Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS TUMBUH KEMBANG ANAK SEHAT

Mata Kuliah Keperawatan Anak Program Profesi Ners

Tanggal Praktik 23 -31 Desember Tahun Akademik 2020

Nama : Lusi Febrina

NPM : 420J0041
Laporan Pendahuluan

(Askep Tumbuh Kembang Pada Pra Sekolah Usia 4 – 5 Tahun)

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besat, jumlah,


ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu. Yang bisa di ukur dengan
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan
keseimbangan metabolis (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). (Armini W.N.,
dkk, 2017).

Pertumbuhan (growth) mempunyai ciri- ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,


perubahan proposi, hilangnya ciri – ciri lama, serta munculnya ciri- ciri baru.
Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda – beda di setiap
kelompok umur dan masing – masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan
berbeda. (Marmi dan Rahardjo Kukuh, 2015).

Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses
diferensiasi sel –sel, jaringan, organ, dan sisitem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing – masing dapat memenuhi fungsinya. (Marmi dan Rahardjo
Kukuh, 2015).

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Pra Sekolah (4-5 tahun)


Pada usia 4 tahun pertumbuhan berat badan anak menurut wong (2008) dapat
naik 2 – 3 kg/ Tahun dan pertumbuhan tinggi badan naik mencapai dua kali panjang
lahir, penambahan 5 – 7,5 cm/ Tahun. Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai
menurun dan terdapat kemajuandalam perkembangan motorik serta fungsi sekresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pertumbuhan dasar
yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama 3 tahum pertama kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan sel – sel otak masih berlangsung dan terjadi
pertumbuhan serabut syaraf dan cabang – cabangnya, sehingga terbentuk jaringan
syaraf dan otak yang kompleks.
Perkembangan motorik kasar pada anak usia 4 tahun adalah anak mulai
berjinjit, melompat, meloncat dengan satu kaki, menangkap bola dan melempar dari
atas kepala, sedangkan untuk motorik halus anak mulai menggunakan gunting dengan
lancar, menggambar kotak, menggambar garis, membuka dan memasang kancing.
Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan
jari – jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang
dan menggambar orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda,
makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, membuat coretan di kertas,
menunjukkan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan.
Perkembangan kognitif dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi,
dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah, dapat
memberikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal, dapat
memahami konsep dahulu, sekarang, dan yang akan datang.
Perkembangan bahasa mengerti kebanyakan kata – kata abstrak, memakai
semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan
kata depan, menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal, dapat memakai
kalimat mejemuk dan gabungan.
Tahap perkembangan psikososial anak pada usia 4 tahun, menurut Erick
erickson dalam Sulistyawati (2014) adalah Inisiatif >< Rasa Bersalah. Pada tahap ini,
anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini
juga, mereka mengalami pengembangan inisiatif/ ide sampai pada hal – hal yang
berbau fantasi.

C. Etiologi Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Menurut (Marmi dan Rhardjo Kukuh, 2015), terdapat 2 faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu :
a. Faktor Herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu ras,
suku, dan jenis kelamin (Marlaw, 1998 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin
ditentukan sejak dalam kandungan. Anak laki – laki setelah lahir cenderung
lebih besar dan tinggi dari pada anak perempuan, hal in akan nampak saat anak
sudah mengalami massa pra pubertas. Ras dan susku bangsa juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia
memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku asmat dan
irian berkulit hitam.
b. Faktor lingkungan
1) Lingkungan pre – natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan
nutrisi karena ibu kurang mendapatkan asupan gizi yang baik, gangguan
endokrin pada ibu (diabetes melitus), ibu yang mendapatkan terapi
sitostatika atau mengalamni infeksi rubella, toxoplasmosis, sifilis dan
herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat
menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.
2) Lingkungan pos – natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan setlah bayi lahir adalah :
a) Nutrisi
b) Budaya lingkungan
c) Status sosial dan ekonomi keluarga
d) Iklim atau cuaca
e) Olahraga atau latihan fisik
f) Status kesehatan
g) Faktor hormonal

D. Ciri – Ciri Tumbuh Kembang


Berikut ini adalah ciri – ciri tumbuh kembang, antara lain sebagai berikut :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi samapai dengan
maturitas (dewasa) yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan, tumbuh
kembang sudah terjadi sejak bayi di dalam kandungan hingga setelah
kelahirannya. Sejak kelahirannya itulah tumbuh kembang anak mulai diamati.
2. Dalam periode tertentu, terdapat masa percepepatan atau perlambatan serta laju
tumbuh kembang yang berlainan diantara organ – organ. Terdapat tiga periode
pertumbuhan cepat, yaitu pada masa janin, bayi, dan pubertas. Pertmbuhan organ
– organ manusia mengikuti empat pola yaitu pola umum, limfoid, neural dan
reproduksi.
3. Pola perkembangan bersifat relatif sama pada semua anak, tetai kecepatannya
berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya.
4. Perkembangan erat hubunganya dengan maturasi sisitem sususan saraf.
Contohnya tidakada latihan yang dapat menyebabkan abak dapat berjalan sampai
sistem saraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktik akan
menghambat kemampuan ini.
5. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon yang khas. Misalnya bayi akan
menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya jika melihat sesuatu yang
menarik. Namun, anak lebih beesar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda
tersebut.
6. Arah perkembangan adalah sefalokaudal. Langkah pertama sebelum berjalan
aslah menegakkan kepalanya.
7. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakkan volunteer tercapai. (Sulistyawati Ari, 2014).

E. Kebutuhan Dasar Anak


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar :
1. Kebutuhan Fisik Biomedis (Asuh)
a) Pangan/ gizi merupakan kebutuhan terpenting
b) Perawatan kesehatan dasar, anatara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi / anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dan lain –
lain.
c) Papan / pemukiman layak
d) Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
e) Sandang
f) Kesegaran jasmani, rekreasi dan lain –lain
2. Kebutuhan emosi/ kasih sayang (Asih)
Kasih sayang dari orang tuanya (Ayah – Ibu) akan menciptakan ikatan yang erat
(boding) dan kepercayaan dasar (basic trust). Hubungan yang erat dan selaras
antara ibu/ pengganti ibu dengan anak merupakan syarat yang mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras , baik fisik, mental maupun psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (Asah) ini mengembangkan perkembangan
mental psikososial, kecerdasan, keterampilan , kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral etika, produktivitas dan sebagainya. (Armini W. N., dkk,
2017).

F. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak


1. Gangguan perkembangan fisik
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas
normal dan gangguan pertumbuhan di abwah normal. Pemantauan berat badan
dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) dapat dilakukan secara mudah
untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Lingkar kepala juaga menjadi salah
satu parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak. Apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat
diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis, ataupun hanya
merupakan variasi normal. (Adriana Dian, 2017).
2. Gangguan penglihatan dan pendengaran
Deteksi dini gangguab penglihatan dan pendengaran juga perlu dilakukan
untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jeni gangguan yang
dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturaritas visual yang terlambat,
gangguan refraksi, juling, nistagmus, ambliopia, buta warna dan kebutaan akibat
katarak, neuritis optik, glaukoma dan lain sebagainya. (Adriana Dian, 2017).
3. Gangguan perkembangan motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Salah satu penyebabnya adalah kelaianan tonus otot atau penyakit neuromuskuler.
Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik
sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia atau hipotonia. Kelainan sumsum
tulang belakang sperti spina bifida juga dapat menyababkan perkembangan
motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia atau hipotonia. Serta juga
dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Faktor lingkungan
serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan belajar seperti
sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan
dalam mencapai kemampuan motorik.
4. Gangguan perkembangan bahasa
Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh sistem perkembangan
anak. Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan motorik, psikologis,,
emosional dan prilaku. Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat
diakibatkan oleh berbagai faktor yaitu faktor genetik, gangguan pendengaran,
intelegensi rendah,, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang
terlambat dan faktor keluarga.
5. Gangguan emosi dan perilaku
Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan
yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu ganguan yang muncul
pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruhi
interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat di alami
anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan
mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi
autisme, serta gangguan prilaku dan interaksi sosial. (Andriana Dian, 2017).
Autisme sendiri merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak
yang gejalanya muncul sebelum anak usia 3 tahun. Pervasif berarti meliputi
seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat
yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang
ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku. Selain itu, terdapat pula gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan
untuk memusatkan perhatian dan seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
(Kemenkes RI, 2012).
G. Stimulasi Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
1. Kemampuan gerak kasar
a) Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan, antara lain : dorong agar anak main
bola, lari, lompat dengan 1 kaki, lompat jauh, jalan diatas apapan sempit/
permainan keseimbangan tubuh, berayunan – ayun dan memanjat.
b) Lombat balap karung, main engklek dan melompati tali.
2. Kemampuan gerak halus
a) Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan antara lain : ajak anak bermain
puzzle, menggambar, menghitung, memilih dan mengelompokkan,
memotong dan menempel gambar.
b) Mengerti tentang konsep “ separuh atau satu”.
c) Belajar mencocokkan dan menghitung.
d) Membuat gambar
e) Belajar menggunting
f) Belajar membandingkan besar/kecil, banyak-sedikit, berat-ringan
g) Belajar berkebun
3. Kemampuan bicara dan berbahasa
a) Stimulasi yang perlu untuk dilanjutkan antara lain : buat anak mau bertanya
dan bercerita tentang apa yang dilihat dan didengarnya, dorong anak sering
melihat buku buat agar ia melihat anda membaca buku, bantu anak dalam
memilih acara TV. Dampingi anak menonton TV dan jelaskan kejadian
yang baik dan buruk. Ingat bahwa berita TV dapat berpengaruh terhadap
perkembangan anak.
b) Belajar mengingat – ingat
c) Belajar mengenal huruf dan symbol
d) Mengenal angka
e) Membaca majalah
f) Mengenal musim
g) Membuat buku kegiatan keluarga
h) Mengunjungi perpustakan
i) Bercerita “ketika saya masih kecil”
j) Membantu pekerjaan dapur
4. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
a) Stimulasi kegiatan yang perlu untuk dilanjutkan antara lain : berikan tugas
rutin pada anak dalam kegiatan dirumah, ajak anak membantu di dapur dan
makan bersama anggota keluarga. Buat agar anak mau bermain dengan
teman sebayanya. Ajak anak berbicara tentang apa yang dirasakan anak,
bersama – sama anak buatlah rencana jalan- jalan sesering mungkin.
b) Membentuk kemandirian dan membuat album keluarga
c) Membuat boneka atau menggambar orang
d) Mengikuti aturan permainan/ pertunjukan
e) Bermain kreatif dengan teman –temannya. ( Suriadi dan Rita , 2010)

H. Kebutuhan Imunisasi
I. Analisa Data
No Data-Data Penyebab Masalah
(Subjektif-Objektif) Masalah Keperawatan
1 Ds : Keadaan tumbuh Resiko Cedera
Keluarga mengatakan bahwa kembang dan
anaknya suka jatuh saat bermain lingkungan
Do :
- Tampak banyak bekas luka
ditangan , dikaki.
2 Ds: Kurang informasi Kurang
keluarga mengatakan tidak tahu tentang tahap pengetahuan
proses tumbuh kembang yang perkembangan
terjadi pada anak anak
Do:
-     Tampak kurang motivasi
belajar
-     Tidak peduli pendidikan yang
seharusnya
- -    Tampak terhambat masa
tumbuh kembang anak

J. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terhadap cedera b/d keadaan tumbuh kembang dan lingkungan.
2. Kurang pengetahuan orang tua b/d kurangnya informasi tentang tahap
perkembangan anak

K. Rencana Asuhan Keperawatan


No Diagnosa Outcome Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Risiko terhadap Setelah a. Awasi anak saat Anak bebas dari
cedera b/d keadaan dilakukan makan, mandi, cedera dan fraktur
tumbuh kembang Penkes Ibu bermain, potensial berbahaya
dan lingkungan dan Anak eliminasi diidentifikasi dan
dapat memilih b. Lindungi kaki lingkungan rumah,
jenis anak keluarga akan
permainan dengansandal/se menekankan dan
yang sesuai patu mendemonstrasikan
dengan c. Beri makan yang kegiatan yang aman
usianya yang aman untuk usia dirumah
tidak mem anak
bahayakan d. Periksa suhu air
mandi sebelum
dimandikan
2 Kurang Setelah a. Jelaskan pada Orang tua mampu
pengetahuan orang dilakukan orang tua tentang memahami dan
tua b/d kurangnya Penkes oleh proses tumbang dapat memantau
informasi tentang tenaga yang terjadi. harapan Sesuai
tahap kesehatan b. Bantu ibu/orang perkembangan
perkembangan pada tua untuk anak
anak kegiatan mengerti dan
Posyandu mengetahui
diharapkan tentang tahapan
ibu tumbang yang
mengetahui dilewati anak
BB sesuai dengan masa
usianya pertumbuhan dan
perkembangan.
c. Anjurkan ibu
membaca
berbagai tips
perawatan anak
DAFTAR PUSTAKA

Adriana Dian, 2017. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.

Armini W.N., dkk, 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: ANDI.

Dinkes Lam-Tim, 2016. Profil Data Kesehatan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016.
Lampung: Dinas kesehatan lampung timur.

Jurnal Handayani S.D., dkk, 2017. Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Anak Dari
Orang Tua Yang Bekerja. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 20, No.1.

Jurnal Lestari D.R., dan Novadela Tri, 2016. Faktor Posnatal Yang Berhubungan Dengan
Perkembangan Anak Balita Diwilayah Lampung Utara. Jurnal Keperawatan. Vol XII. No.2.

Kemenkes RI, 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: Kemenkes RI

Marmi dan Rahardjo Kukuh, 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Soetjiningsih dan Ranuh Gde, 2017. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Sulistyawati Ari, 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Suriadi dan Yuliani Rita, 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. SAGUNG
SETO.

Wong, Donna L et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol. 1. Ed. 6. Jakarta : EGC.
Asuhan Keperawatan Tumbuh Kembang

Tgl / Jam Pengkajian : 23 -24 Desember 2020/ jam 14.00 – 21.00

A. Pengkajian Data
I. Identitas Klien
Nama Klien (inisial) : An. O
Tempat/ tanggal Lahir : Indramayu/ 23 September 2020 (5 tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan :-
Alamat : Karanganyar

Nama orang tua


Nama Ayah : Tn. A
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Sarjana

Nama Ibu : Ny. Y


Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : Sarjana

II. Keluhan Utama


Ibu anak mengatakan bahwa anaknya tidak ada masalah khusus, hanya
setelah bermain si anak jarang mencuci tangan dan anaknya sangat aktif bermain
sehingga kurang untuk tidur siang.

III. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu anak mengatakan bahwa tidak ada masalah khusus, hanya saja setelah
bermain si anak jarang mencuci tangan.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ibu anak mengatakan bahwa bulan agustus anaknya pernah terjatuh di
kamar mandi sehingga membuat luka robek di bagian dagu.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan bahwa keluarga nya tidak mempunyai penyakit turunan
seperti DM (diabetes melitus), jantung dan hipertensi atau penyakit menular
seperti TBC.
Genogram :

: Klien (Perempuan)

: Perempuan

: Laki - Laki

4. Pola Pemenuhan Kebutuhan


a. Nutrisi
Ibu mengatakan bahwa anaknya sejak dia lahir haya diberikan ASI 3
bulan dikarenakan ASI sudah tidak keluar hanya diberikan susu formula.
Setelah 6 bulan diberikan MPASI dan sampai sekarang anaknya diberikan
makanan 4 Sehat 5 Sempurna.
b. Istirahat / Tidur
 Tidur Siang : Ibu mengatakan anaknya tidur hanya ± 2 jam
terkadang tidak tidur siang karena suka bermain.
 Tidur Malam : Ibu mengatakan anakanya tidur ± 8 jam.

c. Mandi / Personal Hygiene


 Pagi : Ibu mengatakan anaknya mandi pukul 07.00 wib
 Sore : ibu mengatakan anaknya mandi pukul 16.00 wib
d. Eliminasi
 BAK : 5 – 6 x/hari / warna kuning jerinih
 BAB : 1 x/hari jika pagi saja / konsistensi bab lunak
e. Aktifitas
Ibu mengatakan bahwa anaknya aktif bermain dengan teman sebayanya
dan sepupunya.
f. Pengkajian Fisik
a) Keadaan Umum : Compos Mentis / Baik
b) Pengukuran Pertumbuhan (Antroprometri)
 Berat Badan : 18, 8 kg
 Tinggi Badan : 109 cm
 Lingkar Kepala : 49 cm
c) Pengukuran fisiologis (TTV)
 Suhu : 37,0 ºC
 Nadi : 110 x/ menit
 Respirasi : 27 x/menit
d) Penampilan Umum
 Kepala
Rambut : Hitam / Tidak Rontok
 Muka : Wajah simetris, Tidak Pucat
 Mata : Mata kanan kiri simetris, tidak ada kelainan,
sclera berwarna putih, bersih, conjungtiva
merah muda.
 Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang
keluar bersih
 Hidung : Hidung simetris, nersih , tidak ada benjolan
atau kelainan.
 Mulut : Bibir berwarna merah muda , tidak ada
stomatitits, gusi tidak bengkak/ berdarah, mulut
tidak berbau.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Dada : tidak ada retraksi, tidak ada kelainan
 Kulit : Turgor baik, kulit bersih
 Perut : Tidak ada nyeri tekan, tidak kembung
 Ekstremitas : Kedua tangan dan kaki bis bergerak bebas,
tidak ada kelainan, jari – jari tangan dan kaki
lengkap
IV. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS : Keadaan lingkungan Potensial perubahan
Ibu mengatakan tidak ada pertumbuhan dan
masalah khusus , perkembangan
perkembangan anaknya
seperti anak normal
dengan seusianya.

DO :
- Anak bisa
bersosialisasi, mampu
dan menerima apa
yang saya sampaikan.
- Suka bermain dengan
temannya.
DS : Kurang pengawasan Resiko Cedera
Ibu mengatakan bahwa
anaknya aktif sehingga
pernah terjatuh di kamar
mandi

DO :
- Anak selalu bermain
dengan teman
sebayanya.
- Tampak ada luka di
bagian dagu
DS : Kurang pemahaman cuci Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan bahwa tangan cenderung beresiko
anaknya suka tidak
mencuci tangan sesudah
bermain dengan
temannya

DO :
- Tampak kotor tangan
anaknya saat selesai
bermain
- Tidak pernah mencuci
tangan
V. Diagnosa Keperawatan
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
keadaan lingkungan.
2. Resiko Cedera berhubungan dengan kurang pengawasan
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubngan dengan kurang
pemahaman cuci tangan

VI. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Outcome Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Potensial perubahan Setelah 1. Pantau 1. Dapat
pertumbuhan dan dilakukan tumbuh mengetahui
perkembangan tindakan kembang tentang
asuhan anak tumbuh
berhubungan dengan
keperawatan 2. Kaji Stimulasi kembangny
keadaan lingkungan selama 3 x 2 pertumbuhan a
jam ibu dan anak 2. Untuk
anak dapat 3. Beritahu hasil meningkatk
memahami / pemeriksaan an tumbuh
perubahan anaknya kembangny
tumbuh kepada a
kembang pada ibunya 3. Dukungan
anak dengan orang tua
kriteria hasil : tentang
- Ibu hasil
memahami tumbuh
apa yang kembang
dijelaskan. anaknya
- Ibu
memantau
tumbuh
kembang
anaknya
- Anak
dapat
memahami
tentang
apa yang
di ajarkan/
dilakukan
motorik
kasar dan
halus.

