Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENGKAJIAN PERKEMBANGAN UMUR 36 BULAN DENGAN KPSP

(KUISIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN)

A. KONSEP DASAR PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN


1. Definisi
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor
genetic-herediter-konstitusi dengan faktor lingkungan, baik lingkungan prenatal
maupun lingkungan postnatal. Faktor lingkungan ini yang memegang peranan penting
dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki (Hidayat,2005).
Menurut Supriasa dalam Sarjanaku (Home 30 September 2003), pertumbuhan
adalah bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya.
Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.
Definisi pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan
fungsi tingkat sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram,
pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Menurut Sudarwan (2010: 8), pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan
dalam ukuran. Perkembangan didefinisikan sebagai kemajuan menuju kedewasaan.
Jika istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” itu digunakan bersama menjadi
“pertumbuhan dan perkembangan”, ia memiliki makna kompleks, yaitu berkaitan
dengan masalah fisik, mental, dan emosional diasosiasikan dengan pertumbuhan
peserta didik. Jadi, istilah “pertumbuhan dan perkembangan” digunakan bersama untuk
menggambarkan proses-proses fisik, mental, dan emosional yang kompleks yang
terkait dengan bertumbuh kembangnya peserta didik. Perkembangan menunjukkan
suatu proses menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan
manusia terjadi perubahan perubahan yang berisifat tetap dan tidak dapat diulang.
2. Perbedaan dan Hubungan antara Pertumbuhan dan Perkembangan
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ( kematangan ) dilihat dari sifatnya,
pertumbuhan memiliki sifat kuantitatif (digambarkan atau dinyatakan dengan bilangan)
sedangkan perkembangan memiliki sifat kualitatif (tidak dapat digambarkan dengan
angka). Dilihat dari keadaan fisik, pertumbuhan memiliki keadaan fisik yang semakin
besar, tinggi, berat dan lain-lain sedangkan perkembangan dilihat dari kemampuan
makhluk hidup untuk melakukan hal yang lebih baik dan lebih sempurna. Dalam
prosesnya, pertumbuhan memiliki batasan usia dimana makhluk hiduo tidak bisa lagi
tumbuh atau pertumbuhan akan berhenti. Sedangkan pada perkembangan , makhluk
hidup terus melakukan proses perkembangan seumur hidupnya.
Hubungan antara pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan suatu proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan
perubahan yang berasal dari dalam diri anak. Pertumbuhan dan perkembangan dapat
dipercepat dengan rangsangan-rangsangan dari lingkungan dalam batasan-batasan
tertentu. Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses belajar
akan berhasil jika ada perkembangan (kematangan). Semisal, kemampuan belajar
menulis hanya dapat dicapai jika proses latihan diberikan pada anak pada saat otot-
ototnya telah tumbuh dengan sempurna dan telah mampu memahami bentuk-bentuk
huruf yang diperkenalkannya. Dengan demilian, anak akan berhasil dalam belajar
memegang pensil dan membaca huruf-huruf.
3. Ciri-ciri Tumbuh Kembang
Menurut Hidayat (2008) dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat
berbagai ciri khas yang membedakan komponen satu dengan yang lain.
a) Proses pertumbuhan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnyaukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar lengan,lingkar dada, dan lain-lain.
2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada
proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga
dewasa.
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada
selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu,
atau hilangnya refleks tertentu.
4. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
b) Proses Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ-
organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat,
dan berkreasi).
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak berubah
sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi
dari fantasi ke realitas).
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama; tanda-tanda fisik (lenyapnya kelenjar
thymus (kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis
(lenyapnya gerak-gerik kanak-kanak dan perilaku impulsif).
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan
karakter seks pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa ingin
tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).
5. Memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang
sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
6. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda.
4. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar :
a) Kebutuhan fisik-bio-medis (ASUH) meliputi :
1) Pangan / gizi
2) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
bayi / anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll
3) Pemukiman yang layak
4) Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
5) Sandang/pakaian
6) Kesegaran jasmani/rekreasi
b) Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara
ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kekurangan
kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif
pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi. Kasih sayang
dari orang tuanya (ayah, ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan
kepercayaan dasar (basic trust).
c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan
perkembangan mental psikososial : kecerdasan, keterampilan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Menurut Soetjiningsih (2012) faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara umum digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam pencapaian hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetic antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya ptensi bawaan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan
ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang memperngaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan ini secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih
dalam kandungan (faktor prenatal) meliputi: gizi ibu pada waktu hamil, mekanis,
toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan anoksia embrio
(Soetjiningsih, 2012).
Kemudian faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
setelah lahir (faktor postnatal). Faktor postnatal secara umum digolongkan menjadi
empat, yaitu : lingkungan biologis meliputi ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur,
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolism, dan hormone. Hal ini ditandai dengan anak yang terlahir dari suatu ras
tertentu, misalnya bangsa Eropa memiliki kecenderungan lebih besar atau tinggi
daripada bangsa Asia cenderung lebih pendek dan kecil (Hidayat, 2005).
Faktor fisik antara lain cuaca, musim keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah, dan radiasi. Faktor yang ketiga adalah faktor psikososial
meliputi: stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok
sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih saying dan kualitas interaksi anak dengan
orang tua. Keempat adalah faktor keluarga dan adat istiadat antara lain pekerjaan/
pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam
keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, dan urbanisasi
(Soetjiningsih, 2012).
Contoh faktor lingkungan yang banyak memperngaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah pola asuh, gizi, stimulasi, psikologis, sosial ekonomi
dan pendidikan orang tua. Orang tua memegang peran utama dalam mengasuh
anak-anaknya. Terutama kedekatan anak terhadap ibu, karena ibunya yang
mendukung, melahirkan dan menyusui secara psikologis mempunyai ikatan yang
lebih dalam. Kurangnya hubungan yang melibatkan antara orang tua dan anak
sebagian besar disebabkan karena ketidakbijaksanaan orang tua dalam menerapkan
pola asuh kepada anaknya. Sikap pengasuhan anak itu tercermin dari dalam pola
pengasuhan kepada anak yang berbeda-beda karena orang tua dan keluarga
mempunyai pola pengasuhan tertentu (Maria & Adriani, 2009).
Pendidikan orang tua juga merupakan salh satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang
baik dan bagaimana menjaga kesehatan anaknya (Soetjingsih, 2012).
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah faktor kebutuhan dasar. Tumbuh dan kembang seorang
anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interkasi antara faktor genetis, herediter,
dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan
pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan
atas dasar tertentu.
6. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak umur 1-3 Tahun
a. Tahap Pertumbuhan
Menurut Nugroho (2009) peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap
yang menunjukkan karakteristik percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada
umur 1-3 tahun adalah sebagai berikut :
 Tinggi Badan
Rata-rata tinggi badan balita bertambah tinggi sekitar 7,5 cm pertahun. Rata-
rata tinggi usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. tinggi badan pada usia 2 tahun adalah
setengah dari tinggi dewasa yang diharapkan.
 Berat Badan
Rata- rata pertambahan berat badan pada balita adalah 1,8 atau 2,7 kg pertahun.
Rata-rata berat badan balita umur 2 tahun adalah 12,3 kg. pada usia 2,5 tahun
berat badan balita mencapai 4 kali berat badan lahir.
 Lingkar Kepala
Pada usia 1-2 tahun ukuran lingkar kepala sama dengan lingkar dada. Total
laju peningkatan lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm kemudian
berkurang menjadi 1,25 cm pertahun sampai umur 5 tahun.

b. Tahap Perkembangan
Tahap perkembangan anak menurut Indiarti (2009) adalah sebagai berikut :
1. Umur 13-14 bulan
Pemahaman akan kata-kata umunya dimulai saat bayi berusia delapan bulan.
Bayi menghasilkan kata-kata pertamanya pada umur 10-20 bulan. Namun,
bayi hanya akan berbicara pada konteks tertentu yang mudah dipahami, mudah
diucapkan dan sudah diketahui oleh bayi. Kata-kata yang diucapkan merujuk
pada kejadian secara keseluruhan, misalnya mengucapkan “bapak” saat ia
melihat bapaknya. Secara aktif, bayi sudah memperluas arti sebuah kata untuk
menerima perhatian ibunya dan bayi merasa yakin bahwa ibunya paham apa
yang dimaksudkan.
2. Umur 15-17 bulan
Dalam usia ini bayi akan senang melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menyimak adegan di TV
b. Melaksanakan intruksi sederhana, seperti segera memberikan minan yang
dipegang jika ibu memintanya.
c. Mengucapkan kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata misalnya “dah
bis” (sudah habis).
d. Menyebutkan tiga anggota tubuhnya seperti mata, rambut, dan telinga.
3. Umur 18-20 bulan
Perkembangan aktivitas dan motoric anak 18-20 bulan antara lain yaitu:
a. Berjalan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah tanpa bantuan
b. Menyusun 2-3 kotak
c. Mampu mengatakan 5-10 kata
d. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa saing
4. Umur 20-24 bulan
Sementara pada umur 20-24 bulan perkembangan aktivitas dan motoric yang
terjadi pada anak adalah sebagai berikut:
a. Mampu menyusun dua kata
b. Menaruh minat pada apa yang dikerjakan orang dewasa
c. Naik dan turun tangga
d. Menunjuk mata dan hidungnya
e. Belajar makan sendiri
f. Menggaris di kertas atau pasir
g. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
5. Umur 24-36 bulan
Saat memasuki umur tiga tahun anak terus mengalami perkembangan aktivitas
dan motorik antara lain sebagai berikut :
a. Belajar meloncat, memanjat, serta melompat dengan satu kaki.
b. Mempergunakan kata-kata “saya”, “bertanya” serta mengerti kata-kata
yang ditunjukan kepadanya.
c. Mampu menggambarkan lingkaran
d. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain
diluar keluarganya.
e. Mampu membuat jembatan dengan tiga kotak
f. Mampu menyusun kalimat
7. Beberapa Keterampilan Yang Perlu Diperhatikan Pada Perkembangan Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua sebaiknya memperhatikan
perkembangna anak sejak dini. Kesiapan orang tua akan sangat mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya. Dunia anak adalah bermain, dimana dalam kehidupan
anak-anak sebagian besar waktunya dihabiskan dengan bermain. Oleh karena itu,
seorang ibu diharapkan dapat menstimulasi anak dengan beberapa keterampilan
sebagai berikut :
a. Meningkatkan keterampilan motoric kasar anak. Dengan permainan dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam menggunakan otot-otot besar pada tangan,
kaki dan tubuh.
b. Meningkatkan keterampilan motoric halus anak. Dengan beberapa permainan anak
dapat melatih keterampilan dan koordinasi ototnya.
c. Merangsang kepekaan sensorik. Beberapa permainan dapat merangsang kepekaan
panca indra anak.
d. Menonjolkan keterampilan sosial. Melalui permainan dapat mengasah kemampuan
si kecil dalam berinteraksi dengan orang lain.
e. Mendorong keterampilan berbahasa. Permainan akan membantu mengembangkan
kemampuan anak untuk berbagai informasi, mengekspresikan emosi, serta
memperoleh pengertian dari orang dan lingkungan di sekitarnya.
B. KONSEP DASAR KPSP (KUISIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN)
a. Pengertian
Formulir KPSP adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Setiap golongan umur terdapat 10
pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh.
b. Tujuan
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah
untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
c. Prosedur KPSP
1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa
2) Tentukan umur anak dengan menentukannya dalam bulan. Bila umur anak lebih 16
hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan
menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu :
 Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh : “Dapatkah bayi
makan kue sendiri?”
 Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP. Contoh : “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah
bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”.
5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena
itu pastikan ibu/ pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap pertanyaan
hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/ pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
d. Interpretasi Hasil KPSP
1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
 Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadang melakukannya.
 Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
2) Jumlah jawaban ‘Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
3) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
4) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
5) Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar,gerak halus, bicara dan Bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
d. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita
(BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat
diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU),
Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
e. Lakukan pemeriksan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 bulan.

Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :

a. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
d. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e. Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).

Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan


berikut :

Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan


perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara& Bahasa, sosialisasi, dan
kemandirian).

e. Juknis Untuk Deteksi Dini Penyimpangan Tumbang Anak


1) Perkembangan Anak
a. Tanya perkembangan anak dengan KPSP (Kuisioner Pra Skrining
Perkembangan) dengan 10 pertanyaan yang akan dijawab ibu atau pengasuh.
b. Mulai umur 3 bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2 tahun, dan minimal
tiap 6 bulan umur 2-6 tahun.
c. Interpretasi :
 Jumlah jawaban ‘Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
 Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
 Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
 Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar,gerak halus, bicara dan Bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
2) Tanya pendengaran anak dengan TTD (Tes Daya Dengar) mulai umur 3 bulan.
a. Dilaksanakan minimal tiap 3 bln sampai umur 1 tahun dan minimal tiap 6 bulan
sampai umur 6 tahun.
b. Dengan mengajukan 3-4 pertanyaan.
c. Interpretasi bila ada jawaban ‘Tidak’ satu atau lebih, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
3) Tes penglihatan anak dengan TDL (Tes Daya Lihat)
a. Dilaksanakan mulai umur 3 tahun, tiap 6 bulan untuk anak prasekolah (36-72
bulan).
b. Dengan menggunakan kartu/poster E pada pemeriksa dan potongan poster E
pada anak.
c. Anak prasekolah umunya dapat melihat sampai baris ketiga, jika keduamata
anak tidak dapat melihat pada baris ketiga berarti ada kelainan pada mata
(GDL).
4) Tanya gangguan perilaku dengan KMME (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
a. Dilakukan bila ada kecurigaan orangtua/petugas (tidak rutin) anak umur 3-6
tahun.
b. 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental-emosional, tiap 6 bulan
tanyakan pada orang tua/ pengasuh.
c. Interpretasi jawaban Ya > 1 : kemungkinan anak mengalami masalah mental
emosional.
d. Rujuk ke rumah sakit jika tidak dapat ditanggulangi.
5) CHAT (Checklist for Autisme in Toddler) dan Conners untuk Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas.
a. Dilakukan untuk anak 18 bulan-3 tahun
b. 14 pertanyaan yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu : pernyataan A sebanyak 9
pertanyaan dan kelompok B sebanyak 5 pertanyaan.
c. Interpretasi :
 Risiko tinggi menderita Autis : jika jawaban tidak pada pernyataan A5,
A7,B2-4, lakukan rujuk yang melakukan penanggulangan.
 Risiko rendah menderita Autis : jika jawaban tidak pada pernyataan A7 dan
B4.
 Kemungkinan gangguan perkembangan lain : jika jawaban tidak pada
pernyataan nomor 3 atau lebih A1-4, A6, A8-9, B1, dan B5.
6) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH)
a. Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas/guru/kader (tidak rutin)
umur ≥ 3 tahun.
b. 10 pernyataan untuk GPPH
c. Terjadi di mana saja, kapan saja
d. Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2 (sering); 3 (selalu)
e. Interpretasi : nilai > 13 kemungkinan GPPH
f. Intervensi :
 Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada
 < 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi

Catatan :

Deteksi Penyimpangan Perilaku Anak dilakukan apabila ada laporan dari guru,
kader, dan orang tua anak.
C. PROSES PENGKAJIAN
Pengambilan video berlangsung pada Selasa, 13 November 2018, pada pukul 15.00 WITA.
Proses pengambilan video berlangsung kurang lebih 1,5 jam karena diperlukan beberapa
persiapan (scenario dan alur cerita) dan terdapat pengulangan scene akibat dari beberapa
kendala. Pada saat pengambilan video kendalanya adalah anak masih malu-malu sehingga
sulit untuk diajak bekerja sama. Namun, saya berusaha untuk membujuk dan merayu anak
dengan cara memperkenalkan diri dan memberikan permainan yang adiknya suka. Setelah
mendapat perhatian dan kerja sama dari anak, barulah proses pembuatan video dimulai dari
scene KPSP yang termudah, misalnya menaiki sepeda. Anak tampak menikmati bermain
sepeda, namun ditengah anak merasa malu kembali sehingga ia lari mencari ibunya.
Seluruh scene dalam KPSP dapat dilakukan anak dengan baik, sang ibu turut mendampingi
anaknya saat dilakukan KPSP. Pengkajian selesai pukul 18.20 WITA. Pada saat terminasi
perawat sudah memberikan penjelasan kembali mengenai format KPSP lanjutan untuk
anak yaitu KPSP umur 36 bulan kepada ibu, agar ibu dapat mengetahui dan memiliki
gambaran dalam memberikan stimulasi yang sesuai untuk anak agar perkembangan anak
normal tanpa penyimpangan.
D. LAPORAN HASIL PENGKAJIAN PERKEMBANGAN DENGAN KPSP
1. Biodata Klien
a. Identitas Klien
1) Nama : Komang Mahira Susmita
2) Tanggal lahir : 27 Oktober 2015
3) Umur : 37 bulan
4) Jenis kelamin : Perempuan
5) Alamat : Perum Kampial Residence 2 blok C No.4
b. Identitas Orang Tua
1) Nama : Ny. Ayu
2) Umur : 34 tahun
3) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
4) Hubungan dengan Klien : Ibu Klien
2. Riwayat Singkat Klien
Klien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dan saat ini berusia 37 bulan. Klien
dalam keadaan sehat dan tampak ceria saat diajak bermain oleh keluarganya dan orang
lain. Berdasarkan keterangan ibu klien sehari-hari senang bermain bersama kakaknya
yang berumur 6 tahun atau terkadang bermain sendiri bila sang kakak sedang sekolah.
Klien sangat suka bernyanyi, ia dapat menyanyikan beberapa lagu anak-anak yang
ditirunya lewat video youtube di handphone sang ibu. Saat dikaji, BB klien : 14 kg, TB
: 86 cm. Berdasarkan hasil tersebut klien termasuk ke dalam gizi normal. Berdasarkan
keterangan ibu klien, An. M sudah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai umurnya.
Keluarga juga berusaha memberikan nutrisi yang baik bagi anaknya agar tetap sehat.
Saat ditanya terkait tumbuh kembang anak, keluarga tampak cukup paham namun tetap
harus mendapatkan penjelasan yang utuh dari pengkaji. Keluarga mengatakan selama
ini sudah berusaha memberikan stimulasi yang baik untuk anaknya dengan cara belajar
bersama keluarga dan melalui internet didampingi sang ibu. Terkait pemeriksaan
perkembangan anaknya, keluarga mengatakan rutin memberikan stimulasi kepada
anaknya berdasarkan perintah tenaga kesehatan pada saat imunisasi. Dari hasil
pemeriksaan KPSP untuk kategori anak usia 37 bulan didaptkan hasil 9 jawaban Ya
dari 10 pertanyaan, dan 1 jawaban Tidak. Sehingga perkembangan anak dapat
dikatakan sesuai harapan (S).
3. Hasil Penilaian KPSP (Formulir terlampir)
Nama anak : An. M
Tanggal lahir : 27 Oktober 2015
Umur : 37 bulan
Nama Ibu : Ny. A
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Alamat : Perum Kampial Residence 2 blok C No.4
Kuesioner Praskrining untuk Anak 36 bulan

No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret Gerak halus
kertas tanpa bantuan/petunjuk?
2 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan
kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5
cm.
3 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat Bicara &
berbicara seperti “minta minum”; “mau tidur”? bahasa
“Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut dinilai.
4 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar- Bicara &
gambar ini tanpa bantuan? bahasa

5 Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut Gerak kasar


atau dada anda dari jarak 1,5 meter?
6 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara &
memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada bahasa
saat memberikan perintah berikut ini:
“Letakkan kertas ini di lantai”.
“Letakkan kertas ini di kursi”.
“Berikan kertas ini kepada ibu”.
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah
tadi?
7 Buat garis lurus ke bawah sepanjang Gerak halus
sekurangkurangnya 2.5 cm. Suruh anak
menggambar garis lain di
samping garis tsb.

8 Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. Gerak kasar


Apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas
dengan mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa didahului lari?
9 Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi &
kemandirian
10 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh Gerak kasar
sedikitnya 3 meter?

Anda mungkin juga menyukai