Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. S DENGAN HALUSINASI


PENDENGARAN DI LINGKUNGAN RT.08/ RW.08 TEGALSARI

A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada :
Hari, tanggal : Senin, 25 Januari 2021
Jam : 10.00 WIB
1. Identitas klien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 51 tahun
Alamat : Tegalsari RT.08/RW.01
2. Alasan masuk RSJ
Klien datang ke RSJD Dr. Amino Gondohutomo Jawa Tengah
pada tanggal 20 September 2019 diantarkan oleh keluarganya dengan
keluhan melamun, bingung dan sulit tidur. Klien mendengar suara
seseorang yang memerintahkan untuk marah – marah dan berjalan.
3. Faktor Prepisipitasi
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang
memerintahkan untuk jalan-jalan, dan mengambil barang milik
oranglain.
4. Faktor Predisposisi
a. Gangguan jiwa dimasa lalu
Klien mengatakanrawat jalan di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo dengan alasan yang sama dan sudah pernah
melakukan pengobatan.
b. Pengobatan sebelumnya
Klien sudah pernah melakukan pengobatan kejiwaan
sebelumnya. Klien tidak patuh dalam minum obat dan berhenti
minum obat karena ia beranggapan bahwa ia telah sehat.

1
2

Masalah keperawatan : Ketidakefektifan manajemen


terapeutik
c. Trauma
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik
maupun aniaya yang lainnya.
d. Anggota keluarga dengan gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak ada keluarganya yang megalami
mengalami hal yang sama dengan dirinya.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan memiliki pengalaman masa lalu yang
tidak menyenangkan yaitu tidak mendapatkan pekerjaan yang
diinginkan dan ditinggal menikah pacarya.
Masalah keperawatan : Respon pasca trauma

5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
N : 85 x/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit
b. Ukuran Badan
BB : 46 kg
TB : 162 cm
c. Pemeriksaan head to toe
- Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, beruban, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
- Mata
Inspeksi : Simetris, conjungtiva anemis, sklera jernih bersih,
pupil isokor dan bermiosis bila diberi rangsangan cahaya.
- Hidung
3

Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, fungsi


penciuman baik
- Mulut
Inspeksi : Bibir kering, gigi mulut tampak baik dan tidak ada
gigi palsu
- Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran, tidak ada alat bantu pendengaran.
- Leher
Inspeksi : Tidak ada benjolan di leher samping kanan / lateral
dextra
- Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka)
Auskultasi : Bising  usus normal ( 11 kali/menit)
Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
- Integumen
Inspeksi      :  tidak pucat, kering, kotor
Palpasi        :  Tidak ada odema, turgor kulit < 2detik
- Ekstremitas
Atas : tidak ada luka pada kedua tangan
Bawah : tidak ada luka pada kedua kaki

6. Psikososial
a. Genogram
4

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal Serumah

: Meninggal

: Gangguan Jiwa

Klien merupakan anak kelima dari enam bersaudara, kedua


orangtua klien sudah meninggal dunia, klien tinggal serumah
dengan adiknya dan keponakannya.

b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan juga
bersyukur kepada Tuhan atas seluruh anggota tubuh yang
dimiliki.
2) Identitas diri
Klien mengatakan ia seorang anak laki-laki dari 6 bersaudara.
3) Peran
Klien mengatakan saat di rumah berperan sebagai seorang
kakak laki-laki dan paman dari keponakannya. Klien sehari-
hari hanya menghabiskan waktu dijalan dan rumah, karena
klien tidak bekerja.
5

4) Ideal diri
Klien mengatakan ingin bisnis telur asin untuk mendaptkan
uang dan ingin segera buka toko untuk sukses.
5) Harga diri
Klien mengatakan merasa sedih dan minder karena di usia 51
tahun klien belum memiliki pekerjaan dan seorang istri. Saat
setelah lulus kuliah klien pernah bekerja namun tidak bertahan
lama kemudian klien hanya menghabiskan waktu dirumah dan
tidak mau bekerja.
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatakan belum ada orang yang berarti dalam
hidupnya.
2) Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan sering keluar rumah untuk mengikuti
kegiatan yang ada di desanya.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan pernah tidak pernah mengamuk saat merasa
kesal. Namun, klien merasa ada bisikan yang menyuruhnya
untuk marah-marah pada orang lain. Masalah Keperawatan :
Resiko Perilaku Kekerasan
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama kristen. Klien merasa penyakitnya
merupakan cobaan dari Tuhan.
2) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selalu ibadah setiap minggu, namun selama
pandemi klien tidak pernah melakukan ibadah di gereja.
7. Status Mental
a. Penampilan
6

Penampilan klien rapi, klien mengatakan mandi 2 minggu sekali


karena klien merasa badannya sudah bersih dengan cuci muka,
tangan dan kaki tanpa sabun dan tidak pernah sikat gigi. Kuku
klien sudah dipotong dan dibersihkan.
b. Pembicaraan
Klien cukup kooperatif, namun tidak fokus dengan orang yang
diajak bicara, kadang masih melamun dan konsentrasi mudah
berpaling. Nada bicara klien lambat dan pelan, klien dapat
menjawab pertanyaan sesuai yang ditanyakan.
Masalah keperawatan : Perubahan Persepsi Sensori :
Halusinasi pendengaran
c. Aktivitas motorik
Klien cukup tenang saat diajak berinteraksi, mampu mengikuti apa
yang diperintahkan. Tidak ada aktivitas motorik yang berlebihan.
d. Afek dan emosi
Afek klien adalah labil, Klien mengatakan pernah tidak pernah
mengamuk saat merasa kesal namun merasa ada bisikan yang
menyuruhnya untuk marah-marah pada orang lain.
Masalah Keperawatan: koping individu tidak efektif
e. Alam perasaan
Alam perasaan klien yaitu ketakutan ketika suara bisikan itu
muncul klien merasa ingin marah-marah pada orang lain. Selain itu
klien mengatakan ingin bisnis telur asin agar menjadi pengusaha
sukses
Masalah keperawatan : Perubahan Persepsi Sensori :
halusinasi pendengaran
f. Interaksi selama wawancara
Klien cukup kooperatif saat dilakukan wawancara, terkadang klien
melamun saat diajak bicara sehingga kadang harus diulang
pertanyaan, ekspresi wajah tegang.
g. Persepsi sensori
7

Klien mengatakan selalu mendengar suara yang menyuruhnya


marah – marah, dan jalan-jalan, suara yang ditimbulkan bisa
perempuan maupun laki-laki, suara itu biasa muncul pada saat
malam atau siang hari terkadang juga di pagi hari .
Masalah keperawatan : Perubahan Persepsi Sensori :
Halusinasi pendengaran
h. Proses pikir
Klien mampu menghitung di setiap pertanyaan yang diberikan.
Serta mampu menggulang bilangan secara mundur. Klien juga
mampu menjawab pertanyaan yang sesuai dengan pertanyaan yang
diberikam.
i. Isi pikir
Klien tidak memiliki waham curiga, kebesaran ataupun yang lain.
j. Tingkat kesadaran
Saat klien berkomunikasi, tingkat kesadaran penuh, tampak tidak
bingung. Klien mampu berorientasi tentang waktu, tempat, dan
orang. Ditandai dengan klien mengetahui waktu siang dan malam,
dan klien mengetahui bahwa ia berada di rumah.
k. Memori
- Memori jangka panjang (> 3 bulan) : Klien mampu mengingat saat
pertama kali dirawat di RSJD pada tahun 2019 dan rawat jalan
sampai sekarang.
- Memori jangka pendek (< 3 bulan) : Klien mampu mengingat
kegiatan yang dilakukan seminggu ini.
- Memori saat ini : Klien mampu mengingat kejadian-kejadian yang
baru saja dilakukan dan mampu menyebutkan nama perawat yang
datang ke rumah.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi saat diwawancarai namun kontak
mata klien kurang. Klien dapat berhitung sederhana. Contohnya
bilangan 100 dikurangi 7 dihitung mundur.
8

m. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana dengan bantuan
orang lain. Saat akan diajak wawancara, klien ditanya mau
diwawancarai dimana, pasien mampu memutuskan.
n. Daya tilik diri
Klien mengakui bahwa dirinya tidak memiliki banyak teman saat
dirumah. Namun memiliki teman semasa sekolah yang sering
menengok klien. Klien mengetahui bahwa dirinya sedang
mengalami gangguan jiwa halusinasi dan berobat jalan di RSJ.
8. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien mengatakan mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Klien mampu menjaga keamanan dirinya dengan menghindari hal-hal
yang dapat membahayakan seperti menyingkir ketika ada kendaraan
melintas. Saat dirumah klien mengatakan jarang minum obat, jika
berobat menggunakan kendaraan, saat ini klien tinggal dengan adik
dan keponakannya dan belum mempunyai pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan.
a. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
1. Mandi
Klien jarang mandi, kadang mandi 2 minggu sekali dengan
inisiatif sendiri, mandi menggunakan sabun yang telah
disediakan, tidak gosok gigi, dan mencuci rambut secara
mandiri.
2. Kebersihan
Klien mampu menjaga kebersihan lingkungan dengan
membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan. Klien meminta dipotong kukunya yang
panjang agar bersih.
3. BAB/BAK
Pasien BAB 1 kali dalam sehari selama di rumah, klien BAK
secara mandiri dan tidak ada keluhan.
9

4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu mengenakan pakaian sendiri, klien jarang ganti
pakaian karena menurut klien bajunya tidak kotor.
b. Nutrisi
Klien mengatakan selalu makan di ruang makan, frekuensi makan
3 kali sehari dengan nafsu makan baik, makanan selalu habis 1
porsi.
BB saat ini : 46 kg
c. Tidur
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur, klien tidur
malam jam 01.00 WIB sampai jam 09.00 WIB, klien tampak tidur
siang dengan nyenyak pada pukul 15.00 WIB.
d. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut :
- Klien dapat mengantisipasi kehidupan sehari-hari
- Klien dapat membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
- Klien tidak bisa mengatur penggunaan obatnya sendiri dan
tidak melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri karena
semua dibantu oleh keluarga
e. System pendukung
- Keluarga: Klien mengatakan keluarga selalu mendukung
program pengobatan klien dengan mengantarkan klien kontrol
sebulan sekali di RSJD.
- Teman sejawat: Klien mengatakan ada beberapa teman sekolah
yang sering menjenguk.
- Terapis: Klien mengatakan selama dirawat selalu memperoleh
dukungan dari dokter dan perawat untuk sembuh.
- Kelompok sosial: Klien mengatakan jarang ada orang yang
mau berinteraksi dengan klien karena klien jarang mandi.
f. Kegiatan produktif/hobi
Klien mengatakan kegiatan produktif di jalan dapat mengalihkan
gangguan bisikan yang dialaminya.
10

9. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ada masalah lebih suka memendam
perasaannya dan memilih tidur dan menghindar karena merasa tidak
mampu menyelesaikan masalahnya. Klien mengatakan jika sedang ada
masalah sering merasa gelisah. Klien lebih suka menyendiri karena
tidak ada teman dekat disekitar rumahnya.
Masalah keperawatan : Ketidakefektifan koping individu
10. Pengetahuan
- Klien dapat menyebutkan jawaban jika diberi pertanyaan tentang
pengetahuan umum. Klien mengatakan tidak tahu penyebab dirinya
tiba-tiba ingin marah-marah. Klien mengatakan tahu obat apa saja
yang ia minum dan kegunaannya,klien tau warna obatnya.
11. Aspek medis
a. Diagnosa medis : Skizofrenia paranoid
b. Terapi medis :
Olanzapine 1x sehari 5 mg
12. Daftar Masalah Keperawatan
a. Ketidakefektifan manajemen terapeutik
b. Respon pasca trauma
c. Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran
d. Resiko Perilaku Kekerasan
e. Ketidakefektifan koping individu

13. Pohon Masalah


Risiko Perilaku Kekerasan
Akibat

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran


Core Problem

Ketidakefektifan koping individu


Etiologi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
11

1. Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran


2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Defisit Perawatan Diri
12

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Keperawatan


No.
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Perubahan TUM : Klien dapat mengontrol Setelah dilakukan tindakan keperawatan -Ucapkan salam
Persepsi Sensori : halusinasinya selama 3x pertemuan Ekspresi wajah - Berjabat tangan
Halusinasi bersahabat, menunjukkan rasa tenang, ada - Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
Pendengaran TUK I : Membina Hubungan kontak mata, mau berjabat tangan, mau - Jelaskan tujuan interaksi
Saling percaya menyebutkan nama, mau menjawab salam, - Buat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
mau duduk berdampingan dengan perawat, pasien.
mau mengutarakan masalah yang dihadapi - Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
TUK II : Klien dapat mengenal selama 3x pertemuan
halusinasinya
a. Klien dapat menyebutkan waktu, Ajarkan SP 1 Pasien
isi dan frekuensi timbulnya - Bantu klien mengenal halusinasinya dengan cara :
halusinasi. 1. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan
b. Klien dapat mengungkapkan perasaan apakah ada suara yang di dengar.
terhadap halusinasinya. 2. Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dikatakan.
3. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara
itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan
nada sahabat tanpa menuduh/menghakimi).
4. Katakan pada klien bahwa ada juga klien lain yang sama
seperti dia.
5. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
- Diskusikan dengan klien tentang :
1. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan
halusinasi.
2. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang,
sore dan malam atau jika sendiri, jengkel, sedih)
- Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi (marah, takut, sedih, tenang) beri kesempatan
mengungkapkan perasaan.
- Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika
terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri sendiri
dan lain-lain)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika
selama 3x pertemuan diharapkan klien bermanfaat beri pujian.
- Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya
13

- Dapat meminum obat secara teratur halusinasi


- Bantu klien memilih cara dan melatih cara untuk
memutus halusinasi secara bertahap
TUK III : Melatih pasien - Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih.
memium obat secara teratur Setelah dilakukan tindakan keperawatan Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil.
selama 3x pertemuan diharapkan klien - Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok,
orientasi realita dan stimulasi persepsi.
- Dapat mempraktekkan cara memutus
halusinasi yang kedua yaitu dengan
bercakap-cakap Ajarkan SP 2 Pasien
TUK IV : Melatih pasien - Mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol
mengontrol halusinasi dengan halusinasi dengan menghardik (SP 1)
cara kedua: bercakap-cakap - Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat
dengan orang lain Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara teratur dan cara minum obat
selama 3x pertemuan diharapkan klien - Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
- Dapat melakukan aktivitas yang sudah
TUK V : Melatih pasien terjadwalkan Ajarkan SP 3 Pasien
mengontrol halusinasi dengan - Evaluasi jadwal kegiatan harian klien (SP1 dan SP2 ).
cara ketiga: melaksanakan - Bantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol
aktivitas terjadwal halusinasi dengan cara bercakapcakap.
- Anjurkan klien memasukkan cara mengontrol halusinasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan bercakap-cakap ke dalam jadwal kegiatan harian
TUM : Klien dapat mengontrol selama 3x pertemuan Ekspresi wajah
perilaku kekerasan. bersahabat, menunjukkan rasa tenang, ada
kontak mata, mau berjabat tangan, mau
TUK I : Membina hubungan menyebutkan nama, mau menjawab salam,
saling percaya mau duduk berdampingan dengan perawat, Ajarkan SP 4 Pasien
mau mengutarakan masalah yang dihadapi - Mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengontrol
TUK II : Klien dapat halusinasi dengan menghardik, minum obat, bercakap cakap
2. Resiko Perilaku mengidentifikasi penyebab, Setelah dilakukan tindakan keperawatan dan kegiatan teratur.
Kekerasan tanda-tanda, akibat, dan selama 3x pertemuan - Bantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol
perilaku kekerasan yang biasa -Klien dapat mengungkapkan perasaannya halusinasi dengan melakukan aktivitas.
dilakukan - Klien dapat mengungkapkan penyebab - Anjurkan klien memasukkan cara mengontrol halusinasi
perasaan jengkel/jengkel (dari diri dengan melakukan aktivitas ke dalam jadwal kegiatan
sendiri, orang lain dan lingkungan) harian.
- Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda
jengkel/kesal yang dialami
- Klien dapat bermain peran dengan - Ucapkan salam
perilaku kekerasan yang dilakukan - Berjabat tangan
14

TUK III : Klien dapat Klien dapat mengetahui cara yang biasa - Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
mengidentifikasi cara dapat menyelesaikan masalah atau tidak - Jelaskan tujuan interaksi
konstruktif dalam berespon - Klien dapat mengungkapkan akibat dari - Buat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
terhadap kemarahan secara cara yang dilakukan klien pasien.
konstruktif - Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
selama 3 x pertemuan Klien dapat
TUK IV : Klien dapat melakukan cara berespon terhadap
mengontrol perilaku kekerasan kemarahan secara konstruktif Ajarkan SP 1 Pasien
- Beri kesempatan mengungkapkan perasaannya
- Bantu klien mengungkap penyebab perasaan jengkel
- Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien
- Simpulkan bersama klien tanda-tanda klien saat
jengkel/marah yang dialami
TUK V : Klien dapat Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Bantu klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan
menggunakan obat dengan selama 3 x pertemuan Klien dapat yang biasa dilakukan
benar (sesuai program mengontrol perilaku kekerasan dengan - Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien
pengobatan) cara : lakukan masalahnya selesai
- Fisik : olahraga dan menyiram tanaman - Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang dilakukan
- Verbal : mengatakan secra oleh klien
langsung dan tidak menyakiti - Ajarkan cara mengatasi marah dengan cara latihan nafas
- Spiritual: sembahyang, berdoa/ibadah dalam
yang lain

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 3 x pertemuan Ajarkan SP 2 Pasien
- Klien dapat meyebutkan obat-batan yang - Tanyakan pada klien apakah ingin mempelajari cara baru
diminum dan kegunaannya - Beri pujian jika klien menemukan cara yang sehat
- Klien dapat minum obat sesuai dengan - Diskusikan dengan klien mengenai cara lain
program pengobatan - Ajarkan cara mengatasi marah dengan cara fisik yaitu
memukul kasur atau bantal

Ajarkan SP 3 Pasien
- Bantu klien memilih cara yang tepat untuk klien
- Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
- Bantu klien menstimulasi cara tersebut
- Berikan reinforcement positif atas keberhasilan klien
15

menstimulasi cara tersebut


- Anjurkan klien menggunakan cara yang telah dipilihnya jiak
ia sedang kesal/jengkel

4.

Ajarkan SP 4 Pasien
- Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien
- Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti
minum obat tanpa izin dokter

3. Defisit Perawatan TUK I : Klien mampu Setelah dilakukan tindakan keperawatan Ajarkan SP I Pasien
Diri melakukan kebersihan diri selama 3x pertemuan :
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
secara mandiri - Klien mampu melakukan aktifitas
seperti mandi, gosok gigi. - Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
TUK II : Klien dapat melakukan selama 3x pertemuan : - Membantu pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan
berhias dengan baik - Klien dapat melakukan berhias diri
secara baik
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan harian
selama 3x pertemuan
- Klien mampu makan secara
TUK III : Klien mampu mandiri Ajarkan SP 2 Pasien
melakukan makan dengan bik - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x pertemuan - Menjelaskan cara makan yang baik
- Klien dapat BAK/BAB secara
- Membantu pasien mempraktikkan cara makan yang baik
mandiri
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
TUK IV : Klien mampu
melakukan eliminasi secara harian
mandiri
Ajarkan SP 3 Pasien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Menjelaskan cara eliminasi yang baik
- Membantu pasien mempraktikkan cara eliminasi yang baik
16

dan memasukkan dalam jadwal


- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian

Ajarkan SP 4 Pasien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Menjelaskan cara berdandan
- Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian

D. IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1. Dx: Perubahan Persepsi Senin,25 Januari 1. Pengkajian S:
Sensori : Halusinasi 2021 2. Membina hubungan saling percaya - Klien mengatakan sudah jarang
Pendengaran Jam 10.00 WIB 3. Mengajarkan SP 1 kepada pasien mendengar suara-suara
- Membantu klien mengenal - Klien mengatakan selalu
halusinasinya mempraktekan cara
- Mengkaji perasaan klien ketika mengontrol/memutus halusinasi
17

halusinasi pendengaran itu yang telah diajarkan


muncul O:
- Mengidentifikasi tindakan yang - Kontak mata cukup
dilakukan ketika halusinasi - Klien Cukup kooperatif
pendengaran itu muncul - Klien mampu mempraktekan
- Diskusikan manfaat tentang cara yang telah diajarkan
cara yang telah dilakukan - Klien tampak tenang
- Membantu klien dalam - Klien mampu menjawab
memutus/mengontrol pertanyaan-pertanyaa yang
halusinasinya diberikan
- Melatih klien - Klien tampak sedikit bingung
memutus/mengontrol halusinasi - Klien terkadang terlihat
pendengarannya dengan cara menyendiri
menghardik
- Memberikan pujian kepada A : Masalah perubahan persepsi
klien sensori: halusinasi pendengaran
teratasi sebagian

P : Pertahankan intervensi
- Pertahankan cara
memutus/mengontrol
halusinasi
- Awasi pemberian obat
- Berikan pujian pada klien

2 Dx: Perubahan Persepsi Selasa, 26 Januari 1. Mengevaluasi keefektifan cara-cara S:


Sensori : Halusinasi 2021 mengontrol/memutus halusinasi yang - Klien mengatakan sudah jarang
Pendengaran telah dilakukan mendengar suara-suara
2. Melatih klien memutus/mengontrol - Klien mengatakan selalu
halusinsinya dengan cara terapi mempraktekan cara
okupasi menggambar mengontrol/memutus halusinasi
3. Mengajarkan SP 2 kepada pasien dan marah dengan cara yang
- Mengevaluasi kemampuan sudah diajarkan
pasien dalam mengontrol O:
halusinasi dengan menghardik - Klien Cukup kooperatif
(SP 1) - Klien mampu mempraktekan
- Memberikan pendidikan cara yang telah diajarkan
kesehatan tentang penggunaan - Klien tampak tenang
obat secara teratur dan cara A : Masalah perubahan persepsi
minum obat sensori: halusinasi pendengaran
18

3. Menganjurkan pasien memasukkan teratasi sebagian


dalam jadwal kegiatan harian P : Per tahankan intervensi
- Pertahankan cara mengontrol
halusianasi dan marah klien
- Berikan pujian pada klien
setiap melakukan tindakan
3 Dx: Perubahan Persepsi Rabu, 27 Januari 1. Mengevaluasi keefektifan cara-cara S:
Sensori : Halusinasi 2021 mengontrol/memutus halusinasi yang - Klien mengatakan sudah jarang
Pendengaran telah dilakukan mendengar suara-suara
2. Melatih klien memutus/mengontrol - Klien mengatakan akan minum
halusinsinya dengan cara terapi obat rutin
okupasi menggambar - Klien mengontrol halusinasi
3. Mengajarkan SP 3 kepada pasien dengan menggambar
- Mengevaluasi kemampuan O:
pasien dalam mengontrol - Klien Cukup kooperatif
halusinasi dengan minum obat - Klien mampu mempraktekan
secara rutin (SP 2) cara yang telah diajarkan
- Menentukan aktifitas terjadwal - Klien tampak tenang
yang ingin dilakukan klien A : Masalah perubahan persepsi
4. Menganjurkan pasien memasukkan sensori: halusinasi pendengaran
dalam jadwal kegiatan harian teratasi sebagian
P : Per tahankan intervensi
- Pertahankan cara mengontrol
halusianasi klien
- Berikan pujian pada klien
setiap melakukan tindakan
4 Dx: Perubahan Persepsi Kamis, 28 Januari 1. Mengevaluasi keefektifan cara-cara S:
Sensori : Halusinasi 2021 mengontrol/memutus halusinasi yang - Klien mengatakan sudah jarang
Pendengaran telah dilakukan mendengar suara-suara
2. Melatih klien memutus/mengontrol - Klien mengatakan akan minum
halusinsinya dengan cara terapi obat rutin
okupasi menggambar - Klien mengontrol halusinasi
3. Mengajarkan SP 4 kepada pasien dengan menggambar
- Mengevaluasi kemampuan - Klien menyebutkan jika suara itu
pasien dalam mengontrol muncul akan melakukan SP 4
halusinasi dengan menentukan yaitu bercakap-cakap.
jadwal harian (SP 3) O:
- Melatih klien untuk mengurangi - Klien Cukup kooperatif
halusinasi dengan bercakp- - Klien mampu mempraktekan
cakap cara yang telah diajarkan
19

4. Menganjurkan pasien memasukkan - Klien tampak tenang


dalam jadwal kegiatan harian A : Masalah perubahan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran
teratasi sebagian
P : Per tahankan intervensi
- Pertahankan cara mengontrol
halusianasi klien
- Berikan pujian pada klien
setiap melakukan tindakan
5 Dx: Perubahan Persepsi Jum’at, 29 Januari 1. Mengajarkan SP 1 kepada keluarga S:
Sensori : Halusinasi 2021 - Memberikan pendidikan - Keluarga mengatakan paham
Pendengaran kesehatan kepada kelurga dengan apa yang disampaikan
tentang halusinasi, dan cara oleh perawat
merawat klien halusinasi O:
- Mengajarkan kepada keluarga - Keluarga Cukup kooperatif
menghardik halusinasi untuk - Keluarga mampu mempraktekan
membantu klien cara yang telah diajarkan
A : Masalah belum teratasi
P : Per tahankan intervensi
6 Dx: Perubahan Persepsi Sabtu, 30 Januari 1. Mengevaluasi SP 1 kepada keluarga S:
Sensori : Halusinasi 2021 2. Mengajarkan SP 2 kepada keluarga - Keluarga mengatakan paham
Pendengaran - Melatih keluarga praktek dengan apa yang disampaikan
merawat klien langsung oleh perawat
didepan klien O:
- Keluarga Cukup kooperatif
- Keluarga mampu mempraktekan
cara yang telah diajarkan
A : Masalah belum teratasi
P : Per tahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai