Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.

W DENGAN MASALAH
UTAMA RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA DRUPADA

RSJ PROF. DR SOEROJO MAGELANG

A. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Umur : 54 Tahun
No CM : 0000058*
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Temanggung
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam

Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. N
Umur : 34 Tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Temanggung
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Hub. Dgn klien : Adik

B. Alasan masuk
Klien di bawa ke Rumah Sakit Jiwa karena klien menantang
berkelahi tetangganya, suka marah-marah sendiri.

C. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
Klien menjalani pengobatan di RSJ soerojo akan tetapi hasilnya kurang
berhasil. Klien tidak memiliki riwayat kejang.
Klien memiliki riwayat dirawat di RSJ Soerojo sebanyak 35 kali.
Klien pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan yaitu bercerai.
Klien pernah mengalami cidera kepala setelah dipukul kepalanya oleh
rekan kerja di proyek. Pada tahun 1992 ( umur 26 tahun) kemudian klien
mengalami perubahan sifat menjadi pemarah pada tahun 1999 ( umur 33
tahun )

D. Faktor Presipitasi
Klien memiliki dendam terhadap salah satu tetangganya dan kakaknya.

E. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum
Baik
2. Vital Sign
TD : 126/85 mmHg
N : 88 x / menit
RR : 20 x / menit
S : 36,6 °C
3. Pemeriksaan Fisik
BB : 78 Kg
TB : 171 Cm
4. Keluhan Fisik
S : Klien mengatakan sakit pada jari kakinya karena menendang pagar
O : Tampak jari kakinya klien di balut hipafix

F. Pengjanian Psikososial
1. Genogram

: Laki – Laki : Cerai : Tinggal Serumah

: Perempuan : Pasien

a. Pola Komunikasi
Di dalam keluarga, klien jarang berkomunikasi dengan anggota
keluarga yang lain. Ibu klien tidak pernah mendengarkan keluhan
klien, sehingga komunikasi berjalan dengan tidak efektif.
b. Pola Asuh
Pola asuh di dalam keluarga dilakukan oleh baoak dan ibu klien.
c. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan ada ditangan bapak dan ibu tanpa melibatkan
klien.

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan suka terhadap seluruh anggota tubuhnya.
b. Identitas diri
Klien merupakan seorang duda. Klien pernah menjadi sopir, akan
tetapi sebelum masuk RS klien menggarap sawah. Klien mengaku
sudah puas sebagai lelaki.
c. Peran
Klien memiliki peran sebagai anak di sebuah keluarga.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin diterima di masyarakat tanpa label sebagai
orang gila. Klien juga berharap untuk bisa menggarap sawah agar
dapat membantu bapk ibu. Klien berharap sembuh dari sakit nya.
e. Harga diri
Klien mengaku masih takut berhubungan dengan orang lain,
karena penilaian orang terhadap dirinya yang dianggap sebagai
orang gila. Klien mengaku tidak berharga mampu menjalankan
peran sebagai anak dengan baik.

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan paling dekat dengan ibu nya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien mengatakan hanya sekali ikut kerja bakti. Klien tidak terlibat
dalam kelompok masyarakat.
c. Hambatan dalam berhungan dengan orang lain
Klien sangat benci pada orang yang sombong, yang tidak menyapa,
dan orang yang tidak berterimakasih setelah di bantu. Klien
emosinya sering naik saat bertemu salah satu tetangganya dan
kakaknya. Klien mengatakan selalu di jauhi jika mengikuti
perkumpulan, sehingga ia malas untuk mengikuti kegiatan atau
berhubungan dengan orang lain.

4. Nilai, Keyakinan, dan Spiritual


a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan dan meyakini jika penyakit jiwanya dapat segera
sembuh.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu secara teratur, tetapi
kadang lupa dan malas

G. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien tampak rapih : rambut pendek, baju terkancing
dengan sesuai.
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien cepat dan jelas, klien tidak mampu memulai
pembicaraan
3. Aktivitas Motorik
Klien sering menyendiri dan tidak bergabung di kelompok /
berinteraksi, klien juga sering melamun. Klien sering mondar mandir
keluar ruangan, klien tidak bisa duduk tenang, raut muka tegang,
tatapan tajam, klien mengatakan malas berkegiatan.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan masih menyimpan perasaan emosi dan dendam pada
tetangganya yang pernah mengikatnya. Klien juga merasa kecewa,
mengapa klien selalu masuk RSJ, padahal klien hanya bicara keras
saja.
5. Afek
Afek pada klien sesuai. Klien akan emosi apabila ketemu kakak dan
salah satu tetangga nya.
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang, klien cenderung, tidak mau menatap lawan
bicara.

7. Persepsi sensori
Klien mengaku tidak mendapat bisikan bisikan
8. Proses pikir
Proses pikir klien normal. Jika di tanyadapat menjawab berurutandan
tidak berbelit belit
9. Isi Pikir
Klien tidak mengalami gangguan isi pikir
10. Tingkat kesadaran
Klien tidak mengalami gangguan kesadaran. Orientasi baik.
11. Memori
Daya ingat jangka panjang klien baik, klien masih ingat bahwa klien
pernah berkuliah namun berhenti. Klien juga memiliki daya ingat
jangka menengah yang baik yaitu dalam seminggu klien sedang
menggarap sawah. Klien juga memiliki daya ingat jangka pendek yang
baik yaitu dengan mengingat perintah yang di perintahkan.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung\
Konsentrasi klien baik. Klien mampu melakukan perhitungan
sederhama yaitu yaitu penambahan dan pengurangan.
13. Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian. Klien mampu
memilih mandi sebelum makan tanpa di jelaskan alasannya.
14. Daya tilik diri
Klien memiliki daya tilik diri yang baik. Klien menganggap
penyakitnya dapat sembuh. Klien tidk mengingkari penyakit yang
diderita dan tidak menyalahkan siapapun atas penyakitnya.

H. Kebutuhan Kesiapan Pulang


1. Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan lauk sayur secara mandiri,
jumlahnya sedikit. Klien mampu membersihkan alat makan secara
mandiri dan membantu dalam kelompok untuk merapihkan alat
makan.
2. BAB dan BAK
Klien mampu BAB dan BAK secara mandiri. Klien mampu untuk
melakukan kebersihan diri : mandi secara mandiri.

3. Mandi
Klien mampu mandi secara mandiri. Klien mandi sehari 2 kali sehari.
Klien juga mampu menyikat gigi sendiri. Tidak tercium bau badan
yang menyengat, kebersihan tubuh baik.
4. Berpakaian
Klien berganti pakaian sehari sekali. Klien mampu memilih pakaian
yang baik.
5. Istirahat dan tidur
Klien pada saat pengkajian sering tertidur dengan intensitas kurang
lebih 2 jam pada siang hari dan kurang lebih 6-7 jam pada malam hari.
6. Penggunaan Obat
Klien rutin meminum obat pada pagi dan malam hari. Klien patuh
minum obat. Klien paham tentang prinsip 5 benar obat.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien paham jika obat habis harus kontrol ke puskesmas
8. Aktivitas didalam dan diluar luangan
Klien tidak mampu mambantu menyiapkan makan, mambantu
membilas cucian piring gelas dan alat makan lainnya. Klien
mengandalkan ibunya saat dirumah. Diluar rumah klien sedang
mencoba untuk berladang.

I. Mekanisme Koping
Mekanisme koping maladatif ( Klien mengatakan apabila perasaan
marah muncul klien ingin menantang kelahi orang, dan suka
marah-marah sendiri ) sedangkan untuk mekanisme koping adaptif
( klien mau belajar tentang cara kontrol emosi marah dengan
antusias )

J. Aspek Medis
1. Diagnosa
F.31.2 : Skizofrenia
2. Terapi yang di berikan
- Haloperidol 5 mg/12 jam
- Triheksipenidil 3 mg/12jam
- Feminine 200mg
- Seraquel 400 mg

K. Pohon Masalah

Perilaku Kekerasan

Resiko Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

L. Analisa Data

Tanggal/ Masalah
No. Data Fokus Paraf
Jam Keperawatan
1. 5 DS: Klien mengatakan menyimpan Resiko
Februari perasaan emosi pada tetangganya, klien Perilaku
2020 juga merasa kecewa mengapa selalu Kekerasan
masuk RSJ, klien mengatakan emosi
sering naik saat bertemu dengan
tetangga, dan kakaknya
DO: Klien mondar-mandir, tidak bisa
duduk tenang, raut muka tegang, dan
tatapan tajam
2. 5 DS: Klien mengatakan tidak berharga Harga Diri
Februari dan tidak mampu menjadi anak yang Rendah
2020 baik, klien mengatakan selalu dijauhi
jika mengikuti perkumpulan, klien
malas berkenalan
DO: Klien tampak sering menyendiri
dan melamun, kontak mata kurang
3. 5 DS: Klien mengatakan masih takut Isolasi Sosial
Februari berhubungan dengan oranglain di
2020 desanya
DO: Klien tampak banyak melamun dan
menyendiri, klien hanya sekali ikut
kegiatan di desanya

M. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Perilaku Kekerasan


2. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Isolasi Sosial

N. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL

1 Resiko Setelah dilakukan asuhan - Latih mengenal - Memotivasi kl


Perilaku keperawatan sealam 4x7jam marahnya untuk belajar cara b
Kekerasan diharapkan klien mampu memotivasi klien mengatasi
mengontrol marah/perilaku belajar cara baru masalahnya
kekerasan tidak terjadi dengan mengatasi
KH : marahnya
- Klien mampu mengenal
penyebab marah, tanda dan - Latih cara control - Menurunkan
marah (relaksasi ketegangan fi
gejala marah, bentuk marah,
napas dalam) klien
dampak marah
- Klien mampu latihan teknik
relaksasi napas dalam - Latih cara control - Meningkatkan
marah (5 benar motivasi kl
- Klien mampu memahami
obat) agar pa
prinsip 5 benar obat
- Klien mampu latihan verbal minum obat
asertif
- Menurunkan
- Klien mampu latihan cara
- Latih cara control ketegangan
spiritual
- Klien menunjukkan marah (verbal kognitif
menurunnya tanda dan gejala asertif)
- Menurunkan
RPK : tidak ada rasa jengkel,
- Latih cara control ketegangan em
emosi stabil, dapat
marah (spiritual)
mempertahankan kontak - Menguras ene
mata, wajah tidak tegang, - Libatkan klien marah d
tidak mondar-mandir, intonasi dalam kegiatan konversi ene
suara tidak meninggi. positif ke arah positif

- --
- Kolaborasi
pemberian obat - --

- Libatkan klien
dalam TAK

O. Impelementasi Keperawatan

Tanggal/Jam Diagnosis Implementasi Evaluasi Paraf


6 Februari Resiko Memberikan obat sesuai S : Klien mengatakan
2020 Perilaku kolaborasi : masih sakit hati pada
07.30 Kekerasan - Feminime 200mg kakak dan salah satu
- Triheksilpenidin 5mg tetangganya. Klien
mengatakan sering lupa
Melibatkan klien dalam O : Klien sering mondar-
TAK Sosialisasi test I mandir, bicara klien cepat.
09.30 perkenalan diri Klien mampu
mengidentifikasi marahnya
Mengidentifikasi marah dan mampu mempraktikan
klien teknik relaksasi napas
10.30 dalam dengan baik
Melatih klien teknik A : Resiko Perilaku
relaksasi napas dalam Kekerasan belum teratasi
10.40 P : Intervensi dilanjutkan
Memasukkan ke dalam - Kolaborasi
jadwal harian pemberian obat
- Libatkan klien
10.45
dalam TAK
- Libatkan klien
dalam kegiatan
positif
- Validasi masalah
dari evaluasi
latihan sebelumnya
- Latihan CKM : 5
benar obat
- Motivasi latihan
CKM
7 Februari Memberikan obat sesuai S : Klien mengatakan
2020 kolaborasi : masih ada sakit hati akan
07.30 - Haloperidol 5 mg tetapi sudah berkurang,
- Feminine 200 mg
perasaan marah di RS
tidak muncul
Melibatkan Klien dalam
08.00 kegiatan positif : mencuci O : Klien masih sering
alat makan mondar-mandir, muka
tegang, bicara klien cepat.
Melibatkan klien dalam Klien masih mengingat
09.00 TAK Sosialisasi sesi II : relaksasi napas dalam dan
Berkenalan dengan anggota caranya, klien juga mampu
kelompok menyebutkan 5 benar obat
dengan benar.
Memvalidasi masalah A : RPK belum teratasi
10.30 P : Kolaborasi pemberian
Mengevaluasi latihan obat : Thrihexyphenidil
sebelumnya : CKM dengan 3mg
10.35 latihan napas dalam - Libatkan klien
dalam kegiatan
Mengajarkan prinsip 5 benar positif
- Evaluasi cara
10.45 obat
kontol marah :
prinsip 5 benar
Memotivasi latihan CKM :
obat dan ajarkan
10.50 napas dalam
teknik verbal
asertif
Memasukkan ke jadwal
- Motivasi latihan
10.55 harian
CKM

9 Februari Memberikan obat sesuai S : Klien mengatakan


2020 kolaborasi : amarah selama di rsj tidak
07.30 - Triheksilpenidin muncul, klien mengatakan
5mg masih sedikit kesal dengan
tetangga dan kakaknya.
O : Klien masih tampak
08.00 Melibatkan Klien dalam mondar– mandir, bicara
kegiatan positif : (mencuci cepat, klien masih
kain lap) mengingat 5 prinsip benar
obat, klien mampu
08.15 Melibatkan klien dalam melakukan teknik verbal
penkes (cuci tangan) asertif.
A : Resiko Perilaku
11.00 Mengevaluasi cara kontrol Kekerasan belum teratasi
marah dengan prinsip 5 P : Intervensi dilanjutkan
benar obat dan mengajarkan - Kolaborasi
teknik cara kontrol marah pemberian obat:
- Tryhexpenidil
dengan teknik verbal asertif.
- Libatkan klien
dalam kegiatan
positif (menata alat
makan di rak)
- Evaluasi cara
kontrol marah
teknik verbal
asertif dan ajarkan
teknik spiritual.
10 Februari Memberikan obat sesuai S : Klien mengatakan
2020 kolaborasi : perasaan marah cenderung
07.20 - Trihexylpenidil3 mg tidak ada selama di RSJ,
klien mengatakan sering
lupa
Melibatkan Klien dalam
kegiatan positif : menata
08.00 O : Klien mulai tenang,
alat makan di rak.
bicara klien lebih pelan,
klien tidak tampak tegamg,
Memvalidasi masalah.
klien mampu mengingat
teknik verbal asertif dan
10.25 Mengevaluasi cara kontrol mampu melakukan teknik
marah teknik verbal asertif. spiritual dengan baik.
10.30 A : RPK belum teratasi
Mengajarkan teknik P : Kolaborasi pemberian
spiritual obat :
- Thrihexyphenidil
10.35 3mg
- Haloperidol 5mg
- Feminase 200mg
- Seruguel 400mg

- Libatkan klien
dalam TAK RPK
- Motivasi latihan
CKM
- Validasi masalah
dan evaluasi
latihan
sebelumnya.
- Kontrol minum
obat.

Anda mungkin juga menyukai