Anda di halaman 1dari 11

1

PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT) UNTUK MENURUNKAN


TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
THE INFLUENCE OF COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TO REDUCE
DEGREE OF DEPRESSION IN PATIENTS CHRONIC RENAL FAILURE
Ade Insani Sartika1, Rismiyati E. Koesma1, Zainal Abidin1
Universitas Padjadjaran
Korespondensi: adeinsanisartika29@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CBT dalam menurunkan tingkat depresi pada
pasien gagal ginjal kronik. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method, dengan metode penelitian quasi
experimental One Group Pretest-Posttest Deisgn. Penelitian dilakukan terhadap 3 responden pasien gagal ginjal
kronik. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan kuesioner. Kuesioner yang
digunakan adalah Beck Depression Inventory (BDI) untuk mengukur simptom depresi. CBT diberikan sebanyak
enam sesi dalam waktu 90 menit setiap sesi. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan setelah
intervensi diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CBT berpengaruh dalam menurunkan tingkat depresi
pada Subjek Penelitian, yang ditandai dengan menurunnya simptom pikiran negatif, emosi negatif,
meningkatnya motivasi dan menurunnya keluhan fisik pada Subjek Penelitian.

Kata Kunci: gagal ginjal kronik, cognitive behavior therapy (CBT), penurunan tingkat depresi, depresi.

Abstract
This study aimed to determine the effect of CBT in reducing the degree of depression in pattiens chronic
renal failure. The study was conducted using a mix method, with the method quasi experimental One Group
Pretest-Posttest Deisgn. The study was conducted on 3 respondens chronic renal failure. Data obtained by using
interviews observations and quesionares. The questionnaire used was the Beck Depression Inventory (BDI) to
measure the degree of depression. CBT given six sessions within 90 minutes each session. Measurements were
performed twice, before and after the intervention was given. The result showed that the effect of CBT in
reducing the degree of depression in study subject, which is characterized by decreasing negative thoughts,
negative emotions, increasing motivation and decreased physical complaints on the Subject.

Keywords: chronic renal failure, cognitive behavior therapy (CBT), a decrease in the degree of depression,
depression

Pendahuluan

Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit meningkat pula berbagai permasalahan
ginjal tahap akhir merupakan salah satu psikososial.
penyakit yang menjadi masalah besar di dunia. Berdasarkan data yang dirilis IRR
Angka kejadian gagal ginjal di Indonesia setiap (Indonesian Renal Registry) tahun 2011 dalam
1.000.000 penduduk didapatkan antara 200- Report Of Indonesian Renal Registry
300 pasien baru dengan GGK (DepKes RI, didapatkan data bahwa jumlah diagnosa
2004). Jika mengacu pada data tersebut maka pennyakit gagal ginjal yang terdata berjumlah
dapat dilihat bahwa penderita gagal ginjal terus 15.350 pasien dengan rincian 13619 pasien
meningkat setiap tahunnya dan dengan dengan penyakit gagal ginjal terminal/ESDR,
meningkatnya penderita gagal ginjal kronis 1017 gagal ginjal akut/ARF, dan 717 gagal
2

ginjal akut pada GGK. Lebih lanjut data istiharat, semua ini harus seimbang, tidak
menunjukkan bahwa Jawa Tengah menduduki boleh berlebihan atau disesuaikan dengan
peringkat ketiga sebagai provinsi terbanyak kemampuan fisiknya, penurunan stamina, daya
jumlah 1530 penderita gagal ginjal kronik dan tahan tubuh, serta kekuatan fisiknya
47 penderita gagal ginjal akut. (Sherwood, 2001).
The Kidney Disease Outcomes Quality Dampak bagi pasien jika divonis GGK
Initiative (K/DOQI) of the National Kidney biasanya akan mengalami dampak psikologis
Foundation (NKF) pada tahun 2009 seperti kecemasan, ancaman akan kematian,
mendefenisikan GGK sebagai suatu kerusakan perasaan bersalah karena terus bergantung
ginjal dimana nilai dari Gromerular filtration pada orang lain, merasa tidak berguna dan
ratenya (GFR) kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 tidak berharga, tidak mampu bekerja seperti
selama tiga bulan atau lebih. Dimana yang biasa, terganggunya peran social, keluarga dan
mendasari etiologi yaitu kerusakan massa masyarakat dan putus asa (Purwanto, 2004).
ginjal dengan sklerosa yang irreversibel dan Selain itu juga terdapat kemarahan yang selalu
hilangnya nephrons ke arah suatu kemunduran ditujukan kepada diri sendiri sehingga
nilai dari GFR. Gagal ginjal dinyatakan terjadi mengantarkan pasien ke keadaan depresi.
jika fungsi kedua ginjal terganggu sampai pada Prevalensi depresi pada pasien hemodialisis
titik ketika keduanya tidak mampu mencapai 20%-30% bahkan bisa mencapai
menjalankan fungsi regulatorik dan 47%. Depresi pada penderita GGK sendiri
ekskretoriknya untuk mempertahankan dapat memberikan pengaruh buruk bagi
homestasis (Sherwood, 2001). penderitanya seperti memperburuk gejala
Penyebab GGK sendiri dipengaruhi oleh klinis dari penyakit ginjalnya, mempengaruhi
beberapa faktor, diantaranya Glomeruloneritis kelangsungan pengobatan, mempertinggi lama
46,39% , Diabetes Mellitus 18,65%, Obstruksi dan jumlah rawatan, mempertinggi angka
dan infeksi 12,85%, Hipertensi 8,46% , Sebab kekambuhan, mempertinggi biaya pengobatan,
lain seperti pola hidup yang tidak sehat serta menurunkan kualitas hidup (Andri,
13,65%. Banyak upaya dilakukan untuk 2013).
mengatasi masalah GGK seperti pola makan, Berdasarkan wawancara yang dilakukan
transplantasi ginjal dan hemodialisis. Pasien pada bulan Maret 2015 terhadap delapan
GGK yang diharuskan menjalani terapi penderita GGK di Tegal mengenai penyakit
hemodialisis tentunya akan menghadapi yang diderita, empat diantaranya menyatakan
masalah-masalah dari dampak terapi yang bahwa GGK merupakan penyakit yang
harus dijalani, antara lain dampak fisik, sosial melelahkan, tidak dapat disembuhkan, dan
dan psikologis. Dampak fisik yang dirasakan ketergantungan pada orang lain. Dua lainnya
antara lain seperti harus mengatur pola-pola menyatakan bahwa penyakitnya menghambat
hidupnya yaitu pola makan, pola minum aktivitasnya sehari-hari, misalnya seperti harus
(intake cairan), pola aktivitas dan pola datang ke tempat hemodialisa dan tidak
3

bekerja, penderita merasakan efek dari dapat menyebabkan depresi akibat sakit kronis
hemodialisa yang kurang mengenakkan yang mendahuluinya.
sehingga perlu istirahat beberapa saat. Depresi menjadi salah satu masalah
Penderita GGK sebagian besar psikologi yang serius karena dapat mengarah
mengungkapkan perasaannya saat ini bahwa pada bunuh diri, mengundurkan diri dari terapi,
penderita GGK merasa lelah dan bosan karena dan penurunan kemampuan untuk bertahan
harus meminum obat rutin dan menjalani hidup. Individu yang mengalami depresi
pengobatan seumur hidup. Pasien merasa cenderung membuat keputusan umum,
malu, baik didepan keluarga dan masyarakat pemaknaannya mungkin menjadi pasti negatif,
akibat perubahan fisik yang dialaminya. Pasien ekstrim, dan absolute. Menurut Beck (1967)
mengakui memiliki persepsi negatif terhadap bahwa kesalahan sistematik dalam pemikiran
tubuhnya sendiri, pasien seringkali tidak menambah kepercayaan terhadap kekuatan
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi terhadap konsep negatifnya, walaupun bukti
pada dirinya seperti nafas berbau gas atau bau yang sebenarnya sangat berlawanan. Individu
pesing, kulit kering dan menghitam, kulit yang secara efektif terfokus pada peristiwa-peristiwa
terasa gatal, serta perut, mata, tangan dan kaki negatif dan mengabaikan hal-hal positif.
yang bengkak (oedema). Individu mengekspresikan perasaannya bahwa
Efek fisik yang dimunculkan sejak tak ada satupun yang berjalan dengan benar.
menderita divonis gagal ginjal kronis seperti Pendapat Beck ini didukung oleh Burn (1998),
tekanan darah rendah, kram otot, muntah, bahwa reaksi emosional disebabkan cara
kedinginan, sakit dada, sakit punggung, berpikir individu. Informasi GGK dan
demam, gangguan ritme jantung dan otak, sakit hemodialisa diproses di dalam pikiran
kepala, kulit mengering dan menghitam, perut kemudian individu memahami apa yang telah
buncit, kaki membengkak dan rambut rontok terjadi pada dirinya. Jika persepsi mereka
sering kali membuat penderita tertekan dan mengenai GGK dan hemodialisa merupakan
merasa malu. Perasaan malu yang terus sesuatu hal yang negatif maka tanggapan
menerus hadir inilah yang tentunya kan emosional individu akan abnormal. Akibat dari
membuat pasien gagal ginjal kronik semakin pemikiran negatif atau kekacauan mental dapat
memiliki self-esteem yang negatif dengan menimbulkan perasaan buruk sehingga sikap
merasa diri negatif, tidak adanya harapan dan pesimistik yang tidak logis memainkan peran
cita-cita. Perubahan-perubahan seperti self- utama dalam perkembangan gejala yang
esteem, peran kehidupan, pekerjaan, fisik serta dialami yaitu depresi.
sosial yang terjadi dalam kehidupannya Untuk individu yang mengalami depresi
semakin membuat pasien memiliki tekanan maka individu tersebut ingin melenyapkan
tersendiri dan memperburuk kondisi kesehatan gejala tersebut secepat mungkin. Individu tidak
pasien itu sendiri. Hal ini selanjutnya yang akan sanggup menjalani proses terapi yang
lama, yang membutuhkan waktu berbulan-
4

bulan atau bahkan bertahun-tahun sebelum penelitian ini digunakan strategi gabungan
berhasil. Mengingat tingginya angka antara pendekatan penelitian kuantitatif dan
prevalensi depresi pada pasien GGK, penulis kualitatif secara bersama-sama (Creswell,
merasa perlu untuk memberikan suatu 2009). Rancangan mixed methods studies yang
intervensi psikologi guna mengurangi tingkat akan digunakan adalah concurrent embedded
depresi yang terjadi. Salah satu intervensi yang design yaitu jenis rancangan yang
bisa digunakan dalam rangka menurunkan menggunakan metode sekunder sebagai
tingkat depresi pada penderita GGK adalah penunjang metode utama. Dalam penelitian ini,
CBT. data kuantitatif digunakan sebagai data utama
CBT adalah suatu bentuk intervensi yang sedangkan data kualitatif digunakan untuk
bertujuan untuk membantu seseorang mengeksplorasi proses yang dialami oleh
mengenali, mendahulukan, dan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan
menghubungkan pikiran, perasaan dan metode Quasi Experimental One Group Prtest-
simptom fisik dengan menggunakan teknnik Posttest Group Design dengan teknik
kognitif (pikiran) dan behavior (perilaku). CBT pengambilan sampel adalah purposive
memiliki asumsi bahwa pikiran, perasaan, dan sampling. Penelitian dilakukan untuk
perilaku mempengaruhi satu sama lain menganalisa perubahan tingkat depresi pasien
(Wesrbrook, Kennerley, and Krik, gagal ginjal kronik antara sebelum dan sesudah
2007).Kognitif berpengaruh terhadap reaksi terapi CBT. Responden berjumlah 3 orang. Uji
emosi dan perilaku seseorang. Kognitif statistik yang digunakan yaitu uji statistik
memberikan makna pada suatu situasi yang Wilcoxon.
membentuk pikiran, keyakinan, interpretasi
terhadap situasi tersebut. Perilaku berpengaruh Hasil Dan Pembahasan
dalam mempertahankan atau mengubah
Setelah serangkaian sesi intervensi
kondisi psikologis individu. Dengan mengubah
selesai dilaksanakan, peneliti melakukan
perilaku maka seringkali pikiran dan emosi
pengukuran mengenai simptom depresi. Dari
terhadap suatu hal akan turut berubah.
hasil pengukuran yang dilakukan setelah
Metode Penelitian intervensi terdapat perubahan simptom depresi
pada pasien gagal ginjal kronik yang ditandai
Pendekatan yang dilakukan dalam
dengan menurunnya simptom depresi yang
penelitian ini adalah metode campuran (Mixed
muncul pada diri pasien gagal ginjal kronik.
Methods Research) yang melibatkan
Pada ketiga subjek penelitian menunjukkan
pengumpulan atau analisa data kuantitatif
adanya penurunan skor BDI tingkat depresi
dalam studi tunggal dengan berubaya
dari tingkat depresi sedang ke tingkat depresi
mengintegrasikan dua pendekatan pada suatu
naik turunnya perasaan tergolong wajar.
atau dua lebih tahapan proses penelitian
Berikut merupakan hasil pengukuran pretest
(Creswell, 2009). Dengan kata lain dalam
5

dan posttest simptom depresi subjek penelitian Tabel 1 perubahan Derajat Simptom Depresi
Pretest-Posttest Subjek Penelitian
dengan menggunakan kuesioner BDI.
Subjek Pretest Posttest
HASIL PRETEST-POSTTEST
40 Nilai Keterangan Nilai Keterangan
S1 23 Depresi 9 naik turunnya
Sedang perasaan
20
tergolong wajar
S2 22 Depresi 8 naik turunnya
0 Sedang perasaan
S1 S2 S3
tergolong wajar
PRETEST 23 22 22
S3 22 Depresi 8 naik turunnya
POSTTEST 9 8 8 Sedang perasaan
PRETEST POSTTEST
tergolong wajar

Selain itu, berdasarkan hasil uji statistik Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa
Wilcoxon terhadap skor penurunan BDI setelah diberikan CBT terdapat penurunan
dengan bantuan SPSS 20 diperoleh nilai simptom depresi pada ketiga subjek. Pada S1,
asymp.sig (2-tailed) 0,014. Level signifikan terjadi penurunan tingkat depresi dari tingkat
yang digunakan dalam uji ini adalah 5% (- depresi sedang pada skor pretest 23 menjadi
0,05). Dimana 0,014 < 0,05, dengan demikian tingkat depresi normal dengan skor posttest 9.
dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan Pada S2 dan S3, terjadi penurunan tingkat
yang siginifikan antara nilai hasil pretest dan depresi dari tingkat depresi sedang pada skor
posttest. Dengan demikian, dapat dikatakan pretest 22 menjadi tingkat depresi naik
bahwa CBT yang diberikan pada ketiga subjek turunnya perasaan tergolong wajar dengan skor
penelitian sekitar satu bulan lamanya mampu posttest 8. Dengan demikian, dapat dikatakan
menurunkan tingkat depresi yang dialami oleh bahwa CBT yang diberikan pada ketiga subjek
penderita gagal ginjal kronik. penelitian sekitar satu bulan lamanya mampu
Selain itu, dari hasil observasi dan menurunkan tingkat depresi yang dialami oleh
wawancara didapatkan hasil bahwa subjek pasien gagal ginjal kronik.
mampu mempertahankan perilaku atau CBT pada penderita penyakit kronis
kegiatan yang dapat mendukung kesehatan seperti gagal ginjal bertujuan menunjukkan
karena merasakan mendapat manfaat dari keyakinan tentang penyakit yang diderita,
perubahan perilaku yang mendukung sekaligus keyakinan tentang dirinya yang
kesehatannya untuk mencapai harapan mampu mengganggu fungsi dan penyesuaian, juga
hidup lebih baik. Subjek terlihat mampu mempelajari cara yang efektif untuk mengelola
mengidentifikasi dan mengubah pikiran depresi dan penyakit itu sendiri (Jongsma, Jr
otomatis negative (NATs) dengan mencari Peterson, Bruce, 2006). Dalam intervensi yang
alternative pikiran yang lebih tepat sehingga dilakukan, hal-hal diatas telah diterapkan pada
dapat memberikan pengaruh perasaan dan subjek dimana latiihan-latihan yang dilakukan
perilaku menjadi lebih positif. seperti indentifikasi NATs, merubah pikiran,
merubah perilaku, penguatan dan relaksasi
6

mengarah pada pemecahan masalah agar dapat berperasaan positif sehari-harinya. Hal ini
menurunkan simptom depresi pasien gagal jugalah yang akhirnya mampu membuat
ginjal kronik. Dengan mengidentifikasi NATs, kesehatan para subjek menjadi mengalami
subjek diajak untuk mengidentifikasi pikiran- penurunan kesehatan kondisi fisik. Perubahan
pikiran yang dimiliki serta mencari bukti yang ini menunjukkan adanya penurunan tingkat
mendukung dan tidak mendukung atas depresi penderita gagal ginjal kronik pada
pemikirannya tersebut. Dengan mencari bukti ketiga subjek setelah mendapatkan intervensi
atas pemikiran negative yang dimiliki Subjek CBT. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari
akan diajak melihat fakta-fakta yang lebih CBT yang bertujuan untuk mengubah pikiran
benar dan positif. Subjek juga diajak untuk irasional menjadi lebih rasional sehingga
memahami dampak dari pikiran negative yang perasaan dan perilaku yang ditunjukkan juga
dimilikinya terhadap perasaan dan perilaku. berubah menjadi lebih positif.
Secara kontinu subjek diajarkan untuk secara Seligman (1975) menyatakan bahwa
mandiri memantau perasaan yang dirasakan penyakit kronis yang terus menerus berada
setiap harinya dan menyadari hal tersebut dalam tubuh, stabil atau bahkan memburuk
sebagai bentuk akibat pemikiran negative yang dapat menciptakan disfungsi yang tidak
dimilikinya. Setelah subjek mampu mengenali terkontrol, yang dapat beurjung pada kondisi
perasaan negative yang dimiliki kemudian depresi. Depresi dapat mengenai siapa saja,
subjek diajarkan cara meningkatkan perasaan tetapi orang-orang dengan penyakit kronis
positif dengan meningkatkan kegiatan positif seperti gagal ginjal memiliki resiko lebih tinggi
yang berguna untuk menggantikan perasaan (Steffens, Krishnan, Crump & Burke, 2002).
negative dengan perasaan yang lebih positif Kondisi fisik yang terganggu dengan berbagai
dan menunjang kesehatannya. macam kelainan metabolic hanyalah sebagian
Pengaruh CBT dapat pula terlihat dari penyebab yang membuat tatalaksana pasien
hasil wawancara dan observasi yang dengan kondisi ini menjadi lebih kompleks.
menunjukkan perubahan pada subjek setelah Selain itu faktor psikologis pada pasien dengan
diberikan intervensi sehingga simptom depresi kondisi penyakit ginjal kronik juga sangat
mengalami penurunan. Ketiga subjek dapat terpengaruh. Hal ini disebabkan selain perjalan
berpikir positif seperti berkurangnya perasaan penyakit yang panjang, ketidak mampuan
sedih, marah, kecewa terhadap lingkungan pasien dan perasaan tidak nyaman yang
maupun diri sendiri dimana sebelumnya subjek diakibatkan karena bergantung dengan mesin
meyakini bahwa pikiran negatifnya benar hemodialisis sering menjadi sumber putus asa
adanya dan NATs inilah yang kemudian yang mengarah kepada hendaya psikologis
menghambat Subjek meilhat fakta-fakta yang lebih lanjut seperti depresi. Kondisi gagal
ada. Dengan hadirnya NATs pada ketiga ginjal yang biasanya dibarengi dengan
subjek jelas memberikan hambatan kepada hemodialisis adalah kondisi yang sangat tidak
subjek untuk dapat berperilaku serta nyaman. Kenyataan bahwa pasien gagal ginjal
7

terutama penyakit ginjal kronik yang tidak bisa ada dalam dirinya. Pemikiran negative bahwa
lepas dari hemodialisis sepanjang hidupnya dirinya tidak berguna, gagal, tidak memiliki
menimbulkan dampak psikologis yang tidak harapan hidup dan akan segera meninggal
sedikit. Faktor kehilangan sesuatu yang membuat ketiga subjek mengalami kesedihan
sebelumnya ada seperti kebebasan, pekerjaan, hampir di sepanjang waktu tanpa adanya
dan kemandirian adalah hal-hal yang sangat kondisi yang memicu timbulnya perasaan
dirasakan oleh para pasien gagal ginjal yang sedih tersebut. Hal ini sesuai dengan Pendapat
menjalani hemodialisis. Hal inilah yang bisa Beck ini didukung oleh Burn (1998), bahwa
menyebabkan pasien gagal ginjal bisa reaksi emosional disebabkan cara berpikir
mengalami depresi. individu. Informasi GGK dan hemodialisa
Melalui intervensi CBT ini telah diproses di dalam pikiran kemudian individu
dilakukan selama 6 sesi serta 1 sesi follow-up memahami apa yang telah terjadi pada dirinya.
dalam satu bulan pertemuan. Pada sesi 1 Jika persepsi mereka mengenai GGK dan
dengan kegiatan psikoedukasi ketiga subjek hemodialisa merupakan sesuatu hal yang
mampu menyadari keterkaitan antara pikiran, negatif maka tanggapan emosional individu
perasaan, serta perilaku dalam menghadapi akan abnormal. Akibat dari pemikiran negatif
penyakit gagal ginjal kronik yang dideritanya. atau kekacauan mental ini akhirnya dapat
Pemberian psikoedukasi bertujuan untuk menimbulkan perasaan buruk sehingga sikap
memberikan pemahaman pada subjek masalah pesimistik yang tidak logis memainkan peran
yang sedang dialaminya terutama mengenai utama dalam perkembangan gejala yang
dampak psikologis gagal ginjal kronik yang dialami yaitu depresi.
dideritanya terhadap rendahnya harga diri Pemikiran negative yang dimiliki oleh
hingga sampai pada kondisi depresi. Selama pasien gagal ginjal kronik terhadap
menderita gagal ginjal kronik ketiga subjek penyakitnya ini kemudian akan memberikan
menyadari adanya efek psikologis yang tekanan tersendiri dan memperburuk kondisi
dirasakan namun subjek kurang memahami kesehatan pasien itu sendiri. Pemikiran ini
bahwa hal tersebut merupakan simptom- disebut sebagai penilaian kognitif primer yang
simptom depresi yang mempengaruhi akhirnya membuat subjek berpikiran bahwa
kehidupan sehari-harinya. Ketiga subjek dirinya adalah individu yang gagal, tidak
memiliki pikiran negative mengenai kondisi memiliki harapan dan penyakit sebagai sesuatu
gagal ginjal yang diderita. Dengan yang mengancam keterbatasan yang subjek
psikoedukasi subjek mampu menyadari dengan miliki.
dipeliharanya pikiran negative dalam diri Kemudian sesi terapi dilanjutkan dengan
berdampak pada munculnya emosi negative mengajarkan teknik identifikasi NATs. Pada
dan perilaku yang negative. Kondisi ini sesi II dengan kegiatan identifikasi NATs
dialami selama satu tahun terakhir dan terus terlihat subjek mampu mengidentifikasi
bergelayut dengan pemikiran negative yang NATsnya. Dalam sesi ini subjek semakin
8

yakin bahwa emosi negative yang mengarahkan subjek mengevaluasi dan


dirasakannya disebabkan oleh pikiran negative merubah NATs yang dimiliki. Peneliti melihat
yang dimilikinya. Pikiranpun mempengaruhi adanya perasaan tidak dihargai dan tidak
perilaku. Penilaian negative mengenai kondisi diperhatikan oleh keluarga serta lingkungan
sakit gagal ginjal kronik yang diderita seperti yang membuat Subjek merasa tidak berguna,
kehilangan atas penghargaan diri di hadapan malu, dan gagal sebagai seorang individu.
orang lain, kondisi sakit yang dianggap Perubahan-perubahan seperti harga diri, peran
memberikan keterbatasan menghambat kehidupan, pekerjaan, fisik serta sosial yang
motivasi subjek dalam mengatasi sakit yang terjadi dalam kehidupannya semakin membuat
diderita, serta adanya pikiran tidak mampu subjek merasa tidak beguna serta kehilangan
menghadapi sakitnya. Penilaian subjek semangat untuk menjalani kehidupan sehari-
terhadap kondisi gagal ginjal kronik hari. Dengan kondisi seperti ini pikiran-pikiran
menimbulkan adanya pemikiran otomatis negative yang dimiliki semakin melekat dan
negatif (NATs) yang kemudian mempengaruhi menetap. Setelah peneliti mengajak subjek
perasaan yang cenderung mengarah pada untuk mencari butki kebenaran atas
perasaan negative seperti sedih, kecewa, putus pemikirannya tersebut Subjek kemudian
asa sehingga saat berperilaku subjek cenderung menjadi mencoba untuk tidak mudah
malas beraktifitas dan menghindari situasi dipengaruhi oleh pikiran negative dengan
yang dianggap tidak dapat dilakukannya. menelaah kembali pikirannya tersebut sesuai
Setelah subjek mengetahui dampak dari atau tidak dengan kondisi sebenarnya.
pemikiran negtaif yang dimilikinya mampu Pada sesi berikutnya yaitu sesi IV subjek
memberikan pengaruh buruk terhadap emosi diajarkan secara mandiri memantau perasaan
dan perilaku kemudian subjek diajak untuk yang muncul dan diajarkan cara untuk
dapat berpikir lebih positif. Untuk dapat meningkatkan kegiatan positif guna
berfikir lebih positif subjek diajarkan cara mendukung kesehatan serta munculnya
untuk menganalisa pikiran yang lebih realistis perasaan positif. Pemantauan atau self-
dan dianggap lebih dapat dipertanggung monitoring terhadap perasaan yang muncul
jawabkan kebenarannya. Anggapan-anggapan setiap harinya dilakukan dengan Daily Mood
yang kurang tepat dalam pikiran subjek coba Scale. Dimana dengan Daily Mood Scale ini
untuk digantikan dengan anggapan yang lebih subjek secara mandiri diajak untuk
tepat dengan cara mencari bukti yang tidak mengevaluasi emosi yang mneyertai hari-
mendukung anggapan kurang tepat yang harinya dan diimbangi dengan peningkatan
selama ini diyakini oleh subjek. Hal ini kegiatan positif. Dengan menyadari
diharapkan dapat merubah kondisi subjek perasaannya maka subjek mampu memahami
untuk tidak terus berlarut-larut dalam bahwa perasaan juga dapat mempengaruhi diri
kesedihan dan menyalahkan diri sendiri. Pada dalam memiliki pemikiran dan perilaku
awalnya peneliti cukup kesulitan dalam negative. Ketika subjek menyadari bahwa
9

dalam kesehariannya lebih banyak muncul perilakunya membuat subjek menjadi senang,
emosi negative maka CBT berusaha untuk bersemangat serta memiliki harga diri positif
merubah emosi negative tersebut menjadi lebih dan terus mempertahankan perilaku yang
positif dengan meningkatkan kegiatan positif mendukung harapan serta kesehatannya. Hal
dan tentunya turut mendukung kesehatannya. ini sejalan dengan perubahan perilaku pada
Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi prinsip subjek yang tadinya tidak termotivasi untuk
CBT dimana Beck (2006) berpendapat bahwa melakukan aktivitas sehari-hari karena merasa
prinsip perilaku dapat mempengaruhi pikiran memiliki keterbatasan akibat gagal ginjal yang
dan emosi, dan memang seringnya merubah diderita menjadi lebih percaya diri dan yakin
perilaku adalah merupakan cara terbaik untuk bahwa subjek dapat beraktivitas walaupun
merubah emosi dan menguatkan pikiran dengan keterbatasan yang dimiliki saat ini.
menjadi lebih positif. Selain itu, subjek juga mampu mengelola
Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan perasaan negative yang mempengaruhi kondisi
yang semakin mendukung menetapnya pikiran gagal ginjal kronik dengan mengubah perasaan
positif pada diri subjek dengan mampu negative menjadi lebih positif dan menerima
mengubah pemikiran awal sebagai individu kenyataan yang ada sehingga pemikiran
yang gagal, tidak berguna dan memiliki negative (NATs) yang diyakini dapat dikurangi
keterbatasan hampir diseluruh aspek kehidupan atau dihindari dengan melihat fakta-fakta yang
menjadi indvidu yang memiliki kemampuan menentang NATs.
melakukan suatu kegiatan dan tidak gagal. Setelah mendapatkan intervensi CBT,
Dengan meningkatnya kegiatan positif yang subjek meyakini bahwa pikiran, perasaan dan
mampu dilakukan oleh subjek penelitian perilaku saling mempengaruhi. Keterkaitan
tentunya mampu membuat subjek tidak antara pikiran, perasaan dan perilaku sangat
berlarut-larut dalam kesedihan, kekecewaan mempengaruhi subjek dalam menghadapi
dan mampu melihat hal positif yang masih kondisi gagal ginjal kronik. Pikiran negative
dapat ia kerjakan dan hasilkan. yang menyebabkan subjek mengalami
Dengan proses ini maka subjek mampu perasaan sedih, kecewa dan gagal dengan
menyadari bahwa ketika pemikiran negative kondisi gagal ginjal kronik sehigga subjek
muncul maka subjek dapat melakukan kegiatan memilih untuk tidak melakukan kegiatan
yang positif dan lebih mampu memberikan seperti biasa dan tenggelam dalam kondisi
emosi negative yang biasanya akan mengikut putus asa yang berdampak pada depresi.
pemikiran negative yang muncul. Dengan Setelah mengetahui bahwa subjek dapat
perubahan kegiatan positif ini mampu mengatasi kondisi depresi dengan berpikir
membuat subjek untuk merubah perasaan positif, subjek berusaha untuk
menjadi lebih positif dan kembali menguatnya mempertahankan pikiran positif mengenai
pemikiran positif. Kondisi saat subjek kondisi gagal ginjal dan dapat membantu
mendapatkan dampak positif dari perubahan kondisi kesehatan.
10

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan kesehatan, serta memotivasi subjek untuk terus
bahwa secara kualitatif terdapat perubahan berpikir positif.
penurunan simptom depresi pada pasien gagal Saran
ginjal kronik yang ditandai dengan 1. Bagi Subjek Penelitian
meningkatnya pemikiran positif sehingga Disarankan subjek dapat menerapkan dan
mampu merubah perasaan dan perilaku mempertahankan apa yang telah diperoleh
negative menjadi lebih positif. Setelah sekitar selama terapi CBT diberikan dalam kehidupan
sekitar empat hari CBT selesai diberikan, hasil sehari-harinya, yaitu berpikir positif dan
pengukuran pada subjek penelitian masih realistis ketika menghadapi permasalahan
relative sama dengan ketika CBT selesai terkait penyakitnya
diberikan dimana tingkat depresi rendah dan 2. Bagi Profesi Terkait
harga diri yang positif. Hal ini menunjukkan Tenaga medis (dokter, perawat psikolog)
bahwa subjek penelitian cukup dapat perlu memberikan infromasi mengenai gagal
mempertahankan hasil intervensi yaitu ginjal terhadap pasien seperti penyebabnya,
pemikiran positif dan perilaku yang pengelolaannya, rangkaian terapi medis yang
mendukung kesehatannya. Kemampuan perlu diikuti dan pengaruhnya, fungsi obat-
mempertahankan hasil intervensi ini dapat obatan yang diminum dan kemungkinan
dikarenakan oleh hasil yang dirasakan oleh kesembuhan. Hal ini dapat membantu pasien
subjek penelitian dimana kesehatannya untuk dapat menerima kondisinya dan
semakin membaik dan intensitas emosi berusaha untuk mengelola kondisi
negative berkurang. Selain itu juga terdapat kesehatannya.
harapan subjek penelitian untuk dapat hidup 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
senormal mungkin meskipun dirinya menderita Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya
sakit gagal ginal kronik, sehingga sebagai penelitian dilakukan dengan lebih
bentuk komitmen dalam diri subjek penelitian. memperhatikan variable confounding yang
Kesimpulan Dan Saran mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian
Kesimpulan serta melibatkan support group, yaitu keluarga
Berdasatkan hasil penelitian, dapat dan sesama pasien gagal ginjal, dimana
disimpulkan bahwa CBT dapat menurunkan keluarga dapat memberikan bantuan pada
tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik. pasien gagal ginjal kronik dalam menghadapi
Hal ini terlihat melalui menurunnya tingkat sakitnya dan saling berbagi. Kedua hal tersebut
depresi pasien gagal ginjal kronik. Pengaruh diatas memberikan pengaruh positif pada
CBT pada tingkat depresi dapat dilihat pada pasien gagal ginjal kronik dalam melihat
menurunnya simptom depresi pikiran kondisi sakitnya.
negative, simptom emosi negative dan Daftar Pustaka
meningkatnya perubahan perilaku baru yang
mendukung kehidupan sehari-hari dan
11

Andri. (2013). Gangguan Psikiatrik Pada Sarandria. (2012). Efektifitas Cognitive


Pasien Penyakit Gagal Ginjal Behavior Therapy (CBT) untuk
Kronik. Journal: CKD-203/vol.40 Meningkatkan Self-esteem pada Dewasa
No.4. Muda. Tesis: Fakultas Psikologi program
Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
Beck, A. T., & Alford, BA.
Seligman, M.E.P. (1975). Helplessness: On
2009.Depression Causes and Depression, Development, and Death. San
Treatment (second edition). Francisco
Pennsylvania: university of
Pennsylvania. Sherwood L. 2001. Fisiologi manusia, dari
sel ke sistem. Jakarta: EGC
Brunner, Suddart. 2001. Buku ajar
Westbrook, D., Kennerley, H. & Kirk, J.
keperawatan medikal bedah Edisi (2007). An Introduction To Cognitive
8.Jakarta: EGC Behaviour Therapy Skills And
Applications. London: SAGE
Cresswell, 2009.Research design: Publications Ltd.
Qualitative, quantitative, and mixed _______, (2007). Coping with Depression:
methods approaches. USA: Library of Counseling and Psychological Service.
Congress Cataloging-in-Publication George Mason University.
Data http://www.ikcc.or.id/content.php?c=2&id
Fieldman, Greg. 2010. Cognitive Behavior =372
Therapyof Depression. USA: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/20
Cambridge University Press. 13/03/12/gagal-ginjal-menyerang-
Jongsma, Arthur E. 2006. Canada: Jhon usiamuda.
wiley & Sons, Inc., Hoboken, New https://www.kidney.org/professionals/KD
Jersey. OQI

Anda mungkin juga menyukai