Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI :


HALUSINASI PENDENGARAN

Oleh:
KELOMPOK II (DUA)

1. Finensia Manakutty NPM : 1420119122


2. NPM : 14201191
3. NPM : 14201191
NPM : 14201191
NPM : 14201191
NPM : 14201191
NPM : 14201191
NPM : 14201191
NPM : 14201190

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2021

PROPOSAL
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
HALUSINASI PENDENGARAN (SESI 1)

A. TOPIK
Mengenal dan mengontrol halusinasi

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengatasi halusinasi yang dialami
2. Tujuan Khusus
1. Klien mampu mengungkapkan definisi, tanda dan gejala halusinasi
2. Klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien dapat mengenal situasi terjadinya halusinasi
4. Klien dapat mengenal perasaannya saat terjadi halusinasi

C. LANDASAN TEORI
1. Latar Belakang
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi.
Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi
yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang
agak sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien
sedih atau yang dialamatkan pada pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar
atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa pula pasien terlihat seperti bersikap
dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia menjawab pertanyaan
seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap
halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini kadang-
kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
Salah satu penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa karena adanya
stressor psikosial. Pelayanan perawatan kesehatan jiwa bukan hanya ditujukan
pada klien dengan gangguan jiwa tetapi juga dapat ditujukan pada semua orang
dan lapisan masyarakat agar tercapai sehat mental dan hidup secara produktif.
Peran perawat pada klien meliputi aspek promotif, preventif kuratif
danrehabilitatif. Promotif adalah memberikan penjelasan tentang gangguan jiwa,
gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran pada masyarakat umum,
mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala sampai dengan komplikasi
yang akan terjadi bila tidak segera ditangani.
Preventif adalah memberi penjelasan cara pencegahan pasien dengan
gangguan jiwa terutama dengan pasien gangguan sensori persepsi: halusinasi
pendengaran. Kuratif yaitu peran perawat memberikan asuhan keperawatan pada
pasien gangguan jiwa terutama dengan gangguan sensori persespsi: halusinasi
pendengaran secara mandiri serta memberikan obat-obatan sebagai tindakan
kolaborasi dengan dokter. Rehabilitatif peran perawat dalam memperkenalkan
pada anggota keluarga cara merawat pasien dengan gangguan jiwa terutama
dengan gangguan sensori persepsi: halusiansi pendengaran di rumah.
Salah satu tindakan promotif pada pasien halusinasi adalah dengan terapi
aktifitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu
terapi modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang saling bergantug, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memprbaiki perilaku yang lama yang
maladaptif (Keliat, 2005). Terapi Aktivitas Kelompok Stimilasi Persepsi adalah
terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman
dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau altrnatif (Keliat, 2005). Terapi aktivitas
kelompok ini secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan
kearah yang lebih baik pada klien dengan riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat
dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi kemarahan setelah dilakukan terapi
aktivitas kelompok sebesar 60,4% (Fefendi, 2008). Pada terapi aktivitas stimulasi
persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus
yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada
tiap sesi. Dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus
dalam kehidupan menjadi adaptif (Keliat, 2005).

2. Definisi
Menurut Direja, (2012) Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal, klien memberikan persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek rangsangan yang nyata.
Halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indra tehadap lingkungan tanpa
ada stimulus atau rangsangan yang nyata. Sedangkan halusinasi pendengaran
adalah kondisi dimana klien mendengar suara terutama suara-suara orang yang
sedang membicarakan apa yang dipikirkannya dan memerintahkan untuk
melakukan sesuatu. (Stuart, 2007).

3. Tanda dan Gejala Halusinasi


 Cenderung mempunyai rasa curiga
 Cenderung berprilaku merusak diri, orang lain dan lingkungan sekitar
 Kurang perhatian terhadap diri dan lingkungannya
 Bicara sendiri dan tidak beraturan / tidak nyambung
 Tidak dapat membedakan kenyataan dan khayalan
 Cenderung menarik diri
 Tiba-tiba dan menyerang
 Menolak makan
 Sulit tidur

4. Jenis-jenis Halusinasi
1. Halusinasi dengar : klien mendengar bunyi/ suara yang tidak ada hubunganya
dengan stimulus yang nyata/ lingkungan.
2. Halusinasi pengelihatan: klien melihat gambaran yang jelas/ samar terhadap
adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya.
3. Halusinasi penciuman: klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber
tertentu tanpa stimulus yang nyata.
4. Halusinasi pengecapan; klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya
merasakan rasa makanan yang tidak enak.
5. Halusinasi perabaan: klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus
yang nyata
6. Halusinasi kinestik : klien merasa badannya bergerak dalam suatu ruangan atau
anggota badannya bergerak.
7. Halusinasi visceral : perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.

5. Fase-fase Halusinasi
1. Fase 1
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut
diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa sulit
karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba,
dikhianati kekasih, masalh dikampus, hutang, penyakit, dll. Masalah terasa
menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan persepsi
terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsungnya terus- menerus
sehingga terbiasa menghayal.
persepsi terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsungnya terus-
menerus sehingga terbiasa menghayal.
2. Fase 2
Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti perasaan cemas, kesepian,
perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan fikiran pada timbulnya
kecemasan. ia beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia
kontrol bila kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan klien
merasa nyaman dengan halusinasinya.
3. Fase 3
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias. Klien
merasa tidak lagi mampu mengontrol dan mulai berupaya menjaga jarak antara
dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang lain
dengan intensitas waktu yang lama.
4. Fase 4
klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abnormal yang datang, klien
dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai fase
psikotik.
5. fase 5
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan
datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau
perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama
minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak mendapat komunikasi terapeutik.
Terjadiya gangguan psikotik berat.
D. KLIEN
1. Karakteristik/kriteria
 klien indikasi halusinasi
 klien sudah tenang dan kooperatif
 klien dalam kondisi fisik yang baik

2. Proses seleksi
Proses seleksi dilakukan dngan cara mengobservasi klien selama beberapa hari.
Pasien yang diikut sertakan pada kegiatan TAK antara lain: Tn.W.P, Ny. W.S, Ny.
E. Ny. A, Ny.G, Ny.D

E. PENGORGANISASIAN

1. Waktu
Hari/Tanggal : Kamis, 02 Desember 2021
Jam : 09.00-11.00 WIB
Tempat : RSKD Ambon

2. Tim terapis
1. Leader : Finensia Manakutty
Tugas:
 Memimpin jalannya kegitan
 Menyusun rencana aktivitas kelompok
 Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
 Menfasilitasi setiap anggota untuk mencapai tujuan
 Sebagai role model
 Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik mengungkapkan perasaan dan pikiran.
 Menciptakan suasana dimana anggota dapat menerima perbedaan dalam
perasaan dan perilaku dengan anggota lain dan klien.
 Membuat tata tertib bagi anggota kelompok demi kelancaran diskusi
2. Co-leader: Gabriella Huliselan
Tugas:
 Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pimpinan
 Mengingatkan pimpinan bila diskusi menyimpang
 Bersama leader menjadi contoh untuk kerjasama yang baik
3. Fasilitator: 1. Elva Nur Bugis
2. Hawa Marasabessy
3. Wa Eka Safitri
4. Gledis Souhika
5. Eka Patty
6. Dolvina Latupeirissa
Tugas:
 Menyiapkan alat yang akan diperlukan
 Menfasilitasi klien saat pelaksanaan TAKS
 Memotivasi klien saat pelaksanaan TAKS
Observer: Syahreni
 Tugas:
 Mengobservasi perserta dan seluruh kegiatan pada saat pelaksanaan
 Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
 Memberi umpan balik pada kelompok

4. Observer : Fitriyani Rumoga


Tugas:
 Mengobservasi jalannya terapi
 Menyimpulkan perilaku klien selama jalannya terapi
 Menyimpulkan hasil dari terapi yang dilakukan

F. METODE
Metode yang digunakan adalah
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
 Role play/bermain peran/simulasi
G. ALAT YANG DIGUNAKAN
Media:
1) Huruf dari kertas karton
2) Lembar balik
3) Papan nama
Setting Tempat

Keterangan Gambar:

: Klien / pasien

: leader

: co leader

: fasilitator

: observer
H. PROSES PELAKSANAAN
1) Orientasi
a) Salam perkenalan/salam terapeutik.
b) Validasi dan menannyakan perasaan klien.
c) Meminta masing-masing anggota kelompok memperkenalkan diri
d) Kontrak waktu.
e) Penjelasan tujuan diadakan TAK dan aturan mainnya.

2) Kerja
Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal
suara-suara yang didengar tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan
perasaan klien pada saat terjadi
b) Klien menyusun huruf yang terbuat dari karton sesuai kata yang diinginkan oleh
terapis. Bagi klien yang tidak selesai pada waktunya maka akan menerima hukuman
yaitu dengan menceritakan isi halusinasi, kapan terjadi halusinasi, situasi yang
membuat halusinasi, perasaan klien saat halusinasi dan cara klien mengontrol
halusinasi.
c) Beri pujian setiap klien selesai cerita.
d) Klien yang sudah mendapat giliran bercerita tidak mengikuti permainan lagi.
e) Ulangi sampai semua anggota kelompok (pasien) mendapat giliran.
f) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
3) Terminasi.
a) Evaluasi
Evaluasi respon subjektif
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Memberikan reinforcement terhadap prilaku klien yang positif Evaluasi respons
objektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan dengan tujuan).
b) Tindak lanjut (apa yang dapat dilaksanakan setelah TAK).
 Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab halusinasi,
tanda dan gejala; halusinasi yang terjadi ; serta akibat halusinasi
 menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala ; halusinasi yang belum
diceritakan.

c) Kontrak yang akan datang


 Menyepakati belajar cara kedua untuk mencegah halusinasi
 menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
I. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuaan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK gangguan persepsi sensori: halusinasi sesi 1kemampuan yang
diharapkan adalah mengetahui isi halusinasi,menyebut waktu terjadinya halusinasi,
menyebutkan situasi halusinasi yang muncul, menyebutkan perasaan saat
berhalusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut:

FORMAT PENILAIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SESI 1


STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN HALUSINASI

No Nama Menyebut Menyebut Menyebutkan Menyebutkan


Klien isi waktu terjadi situasi halusinasi perasaan saat
halusinasi Halusinasi yang muncul berhalusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi
dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda
X jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/proposal-terapi-aktifitas-kelompok-halusinasi-pendengaran-
sesi-1-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai