Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. I DENGAN RESIKO


PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SRIKANDI
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh :
AISYATU AL-FINATUNNI’MAH
G3A019022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. I DENGAN RESIKO
PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SRIKANDI RSJD Dr. AMINO
GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. I

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 19 tahun

Pekerjaan : Belum bekerja

Satus perkawinan : Belum menikah

Informan : Pasien

Tanggal pengkajian : 21 Oktober 2019

No RM : 001462XX

Diagnosa : Gangguan psikotik lir skizofrenia akut

II. ALASAN MASUK

Klien marah-marah dan saat di rumah klien mengamuk dan meninju pintu
sebanyak 2 kali hingga pintu jebol

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? (Tidak)
Klien mengatakan ini pertama kali masuk RSJ
2. Pengobatan sebelumnya ( tidak melakukan pengobatan )
Klien mengatakan saat dirumah klien tidak pernah mengkonsumsi obat yang
rutin di minum selama di rawat di ruang srikandi.

3. Aniaya fisik
Klien mengatakan pernah melakukan aniaya fisik seperti memukul teman
sepermainanya karena tersinggung akibat sering di ejek.
Klien tidak pernah mengalami aniaya seksual.
Klien sering mengalami penolakan utamanya oleh tetangga akibat sering
meminjam motor tetangga dan tetangga merasa keberatan.
Selama masa SMA klien pernah terlibat tawuran dengan teman-temannya.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ( Tidak Ada )
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa seperti yang di alami dirinya.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami masa lalu yang tidak
menyenangkan, namun menurut klien hal yang paling tidak menyenangkan
adalah jauh dari keluarganya, terutama ibunya.

IV. STRESOR PRESIPITASI

Penyebab klien masuk ke RSJ Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
adalah karena klien merasa keberatan tidak diajak diskusi oleh orangtuanya saat
orangtuanya meminjam uang kepada orang lain dalam jumlah banyak sehingga
klien menjadi mengamuk dan tersulut emosinya.

V. FISIK
1. Tanda-tanda vital: TD: 120/80 mmHg, N: 196 x/m, S: 36,6°C, RR: 22
x/menit
2. Ukur : TB: 160 cm, BB: 43 kg
3. Keluhan fisik (tidak ada)
VI. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

a. Pola asuh

Klien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Klien tinggal satu


rumah dengan kedua orang tuanya dan adiknya, komunikasi dalam
keluarga baik yaitu selalu terjalin komunikasi setiap hari dengan
keluarga. Pola asuh dalam keluarga ini adalah demokratis, orang tua
memberikan kebebasan berpendapat.

b. Pola komunikasi

Di dalam keluarga pola komunikasi yang diterapkan yaitu komunikasi


terbuka dimana ketika ada anggota keluarga yang memiliki masalah
akan menceritakan keluhannya pada orang yang dianggap dekat
dengannya, klien selalu bercerita kepada ayahnya namun klien lebih
sering bercerita kepada ibunya, dalam keluarga jarang sekali
menyembunyikan masalah.

c. Pola pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan dengan cara


bermusyawarah untuk mendapatkan solusi karena klien dan kakaknya
sudah menginjak usia dewasa maka keluarga sering melibatkan
keduanya dalam pengambilan keputusan. Namun tak jarang orangtua
mengambil keputusan secara sepihak tanpa melibatkan anak-anaknya.

2. Konsep diri

a. Gambaran diri

Klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien menyukai tubuhnya


apa adanya, bagian yang paling disukai yaitu rambut

b. Identitas diri

Klien mengatakan anak kedua dari 3 bersaudara. Klien bersekolah


sampai tamat SMA, lalu bekerja sebagai pedagang sayur, dan berpindah
tempat kerja di distro sebagai penjaga distro.

c. Peran
Klien mengatakan berperan sebagai anak ke- 2 dalam keluarga. Klien
belum menikah. Klien pernah bekerja di luar kota kemudian dia pulang
ke rumah setelah lebaran, selama di rumah kegiatannya hanya membantu
pekerjaan rumah saja dan tidak bekerja.

d. Ideal diri

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang berkumpul


bersama keluarganya dan bekerja serta membahagiakan orang-orang
yang dekat dengannya.

e. Harga diri

Klien mengatakan merasa malu dengan orang lain, klien mengatakan saat
ia di tanya maka ia akan menjawab begitupun sebaliknya akan diam
ketika tidak ditanya dan terkesan diam menyendiri.

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti : menurut klien keluarganya sangat berarti, namun


klien mengatakan yang paling berarti ialah ibunya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat, klien tidak pernah ikut


dalam kegiatan di masyarakat. Klien dapat berinteraksi dengan teman
sekamar maupun beda kamar.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, di lingkungan tempat
tinggal klien responnya berbeda-beda, ada yang ingin berkomunikasi dan
ada juga yang enggan untuk berkomunikasi. Sedangkan di lingkungan
rumah sakit klien jarang berkomunikasi dengan temannya ia merasa
malu dan tidak pandai dalam memulai percakapan.

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan


Menurut klien tuhan kurang adil dengannya karena klien merasa ia sudah
melakukan kewajiban sebagai umat dengan sebaik-baiknya seperti rutin
sholat dan belajar agama namun ia merasa ketika ilmu agamanya
meningkat ia seperti diberikan ujian berat yang membuatnya mengalami
gangguan jiwa seperti ini.

b. Kegiatan ibadah
Walaupun ia merasa tuhan kurang adil dengannya ia senantiasa berdoa
agar ia segera diberikan kesembuhan. Ia selalu menyelipkan doa ketika ia
melakukan sholat dengan pelaksanaan sesuai dengan keinginannya.

VII. STATUS MENTAL

1. Penampilan: klien terlihat berpakaian rapi yaitu baju dan celana dikenakan
sesuai dan tidak terbalik, ia selalu menyisir rambut setiap kali membasahi
rambutnya, kuku klien panjang namun bersih tidak tampak warna hitam pada
kuku, klien mengenakan alas kaki, klien tidak memiliki luka, klien
mengatakan ia selalu mandi lebih dari 2 kali karena merasa panas dan gerah.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

2. Pembicaraan

Selama wawancara/berbincang-bincang klien kooperatif namun pembicaraan


berpindah-pindah dan inkoheren. Klien berbicara dengan Bahasa Indonesia
dan bahsa jawa. Saat menceritakan pengalama yang tidak menyenangkan
seperti diejek temannya nadanya sedikit keras.

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

3. Aktivitas motorik
Klien terlihat sehat dan selalu mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit.
Klien kompulsif sering mengulang kegiatan mencuci tangan tiap 10 menit
sekali.

4. Alam perasaan

Klien mengatakan merasa senang selama di rawat di Rumah sakit namun


kadang klien merasa bosan dan kangen dengan keluarga di rumah sehingga
kadang muncul perasaan sedih.

5. Afek

Afek klien labil, cepat marah dan tersinggung.

6. Interaksi selama wawancara


Interaksi selama wawancara klien mampu menjawab pertanyaan walaupun
kadang jawabannya tidak sesuai dengan yang ditanyakan sehingga harus
difokuskan, kontak mata tajam ketika pertanyaan berhubungan dengan
orang-orang yang membuat ia emosi seperti teman-teman yang
mengejeknya.

7. Persepsi

Persepsi klien selama di rawat di RS baik, klien tidak merasa mendengar


bisikan atau melihat bayangan serta tidak mencium bau-bau yang tidak
dirasakan oleh orang lain.

8. Proses pikir

Proses pikir klien yaitu sirkumstansial karena sering berbelit-belit tapi


sampai pada tujuan dengan diarahkan dan difokuskan klien baru bias
menjawab pertanyaan dengan baik.

