Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

SOSIALISASI : MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB DAN


MENGONTROL MARAH CARA FISIK: PUKUL BANTAL PADA RESIKO
PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh :
Saipul Anwar
4399814901210054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang 41316
Telp. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842
2020-2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A Latar Belakang
Skizofrenia merupakan penyakit kronis, parah, dan melumpuhkan, gangguan
otak yang ditandai dengan pikiran kacau, waham, delusi, halusinasi dan perilaku
aneh atau katatonik (Aritonang, 2021). Skizofrenia merupakan suatu gangguan
jiwa berat yang bersifat kronis yang ditandai dengan hambatan dalam
berkomunikasi, gangguan realitas, afek tidak wajar atau tumpul, gangguan fungsi
kognitif serta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(Pardede & Laia., 2020).

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang


signifikan di dunia, termasuk di indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat
sekitar 35 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis, dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa
terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang.

Gangguan jiwa sering kali tidak produktif di masyarakat, bahkan cenderung


merugikan masyarakat misalnya sikap atau perilaku kasar atau kata-kata yang
menggambarkan perilaku amuk, permusuhan dan potensi untuk merusak secara
fisik atau dengan katakata, perilaku kekerasan dianggap sebagai sesuatu akibat
yang ekstrim dari marah atau ketakutan (Cecelia, 2009).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam
dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat
perilaku kekerasan. Saat ini, prevalensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai
3,3% dari seluruh populasi yang ada .
Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat
merusak lingkangan sekitar. Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat
terjadi perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan social. Pada
aspek fisik tekanan darah meningkat denyut nadi dan pernapasan meningkat
mudah tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun
orang lain (Keliat, dan Muhith, 2016).

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di ruang Utari RS Dr. Marzoeki
Mahdi Bogor bahwa pasien yang mengalamai gangguan jiwa sebanyak 31 orang,
tetapi yang menjadi subjek di dalam pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok
adalah 6 orang dengan perilaku kekerasan. Oleh sebab itu kelompok tertarik
untuk melakukakan terapi aktivitas kelompok memukul bantal untuk
menurunkan emosi pada pasien di ruang Utari RS Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.

B Topik
Terapi aktivitas kelompok Resiko Perilaku Kekerasan : mengidentifikasi
penyebab dan mengontrol marah dengan cara fisik : pukul bantal.
`v
C Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memperkenalkan dirinya
b. Klien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Klien mampu mengetahui tanda gejala marah
d. Klien mampu mengenali perilaku dan akibat marah.
e. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan fisik : tarik nafas dalam
dan pukul bantal.

f. Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk


menyalurkan emosinya dan di dengar serta dimengerti oleh anggota
kelompok lainnya.
D Landasan Teori
1 Pengertian
Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat
merusak lingkangan sekitar. Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat
terjadi perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan social. Pada
aspek fisik tekanan darah meningkat denyut nadi dan pernapasan meningkat
mudah tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun
orang lain (Keliat, dan Muhith, 2016).

Teknik memukul bantal dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang


terganggu (maladaptif) menjadi perilaku yang adaptif (mampu menyesuaikan
diri). kemampuan adaptasi penderita perlu dipulihkan agar penderita mampu
berfungsi kembali secara wajar (Kaplan dan Sadock, 2005). Untuk mengurangi
resiko melakukan mencederai diri atau orang lain dikarenakan status emosi
pasien, maka perlu dilakukan terapi yang berguna untuk menyalurkan energi yang
konstruksif dengan cara fisik, salah satunya adalah teknik memukul bantal (Keliat,
2012). Teknik ini digunakan agar energi marah yang dialami oleh pasien dapat
tersalurkan dengan baik sehingga tidak mencederai diri dengan orang lain dan
adaptasi menjadi adaptif (sumartyawat dkk, 2021).

E Klien
1. Karakteristik klien
a. Pasien resiko perilaku kekerasan
b. Pasien yang kooperatif
c. Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik
d. Pasien yang mampu mengontrol emosi
e. Klien yang tidak terlalu gelisah.
f. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
TerapiAktifitas Kelompok
g. Kondisi fisik dalam keadaan baik
h. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas
i. Klien yang pendengaran dan penglihatannya baik
2. Proses seleksi
Berdasarkan hasil seleksi didapatkan klien sejumlah 6 orang yang memenuhi kriteria
yaitu:
a. Ny farida
b. Ny martini
c. Ny yeyen
d. Ny sani
e. Ny ayu
f. Ny sofiya
F Pengorganisasian
1. Waktu: Hari sabtu , 05 Februari 2022 waktu yang dibutuhkan untuk selama 20
menit.
2. Tim Terapis:
a. Leader : Saipul anwar
b. Co leader : Seftiana Bahr
c. Fasilitator : Alfira destriani
Wiwin wulansari
Maulidha Fatimah
d. Observer : Tita juita

3. Uraian Tugas Pelaksana

a. Leader :

1) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas


kelompok menyiapkan proposal kegiatan TAK
2) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
3) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib
Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co.Leader :

1) Mendampingi Leader

2) Menjelaskan aturan permaian


3) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
4) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
di buat
5) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses
terapi
c. Fasilitator :

1) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung Ikut serta dalam kegiatan


kelompok
2) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi

d. Observer :

1) Mengobservasi jalannya proses kegitan

2) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama
kegiatanberlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
3) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan
4) Memberikan hadiah (reward) bagi pasien yang menang dalam permainan.
4. Metoda:
Diskusi dan bermain peran

H. Media dan Alat


1. Bantal

I. Setting Tempat

L co
F F

P P

F
FP
P

P O

Keterangan gambar:

L : Leader

co : Co Leader

F : Fasilitator
: Observer
O

P : Pasien

K Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang sudah mengikuti sesi sebelumnya
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Perkenalan
Perawat mengucapkan salam, menyapa pasien dan memperkenalkan diri dan
anggota nya.

“ selamat pagi ibu-ibu ..bagimana kabarnya ..sehat ??? perkenalkan saya bruder
saipul anwar saya suka dipanggil saipul.
b. Tujuan

Menjelaskan tujuan dilakukannya terapi aktivitas kelompok.


“ tujuan kita disini akan melakukan tindakan aktivitas kelompok ini untuk
mengajarkan ibu semua tentang tanda gejala saat ibu marah dan bagaimana cara
menyalurkan energi yang positif dengan cara memukul bantal contohnya “

c. Terapis menjelaskan aturan main:


 Jika klien meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 20 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
a. Menanyakan kesiapan pasien
b. Memberitahukan aturan selama permainan berlangsung
c. Menjelaskan prosedur pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
d. Menanyakan kejelasan kepada pasien, apakah pasien sudah paham atau belum
tentang prosedur permainan
e. Memberikan contoh kepada pasien terlebih dahulu tentang jalannya permainan.
f. Menyalakan music untuk memulai permainan. Musik dimatikan dan pasien yang
melanggar akan diberi sangsi untuk menyebutkan tanda gejala marah yang di
alaminnya.
g. Mengarahkan pasien untuk menyalurkan rasa marahnya dengan memukul bantal.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi :
 Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah
memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah mengikuti
kegiatan hari ini?”
 Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota kelompok.
 Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba menyalurkan
kemarahannya dengan memukul bantal setiap kali pasien merasa marah.

b. Tindak lanjut
 Menganjurkan klien untuk memperaktekan dalam kehidupan sehari hari.
OBSERVER
1. Respon subjektif pasien
Nama pasien
No Kemampuan

1 Pasien bisa
menyebutkan
namanya
dengan benar

2 Pasien dapat
menyebutkan
cara memukul
bantal untuk
melampiaskan
emosinya.

3 Pasien dapat
mengulang
cara memukul
bantal untuk
melampiaskan
emosinya.

Total

Petunjuk : “1” mampu , “0” tidak mampu


2. Respon objektif pasien
Nama pasien
No Kemampuan

Pasien mau
mengikuti
kegiatan
sampai akhir

2 Pasien
tampak
senang
dengan
kegiatan
yang
dilaksanakan

3 Pasien bisa
focus pada
kegiatan
walaupun
hanya
sebentar

Total

Petunjuk : “1” mampu , “0” tidak mampu


DAFTAR PUSTAKA

Ariandy, W,. dkk .(2018).Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Berhubungan dengan
Kemampuan pasien dalam Mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan (RPK). jurnal
keperawatan aisyiyah.14 (1).83-90.

Sumartyawati, N.M,. dkk .(2021). Pengaruh Ltihan Fisik 1 Dan II Terhadap Kemampuan
mengontrol Perilaku Kekerasan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma.
langitku240615@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai