 Kehilangan dinamisme.  Inteligensi analisis-sintesis.
 Aktivitas rendah.  Ketajaman dan perhatian.
 Kejujuran.
 Efisiensi.
Stimulus Lurus
(Nomor 3, 5, dan 6)
 Predominansi ketidaksadaran.  Predominansi fungsi-fungsi intelektual dan
 Kontrol yang tidak baik. kehendak.
 Inkonsistensi.  Keteguhan, Kesungguhan.
 (Kompulsi)

Tanda-tanda Berorientasi
(Nomor 3, dan 5)
 Asertivitas diri yang lemah.  Dorongan vital yang kuat.
 Keseganan.  Keyakinan diri.
 Ketenangan.  Kobaran semangat.
 (Hambatan).

Stimulus Dinamik (Nomor 5)


 Kesunyian.  Kewaspadaan.
 Kesederhanaan.  Ambisi.
 Penghindaran konflik.  Kenekadan.
 Kompetitif.
 Tendensi untuk menguasai.

Stimulus Kecil (Nomor 1, dan 7)


 Keseram pangan.  Kepekaan yang halus.
 Ketidakmampuan pengamatan.  Perasaan akan detail.
 Keengganan pada sesuatu yang Remeh.  Ketelitian.
 (Kebebalan).  (Kerentanan, Kompulsif, Mudah terpengaruh).

Tabel 1a. Tendensi Diagnostik yang Terkandung dalam


Stimulus Drawing Relation dan Order of Execution
AFINITAS INSENSIBILITAS

Stimulus Organik (Nomor 1,2,7,8)


 Fenampakan kepribadian feminin.  Defisiensi emosional yang parah.
 Predominansi dorongan visceral  Sikap menjauhi kehidupan.
 emosional.  Hambatan.
 Kepekaan
 Kemampuan beradaptasi
Stimulus Sederhana (Nomor 1,2,4, 8)

 Sikap santai yang alami  Kerumitan.


 Kecerahan fikiran  Ketegangan.
 Rasa tidak aman.

Stimulus Lengkung
(Nomor 2, 7, dan 8)
 Kelancaran.  Kekakuan.
 Keluwesan.  Kekerasan.
 Hubungan dengan kehidupan.  Overintelektualitas.
 Afektivitas.  (Permusuhan).
 Kesimpatikan.

Stimulus Lepas (Nomor 1. dan 2)


 Keriangan.  Keterbatasan.
 Keluwesan.  Kekakuan.
 Spontanitas.  (Hambatan).
 Bila tanda 1 dilihat dalam sentralitasnya:
Predominansi intelcktualitas atas emosi.

Stimulus Statik (Nomor 4)


 Konsistensi.  Sensibilitas yang berlebihan.
 Afinitas terhadap realitas nyata.  Ketidakstabilan.
 Bila tanda ini dipersepsi dalam
kehitamannya: Kecemasan.

Stimulus Besar (Nomor 8)


 Keterbukaan.  Indikator problem.
 Ketiadaan keterbatasan  (Salah penyesuaian yang parah).
 Kehangatan  (Hambatan)
 Kelembutan  (Represi)
 (Kesantaian)

Tabel lb. Tendensi Diagnostik yang Terkandung dalam


Stimulus-Drawing Relation dan Order of Execution
B. CONTENT OF THE DRAWINGS (Isi gambar)

DRAWINGS
Ada tiga pengelompokan isi yang dapat dibedakan dari nonrepresentasional sampai ke yang
represen- tasional, yaitu (1)scribbling (corat-coret), (2)abstraction (abstraksi), dan (3) pictures
(piktur).

KARAKTERISTIK UMUM KARAKTERISTIK KHUSUS

Scribblings Motor (Motor)


(Corat-coret) Esthetic (Estetik)
Symbolic (Simbolik)
Abstractions Symmetrical Decorative (Dekoratif simetrik)
(Abstraksi) Asymmetrical Decorative (Dekoratif asimetrik)
Technical (Teknikal)

Pictures (Piktur)

Realism (Realisme) Animate (Animat)


Nature (Alam) Physiognomy (Fisicgnomi)
Schematism (Skematisme)
Inanimate (Inanimat)
Atmosphere (Amosfir)

Objects (Objek) Utility (Utilitas)


Style (Caya)
Ornaments (Ornamen)

Fantasv (Fantasi) Fancy (Fansi)


Phantasm (Khayal)
Symbolism (Simbolisme)

Tabel 2. Klasifikasi Materi Isi

1. Scribblings

Karena itu Corat-coret mungkin harus diberi skor dari segi krite- ria isi yang lain seperti
Animate Nature (alam animat), Inanimate Nature (alam inanimat), Movement (gerak), atau
Symbolism (simbolisme).

Berdasarkan unsur-unsur tersebut di atas atau berdasarkan penampakan keseluruhannya,


corat-coret dapat dibagi lagi dalam kelompok Motor Scribblings (corat-coret motor) dengan ciri
utama coretan cakarayam kasar dan garis silang menyilang dengan liar, kelompok Esthetic
Scribblings (corat-coret estetik) yang bentuknya lebih halus, lembut, dan kadang-kadang
gemulai, serta kelompok Symbolic Scribblings (corat-coret simbolik) yang mengarah pada
kecenderungan akan makna dan susunan tertentu.

Pendek kata, corat-coret mengindikasikan gangguan Keseimbangan dalam diri. Dari segi
diagnostik, corat-coret merupakan respons terburuk. Nilai simptomatiknya begitu tinggi
sehingga bila ada satu saja gambar corat-coret yang dibuat oleh subjek sudah merupakan alasan
cukup untuk curiga.

2. Abstractions

Gambar yang dikategorikan sebagai Abstraction (abstraksi) pada poko'knya terdiri dari
struktur-struktur garis yang bersifat dekoratif atau intelektual. .

Decorative Abstractions dibedakan berdasar ciri polanya yang konvensional atau yang
orisinal. Untuk itu dibedakan antara kategori
a) Symmetrical Decorative Abstractions (abstraksi dekoratif simetrik) yang berupa
pola-pola geometrik biasa,- statik, atau bahkan kaku,
b) Asymmetrical Decorative Abstractions (abstraksi dekoratif asimetrik) yang
berupa garis-garis dan permukaan yang disusun dengan cara bebas, jeriaka, dan
orisinal, dan
c) Technical~ Abstractions (abstraksi teknikal) yang mengacu pada semua jenis simbol-
simbol intelektual, gambar-gambargeometrik, dan peralatan teknik.

Bila isi hampir kesemua gambar berupa Abstraksi, kita patut curiga bahwa subjek
mungkin melakukan penghindaran atau mengalami hambatan.

Dapat saja subjek salah mengerti akan instruksi yang diberikan dan mengira bahwa
hanya pola-pola nonobjektif yang boleh digambar.

Ketika melakukan tes ulang jangan sampai penguji memberi :nstruksi seperti:
"Kerjakan tanda-tanda ini menjadi sesuatu yang lain", tapi ia harus mengatakan: "Cobalah
kerjakan tanda-tanda ini sekali lagi menjadi suatu gambar".
Symmetrical Decorative Abstractions

Macam emosi yang terungkap lewat Abstraksi Simetrik sifatnya selalu terkontrol,
tersem- bunyi atau intelektual.

Asymmetrical Decorative Abstractions


Gambar-gambar yang menampakkan permainan garis yang bebas serta banyak bayang-
bayang yang ringan termasuk kedalam jenis ini. Pola-polanya sering terjadi dengan sendirinya
tanpa banyak peren- canaan. Ada yang sifatnya harmonis serta terpadu dengan baik dan ada
yang tanpa keseimbangan dan keluwesan yang spontan. Ada polanya yang orisinal, ada yang
eksentrik dan ada yang kacau.

Abstraksi Asimetrik sangat simptomatik, dianggap sebagai simptom yang tidak baik.
Kalau Abstraksi Simetrik hanya memperlihatkan adanya penyempitan emosionalitas dan
pelepasan dari kenyataan yang konkrit, maka Abstraksi Asimetrik biasanya dibuat oleh subyek
yang mengalami gangguan emosional.

Technical Abstractions
Abstraksi Teknikal adalah semua respons gambar yang berciri intelektual atau simbol-
simbol logika. Contoh variasi Abstraksi Teknik menurut struktur logika yang semakin tinggi
adalah pola-pola skematik yang dibuat dengan mengulang, menyambung, atau menghubungkan
stimuli semata-mata: bentuk-bentuk geometrikal dasar; angka-angka dan huruf-huruf; tanda-
tanda; angka-angka stereometrik; rumus-rumus dan simbol-simbol ilmiah dan matematik;
perencanaan, blue-print dan peta-peta.

3. Pictures

Gambar Piktur merupakan klasifikasi terbesar dan paling bervariasi di samping sangat
representasional. Harus dibedakan antara Piktur vealisme dan Piktur Fantasi dengan cara
melihat sejauhmana hubungan antara apa yang digambar dan dunia objektif.

Realism (Realisme) dalam isi piktorial mencakup semua gambar yang menyajikan
segala sesuatu dari dunia fisik yang dapat terlihat. pembagian lebih lanjut meliputi:
Nature (Alam), Kategori ini dibagi dua, yaitu Animate Nature (Alam Animat) meliputi
semua bentuk manusia dan hewan atau bagiannya, serta Inanimate Nature (Alam
Inanimat) yang mencakup semua yang lainnya dalam dunia fisik alamiah, tidak saja
tumbuh-tumbuhan melainkan juga gunung, air, awan, dlsb.
Objects (Objek), ialah semua apa saja yang dibuat oleh manusia, meliputi Objek
Utilitarian (benda yang berguna - peralatan) dari alat yang sederhana sampai konstruksi
monumental dan Objek Ornamental (hiasan) seperti dekorasi interior atau pakaian sese-
orang.

Fantasy (Fantasi) dikelompokkan menjadi:

Fancy (Fansi), yang menyajikan fiksi berupa gambar-gambar karakter yang


menyenangkan dan menarik hati sebagaimana biasanya ditemui dalam dongeng peri atau
mitos.

Phantasm (Khayal), yang menunjuk pada gambar yang penampilan atau maknanya
suram, kejam, atau bahkan mengerikan.

Symbolism (Simbolisme), merupakan representasi grafik mengenai konsep, sentimen,


atau ideolpgi seperti "kemajuan", "keyakinan", "harmoni", "pengabdian", dlsb.

Karakteritik modalitas ini diuraikan sebagai berikut:

Physiognomy (Fisiognomi) adalah segala sesuatu yang dalam gambar figur manusia
mengungkapkan mengenai figur tersebut. misalkan usianya, pekerjaannya atau
karakternya.

Schematism (Skematisme) yaitu penyederhanaan yang berlebihan pada representasi isi


Nature (Alam).
Atmosphere (Atmosfir) menunjuk pada kualitas emosional yang secara tidak langsung
diekspresikan oleh gambar, terutama oleh gambar pemandangan atau gambar situasi
yang bukan manusia.

Style (Gaya) merupakan unsur-unsur spesifik yang dapat mengungkapkan karakter


dalam representasi benda-benda utilitarian (peralatan atau perlengkapan).
C. EXECUTION

(Eksekusi/Pengerjaan Gambar)

1. Form Level
Form Level merupakan konsep yang sukar untuk didefinisikan karena sifatnya yang
berubah-ubah dan bentuknya tidak sama pada masing-masing kasus.

Form Level
Garis Kuat - Lunak - Diulang-ulang Lurus - Lengkung
Tekanan Tanpa putus - Terputus
Tipe
Sentakan

Liputan Bagian - Penuh


Meluas - Terbatas

Pembayangan Hitam Terang


Komposisi Keseluruhan - Bagian
Konteks - Isolasi
Perincian - Organisasi
Ketertutupan - Orientasi
Repetisi - Variasi
Kehati-hatian Kasualitas
Gerakan
Orisinalitas - Popularitas
Kejelasan - Kekaburan
Konsistensi - Inkonsistensi

Tabel 3, Klasifikasi Karakteristik Formal dalam Menilai Form Level (Karakteristik yang
digarisbawahi tidak mendapat evaluasi kuantitatif)

Aspek Form Level tidak dievaluasi secara kuantitatif melainkar. lebih merupakan titik
pandang terhadap sejumlah kriteria. Karenanya aspek ini tidak menjadi dasar langsung dalam
interpretasi.

Form Level merupakan dasar dalam mengevaluasi pembawaan (sifat) umum, terutama
pembawaan sosial dan emosional.
2. Line (Garis)

Evaluasi terhadap garis dilakukan pada karakteristik intensitas, tipe, dan kualitasnya.

2.1. Intensity (Intensitas)

Intensitas dihasilkan dari perbedaan tekanan mulai dari tekanan yang sangat kuat
sampai tekanan yang sangat ringan/lunak. Untuk interpretasi, dilakukan klasifikasi beberapa
macam intensitas garis.

 Insensitas Kuat
Ciri garis yang kuat intensitasnya adalah bekasnya yang gelap dan dalam yang tampak
jelas dari belakang kertas. Termasuk kategori in: adalah garis yang agak kuat, cukup
kuat, dan terlalu kuat.

Intensitas kuat + Form Level tinggi


Kombinasi ini mengindikasikan efisiensi. Subjek biasanya memiliki keseimbangan
optimal antara kekuatan dorongan dan kendali diri- nya. Namun apabila subjek ternyata
memiliki vitalitas yang sangat kuat maka kombinasi ini dapat berarti kendali yang
terlalu ketat atau sifat kompulsif.

Intensitas kuat + Form Level sedang


Bila kombinasi ini disertai oleh garis lengkung yang jumlahnya memadai maka berarti
adanya dinamisme, keyakinan diri, spontanitas, dan kesabaran dalam menghadapi
masalah-masalah sosial dan praktis.

Intensitas kuat + Form Level rendah


Kombinasi semacam ini terjadi pada subjek yang kekuatan kendali dan dorongannya
sama sekali tidak seimbang. Subjek akan mengalami kesukaran dalam memusatkan dan
memelihara perhatian serta tindakannya. Mungkin mereka termasuk efisien, tapi hanya
dalam masalah-masalah yang memerlukan keputusan cepat dan kasar. Subjek semacam
ini biasanya mudah berteman walaupun didasari oleh emosi- onalitas rendah karena
mereka tidak mampu menghargai aspek kein- dahan hubungan manusia.
Intensitas terlalu kuat + Form Level tinggi
Kombinasi ini jarang terjadi. Bila terjadi berarti subjek berhasil melakukan kontrol
yang efektif namun dicapai dengan pengurbanan tekanan emosional yang besar.
Kombinasi ini hanya dijumpai pada individu yang teguh berpendirian dan sangat
ambisius.

Intensitas terlalu kuat + Form Level rendah


Bila kombinasi ini disertai oleh Cakupan Penuh berarti ekspresi sifat impulsif, tendensi
untuk mendominasi dan untuk menghancurkan apasaja yang menghalangi tindakannya.
Dapat pula berarti emosionalitas kasar dan kekanak-kanakan.

 Intensitas Lunak

Intensitas lunak + Form Level tinggi


Merupakan pertanda integrasi mekanisme vital dan mental yang harmonis yang
didominasi oleh mekanisme mental. Bila subjek ternyata memiliki vitalitas yang kuat
maka dapat diartikan bahwa energi dasar- nya digunakan secara produktif pada tingkat
intelektual dan kekuatan kendalinya bekerja secara positif, yakni dalam arti
mendisiplinkan, bukan menghambat. Bila subjek adalah individu yang memiliki
vitalitas rendah atau sedang maka berarti ia adalah seorang yang kurang asertif dengan
perasaan yang halus.

Intensitas lunak + Form Level rendah


Kombinasi ini ditemui pada subjek yang tidak agresif, kurang imajinatif, dan emosinya
agak tumpul. Juga ditemui pada subjek yang walaupun berbakat dan efisien akan tetapi
kurang semangat dan apatis.

Bila intensitas garis yang lunak memiliki arti umum yang baik, garis yang sangat halus
tidak selalu berarti sama. Dalam kombinasi apapun, garis yang terlalu halus selalu
mendatangkan kecurigaan. Maknanya tidak selalu dapat diperbaiki oleh dukungan
Form Level yang baik karena bilamana intensitas ekstrim dan Form Level
dikombinasikan selalu akan berarti adanya gangguan. Pada kasus intensitas garis yang
kuat, gangguan ini berarti sifat impulsif atau kompulsif sedangkan pada kasus intensitas
garis yang lemah gangguan itu berupa perkembangan intelektual yang berlebihan
disertai penguraian kebutuhan vital atau depresi dan rasa rendah diri.

Intensitas halus + Form Level tinggi


Sering dijumpai pada subjek yang emosionalitasnya kaya dan produktif secara
intelektual akan tetapi kurang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan
biasa. Individu semacam itu sangat mudah menjadi terlalu peka dan terlalu halus
perasaannya.

Intensitas halus + Form Level rendah


Hal ini biasanya terjadi pada individu yang menarik diri, kurang rasa aman, dan terlalu
sederhana yang mungkin dapat menyesuaikan diri pada kelompok kecil yang terbatas
namun memiliki intelektualitas dan emosionalitas yang datar. Dapat juga terjadi pada
individu yang berbakat tapi sangat tertekan.

2.2. Reinforcement (penguatan)

Penguatan garis tergantung juga pada intensitas garis yang bersangkutan. Bila intensitasnya
lemah, selalu berart: adanya rasa tidak aman dan bila dikombinasikan dengan garis yang
dibuat terlalu hati-hati maka Penguatan berarti gejala tendensi obsesif-kompulsif.
Penguatan dengan sangat kuat berarti tendensi fiksasi emosional dan mental.

2.3. Type of Line (Tipe Garis)

Kelurusan atau kelengkungan garis sangat dipengaruhi oleh faktor neuromuskular yang
menentukan apakah subjek berada dalar keadaan santai atau tegang.

Garis lurus + Form Level tinggi


Menandakan adanya kontrol yang konstruktif dan efisien, namun memiliki
kecenderungan ke arah kompulsif dan ketidakluwesan. Bila garis lurus sangat
mendominasi dan kehati-hatian sangat menonjol dalam gambar maka predisposisi
kompulsif hampir dapat dipastikan adanya. Bila dalam keadaan tersebut hampir tidak
dijumpai isi Alam, maka patut dicurigai adanya kemungkinan tendensi neurotik.
Garis lurus + Form Level rendah
Biasanya dijumpai pada subjek yang kuat dan tidak peka. Bila terjadinya disertai oleh
Penguatan garis lemah dapat berarti sikap yang aneh dan terasing, ketiadaan
kehangatan dan semangat. Bila disertai oleh tekanan yang kuat berarti sifat yang keras,
agresif, dan mendominasi. Bila dalam gambar terdapat sudut-sudut tajam, garis
bersilang, dan cacau, maka berarti adanya konflik dan rasa permusuhan.

Garis lengkung, terutama yang lentur dan bebas, dihasilkan oleh gerak otot yang
santai. Bila garis-garis lengkung muncul dalam gambar lingkaran, spiral, atau busur
yang sempurna yang dibuat dengan susah-payah oleh subjek maka jelas bahwa garis
lengkung tersebut lebih dihasilkan oleh kontrol otot, bukan karena santai. Garis
lengkung akan lebih bermakna dalam interpretasi bila dibuat oleh subjek guna
menyelesaikan stimulus-stimulus mekanik.

Garis lengkung merupakan salah-satu indikator yang paling pasti bagi emosionalitas,
fleksibilitas, dan kemampuan penyesuaian serta pengenalan diri. Segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan subjek diekspresikan langsung oleh lekuk organik,
gerakan, dan keluwesan garis lengkung.

Garis lengkung + Form Level tinggi


Memperlihatkan kehalusan emosional dan sifat sederhana yang mudah beradaptasi.

Garis lengkung + Form Level rendah


Bila disertai oleh garis-garis yang kuat merupakan ciri subjek yang emosi vitalnya
berlebihan.

2.4. Strokes (sentakan/goresan)

Pengertian kontinuitas (kesinambungan) garis bukan berarti ke- iengkapan garis. Suatu
garis mungkin saja belum lengkap tapi dibuat dengan goresan yang kontinu. Ada garis yang
tampak kontinu padahal dibuat dari beberapa goresan pendek. Garis seperti itu merupakan salah-
satu bentuk diskontinuitas (ketidaksinambungan).
Kontinuitas + Form Level tinggi
Bila bukan dikarenakan latar belakang pendidikan seni, maka kontinuitas yang disertai
oleh Form Level tinggi menandakan adanya iccndinasi psikomotor yang sangat baik, kendali
perhatian yang mudah zrn efektif, dan kebebasan dari hambatan. Bila garis kontinunya lebih
ranvak berbentuk lengkung dan isinya adalah Alam, maka dapat dipasti- car. bahwa subjek
memiliki integritas unsur kesadaran dan ketidak- adaran pribadi yang sangat tinggi. Mereka ini
biasanya berkepribadian -enyenangkan, tidak tertekan, efisien, dan dinamis.

Kontinuitas + Intensitas kuat


Goresan kontinu yang disertai oleh intensitas kuat menandakan pribadi yang langsung,
kokoh, dan pengambil keputusan.

Kontinuitas + Form Level rendah


Kombinasi ini sering ditemui pada subjek yang nekad, kurang e.eran, dan tidak
bertanggungjawab. Bila kombinasi ini disertai pula oleh intensitas yang kuat maka menjadi
pertanda adanya keinginan untuk mendominasi, impulsif, dan kepercayaan diri yang berlebihan.

Garis diskontinu sangat mungkin disebabkan oleh kekhawatiran ng tidak disadari akan
diri dan aktivitasnya sendiri, atau disebabkan oleh pelepasan impuls motorik tanpa sengaja.

2.5. Covering (Liputan)

Yang dimaksud dengan istilah Liputan adalah luasnya bidang gambar yang terpakai oleh
subjek.

 Scant Varietis of Covering (Variasi Liputan yang Kurang)

Gambar yang kosong berarti tiadanya struktur dan detil sehingga hanya berupa garis-
besar, atau langkanya penggunaan garis, atau penyajian objek gambar yang di luar konteksnya.

 Full Varietis of Covering (Variasi Liputan yang Penuh)

Liputan yang sedang adalah bila gambar dan latar belakangnya menempati bidang yang
seimbang. Keseimbangan seperti itu biasanya diperoleh bila kira-kira sepertiga atau separuh
bidang gambar diisi oleh gambar yang dibuat oleh gambar yang dibuat oleh subjek. Liputan
sedang seharusnya berisi struktur yang jelas.

2.6. Expansion (Ekspansi)

Ekspansi tidak dapat diinterpretasikan secara berdiri sendiri. Interpretasi terhadap


ekspansi harus dilihat dari konteks dan kaitan dengan variabel lain.

Ekspansi Alami sebenarnya merupakan fenomena yang bagus. Bila disertai oleh indeks-
indeks lain. Ekspansi Alami menandakan adanya disposisi akan keterbukaan dan penerimaan.

Diagnosis terhadap Ekspansi Teknikal lebih mengacu pada komponen vital kepribadian
daripada komponen emosional. Oleh karenanya pemberian skor terhadap Ekspansi Teknikal
tidak boleh terlalu ketat.

2.7. Constriction (konstriksi)

Gambar yang terbatas (constricted) umumnya berupa gambar kecil, sekalipun tidak
berarti semua gambar kecil adalah gambar yang terbatas. Konstriksi mengacu pada semua
ukuran gambar yang kecilnya keterlaluan, dimana keseluruhan gambar tidak proporsional
dengan stimulusnya.

2.8. Shading (Pembayangan)

Ada tiga aspek pembayangan yang memiliki makna diagnostik, yaitu


intensitastekstur, dan fungsi.

Intensitas pembayangan yang kuat adalah intensitas pekat (dark) dan intensitas berat
(heavy). Intensitas pembayangan yang lemah adalah ringan (ligth), transparan (transparent),
dan halus (subtle).
Tekstur mengacu pada cara pembuatan bayangan. Tekstur dapat berupa permukaan
yang halus merata dan homogen, berupa garis kasar dan bersilang, dan berupa garis-garis yang
tidak tentu arahnya.

Fungsi pembayangan berkaitan dengan kelayakan bayangan bagi gambar yang


bersangkutan. Semakin layak adanya bayangan maka fungsinya semakin besar, yaitu mengisi
peranan yang representatif sehingga menjadikan gambar memliki bentuk dan pandangan tiga
dimensi, menonjolkan bagian-bagian tertentu dalam gambar, atau mengesankan adanya
gerakan.

2.9. Composition (Komposisi)


a) Wholes and Parts (Keseluruhan dan Bagian)

Signifikansi dari suatu Keseluruhan disimpulkan langsung dari kontrasnya dengan


suatu Bagian. Dengan demikian, suatu Keseluruhan dianggap sebagai tendensi ke arah integrasi
dan keseimbangan yang memuaskan. Namun kesimpulan ini memerlukan dukungan dari
aspek-aspek lain dari gambar-gambar yang dibuat subjek.

b) Contex and Isolation (Konteks dan Isolasi)

Konteks mengacu pada apapun juga yang mengelilingi objek yang dibentuk oleh stimuli.
Konteks dapat dicapai lewat dua cara. Pertama lewat integrasi (integration), yaitu bila objeknya
dipadukan ke dalam alam atau tempatnya yang biasa. Ke dua lewat multiplikasi (multiplication),
yaitu bila objeknya diulangi beberapa kali atau bila beberapa objek lain yang berkaitan
ditambahkan pada gambar.

Isolasi berarti tiadanya "teman" dalam tema yang berisi objek gambar.

Konteks yang tercipta lewat multiplikasi agaknya kurang favorabel dibanding Konteks
yang diperoleh lewat integrasi.

Tema terisolasi dapat juga memiliki makna yang positif bila im- plikasi negatifnya
diimbangi oleh cara eksekusi dan isi. Meskipun begitu, bila terjadi pada keseluruhan gambar
maka Isolasi berarti tidak baik karena menandakan individu yang bersangkutan memiliki
kepribadian yang tidak menyenangkan dan tidak terbuka.

2.10. Detail (Detil)

Detil harus diperiksa dari segi jumlah dan fungsinya. Fungsi Detil dapat saja relevan
atau tidak relevan. Dapat berfungsi untuk membedakan objek atau malah menjadikan gambar
tampak ruwet dan rusak karena unsur-unsur yang tidak karuan. Pemberian skor Detil hanya pada
sisi jumlahnya. Segi fungsinya secara tidak langsung tercermin pada skor, yaitu bila detilnya
hanya pada bagian yang sangat perlu saja maka skornya rendah sedangkan bila detilnya
berlebihan maka skornya tinggi. Fungsi Detil akan memperoleh perhatian pada periode
interpretasi individual.

2.11. Organization (Organisasi)

Organisasi dapat muncul dalam tiga level eksekusi. Level pertama -yang rendah-
adalah level dua-dimensi dan ke dua -yang tinggi- adalah level tiga-dimensi. Pada level dua-
dimensi terdapat gambar yang umumnya berupa Abstraksi, terutama yang bertipe dekoratif dan
semua objek yang ditampilkan permukaannya. Pada level tiga-dimensi tercakup semua gambar
yang disajikan sisi kedalamnya, sebagaimana Abtsraksi yang mengandung unsur perspektif.

Ada lagi perbedaan yang lebih halus di antara variabel grafis, yaitu yang menyangkut
Konteks, Detil, dan Organisasi di satu fihak dan Kehati-hatian dan Organisasi di fihak lain.
Konteks berarti adanya aitem yang ditambahkan pada objek gambar yang dibuat, bukan berarti
adanya detil. Detil sendiri menyangkut isi yang disajikan, dan mengacu pada elemen
fungsionalnya. Kalau Detil sendiri merupakan adanya berbagai bagian dari suatu objek, maka
Organisasi menyangkut masalah kelayakan penggunaannya yang sesuai dengan logika, aturan
alam, atau standar praktis. Jadi, Organisasi pada dasarnya mengacu pada aspek structural suatu
komposisi, pada kebenaran proporsi dan penempatan.

Berikut adalah kombinasi Organisasi dan Detil yang mengandung Indikasi kapasitas
intelektual.
Organisasi tiga-dimensi superior + Detil sedikit
Inteligensi tinggi namun sangat mungkin bersifat spekulatif unilateral yang bertipe
sintesis.

Organisasi tiga-dimensi superior + Detil cukup


Tingkat inteligensi analisis-sintesis tinggi dengan keseimbangan . ang memuaskan antara
sifat spekulatif dan praktis.

Organisasi dua-dimensi superior + Detil sedikit


Tingkat inteligensi rata-rata baik. Asumsi ini akan lebih kuat apabila didukung oleh
kecepatan performansi.

Predominansi Organisasi atas Detil pada semua tingkat kompleksitas


Selalu merupakan indikasi yang baik bagi inteligensi.

Predominansi Detil atas Organisasi


Merupakan indikasi tidak baik bagi kapasitas inteligensi dan kematangan emosi.

Organisasi dan Detil dalam tingkat sedang


Tidak dapat disimpulkan karena dapat ditemui pada individu dengan kapasitas
inteligensi bermacam-macam, tapi bila gambar dibuat dalam waktu yang lama maka cenderung
menandakan inteligensi sedang atau rendah.

Organisasi jelek dan Detil sangat sedikit


Tidak dapat disimpulkan. Meskipun biasanya merupakan tanda inteligensi yang rendah
akan tetapi ditemukan pula pada gambar yang dibuat dengan cepat oleh orang yang
berinteligensi tinggi.

2.12. Repetition, Duplication, and Recurrence (Repetisi, Duplikasi, dan Pengulangan)

Kebanyakan gambar dekoratif simetris berupa repetisi.

Duplikasi mengacu pada penyusunan unsur-unsur yang diulangi menu rut suatu pola
simetris yang ketat. Kalau Repetisi mengacu pada muncul kembalinya unsur yang sama dalam
satu gambar, dan Duplikasi mengacu pada repetisi dalam satu pola, maka Pengulangan
mengacu pada kemunculan kembali tema yang sama -representasional maupun abstrak- dalam
satu rangkaian gambar.

2.13. Variety (Variasi)

Pengertian variasi mengacu pada aspek aspek mode suatu Isi, bukan pada aspek Eksekusi
gambarnya. Kalau hanya variasi sesuatu yang ada dalam kategori yang sama seperti Alam
Inanimat, Fantasi atau Utilitas, maka bukanlah merupakan variasi yang sesungguhnya
melainkan lebih merupakan uniformitas (keseragaman).

2.14. Closure (Klosur)

Klosur agaknya mengekspresikan adanya kebutuhan untuk me- nahan, untuk


memusatkan perhatian, untuk melindungi, atau untuk mengasingkan. Namun demikian,
kecenderungan artinya yang spesifik tidaklah jelas. Kebanyakan Klosur ditemukan pada gambar
yang dibuat oleh orang yang berkepribadian "statis", kurang komunikatif, dan kurang bebas.

Kemungkinan penjelasan lain adalah Klosur sebagai pertanda ketiadaan rasa aman dalam
diri khususnya kekhawatiran akan kehilangan inner self lewat kontak dengan dunia luar.

2.15. Orientation (Orientasi)

Orientasi adalah komposisi khusus gambar pada garis menyudut sehingga menghasilkan
efek "menuju ke depan". Orientasi dapat terjadi pada gambar yang isinya representasional mau
pun yang isinya nonrepresentasional.

Contoh Orientasi yang lebih jelas tampak pada gambar sinar lampu senter yang
menembus kegelapan, gambar anak panah yang melayang, dsb. Karena Orientasi jarang
dijumpai, maka harus diberi skor dengan agak murah.

2.16. Carefulness (Kehati-hatian)

Kehati-hatian diperoleh dari kordinasi psikomotor yang baik dan perhatian yang terjaga.
Oleh karena itu merupakan suatu bentuk kendali ekspresi langsung.
Tergantung pada penampakannya dan pada konteks umumnya, Kehati-hatian dapat
menjadi pertanda sifat yang sangat diinginkan seperti penuh semangat, ketelitian, terpercaya,
dan waspada. Dapat pula berarti kecenderungan yang tidak baik seperti terlalu hati-hati,
kompulsif, ingin serba sempurna, dan tidak toleran.

2.17. Casualness (Kasualnes)

Kasualnes berarti cara menggambar yang bebas, informal, kadang-kadang bergaya,


kadang-kadang agak asal-asalan, yang dapat memperkaya atau malah merusak gambar
tergantung pada banyak faktor.

Kalau komposisi dan cara menggambar terlalu bebas seringkali gambarnya tampak
seperti corat-coret (scribbling). Dalam hal ini skor yang diberikan harus dibagi secara
proporsional antara Kasualnes dan Corat-coret.

Bila Kasualnes menjadi semakin inkoheren dan semaunya maka maknanya hampir bisa
dipastikan sebagai tanda cacat serius dalam fungsi kendali dan pengarahan diri atau pertanda
gangguan emosional ber- tipe aktif.

2.18. Movement (Gerakan)

Bentuk-bentuk Gerakan adalah (a) nonobjektif, (b) kosmik, (c) tindakan mekanik, dan
(d) aktivitas manusia.

Gerakan nonobjektif (nonobjective movement) tercakup dalam Corat-coret.

Gerakan kosmik (cosmic movement) tampak pada putaran awan dan langit, petir, hujan
dan sinar matahari, atau api dan asap.

Tindakan mekanik (mechanical action) sangat banyak variasinya dan bentukya dapat
implisit maupun eksplisit.

Aktivitas manusia (human activity) adalah bentuk gerakan yang paling signifikan.

Gerakan mekanik secara diagnostik berarti baik. Seringkali isi gambarnya langsung
menunjukkan minat, preokupasi, dan aspirasi subyek yang dites.
Gambar yang dibuat sampai ke luar kotak dapat merupakan pertanda kerusakan
keseimbangan antara dorongan vital dan psikomotor atau kendali umum dan menandakan pula
ketiadaan pertimbangan akan batasan.

2.19. Originality (Orisinalitas)

Gambar Orisinal adalah gambar yang sangat jarang terjadi. Orisinalitas diberi skor dalam
beberapa tingkatan mulai dari hampir unik sampai dengan kurang-lebih tidak biasa.
Skor tinggi untuk Orisinalitas kebanyak- an ditemukan pada individu yang kreatif, serba
bisa, dan intelek.

2.20. Popularity (Popularitas)

Gambar populer adalah gambar yang sering dan biasa dibuat oleh kebanyakan subjek.

2.21. Clearness-Vagueness (Kejelasan-Kekaburan)

Kejelasan dihasilkan oleh kombinasi karakteristik-karakteristik seperti kecer- matan dan


kesinambungan garis, garis besar yang lengkap, eksekusi yang hati-hati, dan kesungguhan
perlakuan. Kekaburan dihasilkan oleh garis-garis yang lemah dan coret-moret, Cakupan yang
kecil, penggunaan Pembayangan yang tidak pada tempatnya, Eksekusi yang asal-asalan. dan
Komposisi yang tidak koheren.

2.22. Consistency-Inconsistency (Konsistensi-Inkonsistensi)

Konsistensi-inkonsistensi eksekusi gambar paling jelas tampak pada karakteristik garis-


garis, intensitasnya, tipe garis dan kesinambungannya.

Inkonsistensi selalu memiliki makna yang negatif yang menunjuk pada pribadi yang
mudah berubah suasana hatinya, sulit diramalkan, dan biasanya tidak dapat dipercaya.
3. OPERASI DIAGNOSTIK

INTERPRETASI

1. Profil Kepribadian

Blanko untuk keperluan ini adalah Interpretation Blank (Blanko Interpretasi).

Guna kemudahan pula, maka urutan variabel dalam kelompoknya pada blanko
interpretasi disesuaikan dengan urutan yang disajikan pada blanko skoring.

EMOTION Outgoing Animate Nature; Physiognomy, Ekspansion; Curves;


Casualness

Seclusive Inanimate Nature; Atmosphere; Soft Lines; Symmetric


Abstraction; Shading; Parts, Scribbles; Schematism
IMAGINATION Combinative Physiognomy; Ornaments; Style; Organization; Symmetric
Abstraction

Creative Expansion; Fantasy (termasuk Fancy, Phantasm, dan


Symbolism); Originality; Asymmetric Abstraction; Dark
Shading
INTELLECT Practical Objects (Utility dan Ornaments); Detail

Speculative Organization; Technical Abstraction

ACTIVITY Dynamic Animate Nature; Movement; Fullness; Strong Pressure;


Carefulness; Closure; Duplication; Repetition

Emptiness; Constriction; Straight Lines; Strong Pressure;


Controlled Carefulness; Closure; Duplication; Repetition
Tabel 4. Komposisi Kelompok Variabel yang Berkaitan dengan Skema Komponen Kepribadian

2. Individualisasi Diagnosis

Aspek material yang diperhatikan, termasuk hasil dan performansi adalah:


a) Waktu pengerjaan (drawing time).
b) Kepekaan dan ketidakpekaan subyek akan stimuli sebagaimana tampak dalam
(l)hubungan stimulus-gambar dan (2)urutan pengerjaan gambar.
c) Keadaan dan struktur kriteria yang membentuk profil.
d) Tidak munculnya variabel-variabel tertentu.
e) Variabel-variabel yang tidak diskor.
f) Keunikan yang kadang-kadang timbul dalam gambar.

Data Pribadi

Jenis Kelamin

Usia

Pekerjaan dan Pendidikan

Material

Waktu

Analisis Profil

Urutan Eksekusi

Kriteria yang Tidak Muncul

Nonscored Criteria
Kriteria-kriteria yang tak diskor adalah Form Level, Penguatan, Tekstur dan fungsi
Pembayangan, Keseluruhan, Konteks-Isolasi, Kejelasan-Kekaburan, dan Popularitas.

Particularities
Aspek sentuhan pribadi ini dianggap sebagai sumber informasi sekunder namun tidak memiliki
dasar objektif untuk interpretasinya. Pe- maduan aspek ini secara efektif ke dalam gambaran
diagnosis keseluruhan tergantung pada pengetahuan umum penguji akan fenomena yang
ditampakkannya, pengalamannya, dan ketrampilan intuitif dalam meng- hadapi simbol-simbol
termaksud.
KEPUSTAKAAN

Kinget, Marian G, “WARTEGG, Tes Melengkapi Gambar”, diterjemahkan oleh Dr. Saifuddin
Azwar, MA dari buku the Drawing Completion Test. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cetakan VIII, 2010.

Anda mungkin juga menyukai