2. Resiko Cedera Setelah 1. Kaji bagaimana 1. Untuk


berhubungan dengan dilakukan orang tua melindungi
kurang pengawasan tindakan mengawasi anak dari
keperawatan cedera
anak bermain
selama 3 x 2 2. Sediakan 2. Untuk
jam anak / lingkungan mengurangi
orang tua aman untuk kecelakaan/
tidak terjatuh
anak.
mengalami berulang.
cedera 3. Menghindarka
berulang : n lingkungan
- Klien yang berbahaya
terbebas
dari cedera
- Klien
mampu
menjelask
an cara /
metode
untuk
mencegah
cedera
- Kebutuhan
anak
terpenuhi
(ASUH)
3. Perilaku kesehatan Setelah 1. Melakukan 1. Dapat
cenderung beresiko dilakukan edukasi memahami
berhubngan dengan tindakan terhadap orang tentang cuci
keperawatan tua dan anak tangan
kurang pemahaman
selama 3 x 2 2. Mampu 2. Dapat
cuci tangan jam orang tua melakuan dan menerapkan
dan anak menerapkan cuci tangan
dapat langkah –
melakukannya langkah cuci
dengan tangan dengan
kriteria hasil : benar dan baik
- Mampu
menjelaska
n dan
maham
tentang
cuci tangan
- Mampu
menerapka
n cara
mencuci
tangan
dengan
baik dan
benar.

VII. Implementasi dan Evalusi


Tanggal 26 desember 2020

No Tanggal / waktu DX Implementasi Evaluasi


1. 26 – 12 - 2020 / 1 1. Memantau tumbuh S:
15.00 – 17.00 kembang anak O : anak mampu
2. Mengkaji mengikuti stimulasi
Stimulasi yang diajarkan, untuk
pertumbuhan anak memasang puzzle
(berat badan, tinggi belum terlalu mengerti
badan, lingkar A : masalah belum
kepala, bermain teratasi
lompat , bermain P : lanjutkan
menggambar, intervensi
menulis lingkaran,
memkai baju
sendiri, bermain
puzzle)
3. Beritahu hasil
pemeriksaan
anaknya kepada
ibunya
26 – 12 – 2020 / 2 1. Kaji bagaimana S:
15.00 – 17.00 orang tua O : anak tampak
mengawasi anak bermain sendiri
bermain dengan temannya
2. Sediakan tanpa ditemani oleh
lingkungan aman orang tua. Saat ke
untuk anak. kamar mandi tidak
3. Menghindarkan didampingi oleh
lingkungan yang orangtua dan kamar
berbahaya mandi tampak licin.
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi

3. 26 – 12 – 2020 / 3 1. Melakukan edukasi S : ibu mengatakan


15.00 – 17.00 terhadap orang tua bahwa dia sudah
dan anak mengajarkan cuci
2. Mampu melakuan tangan tapi si anak
dan menerapkan susah untuk
langkah – langkah melakukannya
cuci tangan dengan O : anak mau
benar dan baik ke melakukan mencuci
ibu dan anaknya tangan walaupun
belum lancar
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi

Tanggal 28 Desember 2020

No Tanggal / waktu DX Implementasi Evaluasi


1. 28 – 12 - 2020 / 1 1. Memantau tumbuh S:
15.00 – 17.00 kembang anak O : anak mampu
2. Mengkaji mengikuti stimulasi
Stimulasi yang diajarkan, untuk
pertumbuhan anak memasang puzzle
(bermain puzzle) A : masalah teratasi
3. Beritahu hasil sebagian
pemeriksaan P : lanjutkan
anaknya kepada intervensi
ibunya
2. 28 – 12 – 2020 / 2 1. Kaji bagaimana S:
15.00 – 17.00 orang tua O : anak tampak
mengawasi anak bermain sendiri
bermain dengan temannya
2. Sediakan ditemani oleh orang
lingkungan aman tua nya walaupun
untuk anak. sebentar. Lantai kamar
Menghindarkan masih sedikit licin dan
lingkungan yang kurang bersih
berbahaya A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi

28 – 12 – 2020 / 3 1. Melakukan edukasi S : ibu mengatakan


15.00 – 17.00 terhadap orang tua sudah mau cuci tangan
dan anak walupun harus
2. Mampu melakuan disuruh.
dan menerapkan O : anak tampak mau
langkah – langkah melakukan mencuci
cuci tangan dengan tangan walaupun
benar dan baik ke disuruh oleh ibunya
ibu dan anaknya A : masalah teratasi
sebagaian
P : lanjutkan
intervensi

Tanggal 29 – 12 – 2020

No Tanggal / waktu DX Implementasi Evaluasi


1. 29 – 12 - 2020 / 1 1. Memantau tumbuh S : ibu mengatakan
15.00 – 17.00 kembang anak anaknya sudah bisa
2. Mengkaji apa yang diajarkan
Stimulasi dan selalu diterapkan
pertumbuhan anak O : anak mampu
(belajar huruf) mengikuti stimulasi
3. Beritahu hasil yang diajarkan dan
pemeriksaan sudah paham
anaknya kepada mengenai belajar
ibunya huruf.
A : masalah teratasi
P : lanjutkan
intervensi

2. 29 – 12 – 2020 / 2 1. Kaji bagaimana S:


15.0 – 17.00 orang tua O : ibunya tampak
mengawasi anak menemani dan
bermain mengawasi anaknya
2. Sediakan saat bermain. Lantai
lingkungan aman kamar mandi sudah
untuk anak. tidak licin dan bersih
Menghindarkan A : masalah teratasi
lingkungan yang P : lanjutkan
berbahaya intervensi

3. 29 – 12 – 2020 / 3 1. Melakukan edukasi S : ibu mengatakan


15.00 – 17.00 terhadap orang tua sudah mau cuci tangan
dan anak tanpa disuruh
2. Mampu melakuan O : anak melakukan
dan menerapkan cuci tangan saat
langkah – langkah selesai bermain
cuci tangan dengan A : masalah teratasi
benar dan baik ke P : lanjutkan
ibu dan anaknya intervensi

VIII. Catatan Perkembangan


Tanggal Dx Perkembangan pelaksana
26 – 29 1 S : ibu mengatakan anaknya sudah Lusi Febrina
desember menguasai dan menerapkan semua
2020 yang diajarkan.
O : anak tampak memahami semua
yang dipelajari dan tidak menolak.
A : masalah teratasi
P : intervensi teratasi
26 – 29 2 S : ibu mengatakan bahwa dia akan Lusi Febrina
desember menemani dan mengawasi anaknya
2020 dan mengantarnya ke kamar mandi
untuk menghindari jatuh berulang
O : ibu tampak menemani dan
mengawasi anaknya.
A : masalah teratasi
P : intervensi teratasi
26 – 29 3 S : ibu mengatakan bahwa anaknya Lusi Febrina
Desember sudah mulai mencuci tangan tanpa
2020 disuruh
O : ibu sudah paham tentang manfaat
cuci tangan dan anak sudah
dijelaskan tentang cuci tangan dan
mulai belajar untuk sselalu mencuci
tangan.
A : masalah teratasi
P : intervensi teratasi

Anda mungkin juga menyukai