kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang
tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang
perkembangan anak secara optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah
sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap
hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi
B. Fungsi Bermain
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
7. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab
8. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan
C. Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
1. Tahap perkembangan
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
3. Alat permainan
6. Teman bermain
F. Klasifikasi Bermain
5. Unoccupied Behaviour
6. Dramatic Play
1. Pengorganisasian
a. Leader:
Tugas :
b. Co. Leader:
Tugas :
c. Observer :
Tugas :
Fasilitator :
Tugas :
1. Dramatic Play. Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain,
2. Skill Play. Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya
3. Assosiative Play. Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin
permainan dan tujuan yang tidak jelas, contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera
masing-masing.
4. Cooperative Play. Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi
tujuan dan pimpinan permainan jelas, contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama
1. Stimulasi Sosial. Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan.
A. Deskripsi
Pada usia 4-6 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan
pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta
gotong royong. Sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti
benda-benda di sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas
Pada usia 4-6 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan
pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta
gotong royong. Sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti
benda-benda di sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas
Bermain menyusun gelas merupakan salah satu jenis permainan yang bisa
dilakukan dalam proses terapi bermain bagi klien anak yang sedang menjalani proses
sosialisasi. Terapi bermain ini dapat digunakan sebagai terapi bagi anak dengan usia
sekolah. Bermain dengan cara menyusun gelas pada dasarnya tidak hanya membantu
mengembangkan kemampuan motorik anak tetapi juga berperan penting dalam proses
pengembangan kognitif klien. Kemampuan klien menyusun gelas berkaitan erat dengan
kemampuan kognitif klien karena pada dasarnya bermain dengan cara metode menyusun
gelas tidak hanya melatih kemampuan motorik halus klien tapi lebih dari itu bermain
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun gelas secara lancar maka dia sudah
siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih lanjut seperti mencorat-
coret kertas, belajar menggosok gigi sendiri dan makan dengan menggunakan sendok.
memegang, sebenarnya dicapai anak sejak berusia 10 bulan, saat ia mulai suka
B. Jenis Permainan
Jenis permainan yang digunakan yaitu bermain menyusun gelas. Terapi bermain
dengan menggunakan jenis gelas plastik diberikan pada anak yang sedang menjalani
kegiatan sosialisasi dengan teman disekitarnya, karena tidak membutuhkan energi yang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit agar dapat mencapai tugas
perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun dalam
kondisi bersosialisasi
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 20 menit anak mampu:
a. Mendemonstrasikan menyusun balok
b. Menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa, tersenyum dan saling bercanda.
D. Sasaran
2. Anak kooperatif
1. Leader :
2. Fasilitator :
Tugas dari fasilitator dapt berupa:
3. Observer :
2. Anak mengikuti permainan dengan baik sampai selesai dan tidak rewel.
2. Jam : 09.00-selesai
H. Rencana Pelaksanaan
1. Pembukaan
3) Mempersiapkan anak
b. Perkenalan (5 menit)
teman-teman
c. Penjelasan (5 menit)
gelas.
2. Pelaksanaan(10 menit)
c. Evaluasi umum :
1) Keaktifan anak
2) Respon anak
3) Proses bermain
1. Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit agar dapat mencapai
tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan.
2. Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 20 menit anak mampu:
c. Mendemonstrasikan menyusun balok
d. Menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa, tersenyum dan saling bercanda.
B. Prinsif Bermain
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi
silang
3. Kelompok usia sekolah
C. Waktu
Kegiatan bermain akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Februari 2017
D. Tempat
Aula TK.R.A. Alauddin Uin
2. Media
Mainan gelas
VI Peserta Bermain
Mahasiswa
Peserta (siswa/siswi TK. R.A UIN Makassar)
F. Pengorganisasian
a. Leader
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan
menutup kegiatan ini.
b. Co Leader :
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain
dalam terapi bermain.
c. Fasilitator :
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta
dalam terapi bermain.
d. Observer :
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati, dan
mencatat jalannya terapi bermain.
G. Kegiatan Permainan
: Fasilitator
: Anak
: Leader
: Orang tua
I. Evaluasi
1. Yang dilakukan oleh Pemimpin Bermain:
Eksplorasi perasaan anak setelah mengikuti terapi bermain
2. Yang dilakukan oleh Observer:
a. Masalah yang muncul selama bermain
b. Partisipasi anak
c. Kemampuan anak dalam melaksanakan permainan
3. Yang dilakukan Fasilitator
a. Hambatan saat pelaksanaan saat proses terapi bermain
b. Kesulitan dalam mengatur anak saat proses terapi bermain