Disusun Oleh :
Saipul Anwar
4399814901210054
A Latar Belakang
Skizofrenia merupakan penyakit kronis, parah, dan melumpuhkan, gangguan
otak yang ditandai dengan pikiran kacau, waham, delusi, halusinasi dan perilaku
aneh atau katatonik (Aritonang, 2021). Skizofrenia merupakan suatu gangguan
jiwa berat yang bersifat kronis yang ditandai dengan hambatan dalam
berkomunikasi, gangguan realitas, afek tidak wajar atau tumpul, gangguan fungsi
kognitif serta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(Pardede & Laia., 2020).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam
dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat
perilaku kekerasan. Saat ini, prevalensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai
3,3% dari seluruh populasi yang ada .
Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan
dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat
merusak lingkangan sekitar. Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat
terjadi perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan social. Pada
aspek fisik tekanan darah meningkat denyut nadi dan pernapasan meningkat
mudah tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun
orang lain (Keliat, dan Muhith, 2016).
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di ruang Utari RS Dr. Marzoeki
Mahdi Bogor bahwa pasien yang mengalamai gangguan jiwa sebanyak 31 orang,
tetapi yang menjadi subjek di dalam pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok
adalah 6 orang dengan perilaku kekerasan. Oleh sebab itu kelompok tertarik
untuk melakukakan terapi aktivitas kelompok memukul bantal untuk
menurunkan emosi pada pasien di ruang Utari RS Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.
B Topik
Terapi aktivitas kelompok Resiko Perilaku Kekerasan : mengidentifikasi
penyebab dan mengontrol marah dengan cara fisik : pukul bantal.
`v
C Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat memperkenalkan dirinya
b. Klien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Klien mampu mengetahui tanda gejala marah
d. Klien mampu mengenali perilaku dan akibat marah.
e. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan fisik : tarik nafas dalam
dan pukul bantal.
E Klien
1. Karakteristik klien
a. Pasien resiko perilaku kekerasan
b. Pasien yang kooperatif
c. Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik
d. Pasien yang mampu mengontrol emosi
e. Klien yang tidak terlalu gelisah.
f. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
TerapiAktifitas Kelompok
g. Kondisi fisik dalam keadaan baik
h. Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas
i. Klien yang pendengaran dan penglihatannya baik
2. Proses seleksi
Berdasarkan hasil seleksi didapatkan klien sejumlah 6 orang yang memenuhi kriteria
yaitu:
a. Ny farida
b. Ny martini
c. Ny yeyen
d. Ny sani
e. Ny ayu
f. Ny sofiya
F Pengorganisasian
1. Waktu: Hari sabtu , 05 Februari 2022 waktu yang dibutuhkan untuk selama 20
menit.
2. Tim Terapis:
a. Leader : Saipul anwar
b. Co leader : Seftiana Bahr
c. Fasilitator : Alfira destriani
Wiwin wulansari
Maulidha Fatimah
d. Observer : Tita juita
a. Leader :
1) Mendampingi Leader
d. Observer :
2) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama
kegiatanberlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
3) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan
4) Memberikan hadiah (reward) bagi pasien yang menang dalam permainan.
4. Metoda:
Diskusi dan bermain peran
I. Setting Tempat
L co
F F
P P
F
FP
P
P O
Keterangan gambar:
L : Leader
co : Co Leader
F : Fasilitator
: Observer
O
P : Pasien
K Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang sudah mengikuti sesi sebelumnya
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Perkenalan
Perawat mengucapkan salam, menyapa pasien dan memperkenalkan diri dan
anggota nya.
“ selamat pagi ibu-ibu ..bagimana kabarnya ..sehat ??? perkenalkan saya bruder
saipul anwar saya suka dipanggil saipul.
b. Tujuan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi :
Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah
memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah mengikuti
kegiatan hari ini?”
Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota kelompok.
Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba menyalurkan
kemarahannya dengan memukul bantal setiap kali pasien merasa marah.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk memperaktekan dalam kehidupan sehari hari.
OBSERVER
1. Respon subjektif pasien
Nama pasien
No Kemampuan
1 Pasien bisa
menyebutkan
namanya
dengan benar
2 Pasien dapat
menyebutkan
cara memukul
bantal untuk
melampiaskan
emosinya.
3 Pasien dapat
mengulang
cara memukul
bantal untuk
melampiaskan
emosinya.
Total
Pasien mau
mengikuti
kegiatan
sampai akhir
2 Pasien
tampak
senang
dengan
kegiatan
yang
dilaksanakan
3 Pasien bisa
focus pada
kegiatan
walaupun
hanya
sebentar
Total
Ariandy, W,. dkk .(2018).Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Berhubungan dengan
Kemampuan pasien dalam Mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan (RPK). jurnal
keperawatan aisyiyah.14 (1).83-90.
Sumartyawati, N.M,. dkk .(2021). Pengaruh Ltihan Fisik 1 Dan II Terhadap Kemampuan
mengontrol Perilaku Kekerasan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma.
langitku240615@gmail.com.