9. Isi pikir
Klien terobsesi menjadi artis dan youtuber sehingga berpikir bagaimana
caranya bisa menjadi artis.

10. Tingkat kesadaran

Compos mentis (Klien sadar akan dirinya)

Tingkat kesadaran klien baik dan klien tidak mengalami disorientasi


terhadap waktu, tempat dan orang. Klien masih mengingat tanggal masuk
rumah sakit dan dia tahu berada di ruang srikandi.

11. Memori

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat karena klien mampu


menjelaskan kegiatan sehari-hari dan juga menceritakan pengalaman-
pengalaman saat sebelum masuk rumah sakit.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Tingkat konsentrasi klien baik karena masih dapat berhitung dan dapat
menjawab perhitungan sederhana yang diberikan perawat

13. Kemampuan penilaian

Tidak ada masalah, klien mampu makan sendiri dan menghabiskan makanan,
mandi secara bersih.

14. Daya tilik diri

Klien menyadari bahwa dirinya sedang mengalami gangguan jiwa, namun


sudah merasa sehat dan ingin segera pulang.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan tanpa bantuan.

2. BAK/BAB

Klien dapat defekasi atau berkemih tanpa bantuan dengan frekueansi kurang
lebih 1 x sehari.

3. Mandi

Klien mampu mandi sendiri dan ia sering mandi sebanyak 7 kali sehari
tanpa bantuan orang lain

4. Berpakaian/berhias
Klien mampu berpakaian secara mandiri. Klien berganti pakaian 1 kali
sehari. Klien mampu merapikan rambut secara mandiri, berhias dengan
wajar seperti menyisir rambutnya.
5. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami gangguan tidur. Klien tidur siang 4-5 jam dan untuk
tidur malam 8-9 jam. Aktivitas sebelum tidur biasanya pasien hanya
berjalan-jalan dan mengobrol bersama teman sekamar.

6. Penggunaan obat

Untuk penggunaan obat klien masih dibimbing oleh perawat

7. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan jarang pergi ke pusat kesehatan untuk memeriksakan diri.

8. Aktivitas di dalam rumah

Klien mampu melakukan kegiatan rumah dengan baik misalnya, menonton


TV, menyiapkan makanan ataupun menjaga kerapian rumah.

9. Aktivitas di luar rumah


Klien masih dapat melakukan aktivitas diluar rumah secara mandiri seperti
berkendaraan ataupun berjalan-jalan dan mengobrol dengan keluarganya

IX. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping maladaptif karena klien mengatakan saat dia mengalami


masalah biasanya klien menonjok dan memukul barang yang ada di dekatnya.

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

a. Masalah dukungan kelompok

Klien mengatakan keluarga dan saudaranya mendukung untuk


kesembuhannya

b. Masalah hubungan dengan lingkungan

Klien megatakan mengalami masalah dengan lingkungan karena sering


diejek dan ingin memukul orang-orang yang mengejeknya.

c. Masalah dengan pendidikan

Klien mengatakan ingin melanjutkan kuliah

d. Masalah dengan pekerjaan

Klien tidak mengalami masalah dalam bekerja

e. Masalah ekonomi

Klien mengatakan hidupnya dan keluarganya masih mampu dan


berkecukupan.
XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Klien kurang mengetahui mengenai koping untuk meminimalisir marah dan cara
mengontrol emosi agar tidak sering memukul dan menonjok orang.

Klien juga belum tahu banyak tentang obat yang diminum dan apakah penyakit
gangguan jiwanya dapat sembuh total.

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : gangguan psikotik lir skizofrenia akut
Terapi medik :
Risperidon 2 x 1 mg P.O
Lorazepam 1 x 2 mg P.O
ANALISA DATA

No Data Masalah
1 DS :
Klien mengatakan klien marah-marah
dan mengamuk pernah menonjok pintu
hingga jebol, pernah memukul orang Resiko perilaku kekerasan
yang mengejeknya
DO :
Afek klien labil, cepat marah dan
tersinggung, kontak tajam
2 DS :
Kien jarang berkomunikasi dengan
temannya karena merasa malu Harga diri rendah
DO :
Hanya diam saat tidak ditanya dan tidak
pernah memulai percakapan terlebih
dahulu

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko perilaku kekerasan

2. Harga diri rendah

XIV. POHON MASALAH


Perilaku Kekerasan Effect

Risiko perilaku kekerasan Core problem

Harga diri rendah Cause


XV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. I Ruang : Srikandi No RM : 001462XX

TGL DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Rasional PARAF


KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

23/10/ Resiko perilaku TUM: klien tidak 1. Klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Hubungan saling Fina
2019 kekerasan menunjukan resiko tanda-tanda percaya  Beri salam setiap berinteraksi percaya merupakan
perilaku kekerasan kepada perawat:  Perkenalkan nama, nama panggilan landasan utama untuk
TUK:  Wajah cerah, perawat dan tujuan perawat hubungan selanjutnya
1. Klien dapat tersenyum berkenalan
membina  Mau berkenalan  Tanyakan dan panggil nama
hubungan saling  Ada kontak mata kesukaan klien
percaya  Bersedia  Tunjukkan sikap empati, jujur dan
menceritakan menepati janji setiap kali
perasaan berinteraksi
 Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan perasaan klien
2. Klien dapat 2. Klien menceritakan 2. Bantu klien mengungkapkan Beri kesempatan untuk
Fina
mengidentifikasi penyebab perilaku perasaan marahnya: mengungkapkan
penyebab kekerasan yang  Motivasi klien untuk menceritakan perasaanya dapat
perilaku dilakukannya: penyebab rasa kesal atau jengkelnya membantu mengurangi
kekerasan yang  Dengarkan tanpa menyela atau stress dan penyebab
 Menceritakan
dilakukannya memberi penilaian setiap ungkapan perasaan jengkel/ kesal
penyebab perasaan
perasaan klien dapat diketahui
jengkel/kesal baik
dari diri sendiri
maupun
lingkungannya
3. Klien dapat 3. Klien menceritakan 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-
 Untuk mengetahui
mengidentifikasi keadaan tanda perilaku kekerasan yang
hal yang dialami dan
tanda-tanda  Fisik : mata merah, dialaminya:
dirasa saat jengkel
perilaku tangan mengepal,  Motivasi klien menceritakan
kekerasan ekspresi tegang, dan kondisi fisik saat perilaku  Untuk mengetahui
lain-lain. kekerasan terjadi tanda-tanda klien
 Emosional :  Motivasi klien menceritakan jengkel/ kesal
perasaan marah, kondisi emosinya saat terjadi
jengkel, bicara perilaku kekerasan  Mernarik

kasar.  Motivasi klien menceritakan kesimpulan bersama

 Sosial : bermusuhan kondisi psikologis saat terjadi klien supaya klien


mengetahui secara
 yang dialami saat perilaku kekerasan
garis besar tanda-
terjadi perilaku  Motivasi klien menceritakan
kekerasan. kondisi hubungan dengan orang
tanda marah/ kesal
lain saat terjadi perilaku
kekerasan
4. Klien dapat 4. Klien menjelaskan: 4. Diskusikan dengan klien perilaku
 Mengeksplorasi Fina
mengidentifikasi  Jenis-jenis kekerasan yang dilakukannya selama
perasaan klien
jenis perilaku ekspresi ini:
terhadap perilaki
kekerasan yang kemarahan yang  Motivasi klien menceritakan
kekerasan yang
pernah selama ini telah jenis-jenis tindak kekerasan yang
biasa dilakukan
dilakukannya dilakukannya selama ini permah dilakukannya.
 Perasaannya saat  Motivasi klien menceritakan  Untuk mengetahui
melakukan perasaan klien setelah tindak perilaku kekerasan
kekerasan kekerasan tersebut terjadi yang biasa
 Efektivitas cara  Diskusikan apakah dengan tindak dilakukan
yang dipakai kekerasan yang dilakukannya
dalam masalah yang dialami teratasi.  Untuk mengetahui

menyelesaikan perilaku kekerasan

masalah yang biasa


dilakukan dan
dengan bantuan
perawat bias
membedakan
perilaku
konstruktif fan
destruktif
 Dapat membantu
klien menemukan
cara yang dapat
menyelesaikan
masalah
5. Klien dapat 5. Klien menjelaskan 5. Diskusikan dengan klien akibat
 Membantu klien Fina
mengidentifikasi akibat tindak negatif (kerugian) cara yang
untuk menilai
akibat perilaku kekerasan yang dilakukan pada:
perilaku kekerasan
kekerasan dilakukannya  Diri sendiri
yang dilakukannya
 Diri sendiri :  Orang lain/keluarga
luka, dijauhi  Lingkungan  Dengan
teman, dll mengetahui akibat
 Orang perilaku kekerasan
lain/keluarga : diharapkan klien
luka, tersinggung, dapat merubah
ketakutan, dll perilaku destruktif
 Lingkungan : yang dilakukannya
barang atau benda menjadi perilaku
rusak dll yang konstruktif
6. Klien dapat 6. Klien : 6. Diskusikan dengan klien:  Agar klien dapat
Fina
mengidentifikasi  Menjelaskan  Apakah klien mau mempelajari mempelajari cara
cara konstruktif cara-cara sehat cara baru mengungkapkan marah yang lain yang
dalam mengungkapkan yang sehat konstruktif
mengungkapkan marah  Jelaskan berbagai alternatif
 Dengan
kemarahan pilihan untuk mengungkapkan
mengidentifikasi
marah selain perilaku kekerasan
cara yang
yang diketahui klien.
konstruktif dalam
 Jelaskan cara-cara sehat untuk
merespon terhadap
mengungkapkan marah:
kemarahan dapat
 Cara fisik: nafas dalam, pukul
membantu klien
bantal atau kasur, olah raga.
menemukan cara
 Verbal: mengungkapkan bahwa
yang baik untuk
dirinya sedang kesal kepada orang
mengurangi
lain.
kejengkelannya
 Sosial: latihan asertif dengan
sehingga klien tidak
orang lain.
stress lagi
 Spiritual: sembahyang/doa, zikir,
meditasi, dsb sesuai keyakinan  Reinforcement
agamanya masing-masing positif dapat
memotivasi klien
dan meningkatkan
harga dirinya

 Berdiskusi dengan
klien untuk memilih
caa yang lain sesuai
dengan kemampuan
klien
7. Klien dapat 7. Klien 7.1 Diskusikan cara yang mungkin
 Memberikan Fina
mendemonstrasik mendemonstrasikan dipilih dan anjurkan klien memilih
simulasi kepada
an cara cara mengontrol cara yang mungkin untuk
klien untuk menilai
mengontrol perilaku kekerasan: mengungkapkan kemarahan.
respon perilaku
perilaku  Fisik: tarik nafas 7.2 Latih klien memperagakan cara
kekerasan secara
kekerasan dalam, memukul yang dipilih:
tepat
bantal/kasur  Peragakan cara melaksanakan
 Verbal: cara yang dipilih.  Membantu klien
mengungkapkan  Jelaskan manfaat cara tersebut dalam membuat
perasaan  Anjurkan klien menirukan keputusan terhadap
kesal/jengkel peragaan yang sudah dilakukan. cara yang telah
pada orang lain  Beri penguatan pada klien, dipilihnya dengan
tanpa menyakiti perbaiki cara yang masih belum melihat
 Spiritual: sempurna manfaatnya
zikir/doa, 7.3 Anjurkan klien menggunakan cara
meditasi sesuai  Agar klien
yang sudah dilatih saat
agamanya mengetahui cara
marah/jengkel
marah yang
konstruktif

 Pujian dapat
meningkatkan
motivasi dan harga
diri klien

 Agar klien dapat


melaksanakan cara
yang telah
dipilihnya jika ia
sedang kesal atau
marah
8. Klien 8. Klien menjelaskan: 8.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat
 Klien dapat Fina
menggunakan  Manfaat minum secara teratur dan kerugian jika tidak
mengetahui nama-
obat sesuai obat menggunakan obat
nama obat yang
program yang  Kerugian tidak 8.2 Jelaskan kepada klien:
diminum oleh
telah ditetapkan minum obat  Jenis obat (nama, warna dan
klien
 Nama obat bentuk obat)
 Bentuk dan  Dosis yang tepat untuk klien  Klien dapat
warna obat  Waktu pemakaian mengetahui
 Dosis yang  Cara pemakaian kegunaan obat
diberikan  Efek yang akan dirasakan klien yang dikonsumsi
kepadanya 8.3 Anjurkan klien:
 Klien mengetahui
 Waktu  Minta dan menggunakan obat
prinsip benar agar
pemakaian tepat waktu
 Cara pemakaian  Lapor ke perawat/dokter jika
tidak terjadi
 Efek yang mengalami efek yang tidak biasa
kesalahan dalam
dirasakan  Beri pujian terhadap kedisplinan
mengkonumsi obat
menggunakan klien menggunakan obat.
obat sesuai  Klien dapat
program memiliki
kesadaran
pentingnya minum
obat dan bersedia
minum obat
dengan kesadaran
sendiri

 Mengetahui efek
samping sedini
mungkin sehingga
tindakan dapat
dilakukan sesegera
mungkin untuk
menghindari
komplikasi

 Reinforcement
positif dapat
memotivasi serta
dapat
meningkatkan
harga diri

XVI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Tn. I Ruang : Srikandi No RM : 001462XX

TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN
1. Membina hubungan saling S:
21/10/2019 Resiko perilaku Fina
percaya dengan komunikasi  Klien mengatakan mau berbincang 10 menit saja
kekerasan
11.15 WIB terapeutik.  Klien mau berkenalan dan menyebutkan nama panggilan
a. Menyapa Klien dengan ramah  Klien belum mau berjabat tangan
baik verbal maupun non verbal O:
b. Memperkenalkan diri dengan  Tampak klien belum percaya sepenuhnya
sopan
 Klien masih enggan untuk bergabung dan berbincang lama
c. Menanyakan nama Klien A : Resiko perilaku kekerasan
dengan lengkap P:
d. Menunjukan rasa empati dan Perawat :
menerima Klien apa adanya. Lakukan BHSP kembali
e. Memberikan perhatian pada Klien :
Klien Motivasi klien untuk mau berkenalan dan berjabat tangan
SP 1 S:
22/10/2019 Resiko perilaku Fina
2. Membina hubungan saling  Klien mengatakan senang berkenalan dengan perawat
kekerasan
08.15 WIB percaya dengan komunikasi  Klien mampu menyebutkan namanya lengkap dan
terapeutik. panggilannya
a. Menyapa Klien dengan ramah  Klien mengatakan marah jika seseorang mengejek
baik verbal maupun non verbal dirinya
b. Memperkenalkan diri dengan  Klien mengatakan sebelum marah akan memikir 3 kali
sopan  Klien mengatakan
c. Menanyakan nama Klien menyesal telah melakukan perbuatan buruk seperti
dengan lengkap marah-marah, meminjam barang tanpa permisi, dan
d. Menunjukan rasa empati dan memukul orang atau barang
menerima Klien apa adanya. O:
e. Memberikan perhatian pada
 Klien bersedia berjabat tangan
Klien
 Klien bersedia bercerita tentang dirinya
3. Mengidentifikasi penyebab perasaan
 Kontak mata Klien tidak dapat dipertahankan.
marah
 Klien ketika di ajak berbicara tampak melakukan latihan
4. Mendiskusikan bersama Klien
nafas dalam
tentang tanda dan gejala yang  Klien mampu melakukan nafas dalam dengan baik dan
dirasakan benar seperti yang telah di ajarkan dan dilakukan setiap
5. Membicarakan akibat atau kerugian pagi pada pukul jam 08.00 WIB dan 11.00 WIB
dan cara yang dilakukan klien A: Resiko perilaku kekerasan
pada saat marah P:
6. Menyebutkan cara mengontrol Perawat :
perilaku kekerasan Lanjutkan SP2 pada pukul 08.30 WIB di ruang perawatan
7. Membantu latihan cara 1 perilaku klien
kekerasan : latihan nafas dalam Klien :
8. Menganjurkan memasukkan dalam Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah Tarik nafas
jadwal harian dalam sesuai jadwal harian setiap hari pukul 08.00 dan
11.00 WIB
SP 2 S:
23/10/2019 Resiko perilaku Fina
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan  Klien mengatakan mau berbincang 15 menit saja
kekerasan
08.30 WIB harian klien  Klien mengatakan belum latihan tarik nafas dalam karena
2. Melatih klien mengontrol perilaku belum jadwalnya
kekerasan dengan cara fisik 2 :  Klien mengatakan mau diajarkan cara mengontrol marah
pukul Kasur dan bantal dengan cara yang lain yaitu memukul bantal dan Kasur
3. Menganjurkan klien memasukkan sekeras-kerasnya untuk melampiaskan kemarahan
ke dalam kegiatan harian  Klien mengatakan mau latihan pukul bantal dan kasur
setiap hari pada jam 10.00 dan 11.30 WIB.
O:
 Pandangan tajam
 Suara agak tinggi
 Klien menuliskan dijadwal harian latihan pukul Kasur dan
bantal pada jam 10.00 dan 11.30 WIB
A : Resiko perilaku kekerasan
P:
Perawat :
Lanjutkan SP3 pada pukul 10.15 WIB di ruang perawaatan
klien
Klien :
Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah pukul kasur
dan bantal setiap hari pukul 10.00 dan 11.30 WIB
SP3 S:
24/10/2019 Resiko perilaku Fina
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan  Klien mengatakan telah latihan memukul bantal pada jam
kekerasan
10.15 WIB harian klien 10.00 WIB di kamar tanpa disuruh
2. Melatih klien mengontrol perilaku  Klien mengatakan mau diajarkan cara mengontrol marah
kekerasan dengan cara social atau dengan cara yang lain yaitu berbicara yang baik
verbal  Klien mengatakan kalau meminta sesuatu seperti sandal
3. Menganjurkan klien memasukkan jepit yang dipinjam temannya ia memintanya dengan baik
kedalam kegiatan harian dan tidak dengan marah-marah.
 Klien mengatakan kalau ada yang menyuruh untuk
membereskan tempat tidur temannya jika klien tidak mau
klien menolaknya dengan baik
 Klien mengatakan mau latihan berbicara yang baik setiap
hari jam 11.00 WIB saja, sebelum makan siang
O:
 Klien kooperatif
 Klien tampak lebih tenang
 Klien memasukkan kedalam jadwal harian latihan
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara social atau
verbal setiap hari pukul 11. 00 WIB
A : resiko perilaku kekerasan
P:
Perawat :
Lanjutkan SP4 pada tanggal 25 Oktober 2019 pukul 08.30
WIB di ruang perawatan klien
Klien :
Motivasi klien untuk latihan mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara social atau verbal setiap hari pukul 11.00 WIB
sesuai jadwal.
JADWAL KEGIATAN HARIAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Tanggal Hari perawatan Ke Waktu Kegiatan Keterangan

22/10/2019 Hari Ke-3 08.00 WIB Latihan nafas dalam B

11.00 WIB Latihan nafas dalam M

23/10/2019 Hari Ke-4 10.00 WIB Pukul kasur dan bantal B

11.30 WIB Pukul kasur dan bantal M

24/10/2019 Hari Ke-5 11.00 WIB Cara sosial atau verbal (menolak dengan baik, meminta dengan B
baik mengungkapkan perasaan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai